SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Pemicu III
Penglihatan Rabun
     Bapak Hasan, 65 tahun datang ke Puskesmas dengan
 keluhan penglihatan kedua matanya lambat laun menurun
    sejak enam bulan yang lalu. Selain penglihatan buram
  itu, tidak ada keluhan lain pada Pak Hasan. Ia menderita
diabetes melitus sejak 30 tahun yang lalu dengan kadar gula
darah berkisar antara 150-200 mg. Pemeriksaan mata pada
 Pak Hasan memperlihatkan tajam penglihatan mata kanan
2/60 dan mata kiri 6/30; tekanan bola matanya dalam batas
 normal; palpebra dan konjungtiva tampak tenang; kornea
  jernih, bilik mata depan dalam, gambaran iris baik, pupil
 buat dengan refleks cahaya baik. Lensa mata kanan keruh
    dan funduskopi sulit dinilai, sedangkan lensa mata kiri
     kekeruhannya masih ringan tetapi pada pemeriksaan
    funduskopi ditemukan adanya bercak perdarahan dan
eksudat di retina. Dokter merujuk Pak Hasan ke dokter mata
Identifikasi Masalah
• Bapak Hasan 65 ghn
• Penglihatan kedua mata lambat laun turun
  sejak 6 bulan
• DM sejak 30 tahun lalu (gd: 150-200 %)
• OD: 2/60; lensa keruh, funduskopi sulit dinilai
• OS: 6/30; lensa keruh ringan; bercak
  perdarahan eksudat di retina
• Pemeriksaan mata lainnya dalam batas normal
Rumusan Masalah
Mengapa Bapak Hasan mengalami penurunan
penglihatan secara progresif sejak 6 bulan yang
lalu?
                   Hipotesis
Bapak Hasan mengalami penurunan penglihatan
  secara progresif sejak 6 bulan yang lalu karena:
- OD mengalami katarak
- OS mengalami katarak retinopathy diabetik
Hal tersebut dipengaruhi oleh usia & riwayat DM.
Analisis Masalah
Learning Issues
1.   Apa saja gangguan penglihatan akibat usia dan bagaimana
     patogenesisnya (farid & DF)
2.   Jelaskan ttg retinopathy diabetikum (patogensis termasuk biokimia
     dari DM menjadi retinopathy serta anatomi terkait, definisi, kriteria
     diagnosis, faktor risiko, epidem, gejala &
     tanda, prognosis, pencegahan) (fikri & iin)
3.   Apa yang dimaksud dengan katarak dan apa saja jenis serta kriteria
     diagnosisnya (termasuk bagaimana membedakan katarak diabetik
     dengan katara sinile) (DF & angga)
4.   Jelaskan ttg katarak diabetik (patogensis termasuk biokimia dari DM
     menjadi katarak serta anatomi terkait, definisi, kriteria diagnosis, faktor
     risiko, epidem, gejala & tanda, prognosis, pencegahan) (diana & fikri)
5.   Bagaimana PF pada mata? (serta anatomi terkait) (Nita & Farid)
6.   Jelaskan ttg funduskopi (termasuk anatomi terkait) (angga & eka)
7.   Bagaimana PP yang dibutuhkan pada kasus ini? (DP & Diana)
8.   Bagaimana penatalaksanaan DM (eka, DP)
9.   Bagaimana tatalaksana pada kasus ini (termasuk standar kompetensi
     dokter umum & edukasi dokmus) (iin, nita)
Penglihatan Turun  dipastikan dgn
                          visus        Bila pasien sudah
                                       tidak bisa membaca
                                                                                        huruf terbesar pada
                                                                                        snellen cara; maka
                                                                                        dapat digunakan
                                                                                        pengukuran
                                                                                        dengan:
                                                                                        • Menghitung Jari
                                                                                          (D=60)
                                                                                        • Arah Lambaian
                                                                                          Tangan (D=300)
   < 6/6                                                                                • Sumber Cahaya (D
                                                                                          = tak terhingga

                                                                                   Bukan
                                                               Tdak ada
                                                                                   disebabkan
                                                               perbaikan           kelainan
                                                                                   refraksi  perlu
                                                                                   dicari penyebab
                                                                                   lainnya
Lindsay KW, Bone I. Neurology and neurosurgery illustrated. 3rd ed. Edinbergh: Churchill Livinstone; 1997
Mata Tenang Penglihatan Turun
                      Perlahan
    • Katarak                     TIO normaldepan normal, diperiksa dengan:
                                   Bilik mata , dapat diperiksa melalui dengan:


    • Retinopati
    • Glaukoma




Lang GK. Ophtalmology: a short textbook. Stuttgart: Thieme; 2000
Fisiologi Penuaan pada Mata




Geriatric medicine: an evidence-based approach/editors, Chritine K. Cassel...[et al.].—4th
ed.2002
Konsep Penuaan
beberapa teori konsep penuaan.
• Teori putaran biologik (“A biologic clock”).
  Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali → mati.
  Imunologis: dengan bertambah usia akan bertambah cacat imunologik
  yang mengakibatkan kerusakan sel.
• Teori mutasi spontan.
• Teori ”A free radical”
  Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat.
  Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi.
  Free radical dapat dinetralisasi oleh antioksidan dan vitamin E.
• Teori “A Cross-link”.
  Pengikatan asam nukelat dan molekul protein sehingga mengganggu
  fungsi
Ilyas S. Ilmu penyakit mata. 3rd ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2009. p. 205
Jalur Poliol
pada DM




