Kajian Spesial Keluarga Muslim Indonesia di Sendai (KMI-S) pada 5 Mei 2014 seputar masalah Syi'ah di dunia dan di Indonesia.
Pembicara: Ustadz (Prof. Dr.) Yunahar Ilyas, Ketua PP Muhammadiyah dan Ketua Bidang Pengkajian/Penelitian MUI Pusat.
Simak juga buku panduan MUI Pusat mengenai kewaspadaan terhadap Syi'ah dan penyimpangannya di Indonesia: http://goo.gl/9hePXY
1. KONTROVERSI TENTANG SYI’AH:
TINJAUAN HISTORIS DAN
DOKTRIN
Yunahar Ilyas*
*Ketua PP Muhammadiyah dan Ketua Bidang Pengkajian/Penelitian MUI Pusat
Kajian Keluarga Muslim Indonesia di Sendai (KMI-S), 5 Mei 2014
2. Fakta Sejarah:
1. Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa Sallam
wafat
2. PeristiwaTsaqifah Bani Sa’ad
3. Abu Bakar ash-Shiddiq RA dibai’ah menjadi
Khalifah. Ali bin AbiThalib RA ikut
membai’ah ash-Shiddiq di masjid Nabawi.
4. Abu Bakar menunjuk Umar bin Khathab RA
menjadi Waliyu al-’Ahdi.
3. 5. Abu Bakar wafat, Umar dibai’ah menjadi
Khalifah Kedua.
6. Panglima Sa’ad bin AbiWaqas berhasil
menaklukkan Persia.
7. Husain bin ‘Ali menikahi Syaharbanu, puteri
Kisra PersiaYazdajurd. Dari Syaharbanu lahir Abu
Muhammad, Ali bin Husain bin Ali Zainul Abidin
(38-95) Imam ke-4.
8. Umar membentukTim Formatur untuk
memilih Khalifah.
9. Umar wafat dan formatur memilih Utsman bin
‘Affan jadi Khalifah Ketiga.
Fakta Sejarah:
4. 10. Abdullah bin Saba’, seorangYahudi dari
Yaman (pura-pura) masuk Islam. Kemudian pergi
menemui Utsman di Madinah, tapi tidak
mendapat sambutan. Lalu dia pergi ke Bashrah,
Syam dan Mesir. Di Mesir lah Abdullah bin Saba’
mulai menanamkan kultus individu kepada Ali
bin AbiThalib dan mengatakan ‘Ali lah yang
dapat wasiat dari Nabi untuk menjadi Khalifah,
tetapi haknya itu dirampas oleh Abu Bakar, Umar
dan Utsman.
Fakta Sejarah:
5. 11. Sekitar 600 demonstran datang dari Mesir
ke Madinah, mereka membunuh Utsman bin
‘Affan dan memaksa Ali jadi Khalifah.
Kemudian mereka bergabung dengan
pasukan Ali.
12. ‘Aisyah memimpin pasukan menentang
‘Ali agar segera menuntut balas atas
kematian Utsman. Pasukan ‘Aisyah dapat
dikalahkan oleh pasukan ‘Ali.
Fakta Sejarah:
6. 13. Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Gubernur Syam
menolak berbai’ah kepada Ali (dengan alasan
yang mirip seperti ‘Aisyah), lalu Ali dan
pasukannya memerangi Mu’awiyah. Perang
Shiffain kemudian berakhir dengan tahkim.
Pihak Ali diwakili oleh Abu Musa Al-Asy’ari dan
pihak Mu’awiyah oleh ‘Amru ibn ‘Ash.
14. Ribuan pengikut ‘Ali menolak tahkim,
kemudian keluar dari barisan ‘Ali. Mereka disebut
Khawarij, kemudian dikenal sebagai gerakan
ekstrem radikal.
Fakta Sejarah:
7. 15. Khawarij berhasil membunuh ‘Ali bin Abi
Thalib.
16. Hasan tidak bersedia diangkat jadi
Khalifah, karena ingin umat Islam bersatu.
