SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Makalah Seminar Kerja Praktek
PEMELIHARAAN TAHUNAN SISTEM DC (BATERAI 48 VOLT UNIT II) DI
GARDU INDUK 150 KV SRONDOL
Cahyo Adhi Nugroho1
, Susatyo Handoko, ST. MT.2
1
Mahasiswa dan 2
Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto SH. Tembalang, Semarang
Email : cahyo4fun@gmail.com
Abstrak – Di gardu induk sitemDC mempunyai peranan penting dalamkelancaran operasi
Gardu Induk dalammelayani konsumen. Sumber DC berasal dari rectifier dan baterai yang
terhubung secara paralel terhadap beban. Sumber DC digunakan untuk kebutuhan operasi
relai proteksi dan kontrol serta untuk SCADATELl.Untuk kebutuhan operasi relai dan
kontrol di PLN terdapat dua sistemcatu daya pasokan arus searah yaitu DC 110V dan DC
220V, sedangkan untuk kebutuhan scadatel menggunakan sistem Catu Daya DC 48V.
Pemeliharaan sistem DC harus selalu diperhatikan dan sesuai SOP(standartd operasinal
procedure) agar peraltan-peraltan bekerja sesuia karakteristiknya dan menjamin keandalan
peraltan. Menurut buku petunjuk PT.PLN(PERSERO) tentang Sistem DC pemeliharaan
baterai meliputi pemeliharaan periode mingguan, bulanan,enambulanan,dan dua tahunan.
Di dalamlaporan ini akan dibahas proses pemeliharaan tahunan baterai 48 unit II merek
Saft Nife, tipe SBL 167-2 di Gardu Induk 150 kV Srondol, Semarang. Dimana saat
pemeliharaan dilaksanakan proses Charging, Uji kapasitas, Uji Elektrolit dan rekondisi.
Kata Kunci : Pemeliharaan,suplai DC, Boosting charge,Equalizing charge, uji kapasitas,
rekondisi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. PLN (Persero) sebagai Perusahaan
Listrik Negara berusaha sebaik mungkin
melayani pelanggan dan selalu berusaha
meningkatkan kualitas sistem penyaluran
dan pencegahan kerusakan peralatan saat
operasi. Untuk menjaga listrik disalurkan
secara optimal maka diperlukan suatu
sistem pengaman dan sistem pemeliharaan
instalasi gardu induk yang baik. Hal
tersebut harus memperhatikan aspek
teknis, ekonomis dan yang sesuai dengan
kondisi peralatan yang ada dilapangan.
Untuk meningkatkan kualitas sistem
penyaluran dan pencegahan kerusakan
peralatan saat operasi memerlukan
perawatan pada setiap peralatan yang
dimiliki PT. PLN (persero) secara rutin
dan terjadwal, khususnya di tiap gardu
induk. Peran baterai dalam gardu induk
sangat vital dalam operasi sistem di gardu
induk. Baterai menyuplai sumber listik
searah (DC) untuk kebutuhan operasi relai
proteksi dan kontrol serta untuk scadatel.
Sistem DC di gardu induk harus
mempunyai keandalan dan stabilitas yang
tinggi, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan yang menyebabkan kerusakan
tidak menyebar ke peralatan lain di gardu
induk.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dari
penyusunan Makalah Kerja Praktek ini
adalah :
1. Mengetahui prinsip kerja sitem DC
yang ada di Gardu Induk 150kV
Srondol Semarang.
2. Mengetahui proses pemeliharaan
sistem DC di Gardu Induk 150kV
Srondol Semarang.
1.3 Batasan Masalah
Dalam makalah ini batasan masalahnya
hanya membahas pemeliharaan tahunan
sistem DC (baterai 48 volt unit II) di
Gardu Induk Srondol 150kV.
II. Kajian Pustaka
2.1 Sistem DC
Dalam pengoperasian tenaga listrik
terdapat dua macam sumber tenaga
untuk kontrol di dalam Gardu Induk,
ialah sumber arus searah (DC) dan
sumber arus bolak balik (AC). Sumber
tenaga untuk kontrol selalu harus
mempunyai keandalan dan stabilitas
yang tinggi. Karena persyaratan inilah
dipakai baterai sebagai sumber arus
searah.
Catu daya sumber DC digunakan
untuk kebutuhan operasi relai proteksi
dan kontrol serta untuk scadatel.
Untuk kebutuhan operasi relai dan
kontrol di PLN terdapat dua sistem
catu daya pasokan arus searah yaitu
DC 110V dan DC 220V, sedangkan
untuk kebutuhan scadatel
menggunakan sistem Catu Daya DC
48V.
Catu daya DC bersumber dari
rectifier dan baterai terpasang pada
instalasi secara paralel dengan beban,
sehingga dalam operasionalnya disebut
Sistem DC. Diagram instalasi Sistem
DC dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Diagram Instalasi Sistem DC
Bagian-bagian utama peralatan sistem DC,
yaitu :
1. Rectifier / Charger
Rectifier atau Charger adalah
suatu rangkaian alat listrik untuk
mengubah arus listrik bolak- balik
(AC) menjadi arus searah (DC).
2. Baterai
Suatu alat penyimpan energi
listrik arus searah, yang berfungsi
sebagai sumber cadangan ke
beban.
3. Konduktor
Berfungsi sebagai penghantar
energi listrik arus searah dari
sumber ke beban.
4. Terminal-terminal
Berfungsi sebagai tempat
percabangan dimana energi listrik
akan dikirim atau dibagi ke beban-
beban.
BEBAN DC
REL DC
FUSE
REL 20KV
RECTIFIER
TRAFO PS
MCB
BATERE
BEBAN DC
REL DC
FUSE
REL 20KV
RECTIFIER
TRAFO PS
MCB
BATERE
2.2 Bagian-bagian Utama Baterai
Gambar 2.2 Bagian-bagian Utama Baterai
1. Elektroda
Tiap sel baterai terdiri dari 2 (dua)
macam elektroda, yaitu elektroda
positif (+) dan elektroda negatif (-)
yang direndam dalam suatu larutan
kimia (gambar 8). Elektroda-elektroda
positif dan negatif terdiri dari:
• Grid, adalah suatu rangka besi atau
fiber sebagai tempat material aktif.
• Material Aktif, adalah suatu
material yang bereaksi secara
kimia untuk menghasilkan energi
listrik pada waktu pengosongan
(discharge).
2. Elektrolit
Elektrolit adalah Cairan atau larutan
senyawa yang dapat
menghantarkanarus listrik, karena
larutan tersebut dapat menghasilkan
muatan listrik positif dan negatif.
Bagian yang bermuatan positif disebut
ion positif dan bagian
yangbermuatan negatif disebut ion
negatif.
3. Sel Baterai
Sesuai dengan jenis bahan bejana
(container) yang digunakan terdiri dari
2 (dua)
macam:
a. Steel Container
b. Plastic Container
4. Steel Container
Sel baterai dengan bejana
(container) terbuat dari steel
ditempatkan dalam rak kayu, hal ini
untuk menghindari terjadi hubung
singkat antar sel baterai atau
hubung tanah antara sel baterai dengan
rak baterai.
5. Plastic container
Sel baterai dengan bejana
(container) terbuat dari plastik
ditempatkan dalam rak besi yang
diisolasi, hal ini untuk menghindari
terjadi hubung singkat antar sel
baterai atau hubung tanah antara sel
baterai dengan rak baterai apabila
terjadi kerusakan atau kebocoran
elektrolit baterai.
2.3 Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah suatu proses
kegiatan yang dilakukan terhadap
peralatan, agar bekerja semsetinya sesuai
karakteristiknya dan menjamin keandalan
peraltan. Dalam arti luas pemeliharaan
adalah:
a. Meningkatkan efisinensi,
b. Memperpanjang umur perlatan,
c. Mengurangi resiko kegagalan atau
kerusakan alat saat operasi,
d. Meningkatkan keamanan kerja
(safety),
e. Mengurangi waktu padam,
f. Waktu pemuliahan yang efektif,
g. Biaya pemeliharaan yang efisien dan
ekonomis.
2.4 Periode Pemeliharaan
Menurut buku petunjuk Sistem DC
pemeliharaan baterai meliputi
pemeliharaan periode mingguan, bulanan,
enam bulanan, dan dua tahunan. Pada
laporan kerja praktek ini penulis akan
membahas pemeliharaan baterai periode
dua tahunan. Dikarenakan penulis hanya
mengetahui kegiatan pemeliharaan baterai
dua tahunan, dimana peralatan utama yang
dipelihara adalah baterai.
2.5 Pemeliharaan Baterai
Saat pemeliharaan, pengujian dan
pengukuran baterai dalam keaddaan tidak
tersambung ke beban. Bila pada gardu
induk mempunyai dua unit baterai yang
terpasang maka dapat dilakukan secara
bergantian, tetapi apabila gardu induk
hanya mempunyai satu unit baterai,
diperlukan baterai tambahan.
Pada pelaksanannya pemeliharaan
baterai meliputi tahap-tahap berikut, yaitu:
a. Equalising Charging
b. Uji Kapasitas
c. Reboosting Charge
2.6 Peralatan Pendukung
Peralatan pendukung adalah peralatan
atau tool kit yang berguna untuk
melaksanakan pemeliharaan baterai.
peralatan pendukung tersebut terdiri dari:
a. Tool Set
Tool set terdiri dari satu kunci pas,
satu set kunci ring, satu set obeng,
tang potong, tang jepit, satu set
gerinda, gergaji, alat potong (cutter).
Gambar 2.3 Peralatan pendukung
atau tool set
b. Alat ukur
Alat ukur terdiri dari hidrometer,
thermometer (alkohol), multimeter,
tangamperemeter dan gelas ukur.
(a) (b)
Gambar 2.4 (a) Multimeter atau
Avometer
(b) Tangamperemeter
(a) (b)
Gambar 2.5 (a) Hidrometer
(b) Thermometer
(alkohol)
Gambar 2.6 Gelas Ukur
c. Larutan elektrolit
Larutan elektrolit terdiri dari:
- pH 6 : asam, contoh: Latutan
Asam Belerang (H2SO4),
- pH 7 : netral, contoh : Air
Destilasi atau Air Murni,
