SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
GLOUKOMA ,[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],A B
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
GLAUKOMA FAKOMORFIK ,[object Object]
Pathofisiologi ,[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
GLAUKOMA NEOVASKULER ,[object Object]
Pathofisiologi ,[object Object],[object Object]
Gejala klinis ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
PENGKAJIAN / DATA DASAR 1. Aktivitas / istirahat Gejala : perubahan aktivitas biasanya / hobi  sehubungan  dengan gangguan penglihatan.  2. Nutrisi Gejala : Mual / muntah ( glaukoma akut ) 3. Neurosensori Gejala : Penglihatan berawan / kabur, tampak  lingkaran  cahaya/pelangi sekitar sinar,  kehilangan penglihatan perifer,  fotopobia (  glaukoma akut ). Perubahan kacamata / pengobatan tidak  memperbaiki  penglihatan. Tanda :  pupil menyempit & merah / mata  keras  dgn  kornea berawan. Peningkatan air mata 4. Nyeri / Kenyamanan Gejala :  Ketidaknyamanan ringan / mata berair ( glaukoma  kronis ). Nyeri tiba-tiba / berat menetap atau tekanan pada &  sekitar  mata, sakit kepala ( glaukoma akut ).
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
1. Mempengaruhi masa depan pasien & pilihan intervensi . 2. Intervensi awal mencegah kebutaan. 3. Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lanjut.  4. Menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan  perubahan lapang pandang. Mandiri 1. Pastikan derajat / tipe  kehilangan penglihatan. 2. Dorong mengekpresikan perasaan tentang kemungkinan kehilangan penglihatan. 3. Tunjukkan pemberian  tetes mata  4. lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan, contoh : kurangi kekacauan, atur perabot. RASIONAL INTERVENSI
1.  Menyebabkan kontriksi pupil, memudahkan keluarnya aqous humor. 2.  Menurunkan pembentukan aquos humor 3.  Menurunkan laju produksi aquos humor. 4.  Membuat kontraksi otot spinkter iris, memdalamkan bilik anterior. 5.  Menurunkan sekresi aquos humor & TIO. 6.  Serangan akut Glaukoma timbul nyeri yang dapat meningkatkan TIO. 7.  Proses penyembuhan diharapkan dari tindakan ini.   Kolaborasi Berikan obat sesuai indikasi : 1. Pilokarpin  2. Timolol maleat. 3. Asetazolamid. 4. Miotik 5. Asetazolamid. 6. Berikan sedasi, analgesik  7. Siapkan bedah sesuai indikasi   RASIONAL INTERVENSI
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
1. Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri, dan dapat mempengaruhi upaya  mengontrol TIO. 2. Menurunkan ansietas sehubungan  dengan ketidaktahuan / harapan  yang akan datang dan memberikan  dasar untuk membuat pilihan  informasi tentang pengobatan 3.  Memberikan kesempatan untuk  pasien menerima situasi nyata &  solusi terbaik. 4.  Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalam menghadapi masalah.  1.  Kaji tingkat ansietas, derajat nyeri / timbul gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini. 2.  Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan penglihatan. 3.  Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekpresikan perasaannya. 4.  Identifikasi sumber / orang yang menolong  RASIONAL INTERVENSI
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object]
1.  Meningkatkan keefektifan pengobatan.  Memberikan kesempatan untuk  menunjukkan kompetensi mak. 2. Penyakit ini dapat dikontrol, bukan  diobati, dan mempertahakan konsistensi  program obat adalah kontrol vital.  Beberapa obat menyebabkan dilatasi  pupil, peningkatan TIO dan potensial  kehilangan penglihatan tambahan. 3. Efek samping obat/merugikan rentang  dari tak nyaman sampai ancaman  kesehatan berat. Kurang lebih 50% pasien  akan mengalami sensifititas/alergi  terhadap obat parasimpatis (contoh  pilokarpin) Masalah ini memerlukan  evalusi medik dan kemungkinan  perubahan program terapi. Mandiri 1.  Tunjukkan tehnik yang benar untuk pemberian tetes mata. Izinkan pasien mengulang tindakan. 2.  Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat yang harus dihindari, ex: tetes midriatik (atropin/propantelin bromin), kelebihan pemakaian steroid topikal. 3.  Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan, contoh penurunan selera makan, mual/muntah, diare, kelemahan, perasaan mabuk, penurunan libido, impoten, jantung tak teratur, pingsan, GJK RASIONAL INTERVENSI
[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup. Hindari aktivitas, seperti mengangkat berat/mendorong, menggunakan baju ketat/sempit. Diskusikan pertimbangan diet, contoh cairan adekuat, makanan berserat. Tekankan pentingnya periksa rutin. RASIONAL INTERVENSI
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Klassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwaKlassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwa
dadadony
 
Askep glaukoma
Askep glaukomaAskep glaukoma
Askep glaukoma
KANDA IZUL
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
Novi Vie Opie
 
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
Farhan Hady Danuatmaja
 

What's hot (20)

Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
GLAUKOMA
GLAUKOMAGLAUKOMA
GLAUKOMA
 
Klassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwaKlassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwa
 
Pembedahan pada mata
Pembedahan pada mataPembedahan pada mata
Pembedahan pada mata
 
Askep glaukoma
Askep glaukomaAskep glaukoma
Askep glaukoma
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Cedera kepala
Cedera kepalaCedera kepala
Cedera kepala
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi KatarakSkrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
 
Keratitis
KeratitisKeratitis
Keratitis
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Soal mata
Soal mataSoal mata
Soal mata
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
ambliopia
ambliopiaambliopia
ambliopia
 
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
Tenggelam
TenggelamTenggelam
Tenggelam
 

Viewers also liked

Cne katarak by Sn Syariza
Cne katarak by Sn SyarizaCne katarak by Sn Syariza
Cne katarak by Sn Syariza
Cik FieQa
 
Katarak dr. lk
Katarak dr. lkKatarak dr. lk
Katarak dr. lk
materi-x2
 

Viewers also liked (12)

Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Kepala wajah dan leher
Kepala wajah dan leherKepala wajah dan leher
Kepala wajah dan leher
 
Ophthalmology e-logbook
Ophthalmology e-logbookOphthalmology e-logbook
Ophthalmology e-logbook
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanMakalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Cne katarak by Sn Syariza
Cne katarak by Sn SyarizaCne katarak by Sn Syariza
Cne katarak by Sn Syariza
 
PENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHAN SECARA KHUSUS
PENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHAN SECARA KHUSUSPENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHAN SECARA KHUSUS
PENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHAN SECARA KHUSUS
 
Katarak upt puskesmas bantarsari
Katarak upt puskesmas bantarsariKatarak upt puskesmas bantarsari
Katarak upt puskesmas bantarsari
 
Katarak dr. lk
Katarak dr. lkKatarak dr. lk
Katarak dr. lk
 
Classification of Glaucoma
Classification of GlaucomaClassification of Glaucoma
Classification of Glaucoma
 
PENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHAN
PENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHANPENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHAN
PENJAGAAN SEBELUM DAN SELEPAS PEMBEDAHAN
 

Similar to Glaukoma

Glaukoma akut ku
Glaukoma akut kuGlaukoma akut ku
Glaukoma akut ku
yunuz
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
NURULMUMINAH
 
ujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma noora
ujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma nooraujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma noora
ujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma noora
RFFooraa
 
Ablatio retina
Ablatio retinaAblatio retina
Ablatio retina
materi-x2
 
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxPenggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
MuhammadReza735642
 

Similar to Glaukoma (20)

Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
Glaukoma AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptxAskep glaukoma.pptx
Askep glaukoma.pptx
 
Glaukoma cidera
Glaukoma cideraGlaukoma cidera
Glaukoma cidera
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Glukoma
GlukomaGlukoma
Glukoma
 
Copy of glaukoma (1).pptx
Copy of glaukoma (1).pptxCopy of glaukoma (1).pptx
Copy of glaukoma (1).pptx
 
Bab i mte
Bab i mte Bab i mte
Bab i mte
 
Glaukoma akut ku
Glaukoma akut kuGlaukoma akut ku
Glaukoma akut ku
 
Asuhan keperawatan trauma mata
Asuhan keperawatan trauma mataAsuhan keperawatan trauma mata
Asuhan keperawatan trauma mata
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
 
PTM indra & fungsional 31 05 2023.pptx
PTM  indra & fungsional   31 05 2023.pptxPTM  indra & fungsional   31 05 2023.pptx
PTM indra & fungsional 31 05 2023.pptx
 
ujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma noora
ujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma nooraujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma noora
ujian glaukoma ppt tahun 2018:2019 atasnama Rahma noora
 
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdfMAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK PERSEPSI SENSORIK KATARAK.pdf
 
Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-
Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-
Dr. srinagar :-seminar glaukoma utk awam-
 
Diskusi_3_Kegawatdaruratan_Mata_dan_Skrining_Penyakit_Mata.pptx
Diskusi_3_Kegawatdaruratan_Mata_dan_Skrining_Penyakit_Mata.pptxDiskusi_3_Kegawatdaruratan_Mata_dan_Skrining_Penyakit_Mata.pptx
Diskusi_3_Kegawatdaruratan_Mata_dan_Skrining_Penyakit_Mata.pptx
 
GLAUKOMA.pptx
GLAUKOMA.pptxGLAUKOMA.pptx
GLAUKOMA.pptx
 
Ablatio retina
Ablatio retinaAblatio retina
Ablatio retina
 
Bell Palsy
Bell PalsyBell Palsy
Bell Palsy
 
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxPenggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
 

More from materi-x2

More from materi-x2 (20)

SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptxSISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU.pptx
 
Pemberian obat topikal
Pemberian obat topikalPemberian obat topikal
Pemberian obat topikal
 
Pemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteralPemberian obat parenteral
Pemberian obat parenteral
 
Konsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksiKonsep dasar infeksi
Konsep dasar infeksi
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomial
 
