UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
MAKNA DAN PERUBAHAN
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Bahasa Indonesia sekarang ini dapat diibaratkan seperti mobil tua
yang mesinnya rewel dan sedang melintasi jalur lalu lintas di jalan bebas hambatan.
Betapa tidak, pada satu sisi dunia pendidikan Bahasa Indonesia saat ini dirundung
masalah yang besar dan pada sisi lain tantangan menghadapi milenium ketiga
semakin besar. Dari aspek kualitas, pendidikan Bahasa Indonesia kita memang
sungguh sangat memprihatinkan dibandingkan dengan kualitas pendidikan bangsa
lain
Sejalan dengan berkembangnya zaman perkembangan bahasa pun juga ikut
berkembang dan mengalami pergeseran-pergeseran makna. Pergeseran makna
bahasa memang tidak dapat dihindari, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang
nantinya akan di bahas secara mendalam di dalam pembahasan.
Atas dasar itu, tidak mengherankan dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia
muncul berbagai kata yang memiliki banyak makna baru. Meski demikian makna
yang melekat terlebih dahulu tidak serta merta hilang begitu saja. Perubahan makna
suatu kata yang terjadi, terkadang hampir tidak disadari oleh pengguna bahasa itu
sendiri. Untuk itu perlu bagi kita mengetahui dan memahami ilmu kebahasaan
secara utuh.
2. 2
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Semantik?
2. Apa saja yang termasuk dalam semantik ?
3. Apa yang dimaksud dengan makna ?
4. Apa saja yang termasuk jenis dari semantik ?
5. Apa yang bisa mempengaruhi perubahan makna ?.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan mengerti apa semantik.
2. Mengetahui apa saja yang termasuk semantik.
3. Mengetahui Faktor apa saja yang mempengaruhi semantik.
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini antara lain:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dan pembaca.
2. Memahami tentang semantik .
3. Memotivasi guru atau calon pendidik untuk lebih memahami perkembangan
bahasa
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SEMANTIK
Kata semantik sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi
tentang makna. Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani
‘ sema’ (kata benda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah
‘semaino’ yang berarti ‘menandai’atau‘melambangkan’. Yang dimaksud tanda atau
lambang disini adalah tanda-tanda linguistik (Perancis : signé linguistique).
Menurut Ferdinan de Saussure (1966), tanda lingustik terdiri dari :
1)Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa.
2)Komponen yang diartikan atau makna dari komopnen pertama.
Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, dan sedangkan yang ditandai
ataudilambangkan adaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut
sebagai referent/ acuan / hal yang ditunjuk.
Jadi, Ilmu Semantik adalah :
-Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal
yangditandainya.
-Ilmu tentang makna atau arti.
Pandangan yang bermacam-macam dari para ahli mejadikan para ahli memiliki
perbedaan dalam mengartikan semantik. Pengertian semantik yang berbeda-beda
tersebut justru diharapkan dapat mngembangkan disiplin ilmu linguistik yang amat luas
cakupannya.
4. 4
1. Charles Morrist
Mengemukakan bahwa semantik menelaah “hubungan-hubungan tanda-tanda dengan
objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut”.
2. J.W.M Verhaar; 1981:9
Mengemukakan bahwa semantik (inggris: semantics) berarti teori makna atau teori arti,
yakni cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti.3. Lehrer; 1974: 1
Semantik adalah studi tentang makna. Bagi Lehrer, semantik merupakan bidang kajian
yang sangat luas, karena turut menyinggung aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa
sehingga dapat dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan antropologi.
4. Kambartel (dalam Bauerk, 1979: 195)
Semantik mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakan makna
apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman dunia manusia.
5. Ensiklopedia britanika (Encyclopedia Britanica, vol.20, 1996: 313)
Semantik adalah studi tentang hubungan antara suatu pembeda linguistik dengan
hubungan proses mental atau simbol dalam aktifitas bicara.
6. Dr. Mansoer pateda
Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna.
7. Abdul Chaer
Semantik adalah ilmu tentang makna atau tentang arti. Yaitu salah satu dari 3 (tiga)
tataran analisis bahasa (fonologi, gramatikal dan semantik).
