SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Empat Pilar Penyangga Kehidupan Masyarakat
Marilahkita senantiasameningkatkanimandantaqwakitakepadaAllah SWT. Yaitu, dengan senantiasa
melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi segala larangan-laranganNya. Sebab dengan iman
dan taqwa inilah, manusia akan selamat di dunia dan akhirat.
Maju mundurnya masyarakat tidak lepas dari kesediaan kita untuk saling menopang di dalam
kehidupan.Kitatidakbisahidupsendirian.Apapunkekuatandankehebatanyangkitamiliki,samasekali
tidakakan bergunauntukmembangunkehidupandankesejahteraan bersama, manakala tidak didasari
rasa saling membantu dan kebersamaan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Nabi
Muhammad SAW bersabda:
“Qiwamud dunya bi arba’ati asya’a: awwaluha bi’ilmil ulama,wassani bi’adlil umaro,wassalisu
bisakhowatil aghniya warrobi’u bida’watil fuqoro”“Dunia ditegakkan dengan empat hal : ilmu para
'ulama, pemimpin yang adil, kedermawanan orang-orang kaya dan do’a orang-orang fakir (HR.
Bukhari).”
Sabda junjungan kita Muhammad SAW ini mengajarkan kepada kita agar memperhatikan empat pilar
atau sendi-sendi kehidupan, supaya kehidupan benar-benar tenteram karta raharja.
Pilar yang pertama adalah ilmunya ulama. Ilmu para ‘ulama diperlukan agar setiap orang dapat
memperoleh kejelasan mana yang haq dan bathil, mana yang haram dan halal. ‘Ulama ibarat cahaya
yang menerangi bumi.Jikacahayaini telahrusakdanredup,maka manusiaakantersesat;tidaktahulagi
mana yanghaq dan bathil. Danulamaadalah warosatul ambiya/pewaris para nabi.Dan sebagai Jemaah
mari kita cari ilmu dari guru yang menurut kita mampu dan mumpuni dalam keilmuannya.
Kedua : Pemimpin yang adil. Sesungguhnya jabatan bisa menjadi rahmat. Manakala kekuasaan yang
dimilikimenjadikannya rendah hati dan mempergunakan wewenang yang dimilikinya untuk kebaikan
ummat.Sebabjabatanadalahsebuahamanah.Sebaliknyajabatanbisamendatangkanlaknatdanmurka
Allah, manakala wewenang yang dimilikinya dipergunakan semena-mena dan semaunya sendiri.
Kitasemuajuga harusbelajarbahwaketikamemilihseorangpemimpin, mulai dari pemimpin keluarga,
kelompok, desa hingga pemimpin yang paling tinggi sekalipun, dasarnya bukan hanya suka atau tidak
suka kepada seseorang. Tidak hanya sekedar melihat asal muasal, kekayaan dan pamrih dari si
pemimpin. Kita harus memperhatikan kepribadiannya. Kepribadian ini dapat dilihat dari sikap,
keberanian, konsep, ilmu dan akhlaknya. Nabi SAW bersabda :
“Manusia itu menurut agama pemimpinnya.” (HR. Ibnu Majahi)
Nabiyullah Musa AS. pernah bertanya kepada Allah SWT. "Ya Tuhan, siapakah di antara hamba-Mu
orang yang paling adil ?" Allah SWT. menjawab, "Wahai Musa, di antara hamba-Ku orang yang paling
adil adalah pemimpin yang memperlakukan umatnya (rakyat)-nya persissepertimemperlakukan kepada
keluarganya sendiri."
Yakni, orang-orang yang dipimpin atau masyarakat sangat tergantung pada pemimpinnya. Akhlak dan
sikappemimpinakanmenentukan akhlak dan sikap orang-orang yang dipimpinnya. Jika pemimpinnya
berakhlak baik, niscaya orang-orang yang menjadi bawahannya pun akan berakhlak baik pula. Jika
pemimpinnya mampu menegakkan amar ma'ruf nahi munkar, niscaya orang-orang yang menjadi
bawahannya pun turut demikian.
Namuningatlahsaudara-saudaraku, pemimpin yang adil tidak akan terwujud kalau tidak memperoleh
dukungan dari orang-orang yang ikhlash, berani dan cerdik. Sebab adakalanya kejahatan justru dapat
mengalahkan kebenaran. Kejujuran saja tidak cukup, melainkan juga harus disertai kecerdikan dan
keberaniansupayatidaktertipu dayaolehberbagaimacamgodaan yang menyeret pemimpin ke dalam
kedzaliman.
Olehsebabitu,diantarasifatpemimpin yang adil adalah pemimpin yang berani memisahkan yang haq
dan bathil (yang benar dan salah). Inilah yang dilakukan oleh Khalifah Umar ibn al Khatab ra. Dengan
kekuatan dan keberaniannya, orang-orang yang akan berbuat curang di dalam pemerintahan takut
terhadapnya dan masyarakat merasa dilindungi. Keberanian ini tumbuh karena Khalifah Umar bin
Khatab ra takut kepada Allah SWT. Sebaliknya jika tidak takut kepada Allah SWT; maka yang terjadi
adalah lupa diri dan sombong.. Dan ketahuilah saudara-saudaraku, bahwa setiap orang adalah
pemimpin bagi dirinya sendiri.
Pilar yang Ketiga adalah kedermawanan orang-orang kaya. Di dalam kekayaan itu terdapat keharusan
berbagi dengan sesama. Kepedulian diperlukan agar orang-orang yang membutuhkan, terutama fakir
miskindapatmemperolehkesejahteraan,danmemilikimartabat yang setara diantara sesama manusia.
Orang kaya ibarat “Bendahara Tuhan,” yang harus membelanjakan hartanya untuk kemaslahatan
ummat. Jika orang-orang kaya bersifat boros dan menghambur-hamburkan kekayaannya untuk
kepentingan diri sendiri atau hawa nafsunya, niscaya akan makin banyak orang-orang yang terlantar,
tidak berpendidikan, dan tidak hidup layak diantara sesama manusia.
Pilar yang Keempat adalah do’a orang-orang fakir. Ketabahan dan kesabaran orang-orang fakir akan
menuntun masyarakat ke dalam rasa saling memahami dan tolong menolong, serta mampu menahan
diri dari perbuatan-perbuatan tercela. Dan karena kebaikan-kebaikan para pemimpin, para cerdik
pandai,ulama, dan orang-orang kaya itulah; orang-orang miskin berdo’a agar kita semua memperoleh
kebajikan di dunia dan akhirat. Jika tidak, mereka tidak akan mendoakan kebaikan, melainkan justru
akan melaknat dan mengutuk.Hidup ini, tidak lain hanyalah agar kita bersama-sama bisa membangun
masyarakat yang lebih baik. Dan sesungguhnya kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatannya. Kita akan
datang ke alam akhirat bukan karena kedudukannya, tetapi karena amal ibadahnya, sebagaimana
firman-Nya:



"Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti
kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya" )Q.S.17:21)
ْ‫ن‬َ‫ع‬ْ‫ى‬ِ‫ل‬َ‫ع‬َْ‫م‬َّ‫َر‬‫ك‬ْ‫ه‬‫للا‬‫ه‬‫ه‬َ‫ه‬‫ج‬َ‫و‬‫ه‬‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬َْ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ال‬ْ‫ه‬‫ل‬‫ا‬َ‫ز‬َ‫ي‬ْ‫نه‬‫ي‬ِ‫الد‬َْ‫و‬‫ا‬َ‫ي‬‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ِْ‫ن‬‫ي‬َ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ت‬َ‫ام‬َ‫د‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ه‬‫ة‬َ‫ع‬َ‫ب‬‫ر‬َ‫أ‬َْ‫اء‬َ‫ي‬‫ش‬َ‫أ‬:َْ‫ام‬َ‫د‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ه‬‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ن‬‫غ‬َ‫أل‬‫ا‬َ‫ال‬َْ‫ن‬‫و‬‫ه‬‫ل‬َ‫خ‬‫ب‬َ‫ي‬‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬‫ا‬‫و‬‫ه‬‫ل‬ِ‫هو‬‫خ‬َْ‫و‬َْ‫ام‬َ‫د‬‫ا‬َ‫م‬َْ‫ل‬‫ه‬‫ع‬‫ال‬ْ‫ه‬‫ء‬‫ا‬َ‫م‬َْ‫ن‬‫و‬‫ه‬‫ل‬َ‫م‬‫ع‬َ‫ي‬
‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬‫ا‬‫و‬‫ه‬‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬َْ‫و‬َْ‫ام‬َ‫د‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ه‬‫ء‬َ‫ال‬َ‫ه‬‫ه‬‫ج‬‫ال‬َ‫ال‬َْ‫ن‬‫و‬‫ه‬‫ر‬ِ‫ب‬‫َك‬‫ت‬‫س‬َ‫ي‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ْ‫م‬َ‫ل‬‫ا‬‫و‬‫ه‬‫م‬َ‫ل‬‫ع‬َ‫ي‬َْ‫و‬َْ‫ام‬َ‫د‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ه‬‫ء‬‫ا‬َ‫َر‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬‫ال‬َ‫ال‬َْ‫ن‬‫و‬‫ه‬‫ع‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ي‬ْ‫م‬‫ه‬‫ه‬َ‫ت‬ َ‫ر‬ِ‫آخ‬ْ‫هم‬‫ه‬‫ا‬َ‫ي‬‫ن‬ٌ‫د‬ِ‫ب‬
Diriwayatkan dari Sayyidina Ali k.w. bahwa agama dan dunia senantiasa akan tetap berdiri tegak
selama ada empat perkara. Yaitu selama orang-orang kaya tidak kikir dengan apa-apa yang telah
diberikan kepadanya, selama para ulama masih mengamalkan apa-apa yang diketahuinya, selama
orang-orang bodoh tidaksombong dariperkara yang tidak diketahuinya dan selama orang-orang fakir
tidak menjual akhiratnya dengan dunia
Empat belas abad lalu, Rasulullah SAW. telah mengingatkan kita bahwa keempat pilar itu harus
bersatu,yaitu ulama, umara, aghniya, dan fuqara.
Duniaini akan hancurkalau tidakada ulama.RasulullahSAW.bersabda,"Apabilakehidupaninitidakada
ulama, manusia akan binasa seperti binatang, bahkan akan lebih kejam daripada binatang. Kedua,
manusia akan hancur kalau tidak ada umara. Satu sama lain akan saling membunuh, yang kuat
membunuh yang lemah seperti serigala membunuh domba. Ketiga, kaum aghniya, kalau orang-orang
kaya tidak berlaku dermawan, maka kaum duafa akan sengsara, karena hak-hak mereka dirampas.
Keempat, kaum duafa, kalau tidak ada doanya kaum duafa maka kaum aghniya (orang kaya) akan
bangkrut." Dengan demikian, rumus membangun umat, kuncinya, dengan ilmunya ulama, dengan
adilnya umara (penguasa), dermawannya kaum aghniya (orang kaya), dan doanya kaum duafa (orang
miskinnan lemah)."
Mudah-mudahan dengan tuntunan Allah dan Rasulullah SAW, kita bersama-sama dapat memahami
kedudukan masing-masing di dalam masyarakat baik sebagai pemimpin, ulama, orang kaya ataupun
dhu'afa,sehinggamasyarakatdapathidupdengan amandan tenteram;adil dan makmur. Amin ya Rabb
al 'alamin
PILAR KUNCI MEMBANGUN UMAT
Posted by Eka Rahmadhy at 9:59 AM
Dalam sebuah kitab kuning (kitab klasik) yang
berjudul "Durro-tun Nasihin" (Mutiara Nasihat) yang ditulis oleh Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad
asy-Syakir al-Khaubury, halaman 17 dijelaskan, "Bahwasannya peradaban umat manusia di dunia ini
akan tegak, kuat nan abadi, manakala di dalamnya ditopang dengan 4 (empat) pilar, yang satu sama
lainnya saling menguatkan."
PERTAMA, dengan ilmunya para ulama. Para ulama bagaikan lentera penerang dalam kegelapan dan
menara kebaikan, juga pemimpin yang membawa petunjuk dengan ilmunya, mereka mencapai
kedudukan al-Akhyar (orang-orang yang penuh dengan kebaikan) serta derajat orang-orang yang
bertakwa.Denganilmunya,paraulamamenjadi tinggikedudukandanmartabatnya, menjadi agung dan
mulia kehormatannya.
Abu al-Aswad al-Duwaly melukiskan,"Jikapararajaadalahpenguasabagi sekalian manusia, para ulama
adalahpenguasayangmengaturraja." Olehkarenaitu,tidaklahanehkalauAllahmemposisikanulamadi
atas rata-rata manusia pada umumnya. Allah SWT. berfirman : "Apakah kamu hai orang musyrik yang
lebih beruntung ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedangkan ia takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya ? Katakanlah, adakah
sama orang-orang yangmengetahuidenganorang-orang yang tidakmengetahui?Sesunggubnya orang
yang berakhlaklah yang dapat menerima pelajaran." (QS.Az-Zumar : 9)
Al-Ghozali, pemikir besar Islam memberikan wejangan menarik untuk para ulama. "Ulama seharusnya
mampumenjagajarakdenganpenguasa(umara).Ulamayang baikdanlurustidakberminatmendatangi
umara / birokrat selama ada celah untuk menghindarinya. Di sisi lain, ulama yang baik adalah mereka
yang dekatdanselaluhadirdi tengah-tengahumatnya,memberikanwejangan dan siraman rohani yang
sejukdanmenyejukkan,jugamenjadi teladandanpanutan bagi umatnya serta komitmen dengan nilai-
