3. ISTILAH-ISTILAH DALAM PEWARISAN SIFAT
GEN
Faktor pembawa sifat
ALEL
Pasangan Gen pada Kromosom
yang satu homolog dituliskan dalam
2 huruf yang sejenis (co: AA, Aa, aa)
GEN DOMINAN
Gen yang sifatnya kuat dan mayoritas
Dinotasikan dengan huruf besar
contoh: T membawa sifat tinggi
GEN RESESIF
Gen yang sifatnya lemah dan minoritas
Dinotasikan dengan huruf kecil
contoh: t membawa sifat pendek
4. ISTILAH-ISTILAH DALAM PEWARISAN SIFAT
PARENTAL
FILIAL
GENOTIPE
AaBbCc
AABB aabb
FENOTIPE
Induk yang disilangkan
Hasil Keturunan/Anak
Keadaan Genetik Suatu Organisme
/ Sifat Yang tidak nampak
Keadaan Fisik Suatu Organisme
/ Sifat yang nampak
GENOTIPE
HOMOZIGOT HETEROZIGOT
Dominan Resesif
Dominan/
Intermediet
5. HUKUM PEWARISAN SIFAT
Dikemukakan oleh Gregor Johann Mendel
Disampaikan melalui Hasil Eksperimen
Hibridasi Kacang Ercis (Pisum sativum)
Dasar dicetuskannya Hukum Mendel I
dan Hukum Mendel II
6. HUKUM MENDEL I: HUKUM SEGREGASI
• Pemisahan pasangan alel secara bebas.
• Terjadi penurunan jumlah kromosom
diploid (2n) ke haploid (n)
• Penyilangan Monohibrid (penyilangan
dengan satu sifat beda yang merupakan
satu pasangan alel)
P1: ♂TT >< ♀tt
G1: T t
F1: Tt (100%)
P2: ♂Tt >< ♀Tt
G2: T,t T,t
F2:
Rasio Genotipe =TT :Tt : tt
= 1 : 2 : 1
Rasio Fenotipe = tinggi : pendek
= 3 : 1
tinggi pendek
tinggi
tinggi tinggi
T t
T
TT
tinggi
Tt
tinggi
t
Tt
tinggi
tt
pendek
7. HUKUM MENDEL II: HUKUM ASORTASI
• Setiap alel dapat berpasangan secara
bebas dengan alel lainnya yang tidak sealel
• Penyilangan Dihibrid (penyilangan dua sifat
beda atau dua alel yang berbeda)
• Hanya berlaku pada gen yang letaknya
berjauhan sehingga dapat memisah secara
bebas
P1: ♂TTPP >< ♀ttpp
G1: TP tp
F1: TtPp (100%)
P2: ♂TtPp >< ♀TtPp
G2: TP,Tp, tP, tp TP,Tp, tP, tp
F2:
Rasio Genotipe =TTPP :TTPp :TtPP
TTpp :TtPp : ttPP
Ttpp : ttPp : ttpp
= 1 : 2 : 2 : 1 : 4 : 2 :2 : 1
Rasio Fenotipe = tinggi putih : tinggi hitam
pendek putih : pendek
hitam
= 9 : 3 : 3 : 1
pendek hitam
tinggi putih
tinggi putih
tinggi putih tinggi putih
LIHAT
8. LANJUTAN HUKUM MENDEL II: HUKUM ASORTASI
TP tP Tp tp
TP
TTPP
Tinggi putih
TtPP
Tinggi putih
TTPp
Tinggi putih
TtPp
Tinggi putih
tP
TtPP
Tinggi putih
ttPP
Pendek putih
TtPp
Tinggi putih
ttPp
Pendek putih
Tp
TTPp
Tinggi putih
TtPp
Tinggi putih
TTpp
Tinggi hitam
Ttpp
Tinggi hitam
tp
TtPp
Tinggi putih
ttPp
Pendek putih
Ttpp
Tinggi hitam
Ttpp
Pendek hitam
9. MENENTUKAN MACAM GAMET
Menggunakan diagram anak garpu:
BanyakGamet (Sel Kelamin) pada Parental ditentukan
oleh Alel-Alel yang Heterozigot.