Dengan demikian, Mu’awiyah dikukuhkan
sebagai Khalifah menggantikan ‘Ali.Tahun itu
disebut ‘Am al-Jam’i (tahun persatuan)
Fakta Sejarah:
8. 17. Pada masa kekhalifahanYazid inilah
Husain bin ‘Ali dan keluarganya dibantai di
Karbala. Sebuah peristiwa yang diratapi
sampai sekarang.
Fakta Sejarah:
9. Istilah Syi’ah
Syi’ah secara bahasa berharti pendukung,
pengikut, penolong seseorang, golongan.
Jama’nya syiya’un, dan jam’ul jam’inya
asyya’un.
Kata syi’ah, syiya’u dan asyya’u terdapat 13
kali dalam Al-Qur’an, antara lain:
10. ِلُك ْنِم َّنَع ِزْنَنَل َّمُثةَعيِشَأِنَمْحَّالر ىَلَع ُّدَشَأ ْمُهُّيايِِِع(69)
Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di
antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha
Pemurah. (Maryam 69)
وُن َك َو ْمُهَنيِد واُقَّرَف َينِذَّلا َّنِإاًعَيِش
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah
agamanya dan mereka(terpecah) menjadi beberapa
golongan...(Al-An’am 159)
َنْكَلْهَأ ْدَقَل َوْمُكَع َيْشَأِم ْلَهَفرِكَّدُم ْن(51)
Dan sesungguhnya telah Kami binasakan orang
yang serupa dengan kamu. Maka adakah orang
yang mau mengambil pelajaran? (Al-Qamar 51)
11. Dalam teks tahkim antara Ali dan Mu’awiyah
digunakan istilah syi’ah untuk kedua
golongan: Syi’atu ‘Ali dan Syi’atu Mu’awiyah.
Penggunaan Syi’ah secara khusus untuk
pengikut ‘Ali baru terjadi setelah kematian
‘Ali atau setelah kematian Husain.
Istilah Syi’ah
12. Firaq asy-Syi’ah:
Syi’ah terpecah dalam banyak sekali aliran
(firaq), yang secara garis besar dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori:
1. Ghaliyah: Sampai mempertuhankan Ali
2. Rafidhah atau Imamiyah: Menolak
kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Utsman.
3. Zaidiyah: Mengutamakan Ali dibanding
Abu Bakar, Umar dan Utsman tapi tidak
menolak kekhalifahan mereka.
14. Syi’ah yang dominan masa
kini seperti di Iran adalah
Syi’ah Al Imamiyah
Al-Itsnay ‘Asyriyah.
15. Persoalan Imamah setelah Nabi Muhammad
Shallallaahu’alaihi wa Sallam
Menurut Ahlus Sunnah, Nabi Muhammad
Shallallaahu’alaihi wa Sallam tidak pernah
menunjuk atau memberi wasiat kepada
siapapun untuk menjadi Imam setelah beliau
meninggal dunia. Imamah setelah beliau
meninggal dunia diserahkan kepada umat
yang akan memilihnya dengan musyawarah.
16. Menurut Syi’ah, Nabi Muhammad SAW telah
berwasiat bahwa yang akan menjadi Imam
setelah beliau adalah ‘Ali bin AbiThalib,
kemudian diteruskan oleh anaknya Hasan
dan Husain dan keturunannya.
Tetapi hak ‘Ali itu telah dirampas oleh Abu
Bakar, Umar dan Utsman yang masing-
masing telah dibai’ah oleh para sahabat.
Persoalan Imamah setelah Nabi Muhammad
Shallallaahu’alaihi wa Sallam
17. Dari sinilah kemudian muncul kebencian
kepada Abu Bakar, Umar, Utsman dan hampir
semua sahabat Nabi.Termasuk kebencian
terhadap ‘Aisyah dan Hafsah.
Semua doktrin dan ajaran dalam Syi’ah
berpangkal dari persoalan imamah ini.
Ditambah oleh faktor luar, seperti pengaruh
doktrin yang disebarluaskan oleh Abdullah
bin Saba’.
