1. Dokumen tersebut merupakan nota pembelaan Al-Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab atas dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum terkait kasus test swab PCR di RS Ummi Kota Bogor.
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
Pledoi rs ummi hrs
1. 1
PLEDOI
MENEGAKKAN KEADILAN & MELAWAN KEZALIMAN
KRIMINALISASI
PASIEN, DOKTER & RUMAH SAKIT
VIA PIDANAISASI PELANGGARAN PROKES MENJADI KEJAHATAN PROKES
BALAS DENDAM POLITIK
VIA OPERASI PENGHAKIMAN & PENGHUKUMAN
NOTA PEMBELAAN
AL-HABIB MUHAMMAD RIZIEQ BIN HUSEIN SYIHAB
ATAS DAKWAAN & TUNTUTAN JAKSA PENUNTUT UMUM
TERKAIT KASUS TEST SWAB PCR DI RS UMMI KOTA BOGOR
No. Reg. Perkara : 225 / Pid.B / 2021 / PN.Jkt.Tim
Pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur
TAHUN 2021
3. 3
BAB I
PENDAHULUAN
MENEGAKKAN KEADILAN DAN MELAWAN KEZALIMAN
A.MENEGAKKAN KEADILAN
Kepada Yang Mulia Majelis Hakim
Kepada Yang Tercinta Seluruh Penasihat Hukum
Kepada Yang Terhormat Semua Jaksa Penuntut Umum
Kepada Yang Istimewa Segenap Pecinta Keadilan dimana pun berada
Sebelum saya menyampaikan Isi Pokok PLEDOI (NOTA PEMBELAAN) saya atas DAKWAAN
& TUNTUTAN Jaksa Penuntut Umum (JPU), maka terlebih dahulu untuk yang kesekian kalinya
saya mengingatkan diri saya khususnya, dan umumnya kepada Majelis Hakim Yang Mulia, seluruh
Pengacara yang tercinta, semua Jaksa Penuntut Umum yang terhormat, serta segenap Para
Pecinta Keadilan, bahwasanya salah satu nama Allah SWT adalah AL-’ADL, yang artinya MAHA
ADIL.
Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah SWT yang MAHA ADIL memerintahkan
segenap umat manusia untuk bersikap dan berbuat ADIL, serta selalu menegakkan KEADILAN,
sebagaimana termaktub dalam Kitab Suci Al-Qur’an :
1. Allah SWT memerintahkan semua Umat Manusia untuk BERLAKU ADIL dan BERBUAT
KEBAJIKAN sebagaimana Firman-Nya SWT dalam Surat An-Nahl ayat 90 :
Artinya : ”Sesungguhnya Allah memerintahkan Berlaku adil dan berbuat kebajikan.”
2. Allah SWT memerintahkan untuk MENETAPKAN HUKUM DENGAN ADIL di tengah Umat
Manusia sebagaimana Firman-Nya SWT dalam Surat An-Nisaa ayat 58 :
Artinya : ”Dan apabila kalian menetapkan Hukum di antara manusia, maka tetapkanlah
Hukum dengan adil.”
4. 4
3. Allah SWT memerintahkan untuk MENEGAKKAN KEADILAN di tengah Umat Manusia dan
Allah SWT menyintai orang-orang yang MENEGAKKAN KEADILAN sebagaimana Firman-Nya
SWT dalam Surat Al-Maa-idah ayat 42 :
Artinya : ”Jika kamu memutuskan perkara di antara mereka, maka putuskanlah dengan adil.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.”
4. Allah SWT memerintahkan untuk BERSIKAP ADIL kepada SIAPA PUN dan melarang berbuat
TIDAK ADIL kepada SIAPA SAJA lantaran KEBENCIAN atau KETIDAK-SUKAAN kepadanya,
sebagaimana Firman-Nya SWT dalam Surat Al-Maaidah ayat 8 :
Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang-orang yang menegakkan
kebenaran karena Allah, menjadi saksi-saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada Takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah.”
5. Allah SWT memerintahkan untuk BERKATA DENGAN ADIL walau terhadap Kerabat atau
Orang Dekat sekali pun sebagaimana Firman-Nya SWT dalam Surat Al-An’aam ayat 152 :
Artinya : ”Dan apabila kamu berkata, maka adillah, walau terhadap kerabat / orang dekat.”
6. Allah SWT memerintahkan untuk MENEGAKKAN KEADILAN walau terhadap diri sendiri mau
pun terhadap Kedua Orang Tua dan Keluarga Dekat, baik Kaya atau pun Miskin, sebagaimana
Firman-Nya SWT dalam Surat Al-Nisaa’ ayat 135 :
اَهُّ�
َ
�ٰٓ َ
�
ٱ
َِين
َّ
�
ِب َ�ِمٰ َّ�
َ
ق
ْ
وا
ُ
ون
ُ
ك
ْ
واُنَامَء
ٱ
ِ
ط ۡسِق
ۡ
ل
ِو
َ
أ ۡم
ُ
�ِس
ُ
نف
َ
أ ٰٓ َ َ
� ۡو
َ
لَو ِ
َّ
ِ
� َء
ٓ
اَدَه
ُ
ش
ٱ
ِنۡيَ ِ
�ٰ َ�
ۡ
ل
َو
ٱ
ۚ
َ�ِ�َر
ۡ
ق
َ ۡ
�
ۡن
ُ
�َي نِإ
َ
ف �ٗ�ِق
َ
ف ۡو
َ
أ اًّيِن
َ
غ
ٱ
ُ َّ
�
ْ
واُعِب
َّ
ت
َ
ت
َ
�
َ
فۖاَمِهِب ٰ
َ
�ۡو
َ
أ
ٱ
ٰٓىَوَه
ۡ
ل
ُ
لِدۡع
َ
� ن
َ
أ
ۚ
ْ
وا
ُو
ۡ
ل
َ
ت �ن
ٓۥ
ْ
ا
ۡو
َ
أ
َّ
نِإ
َ
ف
ْ
وا
ُ
ضِرۡع
ُ
�
ٱ
َ َّ
�
�ٗ�ِب
َ
خ
َ
ون
ُ
لَمۡع
َ
� اَمِب
َ
ن
َ
�
١٣٥
Artinya : ”Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan
5. 5
kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya.
Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi,
maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”
PENEGAKAN KEADILAN bukan hanya Ajaran Islam, tapi juga Ajaran Semua Agama,
bahkan Amanat Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah digariskan dalam
Undang Undang Dasar 1945 bahwa setiap orang harus mendapat perlakuan hukum yang sama
(EQUALITY BEFORE THE LAW), sehingga tidak boleh ada DISKRIMINASI HUKUM dalam
Penegakan Hukum terhadap SIAPA PUN.
Karenanya, jika suatu PELANGGARAN HUKUM diproses, sedang PELANGGARAN HUKUM
lain yang sama tidak diproses, maka itu merupakan DISKRIMINASI HUKUM yang tidak
dibenarkan dalam Konstitusi dan Tatanan Hukum NKRI. DISKRIMINASI HUKUM adalah
PELANGGARAN terhadap HUKUM AGAMA dan HUKUM NEGARA, sekaligus merupakan
ANCAMAN bagi Konstitusi dan Tatanan Hukum.
Jadi Jelas, bahwa JUSTICE FOR ALL yaitu KEADILAN UNTUK SEMUA, sehingga tidak boleh
ada DISKRIMINASI HUKUM. Siapa pun manusianya dan apa pun Suku, Agama, Budaya, Ras dan
Golongannya, wajib diperlakukan dengan ADIL, tanpa terkecuali.
ﺣﺴﺒﻨ
ﺎ
ﻛﻴﻞ
اﻟﻮ وﻧﻌﻢ ﷲ
،
اﻟﻨﺼﲑ وﻧﻌﻢ اﳌﻮﱃ ﻧﻌﻢ
،
اﻟﻌﻠ ﺎﺑﻪﻠﻟ إﻻ ﻗﻮة وﻻ ﺣﻮل وﻻ
اﻟﻌﻈﻴﻢ ﻲ
B.MELAWAN KEZALIMAN
Kepada Yang Mulia Majelis Hakim
Kepada Yang Tercinta Seluruh Penasihat Hukum
Kepada Yang Terhormat Semua Jaksa Penuntut Umum
Kepada Yang Istimewa Segenap Pecinta Keadilan dimana pun berada
Dan ketahui pulalah bahwa Allah SWT yang MAHA ADIL mengharamkan KEZALIMAN atas
DZAT-Nya dan atas segenap umat manusia. Allah SWT yang MAHA ADIL berfirman dalam HADITS
QUDSI :
َ
�
،ْ
يِ
ﺎدَﺒِ
ﻋ
ِ
ّ
ﱐِإ
ُ
ﺖْ
ﻣﱠ
ﺮَ
ﺣ
َ
ﻢْﻠﱡﻈاﻟ
ﻰَﻠَ
ﻋ
ْ
ﻲِ
ﺴْ
ﻔَـﻧ
،
ُﻪُﺘْﻠَ
ﻌَ
ﺟَ
و
ﺎً
ﻣﱠ
ﺮَُ
ﳏ
ُ
ﻜَﻨْ
ـﻴَـﺑ
ْ
ﻢ
،
َ
ﻼَﻓ
اْ
ﻮُ
ﻤَﻟﺎَﻈَﺗ
6. 6
Artinya : ”Wahai para hambaku, sesungguhnya Aku haramkan KEZALIMAN atas diri-Ku, dan aku
menjadikannya sebagai sesuatu yang HARAM di antara kalian, karenanya janganlah
kalian saling MENZALIMI”
HADITS ini SHAHIH ada diriwayatkan dalam Kitab Shahih Muslim hadits ke-2.577, dan
Kitab Al-Adab Al-Mufrad karya Imam Al-Bukhari hadits ke-490, dan Kitab Musnad Abi Daud hadits
ke-465, dan Kitab Musnad Al-Bazzaar hadits ke-4.053, dan Kitab Shahih Ibnu Hibbaan hadits ke-
619, dan Kitab As-Sunan Al-Kubro karya Imam Al-Baihaqi hadits ke-11.503, serta Kitab Musnad
Imam Ahmad hadits ke-21.420, dan kitab hadits lainnya.
Lalu Rasulullah SAW menegaskan dalam haditsnya bahwa KEZALIMAN akan menjadi
KEGELAPAN di Hari Qiyamat :
َ
ﻢْﻠﱡﻈاﻟ اﻮاﺗﻘ
ﱠ
نِ
ﺈَﻓ
َ
ﻢْﻠﱡﻈاﻟ
ٌ
ﺎتَ
ﻤُﻠُﻇ
َ
مْ
ﻮَـﻳ
ِ
ﺔَ
ﺎﻣَﻴِ
ﻘْﻟا
Artinya : ”Takutlah kalian berbuat KEZALIMAN, karena KEZALIMAN itu merupakan aneka
KEGELAPAN di hari Qiyamat”.
HADITS ini SHAHIH ada diriwayatkan dalam Kitab Shahih Muslim hadits ke-2.578, dan
Kitab Al-Adab Al-Mufrad karya Imam Al-Bukhari hadits ke- 483 dan 488, dan Kitab Musnad Al-
Bazzaar hadits ke-8.481, dan As-Sunan Al-Kubro karya Imam An-Nasaa-I hadits ke-11.519, dan
Kitab Al-Mu’jam Al-Kabir karya Imam Ath-Thabraani hadits ke-13.799, Kitab Al-Mustadrak karya
Imam Al-Hakim hadits ke-26 dan 27, dan Kitab As-Sunan Al-Kubro karya Imam Al-Baihaqi hadits
ke-11.501, serta Kitab Musnad Imam Ahmad hadits ke-5.662 dan 6.206, dan kitab hadits lainnya.
Rasulullah SAW menyebut bahwa KEZALIMAN akan menjadi KEGELAPAN yang berlapis-
lapis di Hari Qiyamat, di antara KEGELAPAN tersebut adalah bahwa KEZALIMAN akan membuat
Pelakunya menjadi orang yang BANGRUT di Hari Qiyamat, sebagaimana HADITS SHAHIH yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA :
َةَ
ﺮْـﻳَ
ﺮُ
ﻫ ِ
َﰊأ ْ
ﻦَ
ﻋ
ُﻪْﻨَ
ﻋ ُﷲ َ
ﻲِ
ﺿَ
ر
:َ
ﺎلَﻗ َ
ﻢﱠﻠَ
ﺳَ
و ِ
ﻪْﻴَﻠَ
ﻋ ُﷲ ﻰﱠﻠَ
ﺻ ِﷲ َ
ﻮلُ
ﺳَ
ر ﱠ
نَأ ،
"
؟ُ
ﺲِﻠْ
ﻔُ
ﻤْﻟا ﺎَ
ﻣ َ
نوُ
رْ
ﺪََﺗأ
"
:اﻮُﻟﺎَﻗ
"
َ
ﺎعَﺘَ
ﻣ َ
ﻻَ
و ُﻪَﻟ َ
ﻢَ
ﻫْ
رِ
د َ
ﻻ ْ
ﻦَ
ﻣ ﺎَﻴﻨِﻓ ُ
ﺲِﻠْ
ﻔُ
ﻤْﻟا
."
َ
ﺎلَ
ﻘَ
ـﻓ
ْﻴَﻠَ
ﻋ ُﷲ ﻰﱠﻠَ
ﺻ
َ
ﻢﱠﻠَ
ﺳَ
و ِ
ﻪ
:
"
ْ
ﻦِ
ﻣ َ
ﺲِﻠْ
ﻔُ
ﻤْﻟا ﱠ
نِإ
َ
ﻛَأَ
و ،اَ
ﺬَ
ﻫ َ
فَ
ﺬَﻗَ
و ،اَ
ﺬَ
ﻫ َ
ﻢَﺘَ
ﺷ ْ
ﺪَﻗ ِ
ﰐَْ
�َ
و ،ٍﺎةَ
ﻛ
َ
زَ
و ،ٍ
ﺎمَﻴِ
ﺻَ
و ،ٍة َ
ﻼَ
ﺼِﺑ ِ
ﺔَ
ﺎﻣَﻴِ
ﻘْﻟا َ
مْ
ﻮَـﻳ ِ
ﰐَْ
� ِ
ﱵﱠ
ﻣُأ
،اَ
ﺬَ
ﻫ َ
ﺎلَ
ﻣ َ
ﻞ
َ
ﺣ ْ
ﺖَﻴِﻨَﻓ ْ
نِ
ﺈَﻓ ،ِ
ﻪِﺎﺗَﻨَ
ﺴَ
ﺣ ْ
ﻦِ
ﻣ اَ
ﺬَ
ﻫَ
و ،ِ
ﻪِﺎﺗَﻨَ
ﺴَ
ﺣ ْ
ﻦِ
ﻣ اَ
ﺬَ
ﻫ ﻰَﻄْﻌُ
ـﻴَ
ـﻓ ،اَ
ﺬَ
ﻫ َ
بَ
ﺮَ
ﺿَ
و ،اَ
ﺬَ
ﻫ َ
مَ
د َ
ﻚَ
ﻔَ
ﺳَ
و
ُﻪُﺎﺗَﻨَ
ﺴ
ِ
رﱠﺎﻨاﻟ ِ
ﰲ َ
ِح
ﺮُﻃ ُﱠ
ﰒ ،ِ
ﻪْﻴَﻠَ
ﻋ ْ
ﺖَ
ﺣِ
ﺮُﻄَﻓ ْ
ﻢُ
ﻫَ
�ﺎَﻄَ
ﺧ ْ
ﻦِ
ﻣ َ
ﺬِ
ُﺧأ ِ
ﻪْﻴَﻠَ
ﻋ ﺎَ
ﻣ ﻰَ
ﻀْ
ﻘُـﻳ ْ
نَأ َ
ﻞْﺒَ
ـﻗ
"
.
