SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN
Analisa Vegetasi

Disusun oleh:
Nama

: Siti Salamah Fauziah

NIM

: 1211706072

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2013
Analisa Vegetasi
1. Teori Dasar
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan komposisi vegetasi secara
struktur vegetasi tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan,
stratifikasi dan penutupan tajuk. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan
biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Untuk
keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk
menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan
analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi
suatu komunitas tumbuhan. Vegetasi merupakan suatu pengelompokan dari tumbuhan
yang hidup bersama dalam suatu tempat yang sama yang dikarakterisasi baik oleh spesies
sebagai komponennya. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk
menganalisis dan uga mensintesis sehingga akan membantu dan mendeskripsikan suatu
vegetasi sesuai dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lain.
Komunitas adalah sejumlah makhluk hidup dari berbagai macam jenis yang hidup
bersama pada suatu daerah. Suatu komunitas terdiri dari banyaknya jenis dengan berbagai
macam populasi dan iinteraksi satu dengan yang lain.
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu
vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan
tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring
dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus
diperhitungkan berbagai kendala yang ada.
Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba.
Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu
komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu
komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak
belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi
oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang
tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil
interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastik karena
pengaruh anthropogenik.
Macam-macam metode analisis vegetasi yaitu metode destruktif, metode nondestruktif,
metode floristic, dan metode nonfloristik. Metode destruktif biasa digunakan untuk
memahami jumlah materi organic yang dapat dihasilkan oleh suatu komunitas tumbuhan.
Metode nondestruktif dilakukan dengan dua cara pendekatan yaitu berdasarkan
penelaahan organism hidup atau tumbuhan tidak didasarkan pada taksonominya. Metode
non floristika biasanya digunakan dalam pembuatan peta vegetasi dengan skala kecil
sampai sedang, denga tujuan untuk menggambarkan penyebaran vegetasi berdasarkan
penutupnya. Metode floristic menentukan kekayaan floristika atau keanekaragaman dari
berbagai bentuk vegetasi
Metode kuadatrik dicetuskan oleh Frederick Edward Clement (1874-1945)(Pound dan
Clement, 1898), Kuadrat afalah berupa bingkai drngan banyak bentuk yang dapat
ditempatkan diatas tanaman sehingga penutupannya dapat diestimasi dan dihitung serta
dicatat jenisnya. Kuadrat digunakan untuk mendefinisikan contoh area dan biasanya
dibuat dari kayu, logam, atau plastik kaku yang direntangkan, dilem, di las atau palang
bersama untuk membentuk kuadrat.
Tiga faktor yang diperkirakan untuk berhubungan dengan penggunaan kuadrat, yaitu :
a. Distribusi tumbuhan
b. Bentuk dan ukuran kuadrat
c. Jumlah pengamatan yang dibutuhkan untuk mendapatkan estimasi kerapatan yang
memadai.
Analisa vegetasi dengan menggunakan metode kuadrat adalah suatu analisa vegetasi
dengan menggunakan satuan kuadrat seperti parameter frekuensi, dominasi, kerapatan
dan nilai penting.

2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum adalah mempelajari analisa vegetasi tumbuhan, serta mengetahui
komposisi dan dominasi suatu spesies dan struktur komunitas dari suatu daerah.
3. Alat dan Bahan
No

Alat dan Bahan

Fungsi/Kegunaan/Parameter yang diukur

1.

Meteran

Mengukur dan menentukan luas plot

2.

Patok

Menandai batas plot yang ditentukan

3.

Tali rapia

Memperjelas batas plot sehingga membentuk kotak plot

4.

