2. APA MANFAAT TINJAUAN PUSTAKA?
• Menggali teori-teori dasar, konsep, pemikiran dan hasil-hasil
penelitian yang dikemukakan para ahli terdahulu
• Membantu untuk menentukan arah perkembangan tema
penelitian terkini sesuai bidang keahlian
• Menyediakan informasi dan wawasan ilmiah lebih luas
tentang tema dan topik yang dipilih
• Dominan dimanfaatkan untuk melengkapi data sekunder
• Mengarahkan penyusunan buah pikiran yang lebih
sistematis, terarah, logis, saling terkait, kritis dan ekonomis
dan tidak menyimpang dari kaidah ilmiah
• Mencegah duplikasi karya penelitian
3. APA SYARAT TINJAUAN PUSTAKA YANG
DIKEHENDAKI?
Memiliki Ciri-Ciri
• Mutakhir
• Relevan
• Otoritas keilmuannya tinggi secara ilmiah terpercaya
• Asli
• Objektif
• Diutamakan berasal dari jurnal ilmiah
• Tersusun sesuai aturan/format acuan
• Hindari sumber informasi non ilmiah
→ state of the art penelitian
4. HINDARI TINJAUAN PUSTAKA YANG BERSIFAT:
• Ekstensif
• Kliping
• Pengacuan untuk
pernyataan umum
• Sembarang kutip
atau sumber tidak jelas
• Mengutip kutipan
# terlalu banyak
5. • Kajian pustaka diharapkan mencerminkan hal-hal berikut ini.
1. Gagasan konseptual baru yang mendasari pelaksanaan
penelitian. Untuk kepentingan ini perlu dirujuk hasil-hasil
penelitian sejenis sebelumnya.
2. Telaah secara cermat hingga terungkap kekuatan dan
kelemahan suatu teori / konsep
3. Kecermatan yang tinggi terhadap teori yang diacu dan
relevansinya dengan masalah penelitian
4. Memberikan kerangka konseptual yang akan digunakan dalam
proses penelitian
6. • Untuk mewujudkan kajian pustaka seperti itu
dilakukan theoretical constructs sehingga dapat
menjawab masalah yang diteliti secara lebih baik
• Theoretical constructs merupakan aktivitas
membangun kerangka konseptual untuk
memandang suatu objek / masalah yang diteliti
• Theoretical constructs dikembangkan dengan
membangun jalinan filsafat ilmu, filsafat bidang ilmu,
filsafat penelitian, dan metodologi penelitian.
8. • Akurasi konstruksi teori dapat membantu
merumuskan hipotesis dan interpretasi hasil.
Masalah
Teori
Teori
Hipotesis
Diuji
Interpretasi
Baca / revisi
9. PENGKAJIAN KEPUSTAKAAN
• Umumnya 50% kegiatan penelitian itu diisi dengan
kegiatan pengkajian pustaka (membaca) untuk
mengkonstruksi teori sehinga tidak trial and error.
• Secara umum, pustaka acuan dalam penelitian
dibedakan menjadi dua kelompok:
1. Sumber acuan umum (literatur nonteknis)
2. Sumber acuan khusus (literatur teknis)
10. SUMBER ACUAN UMUM (NONTEKNIS)
• Sumber acuan umum berupa berbagai buku
teks dalam berbagai bidang ilmu, ensiklopedia,
kamus umum dan kamus istilah, monograf,
dan lain-lain yang sejenis
• Dalam sumber acuan umum dimuat konsep
dan teori dalam berbagai bidang ilmu.
• Sumber acuan umum diperlukan untuk
merumuskan grounded theory
11. • Konsep dan teori yang diacu dari sumber acuan umum dikaji
secara selektif; dengan mempertimbang-kan :
1.Landasan filosofis
2.Relevansi dengan masalah
penelitian
3.Kemutakhiran
12. SUMBER ACUAN KHUSUS (LITERATUR TEKNIS)
• Sumber acuan khusus berupa berbagai hasil
penelitian sebelumnya, seperti thesis,
disertasi, laporan penelitian; maupun publikasi
hasil penelitian melalui jurnal, majalah, dan
lain-lain
• Informasi-informasi ilmiah dari sumber acuan
khusus itu dapat ditarik geralisasi yang relevan
dengan masalah yang diteliti.
13. • Manfaat sumber acuan khusus (teknis)
1. Merangsang kepekaan teoretik
2. Sumber data sekunder
3. Memancing pertanyaan
4. Mengarahkan penyampelan teoretik
5. Pengabsah (justifikasi) tambahan
• Prinsip pemilihan sumber acuan khusus adalah :
1. Kemutakhiran (kecuali penelitian
historis)
2. Relevansi
14. • Sumber acuan khusus dapat dimanfaatkan untuk :
• Merumuskan grounded theory, yakni teori yang
dikonstruksi secara induktif dari data fenomena
yang dijelaskan. Grounded theory dapat
memenuhi kebutuhan peneliti apabila :
kesesuaian yang tinggi, keterpahaman,
kegeneralisasian, keterkontrolan.