- pH 8 : basa, contoh : Larutan
Kaliun Hidroxide (KOH)
Saat pemeliharaan baterai tahunan di
PT. PLN (PERSERO) hanya
membutuhkan Larutan Kalium
Hidroxide (KOH) dan larutan pH 7.
d. Vaselin Netral dan Vaselin Contact
(EJC)
Vaselin netral digunakan untuk
melindungi kontak antar pole baterai
yang terbuat dari tembaga atau metal
agar tidak terjadi korosi, yang
disebabkan penguapan oleh cairan
elektrolit di ruang baterai. Vaselin
netral di oleskan pada tiap kontak
antar pole baterai.
Vaselin contact (EJC) dioleskan
pada kontak pole positif (+) dan
negatif (-) dari charger ke baterai,
agar resistansi pada kontak pole
positif (+) dan negatif (-) sekecil
mungkin.
Perlu diperhatikan dalam
mengoleskan vaselin netral dan
vaselin contact (EJC) pada kontak
antar pole baterai tidak terlalu tebal
(sedikit atau secukupnya),
dikarenakan akan menyebabkan
debu-debu mudah menempel
sehingga membuat kontak pole
baterai kotor serta mengurangi
kinerja dari kontak antar pole baterai
tersebut.
e. Peraltan Kebersihan
Peralatan keberishan terdiri dari
ember, gayung, sabun cuci, sapu,
kuas, sikat besi dan kain perca.
f. Charger portable
Charger portable digunakan saat
pemeliharaan baterai tahunan. Untuk
pemeliharaan baterai tahunan
menggunakan charger portable
bermerek Swaden tipe SCM-48/110-
75 A.
Gambar 2.7 Charger Portabel Tampak
Depan
Gambar 2.8 Charger Portabel Tampak
Belakang
g. Alat uji kapasitas dan Laptop
Ialah alat yang digunakan untuk
melakukan pengujian kapsitas baterai
tahunan. Untuk pemeliharaan baterai
tahunan menggunakan alat uji
kapasitas bermerek ISA tipe
BTS/100-220 Plus.
Gambar 2.9 Alat Uji Kapasitas Tampak
Depan
Gambar 2.10 Alat Uji Kapasitas Tampak
Belakang
h. Kabel
Kabel yang digunakan adalah kabel
AC NYYHYW 3x2,5mm2
dengan
kha 20-25 Ampere. Kabel DC tipe
NYYHY 2x5,0 mm2
dengan kha
(kuat hantar arus) 50-60 A dan kabel
DC 70 mm2
dengan kha (kuat hantar
arus) 60-70 A. Kabel digunakan
untuk input charger portable, output
charger portable dan output alat uji
kapasitas baterai.
III. Persiapan Sebelum Melakukan
Pemeliharaan Tahunan
3.1 Mendata Data Teknik serta Tagging
atau Labeling Charger dan Baterai
Tujuan dari mendata data teknik
charger dan baterai adalah:
- Kondisi charger dan mengetahui V
(tegangan) dan I (arus),
- Kondis baterai dan mengetahui V
(tegangan), kapasitas baterai (Ah)
dan jumalh sel baterai (n sel),
- Kondisi V (tegangan), I (arus), dan
Kapasitas Baterai saat pemeliharaan
tahunan yang dilakukan tahun lalu.
Tujuan taging atau labeling adalah
penandaan atau pelabelan agar dalam
pemeliharaan tidak tertukar atau salah
dalam melakukan pemliharaan serta
sebagai kemanan bagi peralatan dan
pekerja, contoh tagging dan labeling
adalah:
- Memasang bendera merah dan hijau
pada peralatan yang akan dipelihara
(bendera hijau berarti aman
dikerjakan atau dipelihara, merah
berarti berbahaya dikerjakan atau
dipelihara),
- Memasang nama atau labeling atau
pelabelan pada ujung-ujung kabel.
3.2 Pengecekan Tegangan
Cek tegangan total baterai
dibandingkan dengan tegangan pada
charger eksisting (posisi floating).
Pengecekan tegangan menggunakan
multimeter atau avometer yang di setting
untuk mengukur tegangan DC.
Pengecekan tegangan dilakukan per sel
baterai dan tegangan total sel baterai pada
pole baterai.
Gambar 3.11 Pengecekan Tegangan
Total Sel Baterai
Gambar 3.12 Pengecekan Tegangan
per-Sel Baterai
3.3 Cek Level Ketinggian Larutan
Elektrolit
Level elektrolit dapat diketahui
dengan dilihat pada bejana sel baterai
(seperti pada gambar 2.10). Level
elektrolit tidak boleh melebihi batas upper
maupun kurang dari batas lower. Bila
larutan elektrolit levelnya di bawah batas
lower akan menyebabkan elektroda kering
sehingga dapat mengurangi kinerja dan
umur pemakian (lifetime) baterai.
Gambar 3.13 Level Larutan Elektrolit
3.4 Cek Berat Jenis Larutan
Elektrolit
Tujuan melakukan pengukuran berat
jenis (BJ) larutan elektrolit baterai adalah
untuk mengetahui kondisi elektrolit. Hal
ini sangat penting karena elektrolit pada
baterai berfungsi sebagai konduktor atau
sebagai media pemindah elektron oleh
karena itu agar proses kimia didalam sel
baterai bekerja dengan baik, maka
dilakukan pemeriksaan atau pengukuran
berat jenis elektrolit. Alat ukur yang
digunakan dalam melakukan pengukuran
berat jenis larutan elektrolit adalah
hidrometer.
Gambar 3.14 Hidrometer
Keterangan Gambar:
Aerometer yang biasa dipakai dan beredar
dipasaran terdiri dari 3 (tiga) macam,
yaitu:
1. Aerometer yang bertuliskan angka-
angka berwarna putih.
2. Aerometer yang dilengkapi dengan
warna merah, hijau, dan kuning
dengan perincian sebagai berikut:
 Merah : Dead
Battery,muatan baterai tidak ada
atau mati
 Hijau : Half Charge,
kapasitas baterai 50%
 Kuning : Full Charge,
kapasitas baterai 90-100%
3. Aerometer yang dilengkapi dengan
warna merah, putih, dan hijau dengan
perincian sebagai berikut:
 Merah : Charging
 Putih : Fair
 Hijau : Good
Pembacaan berat jenis
dipengaruhi oleh perubahan temperature,
maka diperlukan koreksi pembacaan berat
jenis dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pada baterai asam
𝐵𝑑(𝑠) = 𝐵𝑑(ℎ𝑠) + (
𝑡 𝑠 − 5
1,5
) 𝑥 0,001
Dimana:
Bd(s) : Harga BJ sebenarnya (gr/cm3
)
Bd(hs) : Pembacaan BJ pada
hydrometer (gr/cm3
)
ts : Temperatur larutan (o
C)
2. Pada baterai alkali
𝐵𝑑(𝑎) = 𝐵𝑑(ℎ𝑎) + (
𝑡 𝑠 − 15
1,5
) 𝑥 0,001
Dimana:
Bd(a) : Harga BJ sebenarnya (gr/cm3
)
Bd(ha) : Pembacaan BJ pada
hydrometer (gr/cm3
)
ta : Temperatur larutan (o
C)
Tabel 3.1 Standar Berat Jenis Larutan
Elektrolit
Jenis
Baterai
Kondisi Elektrolit
(temperature
20o
C)
Berat
Jenis
(gr/cm3
)
Alkali
ElektrolitBaru
Terisi Penuh
Berat Jenis
Minimum
1,20
1,18
1,16
Asam
ElektrolitBaru
Terisi Penuh
Berat Jenis
Minimum
1,190
1,215
1,16
3.5 Cek Suhu Larutan Elektrolit Sel
Baterai
Tujuan pengukuran suhu larutan
elektrolit baterai adalah mengetahui suhu
larutan elektrolit baterai saat sebelum
dilakukan pemeliharaan tahunan baterai
dan selama pemeliharaan tahunan baterai
berlangsung. Untuk mengukur suhu
larutan elektrolit baterai, thermometer
dimasukkan ke lubang pengisian yang ada
pada baterai. Berikut adalah standar suhu
larutan elektrolit baterai:
 Suhu elektrolit kondisi normal : 25-
34o
C
 Suhu elektrolit saat pemeliharaan
(saat equalizing charge, uji kapasitas,
dan re-boosting charge) : 34-37o
C
 Suhu maksimum elektrolit saat
pemeliharaan (saat equalizing charge,
uji kapasitas, dan re-boosting charge)
: 37o
C
Gambar 3.15 Pengecekan Suhu Larutan
Elektrolit Sel Baterai
3.6 Cek Kekencangan Mur Kontak
Antar Pole Baterai
Tujuan melakukan mengecek
kekencangan mur kontak antar pole
baterai adalah untuk menghindari suhu
berlebih saat dilakukan equalizing charge,
tes uji kapasitas baterai dan re-boosting
charge. Pengencangan mur dilakukan
dengan menggunakan kunci ring dan
ukuran kunci menyesuaikan mur yang
terpasang pada sel baterai. Kunci yang
akan digunakan untuk mengencang mur
kontak baterai harus berisolasi, agar tidak
terjadi short ketika sedang
mengencangkan mur kontak baterai.
Biasanya sudah disertakan satu set-kunci
khusus dari produsen baterai untuk
mengencangkan mur kontak antar pole
baterai.
Gambar 3.16 Pengecekan Kekencangan Mur
Kontak Antar Pole Baterai
IV. Pelaksanaan Pemeliharaan
Tahunan
4.1 Kondisi Baterai dan Charger
Di gardu induk biasanya ketersedian
sistem DC tiap gardu induk berbeda-beda,
tapi biasanya ada dua konfigurasi baterai
di gardu induk adalah sebagai berikut:
 Bila ada 1 (satu) unit baterai dan 1
(satu) unit charger
Kondisi ini memerlukan tambahan
baterai cadangan agar beban yang di
suplai tidak kehilangan suplai tegangan
(padam)
Cara Pelaksanaan:
1. Persiapkan baterai cadangan (Pada
saat pemeliharaan baterai di
Gardu Induk 150 kV Srondol
disediakan 4 (empat) buah baterai
asam masing-masing bertegangan
12 v, kapasitas minimal 120 Ah
sebagai baterai kom 48 v, tetapi
hal ini menyesuaikan dengan
beban di tiap Gardu Induk),
2. Rangkai 4 buah baterai tersebut
secara seri,
3. Ukur tegangan total baterai
cadangan tersebut. Bila
tegangannya kurang dari tegangan
dari baterai eksiting, charge
dengan charger portable hingga
tegangannya sama dengan
tegangan baterai eksiting (sama
atau mendekati),
4. Pararelkan baterai cadangan
tersebut dengan baterai eksiting.
 Bila ada 2 (dua) baterai dan 2 (dua)
charger
Hanya dengan memindah beban pada
panel melalui fasilitas switching pada
panel.
Bila salah satu baterai akan dipelihara