Pandangan semantik kemudian berbeda dengan pandangan sebelumnya, setelah
karya de Saussure ini muncul. Perbedaan pandangan tersebut antara lain:
1. Pandangan historis mulai ditinggalkan
2. Perhatian mulai ditinggalkan pada struktur di dalam kosa kata,
3. Semantik mulai dipengaruhi stilistika
5. 5
4. Studi semantik terarah pada bahasa tertentu (tidak bersifat umum lagi)
5. Hubungan antara bahasa dan pikira mulai dipelajari, karena bahasa merupakan
kekuatan yang menetukan dan mengarahkan pikiran (perhatian perkembangan dari
ide ini terhadap SapirWhorf, 1956-Bahasa cermin bangsa).
6. Semantik telah melepaskan diri dari filsafat, tetapi tidak berarti filsafat tidak
membantu perkembangan semantik (perhatikan pula akan adanya semantik filosofis
yang merupakan cabang logika simbolis.
a) Batasan Ilmu Semantik
Istilah Semantik lebih umum digunakan dalam studi ingustik daripada istilah
untuk ilmumakna lainnya,seperti Semiotika, semiologi, semasiologi, sememik, dan
semik.Ini dikarenakanistilah-istilah yang lainnya itu mempunyai cakupan objek yang
cukup luas,yakni mencakupmakna tanda atau lambang pada umumnya. Termasuk
tanda lalulintas, morse, tanda matematika,dan juga tanda-tanda yang lain sedangkan
batasan cakupan dari semantik adalah makna atau arti yang berkenaan dengan
bahasa sebagai alat komunikasi verbal.
b) Hubungan Semantik dengan Tataran Ilmu Sosial lain
Berlainan dengan tataran analisis bahasa lain, semantik adalah cabang imu
linguistik yang memiliki hubungan dengan Imu Sosial, seperti sosiologi dan antropologi.
Bahkan jugadengan filsafat dan psikologi.
1.Semantik dan Sosiologi
Semantik berhubungan dengan sosiologi dikarenakan seringnya dijumpai
kenyataan bahwa penggunaan kata tertentu untuk mengatakan sesuatu dapat
menandai identitaskelompok penuturnya.
6. 6
Contohnya :
Penggunaan / pemilihan kata ‘cewek’ atau ‘wanita’, akan dapat menunjukkanidentitas
kelompok penuturnya.
Kata ‘cewek’ identik dengan kelompok anak muda, sedangkan kata ‘wanita’
terkesanlebih sopan, dan identik dengan kelompok orang tua yang
mengedepankankesopanan.
2.Semantik dan Antropologi.
Semantik dianggap berkepentingan dengan antropologi dikarenakan analisis makna
padasebuah bahasa, menalui pilihan kata yang dipakai penuturnya, akan dapat
menjanjikanklasifikasi praktis tentang kehidupan budaya penuturnya.
Contohnya :
Penggunaan / pemilihan kata ‘ngelih’ atau ‘lesu’ yang sama-sama berarti ‘lapar’
dapatmencerminkan budaya penuturnya.
Karena kata ‘ngelih’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat
Jogjakarta.Sedangkan kata ‘lesu’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat daerah
Jombang.
c) Analisis Semantik
Dalam analisis semantik, bahasa bersifat unik dan memiliki hubungan yang erat
dengan budaya masyarakat penuturnya. Maka, suatu hasil analisis pada suatu bahasa,
tidak dapatdigunakan untuk menganalisi bahasa lain.
Contohnya penutur bahasa Inggris yang menggunakan kata ‘rice’ pada bahasa
Inggrisyang mewakili nasi, beras, gabah dan padi.
Kata ‘rice’ akan memiliki makna yang berbeda dalam masing-masing konteks
yang berbeda. Dapat bermakna nasi, beras, gabah, atau padi.
7. 7
Tentu saja penutur bahasa Inggris hanya mengenal ‘rice’ untuk menyebut nasi,
beras,gabah, dan padi. Itu dikarenakan mereka tidak memiliki budaya mengolah padi,
gabah, beras dannasi, seperti bangsa Indonesia.
Kesulitan lain dalam menganalisis makna adalah adanya kenyataan bahwa tidak
selalu penanda dan referent-nya memiliki hubungan satu lawan satu. Yang artinya,
setiap tandalingustik tidak selalu hanya memiliki satu makna.
Adakalanya, satu tanda lingustik memiliki dua acuan atau lebih. Dan sebaliknya,
duatanda lingustik, dapat memiliki satu acuan yang sama.
Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan contoh-contoh berikut :
Bisa = racun = dapat
Buku,Kitab = Lembar kertas berjilid
B. JENIS SEMANTIK
Semantik memiliki memiliki objek studi makna dalam keseluruhan semantika
bahasa,namun tidak semua tataran bahasa memiliki masalah semantik Leksikon.
Tataran tata bahasa atau gramatika dibagi menjadi dua subtataran, yaitu morfologi dan
sintaksis.
Morfologi adalah cabang lnguistik yang mempelajari struktur intern kata, serta
proses pembentukannya. Satuan dari morfologi yaitu morfem dan kata.
Contoh :
Ajar = Pe – lajar
Be – lajar ( pe- dan be- dapat membedakan makna )
Sedangkan sintaksis, adalah studi mengenai hubungan kata dengan kata
dalammembentuk satuan yang lebih besar, yaitu frase, klausa, dan kalimat. Sintaksis
memiliki satuan yaitu kata, frase, klausa, dan kalimat.
8. 8
1. Semantik sintaktikal memiliki tataran bawahan yang disebut :
a)Fungsi gramatikal
b)Kategori gramatikal
c)Peran gramatikal
Contoh analisis semantik sintaktikal
Kata fungsi Si udin Menjaga adiknya Di rumah sakit
Fungsi Subjek Predikat Objek Keterangan
Kategori Nomina Verba nomina Nomina
Peran Agen Benefaktif patient Locative
Satuan dan proses dari morfologi dan sintaktik memiliki makna. Oleh karena itu,
padatataran ini ada masalah-masalah semantik yang disebut semantik
gramatikal karena objek studinya adalah makna-makna gramatikal dari tataran tersebut.
Kalau yang menjadi objek penyelidikan adalah semantik leksikon, maka jenis
semantiknya adalah
2. semantik leksikal
. Semantik leksikal menyelidiki makna yang ada padaleksem dari bahasa. Oleh karena
itu, makna yang ada dalam leksem disebut makna leksikal.Leksem adalah satuan-
bahasa bermakna. Istilah leksem ini dapat dipadankan denganistlah kata, yang lazim
digunakan dalam studi morfologi dan sintaksis,dan yang lazimdidefiinisikan sebagai
satuan gramatik bebas terkecil. Baik kata tunggal maupun kompositum
Contoh :
Kambing = nama hewan
Hitam = jenis warna
9. 9
C. PENGERTIAN MAKNA
Makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semantik dan selalu melekat dari apa
saja yang kita tuturkan pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam.
Pateda (Chaer,2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata-
kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan
kata maupun kalimat.
Menurut Ullman (Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah
hubungan antara makna dengan pengertian. Dalam hal ini
Ferdinand de Saussure(Chaer, 1994:286) mengungkapkan pengertian makna
sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik.
Konsep makna (KBBI) adalah cara seseorang membuat pengertian terhadap
objek atau benda yang ada batasan-batasan unsur penting. Contoh: sebuah buku,
dapat kita maknai sebagai bahan ilmu pengetahuan, lembaran, dan lainnya. Tetapi
kalau berbicara tentang konsep makna kajian tentang buku sangat luas mulai dari arti,
makna, dan konsep. Itulah kalau kita membicarakan tentang sebuah buku.
D. JENIS MAKNA
Jenis makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang.
Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna
gramatikal. Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata dapat dibedakan
adanya makna referensial dan nonreferensial. Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa
pada sebuah kata dapat dibedakan adanya makna konotatif dan denotatif.
Berdasarkan ketepatan maknanya dapat dibedakan adanya makna istilah atau makna
umum dan makna khusus. Selain pembagian tersebut, jenis makna dapat pula
digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu (a) makna leksikal dan (b) makna kontekstual.
1. Makna Leksikal
Makna leksikal (leksical meaning, sematic meaning, external meaning) adalah makna
kata yang berdiri sendiri baik dalam bentuk dasar maupun dalambentuk kompleks
10. 10
(turunan) dan makna yang ada tetap seperti apa yang dapat kita lihat dalam kamus.
Makna leksikal dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu (a) makna konseptual yang
meliputi makna konotatif, makna afektif, makna stilistik, makna kolokatif dan makna
idiomatik.
