3. Pengertian Istihsan
Menurut
bahasa
Ulama Usul
Fiqih
Menganggap baik terhadap sesuatu
Berpindahnya dari hukum qiyas jaliy (jelas)
kepada hukum yang dikehendaki oleh qiyas
khafiy (samar – samar), atau berpindahnya
dari hukum khully (umum) kepada hukum
juz‟iy atau istisna‟iy (pengecualian), karena
ada
dalil
syarak
yang
membenarkan
kepindahannya.
5. Macam – macam Istihsan
Istihsan Qiyasi
• Contoh
• bila seseorang mewaqafkan sebidang tanah
pertanian, maka termasuk yang diwaqafkannya
itu hak pengairan, hak membuat saluran air di
atas tanah itu dan sebagainya
Istihsan Istisnaiy
• Contoh
• Istihsan bin-nash : hukum jual-beli al-salam.
Yaitu menjual sesuatu yang telah jelas sifatnya
namun belum ada dzatnya saat akad, dengan
harga yang dibayar dimuka
6. Kehujahan Istihsan sebagai
sumber hukum islam
Ulama syafi‟iyah : menolak istihsan
Dianggap tidak berdasarkan landasan yang kuat, tetapi
hanya kehendaknya saja.
Imam gazali : secara tegas menolak, namun secara substansial
menerima
4 bentuk Istihsan
Meninggalkan Qiyas karena ada kebiasaan („urf) yang
dikehendaki
Meninggalkan Qiyas Jaliy dan mengabil Qiyas Khafiy
Meninggalkan Qiyas karena mengikuti pendapat
sahabat
Meninggalkan Qiyas karena ada hadist yang lebih tepat.
7. Ulama hanafiyah dan malikiyah : memperbolehkan
Istihsan masih berdasarkan qiyas dan kemaslahatan
hidup manusia
Dasarnya QS. Al-Baqarah ayat 185
…..
…..
Artinya :
“.... Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu ....” (QS. Al-Baqarah/2:185)