Submit Search
Upload
P-CHART
•
3 likes
•
11,482 views
AI-enhanced title
Nila Aulia
Follow
JURNAL PENGENDALIAN KUALITAS OLEH KELOMPOK 4
Read less
Read more
Science
Report
Share
Report
Share
1 of 20
Download now
Download to read offline
Recommended
Riset operasional
Riset operasional
Henry Guns
Korelasi dan regresi ppt
Korelasi dan regresi ppt
Mana Khansa
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)
Muhammad Luthfan
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
RindyArini
Analisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusan
Universitas Mulawarman Samarinda
Analisis regresi.
Analisis regresi.
Novy Yuliyanti
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
Recommended
Riset operasional
Riset operasional
Henry Guns
Korelasi dan regresi ppt
Korelasi dan regresi ppt
Mana Khansa
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)
Muhammad Luthfan
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
RindyArini
Analisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusan
Universitas Mulawarman Samarinda
Analisis regresi.
Analisis regresi.
Novy Yuliyanti
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
Distribusi Sampling
Distribusi Sampling
Eman Mendrofa
Work sampling
Work sampling
Mhd Syahrul Ramadhan
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
Hafiza .h
Display
Display
Aditya Hasputra
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Lilis Suryani Arta
Model Simulasi MONTE CARLO (DISTRIBUSI)
Model Simulasi MONTE CARLO (DISTRIBUSI)
Endang Retnoningsih
ANOVA (Analysis of Variance) One Way terhadap data dari 3 tempat cetak
ANOVA (Analysis of Variance) One Way terhadap data dari 3 tempat cetak
Daniel Willianto
Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2
Deni Wahyu
Statistika Tabel Distribusi Frekuensi
Statistika Tabel Distribusi Frekuensi
Addy Hidayat
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alam
Firman Ferdian
Distribusi sampling
Distribusi sampling
Stephanie Isvirastri
Teori produksi
Teori produksi
dewi_mayangsari
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
Bab 2 distribusi frekuensi
Bab 2 distribusi frekuensi
sholikhankanjuruhan
Tugas UAS Rangkuman Riset Operasi
Tugas UAS Rangkuman Riset Operasi
eddy sanusi silitonga
contoh soal program linear
contoh soal program linear
Nur Rahmah Yunita
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK
AsadCungkring97
Kuliah 2 penerapan matriks dalam ekonomi
Kuliah 2 penerapan matriks dalam ekonomi
Mukhrizal Effendi
Rancangan Percobaan (faktorial)
Rancangan Percobaan (faktorial)
Dian Arisona
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arah
Tri Supadmi
Haccp baru
Haccp baru
Neemass Lpu
Haccp baru
Haccp baru
Neemass Lpu
More Related Content
What's hot
Distribusi Sampling
Distribusi Sampling
Eman Mendrofa
Work sampling
Work sampling
Mhd Syahrul Ramadhan
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
Hafiza .h
Display
Display
Aditya Hasputra
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Lilis Suryani Arta
Model Simulasi MONTE CARLO (DISTRIBUSI)
Model Simulasi MONTE CARLO (DISTRIBUSI)
Endang Retnoningsih
ANOVA (Analysis of Variance) One Way terhadap data dari 3 tempat cetak
ANOVA (Analysis of Variance) One Way terhadap data dari 3 tempat cetak
Daniel Willianto
Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2
Deni Wahyu
Statistika Tabel Distribusi Frekuensi
Statistika Tabel Distribusi Frekuensi
Addy Hidayat
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alam
Firman Ferdian
Distribusi sampling
Distribusi sampling
Stephanie Isvirastri
Teori produksi
Teori produksi
dewi_mayangsari
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
Bab 2 distribusi frekuensi
Bab 2 distribusi frekuensi
sholikhankanjuruhan
Tugas UAS Rangkuman Riset Operasi
Tugas UAS Rangkuman Riset Operasi
eddy sanusi silitonga
contoh soal program linear
contoh soal program linear
Nur Rahmah Yunita
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK
AsadCungkring97
Kuliah 2 penerapan matriks dalam ekonomi
Kuliah 2 penerapan matriks dalam ekonomi
Mukhrizal Effendi
Rancangan Percobaan (faktorial)
Rancangan Percobaan (faktorial)
Dian Arisona
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arah
Tri Supadmi
What's hot
(20)
Distribusi Sampling
Distribusi Sampling
Work sampling
Work sampling
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
Display
Display
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Model Simulasi MONTE CARLO (DISTRIBUSI)
Model Simulasi MONTE CARLO (DISTRIBUSI)
ANOVA (Analysis of Variance) One Way terhadap data dari 3 tempat cetak
ANOVA (Analysis of Variance) One Way terhadap data dari 3 tempat cetak
Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2
Statistika Tabel Distribusi Frekuensi
Statistika Tabel Distribusi Frekuensi
ekonomi sumberdaya alam
ekonomi sumberdaya alam
Distribusi sampling
Distribusi sampling
Teori produksi
Teori produksi
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
Bab 2 distribusi frekuensi
Bab 2 distribusi frekuensi
Tugas UAS Rangkuman Riset Operasi
Tugas UAS Rangkuman Riset Operasi
contoh soal program linear
contoh soal program linear
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK
Kuliah 2 penerapan matriks dalam ekonomi
Kuliah 2 penerapan matriks dalam ekonomi
Rancangan Percobaan (faktorial)
Rancangan Percobaan (faktorial)
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arah
Similar to P-CHART
Haccp baru
Haccp baru
Neemass Lpu
Haccp baru
Haccp baru
Neemass Lpu
Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014
agus_ibnu_hasan
