Dokumen tersebut membahas sejarah satelit di Indonesia dimulai dari peluncuran PALAPA-A1 pada 1976 hingga satelit-satelit yang ada saat ini, keunggulan dan kelemahan komunikasi satelit, regulasi internasional tentang penggunaan orbit dan frekuensi satelit, serta filing satelit Indonesia di ITU."
2. • Satelit adalah suatu benda yang beredar di ruang angkasa dan
mengelilingi bumi, berfungsi sebagai stasiun radio yang menerima dan
memancarkan atau memancarkan kembali dan/atau menerima,
memproses dan memancarkan kembali sinyal komunikasi radio.
(Permen Kominfo No.21 th 2014)
Pendahuluan
3. MILESTONES OF INDONESIAN SATELLITE INDUSTRY
• 1976: First PALAPA series (PALAPA-A1) satellite launched.
Indonesia became the third country and the first developing
country who own its own domestic satellite
• 1977: launching of PALAPA-A2
• 1983 – 1992: PALAPA-B series satellite launched
• 1996: PALAPA-C series launched
• 1997: Cakrawarta-1 (BSS) satellite launched
• 1999: Telkom-1 satellite launched
• 2005: Telkom-2 satellite launched
• 2007: First N-GSO experimental satellite launched (LAPAN-
TUBSAT)
• 2009: PALAPA-D launched
• 2009: Indovision satellite launched with Protostar (SES)
Pendahuluan
4. Keunggulan Komunikasi Satelit
Cakupan yang luas : satu negara, satu
region atau satu benua
Independen dari infrastruktur terestrial
Instalasi jaringan segmen bumi cepat
Biaya per site relatif rendah
Layanan total hanya dari satu provider
Layanan yang independen terhadap
lokasi
Tidak rentan terhadap gangguan di
bumi : bencana, vandalisme
Kelemahan Komunikasi Satelit
• Delay propagasi besar
• Rentan terhadap pengaruh atmosfir
• Up front cost tinggi
• Distance insentive : biaya
komunikasi untuk jarak pendek
maupun jarak jauh sama
• Hanya ekonomis jika digunakan oleh
user yang banyak dan kapasitas
digunakan secara intensif
Pendahuluan
7. UNCOPUOS
(United Nation
Committee on the
Peaceful Uses of Outer
Space)
United Nation Outer Space Treaty (1967) :
• Angkasa luar adalah merupakan kekayaan bersama umat
manusia,
• bukan merupakan teritori suatu negara,
• bebas dieksploitasi dan digunakan oleh semua negara
sesuai dengan aturan internasional
ITU
(International
Telecommunication Union)
Konstitusi ITU - Artikel 44:
• Frekuensi radio dan slot orbit merupakan sumber daya
alam terbatas
• Penggunaannya secara rasional, efisien dan ekonomis
• Setiap negara memiliki akses setara (equitable access)
Radio Regulations
• Penggunaan slot orit satelit harus mendapat pengakuan
internasional (notifikasi)
• Hak penggunaan dapat berakhir
Regulasi Satelit Internasional
Telah diratifikasi dengan UU No.16/2002
Penggunaan slot orbit dan
Frekuensi radio satelit
Penggunaan ruang angkasa
untuk berbagai kepentingan
damai
8. Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU (3) :
Koordinasi Satelit
– Diatur oleh ITU
– Sebelum slot orbit digunakan (satelit dioperasikan), setiap negara wajib mendaftarkan
rencana pengguna slot orbit (filing satelit) ke ITU dan melakukan proses koordinasi
dengan negara lain untuk menghilangkan potensi gangguan (interferensi).
– Satelit hanya dapat dioperasikan sesuai dengan parameter teknis (slot orbit, frekuensi
kerja, coverage, power, dll) yang telah didaftarkan dan dikoordinasikan di ITU.
– Tahapan Pendaftaran filing satelit:
Pendaftaran informasi publikasi awal (Advance Publication Informatin/ API)
Pelaksanan koordinasi satelit
Pencatatan filing satelit dalam database ITU
– Semua tahapan harus dapat diselesaikan dalam waktu 7 tahun. Jika tidak selesai, filing
tidak berlaku dan tidak dapat digunakan.