 Biokimia harper
Kelainan mata pada Diabetes Melitus
  No   Komplikasi                      Prevalensi

  1    Dislipidemia diabetik           67.0%

  2    Neuropati simptomatik           51,4%

  3    Disfungsi erektil               50,9%

  4    Retrinopati diabetik            27,2%

  5    Manifestasi sendi simptomatik   25,5%

  6    Katarak                         16,3%

  7    TBC paru                        12,8%

  8    Hipertensi                      12,1%

  9    Penyakit jantung koroner        10,0%

  10   Nefropati diabetik              5,7%


                                                    Skarbez, Kathryn, Yos Priestley, Marcia Hoepf and Steven B
                                                    Koevary.. The Effects of Diabetes on Ocular Health.
Daftar pustaka                                      http://www.medscape.com/viewarticle/729120_9. Diakses
                                                    7/3/2012. 15:32.
DEFINISI KATARAK
        Yunani                                    Katarrhakies
        Inggris                                     Cataract
         Latin                                      Cataracta
                                                    Air terjun
    Indonesia        bular  penglihatan spt tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.


     setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang
    dapat terjadi akibat hidrasi ( penambahan
    cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi
    akibat kedua-duanya .
Ilyas S. Ilmu penyakit mata. 3rd ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. p.
200
Anatomi Lensa & Pemeriksaannya
Jenis Katarak

• KATARAK KONGENITAL
• KATARAK JUVENIL
• KATARAK SENIL
• KATARAK KOMPLIKATA
• KATARAK DIABETES
• KATARAK SEKUNDER
Ilyas S. Ilmu penyakit mata. 3rd ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
p. 200-10
Perubahan lensa pada usia lanjut
    1. Kapsul                                 3. Serat lensa:
    - Menebal dan kurang elastis              - Lebih iregular
        (1/4 dibanding anak)                  - Pada korteks jelas kerusakan serat sel
    - Mulai presbiopia                        - Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet
    - Bentuk lamel kapsul berkurang               lama kelamaan merubah protein
        atau kabur                                nukleus (histidin, triptofan, metionin,
    - Terlihat bahan granular   Katarak Senile    sistein dan tirosin) lensa, sedang
                                                  warna coklet protein lensa nukleus
                       (Kekeruhan lensa pada usia > 50 histidin dan triptofan
                                                  mengandung tahun)
     2. Epitel → makin tipis                      dibanding normal.
     - Sel epitel (germinatif) pada           - Korteks tidak berwarna karena:
          ekuator bertambah besar dan            · Kadar asam askorbat tinggi dan
          berat                                   menghalangi fotooksidasi.
     - Bengkak dan fakuolisasi                   · Sinar tidak banyak mengubah protein
          mitokondria yang nyata                  pada serat muda.
                                              Kekeruhan lensa dengan nukleus yang
                                                  mengeras akibat usia lanjut biasanya
Ilyas S. Ilmu penyakit mata. 3rd ed. Jakarta:     mulai terjadi pada usia lebih dari 60
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;        tahun.
2009. p. 205
Klasifikasi Katarak Senile
Patogenesis



    Katarak Diabetik
(Kekurahan akibat diabetes melitus)
Faktor Resiko
    • Wanita                                      • Gula darah tak terkontrol
    • Menderita DM lebih lama ( > 10                / hiperglikemia
      tahun )                                          – Kenaikan HbA1C sebanyak
    • Usia tua                                           1% menaikan resiko
                                                         terkena katarak sebesar
    • Menggunakan OHO / insulin                          15% pada pasien diabetes
    • Tidak bekerja                                    – Penurunan kadar glukosa
    • BMI dan lingkar pinggang lebih                     terlalu cepat
      kecil                                       • 15- 25x pada usia > 40
    • Hb lebih rendah                               tahun
    • Pasien dengan gangguan ginjal               • Hipertensi, kadar lipid
      atau komplikasi DM lainnya                    tinggi, pekerjaan berat 
    • Kadar HDL lebih rendah                        meningkatkan resiko
    • Kontrol gula darah lebih buruk                gangguan mata lainnya
                                                    pada pasien diabetes
Skarbez, Kathryn, Yos Priestley, Marcia Hoepf and Steven B Koevary.. The Effects of Diabetes on
Ocular Health. http://www.medscape.com/viewarticle/729120_9. Diakses 7/3/2012. 15:32.
Pemeriksaan
• Gambaran khas lensa pada katarak diabetik:
  snowflake cataract (kekeruhan spt tebaran
  salju di korteks lensa)
Katarak pada penderita Diabetes
               Melitus
• True Diabetic Cataract jarang. Kadang
  ditemukan pada kasus diabetes juvenile yang
  beratditemukan dan mungkin terjadi pada
  kasus diabetes juvenile yang berat. Kekeruhan
  total dapat terjadi dalam beberapa minggu
• Katarak senile lebih sering terjadi dan lebih
  awal onsetnya pada penderita diabetes
Uji Ultrasonografi
• u/ melihat struktur abnormal pada mata dgn
  kepadatan dan kekeruhan media jaringan
  dalam mata, dimana tdk mungkin dilihat
  secara langsung.
• USG mrpknpemeriksaan khusus u/ katarak
  terutama mononuklear  akan terlihat
  kelainan badan kaca seperti perdarahan,
  peradangan, ablasio retina dan kelainan
  kongenital atau tumor intraokular.
Ultrasonografi




