SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 58 TAHUN 2016
TENTANG
SPONSORSHIP BAGI TENAGA KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pengetahuan
dan/atau keterampilan serta mengembangkan profesi
tenaga kesehatan diperlukan sponsorship, yang tidak
boleh mempengaruhi independensi tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Kesehatan tentang Sponsorship bagi Tenaga
Kesehatan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak
Pidana Suap (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1980 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3178);
- 2 -
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4150);
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
8. Undang-Undang 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
- 3 -
9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
10. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang
Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2014
tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 416);
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja di Lingkungan
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG SPONSORSHIP
BAGI TENAGA KESEHATAN.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Sponsorship adalah pemberian dukungan dalam segala
bentuk bantuan dan/atau kegiatan dalam rangka
peningkatan pengetahuan yang dilakukan, diorganisir
atau disponsori oleh perusahaan/industri farmasi, alat
kesehatan, alat laboratorium kesehatan dan/atau
perusahaan/industri lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel.
2. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
3. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut
Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
- 4 -
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
4. Unit Pengendalian Gratifikasi yang selanjutnya disingkat
UPG adalah unit pelaksana program pengendalian
gratifikasi.
5. Institusi adalah tempat bekerja Tenaga Kesehatan baik
milik pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun
masyarakat.
6. Organisasi Profesi adalah wadah untuk berhimpun Tenaga
Kesehatan yang seprofesi.
7. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
Pasal 2
Pengaturan Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan dalam
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk mendukung
peningkatan pengetahuan dan/atau keterampilan serta
pengembangan profesi Tenaga Kesehatan.
Pasal 3
(1) Sponsorship dapat diberikan kepada Tenaga Kesehatan.
(2) Selain kepada Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Sponsorship juga dapat diberikan kepada
Institusi, organisasi fasilitas pelayanan kesehatan
dan/atau Organisasi Profesi sebagai penyelenggara.
Pasal 4
(1) Sponshorship yang diberikan kepada Tenaga Kesehatan
harus memenuhi prinsip:
a. tidak mempengaruhi independensi dalam pemberian
pelayanan kesehatan;
b. tidak dalam bentuk uang atau setara uang;
c. tidak diberikan secara langsung kepada individu;
d. sesuai dengan bidang keahlian;
e. diberikan secara terbuka; dan
- 5 -
f. dikelola secara akuntabel dan transparan.
(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dan huruf c, Sponsorship dapat diberikan
berupa uang atau setara uang untuk honor bagi
pembicara dan/atau moderator.
(3) Setara uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
antara lain cek, giro, atau billyet.
Pasal 5
(1) Sponsorship oleh perusahaan/industri farmasi, alat
kesehatan, alat laboratorium kesehatan dan/atau
perusahaan/industri lainnya harus dilakukan secara
terbuka dan tidak boleh ada konflik kepentingan.
(2) Sponsorship yang dilakukan secara terbuka dan tidak ada
konflik kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimaksudkan agar tidak mempengaruhi independensi
seperti penulisan resep, anjuran penggunaan barang atau
terkait produk Sponsorship.
Pasal 6
(1) Sponsorship sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
diberikan kepada Tenaga Kesehatan dengan status:
a. Pegawai ASN; atau
b. nonpegawai ASN/pegawai swasta.
(2) Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan melalui Institusi.
(3) Institusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
mengumumkan secara terbuka dan berkala terhadap
Tenaga Kesehatan yang menerima Sponsorship, paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
(4) Selain Tenaga Kesehatan dengan status sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Sponsorship dapat diberikan
kepada Tenaga Kesehatan praktik perorangan.
- 6 -
Pasal 7
(1) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. penugasan dari pimpinan; dan
b. sesuai dengan bidang keahliannya.
(2) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan praktik perorangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) harus sesuai
dengan bidang keahliannya.
Pasal 8
(1) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan dapat diberikan
sebagai peserta, narasumber atau moderator.
(2) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai peserta
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam
bentuk:
a. registrasi/pendaftaran;
b. tiket perjalanan; dan/atau
c. akomodasi.
(3) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai
narasumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam bentuk:
a. registrasi/pendaftaran;
b. tiket perjalanan;
c. akomodasi; dan/atau
d. honor pembicara.
(4) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai moderator
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam
bentuk:
a. registrasi/pendaftaran;
b. tiket perjalanan;
c. akomodasi; dan/atau
d. honor moderator.
- 7 -
(5) Besaran Sponsorship yang diterima oleh Tenaga Kesehatan
sebagai peserta, narasumber atau moderator sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau
unit cost yang berlaku pada asosiasi/perusahaan pemberi
Sponsorship.
Pasal 9
(1) Sponsorship yang diterima oleh Institusi, organisasi
fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau Organisasi Profesi
sebagai penyelenggara dapat digunakan untuk
penyelenggaraan:
a. seminar dan/atau pertemuan ilmiah; atau
b. pendidikan dan/atau pelatihan.
(2) Besaran Sponsorship yang diterima oleh Institusi,
organisasi fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau
Organisasi Profesi sebagai penyelenggara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan atau unit cost
yang berlaku pada asosiasi/perusahaan pemberi
Sponsorship.
Pasal 10
(1) Institusi baik sebagai penyelenggara maupun bukan
sebagai penyelenggara, Organisasi Profesi, organisasi
fasilitas pelayanan kesehatan, dan Tenaga Kesehatan
praktik perorangan yang menerima Sponsorship dan
perusahaan/industri farmasi, alat kesehatan, alat
laboratorium kesehatan dan/atau perusahaan/industri
lainnya pemberi Sponsorship harus lapor.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah menerima
Sponsorship.
- 8 -
Pasal 11
Institusi bukan sebagai penyelenggara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (1) dalam pengelolaan Sponsorship dapat
membentuk UPG untuk mengelola laporan Sponsorship.
Pasal 12
(1) Menteri, gubernur, bupati/wali kota melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
Peraturan Menteri ini sesuai tugas dan kewenangan
masing-masing.
(2) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Menteri, gubernur, bupati/wali
kota memberikan sanksi administratif kepada Tenaga
Kesehatan yang melanggar Peraturan Menteri ini.
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan/atau
c. pencabutan izin.
Pasal 13
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 9 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 November 2016
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NILA FARID MOELOEK
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 29 November 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 1793