(seperti terlihat pada gambar 2. diatas),
misal Baterai Unit 1 akan dipelihara, maka
beban akan dipikul oleh Charger 2,
dengan proses pemindahan beban
(manuver) sebagai berikut:
1. Cek tegangan masing-masing
charger,
2. Cek beban masing-masing charger,
3. MCB Baterai Unit 2 masuk (di On-
kan atau hidupkan),
4. MCB INC (incoming) 2 masuk (di
On-kan atau hidupkan),
5. Cek beban apakah sudah berpindah
dengan cara melihat parameter di
charger (voltmeter dan ampermeter),
6. Lepas MCB NC 1 (di Off-kan atau
dimatikan),
7. Lepas MCB BateraiI (di Off-kan atau
dimatikan),
8. Laksanakan pemeliharaan tahunan
Baterai Unit 1.
Gambar 4.17 Diagram Satu Baris Baterai
48v UNIT I dan II GI 150kV Srondol
4.2 Equalizing Charge
Tujuan dari dilakukannya Equalizing
Charge adalah agar tegangan masing-
masing sel baterai sama. Berikut adalah
cara perhitungan V (tegangan), I(arus) dan
t (waktu) untuk di-setting pada charger
portabel:
Setting Teganangan saat pengisian:
Vpengisian = (1,60 s/d 1,65 volt) x n sel
Vpengisian (min) = 1,60 volt x n sel
Vpengisian (max)= 1,65 volt x n sel
Dimana:
n sel : Jumlah keseluruhan sel baterai
Setting Arus saat pengisian:
Ipengisian = C5 x Kapasitas Baterai
Dimana:
C5 = 0,2
Kapasitas Baterai (Amperehour/ Ah)
Setting waktu saat pengisian:
Tsetting = C5
Dimana:
C5 = 5 jam
C5 adalah standar untuk pengisian
baterai basa. Baterai yang ada di Gardu
Induk 150 kV Srondol adalah baterai basa
maka menggunakan standar C5.
Pada proses Equalizing Charge
baterai menggunakan charger portabel
bermerk SWADEN tipe SCM – 48/110 –
75 A.
4.3 Uji Kapasitas
Pelaksanaan uji kapasitas pada
dasarnya bertujuan untuk mengetahui
sampai sejauh mana kondisi karakteristik
dari seluruh sel baterai tersebut secara
lebih terukur, yaiitu dengan mengetahui
besaran pasok energi atau kapasitas
baterai (Ah). Keuntungan Uji kapasitas
pada baterai adalah dapat meningkatkan
atau memulihkan kapasitas (Ah) sel
baterai yang sudah lemah, karena setelah
baterai dilakukan Equalizing Charge
(pengisian) dan saat uji kapasitas
dilakukan pengosongan tegangan baterai.
Di PT.PLN (PERSERO) menggunakan
standar C5, yaitu waktu pengujian selama
5 jam. C5 adalah standar untuk pengisian
baterai basa.
Berikut adalah cara perhitungan V
(tegangan), I (arus) dan t (waktu) untuk
di-setting pada alat uji kapasitas:
Setting Tegangan:
V= 1 volt x n sel
Dimana:
n sel : Jumlah keseluruhan sel baterai
Setting Arus:
I = C5 x Kapasitas Baterai
Dimana:
C5 = 0,2
Kapasitas Baterai (Amperehour/ Ah)
Tsetting = C5
Dimana:
C5 = 5 jam
Pada proses Uji Kapasitas baterai
menggunakan alat uji kapasitas bermerk
ISA tipe BTS/110-220 PLUS
4.4 Re-boosting Charge
Proses re-boosting charge atau proses
pengisian cepat dilaksanakan setelah
proses uji kapasitas telah selesai. Proses
ini bertujuan agar kapasitas baterai yang
kosong setelah dilakukannya uji kapasitas
penuh kembali. Bila akan melakukan
proses re-boosting charge ini juga harus
memperhatikan suhu larutan elektrolit
baterai.
Berikut adalah cara perhitungan V
(tegangan), I(arus) dan t (waktu) untuk di-
setting pada charger portabel:
Setting Teganangan saat pengisian:
Vpengisian = (1,65 s/d 1,70 volt) x n sel
Vpengisian (min) = 1,65 volt x n sel
Vpengisian (max)= 1,70 volt x n sel
Dimana:
N sel : Jumlah keseluruhan sel baterai
Setting Arus saat pengisian:
Ipengisian = C5 x Kapasitas Baterai
Dimana:
C5 = 0,2
Kapasitas Baterai (Amperehour/ Ah)
Setting waktu saat pengisian:
Tsetting = C5
Dimana:
C5 = 5 jam
Pada proses Re-boosting Charge
baterai menggunakan charger portabel
bermerk SWEDEN tipe SCM – 48/110 –
75 A
Setlah proses Re-boosting Charge
selesai, baterai yang dipelihara siap masuk
ke sistem kembali (pelaksanaan baterai
masuk ke sitem). Tunggu tegangan agar
sama dengan tegangan charger eksisting.
Setelah tegagan sama konek kabel charger
eksisting ke pole baterai.
4.5 Standar Rekondisi Baterai
Bila dalam uji kapasitas dihasilkan
nilai kurang dari sama dengan 60% maka
baterai dinyatakan buruk atau jelek. Untuk
mengatasi hal ini dilakukan:
 Penggantian sel baterai
 Rekondisi Baterai dengan melihat:
a. Sel baterai bagus, tetapi larutan
elektrolitnya tidak baik. Maka hal
ini sel baterai perlu direkondisi,
b. Umur baterai (life time) sudah
memenuhi 10-15 tahun (sesuai
yang direkomendasikan pabrik
pembuat) maka tidak perlu
dilakukan rekondisi, dikarenakan
sudah lewat masa life time-nya,
c. Umur baterai (life time) relatif
masih baru maka perlu dilakukan
rekondisi baterai.
Rekondisi baterai dilakukan dengan
cara penggantian larutan elektrolit, dan
membersihan sel baterai dan kontak pole
antar baterai dengan air destilasi (larutan
pH7) hingga bersih. Pada saat penulis
melaksanakan kerja praktik kondisi
baterai 48 volt unit II sudah 40,12%
(<60%) dan sudah melewati masa lifetime-
nya karena sudah beroprasi selama 13
tahun dari tahun 2000. Maka rekomendasi
dari pelaksana pemeliharaan tahunan
baterai, baterai 48 volt unit II perlu
diganti.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari kerja praktek yang telah
dilakukan pada Gardu Induk Srondol 150
kV PT. PLN (PERSERO), dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara garis besar Gardu Induk 150 kV
terdapat 2 tipe pemasangan gardu
induk pasang luar dan gardu induk
pasang dalam.
2. Sistem DC pada sebuah Gardu Induk
sangat penting karena semua peralatan
proteksi dan telkomunikasi yang
digunakan di Gardu Induk
menggunakan sumber DC untuk kerja
peralatan.
3. Terdapat dua jenis instalasi atau suplai
DC yang digunakan pada gardu Induk
meliputi:
- Instalasi Sistem DC 110 volt
Untuk mengoprasikan peralatan
padainstalasi Gardu Induk seperti
motor listrik (pada PMS dan PMT),
relai proteksi, meter digital, signal
(alarm dan indikasi), triping dan
closing coil.
- Instalasi DC 48 volt
Untuk mengoprasikan peralatan
padainstalasi Gardu Induk seperti
teleproteksi, komunikasi/ plc dan
SCADA/ rtu, dan signal (alarm dan
indikasi).
4. Pemeliharaan baterai meliputi
pemeliharaan mingguan, bulanan,
enam bulanan dan dua tahunan.
5. Proses pemeliharaan secara kontinu
dan terjadwal dapat memperpanjang
umur peralatan dan mengetahui kondisi
peralatan setiap waktunya.
6. Dalam plaksanaan pemeliharaan harus
sesuai dengan prosedur dan instruksi
kerja.
7. Hasil tes uji kapasitas dikatakan
jelek bila kurang dari 60%.
5.2 Saran
1. Mahasiswa sebaiknya
mempersiapkan diri sesuai disiplin
ilmunya, sehingga dapat
memperlancar pelaksanaan tugas-
tugas di tempat praktrik, karena
pengalaman yang didapat dari
perusahaan dapat dijadikan bekal
apabila praktikan bekerja di dunia
industri.
2. Mahasiswa hendaknya
mempersiapkan APD seperti baju
praktik (wear pack), safety shoes,
kacamata pelindung, sarung tangan
sendiri karena dari pihak
perusahaan hanya menyediakan
safety helmet.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tobing, Bonggas L. 2003. Peralatan
Tegangan Tinggi,Jakarta :Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama
[2] Buku Petunjuk PT.PLN
(PERSERO) Supplay DC System
[3] Buku Petunjuk PT.PLN
(PERSERO) Transformator Tegangan
[4] Buku Petunjuk PT.PLN
(PERSERO) Transformator Arus (CT)
[5] Buku Petunjuk PT.PLN
(PERSERO) Transformator Tegangan
(PT)
[6] Buku Petunjuk PT.PLN
(PERSERO) Pemutus Tenaga (PMT)
[7] Buku Petunjuk PT.PLN
(PERSERO) Pemisah (PMS)
[8] Buku Petunjuk PT.PLN
(PERSERO) Lightning Arrester
[9] Buku Petunjuk PT.PLN
(PERSERO) Serandang
[10] Buku Petunjuk PT.PLN
(PERSERO) Bay Line
[11] Buku Petunjuk PT.PLN
(PERSERO) Bay Trafo
[12] Buku Petunjuk PT.PLN
(PERSERO) Bay Busbar
[13] Buku Petunjuk PT.PLN
(PERSERO) SUTT-SUTET
[14] Buku Petunjuk PT.PLN
(PERSERO) SKTT-SKLT
[15] Buku Diklat Pemeliharaan Sistem
DC PT.PLN (PERSERO)
[16] http://www.pln.co.id/, diakses pada
12 Oktober 2013
[17] http://www.saftbatteries.com/ ,
diakses pada 30 Oktober 2013
[18] http://http://swaden.co.id/battery-
charger.php , diakses pada 30 Oktober
2013
[19]
http://www.isatest.com/productsScheda.as
p?categoriaID=5 , diakses pada 30
Oktober 2013
[20] http://www.google.com
BIODATAPENULIS :
Cahyo Adhi Nugroho
(21060110141095)
lahir di Temanggung
10 Oktober 1990. Telah
menempuh pendidikan
di SD Negri
Temanggung 2 Nomor
1, SMP Negeri 1
Temanggung, SMA Negeri 1
Temanggung. Dan sekarang sedang
menempuh studi S1 di Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro
Semarang, Mei 2013
Mengetahui
Dosen Pembimbing
Susatyo Handoko, ST. MT
NIP.197305262000121001