Mata normal           Mata katarak
Retinopathy Diabetikum
Early Treatment Diabetik Retinopathy
    Study Research Group (ETDRS)
Membagi retinopati diabetik atas nonproliferatif
dan proliferatif. Retinopati diabetik digolongkan
ke dalam retinopati diabetik non proliferatif
(RDNP) apabila hanya ditemukan perubahan
mikrovaskular dalam retina. Neovaskuler
merupakan tanda khas retinopati diabetik
proliferatif
Staging RD (yang baru)
Kelainan non-radang pada retina yang
      ditemukan pada penderita diabetes
      melitus
 • Sering ditemukan pada usia dewasa antara 20 sampai 74 tahun.
 • Risiko 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan dibanding
   nondiabetes.
 • waktu diagnosis diabetes tipe I ditegakkan, retinopati diabetik
   hanya ditemukan pada <5% pasien. Setelah 10 tahun, prevalensi
   meningkat menjadi 40-50% dan sesudah 20 tahun lebih dari 90%
   pasien sudah menderita retinopati diabetik.
 • Pada diabetes tipe 2 ketika diagnosis ditegakkan, sekitar 25%
   sudah menderita retinopati diabetik non proliferatif.Setelah 20
   tahun, prevalensi retinopati diabetik meningkat menjadi lebih dari
   60% dalam berbagai derajat.

ipd
Patogenesis (1)
Patogenesis (lanjutan)
Gambaran pada Retinopati Diabetik
Oklusi Mikrovaskular      Akibat dari Iskemik Retina




           Akibat dari Peningkatan
           Permeabilitas Vaskular
Funduskopi




bates
Foto Fundus Normal




ikhtisar
Funduskopi pada NPDR
           Mikroneurisma, hemorr
           hages intraretina
           (kepala panah
           terbuka), hard exudates
           merupakan deposit
           lipid pada retina
           (panah), cotton-wool
           spots menandakan
           infark serabut saraf dan
           eksudat halus (kepala
           panah hitam).
PDR
Kebutaan  Ablasio Retina
Penatalaksanaan
Pola Makan
  Karbohidrat yg diberikan tdk boleh lebih dari 55-65%
     dari total kebutuhan energi sehari,rekomendasi
                  pemberian karbohidrat :
1.Kandungan total kalori pd        5.Jumlah sukrosa sebagai
    makanan karbohidrat,              sumber energi tidak perlu
                 Penatalaksanaan DMnamun jangan
2.Dar itotal kebutuhan kalori per     dibatasi,
    hari, 60-70% diantaranya          sampai lebih dari total
    berasal dr sumber karbohidrat.    kalori per hari.
3.Jika ditambah MUFA sbg sumber 6. Sebagai pemanis dapat
    energi, mk jumlah karbohidrat     digunakan pemanis non-
    maksimal 70% dari total           kalori seperti
                                      sakarin, aspartame, acesul
    kebutuhaan kalori per hari.       fam dan sukralosa.
4.Jumlah serat 25-50 gram per      7.Fruktosa tidak boleh lebih
    hari.                             dari 60 gram/hari.
Sudoyo, AW, et.al. editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam III. Edisi 4. Jakarta: FKUI, 2007
Rekomendasi pemberian lemak:
       1.Batasi lemak jenuh,          4.Batasi asupan asam lemak
          jumlah maksimal 10% dari        bentuk trans.
          total kebutuhan kalori/hari. 5.Konsumsi ikan seminggu 2-3
       2.Jika kadar kolesterol LDL ≥      kali untuk mencukupi
          100mg/dL, asupan asam           kebutuhan asam lemak
          lemak jenuh ↓ sampai            tidak jenuh rantai panjang.
          maksimal 7% daritotal kalori 6.Asupan asam lemak tidak
          per hari.                       jenuh rantai panjang
       3.Konsumsi kolesterol              maksimal 10% dari asupan
          maksimal 300mg/hari, jika       kalori per hari.
          kadar kolesterol LDL ≥ 100
          mg/dL, maka maksimal
          kolesterol yang dapat
          dikonsumsi 200 mg/hari.
   Protein jumlah kebutuhan yg direkomendasikan sekitar 15-
   20% dari total kalori perhari,rekomendasi pemberian protein.
Sudoyo, AW, et.al. editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam III. Edisi 4. Jakarta: FKUI, 2007
LATIHAN JASMANI
     • Disarankan latihan jasmani teratur 3-4 kali
       satiap seminggu selama setengah jam yang
       Latihan yang dapat dijadikan pilihan jalan
       kaki, jogging, lari, renang, dan bersepeda.
     • Sedapat mungkin mencapai zona sasaran atau
       zona latihan, yaitu 75-85% denyut nadi
       maksimal dapat dihitung:
       DNM = 220 – umur (dalam tahun)