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Gizi pada anak sekolah & remaja
Gizi pada anak sekolah & remajaGizi pada anak sekolah & remaja
Gizi pada anak sekolah & remaja
 
BAB 10 Metode pengumpulan data
BAB 10 Metode pengumpulan dataBAB 10 Metode pengumpulan data
BAB 10 Metode pengumpulan data
 
UU RI Nomor 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan
UU RI Nomor 36 Tahun 2009 ttg KesehatanUU RI Nomor 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan
UU RI Nomor 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan
 
Gizi balita anak sekolah
Gizi balita anak sekolahGizi balita anak sekolah
Gizi balita anak sekolah
 
Konsep gugus-kendali-mutu
Konsep gugus-kendali-mutuKonsep gugus-kendali-mutu
Konsep gugus-kendali-mutu
 
Gizi pada dewasa & lansia
Gizi pada dewasa & lansiaGizi pada dewasa & lansia
Gizi pada dewasa & lansia
 
Gizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remajaGizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remaja
 
Ppt bentuk & ketahanan keluarga
Ppt bentuk & ketahanan keluargaPpt bentuk & ketahanan keluarga
Ppt bentuk & ketahanan keluarga
 
Ppt controlling
Ppt controllingPpt controlling
Ppt controlling
 
Standar profesi gizi
Standar profesi giziStandar profesi gizi
Standar profesi gizi
 