Persoalan Imamah setelah Nabi Muhammad
Shallallaahu’alaihi wa Sallam
18. Contoh:
Karena Abu Bakar, Umar dan Utsman telah
merampas hak Ali, maka mereka adalah
orang-orang yang zalim dan fasiq sehingga
riwayat hadits mereka ditolak. Karena para
sahabat membai’ah mereka, maka para
sahabatpun zalim dan fasik sehingga riwayat
hadits mereka juga ditolak.
Syi’ah hanya menerima hadits-hadits yang
diriwayatkan dari jalur Ahlul Bait.
24. Imam Dua Belas:
1. Abu Hasan, Ali bin AbiThalib RA, Al-
Murtadha (23 SH-40H)
2. Abu Muhammad, Hasan bin Ali , Az-Zakiy
(2-50)
3. Abu ‘Abdillah, Husain bin Ali, Asy-Syahid (3-
61)
4. Abu Muhammad, Ali bin Husain bin Ali,
Zainul Abidin (38-95)
25. 5. Abu Ja’far, Muhammad bin Ali bin Husain,
Al-Baqir (57-114)
6. Abu Abdillah, Ja’far bin Muhammad bin Ali,
Ash-Shadiq (83-148)
7. Abu Ibrahim, Musa bin Ja’far bin
Muhammad, Al-Kazhim (128-183)
8. Abu Hasan, Ali bin Musa bin Ja’far, Ar-Ridha
(148-203)
Imam Dua Belas:
26. 9. Abu Ja’far, Muhammad bin Ali bin Musa,
Al-Jawwad (195-220)
10. Abu Hasan, Ali bin Muhammad bin Ali,
Al-Hadi (212-254)
11. Abu Muhammad, Hasan bin Ali bin
Muhammad, Al-Askari (232-260)
12. Abu Qasim, Muhammad bin Hasan bin Ali
bin Muhammad, Al-Mahdi (255-sekarang)
Imam Dua Belas:
29. Al-Qur’an menurut Syi’ah
1. Al-Qur’an tidak menjadi hujjah kecuali
melalui salah seorang Imam. Mereka
mengatakan para Imam adalah Al-Qur’an
yang berbicara, sedangkan Al-Qur’an itu
sendiri adalah Al-Qur’an yang diam.
31. 2. Al-Qur’an punya makna bathin yang hanya
diketahui oleh para Imam.
3. Al-Qur’an telah mengalami pengurangan
pada zaman Utsman bin ‘Affan dari 17.000 an
ayat tinggal 6.000an ayat.
Al-Qur’an menurut Syi’ah
39. Kepustakaan
Nashir ibn ‘Abdullah ibn ‘Ali al-Qafary, Ushûl
Madzhab asy-Syî’ah al-Imâmiyah al-Itsna
‘Asyriyah ‘Ardh wa Naqd, disertasi Doktor
Universitas Islam Imam Muhammad Ibn Su’ud,
Riyadh, Saudi Arabia-cetakan ke-3 , 1998. (1656
halaman)
Muhammad Kamil al-Hasyimi, ‘Aqaid asy-Syi’ah
fi al-Mizan, 1988, t.p., t.t.
Ihsan Ilahi Zhahir, Syi’ah dan Sunnah, terjemahan
Bey Arifin, Surabaya: Bina Ilmu, 1985.
40. Rakernas MUI Maret 1984 M
Paham Syi’ah sebagai salah satu
paham yang terdapat dalam dunia
Islam mempunyai perbedaan-
perbedaan pokok dengan madzhab
Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah)
yang dianut oleh umat Islam
Indonesia
41. Perbedaan itu di antaranya:
1. Syi’ah menolak hadits yang tidak
diriwayatkan oleh Ahlu Bait,
sedangkan Ahlus Sunnah wal Jamaah
tidak membeda-bedakan asal hadis
itu memenuhi syarat ilmu musthalah
hadits.
