1. SAATNYA KITA MEMBUTUHKAN AGAMA BARU! - BAGIAN 1
http://moehs.wordpress.com
Lama tidak posting dan tidak merespon komentar sahabat karena belenggu kemalasan (dan
kesibukan ala-kadarnya). Isi posting ini tidak akan sebombastis judulnya. Saat galau saya membaca
The Visage Of Muhammad-nya karya Guru Besar Ali Syariati.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ali_Syari%27ati
Dibagian awal tulisan beliau memaparkan akar kelas sosial dari nabi-nabi golongan Semit dan Non-
Semit --Saya menyebutnya nabi dalam tanda petik atau nabi luhghowi. Dipilah dua golongan besar
nabi yakni dari Non-Semit (Iran -Cina-India atau Ras Aria-Krisalis) dan dari Golongan Semit (Yahudi-
Nasrani-Arab). Dengan memahami asal-usul dan karakteristiknya penulis merumuskan Hukum
Sosiologi Penyimpangan dan Keseimbangan Agama.
Nabi Non-Semit berasal dari masyarakat aristokrat; para pangeran dan bangsawan. Zaratushtra
adalah anak kepala Pendeta penyembah api dan Mazdak adalah bangsawan dari Maradarya, Budha
adalah pangeran dari Kelas ksatria keluarga raja di Sakiyao Mahavira, pendiri Jainisme mendahului
Agama Budha satu generasi dan bahkan masih hidup di dunia sekarang –dimana Gandhi termasuk
salah satu pengikutnya—merupakan salah satu tokoh aristokrat dan Ksatria India. Guru Nanak
pendiri agama Sink berasal dari keluarga Ksatria kerajaan. Lao-Tse pendiri agama Taoisme pejabat di
lingkungan Istana Lah Yang. Kong Fu-Tse berasal dari aristrat kuno dari Istana Lu.
Pertentangan ajaran masing-masing agama terjadi tanpa dia sendiri menyimpang menyebabkan
masyarakat pemeluknya menyimpang.
Zaratushtra adalah nabi dari api yang dinyalakan, sedangkan Budha adalah dari api yang dipadamkan
yang dinamakan nirwana. Zaratushtra menghadapi hidup ini, sedangkan Budha lari daripadanya. Pun
demikian Kong Fu-Tse berlawanan dengan agama Tao-Tse, Kong Fu-Tse memikirkan masyarakat,
sedangkan Tao-Tse tentang individu.
Beralih pada Nabi dari Golongan Semit (yang diwakili oleh 3 agama Yahudi-Kristen-Islam.Sebagai
agama samawi ketiganya menawarkan konsep-konsep ketuhanan plus bimbingan hidup di dunia
secara lengkap.
Kitab Suci agama Yahudi [http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Yahudi] menuliskan Tuhan telah
membuat perjanjian dengan Abraham bahwa beliau dan cucu-cicitnya akan diberi rahmat apabila
mereka selalu beriman kepada Tuhan. Perjanjian ini kemudian diulangi oleh Ishak dan Yakub. Dan
karena Ishak dan Yakub menurunkan bangsa Yahudi, maka mereka meyakini bahwa merekalah
bangsa yang terpilih. Penganut Yahudi dipilih untuk melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab
khusus, seperti mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan beriman kepada Tuhan. Sebagai
balasannya, mereka akan menerima cinta serta perlindungan Tuhan. Tuhan kemudian
menganugerahkan mereka Sepuluh Perintah Allah melalui pemimpin mereka, Musa.
Agama Kristen [http://id.wikipedia.org/wiki/Kristen] bermula dari pengajaran Isa Putra Maryam
(Yesus) sebagai tokoh utama agama ini. Fitnah yang dialami agama ini muncul semenjak Yesus masih
hidup, kesesatan dan kejumudan pemikiran pengikutnya menjadikan ajaran tercemari, teologi
tauhid berubah menjadi politheis. Namun demikian sisa-sisa kebaikan ajaran masih nampak jelas
2. Sebagaimana agama Yahudi, mereka menjunjung ajaran moral yang tertulis dalam Sepuluh Perintah
Tuhan.
Islam bahkan secara detail memposisikan dirinya sebagai agama yang lengkap dan bersifat positive
effect yang dahsyat (rahmatan lil alamin). Sesuai namanya Islam secara kebahasaan berarti
Menyelamatkan [http://id.wikipedia.org/wiki/Islam].
