SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV 
”Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa” 
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI BAHAYA GEMPA BUMI 
DI PROPINSI BALI 
I Putu Agus Swastika1, I Made Ady Suardana1 
1Program Studi Sistem Informasi, 
Sekolah Tinggi Manajamen Informatika & Teknik Komputer, Jl. Raya Kedung Baruk 98, Kedung Baruk – Surabaya 60298, Indonesia Telp + 62 31 8721731, Fax + 62 31 8710218 
email : info@stikom.edu 
Abstrak 
Island of Bali represent one of area which gristle of the happening of earthquake. Since year 1938 up to year 2004 have been happened by 55 earthquake felt by society of about. Is such as those which happened in Seririt in the year 1976 resulting 90 % building of resident crumple, 559 people pass away, 850 bodily harm people, and more than 3200 flesh wound people. Inexistence of a system giving information of about area of area which have potency to danger of earthquake in Bali Province, complicating local government in preventing to the number of victim of soul which fall effect of the earthquake. This application use Geographical Information System where this application able to know area which have potency of natural disaster of earthquake pursuant to aspect of ground acceleration. Method used is method Gutenberg-Richter, this method calculate acceleration of ground of a place. Given the acceleration of ground of each area can lessen risk of effect earthquake. By applying model calculation of acceleration of ground of an area and process buffer at this application, is hence got by area of potency of earthquake and area of radius earthquake. 
Keyword : earthquake, ground acceleration, Geografical Information System 
1. PENDAHULUAN 
Bencana alam gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia pada umumnya dan Bali pada khususnya. Gempa bumi dengan kekuatan yang bervariasi ini dapat menimbulkan banyak korban jiwa. Gempa bumi merupakan suatu gejala alam yang terjadi secara alami. Hal ini terjadi karena terganggunya keseimbangan lapisan-lapisan bumi yang disebut juga isostasy. Gempa bumi yang terjadi akan menjalarkan getaran-getaran melalui medium bumi dari pusat gempa ke permukaan bumi. 
Pulau Bali merupakan salah satu daerah yang rawan terjadi gempa bumi. Sejak tahun 1938 sampai dengan tahun 2004 sudah terjadi 55 gempa bumi yang dirasakan oleh masyarakat sekitar. Seperti yang terjadi di Seririt pada tahun 1976 yang mengakibatkan 90% bangunan penduduk roboh, 559 orang meninggal dunia, 850 orang luka berat, dan lebih dari 3200 orang luka ringan. 
Tidak adanya suatu sistem yang memberikan informasi tentang daerah-daerah yang berpotensi terhadap bahaya gempa bumi di Propinsi Bali, menyulitkan pemerintah setempat dalam mencegah banyaknya korban jiwa yang jatuh akibat gempa bumi tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat sistem yang dapat memberikan informasi tentang daerah-daerah yang berpotensi bahaya gempa bumi di Propinsi Bali dengan menggunakan salah satu aspeknya yaitu percepatan tanah. Dengan mengetahui percepatan tanah setiap daerah bisa mengurangi resiko akibat gempa. Pada kawasan yang percepatan tanahnya besar, mestilah diupayakan untuk mendirikan bangunan-bangunan dengan struktur tahan gempa atau memperhitungkan agar bila terjadi gempa kita bisa meminimalisir korban. 
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember 
Surabaya, 14 – 15 September 2005 
MBA - 73
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV 
”Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa” 
2. METODOLOGI PENELITIAN 
2.1. Gempa Bumi 
Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Ketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismic yaitu getaran gempa yang menjalar di dalam dan di permukaan bumi dengan cara longitudinal dan transversal. 
Dari faktor-faktor penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi dua yaitu : 
1. Gempa Tektonik. Gempa Tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi yang keras menjadi genting (lunak) dan akhirnya bergerak. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya Gempa Tektonik. 
2. Gempa Vulkanik jarang terjadi bila dibandingkan dengan gempa tektonik. Gempa vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Ketika gunung berapi meletus maka getaran dan goncangan letusannya bisa terasa sampai dengan sejauh 20 mil. Ukuran gempa ini dikenal dengan sebutan Richter, sama dengan nama orang yang membuat dan mengembangkannya yaitu Charles Richter. 
Faktor yang pertama disebabkan karena bergeser dan terpisahnya lapisan-lapisan yang terdapat dalam kerak bumi. Yang kedua, karena adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Letusan yang dahsyat tersebut juga selain menyebabkan guncangan yang kuat juga sering menyebabkan adanya gelombang ombak yang sangat tinggi di lautan yang terkenal dengan nama gelombang "Tsunami". 
2.2. Sistem Informasi Geografis 
Menurut Aronoff (dalam Prahasta, 2001:56) Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasikan informasi- informasi geografis, SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis obyek-obyek dan fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis: (a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan atau pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, (d) keluaran. 
SIG dapat mempresentasikan dunia nyata di atas monitor computer sebagaimana lembaran peta dapat mempresentasikan dunia nyata di atas kertas. Tetapi, SIG memilki kekuatan lebih dan fleksibelitas dari pada lembaran peta pada kertas. Peta merupakan representasikan grafis dari dunia nyata, obyek-obyek yang direpresentasikan di atas peta disebut unsur peta atau map features (contohnya adalah sungai, taman, kebun, jalan, dan lain-lain). Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasarkan lokasi-lokasinya, peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan atau relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya. 
2.3. Analisa Sistem 
Sistem informasi geografis potensi bahaya gempa bumi dengan menggunakan metode Gutenberg – Richter ini akan melakukan perhitungan percepatan tanah suatu daerah. Percepatan tanah merupakan salah satu parameter kuat gempa di suatu tempat dengan satuan cm/det2 . Sistem yang akan digunakan berupa offline yang akan menggunakan Geographic Information System (GIS) yang dapat mempermudah Badan Meteorologi & Geofisika mengetahui daerah tersebut rawan terjadi gempa dengan perhitungan percepatan tanah tersebut. Apabila daerah tersebut berada dalam zone (daerah) yang memiliki nilai percepatan tanah yang besar, maka mestilah diupayakan untuk mendirikan bangunan- bangunan dengan struktur tahan gempa atau memperhitungkan agar bila terjadi gempa kita bisa meminimalisir korban. Selain itu juga dapat mengetahui daerah-daerah yang akan terkena gempa apabila terjadi suatu gempa dengan letak pusat gempa, kekuatan tertentu, kedalaman tertentu, mengetahui nilai percepatan tanah daerah tersebut. Untuk sistem informasi geografis ini mengabaikan ketinggian suatu wilayah atau dengan kata lain mengasumsikan keadaan bumi yang homogen. 
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember 
Surabaya, 14 – 15 September 2005 
MBA - 74
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV 
”Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa” 
2.4. Metode Gutenberg – Richter 
Metode Gutenberg – Richter merupakan suatu metode yang digunakan untuk menghitung percepatan tanah suatu tempat. Metode Gutenberg – Richter merupakan salah satu metode yang dapat digunakan selain metode-metode yang lain seperti Metode Mc Guirre, Metode O’ Brien, Metode Kanai. Adapun rumus dari Metode Gutenberg – Richter ini adalah sebagai berikut : 
a(max) = 10 ((Ix(ic) / 3) – 0,5) (1) 
Dengan mengetahui data gempa yang ada yaitu data gempa yang pernah terjadi yang terasa di Propinsi Bali, maka dapat untuk menghitung hasil percepatan tanah maximal misalkan untuk kabupaten badung, dengan inputan seperti tabel (1) : 
Sedangkan untuk data gempa, dimisalkan digunakan gempa yang terjadi pada tanggal 14 Oktober 2004. Data gempa tersebut dapat dilihat dari tabel (2): 
Untuk langkah yang pertama yaitu mencari jarak yaitu dengan rumus seperti di bawah ini : 
d(ic)=111*((((alo(ic)-bjr)2)+(ala(ic)-lntng)2)0.5) (2) 
d(1) =111*((((114.22-115.17)2)+(9.68 – 8.53)2)0.5) 
= 165.5723 
Setelah jarak diketahui, selanjutnya menghitung intensitas maksimum dari suatu daerah (Io(ic)) didapat dengan rumus : 
Io(ic)=1,5*(am(ic)- 1 (3) 
Io(1) = 1,5 * (5 – 1) = 6 
Setelah intensitas maksimum suatu daerah diketahui, selanjutnya menghitung intensitas suatu daerah (Ix(ic)) didapat dengan rumus : 