nilai kemartabatan yang diajarkan Rasulullah SAW."
Kata Al-Ghozali, seperti dikutip oleh M. Firman, "Ulama dapat dikelompokkan menjadi dua golongan,
ulamaduniadan ulamaakhirat.Ulama duniadikenal sebagaiulama"su",menjadikannyasebagai tangga
untukmeraihpangkatdan kedudukan.Sementaraitu,ulamaakhiratadalah ulamayangsadarbetul akan
ilmu yang dimilikinya. Ulama ini memiliki ciri-ciri, antara lain, tidak memanfaatkan ilmu hanya untuk
mencari keuntungan duniawi, konsekuen dengan ucapannya, tidak tergesa-gesa memberi fatwa,
mementingkan kata hati, selalu yakin dan memiliki pertimbangan yang masak terhadap sesuatu yang
baru."
Berkaitan dengan ulama "su" itu, ada ilustrasi menarik yang dikemukakan oleh Ibn Mas'ud katanya,
"Kelakakandatang suatumasa tatkalahati manusiaasin,ilmutidakbermanfaatlagi. Saat itu hati ulama
laksana tanah gundul dan berlapiskan garam. Meski disiram hujan, tidak setetes pun air tawar yang
segar dapat diminum dari tanah itu."
KEDUA, dengan adilnya para umara (penguasa). Nabiyullah Musa AS. pernah bertanya kepada Allah
SWT. "Ya Tuhan, siapakahdi antara hamba-Mu orang yang paling adil ?" Allah SWT. menjawab, "Wahai
Musa, di antara hamba-Ku orang yang paling adil adalah pemimpin yang memperlakukan umatnya
(rakyat)-nya persis seperti memperlakukan kepada keluarganya sendiri."
Syekh Ahmad Musthafa al-Marogi di dalam tafsirnya yang sangat fenomenal, tafsir al-Marogi jilid 2,
halaman 166-167 menjelaskan yang dimaksud dengan umara.
1. Para hakim, jaksa, penasihat hukum, dan pengacara, hendaklah mereka berlaku adil dan
amanah. Sekali mereka memperjualbelikan perkara, umatlah yang menjadi korbannya, dan
keberkahan hidup tidak akan tampak di muka bumi.
2. Para ilmuwandancendekiawan,hendaklahmerekamengamalkanilmunyauntuk kemajuan dan
kebaikan umatnya.
3. Pihakkeamanan(TNIdanPolri),hendaklahmerekamenjadipelindung, pelayan, dan pengayom
masyarakat atau umatnya.
4. Pimpinan partai dan pimpinan organisasi kemasyarakatan, hendaklah mereka berjuang untuk
kesejahteraan dan kemakmuran umatnya.
5. Zuama, orang-orang yang senantiasa membantu kesulitan umatnya dan memberi nasihat
manakala umat ada dalam kesusahan.
KETIGA, dengan dermawannya kaum aghniya. Umat ini akan damai, makmur, dan sejahtera, manakala
kaumaghniya-nyadermawan,mau membantu saudaranya yang membutuhkan. Allah SWT. berfirman,
"Kai laayakuunaduulata bainalaghnia."Artinya,"...agarkekayaan tidakhanyaberedardiantara orang
kaya di antaramu." (QS. Al-Hasyr : 7)
KEEMPAT, dengan doanya kaum duafa. Mereka akan berdoa kepada Tuhannya demi kemajuan
pemimpinnya. Syekh Ja'far al-Barzanji dalam buku sastranya (kitab Barzanji) melukiskan dengan jelas,
tegas,dan lugas,RasulullahSAW.,sangatmencintai kaumduafa (orang fakir). Apabila di antara mereka
mendapatkan musibah, beliaulah yang pertama menjenguk dan berdoa untuk kesembuhannya.
Rasulullah SAW. bersabda, "Tidaklah termasuk orang beriman, yakni orang yang setiap hari perutnya
kenyang sementara tetangganya kelaparan." (H.R. Imam Buchari).
MukhtarolHadis,halaman144, danhadis riwayat at-Thobroni dari Dhomiroh, bahwasannya Rasulullah
SAW.,bersabda"Bukanlahterhasuk umatku orang yang tidak peduli (tidak sayang) kepada saudaranya
yang kecil, dan tidak hormat kepada yang besar, tidaklah dia termasuk orang beriman sehingga dia
mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri."
Empat belas abad lalu, Rasulullah SAW. telah mengingatkan kita bahwa keempat pilar itu harus
bersatu,yaitu ulama, umara, aghniya, dan fuqara.
Duniaini akan hancurkalau tidakada ulama.RasulullahSAW.bersabda,"Apabilakehidupaninitidakada
ulama, manusia akan binasa seperti binatang, bahkan akan lebih kejam daripada binatang. Kedua,
manusia akan hancur kalau tidak ada umara. Satu sama lain akan saling membunuh, yang kuat
membunuh yang lemah seperti serigala membunuh domba. Ketiga, kaum aghniya, kalau orang-orang
kaya tidak berlaku dermawan, maka kaum duafa akan sengsara, karena hak-hak mereka dirampas.
Keempat, kaum duafa, kalau tidak ada doanya kaum duafa maka kaum aghniya (orang kaya) akan
bangkrut." Dengan demikian, rumus membangun umat, kuncinya, dengan ilmunya ulama, dengan
adilnya umara (penguasa), dermawannya kaum aghniya (orang kaya), dan doanya kaum duafa (orang
miskinnan lemah)."
Rasulullah SAW., pemimpin yang arif dan bijaksana. Ketika seorang sahabat bernama Abdur Rachman
bin 'Auf (muhajirin) sudah tidak punya apa-apa lagi karena harta kekayaannya ditinggalkan di Mekah,
beliau mempertemukannya dengan Sa'ad bin Robi (Ansor), seorang konglomerat. Sa'ad menawarkan
jasa kepada Abdur Rachman agar hartanya yang banyak itu dibagi dua dengan dia. Abdur Rachman
menolak.
Dalampikirannya,diatidakmaumenyusahkanoranglain.Lalu, dia berkata kepada Sa'ad, "Wahai Sa'ad,
tolongsayaberi pinjammodal buatusaha.Saya mau jualan(bisnis)kecil-kecilan."Akhirnyahanyaselang
beberapa tahun, Abdur Rachman sudah hidup mandiri bisa membeli rumah, ladang bahkan sudah
sejahtera, bisa menghidupi anak istri dan keluarganya