2. Makna Konseptual
Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan konsepnya makna yang sesuai
dengan referennya, dan makna yang bebas asosiasi atau hubungan apa pun. Makna
konseptual disebut juga makna denotatif, makna referensial, makna kognitif, atau
makna deskriptif. Makna konseptual dianggap sebagai faktor utama dalam setiap
komunikasi.
3. Makna Generik
Makna generik adalah makna konseptual yang luas, umum, yang mencakup beberapa
makna konseptual yang khusus atau sempit. Misalnya, sekolah dalam kalimat
“Sekolah kami menang.” Bukan saja mencakup gedungnya, melainkan guru-guru,
siswa-siswa dan pegawai tata usaha sekolah bersangkutan.
4. Makna Spesifik
Makna spesifik adalah makna konseptual, khas, dan sempit.Misalnya jika berkata “ahli
bahasa”, maka yang dimaksud bukan semua ahli, melainkan seseorang yang
mengahlikan dirinya dalam bidang bahasa.
5. Makna Asosiatif
Makna asosiatif disebut juga makna kiasan atau pemakaian kata yang tidak
sebenarnya. Makna asosiatif adalah makna yang dimilki sebuah kata berkenaan
dengan adanya hubungan kata dengan keadaan di luar bahasa. Misalnya kata bunglon
berasosiasi dengan makna orang yang tidak berpendirian tetap.
11. 11
6. Makna Konotatif
Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap kata yang
diucapkan atau didengar. Makna konotatif adalah makna yang digunakan untuk
mengacu bentuk atau makna lain yang terdapat di luar makna leksikalnya.
7. Makna Afektif
Makna afektif merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca
terhadap penggunaan bahasa. Oleh karena itu, makna afektif berhubungan dengan
gaya bahasa.
8. Makna Stilistik
Makna stilistik berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan efek
terutama kepada pembaca. Makna stilistik lebih dirasakan di dalam sebuah karya
sastra. Sebuah karya sastra akan mendapat tempat tersendiri bagi kita karena kata
yang digunakan mengandung makna stalistika. Makna stalistika lebih banyak
ditampilkan melalui gaya bahasa.
9. Makna Kolokatif
Makna kolokatif adalah makna yang berhubungan dengan penggunaan beberapa kata
di dalam lingkungan yang sama. Misalnya kata ikan, gurami, sayur, tomat tentunya
kata-kata tersebut akan muncul di lingkungan dapur. Ada tiga keterbatasan kata jika
dihubungkan dengan makna kolokatif, yaitu (a) makna dibatasi oleh unsur yang
membentuk kata atau hubungan kata, (b) makna dibatasi oleh tingkat kecocokan kata,
(c) makna dibatasi oleh kecepatan.
10. Makna Idiomatik
Makna idiomatik adalah makna yang ada dalam idiom, makna yang menyimpang dari
makna konseptual dan gramatikal unsur pembentuknya. Dalam bahasa Indonesia ada
dua macam bentuk idiom yaitu (a) idiom penuh dan (b) idiom sebagian. Idiom penuh
12. 12
adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan satu
kesatuan dengan satu makna. Idiom sebagian adalah idiom yang di dalamnya masih
terdapat unsur yang masih memiliki makna leksikal.
11. Makna Kontekstual
Makna kontekstual muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan situasi.
Makna kontekstual disebut juga makna struktural karena proses dan satuan gramatikal
itu selalu berkenaan dengan struktur ketatabahasaan.
12. Makna Gramatikal
Makna grmatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat digabungkannya sebuah
kata dalam suatu kalimat. Makna gramatikal dapat pula timbul sebagai akibat dari
proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi dan komposisi.
13. Makna Tematikal
Makna tematikal adalah makna yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis, baik
melalui urutan kata-kata, fokus pembicaraan, maupun penekanan pembicaraan.
14. Relasi makna
adalah hubungan antara makna yang satu dengan makna kata yang lain. Pada
dasarnya prinsip relasi makna ada empat jenis, yaitu :
1. Prinsip kontiguitas yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa beberapa kata dapat
memiliki makna sama atau mirip. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna
yang disebut sinonimi.
2. Prinsip komplementasi yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa makna kata yang
satu berlawanan dengan makna kata yang lain. Prinsip ini dapat menimbulkan
adanya relasi makna yang disebut antonimi.