Artinya : ”Dari Abu Hurairah RA bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW berkata (bertanya) :
”Adakah kamu tahu siapa itu Orang yang BANGKRUT ?” Mereka (Para Shahabat)
menjawab : ”Orang yang BANGKRUT di tengah-tengah kami adalah orang yang tidak
7. 7
punya dirham (uang) mau pun harta.” Maka Rasulullah SAW bersabda : ”Sesungguhnya
Orang yang BANGKRUT dari umatku adalah orang yang datang di Hari Qiyamat dengan
amal Shalat dan Puasa serta Zakat, dan dia juga datang dengan perbuatan mencaci
yang ini dan memfitnah yang itu, serta memakan harta orang ini dan menumpahkan
darah orang itu, serta juga memukul orang yang satunya lagi, maka orang yang ini
diberikan dari kebaikannya, dan orang yang itu juga diberikan dari kebaikannya, lalu
saat habis semua kebaikannya sebelum selesai urusannya, maka diambil dari
keburukan mereka dan diberikan ke dirinya, kemudian ia dijebloskan ke dalam
Neraka.”
HADITS ini SHAHIH ada diriwayatkan dalam Kitab Shahih Muslim hadits ke-2.581, dan
Kitab Jami’ Imam At-Tirmidzi hadits ke-2.418, dan Kitab Musnad Abi Ya’la Al-Maushili hadits ke-
6.499, dan Kitab Shahih Ibnu Hibbaan hadits ke-4.411 dan 7.359, dan Kitab As-Sunan Al-Kubro
karya Imam Al-Baihaqi hadits ke-11.504, serta Kitab Musnad Imam Ahmad hadits ke-8.029 dan
8.414 serta 8.842, dan kitab hadits lainnya.
Dalam riwayat Imam Ath-Thabarani di Kitab Al-Mu’jam Al-Awsath hadits ke-2.778
menggunakan lafazh MENZALIMI yaitu sebagai berikut :
:َ
ﻢﱠﻠَ
ﺳَ
و ِ
ﻪْﻴَﻠَ
ﻋ ُﷲ ﻰﱠﻠَ
ﺻ ِﱠ
اﻪﻠﻟ ُ
ﻮلُ
ﺳَ
ر َ
ﺎلَﻗ
"
؟ُ
ﺲِﻠْ
ﻔُ
ﻤْﻟا ﺎَ
ﻣ َ
نوُ
رْ
ﺪَﺗ ْ
ﻞَ
ﻫ
"
َﻗ
:اﻮُﻟﺎ
"
ُ
ﺲِﻠْ
ﻔُ
ﻤْﻟا ،ِﱠ
اﻪﻠﻟ َ
ﻮلُ
ﺳَ
ر َ
�
ٌ
ﺎعَﺘَ
ﻣ َ
ﻻَ
و ُﻪَﻟ َ
ﻢَ
ﻫْ
رِ
د َ
ﻻ ْ
ﻦَ
ﻣ ﺎَﻴﻨِﻓ
."
َ
ﺎلَﻗ
َ
ﻢﱠﻠَ
ﺳَ
و ِ
ﻪْﻴَﻠَ
ﻋ ُﷲ ﻰﱠﻠَ
ﺻ
:
"
ا ﱠ
نِإ
َْ
� ْ
ﻦَ
ﻣ ِ
ﱵﱠ
ﻣُأ ْ
ﻦِ
ﻣ َ
ﺲِﻠْ
ﻔُ
ﻤْﻟ
َ
مْ
ﻮَـﻳ ِ
ﰐ
َ
ﻫ َ
ﻢَﺘَ
ﺷَ
و ،اَ
ﺬَ
ﻫ َ
بَ
ﺮَ
ﺿَ
و ،اَ
ﺬَ
ﻫ َ
ﺎلَ
ﻣ َ
ﻞَ
ﻛَأَ
و اَ
ﺬَ
ﻫ َ
ﻢَﻠَﻇ ْ
ﺪَﻗ ِ
ﰐَْ
�َ
و ،ٍ
ﺔَﻗَ
ﺪَ
ﺻَ
و ٍة َ
ﻼَ
ﺻَ
و ٍ
ﺎمَﻴِ
ﺼِﺑ ِ
ﺔَ
ﺎﻣَﻴِ
ﻘْﻟا
،اَ
ﺬ
ْﺒَ
ـﻗ ُﻪُﺎﺗَﻨَ
ﺴَ
ﺣ ْ
ﺖَﻴِﻨَﻓ ْ
نِ
ﺈَﻓ ،ِ
ﻪِﺎﺗَﻨَ
ﺴَ
ﺣ ْ
ﻦِ
ﻣ اَ
ﺬَ
ِ
ﳍَ
و ،ِ
ﻪِﺎﺗَﻨَ
ﺴَ
ﺣ ْ
ﻦِ
ﻣ اَ
ﺬَ
ِ
ﳍ ﱡ
ﺺَﺘْ
ﻘُ
ـﻴَ
ـﻓ ،ُ
ﺪُ
ﻌْ
ﻘَ
ـﻴَ
ـﻓ
َأ َ
ﻞ
يِ
ﺬﱠﻟا َ
ﻲِ
ﻀْ
ﻘَـﻳ ْ
ن
ﱠﺎرﻨاﻟ ِ
ﰲ ِ
ﻪِﺑ َ
ِح
ﺮُﻃ ُﱠ
ﰒ ،ِ
ﻪْﻴَﻠَ
ﻋ ْ
ﺖَ
ﺣِ
ﺮُﻄَﻓ ْ
ﻢُ
ﻫَ
�ﺎَﻄَ
ﺧ ْ
ﻦِ
ﻣ َ
ﺬَ
َﺧأ َ
�ﺎَﻄَْ
اﳋ َ
ﻦِ
ﻣ ِ
ﻪْﻴَﻠَ
ﻋ
"
.
Artinya : ”Rasulullah SAW berkata (bertanya) : ”Adakah kamu tahu siapa itu Orang yang
BANGKRUT ?” Mereka (Para Shahabat) menjawab : ”Wahai Rasulullah ! Orang yang
BANGKRUT di tengah-tengah kami adalah orang yang tidak punya dirham (uang) mau
pun harta.” Maka Rasulullah SAW bersabda : ”Sesungguhnya Orang yang BANGKRUT
dari umatku adalah orang yang datang di Hari Qiyamat dengan amal Puasa dan Shalat
serta Sedekah, dan dia juga datang dengan perbuatan MENZALIMI yang ini dan
memakan harta yang itu, serta memukul orang ini dan mencaci orang itu, maka ia
duduk dan diqishash untuk orang yang ini dari kebaikannya, dan untuk orang yang itu
dari kebaikannya juga, lalu saat habis semua kebaikannya sebelum selesai urusannya
dari berbagai kesalahan, maka diambil dari keburukan mereka dan diberikan ke
dirinya, kemudian ia dijebloskan ke dalam Neraka.”
8. 8
Imam Al-Bukhari dalam Kitab Shahihnya hadits ke-2.449 dan 6.534 meriwayatkan tentang
akibat KEZALIMAN di Hari Qiyamat :
َةَ
ﺮْـﻳَ
ﺮُ
ﻫ ِ
َﰊأ ْ
ﻦَ
ﻋ
ُﻪْﻨَ
ﻋ ُﷲ َ
ﻲِ
ﺿَ
ر
،
َ
ﺎلَﻗ َ
ﻢﱠﻠَ
ﺳَ
و ِ
ﻪْﻴَﻠَ
ﻋ ُﷲ ﻰﱠﻠَ
ﺻ ِﱠ
اﻪﻠﻟ َ
ﻮلُ
ﺳَ
ر ﱠ
نَأ
:
"
ْ
ﻦَ
ﻣ
ٌ
ﺔَ
ﻤِﻠْﻈَ
ﻣ ُﻩَ
ﺪْﻨِ
ﻋ ْ
ﺖَﻧﺎَ
ﻛ
ﻴِ
َﺧِ
ﻷ َ
ﺬَ
ﺧْ
ﺆُـﻳ ْ
نَأ ِ
ﻞْﺒَ
ـﻗ ْ
ﻦِ
ﻣ ،ٌ
ﻢَ
ﻫْ
رِ
د َ
ﻻَ
و ٌ
ﺎرَﻳﻨِ
د َﱠ
ﰒ َ
ﺲْﻴَﻟ ُﻪﱠﻧِ
ﺈَﻓ ،ﺎَ
ﻬْ
ـﻨِ
ﻣ ُﻪْﻠﱠﻠَ
ﺤَﺘَ
ـﻴْﻠَ
ـﻓ ِ
ﻴﻪِ
َﺧِ
ﻷ
ْ
نِ
ﺈَﻓ ،ِ
ﻪِﺎﺗَﻨَ
ﺴَ
ﺣ ْ
ﻦِ
ﻣ ِ
ﻪ
ِ
ﻪْﻴَﻠَ
ﻋ ْ
ﺖَ
ﺣِ
ﺮُﻄَﻓ ِ
ﻴﻪِ
َﺧأ ِ
ﺎتَﺌّ
ِﻴَ
ﺳ ْ
ﻦِ
ﻣ َ
ﺬِ
ُﺧأ ٌ
ﺎتَﻨَ
ﺴَ
ﺣ ُﻪَﻟ ْ
ﻦُ
ﻜَﻳ َْ
ﱂ
."
Artinya : ”Dari Abu Hurairah RA bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : ”Barangsiapa
yang pernah berbuat ZALIM kepada saudaranya, maka mohonlah kepadanya untuk
dihalalkan (dimaafkan) dari padanya, karena sesungguhnya tidak ada disana (-Akhirat)
Dinar mau pun Dirham, sebelum nanti diambil dari kebaikannya buat saudaranya, dan
manakala ia tidak punya kebaikan maka diambil dari keburukan saudaranya untuk
diberikan kepadanya.”
HADITS ini SHAHIH ada diriwayatkan juga dalam Kitab Jami’ Imam At-Tirmidzi hadits ke-
2.419, dan Kitab Musnad Abi Daud hadits ke-2.440 dan 2.446, dan Kitab Musnad Ibnu Al-Ja’di
hadits ke-2.771 dan 2.842, dan Kitab Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah hadits ke-34.669, dan Kitab
Musnad Al-Bazzar hadits ke-2.524 dan 3.202 serta 8.476, dan Kitab Musnad Imam Ahmad hadits
ke-9.615 dan 10.573, dan Kitab Hadits lainnya.
Hati-hati wahai semua saudaraku tercinta, Allah SWT tidak tuli dan tidak buta, Allah SWT
Maha Mendengar lagi Maha Melihat, dan Allah SWT tidak akan pernah lalai dari manusia yang
ZALIM, di Dunia atau pun di Akhirat Allah SWT pasti akan membalas segala KEZALIMAN,
sebagaimana Firman-Nya SWT dalam Surat Ibrahim ayat 42 :
َ
�َو
َّ َ
� َس
ۡ َ
�
ٱ
َ َّ
�
ُ
لَمۡعَ� اَّم
َ
�
ً
�ِفٰ َ
�
ٱ
ۚ
َ
ونُمِلٰ َّ
�ل
ِهِي� ُ
ص
َ
خ
ۡ
ش
َ
� ٖ�ۡوَ ِ
� ۡم
ُ
هُرِ
ّ
خ
َ
ؤُي اَم
َّ
�ِإ
ٱ
ُرٰ َ
�ۡب
َ ۡ
�
Artinya : “Dan janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh
orang-orang yang ZALIM. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka
sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.”
Perlu diketahui juga bahwasanya saking bencinya Allah SWT terhadap KEZALIMAN,
sehingga Allah SWT izinkan bagi orang yang DIZALIMI untuk berkata buruk/kasar kepada orang
yang MENZALIMINYA, bahkan boleh menyumpahinya. Allah SWT berfirman dalam Surat An-
Nisaa’ ayat 148 :
ُّ
بِ
ُ
�
َّ
�
ٱ
ُ َّ
�
ٱ
َرۡهَ ۡ
�
ِب
ٱ
ِءٓو ُّلس
َِنم
ٱ
ِلۡو
َ
ق
ۡ
ل
َ
ن
َ
�َو ۚ
َمِل
ُ
ظ نَم
َّ
�ِإ
ٱ
ُ َّ
�
اًيمِل
َ
ع اًيعِمَس
١٤٨
Artinya : ”Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang, kecuali oleh
orang yang DIZALIMI. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
9. 9
Tidak sampai disitu, bahkan saking bencinya Allah SWT terhadap KEZALIMAN, maka orang
yang DIZALIMI jika berdoa kepada Allah SWT maka TIDAK ADA HIJAB yang menghalangi antara
dia dengan Allah SWT, sebagaimana Rasulullah SAW sabdakan :
"
ٌ
ﺎبَ
ﺠِ
ﺣ ِﱠ
اﻪﻠﻟ َْ
ﲔَـﺑَ
و ُﻪَﻨْ
ـﻴَـﺑ َ
ﺲْﻴَﻟ ُﻪﱠﻧِ
ﺈَﻓ ،ِ
ﻮمُﻠْﻈ
َ
اﳌ َةَ
ﻮْﻋَ
د ِ
ﱠﻖﺗاَ
و
"
Artinya : ”Takutlah terhadap DOA ORANG YANG DIZALIMI, karena sesungguhnya antara dia dan
Allah tidak ada HIJAB (PENGHALANG).”
HADITS ini SHAHIH ada diriwayatkan dalam Kitab Shahih Al-Bukhari hadits ke-1.496 dan
2.448 serta 4.347, dan Kitab Shahih Muslim hadits ke-29 (19), dan Kitab Sunan Ibnu Maajah hadits
ke-1.783, dan Kitab Sunan Abi Daudu hadits ke-1.584, dan Kitab Jami’ Imam At-Tirmidzi hadits
ke-625 dan 2.014, dan Kitab Sunan Imam Nasaa-i hadits ke-2.522, dan Kitab Shahih Ibnu
Khuzaimah hadits ke-2.275 dan 2.346, dan Kitab Shahih Ibnu Hibbaan hadits ke-5.081, dan Kitab
Sunan Imam Ad-Daaraquthni hadits ke-2.058, dan Kitab As-Sunan Al-Kubro karya Imam Al-
Baihaqi hadits ke-7.276 dan 11.502 serta 13.128, dan Kitab Musnad Imam Ahmad hadits ke-
2.071, dan Kitab Hadits lainnya.