Sudoyo, AW, et.al. editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam III. Edisi 4. Jakarta: FKUI, 2007
Penatalaksanaan Katarak
  • Ada 2 macam tekhnik pembedahan katarak
       – operasi katarak intrakapsuler (ICCE)
       – Operasi katarak ekstrakapsuler (ECCE)
          • Fakoemulsifikasi  penemuan terbaru pd ekstrakapsuler
  • Kaca mata apakia
  • Lensa kontak
  • Implan lensa okuler (IOL)




mata
Edukasi yg dpt diberikan untuk pre &
  pasca operasi katarak (kan paling
 Cuma ini yg bisa qt lakukan sbg dr
               umum)
TL Retinopati Diabetik
• Tujuan utama pengobatan
  mencegah terjadinya
  kebutaan permanen
• Pencegahan ke arah y lbh
  buruk: kontrol glukosa
  darah yang baik

• (WHO) tahun 2004 melaporkan:4,8
  persen penduduk di seluruh dunia
  menjadi buta akibat retinopati diabetik.

   ipd
Metode pencegahan dan
                         pengobatan Retinopati
                                Diabetik
 1)   Kontrol glukosa darah
         Pasien diabetes yang diterapi secara intensif, setiap penurunan 1%
          HbA1c penurunan risiko komplikasi mikrovaskular 35%
 2)   Kontrol tekanan darah
         Kontrol tekanan darah secara ketatpenurunan resiko progresifitas
          retinopati 34%
 3)   Ablasi kelenjar hipofisis melalui pembedahan atau radiasi (jarang
      dilakukan)
 4)   Fotokoagulasi dengan sinar laser untuk menutup atau
      menghancurkan pembuluh-pembuluh darah abnormal yang pecah
      dan bocor di retina.
 5)   Vitrektomi untuk perdarahan vitreus atau ablasio retina Dilakukan
      pada pasien yang mengalami kekeruhan vitreus dan yang
      mengalami neovaskularisasi aktif
ipd
3 metode foto koagulasi:
      – Scatter(panretinal) photocoagulationpada kasus
        penurunan visus yang cepat, menghilangkan
        neovaskular pada N.optikus dan permukaan retina
      – Focal photocoagulation mikroaneurisma di
        fundus posterior yang mengalami kebocoran
        untuk mengurangi atau menghilangkan edema
        makula
      – Grid photocoagulation teknik penggunaan sinar
        laser dimana pembakaran dengan bentuk kisi-kisi
        diarahkan pada daerah edema

ipd
DOKMUS
• Dalam sebuah hadits riwayat
  Muslim, Rasulullah saw. bersabda


 Artinya: “Mukmin yang kuat lebih baik dan
 lebih dicintai Allah daripada mukmin yang
 lemah”.(HR.Muslim)
kekuatan:fisik, tekad dan iradah, amanah dan
 kecerdasan, melawan musuh
Kesimpulan
• Bapak Hasan mengalami penurunan penglihatan
 secara progresif sejak 6 bulan yang lalu, karena :
  – Kedua mata mengalami katarak diabetik (apa mau
    diganti katarak senile???), dan
  – Mata kiri mengalami retinopati diabetikum proliferatif
    (mata kanan belum dapat dinilai), dan memerlukan
    pemeriksaan penunjang lain.
Daftar Pustaka
• Geriatric medicine: an evidence-based
  approach/editors, Chritine K. Cassel...[et al.].—4th ed.2002
• Skarbez, Kathryn, Yos Priestley, Marcia Hoepf and Steven B
  Koevary.. The Effects of Diabetes on Ocular Health.
  http://www.medscape.com/viewarticle/729120_9. Diakses
  7/3/2012. 15:32.
• Ilyas S. Ilmu penyakit mata. 3rd ed. Jakarta: Fakultas
  Kedokteran Universitas Indonesia; 2009
• Ilyas S. Ikhtisar ilmu penyakit mata. JakartaL Fakultas
  Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
• Lang GK. Ophtalmology: a short textbook. Stuttgart:
  Thieme; 2000
• Bickley LS, Szilagyi PG. Bates’ guide to physical examination
  and history taking. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2003

More Related Content

What's hot

Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
Urtikaria akut
Urtikaria akutUrtikaria akut
Urtikaria akutdeky akbar
 
Kaspan katarak senilis imatur
Kaspan   katarak senilis imaturKaspan   katarak senilis imatur
Kaspan katarak senilis imaturKarin Survival
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Novi Y'uZzman
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPVKharima SD
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarPangestu S
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutPhil Adit R
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 

What's hot (20)

Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Urtikaria akut
Urtikaria akutUrtikaria akut
Urtikaria akut
 