3. Prinsip overlaping yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa satu kata memiliki
makna yang berbeda atau kata-kata yang sama bunyinya tetapi mengandung makna
13. 13
berbeda. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut homonimi
dan polisemi.
4. Prinsip inklusi yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa makna satu kata mencakup
beberapa makna kata lain. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang
disebut hiponimi.
15. Sinonimi
adalah nama lain untuk benda atau hal yang sama. Sinonimi yaitu suatu istilah yang
mengandung pengertian telaah, keadaan, nama lain.
Contoh: pintar, pandai, cerdik, cerdas, cakap, mati, meninggal, berpulang, mangkat
wafat
Sinonimi tidak mutlak memiliki arti yang sama tetapi mendekati sama atau mirip. Hal-hal
yang dapat menyebabkan terjadinya sinonimi adalah penyerapan kata-kata asing,
penyerapan kata-kata daerah, makna emotif dan evaluatif.
16. Homonimi
adalah kata-kata yang sama bunyi dan bentuknya tetapi mengandung makna dan
pengertian yang berbeda.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya homonimi adalah (1) kata-kata yang
berhomonimi itu berasal dari bahasa atau dialek yang berlainan, (2) kata-kata yang
berhomonimi itu terjadi sebagaimana hasil proses morfologis.
Homonimi yang homograf dan homofon adalah sama bunyi sama bentuknya.
Contoh:
bisa = sanggup, dapat
bisa = racun ular
jagal = pedagang kecil
jagal = orang yang bertugas menyembelih binatang
Homonimi yang tidak homograf tetapi homofon adalah bentuknya tidak sama
tetapi bunyinya sama.
14. 14
Contoh:
bang = bentuk singkatan dari abang
bank = lembaga yang mengurus uang
sangsi = ragu
sanksi = akibat
syarat = janji
sarat = penuh dan berat
Homonimi yang homograf tidak homofon sama bentuk tetapi tidak bunyinya.
Contoh:
teras = hati kayu atau bagian dalam kayu teras = pegawai utama
teras = bidang tanah datar yang miring atau lebih tinggi dari yang lain
17. Antonimi .
adalah nama lain untuk benda lain pula atau kebalikannya.
18. Oposisi kembar
yaitu perlawanan kata yang merupakan pasangan atau kembaran yang mencakup dua
anggota.
Contoh:
laki-laki = perempuan
kaya = miskin
ayah = ibu
19. Oposisi gradual
15. 15
yaitu penyimpangan dari oposisi kembar antara dua istilah yang berlawanan masih
terdapat sejumlah tingkatan antara. Contoh: kaya dan miskin, besar dan kecil
Pada kata tersebut terdapat tingkatan (gradual) sangat kaya – cukup kaya – kaya –
miskin – cukup miskin – sangat miskin, sangat besar – lebih besar – besar – kecil –
lebih kecil – sangat kecil.
20. Oposisi majemuk
yaitu oposisi yang mencakup suatu perangkat yang terdiri dari dua kata. Satu kata
berlawanan dengan dua kata atau lebih.
<>Contoh: duduk Berdiri <> berbaring berjongkok tiarap
1. Oposisi relasional yaitu oposisi antara dua kata yang mengandung relasi
kebalikan, relasi pertentangan yang bersifat saling melengkapi.
Contoh:
menjual beroposisi membeli
suami beroposisi istri
utara beroposisi selatan
2. Oposisi hirarkis, oposisi ini terjadi karena setiap istilah menduduki derajat yang
berlainan. Oposisi ini pada hakikatnya sama dengan oposisi majemuk. Kata-kata yang
beroposisi hirarkis adalah kata-kata yang berupa nama satuan ukuran (berat, panjang,
dan isi), satuan hitungan, nama jenjang kepangkatan dan sebagainya.
Contoh:
meter beroposisi dengan kilometer
kuintal beroposisi dengan ton
3. Oposisi inversi, oposisi ini terdapat pada pasangan kata seperti beberapa – semua,
mungkin – wajib. Pengujian utama dalam menetapkan oposisi ini adalah apakah kata
itu mengikuti kaidah sinonimi yang mencakup (a) penggantian suatu istilah dengan
yang lain dan (b) mengubah posisi suatu penyangkalan dalam kaitan dengan istilah
berlawanan.