More Related Content

What's hot

Doa shalat tarawih dan bacaan bacaan bilal
Doa shalat tarawih dan bacaan bacaan bilalDoa shalat tarawih dan bacaan bacaan bilal
Doa shalat tarawih dan bacaan bacaan bilalAnak-mama Anak-rumahan
 
Fiqih dakwah
Fiqih dakwahFiqih dakwah
Fiqih dakwahel-hafiy
 
Berkumpul disurga bersama keluarga
Berkumpul disurga bersama keluarga  Berkumpul disurga bersama keluarga
Berkumpul disurga bersama keluarga Masher Zen
 
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyaRoisMansur
 
Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi
Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadiHaid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi
Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadiNasruddin Asnah
 
Pengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaifPengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaifYunus Muzakki
 
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAHfissilmikaffah1
 
Pengertian khutbah dan dakwah.
Pengertian khutbah dan dakwah.Pengertian khutbah dan dakwah.
Pengertian khutbah dan dakwah.Habib Cubik
 
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi MunkarAmar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi MunkarEneng Susanti
 
Urgensi dakwah
Urgensi dakwahUrgensi dakwah
Urgensi dakwahel-hafiy
 
Ppt kedudukan dan peran wanita dalam islam
Ppt kedudukan dan peran wanita dalam islamPpt kedudukan dan peran wanita dalam islam
Ppt kedudukan dan peran wanita dalam islamaisyaszuhriyah
 
Ppt akidah dan akhlak (berbohong)
Ppt akidah dan akhlak (berbohong)Ppt akidah dan akhlak (berbohong)
Ppt akidah dan akhlak (berbohong)siti hamidah
 
MEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptx
MEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptxMEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptx
MEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptxArdiannurArRoya
 
DIKLAT MANAJEMEN MASJID.pptx
DIKLAT MANAJEMEN MASJID.pptxDIKLAT MANAJEMEN MASJID.pptx
DIKLAT MANAJEMEN MASJID.pptxDMI
 
Strategi Gerakan Dakwah Muhammadiyah
Strategi Gerakan Dakwah MuhammadiyahStrategi Gerakan Dakwah Muhammadiyah
Strategi Gerakan Dakwah MuhammadiyahMarlin Dwinastiti
 
Bab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa Syukur
Bab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa SyukurBab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa Syukur
Bab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa SyukurTeukuMahawira
 

What's hot (20)

Doa shalat tarawih dan bacaan bacaan bilal
Doa shalat tarawih dan bacaan bacaan bilalDoa shalat tarawih dan bacaan bacaan bilal
Doa shalat tarawih dan bacaan bacaan bilal
 
Fiqih dakwah
Fiqih dakwahFiqih dakwah
Fiqih dakwah
 
Tayamum ppt
Tayamum pptTayamum ppt
Tayamum ppt
 
HUKUM BERCADAR
HUKUM BERCADARHUKUM BERCADAR
HUKUM BERCADAR
 
Berkumpul disurga bersama keluarga
Berkumpul disurga bersama keluarga  Berkumpul disurga bersama keluarga
Berkumpul disurga bersama keluarga
 
Fiqih muamalah
Fiqih muamalahFiqih muamalah
Fiqih muamalah
 
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
 
Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi
Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadiHaid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi
Haid, istihadah, nifas, mani, madzi dan wadi
 
Pengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaifPengertian hadis dhaif
Pengertian hadis dhaif
 
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
01.5 HUKUM ASURANSI SYARIAH
 
Pengertian khutbah dan dakwah.
Pengertian khutbah dan dakwah.Pengertian khutbah dan dakwah.
Pengertian khutbah dan dakwah.
 
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi MunkarAmar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
 
Urgensi dakwah
Urgensi dakwahUrgensi dakwah
Urgensi dakwah
 
Ppt kedudukan dan peran wanita dalam islam
Ppt kedudukan dan peran wanita dalam islamPpt kedudukan dan peran wanita dalam islam
Ppt kedudukan dan peran wanita dalam islam
 
Ppt akidah dan akhlak (berbohong)
Ppt akidah dan akhlak (berbohong)Ppt akidah dan akhlak (berbohong)
Ppt akidah dan akhlak (berbohong)
 
MEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptx
MEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptxMEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptx
MEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptx
 
DIKLAT MANAJEMEN MASJID.pptx
DIKLAT MANAJEMEN MASJID.pptxDIKLAT MANAJEMEN MASJID.pptx
DIKLAT MANAJEMEN MASJID.pptx
 
Strategi Gerakan Dakwah Muhammadiyah
Strategi Gerakan Dakwah MuhammadiyahStrategi Gerakan Dakwah Muhammadiyah
Strategi Gerakan Dakwah Muhammadiyah
 
Bab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa Syukur
Bab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa SyukurBab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa Syukur
Bab 5 Menyembah Allah Swt. sebagai Ungkapan Rasa Syukur
 
HADITS
HADITSHADITS
HADITS
 

Similar to 4 pilar kunci membangun umat

Similar to 4 pilar kunci membangun umat (20)

Kewajiban dakwah bab 7 buku mentoring islam saja
Kewajiban dakwah   bab 7 buku mentoring islam sajaKewajiban dakwah   bab 7 buku mentoring islam saja
Kewajiban dakwah bab 7 buku mentoring islam saja
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat Madani
 
How women to be a leader?
How women to be a leader? How women to be a leader?
How women to be a leader?
 