Ix(ic)=Io(ic)*(2,7183*(-0,00786* d(ic))) (4) 
Ix(1) = 6 * (2,7183 (-0,00786 * 165.5723 )) 
= 1.63289233598643 
Tabel 1. Inputan Data Kabupaten 
Id_Kab 
Nama 
Bujur 
Lintang 
1 
Badung 
115.17 
8.53 
Tabel 2. Data Gempa 
Id 
Tgl 
Lntng 
Bujur 
Depth 
Mag 
1 
14/10/04 
9.68 
114.22 
74 
5 
Tabel 3. Data Hasil Percepatan Tanah Maksimum Kabupaten Badung 
Mag 
Io 
Distance 
Ix 
Perc.Tnh 
5 
6 
165.57 
1.632 
1.107382 
Dengan diketahuinya Ix maka percepatan maksimum dapat di hitung dengan rumus: 
amax = 10 ((Ix(ic) / 3) – 0,5) 
= 10 ((16.3289233598643 / 3) – 0,5) 
= 1.10738196266632 
Maka untuk percepatan tanah maksimal untuk kabupaten badung dengan gempa yang terjadi pada tanggal 14 Oktober 2004 didapat 1.10738196266632. Untuk data lengkapnya dapat dilihat pada tabel (3): 
Sedangkan untuk perhitungan luas daerah gempa menggunakan rumus intensitas suatu daerah dengan menetapkan Ix = 1/100 dengan alasan nilai intensitas gempa tersebut, diasumsikan kondisi daerah dimana efek gempa pada jarak tertentu sudah mustahil untuk dirasakan oleh indra manusia dan sulit dideteksi peralatan seismograph. Untuk variabel magnitude, dimasukkan mulai dari 1 sampai dengan 10 skala Richter. Diasumsikan magnitude 10 adalah besaran kegempaan yang secara teoritis mungkin terjadi tapi realnya merupakan magnitude yang sangat besar yang paling kecil kemungkinan terjadinya. Dengan Ix = 1/100 maka didapat rumus : 
()() ( ) 7183.2log*00786.01*5.1log2−+ =amd (5) 
Dimisalkan terjadi gempa dengan kekuatan 5 skala Richter. Maka radius dari gempa tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember 
Surabaya, 14 – 15 September 2005 
MBA - 75
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV 
”Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa” 
()() ()7183.2log*00786.01*5.1log2−+ =amd 
()() ()7183.2log*00786.015*5.1log2−+ =d 
= 813.85 km 
Jadi jarak dimana efek gempa berkekuatan 5 skala Richter tidak dapat dirasakan lagi oleh alat maupun manusia pada jarak 813.85 km. 
Keterangan : 
amax = percepatan tanah maximum suatu daerah 
Ix = intenstas suatu daerah 
Io = intensitas maximum dari beberapa daerah 
d = jarak episenter 
ic = Banyaknya input berupa banyaknya gempa yang terasa yang terjadi di Propinsi Bali 
am = kekuatan gempa (magnitude) 
alo = letak bujur pada gempa yang terjadi 
bujur = letak bujur suatu daerah 
ala = letak lintang pada gempa yang terjadi 
lintang = letak lintang suatu daerah 
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 
Dari perhitungan percepatan tanah dengan menggunakan metode Gutenberg – Richter di dapatkan hasil percepatan tanah setiap kabupaten dan kecamatan. Seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini merupakan hasil percepatan tanah maksimal kabupaten : 
Tabel 4. Percepatan Tanah Maksimum Kabupaten 
Nama Kabupaten 
Percepatan Tanah Maks 
Badung 
26.0948685301612 
Bangli 
17.7932651143302 
Buleleng 
49.3713410739289 
Gianyar 
17.9109654823834 
Jembrana 
28.424514006067 
Karangasem 
30.8530119389726 
Klungkung 
16.3133676549301 
Denpasar 
33.3614053597611 
Tabanan 
26.0404092203551 
Gambar 1. Peta percepatan tanah maksimal Kabupaten 
Bila dilihat dari tabel di atas, kabupaten Buleleng merupakan kabupaten yang memiliki percepatan tanah yang paling besar dengan 49.3713410739289 gal (cm/s2). Kemudian Kabupaten Denpasar dengan percepatan tanah 33.3614053597611 gal (cm/s2). Dan seterusnya dapat dilihat dalam tabel. 
Untuk peta hasil dari percepatan tanah maksimal kabupaten dapat dilihat pada gambar 1. 
Tabel di bawah ini merupakan hasil dari percepatan tanah maksimal dari kecamatan: 
Tabel 5. Percepatan Tanah Maksimum Kecamatan 
Nama Kecamatan 
Percepatan Tanah Maks 
Petang 
23.8539601993147 
Seririt 
97.5051592923225 
Busungbiu 
81.659552378969 
Banjar 
88.3005444505233 
Sukasada 
49.027769249237 
Buleleng 
52.6742846563592 
Sawan 
35.3768723028094 
Kubutambahan 
29.1743191510747 
Tejakula 
23.4017088678483 
Sukawati 
23.9890283338757 
Blahbatuh 
20.1979446653152 
Mengwi 
26.1220442610309 
Gianyar 
18.1009696437764 
Tampaksiring 
17.6612531739054 
Ubud 
19.9262976062583 
Tegallalang 
18.9487267427666 
Payangan 
21.1893530061006 
Melaya 
20.3574349563758 
Negara 
27.0775066551629 
Mendoyo 
37.0854038655287 
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember 
Surabaya, 14 – 15 September 2005 
MBA - 76
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV 
”Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa” 
Nama Kecamatan 
Percepatan Tanah Maks 
Pekutatan 
41.6575535884574 
Rendang 
19.9359673064831 
Abiansemal 
20.329349109588 
Sidemen 
16.7172465825775 
Manggis 
20.9152360337635 
Karangasem 
29.8844016626523 
Abang 
32.5004396552245 
Bebandem 
24.5133838854224 
Selat 
19.336847214442 
Kubu 
25.5603446767815 
Nusa penida 
36.5174532180638 
Banjarangkan 
15.67545325482 
Klungkung 
15.6297629133488 
Kuta 
40.8820158675926 
Dawan 
18.3526864805439 
Densel 
32.2153241843247 
Dentim 
29.5415712417932 
Denbar 
35.2671103241858 
Selemadeg 
30.006875851044 
Kerambitan 
26.6518504875626 
Tabanan 
28.4920684456078 
Kediri 
30.995289682693 
Marga 
24.6631275893518 
Baturiti 
30.0784496153333 
Susut 
20.8240721217417 
Penebel 
30.7063472665404 
Pupuan 
60.77585466695 
Bangli 
18.4039814769841 
Tembuku 
18.8608505992141 
Kintamani 
35.1357990152411 
Gerokgak 
62.8349277107989 
Bila dilihat dari tabel percepatan tanah maksimum kecamatan diatas, kecamatan Seririt merupakan kecamatan yang memiliki percepatan tanah paling besar dengan nilai percepatan tanahnya 97.5051592923225 gal (cm2). Kemudian kecamatan Banjar dengan nilai percepatan tanah 88.3005444505233 gal (cm2). Dapat dilihat bahwa kedua kecamatan tersebut merupakan kecamatan dari kabupaten Buleleng yang merupakan kabupaten yang memiliki percepatan tanah terbesar dari 9 kabupaten yang ada di propinsi Bali. 
Untuk peta hasil percepatan tanah maksimal kecamatan dapat dilihat pada gambar 2. 
Gambar 2. Peta percepatan tanah maksimal Kecamatan 
Sedangkan untuk perhitungan radius gempa seperti terlihat pada gambar 3. 
Pada gambar 3, dipilih pusat gempa dengan bujur 115.05 BT dan lintang -8.36 LS, kedalaman gempa 10 km dan kekuatan gempa sebesar 5 skala Richter. Dari inputan tersebut didapatkan daerah- daerah yang terkena gempa berdasarkan tingkat kerusakan yang dialami oleh suatu daerah yang diukur dengan satuan MMI (Modified Mercally Intencity). Untuk kerusakan setiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 6. 
Gambar 3. Peta Radius Gempa 
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember 
Surabaya, 14 – 15 September 2005 
MBA - 77
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV 
”Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa” 
Tabel 6. Nilai-nilai MMI akibat suatu gempa 
atan M I 
Nama Kecam 
M 
Karangasem 3 
Tejakula 
Sukawati 
Blahbatuh 
4 
Nama Kecamatan MMI 
Gianyar 
Tampak Siring 
Tegallalang 
Melaya 
Negara 
Mendoyo 
Rendang 
Sidemen 
Manggis 
Abang 
Bebandem 
Selat 
Kubu 
Nusa Penida 
Banjarangkan 
Klungkug 
Kuta 
Dawan 
Densel 
Dentim 
Denbar 
Susut 
Bangli 
Tembuku 
4 
Petang 
Seririt 
Busungbiu 
Banjar 
Sukasada 
Buleleng 
Sawan 
Kubutambahan 
Mengwi 
Ubud 
Payangan 
Pekutatan 
Abiansemal 
Selemadeg 
Kerambitan 
Tabanan 
Kediri 
Marga 
Baturiti 
Penebel 
Pupuan 
Kintamani 
5 
Gerokgak 
Gambar 4. Kriteria-kriteria MMI 
an berdasarkan MMI dapat 
ilihat pada gambar 4. 
. KESIMPULAN 
ambil beberapa kesimpulan sebagai 
a. 
otensi 
b. 
dengan 
tingkat kerusakan yang berbeda-beda. 
AFTAR PUSTAKA 
s 
enggunakan Arc View GIS. Yogyakarta: Andi 
Dan Latihan Meteorologi Dan 
eofisika 
Meteorologi dan 
Geofisika, kolom 2 Nomor 3. 
Dari tabel di atas terlihat setiap kecamatan mengalami kerusakan yang berbeda-beda. Untuk kriteria-kriteria kerusak 
d 
4 
Dari hasil perancangan dan pembuatan sistem ini dapat di 
berikut : Perangkat lunak ini merupakan aplikasi pemrograman yang menerapkan model perhitungan percepatan tanah suatu daerah dengan menggunakan metode Gutenberg – Richter sehingga didapatkan area p 
gempa dengan aspek percepatan tanah. Untuk penentuan area radius gempa menggunakan analisis spatial pada sistem informasi geografis yaitu proses buffer sehingga didapatkan daerah gempa 
D 
Budiyanto, E, 2002. Sistem Informasi Geografi 
M 
Ismail, Ah and Sulaeman, M. G, 1989. Pendahuluan Seismologi Jilid I. Jakarta: Badan Pendidikan 
G 
Subardjo, 2001. Intensitas Seismik Maksimum dan Percepatan Tanah untuk Beberapa Kota di Indonesia. Jurnal Badan 
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember 
Surabaya, 14 – 15 September 2005 
MBA - 78