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
Konsep Penyebab Penyakit Menular (CAUSAL INFERENCE)
 
Cara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benarCara pemberian obat yang benar
Cara pemberian obat yang benar
 
Bidai
Bidai Bidai
Bidai
 
Anfis endokrin
Anfis endokrinAnfis endokrin
Anfis endokrin
 
Anatomi persyarafan
Anatomi persyarafanAnatomi persyarafan
Anatomi persyarafan
 
Anatomi kardiovaskuler
Anatomi kardiovaskulerAnatomi kardiovaskuler
Anatomi kardiovaskuler
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 
Anatomi penciuman
Anatomi penciumanAnatomi penciuman
Anatomi penciuman
 
Analisis diskriptif
Analisis diskriptifAnalisis diskriptif
Analisis diskriptif
 
Transportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat daruratTransportasi korban gawat darurat
Transportasi korban gawat darurat
 
Anatomi pengecapan
Anatomi pengecapanAnatomi pengecapan
Anatomi pengecapan
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaran
 
Anatomi pendengaran
Anatomi pendengaranAnatomi pendengaran
Anatomi pendengaran
 
Anfis integumen
Anfis integumenAnfis integumen
Anfis integumen
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 

Glaukoma

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23. PENGKAJIAN / DATA DASAR 1. Aktivitas / istirahat Gejala : perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan. 2. Nutrisi Gejala : Mual / muntah ( glaukoma akut ) 3. Neurosensori Gejala : Penglihatan berawan / kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotopobia ( glaukoma akut ). Perubahan kacamata / pengobatan tidak memperbaiki penglihatan. Tanda : pupil menyempit & merah / mata keras dgn kornea berawan. Peningkatan air mata 4. Nyeri / Kenyamanan Gejala : Ketidaknyamanan ringan / mata berair ( glaukoma kronis ). Nyeri tiba-tiba / berat menetap atau tekanan pada & sekitar mata, sakit kepala ( glaukoma akut ).
  • 24.
  • 25.
  • 26. 1. Mempengaruhi masa depan pasien & pilihan intervensi . 2. Intervensi awal mencegah kebutaan. 3. Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lanjut. 4. Menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan perubahan lapang pandang. Mandiri 1. Pastikan derajat / tipe kehilangan penglihatan. 2. Dorong mengekpresikan perasaan tentang kemungkinan kehilangan penglihatan. 3. Tunjukkan pemberian tetes mata 4. lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan, contoh : kurangi kekacauan, atur perabot. RASIONAL INTERVENSI
  • 27. 1. Menyebabkan kontriksi pupil, memudahkan keluarnya aqous humor. 2. Menurunkan pembentukan aquos humor 3. Menurunkan laju produksi aquos humor. 4. Membuat kontraksi otot spinkter iris, memdalamkan bilik anterior. 5. Menurunkan sekresi aquos humor & TIO. 6. Serangan akut Glaukoma timbul nyeri yang dapat meningkatkan TIO. 7. Proses penyembuhan diharapkan dari tindakan ini. Kolaborasi Berikan obat sesuai indikasi : 1. Pilokarpin 2. Timolol maleat. 3. Asetazolamid. 4. Miotik 5. Asetazolamid. 6. Berikan sedasi, analgesik 7. Siapkan bedah sesuai indikasi RASIONAL INTERVENSI
  • 28.
  • 29. 1. Faktor ini mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri, dan dapat mempengaruhi upaya mengontrol TIO. 2. Menurunkan ansietas sehubungan dengan ketidaktahuan / harapan yang akan datang dan memberikan dasar untuk membuat pilihan informasi tentang pengobatan 3. Memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata & solusi terbaik. 4. Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalam menghadapi masalah. 1. Kaji tingkat ansietas, derajat nyeri / timbul gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini. 2. Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan penglihatan. 3. Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekpresikan perasaannya. 4. Identifikasi sumber / orang yang menolong RASIONAL INTERVENSI
  • 30.
  • 31. 1. Meningkatkan keefektifan pengobatan. Memberikan kesempatan untuk menunjukkan kompetensi mak. 2. Penyakit ini dapat dikontrol, bukan diobati, dan mempertahakan konsistensi program obat adalah kontrol vital. Beberapa obat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan TIO dan potensial kehilangan penglihatan tambahan. 3. Efek samping obat/merugikan rentang dari tak nyaman sampai ancaman kesehatan berat. Kurang lebih 50% pasien akan mengalami sensifititas/alergi terhadap obat parasimpatis (contoh pilokarpin) Masalah ini memerlukan evalusi medik dan kemungkinan perubahan program terapi. Mandiri 1. Tunjukkan tehnik yang benar untuk pemberian tetes mata. Izinkan pasien mengulang tindakan. 2. Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat yang harus dihindari, ex: tetes midriatik (atropin/propantelin bromin), kelebihan pemakaian steroid topikal. 3. Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan, contoh penurunan selera makan, mual/muntah, diare, kelemahan, perasaan mabuk, penurunan libido, impoten, jantung tak teratur, pingsan, GJK RASIONAL INTERVENSI
  • 32.