Perbedaan Syi’ah dan Sunni
42. 2. Syi’ah memandang ‘Imam” itu
maksum (orang suci), sedangkan
Ahlus Sunnah wal Jama’ah
memandangnya sebagai manusia
biasa yang tidak luput dari kekhilafan
(kesalahan)
Perbedaan Syi’ah dan Sunni
43. 3. Syi’ah tidak mengakui Ijma’ tanpa
adanya “Imam”, sedangkan Ahlus
Sunnah wal Jama’ah mengakui Ijma’
tanpa mensyaratkan ikut sertanya
“Imam”
Perbedaan Syi’ah dan Sunni
44. 4. Syi’ah memandang bahwa menegakkan
kepemimpinan/pemerintahan (imamah)
adalah termasuk rukun agama, sedangkan
Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah)
memandang dari segi kemaslahatan
umum dengan tujuan ke-imamahan-an
adalah untuk menjamin dan melindungi
dakwah dan kepentingan umat.
Perbedaan Syi’ah dan Sunni
45. 5. Syi’ah pada umumnya tidak
mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-
Shiddiq, Umar Ibnul Khathab, dan
Usman bin Affan, sedangkan Ahlus
Sunnah wal Jama’ah mengakui
keempat Khulafa’ Rasyidin (Abu
Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi
Thalib)
Perbedaan Syi’ah dan Sunni
46. Mengingat perbedaan-perbedaan pokok
antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah
seperti tersebut di atas, terutama mengenai
perbedan tentang “Imamah” (pemerintahan),
Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepda
umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus
Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan
kewaspadaan terhadap kemungkinan
masuknya paham yang didasarkan atas
ajaran Syi’ah.
Perbedaan Syi’ah dan Sunni
47. Panduan Majelis Ulama
Indonesia 2013
Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia
Pusat menerbitkan buku panduan dengan
judul:
Mengenal & Mewaspadai
Penyimpangan Syi’ah di Indonesia
48. Fatwa MUI Jawa Timur 2012
1. Mengukuhkan dan menetapkan keputusan
MUI-MUI Daerah yang menyatakan bahwa
ajaran Syi’ah (khususnya Imamiyah Itsna
‘Asyriyah dan/atau yang menggunakan nama
samaran Madzhab Ahlul Bait dan semisalnya)
serta ajaran-ajaran yang mempunyai
kesamaan dengan faham Syi’ah Imamiyah
Itsna ‘Asyriyah adalah SESAT DAN
MENYESATKAN.
49. 2. Menyatakan bahwa
penggunaan Istilah Ahlul Bait
untuk pengikut Syi’ah adalah
bentuk pembajakan kepada Ahlul
Bait Rasulullah Shallallaahu’alaihi
wa Sallam
Fatwa MUI Jawa Timur 2012
50. Pandangan Muhammadiyah
1. Muhammadiyah meyakini hanya
Nabi Muhammad Shallallaahu’alaihi
wa Sallam yang ma’shum. Oleh
sebab itu Muhammadiyah menolak
konsep kesucian imam-imam
(‘ishmatul aimmah) dalam ajaran
syi’ah.
51. 2. Muhammadiyah meyakini bahwa Nabi
Muhammad SAW tidak menunjuk siapapun
pengganti beliau sebagai Khalifah.
Kekhalifahan setelah beliau diserahkan
kepada musyawarah umat. Jadi kekhalifahan
Abu Bakar, Umar bin Khathab, Utsman bin
Affan dan Ali bin AbiThalib Radhiyallahu
‘anhum adalah sah. Oleh sebab itu
Muhammadiyah menolak konsep
rafidhahnya Syi’ah.
Pandangan Muhammadiyah
52. 3. Muhammadiyah menghormati Ali
bin AbiThalib sebagaimana sahabat-
sahabat yang lain, tetapi
Muhammadiyah menolak kultus
individu terhadapAli bin AbiThalib
dan keturunannya.
Pandangan Muhammadiyah
53. 4. Syi’ah hanya menerima hadits dari
jalur ahlul bait, ini berakibat ribuan
hadits sahih walaupun riwayat
Bukhari Muslim ditolak oleh Syi’ah.
Dengan demikian banyak sekali
perbedaan antara Syi’ah dan
Ahlusunnah baik masalah aqidah,
ibadah, munakahat dan lain-lain nya.
Pandangan Muhammadiyah