More Related Content

What's hot

171810201031 b2 pemetaan_gps
171810201031 b2 pemetaan_gps171810201031 b2 pemetaan_gps
171810201031 b2 pemetaan_gpsssuserf8e577
 
Yoyok,hapzi ali, sim bencana alam, ut palangkaraya, 2018
Yoyok,hapzi ali, sim bencana alam, ut palangkaraya, 2018Yoyok,hapzi ali, sim bencana alam, ut palangkaraya, 2018
Yoyok,hapzi ali, sim bencana alam, ut palangkaraya, 2018Bayu Ajhi
 
Pemanfaatan Google Earth Dalam Bentuk Geospasial Dalam Penaggulangan Bencana
Pemanfaatan Google Earth Dalam Bentuk Geospasial Dalam Penaggulangan BencanaPemanfaatan Google Earth Dalam Bentuk Geospasial Dalam Penaggulangan Bencana
Pemanfaatan Google Earth Dalam Bentuk Geospasial Dalam Penaggulangan BencanaAulia Putri
 
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006Arief Budiman
 
229006726 rpp-yestita-karisna
229006726 rpp-yestita-karisna229006726 rpp-yestita-karisna
229006726 rpp-yestita-karisnaHildiana Gusti
 
Unlock sistem informasi-geografis
Unlock sistem informasi-geografisUnlock sistem informasi-geografis
Unlock sistem informasi-geografisluki36
 
