1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
Konsep Wadi'ah
1.
2. Pengertian Wadi’ah
Dari segi bahasa, wadi’ah berasal dari kata wada’a yang berarti
meninggalkan atau menitip.
Dari segi istilah, wadi’ah adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak
lain, baik individu ataupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki
3. Landasan Wadi’ah
Al – Qur’an
1. Al – Baqarah (2) : 283
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang
(oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang
lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka
Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
4. 2. An-Nisa : 58
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat.
5. Ijma’
Para tokoh ulama islam sepanjang zaman telah melakukan ijma’(consensus)
terhadap legitimasi al-wadi’ah karena kebutuhan manusia terhadap hal ini,
seperti dikutip oleh:
1. Dr. Azzuhaily dalam al-fiqih al-islami wa adillatuhu dalam kitab Al-mughni
wa Syarh Kabir li Ibni Qudhamah dan Mubsuth Li Imam Sarakhsy.
2. Dr. Hasan Abdullah Amin dalam al-wada’i al-masharifah an Maqdiyah wa
Istitsmariha fi al-islam hal. 23-31.
3. Syafi’I Antonio dalam Bank Syariah dari teori ke praktek (Jakarta GIP 2001)
hal 35.
Hadits :
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda : “ sampaikanlah
amanat kepada orang yang berhak menerimanya dan jangan membalas
khianat kepada orang yang mengkhianatimu”. (HR.Abu Daud danTirmidzi)
6. Rukun Wadi’ah
1. Barang yang dititip ( wadi’ah)
2. Pihak yang menitip barang (muwaddi’)
3. Pihak yang menerima titipan (mustawda’)
4. Ijab kabul (sighat).
9. Jenis Barang Yang Diwadi’ahkan
1. Harta benda
2. Uang
3. Dokumen (saham, obligasi, bilyet giro, surat perjanjian mudharabah, dan
lain-lain
4. Barang berharga lainnya (surat tanah, surat wasiat dan lain-lain, yang
dianggap berharga dan mempunyai nilai uang).
10. Aplikasi Al-wadi’ah dalam
Perbankan Syariah
Dokumen yang dapat disimpan dalam save deposit box, antara lain :
Sertifikat tanah
Sertifikat deposito dan bilyet deposito
Saham dan obligasi
Ijazah, paspor, surat nikah, dan surat lainnya
Perhiasan
Uang rupiah maupun mata uang asing.
Save Deposit Box1.
11. Giro wadi’ah
Cek
Penarikan menggunakan cek artinya penarikan dana
secara tunai, oleh karena itu cek berfungsi sebagai alat
pembayaran. Cek merupakan surat perintah pembayaran yang
diberikan oleh nasabah kepada bank penerbit rekening giro.
Bilyet giro
Bilyet giro digunakan oleh pemilik rekening giro
apabila akan melakukan penarikan secara nontunai atau
pemindahbukuan.
Sarana penarikan giro wadi’ah ada 2 macam, yaitu :
2.