Konflik Agama
Benturan baik antar maupun inter agama pada umumnya disebabkan oleh Perbedaan akidah (antar
beda agama) dan perbedaan pemahaman (antar satu agama) menjadikan konflik dapat mudah
muncul.
Kekerasan berbasis agamamemang mempunyai sejarah panjang dalam setiap agama. Benturan
antarkelompok dalam sebuah agama, maupun benturan antarpemeluk agama sudah sering terjadi
dalam sejarah. Seolah tak ingin agama berperan dalam lumpur kotor kekerasan, setiap kali terjadi
konflik dan kekerasan bernuansa agama, para tokoh agama
[http://www.republika.co.id/berita/nasional/nusantara-nasional/12/08/28/m9godl-said-agil-kasus-
sampang-bukan-konflik-nusyiah] kemudian berkumpul dan membuat statement bersama mengutuk
kekerasan sambil mengatakan bahwa konflik dan kekerasan tersebut tidak terkait dengan agama.
“kekerasan agama terjadi lebih karena faktor arogansi suatu kelompok agama tertentu dan
kekurang tegasan pemerintah dalam menyelesaikan masalah”
Karena itu, mendidik dan mendewasakan umat beragama agar tidak mudah diprovokasi melakukan
kekerasan merupakan pekerjaan rumah yang harus dilakukan semua pihak yang antikekerasan.
“Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari RA telah: Tidak mengkafirkan seorang pun dari Ahli Qiblat hanya
karena perbedaan Furu'uddin atau Ushul Madzhab, baik dalam Aqidah mau pun Syariah, kecuali
dalam Ushuluddin (Ushul Islam) baik dalam Aqidah mau pun Syariah.
Imam Al-Isfarayani RA: Memvonis Islam terhadap seribu orang kafir dengan satu syubhat LEBIH BAIK
daripada memvonis Kafir terhadap seorang muslim dengan seribu syubhat”(sumber Cuplikan disini)
http://fpi.or.id/?p=detail&nid=545
Agama Baru Bagian 2
Andai semua ajaran agama dipandang sudah usang { http://www.artikata.com/arti-356046-
usang.html] perlukah diperbarui?
Sejarah membuktikan bahwa Agama Yahudi dipandang sudah usang, makanya Allah SWT
memperbaruianya dengan Agama Masehi (Kristen) dan Agama kristen manakala dipandang usang
maka diganti oleh Agama Islam.
Pertanyaanya apakah Agama Islam sudah usang?? Kalau tidak usang kenapa pemeluknya menjadi
beringas? Tidak toleran? Tidak santun? Padahal Allah SWT menjamin keberlangsungan Agama ini
3. hingga kiamat kelak. Islam bahkan dinobatkan sebagai agama yang sempurna dan lengkap serta
mampu menjawab persoalan di segala zaman.
Sudah 14 abad kedigdayaan Islam dibuktikan lewat kesempurnaan ajaran, tidak ada satu
pun ajaran Islam yang salah dipandang keliru baik oleh kemanusiaan maupun oleh sains --
bahkan sebaliknya.
Namun sesungguhnya dalam lingkup internal perjalanan Islam tidak selalu mulus, terbukti
semenjak Nabi Muhammad Saaw wafat, konflik sudah muncul dan bahkan sanggup
merenggut nyawa para Pemimpin sekaliber Umar ra., Utsman dan Ali Kw, dan berlanjut
hingga terbunuhnya keluarga nabi [http://id.wikipedia.org/wiki/Ahlul_Bait].
Konflik berkepanjangan dalam tubuh Islam merupakan fakta yang aneh. Di Indonesia umat
muslim bahkan lebih toleran terhadap Agama Lain dibanding dengan sesama Islam yang
berbeda Mazhab/pemahaman.
permusuhan lebih sering terjadi antar sesama pemeluk yang berbeda mazhab
sehingga “Seorang sunni lebih nyaman bertetangga dengan Beda Agama dibandingkan
bertetangga dengan Syiah (misalnya lihat kajian intoleransi LSI : Sebesar 41,8 persen publik
Indonesia merasa tidak nyaman hidup berdampingan dengan orang Syiah, sementara hanya
15,1 % publik indonesia merasa hidup tidak nyaman bertetangga beda agama).
Ironis!! Ya itulah fakta keanehan beragama di zaman ini...
[http://news.detik.com/read/2012/10/21/151704/2068342/10/survei-lsi-orang-ri-tidak-
nyaman-bertetangga-dengan-orang-beda-identitas?991101mainnews]
ajaran Agama baru yang dipahami adalah penyamaan persepsi