Contoh sederhana manpower planning by daniel doni sundjojo
Contoh sederhana manpower planning by daniel doni sundjojoContoh sederhana manpower planning by daniel doni sundjojo
Contoh sederhana manpower planning by daniel doni sundjojo
 
4.proses perencanaan
4.proses perencanaan4.proses perencanaan
4.proses perencanaan
 
4 gizi pada usia dewasa dan lansia
4   gizi pada usia dewasa dan lansia4   gizi pada usia dewasa dan lansia
4 gizi pada usia dewasa dan lansia
 
Hrd Report
Hrd Report Hrd Report
Hrd Report
 
Healthy food and drink (Makanan dan minuman sehat)
Healthy food and drink (Makanan dan minuman sehat)Healthy food and drink (Makanan dan minuman sehat)
Healthy food and drink (Makanan dan minuman sehat)
 
Pola hidup-sehat-160216190608
Pola hidup-sehat-160216190608Pola hidup-sehat-160216190608
Pola hidup-sehat-160216190608
 
Program Psikogram
Program PsikogramProgram Psikogram
Program Psikogram
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Continual improvement rev.02
Continual improvement rev.02Continual improvement rev.02
Continual improvement rev.02
 
TATA CARA PENYUSUNAN TOR
TATA CARA PENYUSUNAN TORTATA CARA PENYUSUNAN TOR
TATA CARA PENYUSUNAN TOR
 

Viewers also liked

Presentasi bu menkes
Presentasi bu menkesPresentasi bu menkes
Presentasi bu menkesputri irawan
 
1203407607 standar pelayanan farmasi di rs
1203407607 standar pelayanan farmasi di rs 1203407607 standar pelayanan farmasi di rs
1203407607 standar pelayanan farmasi di rs Dewi Novalina
 
Musrenbangnas, Prioritas Nasional : Kesehatan
Musrenbangnas, Prioritas Nasional : KesehatanMusrenbangnas, Prioritas Nasional : Kesehatan
Musrenbangnas, Prioritas Nasional : KesehatanBudi Perdana
 
Instrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk Kabupaten
Instrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk KabupatenInstrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk Kabupaten
Instrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk KabupatenMuh Saleh
 
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi Panembahan Senopati Sudarmanto
 

Viewers also liked (6)

Presentasi bu menkes
Presentasi bu menkesPresentasi bu menkes
Presentasi bu menkes
 
1203407607 standar pelayanan farmasi di rs
1203407607 standar pelayanan farmasi di rs 1203407607 standar pelayanan farmasi di rs
1203407607 standar pelayanan farmasi di rs
 
Musrenbangnas, Prioritas Nasional : Kesehatan
Musrenbangnas, Prioritas Nasional : KesehatanMusrenbangnas, Prioritas Nasional : Kesehatan
Musrenbangnas, Prioritas Nasional : Kesehatan
 
Renstra 2015-2019
Renstra 2015-2019Renstra 2015-2019
Renstra 2015-2019
 
Instrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk Kabupaten
Instrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk KabupatenInstrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk Kabupaten
Instrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk Kabupaten
 
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
 

Similar to PMK no. 58 tahun 2016 tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan

PMK No. 51 Th 2018 ttg Urun Biaya dan Selisih Biaya Program JAMKES.pdf
PMK No. 51 Th 2018 ttg Urun Biaya dan Selisih Biaya Program JAMKES.pdfPMK No. 51 Th 2018 ttg Urun Biaya dan Selisih Biaya Program JAMKES.pdf
PMK No. 51 Th 2018 ttg Urun Biaya dan Selisih Biaya Program JAMKES.pdfssuserb78829
 
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Ulfah Hanum
 
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Etti Suryani
 
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...dhiyan01792
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019bakyulyulyul
 
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Muh Saleh
 
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...Muh Saleh
 
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...Rendra GUnawan
 
Permenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdfPermenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdfsetiajidermawan1
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Muh Saleh
 