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
indah784916
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
adham50
post harvest technology
post harvest technology
Amris Siahaan
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
Herlindamn
PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS).pptx
PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS).pptx
Raisa Nubua Hasir
Penerapan Sanitasi Industri
Penerapan Sanitasi Industri
Syartiwidya Syariful
Nak solo 2402014
Nak solo 2402014
agus_ibnu_hasan
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Bio Perforasi
13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri
University of Brawijaya
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Sawarni H
406445319-Materi-Keamanan-Pangan-ppt.ppt
406445319-Materi-Keamanan-Pangan-ppt.ppt
AdniInginNaikHaji
GMP.ppt
GMP.ppt
YanyanSuryana3
Keamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan Restaurant
widhyanto muttaqien
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Septi Dwisidi Hapsari
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
Ely John Karimela
2 Regulasi Keamanan Pangan Pada Industri Pangan.pdf
2 Regulasi Keamanan Pangan Pada Industri Pangan.pdf
sulistyoprabowo72
Tugas makalah kimfar
Tugas makalah kimfar
RismaFitriani5
Similar to P-CHART
(20)
Haccp baru
Haccp baru
Haccp baru
Haccp baru
Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
4 sistem-pengawasan-makanan-di-indonesia.ppt
post harvest technology
post harvest technology
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS).pptx
PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS).pptx
Penerapan Sanitasi Industri
Penerapan Sanitasi Industri
Nak solo 2402014
Nak solo 2402014
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
Gap Analysis Rancangan SMKP UKM Pengolahan Ikan
406445319-Materi-Keamanan-Pangan-ppt.ppt
406445319-Materi-Keamanan-Pangan-ppt.ppt
GMP.ppt
GMP.ppt
Keamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan Restaurant
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
2 Regulasi Keamanan Pangan Pada Industri Pangan.pdf
2 Regulasi Keamanan Pangan Pada Industri Pangan.pdf
Tugas makalah kimfar
Tugas makalah kimfar
Recently uploaded
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
ariwidiyani3
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
12MIPA3NurulKartikaS
Metodologi penelitian teknik sipil unesa
Metodologi penelitian teknik sipil unesa
YanuarBayu2
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Witaadw
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
CochipsPJW
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
MutiaraArafah2
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Ervina Puspita
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
tency1
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
indigobig
Recently uploaded
(9)
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
Metodologi penelitian teknik sipil unesa
Metodologi penelitian teknik sipil unesa
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
P-CHART
1.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 1 Pengendalian Kualitas Statistik PENGENDALIAN KUALITAS BERDASARKAN KOMPOSISI PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN MELALUI CONTROL ATRIBUT ( P-CHART ) Disusun Oleh : Kelompok IV Hertati Semarli Sinaga (NIM : 4133230017) Irma Faujiah Jannah (NIM : 4133230019) Lidia Veronika Tambunan (NIM : 4132230014) Nila Aulia (NIM : 4133230028) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 2 PENGENDALIAN KUALITAS BERDASARKAN KOMPOSISI PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN MELALUI ATRIBUT CONTROL CHARTS ( p-CHART ) (Observasi pada Supermarket Irian Cabang Aksara) Hertati Semarli Sinaga1 , Irma Faujiah Jannah2 , Lidia Veronika Tambunan3 , Nila Aulia4 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan Email : hertatisteel95@gmail.com ABSTRACT Only companies that are able to produce goods or services of world-class quality that can compete in a global market where the company has the ability to realize the nature of the food product has a safe, healthy and beneficial to consumers. Therefore we did a mini research to find out what materials substances that are harmful to the health of consumers, and food products and beverages that use any hazardous substances. And also to improve public health by preventing or reducing the cases of poisoning and diseases through food and drink. Identify the problem formulation set forth in this study is, how to approach the Attribute Control Chart (p- chart) can provide a solution to the problems that the composition of its products banned its use for consumption. Using of additional material that is not appropriate are: (1) Dyes dangerous (rhodamine B. methanyl yellow and amaranth) which is found primarily in the product syrup, lemonade, crackers, bread, order / jellies, cakes moist, snack foods (fried plantains , tofu, fried chicken and cendol). From a number of examples examined were found 19.02% using dye banned; (2) a special artificial sweetener for diet (cyclamate and saccharin) that is used for street food. A total of 61.28% of the sample street food is checked using artificial sweeteners for example syrup; (3) Formalin to preserve noodles, sausage .; and (4) Borax for manufacture of crackers, nudget. Keywords : Control Chart Atribut, Substances, P-Chart