More Related Content

What's hot

Proteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrikProteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrikKhairul Jakfar
 
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIPPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIHastih Leo
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksiRidwan Satria
 
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIKPEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Komponen dan peralatan instalasi listrik
Komponen dan peralatan instalasi listrikKomponen dan peralatan instalasi listrik
Komponen dan peralatan instalasi listrikErdhikapradigma
 
Jobsheet instalasi penerangan listrik
Jobsheet instalasi penerangan listrikJobsheet instalasi penerangan listrik
Jobsheet instalasi penerangan listrikArtechArisTechnologi
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikSyahrul Ramazan
 
INSTALASI PENERANGAN LISTRIK.pptx
INSTALASI PENERANGAN LISTRIK.pptxINSTALASI PENERANGAN LISTRIK.pptx
INSTALASI PENERANGAN LISTRIK.pptxahmadnanda4
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikJohari Zhou Hao Li
 
Tegangan Tinggi
Tegangan TinggiTegangan Tinggi
Tegangan Tinggiedofredika
 

What's hot (20)

Proteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrikProteksi sistem tenaga_listrik
Proteksi sistem tenaga_listrik
 
GARDU DISTRIBUSI 20 KV
GARDU DISTRIBUSI 20 KVGARDU DISTRIBUSI 20 KV
GARDU DISTRIBUSI 20 KV
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIPPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksi
 
Jaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrikJaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrik
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIKPEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
 
Komponen dan peralatan instalasi listrik
Komponen dan peralatan instalasi listrikKomponen dan peralatan instalasi listrik
Komponen dan peralatan instalasi listrik
 
Jobsheet instalasi penerangan listrik
Jobsheet instalasi penerangan listrikJobsheet instalasi penerangan listrik
Jobsheet instalasi penerangan listrik
 
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
 
INSTALASI PENERANGAN LISTRIK.pptx
INSTALASI PENERANGAN LISTRIK.pptxINSTALASI PENERANGAN LISTRIK.pptx
INSTALASI PENERANGAN LISTRIK.pptx
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
 
Transmisi Tenaga Listrik
 Transmisi Tenaga Listrik  Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
Gardu induk
Gardu indukGardu induk
Gardu induk
 
Tegangan Tinggi
Tegangan TinggiTegangan Tinggi
Tegangan Tinggi
 

Viewers also liked

Memeriksa dan menguji baterai
Memeriksa dan menguji bateraiMemeriksa dan menguji baterai
Memeriksa dan menguji bateraiaryakamandanuji
 
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometerModul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometerLeo Sausul
 
Sistem Pendingin GT 370 MVA
Sistem Pendingin GT 370 MVASistem Pendingin GT 370 MVA
Sistem Pendingin GT 370 MVATedi Hidayat
 
Pemeliharaan rangkaian elektronik
Pemeliharaan rangkaian elektronikPemeliharaan rangkaian elektronik
Pemeliharaan rangkaian elektronikEko Supriyadi
 
Baterai (Accumulator)
Baterai (Accumulator)Baterai (Accumulator)
Baterai (Accumulator)purnamabgp
 
Merawat dan mengisi baterai
Merawat dan mengisi bateraiMerawat dan mengisi baterai
Merawat dan mengisi bateraiaryakamandanuji
 
Tugas PPT Teknik Tenaga Listrik Baterai (Accu)
Tugas PPT Teknik Tenaga Listrik Baterai (Accu)Tugas PPT Teknik Tenaga Listrik Baterai (Accu)
Tugas PPT Teknik Tenaga Listrik Baterai (Accu)setiawanhendi
 
Power point baterai
Power point bateraiPower point baterai
Power point bateraiAhmad Faozi
 
Laporan kerja praktek
Laporan kerja praktekLaporan kerja praktek
Laporan kerja praktekAdhitya Akbar
 
Kelas iv sd pkn_ressi kartika
Kelas iv sd pkn_ressi kartikaKelas iv sd pkn_ressi kartika
Kelas iv sd pkn_ressi kartikaw0nd0
 
Sistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaSistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiajul_karnaini
 
Rangkumanmateriipakelas6sd 110124235201-phpapp01-140320063351-phpapp02
Rangkumanmateriipakelas6sd 110124235201-phpapp01-140320063351-phpapp02Rangkumanmateriipakelas6sd 110124235201-phpapp01-140320063351-phpapp02
Rangkumanmateriipakelas6sd 110124235201-phpapp01-140320063351-phpapp02Mulya Yanto
 

Viewers also liked (20)

Memeriksa dan menguji baterai
Memeriksa dan menguji bateraiMemeriksa dan menguji baterai
Memeriksa dan menguji baterai
 
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometerModul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
 
Sistem Pendingin GT 370 MVA
Sistem Pendingin GT 370 MVASistem Pendingin GT 370 MVA
Sistem Pendingin GT 370 MVA
 
Pemeliharaan rangkaian elektronik
Pemeliharaan rangkaian elektronikPemeliharaan rangkaian elektronik
Pemeliharaan rangkaian elektronik
 
Baterai (Accumulator)
Baterai (Accumulator)Baterai (Accumulator)
Baterai (Accumulator)
 
Ekotek bu silvi.
Ekotek bu silvi.Ekotek bu silvi.
Ekotek bu silvi.
 