Dan DOA ORANG YANG DIZALIMI termasuk DOA MUSTAJAB yang dijamin akan
dikabulkan oleh Allah SWT , sebagaimana disbadakan Rasulullah SAW :
ٍ
اتَ
ﻮَ
ﻋَ
د ُ
ث َ
ﻼَﺛ"
ِاﻟَ
ﻮْﻟا ُةَ
ﻮْﻋَ
دَ
و ،ِ
ﺮِﺎﻓَ
ﺴُ
ﻤْﻟا ُةَ
ﻮْ
ﻋَ
دَ
و ،ِ
ﻮمُﻠْﻈَ
ﻤْﻟا ُةَ
ﻮْﻋَ
د :ﱠ
ﻦِ
ﻬﻴِﻓ ﱠ
ﻚَ
ﺷ َ
ﻻ ،ٌ
تَ
ﺎﺎﺑَ
ﺠَﺘْ
ﺴُ
ﻣ
ِ
ﺪ
ِﻩِ
ﺪَﻟَ
و ﻰَﻠَ
ﻋ
"
Artinya : ”Tiga Doa Mustajab (Manjur Pasti Diterima), tidak diragukan keamanjuran ketiganya :
DOA ORANG YANG DIZALIMI, dan Doa Musafir, serta Doa Orangtua untuk anaknya.”
HADITS ini HASAN ada diriwayatkan dalam Kitab Musnad Imam Ahmad hadits ke-7.510
dan 8.581 serta 10.196 dan 10.771, dan Kitab Jami Imam At-Tirmidzi hadits ke-1.905 dan 3.448,
dan Kitab Sunan Ibnu Maajah hadits ke-3.862, dan Kitab Musnad Abi Daud hadits ke-2.639, dan
Kitab Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah hadits ke-29.830, dan Kitab Shahih Ibnu Hibbaan hadits ke-
2.699, dan Kitab Hadits lainnya.
Dahsyatnya, saking bencinya Allah SWT terhadap KEZALIMAN, maka Allah SWT akan
mengabulkan Doa Orang yang dizalimi walau pun ia FAJIR (PENDOSA), sebagaimana disabdakan
Rasulullah SAW :
"
ِ
ﻪِ
ﺴْ
ﻔَـﻧ ﻰَﻠَ
ﻋ ُﻩُ
ﻮرُ
ﺠُ
ﻔَ
ـﻓ اً
ﺮ ِ
ﺎﺟَﻓ َ
نﺎَ
ﻛ ْ
نِإَ
و ،ٌﺔَﺎﺑَ
ﺠَﺘْ
ﺴُ
ﻣ ِ
ﻮمُﻠْﻈَ
ﻤْﻟا ُةَ
ﻮْﻋَ
د
"
10. 10
Artinya : ”DOA ORANG YANG DIZALIMI Mustajab (Manjur Pasti Diterima), walau pun ia seorang
FAJIR (PENDOSA / AHLI MA’SIAT), maka kejahatan/kema’siatannya adalah tanggung-
jawab dirinya.”
HADITS ini HASAN menurut Imam Al-Haitsami dalam Kitab Majma’ Az-Zawaa-id wa
Manba' Al-Fawaa-id hadits ke-17.227. HADITS ini ada diriwayatkan dalam Kitab Musnad Imam
Ahmad hadits ke 7.895, dan Kitab Musnad Asy-Syihaab Al-Qudhoo’ii hadits ke-315, dan Kitab
Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah hadits ke-29.374, dan Kitab Musnad Abi Daud ke-2.450, dan Kitab
Ad-Du’aa karya Imam Ath-Thabrani hadits ke-1.318.
Lebih Dahsyatnya lagi, saking bencinya Allah SWT terhadap KEZALIMAN, maka Allah SWT
akan mengabulkan Doa Orang yang dizalimi walau pun ia KAFIR (BUKAN ISLAM), sebagaimana
disabdakan Rasulullah SAW :
"
ٌ
ﺎبَ
ﺠِ
ﺣ ﺎَ
ﻬَـﻧوُ
د َ
ﺲْﻴَﻟ ُﻪﱠﻧِ
ﺈَﻓ ،اً
ﺮِﺎﻓَ
ﻛ َ
نﺎَ
ﻛ ْ
نِإَ
و ،ِ
ﻮمُﻠْﻈَ
ﻤْﻟا َةَ
ﻮْﻋَ
د اﻮُ
ﻘﱠ
ـﺗا
"
Artinya : ”Takutlah terhadap DOA ORANG YANG DIZALIMI, walau pun ia seorang KAFIR (BUKAN
MUSLIM), karena sesungguhnya tiada HIJAB yang menghalanginya.”
HADITS ini HASAN menurut Imam Al-Haitsami dalam Kitab Majma’ Az-Zawaa-id wa
Manba' Al-Fawaa-id hadits ke-17.235. Hadits ini ada diriwayatakn dalam Kitab Musnad Imam
Ahmad hadits ke-12.549, dan Kitab Musnad Asy-Syihaab Al-Qudhoo’ii hadits ke-960, dan Kitab
Al-Kunaa wal Asmaa hadits ke-1.536, dan Kitab Al-Ahaadiits Al-Mukhtaaroh karya Dhiya-uddin
Al-Maqdasi hadits ke-2.748, serta diriwayatkan juga dalam Kitab Makaarimul Akhlaaq karya
Imam Ath-Thabrani hadits ke-127dengan redaksi :
"
ِ
ﻪِ
ﺴْ
ﻔَـﻧ ﻰَﻠَ
ﻋ ُ
ﻩُ
ﺮْ
ﻔُ
ﻛ،اً
ﺮِﺎﻓَ
ﻛَ
نﺎَ
ﻛ ْ
نِإَ
و ِ
ﻮمُﻠْﻈَ
ﻤْﻟا َةَ
ﻮْﻋَ
د اﻮُ
ﻘﱠ
ـﺗا
"
Artinya : ”Takutlah terhadap DOA ORANG YANG DIZALIMI, walau pun ia seorang KAFIR (BUKAN
MUSLIM), soal kekufurannya adalah tanggung-jawab dirinya.”
Camkanlah wahai saudaraku tercinta : Jika orang Fajir (Pendosa) bahkan Kafir (Non
Islam) DIZALIMI, maka doanya terhadap orang yang MENZALIMINYA dikabulkan Allah SWT, lalu
bagaimana kalau yang DIZALIMI adalah seorang muslim atau mu’min, apalagi kalau yang dizalimi
itu adalah para Habaib dan Ulama serta Para Da’i yang selama ini berda’wah di jalan Allah SWT
!?
Takutlah kepada Allah SWT … !!!
11. 11
Akhirnya, saya serukan untuk kesekian kalinya kepada semua yang mengikuti dan
menyaksikan SIDANG PENGADILAN ini, termasuk Majelis Hakim Yang Mulia, seluruh Pengacara
tercinta, semua JPU terhormat, dan segenap Para Pecinta Keadilan :
”AYO… TEGAKKAN KEADILAN & LAWAN KEZALIMAN”
INGAT :
Hari ini kita kumpul di Pengadilan Dunia
Esok kita akan kumpul di Pengadilan Akhirat
Siapa adil di dunia niscaya akan selamat Dunia & Akhirat
Siapa zalim di dunia niscaya akan binasa Dunia & Akhirat
SEKALI LAGI :
”AYO… TEGAKKAN KEADILAN & LAWAN KEZALIMAN”
ﺣﺴﺒﻨ
ﺎ
ﻛﻴﻞ
اﻟﻮ وﻧﻌﻢ ﷲ
،
اﻟﻨﺼﲑ وﻧﻌﻢ اﳌﻮﱃ ﻧﻌﻢ
،
اﻟﻌﻈﻴﻢ اﻟﻌﻠﻲ ﺎﺑﻪﻠﻟ إﻻ ﻗﻮة وﻻ ﺣﻮل وﻻ
12. 12
BAB II
OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR
Kepada Yang Mulia Majelis Hakim
Kepada Yang Tercinta Seluruh Penasihat Hukum
Kepada Yang Terhormat Semua Jaksa Penuntut Umum
Kepada Yang Istimewa Segenap Pecinta Keadilan dimana pun berada
Semua KASUS PELANGGARAN PROKES yang saya hadapi, mulai dari Kasus Petamburan dan
Megamendung hingga Kasus RS UMMI tidak murni masalah hukum, namun lebih kental warna politisnya,
dan ini semua merupakan bagian dari OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR yang bertujuan untuk
membunuh Karakter saya, sekaligus mentarget untuk memenjarakan saya selama mungkin demi
kepentingan OLIGARKI ANTI TUHAN yang telah menguasai hampir semua sendi kekuasaan di Negeri ini.
OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR tersebut adalah Gerakan Politik Balas Dendam
terhadap saya dan FPI serta kawan-kawan seperjuangan yang dianggap sebagai halangan dan ancamam
bagi geraka OLIGARKI ANTI TUHAN.
Kami sebut INTELIJEN HITAM karena mereka tidak bekerja untuk keselematan Bangsa dan
Negara, tapi hanya untuk Kepentingan OLIGARKI. Sedang Intelijen yang bekerja dengan Ikhlas untuk
menjaga dan melindungi Bangsa dan Negara dari segala rongrongan, itulah yang pantas disebut INTELIJEN
PUTIH.
Semoga Allah SWT memberkahi INTELIJEN PUTIH dan menghancurkan INTELIJEN HITAM, serta
menyelamatkan Bangsa dan Negara Indonesia dari Kerakusan dan Keserakahan serta Kezaliman
OLIGARKI ANTI TUHAN.
Ketahuilah bahwa Dunia dan Isinya cukup mememuhi kebutuhan hidup seluruh umat manusia, namun
Dunia dan isinya tidak akan pernah mampu memenuhi keserakahan seorang manusia sekali pun.
ﺣﺴﺒﻨ
ﺎ
ﻛﻴﻞ
اﻟﻮ وﻧﻌﻢ ﷲ
،
اﻟﻨﺼﲑ وﻧﻌﻢ اﳌﻮﱃ ﻧﻌﻢ
،
اﻟﻌﻈﻴﻢ اﻟﻌﻠﻲ ﺎﺑﻪﻠﻟ إﻻ ﻗﻮة وﻻ ﺣﻮل وﻻ
13. 13
A. POLITISASI HUKUM
Kepada Yang Mulia Majelis Hakim
Kepada Yang Tercinta Seluruh Penasihat Hukum
Kepada Yang Terhormat Semua Jaksa Penuntut Umum
Kepada Yang Istimewa Segenap Pecinta Keadilan dimana pun berada
Setelah saya mengikuti PROSES HUKUM yang sangat melelahkan ini, mulai dari
PEMERIKSAAN hingga digelarnya PERSIDANGAN sampai PEMBACAAN PLEDOI ini, saya semakin
percaya dan semakin yakin bahwa ini adalah KASUS POLITIK yang dibungkus dan dikemas
dengan KASUS HUKUM, sehingga Hukum hanya menjadi alat LEGALISASI dan JUSTIFIKASI untuk
memenuhi DENDAM POLITIK OLIGARKI terhadap saya dan keluarga serta kawan-kawan.
Apalagi setelah saya mendengar dan mambaca TUNTUTAN JPU yang menjatuhkan saya
dengan Tuntutan Penjara 6 Tahun. TUNTUTAN JPU tersebut tidak masuk di akal dan berada jauh
di luar nalar, bahkan terlalu sadis dan tidak bermoral, karena :
1. Bahwa Kasus Test Swab PCR di RS UMMI adalah KASUS PELANGGARAN PROTOKOL
KESEHATAN.
2. Bahwa KASUS PELANGGARAN PROTOKOL KESEHATAN adalah Kasus PELANGGARAN bukan
Kasus KEJAHATAN, sehingga cukup diterapkan SANKSI ADMINSTRASI bukan SANKSI
HUKUM PIDANA PENJARA.
3. Bahwa sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) No 6 Tahun 2020 tentang
Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019, di halaman 7 – 8 pada angka 5 dan 6 ditetapkan
sebagai berikut :
1) Memuat sanksi terhadap pelanggaran penerapan protokol kesehatan dalam
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covi-19) yang dilakukan oleh
perorangan, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, , atau penanggung-jawab tempat
dan fasilitas umum.
2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada angka 5) berupa :
a) teguran lisan atau teguran tertulis ;
b) kerja sosial ;
c) denda administratif : atau
d) penghentian atau penutupan sementara penyelenggaraan usaha
14. 14
Jadi jelas dalam Inpres No 6 Tahun 2020 tersebut bahwa PELANGGARAN PROTOKOL
KESEHATAN hanya diterapkan HUKUM ADMISNITRASI bukan HUKUM PIDANA PENJARA.
4. Bahwa TUNTUTAN JPU dalam Kasus Test Swab PCR RS UMMI adalah bentuk abuse of power
yaitu penyalah-gunaan wewenang / penyalah-gunaan kekuasaan, yang melampaui batas,
dan bentuk ”KRIMINALISASI Pasien dan Dokter serta Rumah Sakit” yang harus dihentikan,
serta bentuk DISKRIMINASI HUKUM yang manipulatif, sehingga wajib DIBATALKAN DEMI
HUKUM.
5. Bahwa JPU menjadikan KASUS PELANGGARAN PROKES sebagai KEJAHATAN yang jauh lebih
jahat dan lebih berat dari pada KASUS KORUPSI, buktinya antara lain :
a. Bahwa dalam Kasus Koruptor Djoko Tjandra : Ternyata Djoko Tjandra dan Jaksa
Pinangki masing-masing hanya dituntut 4 tahun penjara, sedang Irjen Napoleon lebih
ringan hanya dituntut 3 tahun penjara, dan Brigjen Prasetyo lebih ringan lagi hanya
dituntut 2,5 tahun penjara. Bahkan Kasus mantan Bos Garuda Ary Askhara hanya
dituntut 1 tahun penjara.
b. Bahwa dalam Konferensi Pers Online ICW (Indonesian Corruption Watch) pada tgl 19
April 2020 dipaparkan DATA ICW yang menunjukkan bahwa sepanjang Tahun 2019 dari
911 Terdakwa Korupsi 604 orang dituntut di bawah 4 tahun penjara.
c. Bahwa Peneliti ICW Kurnia Ramadhana pada tgl 22 Maret 2021 memberi keterangan
pers bahwa sepanjang Tahun 2020 dari 1.298 Terdakwa Korupsi rata-rata tuntutan
hanya 4 tahun penjara.
Jadi, dalam pandangan JPU bahwa KASUS PELANGGARAN PROTOKOL KESEHATAN bukan
sekedar KEJAHATAN biasa, tapi jauh LEBIH JAHAT dan LEBIH BERAT dari pada KASUS
KORUPSI yang telah merampok uang Rakyat dan membangkrutkan Negara, sehingga KASUS
PELANGGARAN PROTOKOL KESEHATAN harus dituntut 6 tahun penjara.
Selain itu ternyata juga bagi JPU bahwa KASUS PELANGGARAN PROTOKOL KESEHATAN
bukan hanya KEJAHATAN biasa, tapi KEJAHATAN LUAR BIASA, sehingga jauh LEBIH JAHAT dan
LEBIH BERAT dari pada KASUS PENISTAAN AGAMA yang pernah dilakukan AHOK sehingga buat
Gaduh Satu Negeri, juga jauh LEBIH JAHAT dan LEBIH BERAT dari pada KASUS PENYIRAMAN AIR
KERAS tehadap Petugas Negara & Penyidik KPK Novel Baswedan sehingga salah satu matanya
Buta Permanen. BUKTINYA : Ahok Si Penista Agama hanya dituntut Hukuman Percobaan 2
tahun, sedang Penyiram Air Keras ke Penyidik KPK hanya dituntut 1 tahun penjara, tapi KASUS
PELANGGARAN PROTOKOL KESEHATAN dituntut 6 tahun penjara.