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF IndonesiaReport Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesiabramantiyo marjuki
 
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamriaPeran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamriaOperator Warnet Vast Raha
 
Mitigasi dengan role player
Mitigasi dengan role playerMitigasi dengan role player
Mitigasi dengan role playerTuti Lestari
 
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjir
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjirManajeme evaluasi dan evakuasi banjir
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjirAgus Witono
 
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...bramantiyo marjuki
 
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove Sebagai Salah S...
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove   Sebagai Salah S...Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove   Sebagai Salah S...
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove Sebagai Salah S...bramantiyo marjuki
 
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunanOperator Warnet Vast Raha
 

What's hot (14)

171810201031 b2 pemetaan_gps
171810201031 b2 pemetaan_gps171810201031 b2 pemetaan_gps
171810201031 b2 pemetaan_gps
 
Yoyok,hapzi ali, sim bencana alam, ut palangkaraya, 2018
Yoyok,hapzi ali, sim bencana alam, ut palangkaraya, 2018Yoyok,hapzi ali, sim bencana alam, ut palangkaraya, 2018
Yoyok,hapzi ali, sim bencana alam, ut palangkaraya, 2018
 
Pemanfaatan Google Earth Dalam Bentuk Geospasial Dalam Penaggulangan Bencana
Pemanfaatan Google Earth Dalam Bentuk Geospasial Dalam Penaggulangan BencanaPemanfaatan Google Earth Dalam Bentuk Geospasial Dalam Penaggulangan Bencana
Pemanfaatan Google Earth Dalam Bentuk Geospasial Dalam Penaggulangan Bencana
 
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
Mitigasi Bencana dan Penataan Ruang Gempa Bumi Yogyakarta 2006
 
229006726 rpp-yestita-karisna
229006726 rpp-yestita-karisna229006726 rpp-yestita-karisna
229006726 rpp-yestita-karisna
 
Unlock sistem informasi-geografis
Unlock sistem informasi-geografisUnlock sistem informasi-geografis
Unlock sistem informasi-geografis
 
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF IndonesiaReport Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
 
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamriaPeran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
Peran penginderaan jauh dalam perencanaan pembangunan zamria
 
Mitigasi dengan role player
Mitigasi dengan role playerMitigasi dengan role player
Mitigasi dengan role player
 
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjir
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjirManajeme evaluasi dan evakuasi banjir
Manajeme evaluasi dan evakuasi banjir
 
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...
 
Laporan gps jatijejer
Laporan gps jatijejerLaporan gps jatijejer
Laporan gps jatijejer
 
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove Sebagai Salah S...
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove   Sebagai Salah S...Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove   Sebagai Salah S...
Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove Sebagai Salah S...
 
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
55422614 an-jauh-dasar-kontribusi-penginderaan-jauh-dalam-pembangunan
 

Viewers also liked

PPM G-856 manual
PPM G-856 manualPPM G-856 manual
PPM G-856 manualoilandgas24
 
A review of progress in modelling induced geoelectric and
A review of progress in modelling induced geoelectric andA review of progress in modelling induced geoelectric and
A review of progress in modelling induced geoelectric andoilandgas24
 
Konsep kimia modern
Konsep kimia modernKonsep kimia modern
Konsep kimia modernoilandgas24
 
Dasar semikonduktor
Dasar semikonduktorDasar semikonduktor
Dasar semikonduktoroilandgas24
 
Teori kemungkinan
Teori kemungkinanTeori kemungkinan
Teori kemungkinanoilandgas24
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomialoilandgas24
 
Sistem periodik unsur
Sistem periodik unsurSistem periodik unsur
Sistem periodik unsuroilandgas24
 
Field evaluation of a four component downhole
Field evaluation of a four component downholeField evaluation of a four component downhole
Field evaluation of a four component downholeoilandgas24
 
Sekilas genesa coal
Sekilas genesa coalSekilas genesa coal
Sekilas genesa coaloilandgas24
 
Pembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detilPembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detiloilandgas24
 
Geoelectrical methods for investigating mine dumps
Geoelectrical methods for investigating mine dumpsGeoelectrical methods for investigating mine dumps
Geoelectrical methods for investigating mine dumpsoilandgas24
 
Materi geolistrik
Materi geolistrikMateri geolistrik
Materi geolistrikoilandgas24
 
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesiaKuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesiaoilandgas24
 
Tambang eksplorasi
Tambang eksplorasiTambang eksplorasi
Tambang eksplorasioilandgas24
 
Teknik eksplorasi
Teknik eksplorasiTeknik eksplorasi
Teknik eksplorasioilandgas24
 
Introduction to electromagnetic exploration method
Introduction to electromagnetic exploration methodIntroduction to electromagnetic exploration method
Introduction to electromagnetic exploration methodoilandgas24
 
Contoh contoh soal dan pembahasan integral
Contoh contoh soal dan pembahasan integralContoh contoh soal dan pembahasan integral
Contoh contoh soal dan pembahasan integraloilandgas24
 

Viewers also liked (19)

Struktur atom
Struktur atomStruktur atom
Struktur atom
 
PPM G-856 manual
PPM G-856 manualPPM G-856 manual
PPM G-856 manual
 
A review of progress in modelling induced geoelectric and
A review of progress in modelling induced geoelectric andA review of progress in modelling induced geoelectric and
A review of progress in modelling induced geoelectric and
 
Konsep kimia modern
Konsep kimia modernKonsep kimia modern
Konsep kimia modern
 
Dasar semikonduktor
Dasar semikonduktorDasar semikonduktor
Dasar semikonduktor
 
Teori kemungkinan
Teori kemungkinanTeori kemungkinan
Teori kemungkinan
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomial
 
Sistem periodik unsur
Sistem periodik unsurSistem periodik unsur
Sistem periodik unsur
 
Field evaluation of a four component downhole
Field evaluation of a four component downholeField evaluation of a four component downhole
Field evaluation of a four component downhole
 
Sekilas genesa coal
Sekilas genesa coalSekilas genesa coal
Sekilas genesa coal
 
Pembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detilPembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detil
 
Geoelectrical methods for investigating mine dumps
Geoelectrical methods for investigating mine dumpsGeoelectrical methods for investigating mine dumps
Geoelectrical methods for investigating mine dumps
 
Materi geolistrik
Materi geolistrikMateri geolistrik
Materi geolistrik
 
Materi integral
Materi integralMateri integral
Materi integral
 
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesiaKuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
Kuliah eksplorasi & genesa geologi batubara indonesia
 
Tambang eksplorasi
Tambang eksplorasiTambang eksplorasi
Tambang eksplorasi
 
Teknik eksplorasi
Teknik eksplorasiTeknik eksplorasi
Teknik eksplorasi
 
Introduction to electromagnetic exploration method
Introduction to electromagnetic exploration methodIntroduction to electromagnetic exploration method
Introduction to electromagnetic exploration method
 