3.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 3 ABSTRAK Hanya perusahaan yang mampu menghasilkan barang atau jasa berkualitas kelas dunia yang dapat bersaing di pasar global di mana perusahaan memiliki kemampuan untuk mewujudkan sifat dari produk makanan yang aman, sehat dan menguntungkan konsumen. Oleh karena itu kami melakukan penelitian mini untuk mengetahui apa substansi bahan yang berbahaya bagi kesehatan konsumen, dan produk makanan dan minuman yang menggunakan bahan berbahaya apapun. Dan juga untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mencegah atau mengurangi kasus keracunan dan penyakit melalui makanan dan minuman. Mengidentifikasi rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah, bagaimana pendekatan Peta Kontrol Atribut (p-chart) dapat memberikan solusi untuk masalah-masalah yang komposisi produknya dilarang penggunaannya untuk konsumsi. Menggunakan bahan tambahan yang tidak tepat adalah: (1) Pewarna berbahaya (rhodamin B. methanyl yellow dan bayam) yang ditemukan terutama di sirup produk, limun, kerupuk, roti, order / jeli, kue basah, makanan ringan (goreng pisang, tahu, ayam goreng dan cendol). Dari sejumlah contoh diperiksa ditemukan 19,02% menggunakan pewarna yang dilarang; (2) pemanis buatan khusus untuk diet (siklamat dan sakarin) yang digunakan untuk makanan . Sebanyak 61,28% dari makanan sampel diperiksa menggunakan pemanis buatan misalnya sirup; (3) Formalin untuk mengawetkan mie, sosis.; dan (4) Borax untuk pembuatan kerupuk, nudget. Kata kunci: Peta Kontrol Atribut, Substansi, P-Chart PENDAHULUAN Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibatnya persainganpun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah satu bagiannya juga mengalami hal yang sama. Perusahaan-perusahaan yang dahulu bersaing hanya pada tingkat local atau regional, kini harus pula bersaing dengan perusahaan dari seluruh dunia. Hanya perusahaan yang mampu menghasilkan barang atau jasa berkualitas kelas dunia yang dapat bersaing dalam pasar global. Demikian halnya perusahaan- perusahaan yang bergerak di bidang produksi pangan, apabila ingin memiliki keunggulan dalam skala global, maka perusahaan-perusahaan tersebut harus mampu melakukan setiap pekerjaan secara lebih baik dalam rangka menghasilkan produk pangan berkualitas tinggi dengan harga yang wajar dan bersaing. Hal ini berarti agar perusahan atau industri pangan mampu bersaing secara global diperlukan kemampuan mewujudkan produk pangan yang memiliki sifat aman (tidak
4.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 4 membahayakan), sehat dan bermanfaat bagi konsumen. Produk pangan tersebut umumnya dibuat menggunakan bahan tambahan pangan yang dilarang atau melebihi batas penggunaan: merupakan pangan yang tercemar bahan kimia atau mikroba; pangan yang sudah kadaluwarsa; pangan yang tidak memenuhi standar mutu dan komposisi serta makanan impor yang tidak sesuai persyaratan. Dari sejumlah produk pangan yang diperiksa tercatat yang tidak memenuhi persyaratan bahan pangan adalah sekitar 7,82% – 8,75%. Penggunaan bahan tambahan makanan pada makanan jajanan berada pada tingkat yang cukup menghawatirkan karena jumlah yang diperiksa sekitar 80%-nya tidak memenuhi persyaratan. Pengujian pada minuman jajanan anak sekolah di 27 propinsi ditemukan hanya sekitar 18,2% contoh yang memenuhi persyaratan penggunaan BTP, terutama untuk zat pewarna, pengawet dan pemanis yang digunakan sebanyak 25,5% contoh minuman mengandung sakarin dan 70,6% mengandung siklamat. Penggunaan bahan tambahan yang tidak sesuai diantaranya adalah: (1) Pewarna berbahaya (rhodamin B. methanyl yellow dan amaranth) yang ditemukan terutama pada produk sirop, limun, kerupuk, roti, agar/jeli, kue-kue basah, makanan jajanan (pisang goreng, tahu, ayam goreng dan cendol). Dari sejumlah contoh yang diperiksa ditemukan 19,02% menggunakan pewarna terlarang; (2) Pemanis buatan khusus untuk diet (siklamat dan sakarin) yang digunakan untuk makanan jajanan. Sebanyak 61,28% dari contoh makanan jajanan yang diperiksa menggunakan pemanis buatan; (3) Formalin untuk mengawetkan tahu dan mie basah; dan (4) Boraks untuk pembuatan kerupuk, bakso, empek-empek dan lontong. Masih kurangnya tanggung jawab dan kesadaran produsen dan distributor terhadap keamanan pangan dan teknologi produksi berwawasan lingkungan yang belum sepenuhnya oleh produsen primer, penerapan Good Handling Pratice (GHP) dan Good Manufacturing Pratice (GMP) serta Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yang masih jauh dari standar oleh produsen/pengolah makanan berskala kecil dan rumah tangga. Pemeriksaan terhadap sarana produksi makanan/minuman skala rumah tangga menengah dan besar menemukan sekitar 33,15% – 42,18% sarana tidak memenuhi persyaratan higiene dan sanitasi. Sedangkan pengawasan di tempat pengolahan makanan (TPM) yang mencakup jasa boga, restoran/rumah makan dan TPM lainnya hanya sekitar 19,98% yang telah mempunyai izin penyehatan makanan dan hanya sekitar 15,31% dari rumah makan/restoran yang diawasi yang memenuhi syarat untuk diberi grade A, B dan C. Pelatihan penyuluhan yang diberikan umumnya baru menjangkau skala besar. Ruang Lingkup Pengawasan Mutu Pangan Pengawasan mutu merupakan program atau kegiatan yang tidak dapat