16. PRINSIP DASAR KONSTRUKSI TEORI
• Keutuhan landasan filosofis memperkuat konsep / teori yang
diacu. Misalnya :
• penelitian yang dilakukan lebih menekankan expose the facto,
generalisasi diambil dengan berpijak pada filsafat empirisme,
dengan berbagai variannya, seperti positivisme
• Penelitian yang dilakukan lebih menekankan pada pemaknaan
fenomena berdasarkan rasio, generalisasi diambil dengan berpijak
pada filsafat rasionalisme, dengan berbagai variannya, seperti
fenomenologis, metafisika
• Pertimbangan filosofis ini dapat membantu mengkonstruksi
teori maupun menginterpretasi hasil.
17. PRINSIP RELEVANSI
• Konsep atau teori yang dirujuk dalam
penelitian diharapkan dapat
mewujudkan tugas penelitian, yaitu :
1. Mendeskripsikan secara jelas dan cermat hal-hal yang
dipersoalkan
2. Menjelaskan kondisi-kondisi yang mendasari suatu
peristiwa
3. Memprediksi sesuatu yang akan muncul / terjadi
4. Mengembangkan konsep / teori
5. Mengendalikan gejala / peristiwa
18. • Untuk sumber acuan khusus, prinsip relevansi ini
bersifat mutlak.
• Acuan khusus yang dipilih dalam pembuatan
proposal / laporan penelitian hanya yang benar-
benar terkait langsung dengan masalah yang diteliti.
• Keterkaitan itu dapat dilihat dari 3 aspek, yakni :
1. Landasan filosofis / teoretis
2. Prosedur penelitian / metodologis
3. Bidang kajian / objek penelitian / lingkup
penelitian
19. PRINSIP KEMUTAKHIRAN
• Untuk kepentingan penelitian usahakan gunakan acuan baru
atau terbaru
• Konsep / teori lama bisa saja sudah tidak diacu lagi karena
sudah tidak memiliki validitas.
• Hasil-hasil penelitian terdahulu bisa saja sudah digugurkan
oleh penelitian berikutnya.
• Informasi ilmiah mutakhir dapat ditemukan melalui berbagai
jurnal, majalah, dan internet
20. TEKNIK KOLEKSI INFORMASI
Caranya ?
1. Baca acuan dengan metode SQ3R :
a. Survey : cari isi secara umum melalui membaca daftar isi,
pendahuluan, simpulan
b. Question : rumuskan pertanyaan terkait dengan isi sumber acuan
c. Read : bacalah acuan itu dengan aktivitas mental yang tinggi
d. Recite : rumuskan jawaban atas pertanyaan
e. Review : ulangi dengan memeriksa kembali
2. Lakukan perincian / analisis dengan penalaran
deduktif terhadap konsep / teori yang telah
dibaca
21. 3. Lakukan sintesis dengan penalaran induktif terhadap
bacaan yang berupa hasil penelitian.
4. Lakukan perbandingan konsep / teori dengan hasil
penelitian yang dirujuk secara seksama hingga terungkap
kekuatan dan kelemahan masing-masing
5. Sintesiskan konsep dengan hasil penelitian untuk
menemukan keakurasian teori, konsep, atau data yang
diacu dalam penelitian.
6. Lakukan sitasi dan pencatatan seperlunya, sehingga
mudah diambil apabila diperlukan kembali.
22. PENCATATAN / SITASI
• Ada dua sistem yang dapat digunakan, yakni :
1. Sistem kartu
2. Sistem kuarto (lembaran)
• Catatan / sitasi yang terkumpul ditelaah secara seksama.
• Catatan konseptual / teoretik ditelaah secara deduksi hingga terbentuk
kerangka teori secara rasional
• Catatan / sitasi berupa data ditelaah secara induksi untuk menemukan
generalisasi.
• Generalisasi dapat dipadukan dengan telaah konseptual / teori untuk
mengkuhkan konstruksi teori yang dibangun dalam penelitian.
• Konstruksi teori menjadi landasan penyusunan hipotesis.
• Konstruksi teori amat penting karena di situlah letak mutu pemikiran
teoretis peneliti
23. TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
• Hipotesis merupakan prediksi ilmiah
• Taraf kebenaran prediksi sangat tergantung
pada keakuratan teori yang dirumuskan
secara deduksi.
• Telaah pustaka merupakan kegiatan analitik
terhadap konsep, teori, data yang akan
digunakan untuk merumuskan prediksi
tersebut.
24. KONSTRUKSI TEORI DAN BAHASA
• Konstruksi teori merupakan bentuk berpikir abstrak
yang sistematis.
• Kesistematisan konstruksi teori sangat tergantung
pada ‘kemahiran’ penggunaan fungsi bahasa.
• Ada 3 fungsi bahasa : simbolik, emotif, afektif.
Dalam penulisan karya ilmiah, yang ditonjolkan
adalah fungsi simbolik itu.
25. • Fungsi simbolik bahasa memungkinkan untuk
mentransformasikan objek, fakta menjadi simbol
abstrak lewat kata.
• Pilihan kata (diksi) menjadi ukuran kecermatan
konstruksi teori.
• Dalam karangan ilmiah hindari fungsi emotif dan
afektif sehingga tidak terkesan subjektif dan
emosional.
• Bahasa memiliki keterbatasan, yakni tidak eksak
sehingga sering sulit mengungkapkan sesuatu
secara pasti.
26. PEDOMAN PENGGUNAAN BAHASA
• Mudah dimengerti pembaca
• Sederhana dalam pilihan kata dan struktur
kalimat
• Langsung / tidak berbelit-belit
• Seksama, tepat menggambarkan ide
• Taat kaidah gramatikal, dan ejaan.