Kaspan katarak senilis imatur
Kaspan   katarak senilis imaturKaspan   katarak senilis imatur
Kaspan katarak senilis imatur
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
BST CATARACT FK UNPAD 2013
BST CATARACT FK UNPAD 2013BST CATARACT FK UNPAD 2013
BST CATARACT FK UNPAD 2013
 
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
Liken Simpleks Kronis (Neurodermatitis Sirkumskripta)
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesarRectal toucher KDM I by pangestu chaesar
Rectal toucher KDM I by pangestu chaesar
 
Ppt glaukoma
Ppt glaukomaPpt glaukoma
Ppt glaukoma
 
Luka
LukaLuka
Luka
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 

Viewers also liked

Viewers also liked (8)

Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi KatarakSkrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
Skrinning & Penatalaksanaan Paska Operasi Katarak
 
Cataract presus
Cataract presusCataract presus
Cataract presus
 
El legalismo mata...
El legalismo mata...El legalismo mata...
El legalismo mata...
 
Ilmu ajar penyakit mata
Ilmu ajar penyakit mataIlmu ajar penyakit mata
Ilmu ajar penyakit mata
 
Presentasi kasus z
Presentasi kasus zPresentasi kasus z
Presentasi kasus z
 
Age related Cataract
Age related CataractAge related Cataract
Age related Cataract
 
Cataract
CataractCataract
Cataract
 
Cataract
CataractCataract
Cataract
 

Similar to KATARAK DIABETIK

Kasus mata presbiopia
Kasus mata presbiopiaKasus mata presbiopia
Kasus mata presbiopiaNadya Ho
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxNURULMUMINAH
 
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxPenggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxMuhammadReza735642
 
Warta diabet september 2013
Warta diabet september 2013Warta diabet september 2013
Warta diabet september 2013Maria Vita
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetesWarnet Raha
 
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...RifkaHumaida1
 
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanMakalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to KATARAK DIABETIK (20)

Kasus mata presbiopia
Kasus mata presbiopiaKasus mata presbiopia
Kasus mata presbiopia
 
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptxGANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN dr TEGUH ANAMANI, SpM.pptx
 
Kasus 3 dhila
Kasus 3 dhilaKasus 3 dhila
Kasus 3 dhila
 
Ablasio retina
Ablasio retinaAblasio retina
Ablasio retina
 
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxPenggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Warta diabet september 2013
Warta diabet september 2013Warta diabet september 2013
Warta diabet september 2013
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Makalah diabetes (3)
Makalah diabetes (3)Makalah diabetes (3)
Makalah diabetes (3)
 
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Makalah diabetes (2)
Makalah diabetes (2)Makalah diabetes (2)
Makalah diabetes (2)
 
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan trauma mata
Asuhan keperawatan trauma mataAsuhan keperawatan trauma mata
Asuhan keperawatan trauma mata
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatanMakalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
Makalah gangguan sistem sensori persepsi penglihatan
 