Itulah sebabnya menanggapi TUNTUTAN 6 TAHUN PENJARA yang diajukan JPU terhadap
SAYA, maka Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) KH
Muhyiddin Junaidi pd tanggal 3 Juni 2021 menyatakan di berbagai Media Massa sbb :
15. 15
”Kami sangat kecewa dengan Tuntutan JPU terhadap Habib Rizieq, karena itu sangat
memberatkan, di luar nalar logika sehat, beraroma politik dan bernuansa dendam serta
mengada-ada.”
Kekecewaan para Habaib dan Ulama serta Umat Islam terhadap Tuntutan JPU sangat
wajar, karena fakta menunjukkan banyak Kasus Korupsi yang merugikan Negara milyaran hingga
Trilyunan rupiah tapi dituntut ringan, sementara hanya Kasus Pelanggaran Protokol Kesehatan
dituntut sampai penjara 6 tahun. Itulah sebabnya saya bertambah yakin bahwa semua KASUS
PROKES yang hadapi di PN Jakarta Timur, mulai dari Kasus Petamburan dan Kasus
Megamendung hingga Kasus RS UMMI hanya merupakan bagian dari OPERASI INTELIJEN HITAM
BERSKALA BESAR yang liar dan jahat serta sadis dan kejam.
Semoga Majelis Hakim yang mulia diselamatkan oleh Allah SWT dari jeratan jahat
OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR tersebut, dan diberi kekuatan oleh Allh SWT untuk
tetap mempertahankan Indonesia sebagai NEGARA HUKUM bukan sebagai NEGARA
KEKUASAAN sebagaimana Amanat Konstitusi Pancasila dan UUD 1945.
ﺣﺴﺒﻨ
ﺎ
ﻛﻴﻞ
اﻟﻮ وﻧﻌﻢ ﷲ
،
اﻟﻨﺼﲑ وﻧﻌﻢ اﳌﻮﱃ ﻧﻌﻢ
،
اﻟﻌﻈﻴﻢ اﻟﻌﻠﻲ ﺎﺑﻪﻠﻟ إﻻ ﻗﻮة وﻻ ﺣﻮل وﻻ
B.OLIGARKI ANTI TUHAN
Kepada Yang Mulia Majelis Hakim
Kepada Yang Tercinta Seluruh Penasihat Hukum
Kepada Yang Terhormat Semua Jaksa Penuntut Umum
Kepada Yang Istimewa Segenap Pecinta Keadilan dimana pun berada
Sebelum saya BUKTIKAN dengan memaparkan berbagai INDIKASI yang menjadi
PETUNJUK bahwa KASUS yang saya hadapi lebih tepat disebut sebagai KASUS POLITIK ketimbang
KASUS HUKUM, maka saya memandang perlu untuk memaparkan RANGKAIAN PERISTIWA yang
saya hadapi, sebelum dan saat serta setelah, saya dirawat di Rumah Sakit UMMI Kota Bogor,
agar menjadi jelas BENANG MERAH yang menghubungkan semua Rangkaian Kejadian tersebut
dengan KASUS yang sedang saya hadapi di pengadilan ini, sehingga menjadi masukan penting
bagi mereka yang punya HATI JERNIH dan AKAL SEHAT serta NURANI KEADILAN untuk
mengambil KESIMPULAN.
Sejak saya dan Keluarga beserta Para Sahabat bersama Umat Islam Indonesia terlibat
langsung dalam AKSI BELA ISLAM 411 pada tgl 4 November 2016 di Depan Istana Presiden, dan
dilanjutkan dengan AKSI BELA ISLAM 212 pada tgl 2 Desember Tahun 2016 di Lapangan
Monumen Nasional (Monas) Jakata, kemudian dilanjutkan lagi denga AKSI-AKSI BELA ISLAM
16. 16
lainnya yang berjilid-jilid, seperti AKSI BELA ISLAM 121, 161, 21-2, 313 dan 55 serta lainnya, yang
dengan izin Allah SWT dan karunia serta anugerah-Nya bahwa semua AKSI BELA ISLAM tersebut
telah menjadi MEDIA DA’WAH yang luar biasa, antara lain :
1. PENYADARAN UMAT tentang betapa pentingnya PERSAUDARAAN dan PERSATUAN di
dalam melengserkan dan melongsorkan KESOMBONGAN dan KEANGKUHAN Kekuasaan
OLIGARKI.
2. PEMOMPA SEMANGAT UMAT untuk selalu berjuang MENEGAKKAN KEADILAN dan
MELAWAN KEZALIMAN tanpa merasa takut terhadap RESIKO PERJUANGAN.
3. PEMILAH ANTARA HAQ DAN BATHIL agar tidak dicampur-adukkan dengan tetap selalu
menjunjung tinggi bahwa AYAT SUCI DI ATAS AYAT KONSTITUSI.
PRINSIP JUANG kami selama ini adalah AYAT SUCI DI ATAS AYAT KONSTITUSI, karena
AYAT SUCI adalah WAHYU ILAHI yang datang dari YANG MAHA SUCI, sehingga menjadi HARGA
MATI yang wajib DIPATUHI dan DITAATI tanpa KOMPROMI, serta tidak boleh DIREVISI apalagi
DIGANTI. Sedang AYAT KONSTITUSI adalah produk AKAL INSANI yang wajib tunduk kepada AYAT
SUCI, sehingga manakala berkesusaian dengan Ayat Suci maka wajib dipatuhi dan ditaati,
sebaliknya manakala bertentangan dengan Ayat Suci maka wajib diperbaiki dan direvisi, bahkan
bisa diganti melalui jalur Konstitusional.
PRINSIP JUANG kami telah sejalan dengan SILA PERTAMA PANCASILA yang menjunjung
tinggi KETUHANAN YANG MAHA ESA yang bukan lagi sebagai PILAR NEGARA, akan tetapi jauh
lebih tinggi lagi yaitu sebagai DASAR NEGARA, sebagaimana ditetapkan oleh UUD 1945 dalam
Pembukaan dan Pasal 29 ayat 1 yang berbunyi : ”Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa”.
INDONESIA memang bukan NEGARA AGAMA akan tetapi Indonesia juga bukan Negara
Iblis atau Negara Setan atau Negara Kafir atau Negara Thogut atau Negara Atheis atau Negara
Komunis, melainkan Indonesia adalah Negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,
yaitu Negara yang menjunjung tinggi Norma-Norma dan Nilai-Nilai Luhur KETUHANAN YANG
MAHA ESA yang tertuang dalam AYAT-AYAT SUCI yang datang dari TUHAN YANG MAHA ESA lagi
MAHA SUCI.
Oleh karenanya, semua produk Hukum dan Aturan serta Perundangan-undangan di
Indonesia harus selaras dan sejalan serta sesuai dengan Norma-Norma dan Nilai-Nilai Luhur
KETUHANAN YANG MAHA ESA yang tertuang dalam AYAT-AYAT SUCI yang datang dari TUHAN
YANG MAHA ESA lagi MAHA SUCI.
PRINSIP JUANG kami tersebut telah membuat KEBAKARAN UBUN-UBUN Para
Gerombolan ATHEIS dan KOMUNIS yang Pasca Reformasi 1998 banyak yang menyamar menjadi
LIBERALIS dan SEKULARIS, sehingga mereka Risau, Kacau dan Galau, serta Marah, Murka dan
Kalap, karena selama ini mereka selalu berkampanye secara besar-besaran dengan Dana Tak
17. 17
Terbatas mencuci otak Rakyat Indonesia dan merusak Imannya kepada Tuhan Yang Maha Esa
dengan slogan AYAT KONSTITUSI DI ATAS AYAT SUCI.
Mereka semakin KEBAKARAN UBUN-UBUN manakala saya dan Para Sahabat
seperjuangan sepanjang Tahun 2016 dan 2017 secara terus menerus melalui SEMINAR dan
DISKUSI serta TABLIGH AKBAR membongkar habis-habisan INDIKASI KEBANGKITAN NEO PKI,
sekaligus menggelar AKSI PARADE TAUHID yang dikuti ratusan ribu massa Long March dari
Senayan menuju Istana untuk menolak KEBANGKITAN NEO PKI.
Pada Tahun 2016 dalam Simposium Mewaspadai Kebangkitan PKI di hadapan ratusan
pensiunan TNI bersama Para Sesepuhnya, seperti Jenderal TNI (Pur) Sayyidiman dan Jenderal TNI
(Pur) Tri Sutrisno serta lainnya, saya telah bahas tuntas INDIKASI KEBANGKITAN NEO PKI, antara
lain :
1. Tuntutan Pencabutan TAP MPRS No XXV Tahun 1966 tentang Pembubaran dan Pelarangan
PKI sekaligus Pelaragan Penyebaran Paham Marxisme dan leninisme serta Komunisme.
2. Penghapusan Sejarah Pengkhianatan PKI dari Kurikulum Pelajaran di semua jenjang
Pendidikan di Indonesia.
3. Penghentian Pemutaran Film Pengkhianatan G30S/PKI dari Stasiun TVRI dan Televisi Swasta.
4. Penghapusan Litsus Bersih PKI bagi Calon Pejabat di Indonesia.
5. Putra-Putri PKI yang masih mengususng Ideologi PKI masuk ke Parpol dan menjadi Anggota
DPR RI dan Pejabat Negara.
6. Pembuatan dan Penyebaran Buku mau pun Film Pembelaan terhadap PKI.
7. Adanya RUU KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi) yang memposisikan PKI sebagai
Korban sehingga harus direhabilitasi.
8. Pembelaan Komnas HAM dan LSM LIBERAL terhadap PKI atas nama HAM.
9. Bantuan Negara China Komunis kepada Indonesia berikut Kompensasinya.
10. Kerja-sama sejumlah Parpol dengan Partai Komunis China.
11. Pagelaran Seminar dan Temu Kangen antar Keluarga PKI sekaligus Promosi Ideologi mereka.
12. Pembentukan Ormas dan Orsospol serta LSM yang berafiliasi kepada Neo PKI.
13. Pemutar Balikkan Sejarah PKI melalui Buku, Film, Wawancara, Seminar, Diskusi, TV dan
MEDSOS serta berbagai Media Cetak mau pun Elekronik lainnya.
14. Penyebaran Lambang Palu Arit PKI di kalangan Selebritis dan Kawula Muda secara besar-
besaran.
15. Usulan Penghapusan Kolom Agama dari KTP.
16. Sejak Reformasi ada upaya semua Presiden didorong-dorong untuk minta maaf kepada PKI
dengan dalih Rekonsiliasi.
17. Adanya Jargon REVOLUSI MENTAL yang dulu pernah menjadi Jargon PKI.
18. Adanya Jargon SAMA RATA SAMA RASA yang juga dulu pernah jadi Jargon PKI.
19. Anggota DPR RI dari PDIP Ribka Ciptaning mengarang buku “Aku Bangga jadi Anak PKI” dan
buku “Anak PKI masuk Parlemen”.
20. Pengakuan Anggota DPR RI dari PDIP Ribka Ciptaning bahwa Jutaan Pendukung PKI di
Indonesia merapat dan memilih serta memenangkan Partai PDIP agar berkuasa, sehingga
Anak Keturunan PKI bisa kembali bangkit.
18. 18
Dan kini satu per satu INDIKASI tersebut di atas terbukti, antara lain :
1. Adanya RUU HIP yang mengadopsi MANIFESTO POLITIK PKI 1960-an dengan memeras
PANCASILA menjadi TRISILA bahkan EKASILA. Setelah diprotes ternyata pembahasan RUU
tsbt bukan dibatalkan, tapi hanya ditunda untuk menunggu pengesahan di saat umat Islam
lengah.
2. Adanya PP No 57 Tahun 2021 menghapus Mata Kuliah Wajib PANCASILA dan BAHASA
INDONESIA.
3. Adanya Kamus Sejarah Indonesia yang diterbitkan Kemendikbud RI telah dengan sengaja
menghilangkan sejumlah TOKOH ISLAM seperti Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari dan Pelopor
NKRI M. Natsir, juga KH Mas Mansur, Mr Syafruddin Prawiranegara, dsb. Dan sebaliknya
banyak TOKOH PKI justru dimasukkan ke dalam Kamus Sejarah tersebut, seperti : Darsono
Notosudirjo (Hal 51), DN Aidit (Hal 58), Henk Sneevlit (Hal 87), Semaoen (Hal 262), dsb.
4. Adanya sejumlah Pendukung Ideologi PKI yang diangkat sebagai Pejabat, seperti HILMAR
FARID sebagai Dirjen Kemendikbud RI yang berpendapat bahwa PKI tidak berontak dan
hanya Korban Fitnah Orde Baru, serta berencana untuk merevisi Film G30S/PKI sesuai
pendapatnya tersebut.
5. Adanya Test Wawasan Kebangsaan (TWK) di KPK yang pertanyaannya beraroma ANTI
AGAMA, antara lain : Apakah anda bersedia melepas Jilbab demi Bangsa dan Negara ? Jika
anda diminta memilih, anda pilih Al-Qur’an atau Pancasila ? Lalu dengan entengnya di
berbagai Media Massa Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Menpan RB) Cahyo Kumolo menyebut bahwa Test Wawasan Kebangsaan (TWK) sama
dengan Litsus di Zaman Orde Baru. Padahal Litsus di Zaman Orba untuk memastikan bahwa
Pegawai Negeri tidak terkontaminasi Ideologi PKI yang Anti Tuhan dan Anti Agama, sedang
TWK di KPK untuk memastikan ASN siap meninggalakan Ajaran Agama dengan dalih demi
Bangsa dan Negara. Apakah TWK bentuk balas dendam Neo PKI terhadap Umat Islam ?
Sejak AKSI-AKSI BELA ISLAM dan AKS-AKSI ANTI PKI sepanjang Tahun 2016, saya dan
Keluarga serta Para Sahabat seperjuangan menjadi TARGET KRIMINALISASI dan MAKARISASI
bahkan TERORISASI, sehingga sepanjang Tahun 2017 aneka ragam REKAYASA KASUS
dialamatkan kepada kami, bahkan kami menjadi TARGET OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA
BESAR yang bekerja untuk Kepentingan OLIGARKI ANTI TUHAN.
OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR telah menebar aneka ragam TEROR dan
INTIMIDASI terhadap kami, seperti : Pelemparan Bom Molotov ke beberapa Posko FPI, dan
Penembakan Kamar Pribadi saya di Pesantren MARKAZ SYARIAH Megamendung Bogor, serta
Peledakan Bom Mobil di acara Tabligh Akbar saya di Cawang Jakarta, juga pengepungan dan
pengeroyokan serta percobaan pembunuhan terhadap saya dan kawan-kawan oleh Gerombolan
19. 19
Preman GMBI depan Mapolda Jawa Barat di Bandung, yang kesemuanya sampai saat ini tak satu
pun diproses hukum dan diungkap kasusnya oleh para APARAT PENEGAK HUKUM.