5.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 5 terpisahkan dengan dunia industri, yaitu dunia usaha yang meliputi proses produksi, pengolahan dan pemasaran produk. Industri mempunyai hubungan yang erat sekali dengan pengawasan mutu karena hanya produk hasil industri yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, yaitu masyarakat konsumen. Seperti halnya proses produksi, pengawasan mutu sangat berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Makin modern tingkat industri, makin kompleks ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk menangani mutunya. Demikian pula, semakin maju tingkat kesejahteraan masyarakat, makin besar dan makin kompleks kebutuhan masyarakat terhadap beraneka ragam jenis produk pangan. Oleh karena itu, sistem pengawasan mutu pangan yang kuat dan dinamis diperlukan untuk membina produksi dan perdagangan produk pangan. Pengawasan mutu mencakup pengertian yang luas, meliputi aspek kebijaksanaan, standardisasi, pengendalian, jaminan mutu, pembinaan mutu dan perundang-undangan menyatakan bahwa pengendalian mutu pangan ditujukan untuk mengurangi kerusakan atau cacat pada hasil produksi berdasarkan penyebab kerusakan tersebut. Hal ini dilakukan melalui perbaikan proses produksi (menyusun batas dan derajat toleransi) yang dimulai dari tahap pengembangan, perencanaan, produksi, pemasaran dan pelayanan hasil produksi dan jasa pada tingkat biaya yang efektif dan optimum untuk memuaskan konsumen (persyaratan mutu) dengan menerapkan standardisasi perusahaan /industri yang baku. Tiga kegiatan yang dilakukan dalam pengendalian mutu yaitu, penetapan standar (pengkelasan), penilaian kesesuaian dengan standar (inspeksi dan pengendalian), serta melakukan tindak koreksi (prosedur uji). Masalah jaminan mutu merupakan kunci penting dalam keberhasilan usaha. Jaminan mutu merupakan sikap pencegahan terhadap terjadinya kesalahan dengan bertindak tepat sedini mungkin oleh setiap orang yang berada di dalam maupun di luar bidang produksi. Jaminan mutu didasarkan pada aspek tangibles (hal-hal yang dapat dirasakan dan diukur), reliability (keandalan), responsivene ss(tanggap), assurancy (rasa aman dan percaya diri) dan empathy(keramahtamahan). Dalam konteks pangan, jaminan mutu merupakan suatu program menyeluruh yang meliputi semua aspek mengenai produk dan kondisi penanganan, pengolahan, pengemasan, distribusi dan penyimpanan produk untuk menghasilkan produk dengan mutu terbaik dan menjamin produksi makanan secara aman dengan produksi yang baik, sehingga jaminan mutu secara keseluruhan mencakup perencanaan sampai diperoleh produk akhir. Pengawasan mutu pangan juga mencakup penilaian pangan, yaitu kegiatan yang dilakukan berdasarkan kemampuan alat indera. Cara ini disebut penilaian inderawi atau organoleptik. Di samping menggunakan analisis mutu berdasarkan prinsip-prinsip ilmu yang makin canggih, pengawasan mutu dalam industri pangan modern tetap mempertahankan penilaian secara inderawi/organoleptik. Nilai-nilai kemanusiaan yaitu selera, sosial budaya dan
6.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 6 kepercayaan, serta aspek perlindungan kesehatan konsumen baik kesehatan fisik yang berhubungan dengan penyakit maupun kesehatan rohani yang berkaitan dengan agama dan kepercayaan juga harus dipertimbangkan. Keterkaitan pengawasan Mutu Pengawasan mutu merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta manajerial dalam hal penanganan mutu pada proses produksi, perdagangan dan distribusi komoditas. Oleh karena itu, pengawasan mutu bukan semata-mata masalah penerapan ilmu dan teknologi, melainkan juga terkait dengan bidang- bidang ilmu sosial dan aspek-aspek lain, yaitu kebijaksanaan pemerintah, kehidupan kemasyarakatan, kehidupan ekonomi serta aspek hukum dan perundang-undangan. Pengawasan mutu pangan di satu pihak melayani berbagai kegiatan ekonomi dan di lain pihak memerlukan dukungan pemerintah dan insentif ekonomi, serta dibutuhkan masyarakat. Campur tangan pemerintah diperlukan agar mutu dapat terbina dengan tertib karena jika terjadi penyimpangan atau penipuan mutu, masyarakat yang dirugikan. Campur tangan pemerintah dapat berwujud kebijaksanaan atau peraturan-peraturan, terciptanya sistem standarisasi nasional, dilaksanakannya pengawasan mutu secara nasional, dan dilakukan tindakan hukum bagi yang melanggar ketentuan. Kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka melakukan pengawasan terhadap penerapan peraturan perundang-undangan pangan Codex Alimentarius Commision (CAC) disebut Food Control, sedangkan kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing industri dalam mengendalikan mutu dan keamanan produknya sendiri disebutFood Quality ControlKeterkaitan Pengawasan Mutu pada Berbagai Kegiatan Ekonomi dan Kehidupan Masyarakat Pengawasan mutu juga bergerak dalam berbagai kegiatan ekonomi. Macam- macam kegiatan ekonomi seperti pengawasan mutu pangan berperan atau terkait ialah dalam keseluruhan industri pertanian yang menggarap produk pangan dari industri usaha produksi bahan pangan, sarana produksi pertanian, industri pengolahan pangan dan pemasaran komoditas pangan. Pengawasan mutu pangan juga berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat dalam melayani kebutuhan konsumen, memberi penerangan dan pendidikan konsumen. Pengawasan mutu pangan juga melindungi konsumen terhadap penyimpangan mutu, pemalsuan dan menjaga keamanan konsumen terhadap kemungkinan mengkonsumsi produk-produk pangan yang berbahaya, beracun dan mengandung penyakit. Di tingkat perusahaan, pengendalian mutu berkaitan dengan pola pengelolaan dalam industri. Citra mutu suatu produk ditegakkan oleh pimpinan perusahaan dan dijaga oleh seluruh bagian atau satuan kerja dalam perusahaan/industri. Dalam industri pangan yang maju, pengendalian mutu sama