– Prinsip mendapatkan slot orbit:
First come first serve
Penjatahan (allotment) setiap negara mendapat jatah 1 slot orbit
– Hak penggunaan slot orbit satelit yang telah diperoleh oleh suatu negara dapat dihapus
jika tidak memenuhi ketentuan internasional seperti tidak mengisi satelit dalam
periode tertentu.
– Setiap pendaftaran filing satelit dikenakan biaya oleh ITU.
Regulasi Satelit Internasional :
Orbit dan Frekuensi Radio Satelit
9. Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU (3) :
Koordinasi Satelit
– Tujuan : untuk mendiskusikan kemungkinan penyelesaian interferensi antar
satelit dengan operator satelit terdampak.
– Bersifat negosiasi bilateral.
– Tahapan yang paling menentukan dan paling berat dari proses pendaftaran
filing satelit.
– Filing satelit yang didaftarkan terlebih dahulu memiliki prioritas dibandingkan
filing satelit belakangan.
– Jika interferensi tidak dapat diselesaikan maka filing satelit baru tidak dapat
digunakan --> satelit tidak mungkin diluncurkan/dioperasikan.
– Dilaksanakan melalui proses korenspondensi ataupun pertemuan (home and
away)
Koordinasi Satelit
10. 107.7E
INDOSTAR-
107.7XS
108E
PALAPA-B1
PALAPA-B1-
EC
PALAPA-C2
TELKOM-108E
113E
PALAPA-B2
PALAPA-C1
PALAPA-C1-B
PALAPA-C1-K
115.4 E
INS00000
FSS Planned band
118E
PALAPA-B3
PALAPA-B3
TT&C
PALAPA-B3-EC
PALAPA-C3
PALAPA-C3-K
TELKOM-3EK
GARUDA-1
INDOSTAR-
118XS
123E
GARUDA-2
146E
PALAPA PAC-C
146E
PALAPA PAC-KU
146E
PSN-146E
144E
PALAPA-PAC-3R
PALAPA PACIFIC
144E
150.5E
PALAPA-C4
PALAPA-C4-A
PALAPA-C4-B
PALAPA-C4-K
108.2E
INDOSTAR-
108.2XS
INDOSTAR-110E
INDOSTAR-
110E-K
NGSO
LAPANTUBSAT
LAPANSAT
LAPAN-A3-SAT
106E
CSM-106
111E
CSM-111
120.5E
CSM-120
104 E
INSB_100
INS3501
INS3502
BSS Planned band
80.2 E
INSA_100
INS02800
BSS Planned band
137.9E
CSM-137
Pengguna : Telkom
10
Indosat
4
PSN
6
MCI
5
LAPAN
3
CSM
4
BRI
4
idle
7
TOTAL
43 Data Des14
Filing Satelit Indonesia
11. Filing Satelit di atas Indonesia (100 – 120 BT)
Frekuensi : 3400 – 4200 MHz, Status : Coordination
Jumlah filing : 89 oleh 15 Administrasi
Sumber : website ITU Jan 2015
SLOT
ORBIT ADM FILING SATELIT
100.3 CHN ASIASAT-100.3U
100.5 CHN ASIASAT-E
100.5 CHN ASIASAT-EKX
100.5 CHN ASIASAT-EKW
100.5 CHN ASIASAT-EKZ
100.5 CHN ASIASAT-100.5T
100.7 CHN ASIASAT-100.7U
101.4 CHN CHNSAT-M-101.4E
101.4 CHN CHNBSAT-K-101.4E
102 BGD BDSAT
103 RUS EXPRESS-9
103 RUS EXPRESS-9B
103 CHN DFH-4-OB
103 CHN CHINASAT-65
103 CHN CHNSAT-103E
103 CHN STW-2
103 CHN DFH-3-OB
103 RUS STATSIONAR-21
104 RUS RSS-VSD-104E
105 CHN FY-2A
105.3 CHN ASIASAT-105.3T
105.5 CHN ASIASAT-1
105.5 CHN ASIASAT-CK
105.5 CHN ASIASAT-CKX
105.5 CHN ASIASAT-CKW
105.5 CHN ASIASAT-CKZ
105.5 CHN ASIASAT-105.5T
106 INS CSM-106
107 VTN VINASAT-1C1
107 NOR SE-KA-107E
SLOT
ORBIT ADM FILING SATELIT
107.5 CYP KYPROS-HERA
107.5 CHN DFH-5-01B
107.5 IND INSAT-KA107.5E
107.7 HOL NSS-G2-19
107.7 INS INDOSTAR-107.7XS
108 INS PALAPA-B1-EC
108 INS PALAPA-B1
108 INS PALAPA-C2
108 INS TELKOM-108E
108.2 LUX LUX-G7-20
108.2 HOL NSS-G3-21
108.2 G GIBSAT-108.2E
108.2 HOL NSS-G4-27