Contoh:
Alel aaBbCcDDEEff
B
a
C
c
b
C
c
D E f
D E f
D E f
D E f
aBcDEf
aBCDEf
abCDEf
abcDEf
Menggunakan rumus:
2n
Dengan n = jumlah alel heterozigot
aaBbCcDDEEff n = 2
22 = 4 jenis gamet
10. TESTCROSS [UJI SILANG]
Persilangan antara individu bergenotipe tidak
diketahui dengan homozigot resesif
TUJUAN:
• Menguji sifat individu
dominan
• Mengetahui beberapa macam
gameg yang dihasilkan oleh suatu
individu yang genotipenya
dipertanyakan
KASUS 1
P1: ♂BB >< ♀bb
G1: B b
F1: Bb (100%)
keriput
bulat
bulat
KASUS 2
P1: ♂Bb >< ♀bb
G1: B,b b
F1: Bb (50%) bb (50%)
keriput
bulat
bulat
keriput
Jika F1 100% Heterozigot, P1 Homozigot Dominan Jika F1 50% Heterozigot 50% Homozigot Resesif, P1
11. BACKCROSS [SILANG BALIK]
Persilangan antara individu filial dengan salah
satu induknya
TUJUAN:
• Mendapatkan kembali individu yang
bergalur murni (Homozigot resesif atau
Homozigot dominan)
• Menghasilkan Progeni (keturunan yang
berasal dari sumber yang sama)
KASUS 1
P1: ♂BB >< ♀bb
F1: Bb
P2: ♂BB >< ♀Bb
F2: Bb, BB
KASUS 2
Backcross dengan Induk Dominan menghasilkan Progeni Dominan
Filial + Induk Dominan Filial + Induk Resesif
P1: ♂BB >< ♀bb
F1: Bb
P2: ♂Bb >< ♀bb
F2: Bb, bb
Backcross dengan Induk Resesif menghasilkan Prog
12. PERSILANGAN RESIPROK
Persilangan antara individu bergenetipe sama
namun berbeda jenis kelamin. Hasil
Keturunan tidak terpengaruh namun akan
berpengaruh bila ada gen yang tertaut
kromosom seks
TUJUAN:
• Untuk mengetahui gen-gen yang tertaut
pada kromosom seks seperti buta
KASUS 1
P1: ♂BB >< ♀bb
F1: Bb
Persilangan Normal
Persilangan Resiprok
P1: ♂bb >< ♀BB
F1: Bb
KASUS 2
P1: ♂XBY >< ♀ XbXb
F1: XbY XBXb
Persilangan Normal
Persilangan Resiprok
Laki-laki Normal Perempuan Buta Warna
Laki-Laki Buta WarnaPerempuan Carrier
P1: ♂XbY >< ♀ XBXB
F1: XBY XBXb
Laki-laki Buta Warna Perempuan Normal
Laki-Laki NormalPerempuan Carrier
13. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
SIFAT ALEL: KODOMINAN DAN INTERMEDIET
Kodominan Dua Alel berbeda yang memiliki sifat tidak saling
berhubungan dominan-resesif satu sama lain. Namun bila
diekspresikan bersama-sama dapat membentuk individu baru
yang terbentuk dari penggabungan genotipe kedua jenis alel.
co: sapi merah (CRCR) disilangkan dengan sapi putih (CWCW)
menghasilkan sapi roan (CRCW)
Intermediet Sifat yang terbentuk oleh alel yang sama bila Parental
Homozigot Dominan dan Parental Homozigot Resesif
disilangkan, akan membentuk sifat baru.
co: snapdragon merah (RR) disilangkan dengan snapdragon putih (rr)
menghasilkan snapdragon merah muda (Rr)
14. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
SIFAT ALEL: ALEL GANDA DAN ALEL LETAL
Alel Ganda Dua atau lebih jenis Alel yang dominan terhadap satu jenis
Alel lainnya.
co: Sistem darah ABO, A (IA) kodominan dengan B (IB)
keduanya sama-sama memiliki resesif O(IO)
Alel Letal Jenis Alel yang tidak mampu menunjang kehidupan,
individu yang memilikiAlel tersebut akan gugur dalam
kandungan (letal) atau meninggal pada usia muda.
co: Alel dd (bulldog) pada Sapi, CC (creeper) pada Ayam,ThTh
(Talesmia Major) pada Manusia.
15. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
ATAVISME
Persilangan antar gen yang menghasilkan individu jenis baru
dikarenakan interaksi beberapa gen.
CONTOH
Tipe jengger ayam:
Walnut: R_P_
Rose: R_pp
Pea: rrP_
Single: rrpp
P1: ♂RRpp >< ♀ rrPP
F1: RrPp
P2: ♂RrPp >< ♀ RrPp
F2:
Rasio Fenotipe = Walnut : Rose : Pea : Single
= 9 : 3 : 3 : 1
Rose Pea
Walnut
Walnut Walnut
LIHAT
Rose
Pea
Walnut
Single
16. RP rP Rp rp
RP
RRPP
Walnut
RrPP
Walnut
RRPp
Walnut
RrPp
Walnut
rP
RrPP
Walnut
rrPP
Pea
RrPp
Walnut
rrPp
Pea
Rp
RRPp
Walnut
RrPp
Walnut
RRpp
Rose
Rrpp
Rose
rp
RrPp
Walnut
rrPp
Pea
Rrpp
Rose
rrpp
Single
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
ATAVISME (LANJUTAN)
17. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
EPISTASIS HIPOSTASIS
CONTOH
Warna labu:
Putih: P_K_
Putih: P_kk
Kuning: ppK_
Hijau: ppkk
Ket: Putih (P) Epistasis
terhadap Kuning
dan Hijau.