7.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 7 pentingnya dengan kegiatan produksi.Penelitian dan pengembangan (R&D) diperlukan untuk mengembangkan sistem standardisasi mutu perusahaan maupun dalam kaitannya dengan analisis mutu dan pengendalian proses secara rutin. Dalam kaitan dengan produksi, pengawasan mutu dimaksudkan agar mutu produksi nasional berkembang sehingga dapat menghasilkan produk yang aman serta mampu memenuhi kebutuhan dan tidak mengecewakan masyarakat konsumen. Bagian pemasaran juga harus melaksanakan fungsi pengawasan mutu menurut bidangnya. Kerjasama, kesinambungan, dan keterkaitan yang sangat erat antarsatuan kerja dalam organisasi perusahaan semuanya menuju satu tujuan, yaitu mutu produk yang terbaik. Penerapan Sistem Manajemen Mutu Industri pangan sebagai bagian dari industri berbasis pertanian yang didasarkan pada wawasan agribisnis memiliki mata rantai yang melibatkan banyak pelaku, yaitu mulai dari produsen primer – (pengangkutan) – pengolah – penyalur – pengecer – konsumen. Pada masing-masing mata rantai tersebut diperlukan adanya pengendalian mutu (quality control atau QC) yang berorientasi ke standar jaminan mutu (quality assurance atau QA) di tingkat produsen sampai konsumen, kecuali inspeksi pada tahap pengangkutan dalam menuju pencapaian pengelolaan kegiatan pengendalian mutu total (total quality control atau TQC) pada aspek rancangan, produksi dan produktivitas serta pemasaran. Dengan kata lain permasalahan mutu bukan sekedar masalah pengendalian mutu atas barang dan jasa yang dihasilkan atau standar mutu barang (product quality), tetapi sudah bergerak ke arah penerapan dan penguasaan total quality management (TQM) yang dimanifestasikan dalam bentuk pengakuan ISO seri 9000 (sertifikat mutu internasional), yaitu ISO- 9000 s.d. ISO-9004, dan yang terbaru yaitu ISO 22000. Sertifikat sebagai senjata untuk menembus pasar internasional merupakan sebuah dokumen yang menyatakan suatu produk/jasa sesuai dengan persyaratan standar atau spesifikasi teknis tertentu. Sertifikat yang diperlukan adalah yang diakui sebagai alat penjamin terhadap dapat diterimanya suatu produk/jasa tersebut. Upaya ini sangat diperlukan karena Indonesia menghadapi persaingan yang makin ketat dengan negara-negara lain yang menghasilkan barang yang sama atau sejenis. Hal ini juga perlu disiapkan dalam menghadapi perdagangan bebas di kawasan ASEAN sekarang ini dan di kawasan Asia Pasifik tahun 2019 yang akan datang, serta perubahan menuju perdagangan global dan terjadinya regionalisasi seperti di Eropa dan Amerika Utara. HACCP adalah pedoman untuk mengidentifikasi bahaya yang mungkin terjadi pada semua proses produksi (dari tahap produksi primer sampai ditangan konsumen). Dengan kata lain HACCP ini, di Indonesia bertujuan untuk menjamin keamanan pangan. Dengan diidentifikasinya semua tahapan produksi, sehingga bisa diminimalisasi kontaminasi bahaya. Bahaya
8.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 8 disini bisa disebabkan oleh zat kimia, kontaminasi mikro/bakteri (biologi), atau zat asing (fisik, bisa berupa pecahan kaca atau lain sebagainya). Penerapan dan pendokumentasian HACCP lebih simple dibandingkan ISO. Tapi HACCP punya tahapan tertentu. Sebelum penerapan HACCP, pabrik (perusahaan) harus sudah menjalankan GMP dan SSOP dengan baik. Untuk kalangan pabrik tentu sudah tidak asing lagi, apa itu GMP. Skedar berbagi saja, GMP kependekan dari GOOD MANUFACTURING PRACTICES. Atau Cara-cara berproduksi dengan baik. GMP ini panduan mendetail dan harus mencakup semua proses produksi, mulai dari ketertiban karyawan, Pest Control (pengendalian hama), Fasilitas gudang, Kelengkapan rancangan gedung, keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja. GMP harus diimplementasikan untuk semua bagian termasuk Processing Area, Logistik dan Area Penyimpanan (Gudang), Laboratorium, Manufacturing Area, Maintenance&Engineering, dan manajemen. Semua harus satu kata. Semua bagian harus secara komitmen dan konsisten mengimplementasikan GMP ini. Oleh sebab itu untuk memantau implementasi GMP dilapangan perlu dilakukan audit. Audit ini bisa dibagi menjadi audit internal dan eksternal. Audit internal berasal dari auditor yang ditunjuk dan diberi kewenangan untuk mengaudit pabrik tersebut. Audit internal ini bisa berasal dari gabungan karyawan dari berbagi bagian/departemen. Diharapkan audit internal ini bisa mengevaluasi dan memberi masukan kepada pihak yang bertanggungjwab di pabrik(perusahaan tsb). Masukan dari auditor internal ini bisa dijadikan acuan untuk diadakan perubahan kebijakan. Manfaat dari auditor internal ini adalah jika ada temuan bisa dibahas secara internal pabrik dan tidak perlu sampai banyak pihak tahu. Auditor internal bisa tidak efektif dalam mengauditnya karena akan bersikap subjektif. Kesubjektifan ini bisa diganti dengan diadakannya audit eksternal. Auditor eksternal bisa dari berbagai macam institusi baik milik pemerintah maupun milik swasta. Tapi ada syarat dalam memilih auditor eksternal, yaitu: institusi auditor eksternal tersebut harus memiliki akses ke KAN (Komite Akreditasi Nasional). Sudah banyak institusi yang bisa dijadikan auditor eksternal, salah satunya yang sudah terkenal adalah SGS. Selain GMP ada satu lagi pedoman yang harus diterapkan, yaitu SSOP. SSOP adalah kependekan dari Sanitation Standard Operating Procedures. Tujuan HACCP Umum: Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara mencegah atau mengurangi kasus keracunan dan penyakit melalui makanan (“Food borne disease”). Perumusan Masalah Identifikasikan perumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah, bagaimana pendekatan Control Chart Atribut (p-chart) dapat memberikan solusi terhadap permasalahan produk yang komposisi nya dilarang penggunaan nya untuk dikomsumsi.