Contoh: beberapa negara tidak mempunyai pantai = tidak semua negara mempunyai
pantai
16. 16
4. Polisemi adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna lebih dari satu atau
kata yang memiliki makna yang berbeda-beda tetapi masih dalam satu aluran arti.
5. Kata berhomonimi adalah kata-kata yang sama bunyi dan bentuknya.
Contoh:
bisa = dapat
bisa = racun
Sedangkan polisemi adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna lebih dari
satu atau kata yang memiliki makna berbeda-beda tetapi masih dalam satu arti.
Contoh: kepala
1. bagian tubuh dari leher ke atas
2. bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan yang merupakan
hal yang penting
3. pemimpin atau ketua
6. Dua cara untuk menentukan bahwa suatu kata tergolong polisemi atau homonimi,
pertama melihat etimologi atau pertalian historisnya. Kata buku misalnya, adalah
homonimi yakni
(1) buku yang merupakan kata asli bahasa Indonesia yang berarti ‘tulang sendi’
(2) buku yang berasal dari bahasa Belanda yang berarti ‘kitab, pustaka’.
Kedua, dengan mengetahui prinsip perluasan makna dari suatu makna dasar.
1. Hiponimi ialah semacam relasi antarkata yang berwujud atas bawah, atau dalam
suatu makna terkandung sejumlah komponen yang lain.
2. Hiponimi adalah semacam relasi antarkata yang berwujud atas bawah, atau dalam
suatu makna terkandung sejumlah komponen yang lain. Kelas atas mencakup sejumlah
komponen yang lebih kecil, sedangkan kelas bawah merupakan komponen yang
mencakup dalam kelas atas. Contoh: Januari, Februari, Maret, April hiponimi dari kata
bulan. Kelas atas disebut hipernim, contohnya, ikan hipernimnya tongkol, gabus, lele,
teri.
17. 17
E. FAKTOR PERUBAHAN MAKNA
1. Perkembangan dalam ilmu dan teknologi
Dalam hal ini sebuah kata yang tadinya mengandung konsep makna mengenai
sesuatu yang sederhana, tetap digunakan walaupun konsep makna yang dikandung
telah berubah sebagai akibat dari pandangan baru atau teori baru dalam satu bidang
ilmu atau sebagai akibat dalam perkembangan teknologi. Sebagai contoh perubahan
makna kata sastra dari makna tulisan sampai pada makna karya imaginatif adalah
salah satu contoh perkembangan bidang keilmuan. Pandangan-pandangan baru atau
teori baru mengenai sastra menyebabkan makna kata sastra yang tadinya “bermakna
buku yang baik isinya dan baik bahasanya” menjadi berarti “karya yang bersifat
imaginatif kreatif”.
2. Perkembangan sosial dan budaya
Dalam perkembangan sosial dan budaya kemasyarakatan turut memengaruhi
perubahan makna. Sebagai contoh kata saudara dalam bahasa sansekerta bermakna
seperut atau satu kandungan. Sekarang kata saudara walaupun masih juga digunakan
dalam artian tersebut tapi juga digunakan untuk menyebut siapa saja yang dianggap
sederajat atau berstatus sosial yang sama. Hal ini terjadi pula pada hampir semua kata
atau istilah perkerabatan seperti bapak, ibu, kakak, adik . Penyebab perubahan makna
ini dimungkinkan disebabkan karena dahulu pada zaman sebelum merdeka (dan juga
beberapa tahun setelah kemerdekaan) untuk menyebut dan menyapa orang yang lebih
tinggi status sosialnya digunakan kata tuan atau nyonya. Kemudian setelah
kemerdekaan dan timbulnya kesadaran bahwa sebutan tuan atau nyonya berbau
kolonial sehingga kia menggantinya dengan sebutan bapak atau ibu.
3. Pebedaan bidang pemakaian
Kata-kata yang menjadi kosakata dalam bidang-bidang tertentu itu dalam
kehidupan dan pemakaian sehari-hari dapat juga dipakai dalam bidang lain atau
menjadi kosa kata umum. Sehingga kata-kata tersebut memiliki makna yang baru, atau
makna lain disamping makna aslinya. Misalnya kata menggarap yang berasal dari
bidang pertanian dengan segala macam derivasinya seperti tampak pada frase
18. 18
menggarap sawah, tanah garapan dan sebagainya, kini banyak digunakan dalam
bidang-bidang lain dengan makna barunya yang berarti mengerjakan seperti tampak
pada frasa menggarap skripsi, menggarap naskah drama dan lain-lain. Dari contoh
yang diuraikan maka kata-kata tersebut bisa jadi mempunyai arti yang tidak sama
dengan arti dalam bidang asalnya, hanya perlu diingat bahwa makna baru kata-kata
tersebut masih ada kaitannya dengan makna asli.