Materi khutbah 2
Materi khutbah 2Materi khutbah 2
Materi khutbah 2
 
Islam & h.etnik tot
Islam & h.etnik totIslam & h.etnik tot
Islam & h.etnik tot
 
Rencana islam 4
Rencana islam 4Rencana islam 4
Rencana islam 4
 
Ayat
AyatAyat
Ayat
 
Ucap utama shura diskusi kesarjanaan 2
Ucap utama shura diskusi kesarjanaan 2Ucap utama shura diskusi kesarjanaan 2
Ucap utama shura diskusi kesarjanaan 2
 
Kewajiban Dakwah
Kewajiban DakwahKewajiban Dakwah
Kewajiban Dakwah
 
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umatMakalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
 
Pelaksanaan Syariat Islam
Pelaksanaan Syariat Islam Pelaksanaan Syariat Islam
Pelaksanaan Syariat Islam
 
Khutbah ammar
Khutbah ammarKhutbah ammar
Khutbah ammar
 
Dakwah
DakwahDakwah
Dakwah
 
Bulletin ARH Library News edisi 18 (28 Juni 2013)
Bulletin ARH Library News edisi 18 (28 Juni 2013)Bulletin ARH Library News edisi 18 (28 Juni 2013)
Bulletin ARH Library News edisi 18 (28 Juni 2013)
 
Lmcp1552 pembangunan mapan dalam islam
Lmcp1552 pembangunan mapan dalam islamLmcp1552 pembangunan mapan dalam islam
Lmcp1552 pembangunan mapan dalam islam
 
192608705 karakter-pemimpin-dalam-islam
192608705 karakter-pemimpin-dalam-islam192608705 karakter-pemimpin-dalam-islam
192608705 karakter-pemimpin-dalam-islam
 
192608705 karakter-pemimpin-dalam-islam
192608705 karakter-pemimpin-dalam-islam192608705 karakter-pemimpin-dalam-islam
192608705 karakter-pemimpin-dalam-islam
 
Buku mentoring 13
Buku mentoring  13Buku mentoring  13
Buku mentoring 13
 
ISLAM HADHARI
ISLAM HADHARIISLAM HADHARI
ISLAM HADHARI
 
Masyarakat Beradab
Masyarakat BeradabMasyarakat Beradab
Masyarakat Beradab
 

More from Abdul Muchith

Akhlakmuliadalamislam
Akhlakmuliadalamislam Akhlakmuliadalamislam
Akhlakmuliadalamislam Abdul Muchith
 
Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul
Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz GaulHadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul
Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz GaulAbdul Muchith
 
Hadis 7 Arbain Nawawi
Hadis 7 Arbain NawawiHadis 7 Arbain Nawawi
Hadis 7 Arbain NawawiAbdul Muchith
 
Hadis 2 Arbain Nawawi. iman – islam – ihsan
Hadis 2 Arbain Nawawi. iman – islam – ihsanHadis 2 Arbain Nawawi. iman – islam – ihsan
Hadis 2 Arbain Nawawi. iman – islam – ihsanAbdul Muchith
 
Hadis 4 masjid Al Jihad Bonang Tangerang
Hadis 4 masjid Al Jihad Bonang TangerangHadis 4 masjid Al Jihad Bonang Tangerang
Hadis 4 masjid Al Jihad Bonang TangerangAbdul Muchith
 
Hadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang Tangerang
Hadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang TangerangHadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang Tangerang
Hadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang TangerangAbdul Muchith
 
Gaul sehat anti maksiat
Gaul sehat anti maksiatGaul sehat anti maksiat
Gaul sehat anti maksiatAbdul Muchith
 
Remaja dan solusi islam
Remaja dan solusi islamRemaja dan solusi islam
Remaja dan solusi islamAbdul Muchith
 
10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhanAbdul Muchith
 

More from Abdul Muchith (14)

Hadis 10
Hadis 10Hadis 10
Hadis 10
 
Akhlakmuliadalamislam
Akhlakmuliadalamislam Akhlakmuliadalamislam
Akhlakmuliadalamislam
 
Birrul walidain
Birrul walidainBirrul walidain
Birrul walidain
 
Hadis 3
Hadis 3Hadis 3
Hadis 3
 
Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul
Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz GaulHadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul
Hadis 5 Arbain Nawawi/ustadz Gaul
 
Hadis 7 Arbain Nawawi
Hadis 7 Arbain NawawiHadis 7 Arbain Nawawi
Hadis 7 Arbain Nawawi
 
Hadis 2 Arbain Nawawi. iman – islam – ihsan
Hadis 2 Arbain Nawawi. iman – islam – ihsanHadis 2 Arbain Nawawi. iman – islam – ihsan
Hadis 2 Arbain Nawawi. iman – islam – ihsan
 
Hadis 4 masjid Al Jihad Bonang Tangerang
Hadis 4 masjid Al Jihad Bonang TangerangHadis 4 masjid Al Jihad Bonang Tangerang
Hadis 4 masjid Al Jihad Bonang Tangerang
 
Hadis 3
Hadis 3Hadis 3
Hadis 3
 
Hadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang Tangerang
Hadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang TangerangHadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang Tangerang
Hadis 2 iman – islam – ihsan masjid al jihad Bonang Tangerang
 
Al jihad
Al jihadAl jihad
Al jihad
 
Gaul sehat anti maksiat
Gaul sehat anti maksiatGaul sehat anti maksiat
Gaul sehat anti maksiat
 
Remaja dan solusi islam
Remaja dan solusi islamRemaja dan solusi islam
Remaja dan solusi islam
 
10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan10 cara menyambut ramadhan
10 cara menyambut ramadhan
 