9.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 9 Batasan Masalah Agar penelitian dapat lebih fokus dan terarah maka batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Mutu yang akan diteliti adalah produk makanan dan minuman di Supermarket Irian cabang Aksara pada tanggal 13 Mei 2015 2. Produk yang menjadi obyek pem- bahasan adalah produk cacat (defect) sebagaimana bahwa produk tersebut mengandung bahan berbahaya yang ditetapkan 3. Pengendalian kualitas yang digunakan adalah Control Chart Atribut (p-chart) Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Mengetahui seberapa besar pere- daran makanan dengan komposisi berbahaya 2. Mengetahui faktor penyebab ter- jadinya produk cacat (defect) . 3. Mengusulkan perbaikan untuk mengendalikan faktor penyebab terjadinya produk cacat (defect) akibat mengandung bahan berbahaya. Manfaat Penelitian Penelitian ini berguna untuk menambah pengalaman dan pengetahuan serta wawasan penulis khususnya dalam pemahaman konsep p-chart. Sehingga, dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengaktualisasikan teori dan ilmu yang didapat selama perkuliahan dengan lingkungan dunia kerja secara nyata. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kualitas Penerapan kosep mutu di bidang pangan dalam arti luas menggunakan penafsiran yang beragam. Kramer dan Twigg (1983) menyatakan bahwa mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik (warna, tekstur, rasa dan bau). Hal ini digunakan konsumen untuk memilih produk secara total. Dewasa ini, kesadaran konsumen pada pangan adalah memberikan perhatian terhadap nilai gizi dan keamanan pangan yang dikonsumsi. Faktor keamanan pangan berkaitan dengan tercemar tidak nya pangan oleh cemaran mikrobiologis, logam berat, dan bahan kimia yang membahayakan kesehatan. Untuk dapat memproduksi pangan yang bermutu baik dan aman bagi kesehatan, tidak cukup hanya mengandalkan pengujian akhir di laboratorium saja, tetapi juga diperlukan adanya penerapan sistem jaminan mutu dan sistem manajemen lingkungan, atau penerapan sistem produksi pangan yang baik (GMPGood Manufacturing Practices) dan penerapan analisis bahaya dan titik kendali kritis (HACCP- Hazard Analysis and Critical Control Point). TQM Pengendalian kualitas adalah aktivitas untuk memperbaiki,
10.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 10 mempertahankan, dan mencapai kualitas suatu produk atau jasa. Sedangkan yang dimaksud dengan Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) adalah salah satu teknik dalam TQM (Total Quality Management) yang digunakan untuk mengendalikan dan mengelola proses, baik manufaktur maupun jasa melalui penggunaan metode statistik (Besterfield, 1998). Pengendalian kualitas statistik secara garis besar digolongkan menjadi dua, hal ini dapat dilihat pada gambar 1. Pengendalian Kualitas Statistik Pengendalian Kualitas Proses Statistik (Control Chart) Rencana Penerimaan Sampel Produk (Acceptance Sampling) Data Variabel Data Variabel Data AtributData Atribut Gambar 1. Pengendalian Kualitas Statistik Konsep Dasar Control Chart Atribut (p- chart) Besterfield (1998) karakteristik kualitas yang sesuai dengan spesifikasi atau tidak sesuai dengan spesifikasi. Peta atribut hanya memiliki dua nilai : YA dan TIDAK, seperti : sesuai atau tidak sesuai, bagus atau jelek, terlambat atau tepat waktu.
11.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 11 Gambar 2. Peta Kendali Atribut Peta Aliran Proses Peta aliran proses adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur yang berlangsung serta di dalamnya memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan (Sutalaksana, 1979). Adapun kegunaan dari peta aliran proses adalah sebagai berikut a. Digunakan untuk mengetahui aliran bahan mulai awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir. b. Memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses. c. Digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses berlangsung. d. Alat untuk melakukan perbaikan- perbaikan proses, mempermudah proses analisa untuk mengetahui tempat-tempat dimana terjadi ketidakefisienan pekerjaan. PEMBAHASAN Tahap Defenisi (Define) 1. Pernyataan Masalah Supermarket Irian cab. Aksara telah menjual beberapa produk makanan dan minuman tertentu. Namun dari observasi sederhana yang telah dilakukan masih ada penjualan produk makanan dan minuman yang cacat (menggunakan komposisi yang dilarang penggunaannya) atau dengan kata lain
12.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 12 tidak memenuhi standar kualittas yang telah ditetapkan. 2. Tujuan Untuk menjamin kepuasan pelanggan akan produk makanan dan minuman yang dijual dengan tetap menjaga kualitas, atau bahkan meningkatkan serta dapat mengurangi produk yang tidak layak konsumsi sehingga nantinya kerugian akibat produk makanan dan minuman yang tidak layak konsumsi dapat diatasi/dihindari penjualannya oleh Supermarket Irian cab. Aksara. Tahap Pengukuran (Measure) Pada tahap Measure ditentukan dengan menghitung tingkat proporsi produk cacat, untuk peta pengendali proporsi dan banyak digunakan ukuran cacat berupa proporsi produk cacat dalam setiap sampel yang diambil. Sampel yang diambil untuk setiap observasi jumlahnya sama maka pengukuran menggunakan peta pengendali proporsi kesalahan (p-chart). Tabel.1 Data pengamatan jumlah produk dan jumlah cacat untuk produk makanan dan minuman Observasi Ukuran Sampel Banyaknya Produk Cacat 1 20 8 2 20 8 3 20 5 4 20 3 5 20 2 6 20 3 7 20 2 8 20 2 9 20 8 10 20 7 11 20 3 12 20 2 13 20 2 14 20 3 15 20 2 16 20 5 17 20 11 18 20 9 19 20 3 20 20 3 21 20 6 22 20 6
13.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 13 23 20 5 24 20 6 25 20 4 26 20 4 27 20 7 28 20 5 29 20 12 30 20 8 31 20 5 32 20 6 Selanjutnya melalui perhitungan diketahui bahwa jumlah keseluruhan proporsi cacat = 8.25 dengan jumlah keseluruhan produk cacat = 165. Sehhingga dapat dituliskan melalui Tabel.2. Data atribut sering berbentuk kategori atau klasifikasi seperti : baik atau jelek, sukses atau gagal, dan lain- lain. Adapun jumlah cacat tiap item/jenis cacatnya, dapat ditabelkan dari yang paling tinggi cacatnya. Tabel.2 Perhitungan proporsi cacat peta P observasi ukuran sampel banyaknya produk cacat proporsi cacat keterangan 1 20 8 0.4 2 20 8 0.4 3 20 5 0.25 4 20 3 0.15 5 20 2 0.1 6 20 3 0.15 7 20 2 0.1 8 20 2 0.1 9 20 8 0.4 10 20 7 0.35 11 20 3 0.15 12 20 2 0.1 13 20 2 0.1 14 20 3 0.15 15 20 2 0.1 16 20 5 0.25 17 20 11 0.55 18 20 9 0.45
14.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 14 19 20 3 0.15 20 20 3 0.15 21 20 6 0.3 22 20 6 0.3 23 20 5 0.25 24 20 6 0.3 25 20 4 0.2 26 20 4 0.2 27 20 7 0.35 28 20 5 0.25 29 20 12 0.6 30 20 8 0.4 31 20 5 0.25 32 20 6 0.3 Total 640 165 8.25 Tahap Analisa (Analyze) Pengolahan Data dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan penentuan cacat dominan dari seluruh produk makanan dan minuman semua jenis. Kemudian dibuat peta kendali p. Dalam tahap ini, data-data yang telah terkumpul diolah dengan bantuan program SPSS versi 21. Analisis Hasil Setelah seluruh data terkumpul dan diolah dengan menggunakan program SPSS, maka dilakukan analisis data secara lengkap dan menyeluruh terhadap hasil penelitian dari control chart. Namun analisis data juga dilakukan secara manual untuk melihat kecocokan antara hasil dari SPSS dengan perhitungan manual. Langkah-langkah pembuatan peta control chart dengan melalui perhitungan manual tidak jauh beda dengan perhitungan menggunakan SPSS : Pertama, menghitung proporsi cacat dari data produk makanan dan minuman yang diambil dari Supermarket Irian cab. Aksara. 𝑝 = 𝑥 𝑛 Kedua, menghitung garis pusat (center line) dari data produk makanan dan minuman pada Supermarket Irian cab. Aksara. 𝑐𝑒𝑛𝑡𝑒𝑟 𝑝 = 𝑝𝑖32 𝑖=1 𝑔 𝑐𝑒𝑛𝑡𝑒𝑟 𝑝 = 165 640 = 0.2531 Ketiga, menghitung nilai UCL dari data.
