2. Hadist 1
ْنَالق ٍسنَأ:ىَلسو ِهْيلع ُهللا ىَّلص ِهللا ُلْو ُسر الق:يْنُد كرت ْنم ْ ُُكِ ْْي ِِب سْيلكرتو ِهِترِخَ ِِل ُها
ىن
ِ
اف اًعْيَِج امُ ْْنِم بْي ِصُي ىَّتح ُهايْنُ ِِل ُهترِخَأُْونْوُوت َ و ِرِخَ ْدِل اِل
ِ
د إ َل ايْندِلْناَ دَّلعِاسىندل
( (بند دهورعساكر
Artinya: dari anas ra berkata:rasulullah saw bersabda,
”tidak baik orang yang meninggalkan dunia untuk
kepentingan akhirat saja, atau meninggakan akhirat
untuk kepentingan dunia saja, tetapi harus memperoleh
kedua-duanya. Karena kehidupan dunia mengantarkan
kamu menuju akhirat. Oleh karena itu jangan sekali-
sekali menjadi beban orang lain.
3. Hadist 2
وعنقال ّوسَل هْيعل هللا ّصَّل ّيبّندل عن عْنام هللا رىض دمزح بن ْحوْي(دليديد ْمن خْي دلعليا
ي ْففْعت ْيس ْومن غىن ظهر ْعن دقة ّدلص ْوخْي تعول ْمبن دأْلدو ،فَّل ّدلسنهْغي ْنغت ْيس ْومن هللا هّفع
هللا)عليه متفق,للبخارى دلفظو
Artinya: Dari Hakim putra Hizam, ra., dari
Rasulullah saw., beliau bersabda; “Tangan
yang di atas lebih baik dari tangan yang di
bawah, dahulukanlah orang yang menjadi
tanggunganmu. Dan sebaik-baiknya sedekah
itu ialah lebihnya kebutuhan sendiri. Dan
barang siapa memelihara kehormatannya,
maka Allah akan memeliharanya. Dan
barang siapa mencukupkan akan dirinya,
maka Allah akan beri kecukupan padanya.”
(H.R Bukhari).
4. Menurut Kamus Bahasa Indonesia etos kerja dapat
diartikan sebagai semangat kerja yang menjadi ciri
khas dan keyakinan seseorang atau suatu
kelompok. Etos kerja merupakan sikap yang dimiliki
individu atau kelompok yang telah menjadi totalitas
kepribadian dalam dirinya sebagai cara
memandang, meyakini dan memberikan sesuatu
yang bermakna untuk mencapai sesuatu dengan
optimal. Etos kerja dalam islam merupakan sikap
kepribadian yang melahirkan keyakinan yang
sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja
untuk memuliakan dirinya, menampakkan
kemanusiaannya, melainkan juga sebagai suatu
manifestasi dari amal saleh. Kamus besar bahasa
indonesia.
Seorang muslim yang memiliki etos kerja adalah
mereka yang selalu obsesif atau ingin berbuat
sesuatu yang penuh manfaat.
5. B. Pekerjaan yang baik
pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang
dilakukan dalam keadaan beriman. Adapun
pekerjaan tersebut diantaranya adalah pekerjaan
yang bermanfaat. Sedangkan pekerjaan yang paling
utama menurut Nabi Muhammad SAW adalah usaha
seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan
semua jual beli yang bersih.
ْنِمْلَمَعاًحِلاَصْنِمْرَكَذْوَاىَثنُاَْوُه َوُْنِمؤُمَِْحنلَفُْهَنَييًْةاَيَحًْةَبِيَطْمُهُني ِزَجنَل َوْمُهَرجَا
ْنَسحَأِباَماوُناَكَْنوُمَلعَي
ُْةَروُسِْلَحنلا:97
6. Dalam hadis sebelumnya telah disebutkan bahwa tangan diatas lebih
baik daripada tangan dibawah. Dari hal tersebut dapat kita ketahui
bahwa dalam islam tidak dibenarkan untuk mengandalkan dan
bergantung pada orang lain. Sesbab sebisa mungkin kita dituntut untuk
dapat memenuhi kebutuhan kita sendiri dan apabila kita memiliki
kelebihan rezeki kita dianjurkan untuk memberi kepada mereka yang
membutuhkan. Bagaimanapun juga orang yang memenuhi kebutuhan
dengan hasil kerjanya sendiri akan lebih baik daripada orang yang
hanya meminta dan mengharap bantuan dari orang lain, sebagaimana
hadist Nabi SAW;
ِهِدِيل ٍلَع ْنِم َُكْأي ْند ْنِم دً ْْيخ إطق اامعط إدحد َكد ام,وْأي نَ مَ ىدلس ِهْيلع دُدود هللا ِِىندل ىندِهِدي ِلَع ْنِم َُك
“Tidaklah seseorang makan sesuap makanan lebih
baik daripada ia makan dari hasil kerja tangannya
sendiri, dan sesungguhnya Nabi Daud a.s adalah
makan dari hasil kerja tangannya sendiri.”
7.
ِزْجَعلْا نِم َكِبُذ ْوُعَا ىِِنا َّمُهَّلل ََِلْسَكلْا َو
ARTINYA; ““Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-
Mu dari lemah (kemauan) dan pemalas”.
Hadist tersebut menjelaskan kepada kita bahwa
sebisa mungkin kita harus bisa menghindari sifat lemah dan
malas. Sifat lemah disini adalah meliputi lemah fisik dan
mental. Jika fisik lemah maka tidak dapat berusaha secara
maksimal dan optimal. Sementara lemah mental bisa
menyebabkan seseorang tidak dapat berfikir dengan baik
dan akan menyebabkan kebodohan. Sementara dalam
riwayat lain dijelaskan bahwa muslim yang kuat lebih baik
daripada muslim yang lemah. Kuat disini maksudnya adalah
kuat secara fisik, psikis maupun ekonomi. Sebab dengan
demikian dia akan dapat menjalankan pekerjaan dan amal
sholeh dengan baik.
D. Pujian bagi mu’min yang kuat
8. KESIMPULAN
Dalam memenuhi kebutuhan hidup, agama
mewajibkan manusia berusaha dengan bekerja menurut
kemampuan yang ada pada dirinya untuk mendapatkan
rezeki. Pekerjaan dengan menjadi peminta-minta dipandang
agama sebagai pekerjaan yang merendahkan martabat
manusia.
Islam sangat menyukai umatnya untuk selalu
meningkatkan semangat kerja guna mencapai kehidupan
yang layak dan sejahtera dengan cara mempergunakan
sebaik-baiknya peluang-peluang atau kesempatan yang
ada, serta tabah dan ulet, tidak mudah putus asa jika ditimpa
kegagalan dalam berusaha, di samping memohon
pertolongan kepada Allah.