4. Adanya Asosiasi
Kata-kata yang digunakan diluar bidangnya seperti dibicarakan pada bagian
sebelumnya masih ada hubungan atau pertautan maknanya dengan makna yang
digunakan pada idang asalnya. Agak berbeda dengan perubahan makna yang terjadi
sebagai akibat penggunaan dalam bidang yang lain, disini makna baru yang muncul
adalah berkaitan dengan hal atau peristiwa lain yang berkenaan dengan kata tersebut.
Dalam contoh kata amplop dengan kata uang terjadi asosiasi yaitu berkenaan dengan
wadah. Kata amplop berasal dari bidang administrasi atau surat menyurat, makna
asalnya adalah sampul surat. Ke dalam amplop itu selain biasa dimasukkan surat,
biasa pula dimasukkan benda lain seperti uang. Oleh karena itu dalam kalimat “ Berikan
dia amplop biar urusanmu cepat selesai”. Dalam kalimat itu kata amplop bermakna
uang sebab amplop yang dimaksud bukan berisi surat atau tidak berisi apa-apa
melainkan berisi uang sebagai sogokan.
5. Pertukaran Tanggapan Indra
Dalam penggunaan bahasa banyak terjadi kasus pertukaran tanggapan antara
indera yang satu dengan indera yang lain. Rasa pedas, misalnya yang seharusnya
ditanggap dengan alat indera perasa pada lidah tertukar menjadi ditanggap oleh alat
indera pendengaran seperti tampak dalam ujaran kata-katanya cukup pedas. Contoh
lain pada kata kasar yang seharusnya ditanggap oleh alat indera peraba yaitu kulit
namun bisa juga ditanggap oleh alat indera penglihatan mata seperti pada kalimat
Tingkah lakunya kasar. Pertukaran alat indera penanggap ini biasa disebut dengan
istilah sinestesia. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani sun artinya sama dan
aisthetikas artinya tampak. Dalam pemakaian bahasa Indonesia secara umum banyak
19. 19
sekali terjadi gejala sinestesia ini. Contoh yang lain terjadi pada beberapa frase yaitu
suaranya sedap didengar, warnanya enak dipandang, suaranya berat sekali.
6. Perbedaan Tanggapan
Setiap unsur leksikal atau kata sebenarnya secara sinkronis telah mempunyai
makna leksikal yang tetap. Namun karena pandangan hidup dan ukuran dalam norma
kehidupan di dalam masyarakat maka banyak kata yang menjadi memiliki nilai rasa
yang rendah, kurang menyenangkan. Di samping itu ada juga yang menjadi memiliki
nilai rasa yang tinggi atau menyenangkan. Kata-kata yang nilainya merosot menjadi
rendah ini disebut dengan istilah peyoratif sedangkan yang nilainya naik menjadi tinggi
disebut ameliorative. Contoh kata bini sekarang ini dianggap peyoratif sedangkan kata
istri dianggap ameliorative.Perkembangan pandangan hidup yang biasanya sejalan
dengan perkembangan budaya dan kemasyarakatan dapat memungkinkan terjadinya
perubahan nilai rasa peyoratif atau amelioratifnya sebuah kata.
7. Adanya Penyingkatan
Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata atau ungkapan yang karena sering
digunakan maka kemudian tanpa diucapkan atau dituliskan secara keseluruhan orang
sudah mengerti maksudnya. Oleh karena itu kemudian banyak orang menggunakan
singkatannya saja daripada menggunakan bentukya secara utuh. Sebagai contoh ada
yang berkata “ ayahnya meninggal” tentu maksudnya meninggal dunia tapi hanya
disebutkan meninggal saja.Kalau disimak sebenarnya dalam kasus penyingkatan kata
ini bukanlah peristiwa perubahan makna yang terjadi sebab makna atau konsep itu
tetap. Yang terjadi adalah perubahan bentuk kata. Kata yang semula berbentuk utuh
disingkat menjadi bentuk yang lebih pendek.
