2. Prinsip Dasar
Spektrofotometri adalah suatu analisis secara
instrumental yang berdasarkan interaksi cahaya atau
sinar dengan suatu materi, alat yang digunakan
dinamakanspektrofotometer.
Prinsip dasar dari spektrofotometer adalah Hukum
Lambert – Beer.
3. Hukum Lambert
HukumLambert menjelaskanhubunganintensitas
transimitansi(It) dan Absorbansi cahaya monokromatik
denganketebalanmedia (t), dimanasemakintebalsuatu
mediamaka intensitastransmitansisemakinkecil dan
absorbansi semakinbesar.
A,It t
4. Hukum Beer
HukumBeer menjelaskanhubunganintensitas
transimitansi(It) cahaya monokromatikdengan
konsentrasi larutan(C), dimanasemakinpekat suatu
larutanmaka intensitastransmitansisemakinkecil.
A,Ct
5. Hukum Lambert-Beer
Hukum Lambert–Beer menyatakanbahwa apabila
seberkascahaya monokromatikmelewatisuatu mediayang
jernihdan transparan,makamenurunnya intensitascahaya
yangdilewatkan(It) sebandingdenganbertambahnya
konsentrasidantebalmedia.
A = absorbansi
ε = koefisien ekstingsi Molar (M-1cm-1)
t = tebal media / kuvet(cm)
C = konsentrasi larutan (M)εtCA
6. Jenis Analat
1. Ikatan rangkap terkonjugasi : Dua ikatan rangkap terkonjugasi
memberikan suatu kromofor, seperti dalam butadien akan mengabsorbsi
pada 217nm.
2. Senyawa aromatik : cincin aromatik mengabsorbsi dalam daerah radiasi
UV. Misal : benzen menunjukkan serapan pada panjang gelombang sekitar
255nm, begitu juga asam asetil salisilat.
3. Gugus karbonil : pada gugus karbonil aldehida dan keton dapat dieksitasi
baik dengan peralihan n→p* atau p→p*.
4. Auksokrom : gugus auksokrom mempunyai pasangan elektron bebas, yang
disebabkan oleh terjadinya mesomeri kromofor. Yang termasuk dalam
gugus auksokrom ini adalah substituen seperti –OH, -NH2, -NHR, dan –
NR2. Gugus ini akan memperlebar sistem kromofor dan menggeser
absorbsi maksimum (lmax) ke arah l yang lebih panjang
5. Gugus aromatik : adalah yang mempunyai transisi elektron n→p, seperti
nitrat (313 nm), karbonat (217 nm), nitrit (360 dan 280 nm), azida (230 nm)
dan tritiokarbonat (500 nm).
7. Jenis Spektrofotometer UV-
Vis
1. Spektrofotometer single beam (berkas tunggal)
Pada alat ini hanya terdapat satu berkas sinar
yang dilewatkan melalui kuvet. Blanko, larutan
standar dan contoh diperiksa secara bergantian.
2. Spektrofotometer double beam (berkas ganda)
Berbeda dengan single beam, pada alat ini
sinar dari sumber cahaya dibagi menjadi dua berkas
oleh cermin yang berputar. Berkas pertama melalui
kuvet berisi blanko dan berkas kedua melalui kuvet
berisi standar atau contoh.
10. Instrumentasi
Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat
polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada
spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer.
Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya
monokromatis (tunggal).
Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada
sampel yang mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu.
Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang
dilewatkan (ditransmisi).
Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh detector. Detector kemudian
akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap oleh
sampel.
Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam
sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif.
11. Bagian-Bagian Instrumen
LampuTungsten (Wolfram)
☻ Untuk sampel pada daerah tampak
☻ Mirip dengan lampu bola pijar biasa
☻ Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm.
☻ Spektrum radiasianya berupa garis lengkung.