108.4 LUX LUX-G9-21
109 G
INMARSAT-3 POR
WEST
110 J N-SAT2-110E
110 J N-SAT-Y12-110E
110.5 CHN DFH-3A-OB
110.5 CHN CHINASAT-33
110.5 CHN CHINASAT-DL4
110.5 CHN COMPASS-110.5E
110.5 CHN CHINASAT-6
110.5 CHN SINOSAT-5
110.5 CHN CHINASAT-D-110.5E
110.5 CHN CHINASAT-2
111 INS CSM-111
112 RUS ENSAT-KA-112E
112.5 VTN VNSAT-112.5E
113 INS PALAPA-C1
113 INS PALAPA-B2
SLOT
ORBIT ADM FILING SATELIT
113 KOR HANSAT-113E
113 INS PALAPA-C1-B
113.2 LUX LUX-G9-22
113.5 LUX LUX-G6-21
115.5 CHN DFH-4-OD
115.5 CHN DFH-3-OD
115.5 CHN CHINASAT-DL5
115.5 CHN CHINASAT-115.5E
115.5 CHN DFH-5-OD
115.5 CHN CHINASAT-MSB4
115.5 CHN CHINASAT-ROUTE7
116 KOR HANSAT-116E
116 CHN ASIASAT-B
116.1 PNG PACIFISAT-9
117.5 VTN VNSAT-1A3
118 INS GARUDA-1
118 INS PALAPA-C3
118 INS PALAPA-B3 TT&C
118 INS PALAPA-B3
118 INS PALAPA-B3-EC
118 INS TELKOM-3EK
118 CHN ASIASAT-AAB
118 INS INDOSTAR-118XS
119.5 THA THAICOM-P3
120 THA THAICOM-A3
120 CHN ASIASAT-120V
120 J N-SAT2-120E
120 THA THAICOM-A3B
120 THA THAICOM-N3
12. Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU (3) :
Koordinasi Satelit
UU 36/99 Telekomunikasi
– Penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit wajib mendapatkan izin
Pemerintah. (psl 33)
UU 13/2013 Keantariksaan
– Kegiatan Keantariksaan : sains antariksa, pengindraan jauh, penguasaan teknologi,
peluncuran, kegiatan komersil keantariksaan
PP 53/2000 Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit
– Penyelenggara telekomunikasi yang akan menggunakan satelit wajib mengajukan
permohonan pendaftaran penggunaan satelit secara tertulis kepada Menteri. (pasal 32)
– Pendaftaran rencana penggunaan satelit ke ITU dilakukan oleh Menteri Kominfo sebagai
Administrasi Telekomunikasi Indonesia. (pasal 33)
– Hak penggunaan lokasi satelit Indonesia pada orbit ada pada Menteri Kominfo.
(penjelasan PP)
Permen 21/2014 Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio untuk Dinas Satelit dan Orbit Satelit
– Pendaftaran satelit mengikuti prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan Radio
(Radio Regulation).
– Menteri menerbitkan hak penggunaan filing satelit kepada penyelenggara
telekomunikasi untuk mengelola filing satelit Indonesia.
Regulasi Satelit Nasional
13. Backbone penyiaran
Perbankan, Perkebunan, Pertambangan, Transportasi,
Perindustrian
Program Universal Service Obligation :
– Total jumlah desa: 7607
– Program :
PLIK (Pusat Layanan Internet Kecamatan) : 5700
M-PLIK (Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan) : 1907
– Untuk broadband butuh lebih banyak transponder
Kebutuhan Satelit Indonesia
Kebutuhan transponder nasional > 200 txpd
14. WAYS TO FULFILL DEMAND
• Launch new satellites by Indonesian operators
– financial constraints to launch new satellites.
– very difficult to find orbital slot location with appropriate
spectrum and coverage areas (particularly C, Ku-band).
• Leasing satellite capacity from foreign satellites
– landing rights procedure required
– completed coordination with Indonesian satellite and terrestrial
networks shall be required.