Contoh contoh soal dan pembahasan integral
Contoh contoh soal dan pembahasan integralContoh contoh soal dan pembahasan integral
Contoh contoh soal dan pembahasan integral
 

Similar to Sistem informasi geografis potensi bahaya gempa bumi

Artikel iptek
Artikel iptekArtikel iptek
Artikel ipteksebotcrew
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Luhur Moekti Prayogo
 
Kelompok 2 tsunami
Kelompok 2 tsunamiKelompok 2 tsunami
Kelompok 2 tsunaminokolary
 
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptxPPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptxSandraOgie
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Luhur Moekti Prayogo
 
Gempabumi tektonik fix
Gempabumi tektonik fixGempabumi tektonik fix
Gempabumi tektonik fixNadyaokta
 
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptx
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptxKerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptx
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptxDariusArkwrightHamis
 
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan Lingkungan
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan LingkunganMakalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan Lingkungan
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan LingkunganN Kurniawaty
 
706-37-1572-1-10-20220818 (1).pdf
706-37-1572-1-10-20220818 (1).pdf706-37-1572-1-10-20220818 (1).pdf
706-37-1572-1-10-20220818 (1).pdfJoseDa4
 
Bab 3 Geo XII PEMANFAATAN PETA DAN SIG.pptx
Bab 3 Geo XII PEMANFAATAN PETA DAN SIG.pptxBab 3 Geo XII PEMANFAATAN PETA DAN SIG.pptx
Bab 3 Geo XII PEMANFAATAN PETA DAN SIG.pptxKurikulumwaSman14
 
Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)
Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)
Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)Haura Alia Nabila
 
1905511071 petris pratama paratte rangkuman video
1905511071 petris pratama paratte rangkuman video1905511071 petris pratama paratte rangkuman video
1905511071 petris pratama paratte rangkuman videoPetrisPratama
 
[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptx
[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptx[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptx
[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptxRioCendrajaya
 
Makalah tsunami aceh 2004
Makalah tsunami aceh 2004Makalah tsunami aceh 2004
Makalah tsunami aceh 2004dikiiiey
 
Fidel undp dishubkomintel1
Fidel undp dishubkomintel1Fidel undp dishubkomintel1
Fidel undp dishubkomintel1awakmila
 

Similar to Sistem informasi geografis potensi bahaya gempa bumi (20)

Kesadaran geologi
Kesadaran geologiKesadaran geologi
Kesadaran geologi
 
Artikel iptek
Artikel iptekArtikel iptek
Artikel iptek
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
 
Kelompok 2 tsunami
Kelompok 2 tsunamiKelompok 2 tsunami
Kelompok 2 tsunami
 
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptxPPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
PPT Mitigasi Bencana Gempa (2).pptx
 
Makalah konstruksi jembatan
Makalah konstruksi jembatanMakalah konstruksi jembatan
Makalah konstruksi jembatan
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
 
Gempabumi tektonik fix
Gempabumi tektonik fixGempabumi tektonik fix
Gempabumi tektonik fix
 
Makala Rekayasa Gempa
Makala Rekayasa GempaMakala Rekayasa Gempa
Makala Rekayasa Gempa
 
3617 3607-1-pb
3617 3607-1-pb3617 3607-1-pb
3617 3607-1-pb
 
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptx
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptxKerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptx
Kerentanan Tsunami di Cilegon Banten.pptx
 
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan Lingkungan
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan LingkunganMakalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan Lingkungan
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan Lingkungan
 
706-37-1572-1-10-20220818 (1).pdf
706-37-1572-1-10-20220818 (1).pdf706-37-1572-1-10-20220818 (1).pdf
706-37-1572-1-10-20220818 (1).pdf
 
Bab 3 Geo XII PEMANFAATAN PETA DAN SIG.pptx
Bab 3 Geo XII PEMANFAATAN PETA DAN SIG.pptxBab 3 Geo XII PEMANFAATAN PETA DAN SIG.pptx
Bab 3 Geo XII PEMANFAATAN PETA DAN SIG.pptx
 
Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)
Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)
Pengantar ilmu kebumian (dr. bayong)
 
1905511071 petris pratama paratte rangkuman video
1905511071 petris pratama paratte rangkuman video1905511071 petris pratama paratte rangkuman video
1905511071 petris pratama paratte rangkuman video
 
[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptx
[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptx[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptx
[PPT SEM AKHIR] LIQUIFAKSI KABUPATEN KONAWE UTARA.pptx
 
Makalah tsunami aceh 2004
Makalah tsunami aceh 2004Makalah tsunami aceh 2004
Makalah tsunami aceh 2004
 
Fidel undp dishubkomintel1
Fidel undp dishubkomintel1Fidel undp dishubkomintel1
Fidel undp dishubkomintel1
 

More from oilandgas24

Glosarium pertambangan
Glosarium pertambanganGlosarium pertambangan
Glosarium pertambanganoilandgas24
 
The integration of space born and ground remotely sensed data
The integration of space born and ground remotely sensed dataThe integration of space born and ground remotely sensed data
The integration of space born and ground remotely sensed dataoilandgas24
 
The application of geoelectrical surveys in delineating
The application of geoelectrical surveys in delineatingThe application of geoelectrical surveys in delineating
The application of geoelectrical surveys in delineatingoilandgas24
 
Surface manifestation in wapsalit geothermal area, buru island, indonesia
Surface manifestation in wapsalit geothermal area, buru island, indonesiaSurface manifestation in wapsalit geothermal area, buru island, indonesia
Surface manifestation in wapsalit geothermal area, buru island, indonesiaoilandgas24
 
Overview of gedongsongo manifestations of the ungaran geothermal prospect,
Overview of gedongsongo manifestations of the ungaran geothermal prospect,Overview of gedongsongo manifestations of the ungaran geothermal prospect,
Overview of gedongsongo manifestations of the ungaran geothermal prospect,oilandgas24
 
Monitoring of ulf (ultra low-frequency) geomagnetic
Monitoring of ulf (ultra low-frequency) geomagneticMonitoring of ulf (ultra low-frequency) geomagnetic
Monitoring of ulf (ultra low-frequency) geomagneticoilandgas24
 
Materi distribusi frekuensi
Materi distribusi frekuensiMateri distribusi frekuensi
Materi distribusi frekuensioilandgas24
 
Makalah termodinamika terapan
Makalah termodinamika terapanMakalah termodinamika terapan
Makalah termodinamika terapanoilandgas24
 
Kimia organik hidrokarbon
Kimia organik hidrokarbonKimia organik hidrokarbon
Kimia organik hidrokarbonoilandgas24
 
Integrated geoelectrical and geomagnetic
Integrated geoelectrical and geomagneticIntegrated geoelectrical and geomagnetic
Integrated geoelectrical and geomagneticoilandgas24
 
Geothermal surface manifestation mapping in south western
Geothermal surface manifestation mapping in south westernGeothermal surface manifestation mapping in south western
Geothermal surface manifestation mapping in south westernoilandgas24
 