15.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 15 𝑈𝐶𝐿 𝑝 = 𝑝 + 3 𝑝 (1 − 𝑝) 𝑛 𝑈𝐶𝐿 𝑝 = 0.2531 + 3 0.2531 (1 − 0.2531) 32 = 0.544764 Keempat, menghitung nilai LCL dari data. 𝐿𝐶𝐿 𝑝 = 𝑝 − 3 𝑝 (1 − 𝑝) 𝑛 𝐿𝐶𝐿 𝑝 = 0.2531 − 3 0.2531 (1 − 0.2531) 32 = −0.03856 = 0 Berdasarkan data yang diperoleh hasil nya memiliki kesamaan. Langkah-langkah melakukan revisi dari data produk makanan dan minuman pada Supermarket Irian cab. Aksara. Pertama, menghiung nilai garis pusat (center line). 𝑐𝑒𝑛𝑡𝑒𝑟 𝑝 = 𝑝𝑖32 𝑖=1 𝑔 𝑐𝑒𝑛𝑡𝑒𝑟 𝑝 = 165 − 12 − 12 640 − 20 − 20 = 141 600 = 0.235 Kedua, menghitung nilai UCL dari data. 𝑈𝐶𝐿 𝑝 = 𝑝 + 3 𝑝 (1 − 𝑝) 𝑛 𝑈𝐶𝐿 𝑝 = 0.235 + 3 0.235 (1 − 0.235) 32 = 0.519427 Ketiga, menghitung nilai LCL dari data. 𝐿𝐶𝐿 𝑝 = 𝑝 − 3 𝑝 (1 − 𝑝) 𝑛 𝐿𝐶𝐿 𝑝 = 0.235 − 3 0.235 (1 − 0.235) 32 = −0.04943 = 0 Perhitungan manual yang dilakukan menggunakan rumus center line, UCL, dan LCL hanya sedikit berbeda dengan perhitungan melalui SPSS versi 21. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Peta Kendali p (p-chart) Peta kendali digunakan untuk memonitor aktivitas dari suatu proses yang sedang berlangsung dengan menggunakan metode grafis. Sehingga dapat diketahui apakah proses tersebut berada dalam batas kendali statistik atau tidak. Peta kendali yang
16.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 16 sesuai dengan data yang telah diperoleh adalah peta kendali p. Peta kendali digunakan untuk mengukur banyaknya ketidaksesuaian (specific point) untuk suatu sampel dalam setiap observasi pengamatan. Berdasarkan perhitungan Peta kendali p maka diperoleh nilai Central Line dari proses cetak adalah sebesar 0.26. Sedangkan Lower center line dan Upper Center Line adalah berturut-turut sebesar 0 dan 0.55. Karena titik sampel ke-17 dan ke-29 berada diluar lower central limit dan upper central limit maka dapat disimpulkan bahwa data adalah tidakseragam. Sehingga perlu dilakukan perbaikan atau revisi pada peta p tersebut. Gambar.3 Peta Pengendali Proporsi Kesalahan (p-chart) Sebelum Revisi Revisi Peta Kendali p dilakukan dengan cara menghilangkan data yang telah diketahui berada di luar batas kontrol, sehingga tidak ada satupun data yang keluar dari batas control.