• Collaboratively procurement new satellites with other
satellite operators in the region or in the world
• Shall have approval from Government (DG Postel and Minister of
Communications and IT).
• Need to establish the roles and responsibility on each party
including the roles and responsibilities.
• Should comply with ICT and spectrum policy and planning.
15. 108.2E 113E 146E118E 123E
150.5E
PSN VR
PT. PSN
Txpd : 24 C band
108E
NGSO
LAPAN-TUBSAT
Earth Exploration
Satellite
Satelit Indonesia & Ketersediaan Transponder
Jenis FSS BSS MSS EESS Navigation Metrology Amateur
Jumlah 4 satelit 1 1 1 0 0 0
Txpd 119 Txpd (C)
5 txpd (Ku)
10 txpd 200 cell - - -
Pita C, Ku band S band L band -
PALAPA-D
PT. INDOSAT
Txpd : 24 Std-C
11 Ext-C, 5 Ku
TELKOM-1
PT. Telkom
Txpd : : 24 Std-C
12 Ext-C
INDOSTAR-2
•PT. MCI
Txpd : 10 S band
TELKOM-2
PT. TELKOM
Txpd : 24 C band
GARUDA-1
PT. PSN
Mobile Satellite
PSN Vi (plan)
PT. PSN
Txpd : 38 C & 14 Ku
BRISAT (plan)
PT. BRI
Txpd : 36 C & 9 Ku
Data Nov 14
16. Satelit Asing dapat digunakan di Indonesia berdasarkan persyaratan hak labuh;
Satelit Asing hanya dapat menyediakan transponder melalui penyelenggara
telekomunikasi Indonesia, tidak boleh langsung kepada pengguna.
Persyaratan hak labuh :
Tidak menimbulkan gangguan terhadap seluruh jaringan satelit Indonesia;
Telah menyelesaikan koordinasi satelit dengan seluruh jaringan satelit
Indonesia;
Negara dimana satelit asing tersebut terdaftar harus memberikan
kesempatan yang sama terhadap jaringan satelit Indonesia untuk beroperasi
dan berkompetisi.
Satelit asing yang dapat beroperasi : 32
Regulasi Penggunaan Satelit Asing
18. Satelit Asing dapat digunakan di
Indonesia
Satelit Asing hanya dapat menjual
layanan satelit melalui penyelenggara
telekomunikasi Indonesia kecuali :
– Penyelenggara telekomunikasi
khusus untuk keperluan badan
hukum
– Penyelenggara jasa akses internet
(internet service provider)
– Penyelenggara jasa jual kembali
warung internet
– Penyelenggara Telsus
Penyelenggara penyiaran berlangganan
dapat menggunakan satelit asing tanpa
melalui penyelenggara telekomunikasi
hanya untuk keperluan :
– TVRO dan
– akses berlangganan ke pelanggan (DTH)
Regulasi Penggunaan Satelit Asing
19. No. Satellite Name Orbit C Ku Others Administrations Notes
1 APSTAR 7 76.5 BT 28 28 China Ku not incl Indonesia
2 ASIASAT 5 100.5 BT 26 14 China Ku not incl Indonesia
3 ASIASAT 4 122 BT 28 16 China Ku not incl Indonesia
4 APSTAR-VI 134 BT 38 12 Tonga Ku not incl Indonesia
5 APSTAR-V 138 BT 38 16 Tonga Ku not incl Indonesia
6 CHINASAT-10 110.5 BT 30 16 China Ku not incl Indonesia
7
GE-23
(EUTELSAT 172A)
172 BT 18 20 Amerika Serikat
Ku only for Boeing Connexion
Service
8
IPSTAR-1
(THAICOM 4)
119.5 BT - 84 Thailand spot beam + Indonesian beam
9 INTELSAT 12 45 BT - 30 Jerman Excl Eastern part of Indonesia
10 INTELSAT 902 62 BT 44 12 Amerika Serikat Ku not incl Indonesia
11 INTELSAT 904 60 BT 44 12 Amerika Serikat Ku not incl Indonesia
12 INTELSAT 906 64 BT 44 12 AmerikaSerikat Ku not incl Indonesia
13 INTELSAT 7 68.5 BT 14 30 AmerikaSerikat
retired, planned for relocation
to 18.2 W
14 INTELSAT 706 157 BT 26 14 Amerika Serikat