Pedoman 58d485e125a58718883350
Pedoman 58d485e125a58718883350Pedoman 58d485e125a58718883350
Pedoman 58d485e125a58718883350Herlovina Megasari
 
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdfPermenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdfHerlinaOdeUnga
 
PMK_No._27_ttg_Pedoman_Pencegahan_dan_Pengendalian_Infeksi_di_FASYANKES_.pdf
PMK_No._27_ttg_Pedoman_Pencegahan_dan_Pengendalian_Infeksi_di_FASYANKES_.pdfPMK_No._27_ttg_Pedoman_Pencegahan_dan_Pengendalian_Infeksi_di_FASYANKES_.pdf
PMK_No._27_ttg_Pedoman_Pencegahan_dan_Pengendalian_Infeksi_di_FASYANKES_.pdfekadiahr
 
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Adelina Hutauruk
 
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdfPermenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdfdidihkusmardi
 
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdfPermenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdfdidihkusmardi
 
Pmk no. 27_ttg_pedoman_pencegahan_dan_pengendalian_infeksi_di_fasyankes_
Pmk no. 27_ttg_pedoman_pencegahan_dan_pengendalian_infeksi_di_fasyankes_Pmk no. 27_ttg_pedoman_pencegahan_dan_pengendalian_infeksi_di_fasyankes_
Pmk no. 27_ttg_pedoman_pencegahan_dan_pengendalian_infeksi_di_fasyankes_shillvy arifianti
 
Permenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapi
Permenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapiPermenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapi
Permenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapiTaufiku Rahman
 
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...BPJS Kesehatan RI
 

Similar to PMK no. 58 tahun 2016 tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan (20)

PMK No. 51 Th 2018 ttg Urun Biaya dan Selisih Biaya Program JAMKES.pdf
PMK No. 51 Th 2018 ttg Urun Biaya dan Selisih Biaya Program JAMKES.pdfPMK No. 51 Th 2018 ttg Urun Biaya dan Selisih Biaya Program JAMKES.pdf
PMK No. 51 Th 2018 ttg Urun Biaya dan Selisih Biaya Program JAMKES.pdf
 
Permenkes Nomor 36 Tahun 2015 tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) Dalam Jam...
Permenkes Nomor 36 Tahun 2015 tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) Dalam Jam...Permenkes Nomor 36 Tahun 2015 tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) Dalam Jam...
Permenkes Nomor 36 Tahun 2015 tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) Dalam Jam...
 
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
Permenkes No. 3 Tahun 2019 tentang Juknis penggunaan Dana alokasi khusus nonf...
 
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
 
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019
 
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
 
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
 
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...
 
Permenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdfPermenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdf
Permenkes Nomor 4 Tahun 2019.pdf
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019
 
Pedoman 58d485e125a58718883350
Pedoman 58d485e125a58718883350Pedoman 58d485e125a58718883350
Pedoman 58d485e125a58718883350
 
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdfPermenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
 
PMK_No._27_ttg_Pedoman_Pencegahan_dan_Pengendalian_Infeksi_di_FASYANKES_.pdf
PMK_No._27_ttg_Pedoman_Pencegahan_dan_Pengendalian_Infeksi_di_FASYANKES_.pdfPMK_No._27_ttg_Pedoman_Pencegahan_dan_Pengendalian_Infeksi_di_FASYANKES_.pdf
PMK_No._27_ttg_Pedoman_Pencegahan_dan_Pengendalian_Infeksi_di_FASYANKES_.pdf
 
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
 
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdfPermenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
 
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdfPermenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.pdf
 
Pmk no. 27_ttg_pedoman_pencegahan_dan_pengendalian_infeksi_di_fasyankes_
Pmk no. 27_ttg_pedoman_pencegahan_dan_pengendalian_infeksi_di_fasyankes_Pmk no. 27_ttg_pedoman_pencegahan_dan_pengendalian_infeksi_di_fasyankes_
Pmk no. 27_ttg_pedoman_pencegahan_dan_pengendalian_infeksi_di_fasyankes_
 
Permenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapi
Permenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapiPermenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapi
Permenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapi
 
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
 

More from Stefanus Nofa

WHO global strategy on digital health 2020 2025
WHO global strategy on digital health 2020 2025WHO global strategy on digital health 2020 2025
WHO global strategy on digital health 2020 2025Stefanus Nofa
 
Telemedicine insight 2021
Telemedicine insight 2021Telemedicine insight 2021
Telemedicine insight 2021Stefanus Nofa
 
Revisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAI
Revisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAIRevisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAI
Revisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAIStefanus Nofa
 
WHO Therapeutics and covid 19- living guideline
WHO Therapeutics and covid 19- living guidelineWHO Therapeutics and covid 19- living guideline
WHO Therapeutics and covid 19- living guidelineStefanus Nofa
 
Implementasi Telemedicine di Indonesia
Implementasi Telemedicine di IndonesiaImplementasi Telemedicine di Indonesia
Implementasi Telemedicine di IndonesiaStefanus Nofa
 
Hisfarsi 2019 Peran IT dalam Medication Safety di Era Industri 4.0
Hisfarsi 2019  Peran IT dalam Medication Safety di Era Industri 4.0Hisfarsi 2019  Peran IT dalam Medication Safety di Era Industri 4.0
Hisfarsi 2019 Peran IT dalam Medication Safety di Era Industri 4.0Stefanus Nofa
 
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan KesehatanKomunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan KesehatanStefanus Nofa
 
Apotek Online : Tinjauan Regulasi dan Etika di indonesia
Apotek Online : Tinjauan Regulasi dan Etika di indonesiaApotek Online : Tinjauan Regulasi dan Etika di indonesia
Apotek Online : Tinjauan Regulasi dan Etika di indonesiaStefanus Nofa
 
BPOM Promosi iklan obat pada internet yang melanggar peraturan
BPOM Promosi iklan obat pada internet yang melanggar peraturanBPOM Promosi iklan obat pada internet yang melanggar peraturan
BPOM Promosi iklan obat pada internet yang melanggar peraturanStefanus Nofa
 
BPOM Ketentuan Penjualan Obat
BPOM Ketentuan Penjualan ObatBPOM Ketentuan Penjualan Obat
BPOM Ketentuan Penjualan ObatStefanus Nofa
 
The New "Disrupters" in Healthcare – pasien dan apoteker
The New "Disrupters" in Healthcare – pasien dan apotekerThe New "Disrupters" in Healthcare – pasien dan apoteker
The New "Disrupters" in Healthcare – pasien dan apotekerStefanus Nofa
 
FDA Drug and-biologic-approvals-2016
FDA Drug and-biologic-approvals-2016FDA Drug and-biologic-approvals-2016
FDA Drug and-biologic-approvals-2016Stefanus Nofa
 
Track & Trace System Barkode 2D : Penguatan Pengawasan Obat Berbasis Digital ...
Track & Trace System Barkode 2D : Penguatan Pengawasan Obat Berbasis Digital ...Track & Trace System Barkode 2D : Penguatan Pengawasan Obat Berbasis Digital ...
Track & Trace System Barkode 2D : Penguatan Pengawasan Obat Berbasis Digital ...Stefanus Nofa
 
Pemanfaatan Social Media oleh BPOM
Pemanfaatan Social Media oleh BPOMPemanfaatan Social Media oleh BPOM
Pemanfaatan Social Media oleh BPOMStefanus Nofa
 
Perubahan Peran Apoteker di Era Health 2.0
Perubahan Peran Apoteker di Era Health 2.0Perubahan Peran Apoteker di Era Health 2.0
Perubahan Peran Apoteker di Era Health 2.0Stefanus Nofa
 
Pedoman re Sertifikasi Apoteker
Pedoman re Sertifikasi ApotekerPedoman re Sertifikasi Apoteker
Pedoman re Sertifikasi ApotekerStefanus Nofa
 