Geombang longitudinal
Geombang longitudinalGeombang longitudinal
Geombang longitudinaloilandgas24
 
Geoelectrical investigation
Geoelectrical investigationGeoelectrical investigation
Geoelectrical investigationoilandgas24
 
Geoelectric energy
Geoelectric energyGeoelectric energy
Geoelectric energyoilandgas24
 

More from oilandgas24 (15)

Glosarium pertambangan
Glosarium pertambanganGlosarium pertambangan
Glosarium pertambangan
 
The integration of space born and ground remotely sensed data
The integration of space born and ground remotely sensed dataThe integration of space born and ground remotely sensed data
The integration of space born and ground remotely sensed data
 
The application of geoelectrical surveys in delineating
The application of geoelectrical surveys in delineatingThe application of geoelectrical surveys in delineating
The application of geoelectrical surveys in delineating
 
Surface manifestation in wapsalit geothermal area, buru island, indonesia
Surface manifestation in wapsalit geothermal area, buru island, indonesiaSurface manifestation in wapsalit geothermal area, buru island, indonesia
Surface manifestation in wapsalit geothermal area, buru island, indonesia
 
Overview of gedongsongo manifestations of the ungaran geothermal prospect,
Overview of gedongsongo manifestations of the ungaran geothermal prospect,Overview of gedongsongo manifestations of the ungaran geothermal prospect,
Overview of gedongsongo manifestations of the ungaran geothermal prospect,
 
Monitoring of ulf (ultra low-frequency) geomagnetic
Monitoring of ulf (ultra low-frequency) geomagneticMonitoring of ulf (ultra low-frequency) geomagnetic
Monitoring of ulf (ultra low-frequency) geomagnetic
 
Materi distribusi frekuensi
Materi distribusi frekuensiMateri distribusi frekuensi
Materi distribusi frekuensi
 
Makalah termodinamika terapan
Makalah termodinamika terapanMakalah termodinamika terapan
Makalah termodinamika terapan
 
Kimia organik hidrokarbon
Kimia organik hidrokarbonKimia organik hidrokarbon
Kimia organik hidrokarbon
 
Integrated geoelectrical and geomagnetic
Integrated geoelectrical and geomagneticIntegrated geoelectrical and geomagnetic
Integrated geoelectrical and geomagnetic
 
Integral
IntegralIntegral
Integral
 
Geothermal surface manifestation mapping in south western
Geothermal surface manifestation mapping in south westernGeothermal surface manifestation mapping in south western
Geothermal surface manifestation mapping in south western
 
Geombang longitudinal
Geombang longitudinalGeombang longitudinal
Geombang longitudinal
 
Geoelectrical investigation
Geoelectrical investigationGeoelectrical investigation
Geoelectrical investigation
 
Geoelectric energy
Geoelectric energyGeoelectric energy
Geoelectric energy
 

Recently uploaded

MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (9)

MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

Sistem informasi geografis potensi bahaya gempa bumi

  • 1. Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV ”Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa” SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI BAHAYA GEMPA BUMI DI PROPINSI BALI I Putu Agus Swastika1, I Made Ady Suardana1 1Program Studi Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajamen Informatika & Teknik Komputer, Jl. Raya Kedung Baruk 98, Kedung Baruk – Surabaya 60298, Indonesia Telp + 62 31 8721731, Fax + 62 31 8710218 email : info@stikom.edu Abstrak Island of Bali represent one of area which gristle of the happening of earthquake. Since year 1938 up to year 2004 have been happened by 55 earthquake felt by society of about. Is such as those which happened in Seririt in the year 1976 resulting 90 % building of resident crumple, 559 people pass away, 850 bodily harm people, and more than 3200 flesh wound people. Inexistence of a system giving information of about area of area which have potency to danger of earthquake in Bali Province, complicating local government in preventing to the number of victim of soul which fall effect of the earthquake. This application use Geographical Information System where this application able to know area which have potency of natural disaster of earthquake pursuant to aspect of ground acceleration. Method used is method Gutenberg-Richter, this method calculate acceleration of ground of a place. Given the acceleration of ground of each area can lessen risk of effect earthquake. By applying model calculation of acceleration of ground of an area and process buffer at this application, is hence got by area of potency of earthquake and area of radius earthquake. Keyword : earthquake, ground acceleration, Geografical Information System 1. PENDAHULUAN Bencana alam gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia pada umumnya dan Bali pada khususnya. Gempa bumi dengan kekuatan yang bervariasi ini dapat menimbulkan banyak korban jiwa. Gempa bumi merupakan suatu gejala alam yang terjadi secara alami. Hal ini terjadi karena terganggunya keseimbangan lapisan-lapisan bumi yang disebut juga isostasy. Gempa bumi yang terjadi akan menjalarkan getaran-getaran melalui medium bumi dari pusat gempa ke permukaan bumi. Pulau Bali merupakan salah satu daerah yang rawan terjadi gempa bumi. Sejak tahun 1938 sampai dengan tahun 2004 sudah terjadi 55 gempa bumi yang dirasakan oleh masyarakat sekitar. Seperti yang terjadi di Seririt pada tahun 1976 yang mengakibatkan 90% bangunan penduduk roboh, 559 orang meninggal dunia, 850 orang luka berat, dan lebih dari 3200 orang luka ringan. Tidak adanya suatu sistem yang memberikan informasi tentang daerah-daerah yang berpotensi terhadap bahaya gempa bumi di Propinsi Bali, menyulitkan pemerintah setempat dalam mencegah banyaknya korban jiwa yang jatuh akibat gempa bumi tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat sistem yang dapat memberikan informasi tentang daerah-daerah yang berpotensi bahaya gempa bumi di Propinsi Bali dengan menggunakan salah satu aspeknya yaitu percepatan tanah. Dengan mengetahui percepatan tanah setiap daerah bisa mengurangi resiko akibat gempa. Pada kawasan yang percepatan tanahnya besar, mestilah diupayakan untuk mendirikan bangunan-bangunan dengan struktur tahan gempa atau memperhitungkan agar bila terjadi gempa kita bisa meminimalisir korban. Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 – 15 September 2005 MBA - 73
  • 2. Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV ”Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa” 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Gempa Bumi Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Ketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismic yaitu getaran gempa yang menjalar di dalam dan di permukaan bumi dengan cara longitudinal dan transversal. Dari faktor-faktor penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi dua yaitu : 1. Gempa Tektonik. Gempa Tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi yang keras menjadi genting (lunak) dan akhirnya bergerak. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya Gempa Tektonik. 2. Gempa Vulkanik jarang terjadi bila dibandingkan dengan gempa tektonik. Gempa vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Ketika gunung berapi meletus maka getaran dan goncangan letusannya bisa terasa sampai dengan sejauh 20 mil. Ukuran gempa ini dikenal dengan sebutan Richter, sama dengan nama orang yang membuat dan mengembangkannya yaitu Charles Richter. Faktor yang pertama disebabkan karena bergeser dan terpisahnya lapisan-lapisan yang terdapat dalam kerak bumi. Yang kedua, karena adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Letusan yang dahsyat tersebut juga selain menyebabkan guncangan yang kuat juga sering menyebabkan adanya gelombang ombak yang sangat tinggi di lautan yang terkenal dengan nama gelombang "Tsunami". 2.2. Sistem Informasi Geografis Menurut Aronoff (dalam Prahasta, 2001:56) Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasikan informasi- informasi geografis, SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis obyek-obyek dan fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis: (a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan atau pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, (d) keluaran. SIG dapat mempresentasikan dunia nyata di atas monitor computer sebagaimana lembaran peta dapat mempresentasikan dunia nyata di atas kertas. Tetapi, SIG memilki kekuatan lebih dan fleksibelitas dari pada lembaran peta pada kertas. Peta merupakan representasikan grafis dari dunia nyata, obyek-obyek yang direpresentasikan di atas peta disebut unsur peta atau map features (contohnya adalah sungai, taman, kebun, jalan, dan lain-lain). Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasarkan lokasi-lokasinya, peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan atau relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya. 2.3. Analisa Sistem Sistem informasi geografis potensi bahaya gempa bumi dengan menggunakan metode Gutenberg – Richter ini akan melakukan perhitungan percepatan tanah suatu daerah. Percepatan tanah merupakan salah satu parameter kuat gempa di suatu tempat dengan satuan cm/det2 . Sistem yang akan digunakan berupa offline yang akan menggunakan Geographic Information System (GIS) yang dapat mempermudah Badan Meteorologi & Geofisika mengetahui daerah tersebut rawan terjadi gempa dengan perhitungan percepatan tanah tersebut. Apabila daerah tersebut berada dalam zone (daerah) yang memiliki nilai percepatan tanah yang besar, maka mestilah diupayakan untuk mendirikan bangunan- bangunan dengan struktur tahan gempa atau memperhitungkan agar bila terjadi gempa kita bisa meminimalisir korban. Selain itu juga dapat mengetahui daerah-daerah yang akan terkena gempa apabila terjadi suatu gempa dengan letak pusat gempa, kekuatan tertentu, kedalaman tertentu, mengetahui nilai percepatan tanah daerah tersebut. Untuk sistem informasi geografis ini mengabaikan ketinggian suatu wilayah atau dengan kata lain mengasumsikan keadaan bumi yang homogen. Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 – 15 September 2005 MBA - 74