Tidak sampai disitu, OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR juga membangun
KOLABORASI dengan berbagai INDUSTRI MEDSOS untuk membunuh KARAKTER saya dan FPI
secara habis-habisan. Sejak Tahun 2016 tersebut Identitas saya dan FPI menjadi TERLARANG
tampil di Facebook dan Instagram serta Twitter, baik nama lengkap, inisial, logo, atribut, foto,
video, pernyataan, atau berita apa pun yang terkait saya dan FPI. Namun jahat dan sadisnya,
tayangan apa saja terkait saya dan FPI yang sifatnya menghina dan melecehkan serta membunuh
karakter, maka TIDAK DILARANG tampil di Facebook mau pun Instagram dan Twitter, bahkan
ramai menghiasi Facebook dan Instagram serta Twitter.
Saat itu ESKALASI POLITIK cukup memanas, sehingga saya dan Para Sahabat pernah
menawarkan Dialog dan Rekonsiliasi kepada REZIM PENGUASA untuk meredam Konflik, karena
kami bukan sedang BER-OPOSISI melainkan sedang BERHISBAH yaitu BER-AMAR MA’RUF NAHI
MUNKAR.
OPISISI tidak sama dengan HISBAH, Gerakan Oposisi adalah Gerakan Politik yang sering
Subjektif Tidak Objektif dalam menilai Kebijakan Pemerintah, sehingga segala Kebijakan
Pemerintah, yang baik mau pun yang tidak baik, tetap sering DIKRITISI. Sedang Gerakan HISBAH
yaitu AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR bukan Gerakan Politik, melainkan Gerakan Sosial
Keagamaan yang harus selalu Objektif, artinya saat Kebijakan Pemerintah itu baik dan bagus,
maka harus diapresiasi dan didukung, namun saat Kebijakan Pemerintah itu tidak baik atau
kurang tepat, maka wajib dikritisi, bahkan jika kebijakan tersebut bertentangan dengan Agama
dan Konstitusi, maka wajib diprotes keras, namun tetap harus dalam Koridor Konstitusi.
Sayangnya saat itu REZIM PENGUASA kurang menyambut baik ajakan kami untuk Dialog
dan Rekonsiliasi, akibat ulah para BuzzeRp Bayaran dan Para Pembinanya yang selalu mengadu
domba dan memecah belah Pejabat dan Rakyat untuk Kepentingan OLIGARKI ANTI TUHAN.
Akhirnya ESKALASI POLITIK semakin tinggi dan memanas, bahkan masyarakat baik di
tinggkat elit mau pun di tingkat akar rumput mulai terbelah dimana-mana, sehingga saya dan
Keluarga memilih jalan untuk sementara waktu HIJRAH ke Kota Suci Mekkah, demi
menghindarkan KONFLIK HORIZONTAL yang bisa mengantarkan kepada kerusuhan dan
pertumpahan darah.
Namun ternyata ada OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR yang menjadikan
HIJRAH kami sebagai PENGASINGAN, sehingga kami tidak bisa pulang selama 3,5 tahun. Dan saya
beserta Keluarga selama dalam PENGASINGAN tersebut kerap mengalami TEROR dan
INTIMIDASI berupa aneka FITNAH yang ingin mencelakakan saya sekeluarga agar ditangkap oleh
Pemerintah Saudi.
Ternyata para Sahabat seperjuangan saya di Indonesia pun terus DITEROR dan
DIINTIMIDASI serta DIKRIMINALISASI, bahkan DIMAKARASIASI hingga DITERORISASI. Selain itu
20. 20
ada juga terjadi upaya percobaan pembunuhan terhadap Saksi Ahli IT Alumni ITB Ir Hermansyah
yang dengan setia membela saya, beliau di hapadan isterinya dihadang dan diserang serta
ditusuk-tusuk di tengah jalan tol. Belum lagi terjadi SABOTASE dalam Acara Reuni 212 pada tahun
2018 dengan Peledakan BOM PIPA di lokasi Acara di Monas.
ﺣﺴﺒﻨ
ﺎ
ﻛﻴﻞ
اﻟﻮ وﻧﻌﻢ ﷲ
،
اﻟﻨﺼﲑ وﻧﻌﻢ اﳌﻮﱃ ﻧﻌﻢ
،
اﻟﻌﻈﻴﻢ اﻟﻌﻠﻲ ﺎﺑﻪﻠﻟ إﻻ ﻗﻮة وﻻ ﺣﻮل وﻻ
C.DIALOG DAN REKONSILIASI
Kepada Yang Mulia Majelis Hakim
Kepada Yang Tercinta Seluruh Penasihat Hukum
Kepada Yang Terhormat Semua Jaksa Penuntut Umum
Kepada Yang Istimewa Segenap Pecinta Keadilan dimana pun berada
Selama di Kota Suci Mekkah pada setahun pertama sebelum saya dicekal / diasingkan,
saya selalu membuka diri dan megajak PEMERINTAH INDONESIA untuk BERDIALOG
menyelesaikan semua Konflik demi menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Pada awal bulan
Syawwal 1438 H sekitar Akhir Mei 2017 saat saya berada di Kota Tarim – Yaman, saya ditelpon
Menko Polhukam RI Jenderal TNI (Pur) Wiranto dan beliau mengajak saya dkk untuk
membangun kesepakatan agar tetap membuka pintu Dialog dan Rekonsiliasi. Kami sambut baik
himbauan beliau tersebut, karena sejak semula justru itu yang kami harapkan.
Lalu sekitar Awal Juni 2017 yang juga pertengahan bulan Syawwal 1438 H, saya bertemu
dan berdialog langsung dengan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) Jenderal Polisi (Pur) Budi
Gunawan bersama Timnya di salah satu Hotel Berbintang Lima di Kota Jeddah – Saudi Arabia.
Hasil pertemuan tersebut SANGAT BAGUS, kita buat kesepakatan tertulis hitam di atas putih
yang ditanda-tangani oleh saya dan Komandan Operasional BIN Mayjen TNI (Pur) Agus Soeharto
di hadapan Kepala BIN dan Timnya, yang kemudian Surat tersebut dibawa ke Jakarta dan
dipersaksikan serta ditanda-tangani juga oleh Ketua Umum MUI Pusat KH Ma’ruf Amin yang kini
menjadi Wakil Presiden RI.
Di antara isi kesepakatan tersebut adalah ”Stop semua kasus hukum saya dkk” sehingga
tidak ada lagi Fitnah Kriminalisasi, dan sepakat mengedepankan DIALOG dari pada Pengerahan
Massa, serta siap mendukung semua kebijakan Pemerintahan Jokowi selama tidak bertentangan
dengan Ajaran Agama Islam dan Konstitusi Negara Indonesia.
Dan saya juga dua kali bertemu dan berdialog langsung dengan Kapolri Jenderal Polisi
(Pur) Muhammad Tito Carnavian pada tahun 2018 dan 2019 di salah satu Hotel Berbintang Lima
di dekat Masjidil Haram Kota Suci Mekkah. Dalam dua kali pertemuan tersebut saya menekankan
21. 21
bahwa saya siap tidak terlibat sama sekali dengan urusan politik praktis terkait Pilpres 2019
dengan tiga syarat :
1. Stop Penodaan Agama
Artinya siapa pun yang menista / menodai agama apa pun harus diproses hukum sesuai
Amanat UU Anti Penodaan Agama yang tertuang dalam Perpres No 1 Tahun 1965 dan KUHP
Pasal 156a. Sebagaimana Ahok Si Penista A-Qur’an diproses, maka selain Ahok seperti Abu
Janda, Ade Armando, Denny Siregar, dan semua gerombolan mereka yang sering menodai
Agama dan menista Ulama juga harus diproses hukum, sesuai dengan Prinsip Equality
Before The Law sebagaimana dimanatkan UUD 1945.
2. Stop Kebangkitan PKI
Artinya sesuai Amanat TAP MPRS RI No XXV Tahun 1966 tentang Pembubaran dan
Pelarangan PKI sekaligus Pelarangan Penggunaan Atribut PKI dan Pelarangan Penyebaran
Paham Komunisme dan Marxisme serta Lininisme, yang Sanksi Hukum Pidananya sudah
tertuang dalam UU No 27 Tahun 1999 ttg Perubahan KUHP yang berkaitan dengan
kejahatan terhadap Keamanan Negara yaitu : KUHP Pasal 107 huruf a, c, d dan e, yang
kesemuanya khusus terkait kejahatan penyebaran paham Komunisme dan Marxisme serta
Leninisme.
3. Stop Penjualan Aset Negara ke Asing mau pun Aseng
Artinya semua Aset dan Kekayaan Negara sebesar-besarnya digunakan untuk kesejahteraan
Rakyat dan Bangsa Indonesia, lalu khusus Pribumi Indonesia perlu diberi kesempatan
bersaing yang sehat dengan Asing mau pun Aseng agar bisa jadi Tuan di Negeri sendiri
dengan tanpa bermaksud DISKRIMINASI.
Namun sayang sejuta sayang, Dialog dan Kesepakatan yang sudah sangat bagus dengan
Menko Polhukam RI dan Kepala BIN serta Kapolri saat itu, akhirnya semua kandas akibat adanya
OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR yang berhasil mempengaruhi Pemerintah Saudi,
sehingga saya dicekal / diasingkan dan tidak bisa pulang ke Indonesia.
SAYA TIDAK TAHU apakah Menko Polhukam RI Wiranto dan Kepala BIN Budi Gunawan
serta Kapolri Tito Carnavian yang MENGKHIANATI Dialog dan Kesepakatan, serta mereka terlibat
dalam OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR tersebut, atau memang disana ada PIHAK
LAIN yang memiliki KEKUATAN BESAR yang melakukan OPERASI RAHASIA untuk melayani
OLIGARKI ANTI TUHAN yang bersembunyi di balik INSTRUMEN KEKUASAAN. Wallaahu A’lam.
Namun yang jelas, SIAPA PUN yang bermain dan menggelar OPERASI LIAR semacam ini
sangat berbahaya, sekaligus sangat mengancam Persatuan dan kesatuan NKRI, sehingga WAJIB
DIHENTIKAN.
22. 22
Karenanya, demi keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Pemerintah
Indonesia wajib merangkul Para Ulama bukan memukul, dan wajib memeluk Para Tokoh bukan
menggebuk, serta wajib menyayang Para Aktivis bukan menendang, sehingga semua KEKUATAN
BANGSA disatukan untuk menghentikan OPERASI LIAR dari segelintir MANUSIA JAHAT yang
menjilat Para OLIGARKI ANTI TUHAN.
Saya dan Keluarga dibantu Para Sahabat setia yang ada di Kota Suci Mekkah terus
berusaha keluar dari PENGASINGAN yang dibungkus dengan nama PENCEKALAN. Akhirnya
Alhamdulillaah, setelah jatuh bangun penuh suka duka, dengan izin dan pertolongan Allah SWT,
saya dan Keluarga bisa kembali ke Tanah Air, walau pun hingga detik-detik terakhir di Bandara
Jeddah saat keberangkatan saya dari Saudi masih saja ada upaya untuk menggagalkan
Kepulangan saya sekeluarga.
Setibanya saya dan Keluarga di Tanah Air, serangan BuzzeRp Bayaran yang dikenadlikan
oleh OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR tidak berhenti mendorong supaya POLISI
menangkap saya. Bahkan pasca acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan yang
diselenggarakan pada tgl 14 November 2020, serangan tersebut semakin gencar dan masif
dengan memanfaatkan issue PELANGGARAN PROKES yang terjadi dalam acara Maulid tersebut,
walau pun sudah membayar Denda Administratif sebesar Rp.50 juta.
Dan tgl 17 November 2020 saat saya menerima KLIRENS KESEHATAN dari pihak Bandara
Cengkareng yang terlambat diserahkan ke saya, maka saya baru mulai melaksanakan ISOLASI
MANDIRI di Rumah Petamburan, namun ISOLASI MANDIRI saya di Rumah Petamburan sangat
terganggu dengan sejumlah hal, antara lain :
1. Tgl 19 November 2020 Jalan Raya Petamburan wilayah tempat tinggal saya didatangi oleh
Pasukan KOOPSUS TNI (Komando Operasi Khusus TNI) yang terdiri dari tiga pasukan elite
TNI, yaitu : Kopassus AD, Marinir AL serta Paskhas AU, mereka lewat sambil berhenti
sebentar dengan menyalakan sirine di mulut Gang Markas Besar FPI, sehingga masyarakat
resah.
Sebenarnya Pasukan Elit KOOPSUS ini hanya boleh bergerak dengan Perintah Presiden,
namun saya tidak yakin kalau yang menggerakkannya saat itu adalah PRESIDEN, tapi saya
lebih yakin bahwa yang menggerakkannya adalah OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA
BESAR yang telah menyusup ke semua lini Pemerintahan mau pun Swasta untuk
Kepentingan OLIGARKI ANTI TUHAN.
2. Tgl 20 November 2020 Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrahman saat Apel Kodam
Jaya di Monas tanpa sebab yang jelas mengancam dan menantang perang FPI, lalu
menurunkan Pasukan Perang lengkap dengan Kendaraan Tempur Panser dan lainnya hanya
untuk menurunkan BALIHO UCAPAN SELAMAT DATANG HRS di Petamburan dan tempat
lainnya di Jakarta dan sekitarnya.
23. 23
Padahal FPI bukan MILISI BERSENJATA, melainkan Ormas Sosial Keagamaan yang banyak
bergerak di Bidang Da’wah dan Kemanusiaan, bahkan di berbagai Daerah FPI sering turun
bareng dengan TNI dan POLRI dalam menanggulangi Bencana Alam. Karenanya, saya juga
tidak yakin OPERASI PENURUNAN BALIHO tersebut murni kemauan Pangdam Jaya, akan
tetapi saya tetap yakin kalau semua itu tidak lepas dari OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA
BESAR yang telah menyusup ke semua lini, termasuk TNI dan POLRI untuk Kepentingan
OLIGARKI ANTI TUHAN.
Kini Sang Pangdam yang sukses dalam OPERASI PENURUNAN BALIHO diangkat menjadi
PANGKOSTRAD, saya doakan semoga dengan jabatan barunya berani mengerahkan pasukan
ke PERTEMPURAN bukan ke PETAMBURAN, khususnya ke PAPUA untuk melawan PARA
TERORIS SEPARATIS yang sedang merongrong NKRI dan membunuhi aparat dan warga sipil.
Itulah sebabnya saya dan keluarga memilih untuk pindah ISOLASI MANDIRI dari Rumah
Petamburan ke Rumah di Sentul Bogor agar lebih tenang dari gangguan OPERASI INTELIJEN
HITAM BERSKALA BESAR.
ﺣﺴﺒﻨ
ﺎ
ﻛﻴﻞ
اﻟﻮ وﻧﻌﻢ ﷲ
،
اﻟﻨﺼﲑ وﻧﻌﻢ اﳌﻮﱃ ﻧﻌﻢ
،
اﻟﻌﻈﻴﻢ اﻟﻌﻠﻲ ﺎﺑﻪﻠﻟ إﻻ ﻗﻮة وﻻ ﺣﻮل وﻻ
24. 24
BAB III
DARI RUMAH SAKIT KE RUANG SIDANG
Kepada Yang Mulia Majelis Hakim
Kepada Yang Tercinta Seluruh Penasihat Hukum
Kepada Yang Terhormat Semua Jaksa Penuntut Umum
Kepada Yang Istimewa Segenap Pecinta Keadilan dimana pun berada
Pada hari SELASA tgl 24 November 2020 tengah malam saya dan istri secara resmi
menjalani perawatan di RS UMMI Kota Bogor, dan sengaja perawatan tersebut kami rahasiakan
agar tidak ada yang besuk, sehingga tidak mengganggu perawatan, sekaligus supaya tidak
menimbulkan KEHEBOHAN di tengah masyarakat.