KATARAK DIABETIK

  • 2. Penglihatan Rabun Bapak Hasan, 65 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan penglihatan kedua matanya lambat laun menurun sejak enam bulan yang lalu. Selain penglihatan buram itu, tidak ada keluhan lain pada Pak Hasan. Ia menderita diabetes melitus sejak 30 tahun yang lalu dengan kadar gula darah berkisar antara 150-200 mg. Pemeriksaan mata pada Pak Hasan memperlihatkan tajam penglihatan mata kanan 2/60 dan mata kiri 6/30; tekanan bola matanya dalam batas normal; palpebra dan konjungtiva tampak tenang; kornea jernih, bilik mata depan dalam, gambaran iris baik, pupil buat dengan refleks cahaya baik. Lensa mata kanan keruh dan funduskopi sulit dinilai, sedangkan lensa mata kiri kekeruhannya masih ringan tetapi pada pemeriksaan funduskopi ditemukan adanya bercak perdarahan dan eksudat di retina. Dokter merujuk Pak Hasan ke dokter mata
  • 3. Identifikasi Masalah • Bapak Hasan 65 ghn • Penglihatan kedua mata lambat laun turun sejak 6 bulan • DM sejak 30 tahun lalu (gd: 150-200 %) • OD: 2/60; lensa keruh, funduskopi sulit dinilai • OS: 6/30; lensa keruh ringan; bercak perdarahan eksudat di retina • Pemeriksaan mata lainnya dalam batas normal
  • 4. Rumusan Masalah Mengapa Bapak Hasan mengalami penurunan penglihatan secara progresif sejak 6 bulan yang lalu? Hipotesis Bapak Hasan mengalami penurunan penglihatan secara progresif sejak 6 bulan yang lalu karena: - OD mengalami katarak - OS mengalami katarak retinopathy diabetik Hal tersebut dipengaruhi oleh usia & riwayat DM.
  • 6. Learning Issues 1. Apa saja gangguan penglihatan akibat usia dan bagaimana patogenesisnya (farid & DF) 2. Jelaskan ttg retinopathy diabetikum (patogensis termasuk biokimia dari DM menjadi retinopathy serta anatomi terkait, definisi, kriteria diagnosis, faktor risiko, epidem, gejala & tanda, prognosis, pencegahan) (fikri & iin) 3. Apa yang dimaksud dengan katarak dan apa saja jenis serta kriteria diagnosisnya (termasuk bagaimana membedakan katarak diabetik dengan katara sinile) (DF & angga) 4. Jelaskan ttg katarak diabetik (patogensis termasuk biokimia dari DM menjadi katarak serta anatomi terkait, definisi, kriteria diagnosis, faktor risiko, epidem, gejala & tanda, prognosis, pencegahan) (diana & fikri) 5. Bagaimana PF pada mata? (serta anatomi terkait) (Nita & Farid) 6. Jelaskan ttg funduskopi (termasuk anatomi terkait) (angga & eka) 7. Bagaimana PP yang dibutuhkan pada kasus ini? (DP & Diana) 8. Bagaimana penatalaksanaan DM (eka, DP) 9. Bagaimana tatalaksana pada kasus ini (termasuk standar kompetensi dokter umum & edukasi dokmus) (iin, nita)
  • 7. Penglihatan Turun  dipastikan dgn visus Bila pasien sudah tidak bisa membaca huruf terbesar pada snellen cara; maka dapat digunakan pengukuran dengan: • Menghitung Jari (D=60) • Arah Lambaian Tangan (D=300) < 6/6 • Sumber Cahaya (D = tak terhingga Bukan Tdak ada disebabkan perbaikan kelainan refraksi  perlu dicari penyebab lainnya Lindsay KW, Bone I. Neurology and neurosurgery illustrated. 3rd ed. Edinbergh: Churchill Livinstone; 1997
  • 8. Mata Tenang Penglihatan Turun Perlahan • Katarak TIO normaldepan normal, diperiksa dengan: Bilik mata , dapat diperiksa melalui dengan: • Retinopati • Glaukoma Lang GK. Ophtalmology: a short textbook. Stuttgart: Thieme; 2000
  • 9. Fisiologi Penuaan pada Mata Geriatric medicine: an evidence-based approach/editors, Chritine K. Cassel...[et al.].—4th ed.2002
  • 10. Konsep Penuaan beberapa teori konsep penuaan. • Teori putaran biologik (“A biologic clock”). Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali → mati. Imunologis: dengan bertambah usia akan bertambah cacat imunologik yang mengakibatkan kerusakan sel. • Teori mutasi spontan. • Teori ”A free radical” Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat. Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi. Free radical dapat dinetralisasi oleh antioksidan dan vitamin E. • Teori “A Cross-link”. Pengikatan asam nukelat dan molekul protein sehingga mengganggu fungsi Ilyas S. Ilmu penyakit mata. 3rd ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. p. 205
  • 11. Jalur Poliol pada DM Biokimia harper
  • 12. Kelainan mata pada Diabetes Melitus No Komplikasi Prevalensi 1 Dislipidemia diabetik 67.0% 2 Neuropati simptomatik 51,4% 3 Disfungsi erektil 50,9% 4 Retrinopati diabetik 27,2% 5 Manifestasi sendi simptomatik 25,5% 6 Katarak 16,3% 7 TBC paru 12,8% 8 Hipertensi 12,1% 9 Penyakit jantung koroner 10,0% 10 Nefropati diabetik 5,7% Skarbez, Kathryn, Yos Priestley, Marcia Hoepf and Steven B Koevary.. The Effects of Diabetes on Ocular Health. Daftar pustaka http://www.medscape.com/viewarticle/729120_9. Diakses 7/3/2012. 15:32.
  • 13. DEFINISI KATARAK Yunani Katarrhakies Inggris Cataract Latin Cataracta Air terjun Indonesia bular  penglihatan spt tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.  setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi ( penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya . Ilyas S. Ilmu penyakit mata. 3rd ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. p. 200