4 pilar kunci membangun umat

  • 1. Empat Pilar Penyangga Kehidupan Masyarakat Marilahkita senantiasameningkatkanimandantaqwakitakepadaAllah SWT. Yaitu, dengan senantiasa melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi segala larangan-laranganNya. Sebab dengan iman dan taqwa inilah, manusia akan selamat di dunia dan akhirat. Maju mundurnya masyarakat tidak lepas dari kesediaan kita untuk saling menopang di dalam kehidupan.Kitatidakbisahidupsendirian.Apapunkekuatandankehebatanyangkitamiliki,samasekali tidakakan bergunauntukmembangunkehidupandankesejahteraan bersama, manakala tidak didasari rasa saling membantu dan kebersamaan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Qiwamud dunya bi arba’ati asya’a: awwaluha bi’ilmil ulama,wassani bi’adlil umaro,wassalisu bisakhowatil aghniya warrobi’u bida’watil fuqoro”“Dunia ditegakkan dengan empat hal : ilmu para 'ulama, pemimpin yang adil, kedermawanan orang-orang kaya dan do’a orang-orang fakir (HR. Bukhari).” Sabda junjungan kita Muhammad SAW ini mengajarkan kepada kita agar memperhatikan empat pilar atau sendi-sendi kehidupan, supaya kehidupan benar-benar tenteram karta raharja. Pilar yang pertama adalah ilmunya ulama. Ilmu para ‘ulama diperlukan agar setiap orang dapat memperoleh kejelasan mana yang haq dan bathil, mana yang haram dan halal. ‘Ulama ibarat cahaya yang menerangi bumi.Jikacahayaini telahrusakdanredup,maka manusiaakantersesat;tidaktahulagi mana yanghaq dan bathil. Danulamaadalah warosatul ambiya/pewaris para nabi.Dan sebagai Jemaah mari kita cari ilmu dari guru yang menurut kita mampu dan mumpuni dalam keilmuannya. Kedua : Pemimpin yang adil. Sesungguhnya jabatan bisa menjadi rahmat. Manakala kekuasaan yang dimilikimenjadikannya rendah hati dan mempergunakan wewenang yang dimilikinya untuk kebaikan ummat.Sebabjabatanadalahsebuahamanah.Sebaliknyajabatanbisamendatangkanlaknatdanmurka Allah, manakala wewenang yang dimilikinya dipergunakan semena-mena dan semaunya sendiri. Kitasemuajuga harusbelajarbahwaketikamemilihseorangpemimpin, mulai dari pemimpin keluarga, kelompok, desa hingga pemimpin yang paling tinggi sekalipun, dasarnya bukan hanya suka atau tidak suka kepada seseorang. Tidak hanya sekedar melihat asal muasal, kekayaan dan pamrih dari si pemimpin. Kita harus memperhatikan kepribadiannya. Kepribadian ini dapat dilihat dari sikap, keberanian, konsep, ilmu dan akhlaknya. Nabi SAW bersabda : “Manusia itu menurut agama pemimpinnya.” (HR. Ibnu Majahi) Nabiyullah Musa AS. pernah bertanya kepada Allah SWT. "Ya Tuhan, siapakah di antara hamba-Mu orang yang paling adil ?" Allah SWT. menjawab, "Wahai Musa, di antara hamba-Ku orang yang paling adil adalah pemimpin yang memperlakukan umatnya (rakyat)-nya persissepertimemperlakukan kepada keluarganya sendiri." Yakni, orang-orang yang dipimpin atau masyarakat sangat tergantung pada pemimpinnya. Akhlak dan sikappemimpinakanmenentukan akhlak dan sikap orang-orang yang dipimpinnya. Jika pemimpinnya berakhlak baik, niscaya orang-orang yang menjadi bawahannya pun akan berakhlak baik pula. Jika
  • 2. pemimpinnya mampu menegakkan amar ma'ruf nahi munkar, niscaya orang-orang yang menjadi bawahannya pun turut demikian. Namuningatlahsaudara-saudaraku, pemimpin yang adil tidak akan terwujud kalau tidak memperoleh dukungan dari orang-orang yang ikhlash, berani dan cerdik. Sebab adakalanya kejahatan justru dapat mengalahkan kebenaran. Kejujuran saja tidak cukup, melainkan juga harus disertai kecerdikan dan keberaniansupayatidaktertipu dayaolehberbagaimacamgodaan yang menyeret pemimpin ke dalam kedzaliman. Olehsebabitu,diantarasifatpemimpin yang adil adalah pemimpin yang berani memisahkan yang haq dan bathil (yang benar dan salah). Inilah yang dilakukan oleh Khalifah Umar ibn al Khatab ra. Dengan kekuatan dan keberaniannya, orang-orang yang akan berbuat curang di dalam pemerintahan takut terhadapnya dan masyarakat merasa dilindungi. Keberanian ini tumbuh karena Khalifah Umar bin Khatab ra takut kepada Allah SWT. Sebaliknya jika tidak takut kepada Allah SWT; maka yang terjadi adalah lupa diri dan sombong.. Dan ketahuilah saudara-saudaraku, bahwa setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Pilar yang Ketiga adalah kedermawanan orang-orang kaya. Di dalam kekayaan itu terdapat keharusan berbagi dengan sesama. Kepedulian diperlukan agar orang-orang yang membutuhkan, terutama fakir miskindapatmemperolehkesejahteraan,danmemilikimartabat yang setara diantara sesama manusia. Orang kaya ibarat “Bendahara Tuhan,” yang harus membelanjakan hartanya untuk kemaslahatan ummat. Jika orang-orang kaya bersifat boros dan menghambur-hamburkan kekayaannya untuk kepentingan diri sendiri atau hawa nafsunya, niscaya akan makin banyak orang-orang yang terlantar, tidak berpendidikan, dan tidak hidup layak diantara sesama manusia. Pilar yang Keempat adalah do’a orang-orang fakir. Ketabahan dan kesabaran orang-orang fakir akan menuntun masyarakat ke dalam rasa saling memahami dan tolong menolong, serta mampu menahan diri dari perbuatan-perbuatan tercela. Dan karena kebaikan-kebaikan para pemimpin, para cerdik pandai,ulama, dan orang-orang kaya itulah; orang-orang miskin berdo’a agar kita semua memperoleh kebajikan di dunia dan akhirat. Jika tidak, mereka tidak akan mendoakan kebaikan, melainkan justru akan melaknat dan mengutuk.Hidup ini, tidak lain hanyalah agar kita bersama-sama bisa membangun masyarakat yang lebih baik. Dan sesungguhnya kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatannya. Kita akan datang ke alam akhirat bukan karena kedudukannya, tetapi karena amal ibadahnya, sebagaimana firman-Nya:    "Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya" )Q.S.17:21)