Namun pada hari RABU tgl 25 November 2020 lagi-lagi OPERASI INTELIJEN HITAM
BERSKALA BESAR membongkar perawatan saya di RS UMMI tersebut dan para BuzzeRp pun
menebar berbagai HOAX dengan menyebut saya kritis dan sekarat, bahkan mati akibat Covid.
Pada hari KAMIS tgl 26 November 2020 pagi OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA
BESAR pun menggelar OPERASI PENGIRIMAN BUNGA ke RS UMMI dari pihak-pihak yang tidak
jelas yang dikirim secara SEKALIGUS dan berisi kalimat-kalimat menghina dan memperolok-olok.
OPERASI PENGIRIMAN BUNGA tersebut dimaksudkan untuk memainkan OPINI JAHAT bahwa
SAYA sedang KRITIS bahkan SEKARAT di RS UMMI akibat Covid, senada dengan aneka HOAX
yang ditebar para BuzzeRp di media sosial . Di malam harinya Wali Kota Bogor Bima Arya
mendatangi RS UMMI bersama Satgas Covidnya dan KOAR-KOAR di Media, sehingga banyak
Kerabat dan Sahabat resah, lalu menanyakan kondisi saya dan istri melalui Keluarga kami.
Itulah sebabnya, pada malam hari itu juga banyak Habaib, Ulama dan Para Tokoh
meminta kepada menantu kami Hb Muhammad Hanif Alattas untuk membuat REKAMAN VIDEO
singkat buat Kerabat dan Sahabat untuk meredam FITNAH dan HOAX tersebut, sehingga Kerabat
dan Sahabat pun yang semula resah menjadi tenang.
Pada hari JUMAT 27 November 2020 pagi dini hari Hb Hanif Alattas membuat Video
Klarifikasi yang isinya menerangkan bahwa saya ”baik-baik saja” dan masih dalam perawatan
serta meminta doa semua pihak, karena memang kondisi saya saat masuk RS stabil berdasarkan
Pemeriksaan Dokter dan Hasil Laboratorium yang semakin hari semakin baik, serta juga belum
ada Hasil Test PCR yang menyatakan saya POSITIF COVID, disamping saya “merasa” segar dan
sehat. Begitu juga pihak RS UMMI melalui Direktur Utamanya Dr. Andi Tatat langsung
25. 25
mengklarifikasi segala Berita HOAX tentang saya untuk menenangkan masyarakat, sekaligus
menjaga ketenangan pelayanan kesehatan di RS UMMI.
Jadi, Berita HOAX dan KOAR-KOAR Walikota Bogor Bima Arya secara konkrit telah
menyebabkan keresahan dan kepanikan masyarakat, sedang Rekaman Video Klarifikasi Hb Hanif
Alattas dan Wawancara Klarifikasi DR Andi Tatat justru sebaliknya yaitu telah berhasil
menenangkan dan menyejukkan masyarakat.
Selanjutnya, hari JUM’AT tgl 27 November 2020 di siang hari saya melakukan Test PCR
bersama Tim Mer-C di RS UMMI tanpa didampingi Satgas Covid Kota Bogor, karena mereka tidak
datang sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Di malam harinya kembali Walikota Bogor Bima Arya
bersama Satgas Covidnya mendatangi RS UMMI untuk meminta Rekam Medis saya dan memaksa
pelaksanaan Test PCR ulang, serta kembali KOAR-KOAR di Media sambil tebar ancaman periksa
paksa dan sebagainya. Padahal Satgas Covid tidak berhak mengambil Rekam Medis Pasien,
karena Rekam Medis Pasien secara online sudah tersambung dengan Dinkes Kota Bogor dan
Kemenkes RI, serta tiap hari terlaporkan secara Real Time. Selain itu Satgas Covid tidak berhak
melakukan Test PCR, yang berhak adalah Dinas Kesehatan bukan Satgas Covid, apalagi melakukan
Test PCR ulang kepada orang yang baru ditest PCR.
Pada hari SABTU tgl 28 November 2020 pagi dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, Walikota
Bogor setelah berunding dengan Tim Satgas, di dalamnya ada Kapolres Kota Bogor, langsung
menugaskan Ketua Satpol PP Kota Bogor untuk melaporkan RS UMMI dengan tuduhan
menghalang-halangi Satgas Covid Kota Bogor dalam melaksanakan tugas. Padahal sudah ada
kesepakatan antara Walikota Bogor dengan RS UMMI untuk menunggu Hasil Test PCR saya, tapi
hanya beberapa jam dari kesepakatan tersebut, tiba-tiba Walikota Bogor berubah pikiran setelah
rapat dengan Kapolres Kota Bogor bersama Tim Satgas Covid.
PERUBAHAN DRASTIS Sikap Walikota Bogor Bima Arya yang begitu cepat, dari KAMIS tgl
26 November 2020 di malam hari Bima Arya datang ke RS UMMI, dan JUM’AT tgl 27 November
2020 juga malam hari buat kesepakatan dengan RS UMMI untuk menunggu Hasil Test PCR, lalu
SABTU tgl 28 November 2020 pagi di hari sekitar pukul 02.00 WIB sudah buat LAPORAN POLISI
terhadap RS UMMI terkait perawatan saya disana, maka menjadi INDIKASI KUAT bahwa semua
itu merupakan bagian dari OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR yang terus mengejar
dan mengganggu saya selama ini.
Akhirnya, malam hari itu juga yaitu SABTU tgl 28 November 2020 tersebut saya memohon
izin ke RS UMMI untuk pulang dan melanjutkan perawatan di rumah dengan pertimbangan :
1. Bahwa berdasarkan Hasil Test Laboratorium kondisi saya semakin hari semakin baik dari
sejak masuk RS UMMI.
2. Bahwa saya punya Tim Medis Pribadi dari Tim Mer-C yang sangat berpengalaman akan
melanjutkan Pendampingan dan Pemeriksaan Kesehatan dalam ISOLASI MANDIRI di rumah.
26. 26
3. Bahwa TEROR dan INTIMIDASI dari Walikota Bogor BIMA ARYA yang terus menerus sangat
mengganggu perawatan saya, sekaligus merusak ketenangan RS UMMI.
4. Bahwa OPERASI BERITA HOAX dari BuzzeRp dan OPERASI PENGIRIMAN BUNGA dari pihak
yang tidak jelas ke RS UMMI juga sangat mengganggu.
5. Bahwa Walikota Bogor melaporkan RS UMMI ke polisi, sehingga saya semakin tidak enak hati
terhadap RS UMMI yang sudah banyak membantu saya dalam perawatan.
Sebelum saya keluar dari RS UMMI ada dua hal yang saya lakukan :
1. Membuat Surat Pernyataan melarang mempublikasikan Hasil Test Laboratorium mau pun
Hasil Test Swab dan PCR tanpa izin saya, kecuali laporan yang sebagaimana mestinya seperti
pengiriman sample dan laporan Real Time ke Dinkes Kota Bogor mau pun Kemnkes RI.
2. Membuat Rekaman Testimoni untuk RS UMMI sebagai tanda Terima Kasih saya atas kerja
keras para Tenaga Medis RS UMMI dalam perawatan saya, sehingga saya ”merasa” sehat wal
afiyat.
HASIL RESMI Test PCR baru SAYA terima dari Dr Hadiki melalui Habib Hanif Alattas pada
tgl 30 November 2020 sesuai Keterangan SAYA dan Keterangan Saksi Fakta Dr Hadiki serta Saksi
Mahkota Habib Hanif Alattas di depan persidangan, karena Test PCR dilaksanakan hari JUM’AT
27 November 2020, sementara hari SABTU dan AHAD yaitu tgl 28 dan 29 November 2020
merupakan HARI LIBUR, sehingga Laporan Hasil PCR baru bisa disampaikan kepada SAYA pada
hari SENIN tgl 30 November 2020
Hasil Test PCR tersebut menyatakan bahwa saya POSITIF COVID, sehingga atas arahan
Tim Mer-C maka saya wajib melanjutkan ISOLASI MANDIRI di bawah pengawasan Tim Mer-C
hingga sembuh. Saya juga dapat penjelasan bahwa kondisi covid saya sudah ke arah membaik,
atau tidak lagi berbahaya, sehingga jika saya tetap konsisten ikut arahan Tim Medis, maka akan
lebih cepat sembuh. Dan kenyataannya memang seperti itu, setelah saya ikuti semua arahan Tim
Mer-C dengan izin Allah SWT saya sembuh total dalam waktu relatif singkat. Alhamdulillaah.
Oleh karena saya masih dalam MASA ISOLASI MANDIRI, pada hari SELASA tgl 1 Desember
2020 saya tidak bisa memenuhi PANGGILAN PERTAMA Polda Metro Jaya untuk Pemeriksaan
sebagai SAKSI KASUS PELANGGARAN PROKES dalam KERUMUNAN MAULID NABI MUHAMMAD
SAW DI PETAMBURAN.
Entah kenapa, pada hari KAMIS tgl 3 Desember 2020 Kapolri Jenderal (Pol) Idham Aziz
umbar ancaman keras terhadap saya dan FPI. Lalu esoknya hari JUM’AT tgl 4 Desember 2020
Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Fadil Imran juga ancam sikat saya dan FPI. Pada hari yang sama 3
Anggota BIN (Badan Intelijen Negara) yang sedang melakukan penyusupan dan pengintaian di
Pesantren MARKAZ SYARIAH Megamendung Bogor dengan menggunakan DRONE tertangkap
oleh Petugas Pos Penjagaan Pesantren. Dan setelah diperiksa secara baik-baik, kemudian
27. 27
diketahui melalui Kartu Identitasnya bahwa mereka bertiga adalah Anggota BIN, maka dilepas
dan dibebaskan secara terhormat, karena mereka adalah Petugas Negara.
Pada hari SABTU tgl 5 Desember 2020 saya dan Keluarga beserta Penjaga Rumah Sentul
Bogor melihat ada DRONE mutar-mutar di atas rumah saya dan mondar-mandir di sekitar rumah
tinggal kami di Sentul - Bogor. Dan ada Laporan dari Penjaga Rumah bahwa di depan Perumahan
Mutiara Sentul pun ada beberapa mobil asing yang mencurigakan selalu standby selama 24 jam
untuk memperhatikan siapa saja yang keluar dari Komplek Perumahan.
Karenanya kami memutuskan untuk melanjutkan ISOLASI MANDIRI di Tempat
Peristirahatan di Luar Kota yaitu di suatu tempat di Daerah Karawang yang asri, alami dan segar,
jauh dari pengawasan dan pengintaian pihak mana pun, juga tidak diketahui Kerabat mau pun
Sahabat agar tidak ada tamu yang mengganggu, sekaligus bisa gelar pengajian khusus sekeluarga
tiap hari selama ISOLASI.
Pada hari AHAD tgl 6 Desember 2020 sekitar jam 22.00 kami sekeluarga berangkat dari
rumah kami di Sentul – Bogor menuju tempat peristirahatan di Karawang. Kami memilih jalan di
waktu malam untuk menghindari MACET karena bersama kami banyak perempuan dan anak-
anak bahkan beberapa bayi. Ternyata beberapa mobil asing mencurigakan yang selama ini
standby depan Komplek Perumahan mulai mengikuti dan menguntit rombongan kami. Dan
secara mengejutkan di tengah Tol Karawang kami dikejar dan dipepet hingga keluar Tol Karawang
Timur, namun berhasil dihalau dan dihalangi oleh para Pengawal kami dari Laskar FPI, sehingga
saya dan keluarga selamat dari kejaran mereka.
Sampai pagi dini hari jam 00.30 SENIN 7 Desember 2020, Laskar Pengawal kami terus
dikejar dan diserang serta ditembaki secara brutal oleh Gerombolan Orang Tak Dikenal (OTK)
tersebut. Saya dan keluarga selamat, tapi 6 Laskar FPI diculik, dan akhirnya mereka dibawa masuk
kembali ke dalam Tol Karawang, lalu dibawa ke KM 50, selanjutnya digiring ke suatu tempat untuk
disiksa dengan sadis dan dibunuh secara kejam dan biadab. Semoga Allah SWT menjadikan
mereka sebagai Syuhada dan memasukkann ke dalam Surga Firdaus-Nya :
ًةﻣﻐﻔﺮ ﳍﻢ اﻏﻔﺮ اﻟﻠﻬﻢ
ًﺔرﲪ ارﲪﻬﻢو ﺟﺎﻣﻌﺔ
اﻷﻋﻠﻰ اﻟﻔﺮدوس ﺟﻨﺔ أدﺧﻠﻬﻢو اﺳﻌﺔو
اﲪﲔﺮاﻟ أرﺣﻢ � ﺑﺮﲪﺘﻚ
Dan semoga Allah SWT menghancurkan sehancur-hancurnya para pelaku pembantaian 6
Syuhada FPI dan yang memerintahkannya serta para Aktor Intelektualnya juga yang merestuinya
dan semua yang terlibat dalam Pembantaian SADIS dan BRUTAL tersebut secara langsung mau
pun tidak langsung :
ِ
ّ
دﻣ اﻟﻠﻬﻢ
ًﺗﺪﻣﲑ ﺮﻫﻢ
ا
اً
أﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﺗﻐﺎدر وﻻ اً
ﺑﺪد اﻗﺘﻠﻬﻢو
� ﻗﻮي �
ﻣﻨﺘﻘﻢ � ﻣﺘﲔ
28. 28
Akhirnya pagi hari itu juga SENIN 7 Desember 2020 sekitar Jam 10.00 WIB saya masih
belum bisa memenuhi PANGGILAN KEDUA Polda Metro Jaya untuk Pemeriksaan sebagai SAKSI
KASUS PELANGGARAN PROKES dalam KERUMUNAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW DI
PETAMBURAN, karena saya masih harus istirahat pemulihan kesehatan di luar kota, apa lagi di pagi
dini hari tersebut saya dan keluarga baru saja mendapat SERANGAN BRUTAL oleh GEROMBOLAN
ORANG TAK DIKENAL (OTK) yang menembaki rombongan kami dan menculik 6 pengawal kami.
Penyidik di Polda Metro Jaya menerima ‘udzur kami dan memberi waktu hingga hari SENIN tgl 14
Desember 2020 untuk pemeriksaan sebagai SAKSI.
Masih di hari yang sama SENIN 7 Desember 2020 sekitar Jam 12.00 WIB : Kapolda Metro
Jaya Irjen (Pol) Fadil Imran dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrahman secara
mengejutkan gelar SIARAN PERS yang mengakui bahwa yang MENGINTAI dan MENGUNTIT saya
dari Sentul hingga Tol Kerawang adalah ANGGOTA POLDA METRO JAYA, dan mengakui juga
bahwa mereka yang MEMBUNUH 6 Laskar FPI yang mengawal saya dan keluarga. Bagi saya
sekeluarga PENGAKUAN KAPOLDA METRO JAYA yang didampingi PANGDAM JAYA tersebut
merupakan PERTOLONGAN ALLAH SWT yang luar biasa, karena tanpa pengakuan mereka
tersebut maka saya dan Keluarga tidak akan pernah tahu siapa PARA BAJINGAN pengintai dan
penguntit serta pengganggu kami di Jalan Tol Karawang malam itu, dan tidak akan pernah tahu
pula siapa PARA BAJINGAN BIADAB yang menculik dan menyiksa serta membantai 6 Laskar
Pengawal kami secara Sadis dan Biadab.