20. 20
BAB III
PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN
A.MANFAAT SEMANTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
Semantik adalah studi tentang makna. Ini adalah subjek yang luas dalamstudi umum
bahasa. Pemahaman semantik sangat penting untuk mempelajari bahasa akuisisi
(bagaimana pengguna bahasa memperoleh makna, sebagai pembicara dan penulis,
pendengar dan pembaca) dan perubahan bahasa (bagaimana mengubahmakna dari
waktu ke waktu). Sangat penting untuk memahami bahasa dalam kontekssosial, karena
ini cenderung mempengaruhi arti, dan untuk memahami jenis bahasaInggris dan efek
gaya.
Oleh karena itu salah satu konsep yang paling mendasar dalam linguistik. Kajian
semantik meliputi studi tentang bagaimana makna dibangun, diinterpretasikan,
diklarifikasi, tertutup, ilustrasi, disederhanakandinegosiasikan, bertentangan dan
mengulangi.Makna bahasa, khususnya makna kata, terpengaruh oleh berbagai
konteks.Makna kata dapat dibangun dalam kaitannya dengan benda atau objek di luar
bahasa.Dalam konsepsi ini, kata berperan sebagai label atau pemberi nama pada
benda- benda atau objek-objek yang berada di alam semesta.
Makna kata juga dapatdibentuk oleh konsepsi atau pembentukan konsepsi yang terjadi
dalam pikiran pengguna bahasa. Proses pembentukannya berkait dengan pengetahuan
atau persepsi penggunaan bahasa tersebut terhadap fenomena, benda atau peristiwa
yang terjadi diluar bahasa. Dalam konteks ini, misalnya penggunaan bahasa akan tidak
sama dalammenafsirkan makna kata demokrasi karena persepsi dan konsepsi mereka
berbedaterhadap kata itu. Selain kedua konsepsi itu, makna kata juga dapat dibentuk
olehkaitan antara stimulus, kata dengan respons yang terjadi dalam suatu
peristiwaujaran.Beranjak dari ketiga konsepsi ini maka kajian semantik pada dasarnya
sangat bergantung pada dua kecenderungan. Pertama, makna bahasa dipengaruhi
olehkonteks di luar bahasa, benda, objek dan peristiwa yang ada di alam semesta.
Kedua,kajian makna bahasa ditentukan oleh konteks bahasa, yakni oleh aturan
21. 21
kebahasaansuatu bahasa.Uraian di atas menunjukkan bahwa beberapa konsep dasar
dalam semantik penting untuk dipahami. Contoh, pengertian sense berbeda dari
pengertian reference.
Pertama, merujuk kepada hubungan antar kata dalam suatu sistem bahasa dilihat
darikaitan maknanya. Sedangkan yang kedua merujuk kepada hubungan antara
katadengan benda, objek atau peristiwa di luar bahasa dalam pembentukan makna
kata.Begitu pula dengan pengertian tentang kalimat, ujaran dan proposisi perludipahami
dalam kajian antik. Dalam keseharian, kerap tidak kita bedakan ataukalimat dengan
ujaran. Kalimat sebagaimana kita pahami satuan tata bahasa yangsekurang-kurangnya
terdiri dari subjek dan predikat. Sedangkan ujaran dapat terdiridari satu kata, frase atau
kalimat yang diujarkan oleh seorang penutur yang ditandaioleh adanya unsur fonologis,
yakni kesenyapan. dalam semantik kedua konsep inimemperlihatkan sosok kajian
makna yang berbeda. Makna ujaran, misalnya lebih banyak dibahas dalam semantik
tindak tutur. Peran konteks pembicaraan dalammengungkapkan makna ujaran sangat
penting.
22. 22
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna
pada setiap perkataan yang diucapkan. Semantik merupakan salah satu cabang ilmu
yang dipelajari dalam studi linguistik. Dalam semantik kita mengenal yang disebut
klasifikasi makna, relasi makna, erubahan makna, analisis makna, dan makna
pemakaian bahasa. Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna
yaitu makna kata dan makna kalimat.
C. SARAN
Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu tentang semantik sangatlah kita perlukan dalam
kehidupan sehari- hari. Maka dari itu saya sarankan kepada para pembaca semua agar
terus mempelajari semantik. Karena semantik mempunyai banyak manfaat, khususnya
dalam kegiatan pembelajaran