P1: ♂PPkk >< ♀ ppKK
F1: RrPp
P2: ♂RrPp >< ♀ RrPp
F2:
Rasio Fenotipe = Putih : Kuning : Hijau
= (9+3) : 3 : 1
= 12 : 3 : 1
Putih Kuning
Putih
Putih Putih
LIHAT
Interaksi ketika satu gen mengalahkan gen lainnya sehingga menutupi
kemunculan sifat. (Hipostasis = yang ditutupi, Epistasis = yang
menutupi)
KUNING
PUTIH
HIJAU
18. PK pK Pk pk
PK
PPKK
Putih
PpKK
Putih
PPKk
Putih
PpKk
Putih
pK
PpKK
Putih
ppKK
Kuning
PpKk
Putih
ppKk
Kuning
Pk
PPKk
Putih
PpKk
Putih
PPkk
Putih
Ppkk
Putih
pk
PpKk
Putih
ppKK
Kuning
Ppkk
Putih
Ppkk
Hijau
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
EPISTASIS HIPOSTASIS (LANJUTAN)
19. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
POLIMERI
Interaksi dua gen atau lebih yang saling menguatkan suatu sifat yang
sama (kumulatif) terhadap gen-gen lainnya
CONTOH
Warna gandum:
Semakin banyak M/R
Semakin merah.
Bila m/r keseluruhan
berwarna putih.
P1: ♂MMRR >< ♀ mmrr
F1: MmRr
P2: ♂MmRr >< ♀ MmRr
F2:
Rasio Fenotipe = Merah : Putih
= (9 + 3 + 3) : 1
= 15 : 1
Merah Putih
Merah
Merah Merah
LIHAT
PUTIH
MERAH
20. MR mR Mr mr
MR
MMRR
Merah
MmRR
Merah
MMRr
Merah
MmRr
Merah
mR
MmRR
Merah
mmRR
Merah
MmRr
Merah
mmRr
Merah
Mr
MMRr
Merah
MmRr
Merah
MMrr
Merah
Mmrr
Merah
mr
MmRr
Merah
mmRr
Merah
Mmrr
Merah
mmrr
Putih
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
POLIMERI (LANJUTAN)
21. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
KRIPTOMERI
Sifat gen dominan yang tersembunyi jika berdiri sendiri, namun akan
tampak bila bertemu gen dominan lainnya yang tidak sealel
CONTOH
Warna Linaria maroccana:
Ungu: A_B_
Merah: A_bb
Putih: aaB_ atau aabb
P1: ♂AABB >< ♀ aabb
F1: AaBb
P2: ♂AaBb >< ♀ AaBb
F2:
Rasio Fenotipe = Ungu : Merah : Putih
= 9 : 3 : (3 + 1)
= 9 : 3 : 4
Ungu Putih
Ungu
Ungu Ungu
LIHAT
22. AB aB Ab ab
AB
AABB
Ungu
AaBB
Ungu
AABb
Ungu
AaBb
Ungu
aB
AaBB
Ungu
aaBB
Putih
AaBb
Ungu
aaBb
Putih
Ab
AABb
Ungu
AaBb
Ungu
AAbb
Merah
Aabb
Merah
ab
AaBb
Ungu
aaBb
Putih
Aabb
Merah
Aabb
Putih
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
KRIPTOMERI (LANJUTAN)
23. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
KOMPLEMENTER
Gen-gen yang berinteraksi dan saling melengkapi. Apabila salah satu
gen tidak hadir maka sifat yang muncul akan terhalang.
CONTOH
Warna Lathyrus odoratus:
Ungu: C_P_
Putih: C_pp
ccP_
ccpp
Ket: C dominan dan P
dominan saling
komplementer untuk
membentuk warna
Ungu
P1: ♂CCPP >< ♀ ccpp
F1: CcPp
P2: ♂CcPp >< ♀ CcPp
F2:
Rasio Fenotipe = Ungu : Putih
= 9 : (3 + 3 + 1)
= 9 : 7
Ungu Putih
Ungu
Ungu Ungu
LIHAT
24. CP cP Cp cp
CP
CCPP
Ungu
CcPP
Ungu
CCPp
Ungu
CcPp
Ungu
cP
CcPP
Ungu
ccPP
Putih
CcPp
Ungu
ccPp
Putih
Cp
CCPp
Ungu
CcPp
Ungu
CCpp
Putih
Ccpp
Putih
cp
CcPp
Ungu
ccPp
Putih
Ccpp
Putih
ccpp
Putih
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
KOMPLEMENTER (LANJUTAN)