Cegah Kanker Dengan Gaya Hidup Sehat
Cegah Kanker Dengan Gaya Hidup SehatCegah Kanker Dengan Gaya Hidup Sehat
Cegah Kanker Dengan Gaya Hidup SehatStefanus Nofa
 
Aspek Bioetika Penelitian Stem Cell
Aspek Bioetika Penelitian Stem CellAspek Bioetika Penelitian Stem Cell
Aspek Bioetika Penelitian Stem CellStefanus Nofa
 
Aplikasi Stem Cell Pada Penyakit Parkinson
Aplikasi Stem Cell Pada Penyakit ParkinsonAplikasi Stem Cell Pada Penyakit Parkinson
Aplikasi Stem Cell Pada Penyakit ParkinsonStefanus Nofa
 
Potential Therapeutic Application Of Stem Cell
Potential Therapeutic Application Of Stem CellPotential Therapeutic Application Of Stem Cell
Potential Therapeutic Application Of Stem CellStefanus Nofa
 

More from Stefanus Nofa (20)

WHO global strategy on digital health 2020 2025
WHO global strategy on digital health 2020 2025WHO global strategy on digital health 2020 2025
WHO global strategy on digital health 2020 2025
 
Telemedicine insight 2021
Telemedicine insight 2021Telemedicine insight 2021
Telemedicine insight 2021
 
Revisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAI
Revisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAIRevisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAI
Revisi Protokol Tatalaksana Covid-19 dari PDPI, PAPDI, PERDATIN, PERKI & IDAI
 
WHO Therapeutics and covid 19- living guideline
WHO Therapeutics and covid 19- living guidelineWHO Therapeutics and covid 19- living guideline
WHO Therapeutics and covid 19- living guideline
 
Implementasi Telemedicine di Indonesia
Implementasi Telemedicine di IndonesiaImplementasi Telemedicine di Indonesia
Implementasi Telemedicine di Indonesia
 
Hisfarsi 2019 Peran IT dalam Medication Safety di Era Industri 4.0
Hisfarsi 2019  Peran IT dalam Medication Safety di Era Industri 4.0Hisfarsi 2019  Peran IT dalam Medication Safety di Era Industri 4.0
Hisfarsi 2019 Peran IT dalam Medication Safety di Era Industri 4.0
 
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan KesehatanKomunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
Komunikasi Efektif dalam Bidang Pelayanan Kesehatan
 
Apotek Online : Tinjauan Regulasi dan Etika di indonesia
Apotek Online : Tinjauan Regulasi dan Etika di indonesiaApotek Online : Tinjauan Regulasi dan Etika di indonesia
Apotek Online : Tinjauan Regulasi dan Etika di indonesia
 
BPOM Promosi iklan obat pada internet yang melanggar peraturan
BPOM Promosi iklan obat pada internet yang melanggar peraturanBPOM Promosi iklan obat pada internet yang melanggar peraturan
BPOM Promosi iklan obat pada internet yang melanggar peraturan
 
BPOM Ketentuan Penjualan Obat
BPOM Ketentuan Penjualan ObatBPOM Ketentuan Penjualan Obat
BPOM Ketentuan Penjualan Obat
 
The New "Disrupters" in Healthcare – pasien dan apoteker
The New "Disrupters" in Healthcare – pasien dan apotekerThe New "Disrupters" in Healthcare – pasien dan apoteker
The New "Disrupters" in Healthcare – pasien dan apoteker
 
FDA Drug and-biologic-approvals-2016
FDA Drug and-biologic-approvals-2016FDA Drug and-biologic-approvals-2016
FDA Drug and-biologic-approvals-2016
 
Track & Trace System Barkode 2D : Penguatan Pengawasan Obat Berbasis Digital ...
Track & Trace System Barkode 2D : Penguatan Pengawasan Obat Berbasis Digital ...Track & Trace System Barkode 2D : Penguatan Pengawasan Obat Berbasis Digital ...
Track & Trace System Barkode 2D : Penguatan Pengawasan Obat Berbasis Digital ...
 