  • 14. Anatomi Lensa & Pemeriksaannya
  • 15. Jenis Katarak • KATARAK KONGENITAL • KATARAK JUVENIL • KATARAK SENIL • KATARAK KOMPLIKATA • KATARAK DIABETES • KATARAK SEKUNDER Ilyas S. Ilmu penyakit mata. 3rd ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. p. 200-10
  • 16. Perubahan lensa pada usia lanjut 1. Kapsul 3. Serat lensa: - Menebal dan kurang elastis - Lebih iregular (1/4 dibanding anak) - Pada korteks jelas kerusakan serat sel - Mulai presbiopia - Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet - Bentuk lamel kapsul berkurang lama kelamaan merubah protein atau kabur nukleus (histidin, triptofan, metionin, - Terlihat bahan granular Katarak Senile sistein dan tirosin) lensa, sedang warna coklet protein lensa nukleus (Kekeruhan lensa pada usia > 50 histidin dan triptofan mengandung tahun) 2. Epitel → makin tipis dibanding normal. - Sel epitel (germinatif) pada - Korteks tidak berwarna karena: ekuator bertambah besar dan · Kadar asam askorbat tinggi dan berat menghalangi fotooksidasi. - Bengkak dan fakuolisasi · Sinar tidak banyak mengubah protein mitokondria yang nyata pada serat muda. Kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut biasanya Ilyas S. Ilmu penyakit mata. 3rd ed. Jakarta: mulai terjadi pada usia lebih dari 60 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; tahun. 2009. p. 205
  • 18. Patogenesis Katarak Diabetik (Kekurahan akibat diabetes melitus)
  • 19. Faktor Resiko • Wanita • Gula darah tak terkontrol • Menderita DM lebih lama ( > 10 / hiperglikemia tahun ) – Kenaikan HbA1C sebanyak • Usia tua 1% menaikan resiko terkena katarak sebesar • Menggunakan OHO / insulin 15% pada pasien diabetes • Tidak bekerja – Penurunan kadar glukosa • BMI dan lingkar pinggang lebih terlalu cepat kecil • 15- 25x pada usia > 40 • Hb lebih rendah tahun • Pasien dengan gangguan ginjal • Hipertensi, kadar lipid atau komplikasi DM lainnya tinggi, pekerjaan berat  • Kadar HDL lebih rendah meningkatkan resiko • Kontrol gula darah lebih buruk gangguan mata lainnya pada pasien diabetes Skarbez, Kathryn, Yos Priestley, Marcia Hoepf and Steven B Koevary.. The Effects of Diabetes on Ocular Health. http://www.medscape.com/viewarticle/729120_9. Diakses 7/3/2012. 15:32.
  • 20. Pemeriksaan • Gambaran khas lensa pada katarak diabetik: snowflake cataract (kekeruhan spt tebaran salju di korteks lensa)
  • 21. Katarak pada penderita Diabetes Melitus • True Diabetic Cataract jarang. Kadang ditemukan pada kasus diabetes juvenile yang beratditemukan dan mungkin terjadi pada kasus diabetes juvenile yang berat. Kekeruhan total dapat terjadi dalam beberapa minggu • Katarak senile lebih sering terjadi dan lebih awal onsetnya pada penderita diabetes
  • 22. Uji Ultrasonografi • u/ melihat struktur abnormal pada mata dgn kepadatan dan kekeruhan media jaringan dalam mata, dimana tdk mungkin dilihat secara langsung. • USG mrpknpemeriksaan khusus u/ katarak terutama mononuklear  akan terlihat kelainan badan kaca seperti perdarahan, peradangan, ablasio retina dan kelainan kongenital atau tumor intraokular.
  • 25. Early Treatment Diabetik Retinopathy Study Research Group (ETDRS) Membagi retinopati diabetik atas nonproliferatif dan proliferatif. Retinopati diabetik digolongkan ke dalam retinopati diabetik non proliferatif (RDNP) apabila hanya ditemukan perubahan mikrovaskular dalam retina. Neovaskuler merupakan tanda khas retinopati diabetik proliferatif
  • 27. Kelainan non-radang pada retina yang ditemukan pada penderita diabetes melitus • Sering ditemukan pada usia dewasa antara 20 sampai 74 tahun. • Risiko 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan dibanding nondiabetes. • waktu diagnosis diabetes tipe I ditegakkan, retinopati diabetik hanya ditemukan pada <5% pasien. Setelah 10 tahun, prevalensi meningkat menjadi 40-50% dan sesudah 20 tahun lebih dari 90% pasien sudah menderita retinopati diabetik. • Pada diabetes tipe 2 ketika diagnosis ditegakkan, sekitar 25% sudah menderita retinopati diabetik non proliferatif.Setelah 20 tahun, prevalensi retinopati diabetik meningkat menjadi lebih dari 60% dalam berbagai derajat. ipd
  • 30. Gambaran pada Retinopati Diabetik Oklusi Mikrovaskular Akibat dari Iskemik Retina Akibat dari Peningkatan Permeabilitas Vaskular
  • 33. Funduskopi pada NPDR Mikroneurisma, hemorr hages intraretina (kepala panah terbuka), hard exudates merupakan deposit lipid pada retina (panah), cotton-wool spots menandakan infark serabut saraf dan eksudat halus (kepala panah hitam).
  • 34. PDR
