Dokumen tersebut membahas tentang aspek stabilitas mata uang Indonesia dilihat dari inflasi dan nilai tukar rupiah. Secara garis besar dibahas mengenai definisi inflasi dan faktor-faktor penyebabnya, teori-teori inflasi, pengertian nilai tukar mata uang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta dampak inflasi dan pergerakan nilai tukar terhadap stabilitas mata uang rupiah dan perekonomian Indonesia secara
2. PENDAHULUAN
■ Dalam dunia modern ini uang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah oleh
suatu negara dalam transaksi bisnis,. Keadaan ini sangat memberi pengaruh
terhadap nilai mata uang kalau dihubungkan dengan nilai mata uang asing (kurs),
yang biasanya digunakan dolar Amerika Serikat (US$).
■ Mengapa inflasi terjadi? Pada saat tingkat harga secara umum naik, pembeli harus
mengeluarkan lebih banyak uang untuk jumlah barang dan jasa yang sama. Jika
konsumen tidak memiliki uang lebih untuk membeli barang demi mempertahankan
tingkat pembelanjaannya, mereka akan membatasi pembelian dengan membeli lebih
sedikit yang kemudian pada akhirnya akan membatasi kemampuan penjual untuk
menaikkan harga.
■ Di Indonesia, perekonomian belum stabil, inflasi tinggi masih sering terjadi. Banyak
hal yang menyebabkan inflasi di Indonesia, misalnya krisis global, kesalahan
manajemen, kurangnya produksi, perubahan sistem ekonomi, dll.
3. Kestabilan inflasi merupakan
prasyarat bagi pertumbuhan
ekonomi yang
berkesinambungan yang
pada akhirnya memberikan
manfaat bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Pentingnya pengendalian
inflasi didasarkan pada
pertimbangan bahwa inflasi
yang tinggi dan tidak stabil
memberikan dampak negatif
kepada kondisi sosial
ekonomi masyarakat
Grafik inflasi yang terjadi pada tahun 2003- 2014. dan 2015- 2016
(http :// www.bi.go.id) .
4. INFLASI
Dalam ilmu ekonomi, inflasi merupakan suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus (kontinyu) berkaitan dengan mekanisme
pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi
atau bahkan spekulasi, termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang
5. 1. Teori Kuantitas
Teori kuantitas adalah teori yang paling tua. Teori ini menyoroti peranan dalam proses
inflasi dari jumlah uang beredar, psikologi (harapan) masyarakat mengenai harga-harga
(expectations).
2. Teori Keynes
Menurut teori ini inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut pandangan ini adalah proses
perebutan bagian rezeki di antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian
yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. (inflationary
gap).
3. Teori Strukturalis
Disebut teori inflasi jangka panjang karena teori ini mencari faktor-faktor jangka panjang
manakah yang bisa mengakibatkan inflasi.
TEORI INFLASI
6. NILAI TUKAR
■ Nilai Tukar Rupiah adalah suatu perbandingan antara nilai mata uang suatu negara
dengan negara lain
■ Heru (2008) menyatakan bahwa nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan
dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing $US.
■ Merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat
terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau
karena meningkatnya permintaan mata uang asing $US sebagai alat pembayaran
internasional
■ Semakin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti menggambarkan kinerja di
pasar uang semakin menunjukkan perbaikan. Sebagai dampak meningkatnya laju inflasi
maka nilai tukar domestic semakin melemah terhadap mata uang asing. Hal ini
mengakibatkan menurunnya kinerja suatu perusahaan dan investasi di pasar modal
menjadi berkurang.
7. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Stabilitas
Mata Uang
■ Di dalam teori maupun kenyataannya ternyata nilai tukar rupiah
memegang peran penting dalam hubungan bilateral misalnya dalam
dunia Ekspor – impor, harga saham, dan variabel makro ekonomi
yang lain
■ Kita ambil contoh harga saham, apabila bila harga saham terkena
dampak akibat adanya pergeseran nilai tukar rupiah maka efek
tersebut tidak hanya akan dirasakan oleh perusahaan yang terdapat
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) tetapi juga akan mempengaruhi
pergerakan dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
■ Dan apabila kondisi ini juga tidak cenderung membaik maka akan
menimbulkan efek yang lebih parah lagi sebagai contoh hutang
negara.
8. Pengaruh Inflasi terhadap Stabilitas Mata
Uang
■ Inflasi memiliki dampak posistif dan dampak negatif
tergantung parah atau tidaknya inflasi yang terjadi.
■ Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang
posistif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih
baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung, dan melakukan
investasi.
■ Sebaliknya dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat
terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi) keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan
lesu.
9. ■ Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat
merugikan. Sebaliknya orang yang mengandalkan pendapatan
berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak
dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya pegawai yang
bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
■ Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena
nilai mata uang semakin menurun. Bagi orang yang meminjam uang
dari bank (debitur), inflasi menguntungkan karena pada saat
pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah
dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak
yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai
uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
peminjaman.
10. ■ Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang
diperoleh lebih tinggi dari pada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini
terjadi, produsen terdorong untuk melipatgandakan produksinya
(biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi
meneybabkan naiknya biaya prodduksi hingga pada akhirnya
merugikan produsen maka produsen enggan untuk meneruskan
produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk
sementara waktu.
■ Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di
suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong
penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan
pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,
dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.