17.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 17 Gambar.4 Peta Pengendali Proporsi Kesalahan (p-chart) Setelah Revisi Berdasarkan peta kendali p, yang telah direvisi tersebut, terlihat bahwa tidak ada satupun data yang keluar dari batas kontrol. Karena tidak ada satupun data yang keluar dari batas kontrol, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut in control/dalam kendali. Walaupun tidak terdapat titik-titik yang berada diluar garis control limit pada peta kontrol p produk makanan dan minuman. Berdasarkan perhitungan Peta kendali p maka diperoleh nilai Central Line adalah sebesar 0.24. Sedangkan Lower center line dan Upper Center Line adalah berturut-turut sebesar 0 dan 0.52. Karena titik-titik sampel tidak ada yang berada diluar lower central limit dan upper central limit maka dapat disimpulkan bahwa data adalah dalam kendali. Analisa Keseluruhan Peta Kendali p Pada peta kendali p terlihat dari beberapa model harus dilakukan revisi karena ada beberapa data yang keluar dari batas kontrol. Revisi dilakukan dengan cara membuang data yang keluar dan diganti dengan data yang baru, hal ini dilakukan karena jika hanya membuang data tanpa menggantinya dengan yang baru maka kalau
18.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 18 terjadi beberapa kali revisi data akan semakin berkurang. Kalau tidak mengganti data yang baru maka pola data yang telah direvisi tidak bisa dijadikan acuan untuk proses produksi pada periode berikutnya. Dengan mengganti data yang dibuang dengan yang baru, pola data yang dihasilkan akan sangat bermanfaat untuk melihat tindakan apa yang harus dilakukan agar data untuk periode berikutnya stabil atau jika memungkinkan lebih baik dari periode sebelumnya. Untuk perhitungan peta kendali p digunakan 3σ karena semakin kecil sigma yang diambil maka peluang data untuk keluar dari batas kendali akan semakin banyak tetapi hasil yang akan dicapai akan semakin sempurna. Karena semakin kecilnya sigma yang digunakan batas kendalinya akan semakin sempit. Tahap perbaikan (Improve) Pada tahap ini digunakan metode Potential Failure Mode Effect and Analysis untuk meningkatkan proses berdasarkan pada hasil analisa tahap analyze. Dari tabel 2 terlihat barwa data ke-17 dan ke-29 merupakan data yang melampaui batasan UCL. Ini menunjukkan bahwa data ke-17 dan ke-29 tersebut memberikan kontribusi yang besar terhadap terjadinya defect pada p-chart dan menjadi prioritas dalam langkah perbaikan seperti yang telah direkomendasikan pada tabel tersebut. Setelah dilakukan perbaikan pada proses, maka didapat hasil p-chat yang berada pada batas kendali UCL dan LCL. (lihat gambar.2) Tahap Control Tahap control merupakan tahap terpenting karena perbaikan ulang terhadap proses tidak diinginkan dan keuntungan dari perbaikan yang terus-menerus harus didapatkan. Pada bagian ini dilakukan rencana pengendalian (control plan) terhadap produk. Untuk data atribut, pengendalian dilakukan pada tiap jenis cacat dengan menggunakan np chart. Grafik pengendali np digunakan untuk menampilkan jumlah (bukan proporsi) item yang memiliki karakteristik tertentu (Stagliano, 2004). Karena produk yang telah berada dalam pengendalian maka grafik pengendali np dapat digunakan untuk memantau proses sepanjang waktu sampai ditemukan lagi masalah-masalah dalam proses yang harus diselesaikan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Besarnya peredaran makanan dengan komposisi berbahaya menurut mini riset kami adalah 25.78125% atau 25,8% . 2. Faktor penyebab terjadinya produk cacat (1) Pewarna berbahaya (rhodamin B. methanyl yellow dan amaranth) (2) Pemanis buatan khusus untuk diet (siklamat dan sakarin) yang digunakan untuk makanan jajanan. Sebanyak 61,28%
19.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 19 dari contoh makanan jajanan yang diperiksa menggunakan pemanis buatan; (3) Formalin untuk mengawetkan tahu dan mie basah; dan (4) Boraks untuk pembuatan kerupuk, bakso, empek-empek dan lontong. 3. Pemerintah sebaiknya mengatur lebih ketat lagi pengawasan makanan melalui BPOM dan Undang- Undang Saran Berikut adalah saran yang dapat diberikan oleh penulis. a. Produk yang cacat/tidak layak konsumsi sebaiknya tidak dijual. b. Lebih memperhatikan komposisi yang terkandung dalam produk makanan dan minuman yang akan dipasarkan. c. Melakukan pengecekan secara berkala terhadap calon makanan dan minuman yang akan dipasarkan. d. Melakukan pengawasan terhadap bahan baku yang terkandung dalam produk makanan dan minuman. e. Melakukan pencatatan dan penimbangan seluruh produk cacat atau defect setiap hari. f. Melaporkan hasil penimbangan produk cacat atau defect kepada badan POM. g. Total produk defect dalam periode satu bulan dicantumkan dalam buku laporan kerusakan atas pertanggung jawaban manajer produksi untuk dilaporkan kepada pimpinan perusahaan. DAFTAR RUJUKAN Ariani, D.W.(1999). Manajemen Kualitas. Penerbit Erlangga. Jakarta. Besterfield, Dale H., Carol, Mary, and Glen H.(1995).Total Quality Management.New Jersey : Prentice Hall. Bevan. Et.al.(2004). Lean Six Sigma: Some Basic Concepts, termuat di: http://www.isixsixma.com/ l. Gaspersz, Vincent.(2001).Metode Analisa Untuk Pengendalian Kualitas Statistik, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Gaspersz, Vincent. Fontana Avanti.(2011). Lean Six Sima for Manufacturing and Service Industries.Penerbit Vinchiristo Publication.Bogor. Hidayat Anang.(2006).Peta Pengembangan Kualitas dan Kinerja Bisnis.PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.Jakarta. Hidayat, Ridwan Asep.(2011). Analisis Masalah Kualitas Produk Air Mineral Pada Perusahaan Air Minum Menggunakan Metode Six Sigma termuat di : http:// Jurnal Six Sixma com. Maman (2011). Lean Six Sigma ,termuat di:http:// maman6366.files.wordpress.com. Montgomery, Douglas C., (1993), Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, Gajah Mada University Press, Yogyakarta
20.
Jurnal Pengendalian Kualitas
Statistik ©Matematika | No.1 | Vol.01 Jurnal Universitas Negeri Medan Mei 2015 Jurnal Pengendalian Kualitas Statistik - 20 Purnomo, Hari, Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu,Yogyakarta, 2004 Stagliano, A.A.(2004).Rath & Strong's Six Sigma Advanced Tools Pocket Guide. Penerbit Andi.Yogyakarta. Supriyanto Harry.(2004).Proses Pembuatan Tow dengan Pendekatan Six Sigma, Jurusan Teknik Industri.Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh November.Surabaya. Wignjosoebtoto, Sritomo.(2006).Pengantar Teknik & Manajemen Industri.Guna Widya.Surabaya. Yamit, Zulian.(2010).Meanjemen Kualitas Produk dan Jasa.Penerbit Ekosia.Yogyakarta.
Download now