Planned to be deorbit Nov
2014
15 INTELSAT 8 169 BT 24 24 AmerikaSerikat Ku not incl Indonesia
Satellite GSO FSS
Satelit Asing yang dapat beroperasi di Indonesia
20. Satellite GSO FSS
Satelit Asing yang dapat beroperasi di Indonesia
No. Satellite Name Orbit C Ku Others Administrations Notes
16 INTELSAT 17 66 BT 24 25 AmerikaSerikat Ku not incl Indonesia
17 INTELSAT 19 166 BT 24 34 AmerikaSerikat
Ku only for Eastern Part of
Indonesia
18 INTELSAT 20 68.5 BT 28 50 1 Ka AmerikaSerikat Ku and Ka not incl Indonesia
19 INTELSAT 22 72 BT 24 18 Amerika Serikat
20
JCSAT-4B/JCSAT-
13/LIPPOSTAR 1
124 BT - 44 Jepang Ku has Indonesian beam
21 JCSAT-3A 128 BT 12 30 Jepang
Ku not incl Indonesia, C for
DTH
22 JCSAT-5A 132 BT 20 20 1 S Jepang Ku and S not include Indonesia
23 MEASAT-3 91.5 BT 24 24 Malaysia
Ku has Indonesia beam excl
Eastern part
24 MEASAT-3A 91.5 BT 12 12 Malaysia
Ku has Indonesia beam Ku only
for DTH
25 NSS-12 57 BT 40 48 Belanda Ku not incl Indonesia
26 NSS-6 95 BT - 50 Belanda
Ku not incl Eastern part of
Indonesia
27 ABS-6 159 BT 28 16 PNG
Ku only cover Kalimantan and
Sulawesi
28 ABS-2 / KOREASAT-8 75 BT 32 51 6 Ka Rusia Ku has Indonesian beam
21. Satelit Asing yang dapat beroperasi di Indonesia
No. Nama Satelit Administrasi
31 IRIDIUM Amerika Serikat
32 ORBCOM Amerika Serikat
Satellite NGSO
No. Nama Satelit Orbit Administrasi
29 INMARSAT-4 F1 143.5 BT
Inggris
30 THURAYA-3 98.5 BT
UAE
Satellite GSO Mobile Service
Last update : September 2014
22. Kebutuhan dan Pemanfaatan Satelit
1. Kebutuhan kapasitas satelit masih tinggi di Indonesia, namun Indonesia terbatas
kepemilikan slot orbitnya.
2. Kapasitas satelit Indonesia tidak mencukupi kebutuhan satelit nasional. Kerjasama
dengan penyelenggara satelit asing diperbolehkan dengan persyaratan tertentu
seperti landing right dan resiprokal. Kemudahan mendapatkan landing right
menjadikan persaingan dengan pemain satelit nasional menjadi ketat, sehingga
industri satelit nasional menjadi tergerus globalisasi bisnis satelit. Perlu diupayakan
kebijakan pemerintah untuk mendorong bisnis satelit nasional yang berdaya saing
khususnya di wilayah RI.
3. Pemerintah atau badan regulasi perlu mendorong operator satelit internasional,
untuk kerjasama dengan operator local (nasional) untuk membangun Hub (teleport)
di Indonesia, dengan maksud agar pemerintah (dan atau industri satelit nasional
)mendapat keuntungan pendapatan dan dapat melakukan pengawasan /filtering
jika diperlukan dalam kaitannya untuk keamanan dalam negeri Indonesia.
4. Memperhatikan kesulitan mendapatkan slot orbit, kerjasama dengan
penyelenggara satelit regional ataupun global, perlu tetap dikembangkan. Untuk itu
pemerintah perlu mendukung perolehan slot orbit pemain nasional, dan selektif
dalam memberikan landing right pemain asing.
5. Pemanfaatan satelit untuk pemenuhan sistem penyiaran nasional (Free-to-air ) di
luar wilayah komersial, perlu ditingkatkan dan dioptimalkan.
6. Konsolidasi pemain/operator satelit nasional untuk memperkuat bargaining
posisition dan agar berdaya saing global.
22
23. 23
KEGIATAN Sept Okt Nov Des Jan Feb
Pengumpulan Data
Kajian awal
Analisa
Penyampaian
dokumen
JADWAL KEGIATAN