Merawat dan mengisi baterai
Merawat dan mengisi bateraiMerawat dan mengisi baterai
Merawat dan mengisi baterai
 
Tugas PPT Teknik Tenaga Listrik Baterai (Accu)
Tugas PPT Teknik Tenaga Listrik Baterai (Accu)Tugas PPT Teknik Tenaga Listrik Baterai (Accu)
Tugas PPT Teknik Tenaga Listrik Baterai (Accu)
 
Modul pengisian
Modul pengisianModul pengisian
Modul pengisian
 
Power point baterai
Power point bateraiPower point baterai
Power point baterai
 
Laporan kerja praktek
Laporan kerja praktekLaporan kerja praktek
Laporan kerja praktek
 
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITASTELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
TELAAHAN STAF TENTANG PAKTA INTEGRITAS
 
06d bab ii program s2 1
06d bab ii program s2 106d bab ii program s2 1
06d bab ii program s2 1
 
Kelas iv sd pkn_ressi kartika
Kelas iv sd pkn_ressi kartikaKelas iv sd pkn_ressi kartika
Kelas iv sd pkn_ressi kartika
 
Kanibalisme suku asmat
Kanibalisme suku asmatKanibalisme suku asmat
Kanibalisme suku asmat
 
Kimia Unsur: Halogen
Kimia Unsur: HalogenKimia Unsur: Halogen
Kimia Unsur: Halogen
 
Perkembangan Provinsi di Indonesia
Perkembangan Provinsi di IndonesiaPerkembangan Provinsi di Indonesia
Perkembangan Provinsi di Indonesia
 
Sistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusiaSistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah manusia
 
Rangkumanmateriipakelas6sd 110124235201-phpapp01-140320063351-phpapp02
Rangkumanmateriipakelas6sd 110124235201-phpapp01-140320063351-phpapp02Rangkumanmateriipakelas6sd 110124235201-phpapp01-140320063351-phpapp02
Rangkumanmateriipakelas6sd 110124235201-phpapp01-140320063351-phpapp02
 
Pementasan drama
Pementasan dramaPementasan drama
Pementasan drama
 

Similar to Pemeliharaan Sistem DC di Gardu Induk

Revisi Tugas Tenaga Listrik (Baterai)
Revisi Tugas Tenaga Listrik (Baterai)Revisi Tugas Tenaga Listrik (Baterai)
Revisi Tugas Tenaga Listrik (Baterai)divianyusi
 
revisi tugas tenaga listrik (baterai)
revisi tugas tenaga listrik (baterai)revisi tugas tenaga listrik (baterai)
revisi tugas tenaga listrik (baterai)prakosobagas
 
Tugas Tenaga Listrik Baterai
Tugas Tenaga Listrik BateraiTugas Tenaga Listrik Baterai
Tugas Tenaga Listrik Bateraiprakosobagas
 
Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
Perencanaan Kebutuhan Listrik KapalPerencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapaltanalialayubi
 
Sistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdf
Sistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdfSistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdf
Sistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdfArifTeknisi1
 
Makalah Elektronika Industri
Makalah Elektronika IndustriMakalah Elektronika Industri
Makalah Elektronika Industriydwd11
 
Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1SPADAIndonesia
 
SISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
SISTEM PENGISIAN PADA MOTORSISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
SISTEM PENGISIAN PADA MOTORbram santo
 
Nanang eko cahyono tugas teknik tenaga listrik
Nanang eko cahyono tugas teknik tenaga listrikNanang eko cahyono tugas teknik tenaga listrik
Nanang eko cahyono tugas teknik tenaga listriknanangekoc
 
Tugas kelustrikan (autosaved)
Tugas kelustrikan (autosaved)Tugas kelustrikan (autosaved)
Tugas kelustrikan (autosaved)OktavianusHeru
 
Rachman satya pamungkas revisi tugas mata kuliah teknik tenaga listrik
Rachman satya pamungkas revisi tugas mata kuliah teknik tenaga listrikRachman satya pamungkas revisi tugas mata kuliah teknik tenaga listrik
Rachman satya pamungkas revisi tugas mata kuliah teknik tenaga listrikRachman Satya Pamungkas
 
Sistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdf
Sistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdfSistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdf
Sistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdfArifTeknisi
 
MEMASANG SISTIM MONITORING PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA.pptx
MEMASANG SISTIM MONITORING PEMBANGKIT  LISTRIK TENAGA SURYA.pptxMEMASANG SISTIM MONITORING PEMBANGKIT  LISTRIK TENAGA SURYA.pptx
MEMASANG SISTIM MONITORING PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA.pptxAliceKuhurima1
 

Similar to Pemeliharaan Sistem DC di Gardu Induk (20)

NASPUB
NASPUBNASPUB
NASPUB
 
Revisi Tugas Tenaga Listrik (Baterai)
Revisi Tugas Tenaga Listrik (Baterai)Revisi Tugas Tenaga Listrik (Baterai)
Revisi Tugas Tenaga Listrik (Baterai)
 
revisi tugas tenaga listrik (baterai)
revisi tugas tenaga listrik (baterai)revisi tugas tenaga listrik (baterai)
revisi tugas tenaga listrik (baterai)
 
Tugas Tenaga Listrik Baterai
Tugas Tenaga Listrik BateraiTugas Tenaga Listrik Baterai
Tugas Tenaga Listrik Baterai
 
Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
Perencanaan Kebutuhan Listrik KapalPerencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
Perencanaan Kebutuhan Listrik Kapal
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
5573 1-8936-1-10-20130525 3
5573 1-8936-1-10-20130525 35573 1-8936-1-10-20130525 3
5573 1-8936-1-10-20130525 3
 
5573 1-8936-1-10-20130525 2
5573 1-8936-1-10-20130525 25573 1-8936-1-10-20130525 2
5573 1-8936-1-10-20130525 2
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Sistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdf
Sistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdfSistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdf
Sistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdf
 
Makalah Elektronika Industri
Makalah Elektronika IndustriMakalah Elektronika Industri
Makalah Elektronika Industri
 
Sistem baterai
Sistem bateraiSistem baterai
Sistem baterai
 
Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1Ketenagalistrikan 01 kb1
Ketenagalistrikan 01 kb1
 
SISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
SISTEM PENGISIAN PADA MOTORSISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
SISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
 
PRE_INVERTER.pptx
PRE_INVERTER.pptxPRE_INVERTER.pptx
PRE_INVERTER.pptx
 
Nanang eko cahyono tugas teknik tenaga listrik
Nanang eko cahyono tugas teknik tenaga listrikNanang eko cahyono tugas teknik tenaga listrik
Nanang eko cahyono tugas teknik tenaga listrik
 
Tugas kelustrikan (autosaved)
Tugas kelustrikan (autosaved)Tugas kelustrikan (autosaved)
Tugas kelustrikan (autosaved)
 
Rachman satya pamungkas revisi tugas mata kuliah teknik tenaga listrik
Rachman satya pamungkas revisi tugas mata kuliah teknik tenaga listrikRachman satya pamungkas revisi tugas mata kuliah teknik tenaga listrik
Rachman satya pamungkas revisi tugas mata kuliah teknik tenaga listrik
 
Sistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdf
Sistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdfSistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdf
Sistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdf
 
MEMASANG SISTIM MONITORING PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA.pptx
MEMASANG SISTIM MONITORING PEMBANGKIT  LISTRIK TENAGA SURYA.pptxMEMASANG SISTIM MONITORING PEMBANGKIT  LISTRIK TENAGA SURYA.pptx
MEMASANG SISTIM MONITORING PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA.pptx
 

Recently uploaded

PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksimanotartamba555
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 

Recently uploaded (10)

PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 

Pemeliharaan Sistem DC di Gardu Induk

  • 1. Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TAHUNAN SISTEM DC (BATERAI 48 VOLT UNIT II) DI GARDU INDUK 150 KV SRONDOL Cahyo Adhi Nugroho1 , Susatyo Handoko, ST. MT.2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH. Tembalang, Semarang Email : cahyo4fun@gmail.com Abstrak – Di gardu induk sitemDC mempunyai peranan penting dalamkelancaran operasi Gardu Induk dalammelayani konsumen. Sumber DC berasal dari rectifier dan baterai yang terhubung secara paralel terhadap beban. Sumber DC digunakan untuk kebutuhan operasi relai proteksi dan kontrol serta untuk SCADATELl.Untuk kebutuhan operasi relai dan kontrol di PLN terdapat dua sistemcatu daya pasokan arus searah yaitu DC 110V dan DC 220V, sedangkan untuk kebutuhan scadatel menggunakan sistem Catu Daya DC 48V. Pemeliharaan sistem DC harus selalu diperhatikan dan sesuai SOP(standartd operasinal procedure) agar peraltan-peraltan bekerja sesuia karakteristiknya dan menjamin keandalan peraltan. Menurut buku petunjuk PT.PLN(PERSERO) tentang Sistem DC pemeliharaan baterai meliputi pemeliharaan periode mingguan, bulanan,enambulanan,dan dua tahunan. Di dalamlaporan ini akan dibahas proses pemeliharaan tahunan baterai 48 unit II merek Saft Nife, tipe SBL 167-2 di Gardu Induk 150 kV Srondol, Semarang. Dimana saat pemeliharaan dilaksanakan proses Charging, Uji kapasitas, Uji Elektrolit dan rekondisi. Kata Kunci : Pemeliharaan,suplai DC, Boosting charge,Equalizing charge, uji kapasitas, rekondisi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN (Persero) sebagai Perusahaan Listrik Negara berusaha sebaik mungkin melayani pelanggan dan selalu berusaha meningkatkan kualitas sistem penyaluran dan pencegahan kerusakan peralatan saat operasi. Untuk menjaga listrik disalurkan secara optimal maka diperlukan suatu sistem pengaman dan sistem pemeliharaan instalasi gardu induk yang baik. Hal tersebut harus memperhatikan aspek teknis, ekonomis dan yang sesuai dengan kondisi peralatan yang ada dilapangan. Untuk meningkatkan kualitas sistem penyaluran dan pencegahan kerusakan peralatan saat operasi memerlukan perawatan pada setiap peralatan yang dimiliki PT. PLN (persero) secara rutin dan terjadwal, khususnya di tiap gardu induk. Peran baterai dalam gardu induk sangat vital dalam operasi sistem di gardu induk. Baterai menyuplai sumber listik searah (DC) untuk kebutuhan operasi relai proteksi dan kontrol serta untuk scadatel. Sistem DC di gardu induk harus mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang menyebabkan kerusakan tidak menyebar ke peralatan lain di gardu induk. 1.2 Tujuan Adapun tujuan yang diharapkan dari penyusunan Makalah Kerja Praktek ini adalah : 1. Mengetahui prinsip kerja sitem DC yang ada di Gardu Induk 150kV Srondol Semarang. 2. Mengetahui proses pemeliharaan
  • 2. sistem DC di Gardu Induk 150kV Srondol Semarang. 1.3 Batasan Masalah Dalam makalah ini batasan masalahnya hanya membahas pemeliharaan tahunan sistem DC (baterai 48 volt unit II) di Gardu Induk Srondol 150kV. II. Kajian Pustaka 2.1 Sistem DC Dalam pengoperasian tenaga listrik terdapat dua macam sumber tenaga untuk kontrol di dalam Gardu Induk, ialah sumber arus searah (DC) dan sumber arus bolak balik (AC). Sumber tenaga untuk kontrol selalu harus mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi. Karena persyaratan inilah dipakai baterai sebagai sumber arus searah. Catu daya sumber DC digunakan untuk kebutuhan operasi relai proteksi dan kontrol serta untuk scadatel. Untuk kebutuhan operasi relai dan kontrol di PLN terdapat dua sistem catu daya pasokan arus searah yaitu DC 110V dan DC 220V, sedangkan untuk kebutuhan scadatel menggunakan sistem Catu Daya DC 48V. Catu daya DC bersumber dari rectifier dan baterai terpasang pada instalasi secara paralel dengan beban, sehingga dalam operasionalnya disebut Sistem DC. Diagram instalasi Sistem DC dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.1 Diagram Instalasi Sistem DC Bagian-bagian utama peralatan sistem DC, yaitu : 1. Rectifier / Charger Rectifier atau Charger adalah suatu rangkaian alat listrik untuk mengubah arus listrik bolak- balik (AC) menjadi arus searah (DC). 2. Baterai Suatu alat penyimpan energi listrik arus searah, yang berfungsi sebagai sumber cadangan ke beban. 3. Konduktor Berfungsi sebagai penghantar energi listrik arus searah dari sumber ke beban. 4. Terminal-terminal Berfungsi sebagai tempat percabangan dimana energi listrik akan dikirim atau dibagi ke beban- beban. BEBAN DC REL DC FUSE REL 20KV RECTIFIER TRAFO PS MCB BATERE BEBAN DC REL DC FUSE REL 20KV RECTIFIER TRAFO PS MCB BATERE
  • 3. 2.2 Bagian-bagian Utama Baterai Gambar 2.2 Bagian-bagian Utama Baterai 1. Elektroda Tiap sel baterai terdiri dari 2 (dua) macam elektroda, yaitu elektroda positif (+) dan elektroda negatif (-) yang direndam dalam suatu larutan kimia (gambar 8). Elektroda-elektroda positif dan negatif terdiri dari: • Grid, adalah suatu rangka besi atau fiber sebagai tempat material aktif. • Material Aktif, adalah suatu material yang bereaksi secara kimia untuk menghasilkan energi listrik pada waktu pengosongan (discharge). 2. Elektrolit Elektrolit adalah Cairan atau larutan senyawa yang dapat menghantarkanarus listrik, karena larutan tersebut dapat menghasilkan muatan listrik positif dan negatif. Bagian yang bermuatan positif disebut ion positif dan bagian yangbermuatan negatif disebut ion negatif. 3. Sel Baterai Sesuai dengan jenis bahan bejana (container) yang digunakan terdiri dari 2 (dua) macam: a. Steel Container b. Plastic Container 4. Steel Container Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari steel ditempatkan dalam rak kayu, hal ini untuk menghindari terjadi hubung singkat antar sel baterai atau hubung tanah antara sel baterai dengan rak baterai. 5. Plastic container Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari plastik ditempatkan dalam rak besi yang diisolasi, hal ini untuk menghindari terjadi hubung singkat antar sel baterai atau hubung tanah antara sel baterai dengan rak baterai apabila terjadi kerusakan atau kebocoran elektrolit baterai. 2.3 Pemeliharaan Pemeliharaan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan terhadap peralatan, agar bekerja semsetinya sesuai karakteristiknya dan menjamin keandalan peraltan. Dalam arti luas pemeliharaan adalah: a. Meningkatkan efisinensi, b. Memperpanjang umur perlatan, c. Mengurangi resiko kegagalan atau kerusakan alat saat operasi, d. Meningkatkan keamanan kerja (safety), e. Mengurangi waktu padam, f. Waktu pemuliahan yang efektif, g. Biaya pemeliharaan yang efisien dan ekonomis. 2.4 Periode Pemeliharaan Menurut buku petunjuk Sistem DC pemeliharaan baterai meliputi pemeliharaan periode mingguan, bulanan, enam bulanan, dan dua tahunan. Pada laporan kerja praktek ini penulis akan membahas pemeliharaan baterai periode dua tahunan. Dikarenakan penulis hanya mengetahui kegiatan pemeliharaan baterai dua tahunan, dimana peralatan utama yang dipelihara adalah baterai.
  • 4. 2.5 Pemeliharaan Baterai Saat pemeliharaan, pengujian dan pengukuran baterai dalam keaddaan tidak tersambung ke beban. Bila pada gardu induk mempunyai dua unit baterai yang terpasang maka dapat dilakukan secara bergantian, tetapi apabila gardu induk hanya mempunyai satu unit baterai, diperlukan baterai tambahan. Pada pelaksanannya pemeliharaan baterai meliputi tahap-tahap berikut, yaitu: a. Equalising Charging b. Uji Kapasitas c. Reboosting Charge 2.6 Peralatan Pendukung Peralatan pendukung adalah peralatan atau tool kit yang berguna untuk melaksanakan pemeliharaan baterai. peralatan pendukung tersebut terdiri dari: a. Tool Set Tool set terdiri dari satu kunci pas, satu set kunci ring, satu set obeng, tang potong, tang jepit, satu set gerinda, gergaji, alat potong (cutter). Gambar 2.3 Peralatan pendukung atau tool set b. Alat ukur Alat ukur terdiri dari hidrometer, thermometer (alkohol), multimeter, tangamperemeter dan gelas ukur. (a) (b) Gambar 2.4 (a) Multimeter atau Avometer (b) Tangamperemeter (a) (b) Gambar 2.5 (a) Hidrometer (b) Thermometer (alkohol) Gambar 2.6 Gelas Ukur c. Larutan elektrolit Larutan elektrolit terdiri dari: - pH 6 : asam, contoh: Latutan Asam Belerang (H2SO4), - pH 7 : netral, contoh : Air Destilasi atau Air Murni,