☻Umumnya memiliki waktu 1000 jam pemakaian
Lampu Deuterium
☻ Dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm
☻ Spektrum energi radiasinya lurus
☻ Digunakan untuk mengukur sampel yang terletak pada daerah UV
☻ Memiliki waktu 500 jam pemakaian
1. Sumber Cahaya
13. 2. Monokromator
Prisma
֍ Berfungsi mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin
supaya di dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis
Kisi difraksi
֍ Berfungsi menghasilkan penyebaran dispersi sinar secara merata, dengan
pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih baik.
֍ Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.
Celah optis
֍ berfungsi untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan dari
sumber radiasi.
֍ Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan
melalui prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.
Filter
֍ berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga
cahaya yang diteruskan merupakan cahaya berwarna yang
sesuai dengan panjang gelombang yang dipilih.
14. 3. Kompartemen sampel
Digunakan sebagai tempat diletakkannya kuvet.
Kuvet merupakan wadah yang digunakan untuk menaruh sampel
yang akan dianalisis.
Kuvet yang baik harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
a. Permukaannya harus sejajar secara optis
b. Tidak berwarna sehingga semua cahaya dapat di transmisikan
c. Tidak ikut bereaksi terhadap bahan-bahan kimia
d. Tidak rapuh
e. Bentuknya sederhana
15. Terdapat berbagai jenis dan bentuk kuvet pada spektrofotometer.
Umumnya pada pengukuran di daerah UV, digunakan kuvet yang
terbuat dari bahan kuarsa atau plexiglass. Kuvet kaca tidak dapat
mengabsorbsi sinar uv, sehingga tidak digunakan pada saat
pengukuran di daerah UV. Oleh karena itu, bahan kuvet dipilih
berdasarkan daerah panjang gelombang yang digunakan.Gunanya
agar dapat melewatkan daerah panjang gelombang yang
digunakan.
• UV : fused silika, kuarsa
•Visible : gelas biasa, silika atau plastik
• IR : KBr, NaCl, IRTRAN atau kristal dari senyawa ion
Bahan Panjang gelombang
(nm)
Silika 150-3000
Gelas 375-2000
Plastik 380-800
16. 4. Detektor
Fungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang
sebanding dengan besaran yang dapat diukur.
Syarat-syarat ideal sebuah detektor adalah :
1. Kepekaan yang tinggi.
2. Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi.
3. Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
4. Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
5. Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan
tenaga radiasi.
18. CONTOH PENGOLAHAN DATA
PERHITUNGAN
𝑓𝑝 =
100
5
= 20
𝑝𝑝𝑚 𝑁𝑂2 =
𝐴𝐵𝑆 −𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑡
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
x 𝑓𝑝
Catatan : karena absorbansi sampel sama, maka
ppm nitrit dalam sampel adalah
𝑝𝑝𝑚 𝑁𝑂2 =
0,082 −(−4,71 𝑥 10−3)
0,731
x 20 = 2,37 𝑝𝑝𝑚
19. Kurva Kalibrasi Standar
Hubungan antara absorbansi terhadap
konsentrasi akan linear (A≈C) apabila nilai
absorbansi larutan antara 0,2-0,8 (0,2 ≤ A ≥ 0,8)
atau sering disebut sebagai daerah berlaku
hukum Lambert-Beer. Jika absorbansi yang
diperoleh lebih besar maka hubungan absorbansi
tidak linear lagi. Kurva kalibarasi hubungan antara
absorbansi versus konsentrasi.
20. Kurva Kalibrasi Standar
Kurva standar merupakan kurva yang dibuat dari sederetan
larutan standar.
Fungsi : untuk menunjukkan besarnya konsentrasi larutan
sampel
Keterangan:
Kurva standart menunjukkan hubungan antara konsentrasi
larutan ( sumbu-x) dengan absorbansi larutan (sumbu-y).
Dari kurva standart akan dihasilkan suatu persamaan y =
mx + c, dengan m : kemiringan garis, dan c: konstanta