ﻛﺸﻒاﻟﺬي ﻪﻠﻟ اﳊﻤﺪ
اﻟﺸﻬﺪاء ﻗﺘﻞ ﻣﻦ ﻧﻌﻠﻢ ﺣﱴ اﻷﻋﺪاء ﱠ
ﺮﺳ
أوﻟﻴﺎءكو ورﺳﻠﻚ ﻷﻧﺒﻴﺎءك اً
اﻧﺘﺼﺎر أﻋﺪاءك ﻗﺘﻪﱠ
ﺰﻣ قﱠ
ﺰﳑ ﱠ
ﻛﻞاﻷﻋﺪاء قِّ
ﻣﺰ اﻟﻠﻬﻢ
اﻟﻌﺎﳌﲔ رب � اﳌﺮﺳﻠﲔ ﺳﻴﺪ ﲝﻖ
Selanjutnya, pada hari RABU tgl 9 Desember 2020 Polda Metro Jaya langsung
mengumumkan di berbagai Media Cetak mau pun Elektronik bahwa saya sebagai TERSANGKA
KASUS PELANGGARAN PROKES dalam KERUMUNAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW DI
PETAMBURAN. Padahal sampai saat itu saya belum pernah diperiksa sebagai SAKSI, bahkan
sebelumnya justru sudah ada kesepakatan dengan Polda Metro Jaya bahwa saya akan jalani
pemeriksaan pada hari SENIN 14 November 2020 sebagai SAKSI KASUS PELANGGARAN PROKES
dalam KERUMUNAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW DI PETAMBURAN.
Hari KAMIS tgl 10 Desember 2020 Polda Metro Jaya mengancam akan JEMPUT PAKSA
saya. Dan hari JUM’AT 11 Desember 2020 saya mengirim Penasihat Hukum ke Penyidik Polda
Metro Jaya untuk menanyakan kejelasan berita. Akhirnya hari SABTU tgl 12 Desember 2020 saya
secara sukarela didampingi Pengacara mendatangi POLDA METRO JAYA secara untuk
menjalankan pemeriksaan, tapi saya langsung DITANGKAP dan DITAHAN hingga saat ini.
29. 29
Selama saya ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, saya pun langsung dijadikan lagi sebagai
TERSANGKA dalam KASUS KERUMUNAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR dan KASUS
TEST SWAB PCR RS UMMI KOTA BOGOR, sehingga saya dadili di Pengadilan Negeri Jakarta Timur
sebagai TERDAKWA dalam TIGA KASUS PELANGGARAN PROKES, yaitu : KERUMUNAN MAULID
NABI SAW DI PETAMBURAN dan KERUMUNAN SPONTAN MASYARAKAT MEGAMENDUNG
KABUPATEN BOGOR, serta TEST SWAB PCR RS UMMI KOTA BOGOR.
Dalam Kasus PROKES PETAMBURAN dan Kasus PROKES MEGAMENDUNG oleh Majelis
Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Timur saya dinyatakan bersalah melanggar Pasal 93 ayat (1)
UU No 6 Tahun 2018 ttg Kekarantinaan Kesehatan, tapi dengan VONIS BERBEDA untuk masing-
masing kasus walau pun dengan UU dan Pasal serta Ayat yang sama. Kasus PROKES
MEGAMENDUNG divonis Denda Rp. 20 juta tanpa hukuman penjara, sedang Kasus PROKES
PETAMBURAN yang sudah bayar denda Rp. 50 juta justru dihukum penjara 8 bulan dengan
potong masa tahanan. Kini tinggal menunggu VONIS Kasus Test Swab PCR RS UMMI kota Bogor.
Tidak sampai disitu, kemudian serangan terhadap saya dan Keluarga serta Para Shahabat
seperjuangan berikut Ormas FPI masih berlanjut. Pada Tgl 30 Desember 2020 Ormas FPI
dibubarkan dan dilarang, lalu Rekening Saya dan Keluarga serta para Pengurus FPI dibekukan,
kemudian Pesantren yang saya dirikan diancam mau ditutup, selanjutnya pengurus FPI
ditangkapi, ada yang dikriminalisasi dan ada juga yang diterorisasi, sementara Kasus
Pembantaian 6 Syuhada FPI di Km 50 ditutup-tutupi bahkan ada upaya untuk dipeti-eskan, para
pelakunya tidak ditangkap bahkan tidak juga diumumkan namanya, sedang Komnas HAM
melakukan TRANSAKSI NYAWA dengan Para Pembantai dan Pelindungnya, sementara DPR RI
bungkam seribu bahasa.
Rentetan TEROR dan INTIMIDASI serta PEMBUNUHAN KARAKTER terhadap saya dan
kawan-kawan, yang datang secara terus menerus tanpa henti, dari sejak PARADE TAUHID
MENOLAK KEBANGKITAN PKI, hingga AKSI BELA ISLAM 411 dan 212 di Tahun 2016, lalu
PENGASINGAN saya di Kota Suci Mekkah selama 3,5 tahun dari pertengahan Tahun 2017 sampai
akhir Tahun 2020, hingga pulang ke Tanah Air dan sampai dihadirkan di dalam sidang ini, menjadi
BUKTI bahwa TIGA KASUS PELANGGARAN PROKES yang saya hadapi merupakan bagian dari
OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR yang didanai PARA OLIGARKI ANTI TUHAN,
sehingga Ketiga Kasus Hukum tersebut hanya dijadikan sekedar ALAT JUSTIFIKASI dengan
menunggangi POLISI dan JAKSA PENUNTUT UMUM dalam rangka BALAS DENDAM POLITIK via
OPERASI PENGHAKIMAN dan PENGHUKUMAN untuk KRIMINALISASI dan PIDANAISASI
PELANGGARAN PROKES menjadi KEJAHATAN PROKES.
Jadi jelas bahwasanya TIGA KASUS PELANGGARAN PROKES yang saya hadapi, termasuk
Kasus Test Swab PCR RS UMMI Kota Bogor adalah KASUS POLITIK yang dibungkus dan dikemas
dengan KASUS HUKUM, sehingga Hukum hanya menjadi alat LEGALISASI dan JUSTIFIKASI untuk
memenuhi DENDAM POLITIK OLIGARKI terhadap saya dan Keluarga serta Kawan-Kawan.
30. 30
Jika TIGA KASUS PELANGGARAN PROKES tersebut adalah murni hanya MASALAH
PELANGGARAN PROKES, maka kenapa ada RIBUAN PELANGGARAN PROTOKOL KESEHATAN
(PROKES) di Tanah Air sejak awal Pandemi hingga kini, bahkan banyak dilakukan oleh Tokoh
Nasional, mulai dari Artis hingga Pejabat, tidak terkecuali Menteri dan Presiden, akan tetapi
waktu kita selama ini hanya habis dikuras untuk KRIMINALISASI PELANGGARAN PROKES yang
melibatkan SAYA dkk saja pada Kerumunan Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan dan
Kerumunan Sambutan Spontan Masyarakat di Megamendung Kabupaten Bogor, serta
Perawatan SAYA di Rumah Sakit UMMI Kota Bogor, sehingga SAYA diproses ke Pengadilan
dengan 3 Kasus dan 3 Sidang untuk 3 Vonis melalui 11 Dakwaan dengan 18 Pasal Undang-
Undang ?!
Dan jika benar TIGA KASUS PELANGGARAN PROKES tersebut adalah murni hanya
MASALAH PELANGGARAN PROKES, mana mungkin sampai terjadi hal-hal yang sangat TRAGIS,
antara lain :
1. Penangkapan Saya dan Menantu 5. Pemblokiran Rekening Saya dan Keluarga
2. Penangkapan Pengurus FPI 6. Pemblokiran 75 Rekening Pengurus FPI
3. Pembubaran Ormas FPI 7. Upaya Penutupan Pesantren MARKAZ SYARIAH
4. Pelarangan Atribut FPI 8. Teror terhadap Keluarga dan Sahabat
Dan TRAGEDI yang paling SADIS adalah PEMBANTAIAN 6 PENGAWAL SAYA DARI LASKAR FPI
DI KM 50
Akhirnya, saya hanya bisa memohon kepada Allah SWT :
ًﻼﻋﺎﺟ ﺎً
ﺟَ
وﻓﺮ ًﻼﲨﻴ ﺎً
وﺧﻼﺻ ﺎًﻣﺒﻴﻨ ﺎً
وﻓﺘﺤ اً
ﻳﺰﺰﻋ اً
ﻧﺼﺮ ارزﻗﻨﺎ اﻟﻠﻬﻢ
أﺑﻴﻬﺎو ﻓﺎﻃﻤﺔ ﲝﻖ
ﻴﻬﺎِّوﳏﺒ وﺑﻨﻴﻬﺎ وﺑﻌﻠﻬﺎ وإﺧﻮﻬﺗﺎ ﱠﻬﺗﺎ
ﺪوﺟ ﻬﺎِ
ّ
أﻣو
اﻟﺴﻼمو اﻟﺼﻼة ﻋﻠﻴﻬﻢ
اﻟﻌﺎﳌﲔ رب � ... ﻧﺴﺘﻐﻴﺚ ﺑﺮﲪﺘﻚ ﻣﺘﲔ � ﻗﻮي �
ﺣﺴﺒﻨ
ﺎ
ﻛﻴﻞ
اﻟﻮ وﻧﻌﻢ ﷲ
،
اﻟﻨﺼﲑ وﻧﻌﻢ اﳌﻮﱃ ﻧﻌﻢ
،
اﻟﻌﻈﻴﻢ اﻟﻌﻠﻲ ﺎﺑﻪﻠﻟ إﻻ ﻗﻮة وﻻ ﺣﻮل وﻻ
31. 31
BAB IV
KRIMINALISASI PASIEN, DOKTER DAN RUMAH SAKIT
Kepada Yang Mulia Majelis Hakim
Kepada Yang Tercinta Seluruh Penasihat Hukum
Kepada Yang Terhormat Semua Jaksa Penuntut Umum
Kepada Yang Istimewa Segenap Pecinta Keadilan dimana pun berada
POLITIK KRIMINALISASI sangat berbahaya, karena tidak lagi mencari KEBENARAN, akan
tetapi hanya mencari PEMBENARAN, sehingga siapa saja yang melakukan praktek POLITIK
KRIMINALISASI maka telinganya akan menjadi TULI tidak bisa mendengar SUARA KEBENARAN,
dan mulutnya akan menjadi BISU tidak bisa berkata BENAR, serta matanya akan menjadi BUTA
tidak bisa melihat CAHAYA KEBENARAN. Karenanya POLITIK KRIMINALISASI akan
menghancurkan sendi-sendi KEADILAN dan meluluh-lantakkan TATANAN HUKUM serta
menyuburkan KEZALIMAN.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an tentang orang-orang yang TULI, BISU dan BUTA dari
KEBENARAN :
1. Surat Al-Baqarah ayat 18 :
ُّۢم ُ
ص
َ
ونُعِجۡرَي
َ
� ۡمُه
َ
� ٞ ۡ
�
ُ
� ٌم
ۡ
�ُب
١٨
Artinya : ”Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).”
2. Surat Al-Baqarah ayat 171 :
َ
ون
ُ
لِقۡعَ�
َ
� ۡمُه
َ
� ٞ ۡ
�
ُ
� ٌم
ۡ
�ُب ُّۢم ُ
ص
١٧١
Artinya : ”Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.”
POLITIK KRIMINALSASI membuat pelakunya kehilangan HATI JERNIH dan AKAL SEHAT
serta NURANI KEADILAN, sehingga ia akan jatuh ke martabat yang sangat hina. Allah SWT telah
menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa manusia yang tidak menggunakan Hati Jernih dan Akal
Sehat untuk mengenal KEBENARAN, serta tidak menggunakan Mata untuk melihat CAHAYA
KEBENARAN dan tidak menggunakan Telinga untuk mendengar SUARA KEBENARAN, maka
32. 32
derajat mereka lebih rendah dari BINATANG TERNAK, sebagaimana Firman-Nya SWT dalam
Surat Al-A’raaf ayat 179 :
َّ
� ٞ ُ
�
ۡ
�
َ
أ ۡمُه
َ
لَو اَهِب
َ
ونُه
َ
ق
ۡ
فَ�
َّ
�
ٞ
وب
ُ
ل
ُ
ق ۡمُه
َ
ل
َ
كِ�ٰٓ
َ
�ْو
ُ
أ ۚ
ٓ
اَهِب
َ
ونُعَم ۡسَ�
َّ
�
ٞ
ان
َ
اذَء ۡمُه
َ
لَو اَهِب
َ
ونُ ِ
�ۡبُ�
َ
ك
ٱ
ِمٰ َ
�
ۡ
ن
َ ۡ
�
ُم
ُ
ه
َ
كِ�ٰٓ
َ
�ْو
ُ
أۚ
ُّ
ل
َ
ض
َ
أ ۡم
ُ
ه
ۡ
لَب
ٱ
َ
ون
ُ
لِفٰ َ
�
ۡ
ل
١٧٩
Artinya : ”Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
POLITIK KRIMINALISASI memang sering sulit dibuktikan secara konkrit (nyata), karena
selalu tampil atas nama Hukum dan Undang-Undang, bahkan terkadang ada pelaku yang sadar
sedang melakukan Kriminalisasi tapi tetap dilakukan dengan dalih tugas, dan ada juga pelakunya
yang memang tidak sadar sama sekali sedang melakukan Kriminalisasi, karena tanpa terasa ia
dijadikan operator saja oleh Aktor Intelektual yang sebenarnya.
Namun demikian sejumlah indikasinya bisa menjadi Bukti Petunjuk adanya Kriminalisasi,
sekurangnya ada tiga indikator Kriminalisasi, yaitu : Pertama, adanya Praktek Pidanaisasi. Kedua,
adanya Diskriminasi Hukum. Ketiga, adanya Manipulasi Fakta.
I. PRAKTEK PIDANAISASI
MEMPIDANAKAN suatu perbuatan yang bukan pidana adalah bentuk PIDANAISASI, sama
halnya dengan MENGKRIMINALKAN suatu perbuatan yang bukan kriminal adalah bentuk
KRIMINALISASI. Baik PIDANAISASI mau pun KRIMINALISASI adalah bentuk praktek KEJAHATAN
HUKUM yang sangat berbahaya bagi PENEGAKAN KEADILAN, apalagi manakala praktek
PIDANAISASI atau KRIMINALISASI dilakukan oleh Para PENEGAK HUKUM.
KRIMINALISASI terhadap siapa pun hukumnya HARAM, sekali pun terhadap orang yang
kita benci atau musuhi, karena Allah SWT memerintahkan kita untuk berbuat dan bersikap adil
kepada semua umat manusia, dan sekaligus memperingatkan agar jangan sampai kebencian kita
kepada seseorang atau kepada suatu kaum membuat kita tidak adil terhadap mereka,
sebagaimana Allah SWT Firmankan dalam Surat Al-Maa-idah ayat 8 :
33. 33
Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang-orang yang menegakkan
kebenaran karena Allah, menjadi saksi-saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada Takwa. dan bertakwalah kepada Allah.”