  • 3. ْ‫ن‬َ‫ع‬ْ‫ى‬ِ‫ل‬َ‫ع‬َْ‫م‬َّ‫َر‬‫ك‬ْ‫ه‬‫للا‬‫ه‬‫ه‬َ‫ه‬‫ج‬َ‫و‬‫ه‬‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬َْ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ال‬ْ‫ه‬‫ل‬‫ا‬َ‫ز‬َ‫ي‬ْ‫نه‬‫ي‬ِ‫الد‬َْ‫و‬‫ا‬َ‫ي‬‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ِْ‫ن‬‫ي‬َ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ت‬َ‫ام‬َ‫د‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ه‬‫ة‬َ‫ع‬َ‫ب‬‫ر‬َ‫أ‬َْ‫اء‬َ‫ي‬‫ش‬َ‫أ‬:َْ‫ام‬َ‫د‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ه‬‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ن‬‫غ‬َ‫أل‬‫ا‬َ‫ال‬َْ‫ن‬‫و‬‫ه‬‫ل‬َ‫خ‬‫ب‬َ‫ي‬‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬‫ا‬‫و‬‫ه‬‫ل‬ِ‫هو‬‫خ‬َْ‫و‬َْ‫ام‬َ‫د‬‫ا‬َ‫م‬َْ‫ل‬‫ه‬‫ع‬‫ال‬ْ‫ه‬‫ء‬‫ا‬َ‫م‬َْ‫ن‬‫و‬‫ه‬‫ل‬َ‫م‬‫ع‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬‫ا‬‫و‬‫ه‬‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬َْ‫و‬َْ‫ام‬َ‫د‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ه‬‫ء‬َ‫ال‬َ‫ه‬‫ه‬‫ج‬‫ال‬َ‫ال‬َْ‫ن‬‫و‬‫ه‬‫ر‬ِ‫ب‬‫َك‬‫ت‬‫س‬َ‫ي‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ْ‫م‬َ‫ل‬‫ا‬‫و‬‫ه‬‫م‬َ‫ل‬‫ع‬َ‫ي‬َْ‫و‬َْ‫ام‬َ‫د‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ه‬‫ء‬‫ا‬َ‫َر‬‫ق‬‫ه‬‫ف‬‫ال‬َ‫ال‬َْ‫ن‬‫و‬‫ه‬‫ع‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ي‬ْ‫م‬‫ه‬‫ه‬َ‫ت‬ َ‫ر‬ِ‫آخ‬ْ‫هم‬‫ه‬‫ا‬َ‫ي‬‫ن‬ٌ‫د‬ِ‫ب‬ Diriwayatkan dari Sayyidina Ali k.w. bahwa agama dan dunia senantiasa akan tetap berdiri tegak selama ada empat perkara. Yaitu selama orang-orang kaya tidak kikir dengan apa-apa yang telah diberikan kepadanya, selama para ulama masih mengamalkan apa-apa yang diketahuinya, selama orang-orang bodoh tidaksombong dariperkara yang tidak diketahuinya dan selama orang-orang fakir tidak menjual akhiratnya dengan dunia Empat belas abad lalu, Rasulullah SAW. telah mengingatkan kita bahwa keempat pilar itu harus bersatu,yaitu ulama, umara, aghniya, dan fuqara. Duniaini akan hancurkalau tidakada ulama.RasulullahSAW.bersabda,"Apabilakehidupaninitidakada ulama, manusia akan binasa seperti binatang, bahkan akan lebih kejam daripada binatang. Kedua, manusia akan hancur kalau tidak ada umara. Satu sama lain akan saling membunuh, yang kuat membunuh yang lemah seperti serigala membunuh domba. Ketiga, kaum aghniya, kalau orang-orang kaya tidak berlaku dermawan, maka kaum duafa akan sengsara, karena hak-hak mereka dirampas. Keempat, kaum duafa, kalau tidak ada doanya kaum duafa maka kaum aghniya (orang kaya) akan bangkrut." Dengan demikian, rumus membangun umat, kuncinya, dengan ilmunya ulama, dengan adilnya umara (penguasa), dermawannya kaum aghniya (orang kaya), dan doanya kaum duafa (orang miskinnan lemah)." Mudah-mudahan dengan tuntunan Allah dan Rasulullah SAW, kita bersama-sama dapat memahami kedudukan masing-masing di dalam masyarakat baik sebagai pemimpin, ulama, orang kaya ataupun dhu'afa,sehinggamasyarakatdapathidupdengan amandan tenteram;adil dan makmur. Amin ya Rabb al 'alamin
  • 4. PILAR KUNCI MEMBANGUN UMAT Posted by Eka Rahmadhy at 9:59 AM Dalam sebuah kitab kuning (kitab klasik) yang berjudul "Durro-tun Nasihin" (Mutiara Nasihat) yang ditulis oleh Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad asy-Syakir al-Khaubury, halaman 17 dijelaskan, "Bahwasannya peradaban umat manusia di dunia ini akan tegak, kuat nan abadi, manakala di dalamnya ditopang dengan 4 (empat) pilar, yang satu sama lainnya saling menguatkan." PERTAMA, dengan ilmunya para ulama. Para ulama bagaikan lentera penerang dalam kegelapan dan menara kebaikan, juga pemimpin yang membawa petunjuk dengan ilmunya, mereka mencapai kedudukan al-Akhyar (orang-orang yang penuh dengan kebaikan) serta derajat orang-orang yang bertakwa.Denganilmunya,paraulamamenjadi tinggikedudukandanmartabatnya, menjadi agung dan mulia kehormatannya. Abu al-Aswad al-Duwaly melukiskan,"Jikapararajaadalahpenguasabagi sekalian manusia, para ulama adalahpenguasayangmengaturraja." Olehkarenaitu,tidaklahanehkalauAllahmemposisikanulamadi atas rata-rata manusia pada umumnya. Allah SWT. berfirman : "Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan ia takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya ? Katakanlah, adakah sama orang-orang yangmengetahuidenganorang-orang yang tidakmengetahui?Sesunggubnya orang yang berakhlaklah yang dapat menerima pelajaran." (QS.Az-Zumar : 9) Al-Ghozali, pemikir besar Islam memberikan wejangan menarik untuk para ulama. "Ulama seharusnya mampumenjagajarakdenganpenguasa(umara).Ulamayang baikdanlurustidakberminatmendatangi umara / birokrat selama ada celah untuk menghindarinya. Di sisi lain, ulama yang baik adalah mereka yang dekatdanselaluhadirdi tengah-tengahumatnya,memberikanwejangan dan siraman rohani yang sejukdanmenyejukkan,jugamenjadi teladandanpanutan bagi umatnya serta komitmen dengan nilai- nilai kemartabatan yang diajarkan Rasulullah SAW." Kata Al-Ghozali, seperti dikutip oleh M. Firman, "Ulama dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, ulamaduniadan ulamaakhirat.Ulama duniadikenal sebagaiulama"su",menjadikannyasebagai tangga untukmeraihpangkatdan kedudukan.Sementaraitu,ulamaakhiratadalah ulamayangsadarbetul akan ilmu yang dimilikinya. Ulama ini memiliki ciri-ciri, antara lain, tidak memanfaatkan ilmu hanya untuk mencari keuntungan duniawi, konsekuen dengan ucapannya, tidak tergesa-gesa memberi fatwa,