  • 5. - pH 8 : basa, contoh : Larutan Kaliun Hidroxide (KOH) Saat pemeliharaan baterai tahunan di PT. PLN (PERSERO) hanya membutuhkan Larutan Kalium Hidroxide (KOH) dan larutan pH 7. d. Vaselin Netral dan Vaselin Contact (EJC) Vaselin netral digunakan untuk melindungi kontak antar pole baterai yang terbuat dari tembaga atau metal agar tidak terjadi korosi, yang disebabkan penguapan oleh cairan elektrolit di ruang baterai. Vaselin netral di oleskan pada tiap kontak antar pole baterai. Vaselin contact (EJC) dioleskan pada kontak pole positif (+) dan negatif (-) dari charger ke baterai, agar resistansi pada kontak pole positif (+) dan negatif (-) sekecil mungkin. Perlu diperhatikan dalam mengoleskan vaselin netral dan vaselin contact (EJC) pada kontak antar pole baterai tidak terlalu tebal (sedikit atau secukupnya), dikarenakan akan menyebabkan debu-debu mudah menempel sehingga membuat kontak pole baterai kotor serta mengurangi kinerja dari kontak antar pole baterai tersebut. e. Peraltan Kebersihan Peralatan keberishan terdiri dari ember, gayung, sabun cuci, sapu, kuas, sikat besi dan kain perca. f. Charger portable Charger portable digunakan saat pemeliharaan baterai tahunan. Untuk pemeliharaan baterai tahunan menggunakan charger portable bermerek Swaden tipe SCM-48/110- 75 A. Gambar 2.7 Charger Portabel Tampak Depan Gambar 2.8 Charger Portabel Tampak Belakang g. Alat uji kapasitas dan Laptop Ialah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kapsitas baterai tahunan. Untuk pemeliharaan baterai tahunan menggunakan alat uji kapasitas bermerek ISA tipe BTS/100-220 Plus.
  • 6. Gambar 2.9 Alat Uji Kapasitas Tampak Depan Gambar 2.10 Alat Uji Kapasitas Tampak Belakang h. Kabel Kabel yang digunakan adalah kabel AC NYYHYW 3x2,5mm2 dengan kha 20-25 Ampere. Kabel DC tipe NYYHY 2x5,0 mm2 dengan kha (kuat hantar arus) 50-60 A dan kabel DC 70 mm2 dengan kha (kuat hantar arus) 60-70 A. Kabel digunakan untuk input charger portable, output charger portable dan output alat uji kapasitas baterai. III. Persiapan Sebelum Melakukan Pemeliharaan Tahunan 3.1 Mendata Data Teknik serta Tagging atau Labeling Charger dan Baterai Tujuan dari mendata data teknik charger dan baterai adalah: - Kondisi charger dan mengetahui V (tegangan) dan I (arus), - Kondis baterai dan mengetahui V (tegangan), kapasitas baterai (Ah) dan jumalh sel baterai (n sel), - Kondisi V (tegangan), I (arus), dan Kapasitas Baterai saat pemeliharaan tahunan yang dilakukan tahun lalu. Tujuan taging atau labeling adalah penandaan atau pelabelan agar dalam pemeliharaan tidak tertukar atau salah dalam melakukan pemliharaan serta sebagai kemanan bagi peralatan dan pekerja, contoh tagging dan labeling adalah: - Memasang bendera merah dan hijau pada peralatan yang akan dipelihara (bendera hijau berarti aman dikerjakan atau dipelihara, merah berarti berbahaya dikerjakan atau dipelihara), - Memasang nama atau labeling atau pelabelan pada ujung-ujung kabel. 3.2 Pengecekan Tegangan Cek tegangan total baterai dibandingkan dengan tegangan pada charger eksisting (posisi floating). Pengecekan tegangan menggunakan multimeter atau avometer yang di setting untuk mengukur tegangan DC. Pengecekan tegangan dilakukan per sel baterai dan tegangan total sel baterai pada pole baterai. Gambar 3.11 Pengecekan Tegangan Total Sel Baterai
  • 7. Gambar 3.12 Pengecekan Tegangan per-Sel Baterai 3.3 Cek Level Ketinggian Larutan Elektrolit Level elektrolit dapat diketahui dengan dilihat pada bejana sel baterai (seperti pada gambar 2.10). Level elektrolit tidak boleh melebihi batas upper maupun kurang dari batas lower. Bila larutan elektrolit levelnya di bawah batas lower akan menyebabkan elektroda kering sehingga dapat mengurangi kinerja dan umur pemakian (lifetime) baterai. Gambar 3.13 Level Larutan Elektrolit 3.4 Cek Berat Jenis Larutan Elektrolit Tujuan melakukan pengukuran berat jenis (BJ) larutan elektrolit baterai adalah untuk mengetahui kondisi elektrolit. Hal ini sangat penting karena elektrolit pada baterai berfungsi sebagai konduktor atau sebagai media pemindah elektron oleh karena itu agar proses kimia didalam sel baterai bekerja dengan baik, maka dilakukan pemeriksaan atau pengukuran berat jenis elektrolit. Alat ukur yang digunakan dalam melakukan pengukuran berat jenis larutan elektrolit adalah hidrometer. Gambar 3.14 Hidrometer Keterangan Gambar: Aerometer yang biasa dipakai dan beredar dipasaran terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu: 1. Aerometer yang bertuliskan angka- angka berwarna putih. 2. Aerometer yang dilengkapi dengan warna merah, hijau, dan kuning dengan perincian sebagai berikut:  Merah : Dead Battery,muatan baterai tidak ada atau mati  Hijau : Half Charge, kapasitas baterai 50%  Kuning : Full Charge, kapasitas baterai 90-100% 3. Aerometer yang dilengkapi dengan warna merah, putih, dan hijau dengan perincian sebagai berikut:  Merah : Charging  Putih : Fair  Hijau : Good Pembacaan berat jenis dipengaruhi oleh perubahan temperature, maka diperlukan koreksi pembacaan berat jenis dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Pada baterai asam 𝐵𝑑(𝑠) = 𝐵𝑑(ℎ𝑠) + ( 𝑡 𝑠 − 5 1,5 ) 𝑥 0,001 Dimana: Bd(s) : Harga BJ sebenarnya (gr/cm3 )
  • 8. Bd(hs) : Pembacaan BJ pada hydrometer (gr/cm3 ) ts : Temperatur larutan (o C) 2. Pada baterai alkali 𝐵𝑑(𝑎) = 𝐵𝑑(ℎ𝑎) + ( 𝑡 𝑠 − 15 1,5 ) 𝑥 0,001 Dimana: Bd(a) : Harga BJ sebenarnya (gr/cm3 ) Bd(ha) : Pembacaan BJ pada hydrometer (gr/cm3 ) ta : Temperatur larutan (o C) Tabel 3.1 Standar Berat Jenis Larutan Elektrolit Jenis Baterai Kondisi Elektrolit (temperature 20o C) Berat Jenis (gr/cm3 ) Alkali ElektrolitBaru Terisi Penuh Berat Jenis Minimum 1,20 1,18 1,16 Asam ElektrolitBaru Terisi Penuh Berat Jenis Minimum 1,190 1,215 1,16 3.5 Cek Suhu Larutan Elektrolit Sel Baterai Tujuan pengukuran suhu larutan elektrolit baterai adalah mengetahui suhu larutan elektrolit baterai saat sebelum dilakukan pemeliharaan tahunan baterai dan selama pemeliharaan tahunan baterai berlangsung. Untuk mengukur suhu larutan elektrolit baterai, thermometer dimasukkan ke lubang pengisian yang ada pada baterai. Berikut adalah standar suhu larutan elektrolit baterai:  Suhu elektrolit kondisi normal : 25- 34o C  Suhu elektrolit saat pemeliharaan (saat equalizing charge, uji kapasitas, dan re-boosting charge) : 34-37o C  Suhu maksimum elektrolit saat pemeliharaan (saat equalizing charge, uji kapasitas, dan re-boosting charge) : 37o C Gambar 3.15 Pengecekan Suhu Larutan Elektrolit Sel Baterai 3.6 Cek Kekencangan Mur Kontak Antar Pole Baterai Tujuan melakukan mengecek kekencangan mur kontak antar pole baterai adalah untuk menghindari suhu berlebih saat dilakukan equalizing charge, tes uji kapasitas baterai dan re-boosting charge. Pengencangan mur dilakukan dengan menggunakan kunci ring dan ukuran kunci menyesuaikan mur yang terpasang pada sel baterai. Kunci yang akan digunakan untuk mengencang mur kontak baterai harus berisolasi, agar tidak terjadi short ketika sedang mengencangkan mur kontak baterai. Biasanya sudah disertakan satu set-kunci khusus dari produsen baterai untuk mengencangkan mur kontak antar pole baterai. Gambar 3.16 Pengecekan Kekencangan Mur Kontak Antar Pole Baterai
  • 9. IV. Pelaksanaan Pemeliharaan Tahunan 4.1 Kondisi Baterai dan Charger Di gardu induk biasanya ketersedian sistem DC tiap gardu induk berbeda-beda, tapi biasanya ada dua konfigurasi baterai di gardu induk adalah sebagai berikut:  Bila ada 1 (satu) unit baterai dan 1 (satu) unit charger Kondisi ini memerlukan tambahan baterai cadangan agar beban yang di suplai tidak kehilangan suplai tegangan (padam) Cara Pelaksanaan: 1. Persiapkan baterai cadangan (Pada saat pemeliharaan baterai di Gardu Induk 150 kV Srondol disediakan 4 (empat) buah baterai asam masing-masing bertegangan 12 v, kapasitas minimal 120 Ah sebagai baterai kom 48 v, tetapi hal ini menyesuaikan dengan beban di tiap Gardu Induk), 2. Rangkai 4 buah baterai tersebut secara seri, 3. Ukur tegangan total baterai cadangan tersebut. Bila tegangannya kurang dari tegangan dari baterai eksiting, charge dengan charger portable hingga tegangannya sama dengan tegangan baterai eksiting (sama atau mendekati), 4. Pararelkan baterai cadangan tersebut dengan baterai eksiting.  Bila ada 2 (dua) baterai dan 2 (dua) charger Hanya dengan memindah beban pada panel melalui fasilitas switching pada panel. Bila salah satu baterai akan dipelihara (seperti terlihat pada gambar 2. diatas), misal Baterai Unit 1 akan dipelihara, maka beban akan dipikul oleh Charger 2, dengan proses pemindahan beban (manuver) sebagai berikut: 1. Cek tegangan masing-masing charger, 2. Cek beban masing-masing charger, 3. MCB Baterai Unit 2 masuk (di On- kan atau hidupkan), 4. MCB INC (incoming) 2 masuk (di On-kan atau hidupkan), 5. Cek beban apakah sudah berpindah dengan cara melihat parameter di charger (voltmeter dan ampermeter), 6. Lepas MCB NC 1 (di Off-kan atau dimatikan), 7. Lepas MCB BateraiI (di Off-kan atau dimatikan), 8. Laksanakan pemeliharaan tahunan Baterai Unit 1. Gambar 4.17 Diagram Satu Baris Baterai 48v UNIT I dan II GI 150kV Srondol 4.2 Equalizing Charge Tujuan dari dilakukannya Equalizing Charge adalah agar tegangan masing- masing sel baterai sama. Berikut adalah cara perhitungan V (tegangan), I(arus) dan t (waktu) untuk di-setting pada charger portabel: Setting Teganangan saat pengisian: Vpengisian = (1,60 s/d 1,65 volt) x n sel Vpengisian (min) = 1,60 volt x n sel Vpengisian (max)= 1,65 volt x n sel Dimana: n sel : Jumlah keseluruhan sel baterai Setting Arus saat pengisian: Ipengisian = C5 x Kapasitas Baterai Dimana:
  • 10. C5 = 0,2 Kapasitas Baterai (Amperehour/ Ah) Setting waktu saat pengisian: Tsetting = C5 Dimana: C5 = 5 jam C5 adalah standar untuk pengisian baterai basa. Baterai yang ada di Gardu Induk 150 kV Srondol adalah baterai basa maka menggunakan standar C5. Pada proses Equalizing Charge baterai menggunakan charger portabel bermerk SWADEN tipe SCM – 48/110 – 75 A. 4.3 Uji Kapasitas Pelaksanaan uji kapasitas pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana kondisi karakteristik dari seluruh sel baterai tersebut secara lebih terukur, yaiitu dengan mengetahui besaran pasok energi atau kapasitas baterai (Ah). Keuntungan Uji kapasitas pada baterai adalah dapat meningkatkan atau memulihkan kapasitas (Ah) sel baterai yang sudah lemah, karena setelah baterai dilakukan Equalizing Charge (pengisian) dan saat uji kapasitas dilakukan pengosongan tegangan baterai. Di PT.PLN (PERSERO) menggunakan standar C5, yaitu waktu pengujian selama 5 jam. C5 adalah standar untuk pengisian baterai basa. Berikut adalah cara perhitungan V (tegangan), I (arus) dan t (waktu) untuk di-setting pada alat uji kapasitas: Setting Tegangan: V= 1 volt x n sel Dimana: n sel : Jumlah keseluruhan sel baterai Setting Arus: I = C5 x Kapasitas Baterai Dimana: C5 = 0,2 Kapasitas Baterai (Amperehour/ Ah) Tsetting = C5 Dimana: C5 = 5 jam Pada proses Uji Kapasitas baterai menggunakan alat uji kapasitas bermerk ISA tipe BTS/110-220 PLUS 4.4 Re-boosting Charge Proses re-boosting charge atau proses pengisian cepat dilaksanakan setelah proses uji kapasitas telah selesai. Proses ini bertujuan agar kapasitas baterai yang kosong setelah dilakukannya uji kapasitas penuh kembali. Bila akan melakukan proses re-boosting charge ini juga harus memperhatikan suhu larutan elektrolit baterai. Berikut adalah cara perhitungan V (tegangan), I(arus) dan t (waktu) untuk di- setting pada charger portabel: Setting Teganangan saat pengisian: Vpengisian = (1,65 s/d 1,70 volt) x n sel Vpengisian (min) = 1,65 volt x n sel Vpengisian (max)= 1,70 volt x n sel Dimana: N sel : Jumlah keseluruhan sel baterai Setting Arus saat pengisian: Ipengisian = C5 x Kapasitas Baterai Dimana: C5 = 0,2 Kapasitas Baterai (Amperehour/ Ah) Setting waktu saat pengisian: Tsetting = C5 Dimana: C5 = 5 jam Pada proses Re-boosting Charge baterai menggunakan charger portabel bermerk SWEDEN tipe SCM – 48/110 – 75 A Setlah proses Re-boosting Charge selesai, baterai yang dipelihara siap masuk ke sistem kembali (pelaksanaan baterai masuk ke sitem). Tunggu tegangan agar sama dengan tegangan charger eksisting. Setelah tegagan sama konek kabel charger eksisting ke pole baterai. 4.5 Standar Rekondisi Baterai Bila dalam uji kapasitas dihasilkan nilai kurang dari sama dengan 60% maka baterai dinyatakan buruk atau jelek. Untuk mengatasi hal ini dilakukan:
  • 11.  Penggantian sel baterai  Rekondisi Baterai dengan melihat: a. Sel baterai bagus, tetapi larutan elektrolitnya tidak baik. Maka hal ini sel baterai perlu direkondisi, b. Umur baterai (life time) sudah memenuhi 10-15 tahun (sesuai yang direkomendasikan pabrik pembuat) maka tidak perlu dilakukan rekondisi, dikarenakan sudah lewat masa life time-nya, c. Umur baterai (life time) relatif masih baru maka perlu dilakukan rekondisi baterai. Rekondisi baterai dilakukan dengan cara penggantian larutan elektrolit, dan membersihan sel baterai dan kontak pole antar baterai dengan air destilasi (larutan pH7) hingga bersih. Pada saat penulis melaksanakan kerja praktik kondisi baterai 48 volt unit II sudah 40,12% (<60%) dan sudah melewati masa lifetime- nya karena sudah beroprasi selama 13 tahun dari tahun 2000. Maka rekomendasi dari pelaksana pemeliharaan tahunan baterai, baterai 48 volt unit II perlu diganti. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari kerja praktek yang telah dilakukan pada Gardu Induk Srondol 150 kV PT. PLN (PERSERO), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara garis besar Gardu Induk 150 kV terdapat 2 tipe pemasangan gardu induk pasang luar dan gardu induk pasang dalam. 2. Sistem DC pada sebuah Gardu Induk sangat penting karena semua peralatan proteksi dan telkomunikasi yang digunakan di Gardu Induk menggunakan sumber DC untuk kerja peralatan. 3. Terdapat dua jenis instalasi atau suplai DC yang digunakan pada gardu Induk meliputi: - Instalasi Sistem DC 110 volt Untuk mengoprasikan peralatan padainstalasi Gardu Induk seperti motor listrik (pada PMS dan PMT), relai proteksi, meter digital, signal (alarm dan indikasi), triping dan closing coil. - Instalasi DC 48 volt Untuk mengoprasikan peralatan padainstalasi Gardu Induk seperti teleproteksi, komunikasi/ plc dan SCADA/ rtu, dan signal (alarm dan indikasi). 4. Pemeliharaan baterai meliputi pemeliharaan mingguan, bulanan, enam bulanan dan dua tahunan. 5. Proses pemeliharaan secara kontinu dan terjadwal dapat memperpanjang umur peralatan dan mengetahui kondisi peralatan setiap waktunya. 6. Dalam plaksanaan pemeliharaan harus sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja. 7. Hasil tes uji kapasitas dikatakan jelek bila kurang dari 60%. 5.2 Saran 1. Mahasiswa sebaiknya mempersiapkan diri sesuai disiplin ilmunya, sehingga dapat memperlancar pelaksanaan tugas- tugas di tempat praktrik, karena pengalaman yang didapat dari perusahaan dapat dijadikan bekal apabila praktikan bekerja di dunia industri. 2. Mahasiswa hendaknya mempersiapkan APD seperti baju praktik (wear pack), safety shoes, kacamata pelindung, sarung tangan sendiri karena dari pihak perusahaan hanya menyediakan safety helmet. DAFTAR PUSTAKA [1] Tobing, Bonggas L. 2003. Peralatan Tegangan Tinggi,Jakarta :Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama [2] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Supplay DC System
  • 12. [3] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Transformator Tegangan [4] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Transformator Arus (CT) [5] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Transformator Tegangan (PT) [6] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Pemutus Tenaga (PMT) [7] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Pemisah (PMS) [8] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Lightning Arrester [9] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Serandang [10] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Bay Line [11] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Bay Trafo [12] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) Bay Busbar [13] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) SUTT-SUTET [14] Buku Petunjuk PT.PLN (PERSERO) SKTT-SKLT [15] Buku Diklat Pemeliharaan Sistem DC PT.PLN (PERSERO) [16] http://www.pln.co.id/, diakses pada 12 Oktober 2013 [17] http://www.saftbatteries.com/ , diakses pada 30 Oktober 2013 [18] http://http://swaden.co.id/battery- charger.php , diakses pada 30 Oktober 2013 [19] http://www.isatest.com/productsScheda.as p?categoriaID=5 , diakses pada 30 Oktober 2013 [20] http://www.google.com BIODATAPENULIS : Cahyo Adhi Nugroho (21060110141095) lahir di Temanggung 10 Oktober 1990. Telah menempuh pendidikan di SD Negri Temanggung 2 Nomor 1, SMP Negeri 1 Temanggung, SMA Negeri 1 Temanggung. Dan sekarang sedang menempuh studi S1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, Mei 2013 Mengetahui Dosen Pembimbing Susatyo Handoko, ST. MT NIP.197305262000121001