PELANGGARAN PROKES adalah sebuah PELANGGARAN bukan KEJAHATAN, sehingga
dalam ATURAN pun disebut sebagai PELANGGARAN PROKES tidak disebut sebagai KEJAHATAN
PROKES. Penggunaan istilah ini pun diakui oleh para Pakar Hukum Pidana mau pun Hukum Tata
Negara, baik di tingkat Nasional mau pun Internasional. Karenanya PELANGGARAN PROKES
sebagai sebuah Pelanggaran yang bukan Kejahatan cukup diberi Sanksi Administrasi bukan Sanksi
Pidana.
Hal tersebut di atas disepakati oleh Para Saksi Ahli antara lain : DR Refly Harun (Ahli
Tata Negara), DR Muzakkir (Ahi Hukum Pidana), DR Abdul Choir Ramadhan (Ahli Teori Hukum
Pidana), dan DR Luthfi Hakim Ahli Hukum Pidana Kesehatan.
ﺣﺴﺒﻨ
ﺎ
ﻛﻴﻞ
اﻟﻮ وﻧﻌﻢ ﷲ
،
اﻟﻨﺼﲑ وﻧﻌﻢ اﳌﻮﱃ ﻧﻌﻢ
،
اﻟﻌﻈﻴﻢ اﻟﻌﻠﻲ ﺎﺑﻪﻠﻟ إﻻ ﻗﻮة وﻻ ﺣﻮل وﻻ
II. DISKRIMINASI HUKUM
POLITIK KRIMINALISASI adalah suatu KEZALIMAN yang sangat jauh dari nilai-nilai
KEADILAN, karena hanya berisi DISKRIMINASI HUKUM, sehingga bertentangan dengan Ajaran
Islam yang ANTI DISKRIMINASI.
Allah SWT telah menegaskan bahwa standar kemuliaan manusia adalah TAQWA, tiada
ukuran keutamaan apa pun di antara manusia kecuali hanya TAQWA. Firman-Nya dalam Surat
Al-Hujuraat ayat 13 :
اَهُّ�
َ
�ٰٓ َ
�
ٱ
ُ
اسَّ�
َّ
نِإ ۚ
ْ
آو
ُ
فَارَعَ ِ�
َ
لِ�
ٓ
اَب
َ
�َو اٗ�وُع
ُ
ش ۡم
ُ
�ٰ َ
�
ۡ
لَعَجَو ٰ َ
�ن
ُ
أَو ٖر
َ
ك
َ
ذ ِنّم م
ُ
�ٰ َ
�
ۡ
ق
َ
ل
َ
خ ا
َّ
نِإ
َِندع ۡم
ُ
�َمَر
ۡ
�
َ
أ
ٱ
ِ
َّ
�
َّ
نِإ ۚ
ۡم
ُ
�ٰٮ
َ
ق
ۡ
�
َ
�
ٱ
َ َّ
�
ٞ�ِب
َ
خ ٌيمِل
َ
ع
١٣
Artinya : ”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.”
34. 34
Dan Rasulullah SAW pernah bersabda :
"
ﻰَﻠَ
ﻋ ٍِّ
ﰊَ
ﺮَ
ﻌِﻟ َ
ﻞْ
ﻀَﻓ َ
ﻻ َ
َﻻأ ،ٌ
ﺪِ
اﺣَ
و ْ
ﻢُ
ﻛَ
َﺎﺑأ ﱠ
نِإَ
و ،ٌ
ﺪِ
اﺣَ
و ْ
ﻢُ
ﻜﱠﺑَ
ر ﱠ
نِإ َ
َﻻأ ،ُ
ﱠﺎسﻨاﻟ ﺎَ
ﻬﱡـﻳَأ َ
�
َ
ﻋ
َ
ﻻَ
و ، ّ
ٍ
ﻲِ
ﻤَ
ﺠ
ْﻐﱠﻠَـﺑَأ ىَ
ﻮْ
ﻘﱠ
ـﺘﻟِ
ﺎﺑ ﱠ
ﻻِإ ،َ
ﺮَْ
َﲪأ ﻰَﻠَ
ﻋ َ
دَ
ﻮْ
َﺳأ َ
ﻻَ
و ،َ
دَ
ﻮْ
َﺳأ ﻰَﻠَ
ﻋ َ
ﺮَْ
َﲪأ َ
ﻻَ
و ،ٍِّ
ﰊَ
ﺮَ
ﻋ ﻰَﻠَ
ﻋ ّ
ٍ
ﻲِ
ﻤَ
ﺠَ
ﻌِﻟ
" ُ
ﺖ
.
Artinya : ”Wahai Manusia, ketahuilah bahwa sesungguhnya Tuhan kalian adalah satu, dan
sesungguhnya Ayah kalian juga satu, ingatlah bahwasanya tiada Keutamaan bagi Arab
atas ‘Ajam, dan tiada keutamaan bagi ‘Ajam atas Arab, dan tiada Keutamaan bagi
Hitam atas Merah, dan tiada Keutamaan bagi Merah atas Hitam, kecuali dengan
Taqwa. Saksikanlah bahwa aku telah menyampaikan.”
HADITS ini SHAHIH ada diriwayatkan dalam Kitab Musnad Imam Ahmad hadits ke-23.489,
dan Kitab Musnad Abdullah Ibnul Mubarak hadits ke-239, dan Kitab Syu’abul Iman karya Imam
Al-Baihaqi hadits ke-4.774, Kitab Mu’jam Ibnu ‘Asakir hadits ke-1.045, dan Kitab Majma’ Az-
Zawaa-id karya Nuuruddin Al-Haitsami hadits ke-5.622, dan Kitab hadits lainnya.
Dalam penegakan Hukum, Islam secara tegas menolak DISKRIMINASI HUKUM,
sebagaimana Allah SWT tegaskan dalam Al-Qur’an bahwa keadilan harus ditegakkan walau
terhadap kerabat atau orang dekat sekali pun, sebagaimana Firman-Nya SWT dalam Surat Al-
An’aam ayat 152 :
Artinya : “ Dan apabila kamu berkata, maka adillah, walau terhadap kerabat / orang dekat”
Dan Rasulullah SAW juga pernah mengingatkan tentang Bahaya Diskrimnasi Hukum sambil beliau
bersumpah :
ِﻌﱠ
ﻀاﻟ ُ
ﻢِ
ﻬْﻴِﻓ َ
قَ
ﺮَ
ﺳ اَذِإَ
و ،ُﻩْ
ﻮُ
ﻛ
َ
ﺮَـﺗ ُ
ﻒْﻳِ
ﺮﱠ
ﺸاﻟ ُ
ﻢِ
ﻬْﻴِﻓ َ
قَ
ﺮَ
ﺳ اَذِإ ْﻢُ
ﻜَﻠْ
ـﺒَـﻗ َ
نﺎَ
ﻛ ْ
ﻦَ
ﻣ َ
ﻚَﻠَ
ﻫ ﺎَﱠ
ﳕِإ
ُ
ﺎمَ
ﻘُـﻳ ُ
ﻒْﻴ
ِ
ﻪْﻴَﻠَﻋ
َ
ﻫَ
ﺪَﻳ ُ
ﺖْﻌَﻄَ
ﻘَﻟ ْ
ﺖَﻗَ
ﺮَ
ﺳ ٍ
ﺪﱠ
ﻤَُ
ﳏ ُ
ﺖْﻨِﺑ ُﺔَ
ﻤِ
ﺎﻃَﻓ ْ
ﺖَﻧﺎَ
ﻛ ْ
نِإ ِّٰ
اﻪﻠﻟ ُْ
ﱘَ
و ،ﱡ
ﺪَْ
ﳊا
ﺎ
.
Artinya : “Sesungguhnya telah binasa umat sebelum kamu lantaran jika di tengah mereka ada
seorang (yang dianggap) mulia / terhormat mencuri atau dibiarkan, tapi jika ada di
tengah mereka seorang lemah / rakyat biasa mencuri maka ditegakkan atasnya hukum,
Demi Allah, jika Fathimah putri Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangannya”
35. 35
Dari HADITS SHAHIH ini kita mendapat pelajaran sangat berharga, antara lain :
1. Betapa pentingnya PENEGAKKAN KEADILAN.
2. Bahwa KETIDAK-ADILAN hanya membawa PETAKA.
3. Tidak boleh ada DISKRIMINASI dalam Penegakkan Hukum.
4. Betapa Adilnya Nabi Muhammad SAW.
5. Betapa Agungnya dan Mulianya kedudukan Sayyidah Fathimah RA, sehingga dijadikan
contoh utama oleh Nabi SAW untuk memberi pesan bahwasanya jangankan orang lain yang
dianggap terhormat, bahkan Fathimah Az-Zahra sekali pun, yang merupakan semulia-
mulianya wanita, pemimpin wanita semesta alam, kecintaan dan jantung hati Nabi SAW,
namun kalau salah tetap harus dihukum.
Subhaanallaah … betapa Agung dan Mulia serta Sempurnanya Akhaq Nabi Muhammad SAW.
POLITIK KRIMINALISASI sama sekali tidak berpegang pada prinsip EQUALITY BEFORE THE
LAW yang NON DISKRIMINATIF, sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 Pasal 27 ayat 1 yang
berbunyi : ”Semua Warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum.”
Ada ribuan PELANGGARAN PROTOKOL KESEHATAN (PROKES) di Tanah Air sejak awal
Pandemi hingga kini, bahkan banyak dilakukan oleh Tokoh Nasional, mulai dari Artis hingga
Pejabat, tidak terkecuali Menteri dan Presiden, akan tetapi waktu kita selama ini hanya habis
dikuras untuk KRIMINALISASI PELANGGARAN PROKES yang melibatkan SAYA pada Kerumunan
Petamburan di Jakarta dan Kerumunan Megamendung di Kabupaten Bogor, serta Test Swab PCR
di Rumah Sakit UMMI Kota Bogor, sehingga SAYA diproses ke Pengadilan dengan 3 Kasus & 3
Sidang untuk 3 Vonis melalui 11 Dakwaan dengan 18 Pasal Undang-Undang.
Walikota Jakarta Pusat DR Bhayu Meghantara M.Si memberi Kesakksian dalam sidang
KASUS KERUMUNAN PETAMBURAN ini bahwa di Jakarta banyak terjadi PELANGGARAN
PROKES, tapi tak satu pun yang dipidanakan kecuali KASUS KERUMUNAN PETAMBURAN yang
melibatkan SAYA. Bahkan juga memberi kesaksian bahwasanya Pemprov Jakarta hanya
mengenakan Sanksi Denda kepada SAYA dan tidak pernah lapor polisi untuk dipidanakan.
Dan Ketua Satpol PP Kabupaten Bogor Agus Ridallah dalam sidang KASUS KERUMUNAN
MEGAMENDUNG juga memberi kesaksian bahwa bahwa di Kabupaten Bogor pun banyak terjadi
PELANGGARAN PROKES tapi tak satu pun yang dipidanakan kecuali KASUS KERUMUNAN
MEGAMENDUNG yang juga melibatkan SAYA. Bahkan juga memberi kesaksian bahwa ia tidak
pernah melaporkan SAYA ke Polisi, melainkan yang dilaporkan hanya soal kerumunannya.
Serta Wali Kota Bogor DR Bima Arya dalam sidang KASUS TEST SWAB PCR RS UMMI pun
memberi kesaksian bahwa di Kota Bogor banyak terjadi PELANGGARAN PROKES tapi tak satu
pun yang dipidanakan kecuali KASUS TEST SWAB PCR RS UMMI yang pun melibatkan SAYA.
36. 36
Bahkan juga memberi kesaksian bahwa ia dan Stafnya tidak pernah melaporkan SAYA ke Polisi,
melainkan hanya melaporkan RS UMMI.
Jadi jelas, ketiga KASUS PELANGGARAN PROKES itu memang dirancang untuk
mempidanakan SAYA, sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa ini semua adalah KRIMINALISASI dan
sekaligus DISKRIMINASI untuk memenuhi syahwat pelampiasan DENDAM POLITIK OLIGARKI.
Adanya DISKRIMINASI dalam Kasus SAYA diakui oleh Majelis Hakim KASUS KERUMUNAN
PETAMBURAN melalui Amar Putusannya menyatakan :
”Bahwa dalam perkara A quo dari pertanyaan TERDAKWA mau pun PENASIHAT HUKUMNYA
ada KETERANGAN SAKSI yang menyatakan banyaknya terjadi KERUMUNAN MASSA yang
mengabaikan Aturan PROTOKOL KESEHATAN namun tidak memiliki IMPLIKASI HUKUM.
Memanglah mencermati FENOMENA tersebut MAJELIS berpendapat sbb :
1. Bahwa telah terjadi KETIMPANGAN PERLAKUAN atau DISKRIMINASI yang seharusnya
tidak terjadi dalam Negara Kesstuan Republik Indonesia yang mengagungkan dirinya
sebagai NEGARA HUKUM bukan sebagai NEGARA KEKUASAAN.
2. Bahwa telah terjadi pengabaian Aturan PROTOKOL KESEHATAN oleh masyarakat itu
sendiri karena kejenuhan terhadap kondisi PANDEMI ini dan juga ada PEMBEDAAN
PERLAKUAN di antara masyarakat satu sama lain.”
Pernyataan yang sangat tulus dan mulia dari Majelis Hakim KASUS KERUMUNAN
PETAMBURAN, namun sayangnya tidak diikuti dengan pemenuhan RASA KEADILAN, sehingga
tetap saja KASUS KERUMUNAN PETAMBURAN mau pun KASUS KERUMUNAN MEGAMENDUNG
yang divonis sebagai PELANGGARAN PROKES dikenakan Sanksi Pidana terkait Pasal 93 ayat (1)
UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Dan walau pun kedua Kasus tersebut sama-sama divonis lewat UU dan Pasal serta Ayat
yang sama, namun ada PERBEDAAAN SANKSI, yaitu KASUS KERUMUNAN MEGAMENDUNG
hanya divonis Denda Rp 20 juta Tanpa Penjara, sedang KASUS KERUMUNAN PETAMBURAN
yang sebelumnya sudah bayar Denda Rp 50 juta, tapi masih tetap ditambah dengan Vonis
Penjara 8 bulan tanpa mempertimbangkan Denda yang sudah dibayar tersebut.
Pantas, seorang mantan Hakim Mahkamah Kontitusi RI, DR Hamdan Zoelva SH, MH,
mengomentari Vonis Kedua Kasus tersebut dalam cutian di akun Twitter TResminya dengan
pernyataan :
”Putusan Perkara HRS, memenuhi aspek hukum memenuhi pelanggaran pidana, tetapi tidak
memenuhi rasa keadilan. Hukum tanpa rasa keadilan adalah hukum yang kehilangan jiwa.”
Namun demikian PENGAKUAN JUJUR Majelis Hakim KASUS KERUMUNAN PETAMBURAN
tentang adanya DISKRIMINASI dalam proses hukum SAYA, serta PENGAKUAN JUJUR Majelis