  • 37. Pola Makan Karbohidrat yg diberikan tdk boleh lebih dari 55-65% dari total kebutuhan energi sehari,rekomendasi pemberian karbohidrat : 1.Kandungan total kalori pd 5.Jumlah sukrosa sebagai makanan karbohidrat, sumber energi tidak perlu Penatalaksanaan DMnamun jangan 2.Dar itotal kebutuhan kalori per dibatasi, hari, 60-70% diantaranya sampai lebih dari total berasal dr sumber karbohidrat. kalori per hari. 3.Jika ditambah MUFA sbg sumber 6. Sebagai pemanis dapat energi, mk jumlah karbohidrat digunakan pemanis non- maksimal 70% dari total kalori seperti sakarin, aspartame, acesul kebutuhaan kalori per hari. fam dan sukralosa. 4.Jumlah serat 25-50 gram per 7.Fruktosa tidak boleh lebih hari. dari 60 gram/hari. Sudoyo, AW, et.al. editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam III. Edisi 4. Jakarta: FKUI, 2007
  • 38. Rekomendasi pemberian lemak: 1.Batasi lemak jenuh, 4.Batasi asupan asam lemak jumlah maksimal 10% dari bentuk trans. total kebutuhan kalori/hari. 5.Konsumsi ikan seminggu 2-3 2.Jika kadar kolesterol LDL ≥ kali untuk mencukupi 100mg/dL, asupan asam kebutuhan asam lemak lemak jenuh ↓ sampai tidak jenuh rantai panjang. maksimal 7% daritotal kalori 6.Asupan asam lemak tidak per hari. jenuh rantai panjang 3.Konsumsi kolesterol maksimal 10% dari asupan maksimal 300mg/hari, jika kalori per hari. kadar kolesterol LDL ≥ 100 mg/dL, maka maksimal kolesterol yang dapat dikonsumsi 200 mg/hari. Protein jumlah kebutuhan yg direkomendasikan sekitar 15- 20% dari total kalori perhari,rekomendasi pemberian protein. Sudoyo, AW, et.al. editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam III. Edisi 4. Jakarta: FKUI, 2007
  • 39. LATIHAN JASMANI • Disarankan latihan jasmani teratur 3-4 kali satiap seminggu selama setengah jam yang Latihan yang dapat dijadikan pilihan jalan kaki, jogging, lari, renang, dan bersepeda. • Sedapat mungkin mencapai zona sasaran atau zona latihan, yaitu 75-85% denyut nadi maksimal dapat dihitung: DNM = 220 – umur (dalam tahun) Sudoyo, AW, et.al. editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam III. Edisi 4. Jakarta: FKUI, 2007
  • 40.
  • 41. Penatalaksanaan Katarak • Ada 2 macam tekhnik pembedahan katarak – operasi katarak intrakapsuler (ICCE) – Operasi katarak ekstrakapsuler (ECCE) • Fakoemulsifikasi  penemuan terbaru pd ekstrakapsuler • Kaca mata apakia • Lensa kontak • Implan lensa okuler (IOL) mata
  • 42. Edukasi yg dpt diberikan untuk pre & pasca operasi katarak (kan paling Cuma ini yg bisa qt lakukan sbg dr umum)
  • 43. TL Retinopati Diabetik • Tujuan utama pengobatan mencegah terjadinya kebutaan permanen • Pencegahan ke arah y lbh buruk: kontrol glukosa darah yang baik • (WHO) tahun 2004 melaporkan:4,8 persen penduduk di seluruh dunia menjadi buta akibat retinopati diabetik. ipd
  • 44. Metode pencegahan dan pengobatan Retinopati Diabetik 1) Kontrol glukosa darah  Pasien diabetes yang diterapi secara intensif, setiap penurunan 1% HbA1c penurunan risiko komplikasi mikrovaskular 35% 2) Kontrol tekanan darah  Kontrol tekanan darah secara ketatpenurunan resiko progresifitas retinopati 34% 3) Ablasi kelenjar hipofisis melalui pembedahan atau radiasi (jarang dilakukan) 4) Fotokoagulasi dengan sinar laser untuk menutup atau menghancurkan pembuluh-pembuluh darah abnormal yang pecah dan bocor di retina. 5) Vitrektomi untuk perdarahan vitreus atau ablasio retina Dilakukan pada pasien yang mengalami kekeruhan vitreus dan yang mengalami neovaskularisasi aktif ipd
  • 45. 3 metode foto koagulasi: – Scatter(panretinal) photocoagulationpada kasus penurunan visus yang cepat, menghilangkan neovaskular pada N.optikus dan permukaan retina – Focal photocoagulation mikroaneurisma di fundus posterior yang mengalami kebocoran untuk mengurangi atau menghilangkan edema makula – Grid photocoagulation teknik penggunaan sinar laser dimana pembakaran dengan bentuk kisi-kisi diarahkan pada daerah edema ipd
  • 46. DOKMUS • Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah saw. bersabda Artinya: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah”.(HR.Muslim) kekuatan:fisik, tekad dan iradah, amanah dan kecerdasan, melawan musuh
  • 47. Kesimpulan • Bapak Hasan mengalami penurunan penglihatan secara progresif sejak 6 bulan yang lalu, karena : – Kedua mata mengalami katarak diabetik (apa mau diganti katarak senile???), dan – Mata kiri mengalami retinopati diabetikum proliferatif (mata kanan belum dapat dinilai), dan memerlukan pemeriksaan penunjang lain.
  • 48. Daftar Pustaka • Geriatric medicine: an evidence-based approach/editors, Chritine K. Cassel...[et al.].—4th ed.2002 • Skarbez, Kathryn, Yos Priestley, Marcia Hoepf and Steven B Koevary.. The Effects of Diabetes on Ocular Health. http://www.medscape.com/viewarticle/729120_9. Diakses 7/3/2012. 15:32. • Ilyas S. Ilmu penyakit mata. 3rd ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009 • Ilyas S. Ikhtisar ilmu penyakit mata. JakartaL Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. • Lang GK. Ophtalmology: a short textbook. Stuttgart: Thieme; 2000 • Bickley LS, Szilagyi PG. Bates’ guide to physical examination and history taking. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2003