  • 5. mementingkan kata hati, selalu yakin dan memiliki pertimbangan yang masak terhadap sesuatu yang baru." Berkaitan dengan ulama "su" itu, ada ilustrasi menarik yang dikemukakan oleh Ibn Mas'ud katanya, "Kelakakandatang suatumasa tatkalahati manusiaasin,ilmutidakbermanfaatlagi. Saat itu hati ulama laksana tanah gundul dan berlapiskan garam. Meski disiram hujan, tidak setetes pun air tawar yang segar dapat diminum dari tanah itu." KEDUA, dengan adilnya para umara (penguasa). Nabiyullah Musa AS. pernah bertanya kepada Allah SWT. "Ya Tuhan, siapakahdi antara hamba-Mu orang yang paling adil ?" Allah SWT. menjawab, "Wahai Musa, di antara hamba-Ku orang yang paling adil adalah pemimpin yang memperlakukan umatnya (rakyat)-nya persis seperti memperlakukan kepada keluarganya sendiri." Syekh Ahmad Musthafa al-Marogi di dalam tafsirnya yang sangat fenomenal, tafsir al-Marogi jilid 2, halaman 166-167 menjelaskan yang dimaksud dengan umara. 1. Para hakim, jaksa, penasihat hukum, dan pengacara, hendaklah mereka berlaku adil dan amanah. Sekali mereka memperjualbelikan perkara, umatlah yang menjadi korbannya, dan keberkahan hidup tidak akan tampak di muka bumi. 2. Para ilmuwandancendekiawan,hendaklahmerekamengamalkanilmunyauntuk kemajuan dan kebaikan umatnya. 3. Pihakkeamanan(TNIdanPolri),hendaklahmerekamenjadipelindung, pelayan, dan pengayom masyarakat atau umatnya. 4. Pimpinan partai dan pimpinan organisasi kemasyarakatan, hendaklah mereka berjuang untuk kesejahteraan dan kemakmuran umatnya. 5. Zuama, orang-orang yang senantiasa membantu kesulitan umatnya dan memberi nasihat manakala umat ada dalam kesusahan. KETIGA, dengan dermawannya kaum aghniya. Umat ini akan damai, makmur, dan sejahtera, manakala kaumaghniya-nyadermawan,mau membantu saudaranya yang membutuhkan. Allah SWT. berfirman, "Kai laayakuunaduulata bainalaghnia."Artinya,"...agarkekayaan tidakhanyaberedardiantara orang kaya di antaramu." (QS. Al-Hasyr : 7) KEEMPAT, dengan doanya kaum duafa. Mereka akan berdoa kepada Tuhannya demi kemajuan pemimpinnya. Syekh Ja'far al-Barzanji dalam buku sastranya (kitab Barzanji) melukiskan dengan jelas, tegas,dan lugas,RasulullahSAW.,sangatmencintai kaumduafa (orang fakir). Apabila di antara mereka mendapatkan musibah, beliaulah yang pertama menjenguk dan berdoa untuk kesembuhannya. Rasulullah SAW. bersabda, "Tidaklah termasuk orang beriman, yakni orang yang setiap hari perutnya kenyang sementara tetangganya kelaparan." (H.R. Imam Buchari). MukhtarolHadis,halaman144, danhadis riwayat at-Thobroni dari Dhomiroh, bahwasannya Rasulullah SAW.,bersabda"Bukanlahterhasuk umatku orang yang tidak peduli (tidak sayang) kepada saudaranya yang kecil, dan tidak hormat kepada yang besar, tidaklah dia termasuk orang beriman sehingga dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri." Empat belas abad lalu, Rasulullah SAW. telah mengingatkan kita bahwa keempat pilar itu harus bersatu,yaitu ulama, umara, aghniya, dan fuqara. Duniaini akan hancurkalau tidakada ulama.RasulullahSAW.bersabda,"Apabilakehidupaninitidakada ulama, manusia akan binasa seperti binatang, bahkan akan lebih kejam daripada binatang. Kedua,
  • 6. manusia akan hancur kalau tidak ada umara. Satu sama lain akan saling membunuh, yang kuat membunuh yang lemah seperti serigala membunuh domba. Ketiga, kaum aghniya, kalau orang-orang kaya tidak berlaku dermawan, maka kaum duafa akan sengsara, karena hak-hak mereka dirampas. Keempat, kaum duafa, kalau tidak ada doanya kaum duafa maka kaum aghniya (orang kaya) akan bangkrut." Dengan demikian, rumus membangun umat, kuncinya, dengan ilmunya ulama, dengan adilnya umara (penguasa), dermawannya kaum aghniya (orang kaya), dan doanya kaum duafa (orang miskinnan lemah)." Rasulullah SAW., pemimpin yang arif dan bijaksana. Ketika seorang sahabat bernama Abdur Rachman bin 'Auf (muhajirin) sudah tidak punya apa-apa lagi karena harta kekayaannya ditinggalkan di Mekah, beliau mempertemukannya dengan Sa'ad bin Robi (Ansor), seorang konglomerat. Sa'ad menawarkan jasa kepada Abdur Rachman agar hartanya yang banyak itu dibagi dua dengan dia. Abdur Rachman menolak. Dalampikirannya,diatidakmaumenyusahkanoranglain.Lalu, dia berkata kepada Sa'ad, "Wahai Sa'ad, tolongsayaberi pinjammodal buatusaha.Saya mau jualan(bisnis)kecil-kecilan."Akhirnyahanyaselang beberapa tahun, Abdur Rachman sudah hidup mandiri bisa membeli rumah, ladang bahkan sudah sejahtera, bisa menghidupi anak istri dan keluarganya