  • 3. Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV ”Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa” 2.4. Metode Gutenberg – Richter Metode Gutenberg – Richter merupakan suatu metode yang digunakan untuk menghitung percepatan tanah suatu tempat. Metode Gutenberg – Richter merupakan salah satu metode yang dapat digunakan selain metode-metode yang lain seperti Metode Mc Guirre, Metode O’ Brien, Metode Kanai. Adapun rumus dari Metode Gutenberg – Richter ini adalah sebagai berikut : a(max) = 10 ((Ix(ic) / 3) – 0,5) (1) Dengan mengetahui data gempa yang ada yaitu data gempa yang pernah terjadi yang terasa di Propinsi Bali, maka dapat untuk menghitung hasil percepatan tanah maximal misalkan untuk kabupaten badung, dengan inputan seperti tabel (1) : Sedangkan untuk data gempa, dimisalkan digunakan gempa yang terjadi pada tanggal 14 Oktober 2004. Data gempa tersebut dapat dilihat dari tabel (2): Untuk langkah yang pertama yaitu mencari jarak yaitu dengan rumus seperti di bawah ini : d(ic)=111*((((alo(ic)-bjr)2)+(ala(ic)-lntng)2)0.5) (2) d(1) =111*((((114.22-115.17)2)+(9.68 – 8.53)2)0.5) = 165.5723 Setelah jarak diketahui, selanjutnya menghitung intensitas maksimum dari suatu daerah (Io(ic)) didapat dengan rumus : Io(ic)=1,5*(am(ic)- 1 (3) Io(1) = 1,5 * (5 – 1) = 6 Setelah intensitas maksimum suatu daerah diketahui, selanjutnya menghitung intensitas suatu daerah (Ix(ic)) didapat dengan rumus : Ix(ic)=Io(ic)*(2,7183*(-0,00786* d(ic))) (4) Ix(1) = 6 * (2,7183 (-0,00786 * 165.5723 )) = 1.63289233598643 Tabel 1. Inputan Data Kabupaten Id_Kab Nama Bujur Lintang 1 Badung 115.17 8.53 Tabel 2. Data Gempa Id Tgl Lntng Bujur Depth Mag 1 14/10/04 9.68 114.22 74 5 Tabel 3. Data Hasil Percepatan Tanah Maksimum Kabupaten Badung Mag Io Distance Ix Perc.Tnh 5 6 165.57 1.632 1.107382 Dengan diketahuinya Ix maka percepatan maksimum dapat di hitung dengan rumus: amax = 10 ((Ix(ic) / 3) – 0,5) = 10 ((16.3289233598643 / 3) – 0,5) = 1.10738196266632 Maka untuk percepatan tanah maksimal untuk kabupaten badung dengan gempa yang terjadi pada tanggal 14 Oktober 2004 didapat 1.10738196266632. Untuk data lengkapnya dapat dilihat pada tabel (3): Sedangkan untuk perhitungan luas daerah gempa menggunakan rumus intensitas suatu daerah dengan menetapkan Ix = 1/100 dengan alasan nilai intensitas gempa tersebut, diasumsikan kondisi daerah dimana efek gempa pada jarak tertentu sudah mustahil untuk dirasakan oleh indra manusia dan sulit dideteksi peralatan seismograph. Untuk variabel magnitude, dimasukkan mulai dari 1 sampai dengan 10 skala Richter. Diasumsikan magnitude 10 adalah besaran kegempaan yang secara teoritis mungkin terjadi tapi realnya merupakan magnitude yang sangat besar yang paling kecil kemungkinan terjadinya. Dengan Ix = 1/100 maka didapat rumus : ()() ( ) 7183.2log*00786.01*5.1log2−+ =amd (5) Dimisalkan terjadi gempa dengan kekuatan 5 skala Richter. Maka radius dari gempa tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 – 15 September 2005 MBA - 75
  • 4. Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV ”Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa” ()() ()7183.2log*00786.01*5.1log2−+ =amd ()() ()7183.2log*00786.015*5.1log2−+ =d = 813.85 km Jadi jarak dimana efek gempa berkekuatan 5 skala Richter tidak dapat dirasakan lagi oleh alat maupun manusia pada jarak 813.85 km. Keterangan : amax = percepatan tanah maximum suatu daerah Ix = intenstas suatu daerah Io = intensitas maximum dari beberapa daerah d = jarak episenter ic = Banyaknya input berupa banyaknya gempa yang terasa yang terjadi di Propinsi Bali am = kekuatan gempa (magnitude) alo = letak bujur pada gempa yang terjadi bujur = letak bujur suatu daerah ala = letak lintang pada gempa yang terjadi lintang = letak lintang suatu daerah 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari perhitungan percepatan tanah dengan menggunakan metode Gutenberg – Richter di dapatkan hasil percepatan tanah setiap kabupaten dan kecamatan. Seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini merupakan hasil percepatan tanah maksimal kabupaten : Tabel 4. Percepatan Tanah Maksimum Kabupaten Nama Kabupaten Percepatan Tanah Maks Badung 26.0948685301612 Bangli 17.7932651143302 Buleleng 49.3713410739289 Gianyar 17.9109654823834 Jembrana 28.424514006067 Karangasem 30.8530119389726 Klungkung 16.3133676549301 Denpasar 33.3614053597611 Tabanan 26.0404092203551 Gambar 1. Peta percepatan tanah maksimal Kabupaten Bila dilihat dari tabel di atas, kabupaten Buleleng merupakan kabupaten yang memiliki percepatan tanah yang paling besar dengan 49.3713410739289 gal (cm/s2). Kemudian Kabupaten Denpasar dengan percepatan tanah 33.3614053597611 gal (cm/s2). Dan seterusnya dapat dilihat dalam tabel. Untuk peta hasil dari percepatan tanah maksimal kabupaten dapat dilihat pada gambar 1. Tabel di bawah ini merupakan hasil dari percepatan tanah maksimal dari kecamatan: Tabel 5. Percepatan Tanah Maksimum Kecamatan Nama Kecamatan Percepatan Tanah Maks Petang 23.8539601993147 Seririt 97.5051592923225 Busungbiu 81.659552378969 Banjar 88.3005444505233 Sukasada 49.027769249237 Buleleng 52.6742846563592 Sawan 35.3768723028094 Kubutambahan 29.1743191510747 Tejakula 23.4017088678483 Sukawati 23.9890283338757 Blahbatuh 20.1979446653152 Mengwi 26.1220442610309 Gianyar 18.1009696437764 Tampaksiring 17.6612531739054 Ubud 19.9262976062583 Tegallalang 18.9487267427666 Payangan 21.1893530061006 Melaya 20.3574349563758 Negara 27.0775066551629 Mendoyo 37.0854038655287 Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 – 15 September 2005 MBA - 76
  • 5. Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV ”Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa” Nama Kecamatan Percepatan Tanah Maks Pekutatan 41.6575535884574 Rendang 19.9359673064831 Abiansemal 20.329349109588 Sidemen 16.7172465825775 Manggis 20.9152360337635 Karangasem 29.8844016626523 Abang 32.5004396552245 Bebandem 24.5133838854224 Selat 19.336847214442 Kubu 25.5603446767815 Nusa penida 36.5174532180638 Banjarangkan 15.67545325482 Klungkung 15.6297629133488 Kuta 40.8820158675926 Dawan 18.3526864805439 Densel 32.2153241843247 Dentim 29.5415712417932 Denbar 35.2671103241858 Selemadeg 30.006875851044 Kerambitan 26.6518504875626 Tabanan 28.4920684456078 Kediri 30.995289682693 Marga 24.6631275893518 Baturiti 30.0784496153333 Susut 20.8240721217417 Penebel 30.7063472665404 Pupuan 60.77585466695 Bangli 18.4039814769841 Tembuku 18.8608505992141 Kintamani 35.1357990152411 Gerokgak 62.8349277107989 Bila dilihat dari tabel percepatan tanah maksimum kecamatan diatas, kecamatan Seririt merupakan kecamatan yang memiliki percepatan tanah paling besar dengan nilai percepatan tanahnya 97.5051592923225 gal (cm2). Kemudian kecamatan Banjar dengan nilai percepatan tanah 88.3005444505233 gal (cm2). Dapat dilihat bahwa kedua kecamatan tersebut merupakan kecamatan dari kabupaten Buleleng yang merupakan kabupaten yang memiliki percepatan tanah terbesar dari 9 kabupaten yang ada di propinsi Bali. Untuk peta hasil percepatan tanah maksimal kecamatan dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Peta percepatan tanah maksimal Kecamatan Sedangkan untuk perhitungan radius gempa seperti terlihat pada gambar 3. Pada gambar 3, dipilih pusat gempa dengan bujur 115.05 BT dan lintang -8.36 LS, kedalaman gempa 10 km dan kekuatan gempa sebesar 5 skala Richter. Dari inputan tersebut didapatkan daerah- daerah yang terkena gempa berdasarkan tingkat kerusakan yang dialami oleh suatu daerah yang diukur dengan satuan MMI (Modified Mercally Intencity). Untuk kerusakan setiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 6. Gambar 3. Peta Radius Gempa Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 – 15 September 2005 MBA - 77
  • 6. Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV ”Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa” Tabel 6. Nilai-nilai MMI akibat suatu gempa atan M I Nama Kecam M Karangasem 3 Tejakula Sukawati Blahbatuh 4 Nama Kecamatan MMI Gianyar Tampak Siring Tegallalang Melaya Negara Mendoyo Rendang Sidemen Manggis Abang Bebandem Selat Kubu Nusa Penida Banjarangkan Klungkug Kuta Dawan Densel Dentim Denbar Susut Bangli Tembuku 4 Petang Seririt Busungbiu Banjar Sukasada Buleleng Sawan Kubutambahan Mengwi Ubud Payangan Pekutatan Abiansemal Selemadeg Kerambitan Tabanan Kediri Marga Baturiti Penebel Pupuan Kintamani 5 Gerokgak Gambar 4. Kriteria-kriteria MMI an berdasarkan MMI dapat ilihat pada gambar 4. . KESIMPULAN ambil beberapa kesimpulan sebagai a. otensi b. dengan tingkat kerusakan yang berbeda-beda. AFTAR PUSTAKA s enggunakan Arc View GIS. Yogyakarta: Andi Dan Latihan Meteorologi Dan eofisika Meteorologi dan Geofisika, kolom 2 Nomor 3. Dari tabel di atas terlihat setiap kecamatan mengalami kerusakan yang berbeda-beda. Untuk kriteria-kriteria kerusak d 4 Dari hasil perancangan dan pembuatan sistem ini dapat di berikut : Perangkat lunak ini merupakan aplikasi pemrograman yang menerapkan model perhitungan percepatan tanah suatu daerah dengan menggunakan metode Gutenberg – Richter sehingga didapatkan area p gempa dengan aspek percepatan tanah. Untuk penentuan area radius gempa menggunakan analisis spatial pada sistem informasi geografis yaitu proses buffer sehingga didapatkan daerah gempa D Budiyanto, E, 2002. Sistem Informasi Geografi M Ismail, Ah and Sulaeman, M. G, 1989. Pendahuluan Seismologi Jilid I. Jakarta: Badan Pendidikan G Subardjo, 2001. Intensitas Seismik Maksimum dan Percepatan Tanah untuk Beberapa Kota di Indonesia. Jurnal Badan Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 – 15 September 2005 MBA - 78