Pemanfaatan Social Media oleh BPOM
Pemanfaatan Social Media oleh BPOMPemanfaatan Social Media oleh BPOM
Pemanfaatan Social Media oleh BPOM
 
Perubahan Peran Apoteker di Era Health 2.0
Perubahan Peran Apoteker di Era Health 2.0Perubahan Peran Apoteker di Era Health 2.0
Perubahan Peran Apoteker di Era Health 2.0
 
Pedoman re Sertifikasi Apoteker
Pedoman re Sertifikasi ApotekerPedoman re Sertifikasi Apoteker
Pedoman re Sertifikasi Apoteker
 
Cegah Kanker Dengan Gaya Hidup Sehat
Cegah Kanker Dengan Gaya Hidup SehatCegah Kanker Dengan Gaya Hidup Sehat
Cegah Kanker Dengan Gaya Hidup Sehat
 
Aspek Bioetika Penelitian Stem Cell
Aspek Bioetika Penelitian Stem CellAspek Bioetika Penelitian Stem Cell
Aspek Bioetika Penelitian Stem Cell
 
Aplikasi Stem Cell Pada Penyakit Parkinson
Aplikasi Stem Cell Pada Penyakit ParkinsonAplikasi Stem Cell Pada Penyakit Parkinson
Aplikasi Stem Cell Pada Penyakit Parkinson
 
Potential Therapeutic Application Of Stem Cell
Potential Therapeutic Application Of Stem CellPotential Therapeutic Application Of Stem Cell
Potential Therapeutic Application Of Stem Cell
 

Recently uploaded

ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfJenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfnuralieza
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxMelianaFatmawati
 
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanReferat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanFATIM77
 

Recently uploaded (14)

ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfJenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
 
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanReferat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
 

PMK no. 58 tahun 2016 tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan

  • 1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SPONSORSHIP BAGI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan/atau keterampilan serta mengembangkan profesi tenaga kesehatan diperlukan sponsorship, yang tidak boleh mempengaruhi independensi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3178);
  • 2. - 2 - 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607); 7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 8. Undang-Undang 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
  • 3. - 3 - 9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 10. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59); 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 416); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja di Lingkungan Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG SPONSORSHIP BAGI TENAGA KESEHATAN. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Sponsorship adalah pemberian dukungan dalam segala bentuk bantuan dan/atau kegiatan dalam rangka peningkatan pengetahuan yang dilakukan, diorganisir atau disponsori oleh perusahaan/industri farmasi, alat kesehatan, alat laboratorium kesehatan dan/atau perusahaan/industri lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel. 2. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 3. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
  • 4. - 4 - pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang- undangan. 4. Unit Pengendalian Gratifikasi yang selanjutnya disingkat UPG adalah unit pelaksana program pengendalian gratifikasi. 5. Institusi adalah tempat bekerja Tenaga Kesehatan baik milik pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun masyarakat. 6. Organisasi Profesi adalah wadah untuk berhimpun Tenaga Kesehatan yang seprofesi. 7. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Pasal 2 Pengaturan Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan dalam Peraturan Menteri ini bertujuan untuk mendukung peningkatan pengetahuan dan/atau keterampilan serta pengembangan profesi Tenaga Kesehatan. Pasal 3 (1) Sponsorship dapat diberikan kepada Tenaga Kesehatan. (2) Selain kepada Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sponsorship juga dapat diberikan kepada Institusi, organisasi fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau Organisasi Profesi sebagai penyelenggara. Pasal 4 (1) Sponshorship yang diberikan kepada Tenaga Kesehatan harus memenuhi prinsip: a. tidak mempengaruhi independensi dalam pemberian pelayanan kesehatan; b. tidak dalam bentuk uang atau setara uang; c. tidak diberikan secara langsung kepada individu; d. sesuai dengan bidang keahlian; e. diberikan secara terbuka; dan
  • 5. - 5 - f. dikelola secara akuntabel dan transparan. (2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c, Sponsorship dapat diberikan berupa uang atau setara uang untuk honor bagi pembicara dan/atau moderator. (3) Setara uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b antara lain cek, giro, atau billyet. Pasal 5 (1) Sponsorship oleh perusahaan/industri farmasi, alat kesehatan, alat laboratorium kesehatan dan/atau perusahaan/industri lainnya harus dilakukan secara terbuka dan tidak boleh ada konflik kepentingan. (2) Sponsorship yang dilakukan secara terbuka dan tidak ada konflik kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan agar tidak mempengaruhi independensi seperti penulisan resep, anjuran penggunaan barang atau terkait produk Sponsorship. Pasal 6 (1) Sponsorship sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diberikan kepada Tenaga Kesehatan dengan status: a. Pegawai ASN; atau b. nonpegawai ASN/pegawai swasta. (2) Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan melalui Institusi. (3) Institusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib mengumumkan secara terbuka dan berkala terhadap Tenaga Kesehatan yang menerima Sponsorship, paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. (4) Selain Tenaga Kesehatan dengan status sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sponsorship dapat diberikan kepada Tenaga Kesehatan praktik perorangan.
  • 6. - 6 - Pasal 7 (1) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. penugasan dari pimpinan; dan b. sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan praktik perorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) harus sesuai dengan bidang keahliannya. Pasal 8 (1) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan dapat diberikan sebagai peserta, narasumber atau moderator. (2) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk: a. registrasi/pendaftaran; b. tiket perjalanan; dan/atau c. akomodasi. (3) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai narasumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk: a. registrasi/pendaftaran; b. tiket perjalanan; c. akomodasi; dan/atau d. honor pembicara. (4) Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan sebagai moderator sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk: a. registrasi/pendaftaran; b. tiket perjalanan; c. akomodasi; dan/atau d. honor moderator.
  • 7. - 7 - (5) Besaran Sponsorship yang diterima oleh Tenaga Kesehatan sebagai peserta, narasumber atau moderator sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau unit cost yang berlaku pada asosiasi/perusahaan pemberi Sponsorship. Pasal 9 (1) Sponsorship yang diterima oleh Institusi, organisasi fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau Organisasi Profesi sebagai penyelenggara dapat digunakan untuk penyelenggaraan: a. seminar dan/atau pertemuan ilmiah; atau b. pendidikan dan/atau pelatihan. (2) Besaran Sponsorship yang diterima oleh Institusi, organisasi fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau Organisasi Profesi sebagai penyelenggara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau unit cost yang berlaku pada asosiasi/perusahaan pemberi Sponsorship. Pasal 10 (1) Institusi baik sebagai penyelenggara maupun bukan sebagai penyelenggara, Organisasi Profesi, organisasi fasilitas pelayanan kesehatan, dan Tenaga Kesehatan praktik perorangan yang menerima Sponsorship dan perusahaan/industri farmasi, alat kesehatan, alat laboratorium kesehatan dan/atau perusahaan/industri lainnya pemberi Sponsorship harus lapor. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah menerima Sponsorship.
  • 8. - 8 - Pasal 11 Institusi bukan sebagai penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dalam pengelolaan Sponsorship dapat membentuk UPG untuk mengelola laporan Sponsorship. Pasal 12 (1) Menteri, gubernur, bupati/wali kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini sesuai tugas dan kewenangan masing-masing. (2) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri, gubernur, bupati/wali kota memberikan sanksi administratif kepada Tenaga Kesehatan yang melanggar Peraturan Menteri ini. (3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; dan/atau c. pencabutan izin. Pasal 13 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
  • 9. - 9 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 November 2016 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NILA FARID MOELOEK Diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 November 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 1793