Alat tulis

Mencatat data dan menulis

4. Proseedur Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan diantaranya :
1. Menentukan lokasi pengamatan
2. Metode yang digunakan adalah metode petak ganda atau metode kuadrat yaitu
dengan menggunakan bsnysk petak contoh yang letaknya tersebar merata, sebaiknya
secara sistematik.
3. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik survey yaitu dengan
mengintarisasi / mencatat seluruh jenis tumbuhan yang terdapat pada plot
4. Tentukan daerah yang akan dibuat plot dan dikumpulkan sampel tumbuhannyadengan
cara acak (random) atau secara sistematik.
5. Buat plot dengan cara bertingkat dan tandai dengan patok dengan tali rapia dengan
ukuran yang bervariasi (1m x 1m, 2m x 2m, 4m x 4m )
6. Setelah pembuatan plot, kemudian lakukan pengamatan dan menghitung jumlah
tumbuhan yang ada pada tiap plot, sesuai dengna kriteria yang telah ditentukan : plot
1m x 1m = jenis rumput-rumputan; 2m x 2m = tumguhan herba; 4m x 4m = pancang,
semak, pohon tinggi
7. Buatlah tabulasi data dari data yang telah diperoleh dan analisa frekwensi kerapatan,
dominasi dan indeks nilai pentingnya.
8. Analisa data dengan menghitung :
1. Frekwensi mutlak (FM) ; menunjukan kerapatan suatu spesies dari seluruh plot
yang yang dibuat, catat berdasarkan kepadatan suatu spesies di seluruh plot
pengamatan.
(FM = jumlah plot yang ditemukan jenis/ jumlah seluruh plot pengamatan)
2. Frekwensi relatif (FR) ; kepadatan suatu spesies dari seluruh kepadatan spesies
lain dari seluruh plot dalam satuan perssentase.
(FR = frekwensi mutlak dari suatu jenis/ frekwensi mutlak dari seluruh spesies)
3. Kerapatan (densitas) Mutlak (KM) ; menunjukan jumlah individu perunit area
(luas) atau unit volume.
(KM = jumlah total individu untuk spesies ke-i / luas total plot pengamatan yang
disampling)
4. Kerapatan relatif (KR) ; perbandingan jumlah spesies ke-i dengan jumlah total
individu seluruh spesies dalam satuan persentaseu
(KR= kerapatan mutlak suatu spesies ke-i/kerapatan mutlak total seluruh spesies )
5. Untuk kerapatan dapat digunakan susunan kadar kerapatan Braun Blaquet (1972)
yang lebih terperinci dan mudah dilakukan. Kadar kerapatan ada 2 skala, yaitu :
1. Skala pertama ; kombinasi dari banyak individu suatu jenis dengan
kerimbunan daripada spesies tersebut.
2. Skala kedua ; membentuk gambaran tentang pengelompokannya, yaitu :
r = satu atau sangat sedikit individu, dan penutupan 1%
+ = sedikit sampai beberapa individu, penutupan < 1%
1 = beberapa sampai banyak individu, penutupan 1-5 %
2 = sangat banyak individu, dan penutupan 5-25%
3 = penutupan 25-50%, jumlah individu bebas (independen)
4 = penutupan 50-75%, jumlah individu bebas (independen)
5 = penutupan 75-100%, jumlah individu bebas (independen)
6. Skala Dominan Krajinan, dalam menaksir kerapatan penutupan (cover
abundance), yaitu :
10=kerimbunan
7. Dominasi Mutlak (DM) : penutupan (coverage) spesies terhadap seluruh plot
pengamanan
8. Dominasi relatif (DR) ; perbandingan luas basal area suatu spesies dengan luas
basal area seluruh spesies pada plot pengamatan dalam suatu persentase
DR = dominasi mutlak spesies ke-i/ dominasi mutlak seluruh spesies pada plot
pengamatan x 100 %
9. Indeks nilai penting (important value)/ INP ; merupakan suatu besaran yang
menunjukan dominasi atau kekuasaan suatu jenis terhadap jenis-jenis lainnya
pada suatu vegetasi tertentu dan merupakan hasil penjumlahan dari FR, KR dan
DR.

5. Hasil pengamatan
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dengan membuat plot yang berukuran
1mx1mx10cm ditemukan nangka, ubi-ubian, tanaman liar dan rerumputan. Sehingga
didapatkan :
Frekuensi mutlak
1. nangka 1 pohon
2. ubi-ubian 6 pohon
3. tumbuhan liar 75 pohon
4. rerumputan 85 pohon
Jadi dalam 1 plot lahan d temukan 4 jenis tumbuhan
Frekunsi relative
1. nangka

(1÷167)x100% = 0,6%

2. ubi-ubian

(6÷167)x100% = 3,6%

3. tumbuhan liar(75÷167)x100% = 44,9%
4. rerumputan (85÷167)x100% = 50,8%
Kerapatan mutlak = jumlah individu ÷ unit area
1. nangka

1÷100cm2 =0,01

2. ubi-ubian

6÷100cm2 = 0,06

3. tumbuhan liar 75÷100cm2 = 0,75
4. rerumputan 85÷100cm2 = 0,85
Kerapatan mutlak total seluruh spesies =1,67
Kerapatan relative= kerapatan mutlak suatu spesies ÷ kerapatan total seluruh spesies
1. nangka

0,01 ÷ 1,67 = 0,006 = 0,6%

2. ubi-ubian

0,06 ÷ 1,67 =0,036 = 3,6%

3. tumbuhan liar 0,75 ÷ 1,67 = 0,449= 44,9%
4. rerumputan 0,85 ÷ 1,67 = 0,508 = 50,8%
Dan berdasarkan susunan kadar kerapatan Braun Blaquet, kadar kerapatan lahan di desa
cipacing penutupannya mencapai 75-100%
Dominasi mutlak = penutupan spesies terhadap seluruh plot pengamatan oleh rerumputan
dan tumbuhan liar
Foto hasil pengamatan
Setelah satu minggu

6. Pembahasan
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis
yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama
tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu
sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup
dan tumbuh serta dinamis.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam komunitas dapat dengan mudah diamati dan
seringkali perubahan itu berupa pergantian satu komunitas oleh komunitas lain. Jika suatu
lahan dibiarkan cukup lama, dalam komunitas yang terbentuk dari waktu ke waktu akan
terjadi pergantian komposisi jenis. Komunitas yang terbentuk dalam kurun waktu
tersebut akan berbeda, baik komposisi jenis maupun strukturnya, dengan komunitas yang
terbentuk pada awal pengamatan.
Dalam praktikum yang dilakukan di desa cipacing kab.Bandung ini dapat diketahui
bahwa terdapat beberapa populasi vegetasi diantaranya umbi-umbian dan rumputrumputan. Namun ketika dibersihkan dan dibiarkan selama satu minggu umbi-umbian
tersebut tidak tumbuh kembali, rumput-rumputan juga hanya sebagian yang tumbuh dan
dalam skala sangat minimum. Ini menunjukan bahwa telah terjadi perubahan populasi
dan menunjukan bahwa populasi itu bersifat dinamis.
Dari hasil pengamatan diketahui frekwensi relatif dari vegetasi yang tersapat pada lahan
yang dilakukan observasi, yaitu 0.6% pohon nangka didapat dari jumlah pohon nangka
yang ada dibagi dengan jumlah vegetasi yang terdapat di lahan tersebut. Seperti diketahui
bahwa populasi pohon nangka hanya ada 1 individu, sehingga frekwensi relatifnya sangat
kecil. Sedangkan frekwensi relatif di dominasi oleh rerumputan mencapai 50.8%. hal ini
disebabkan karena rerumputan merupakan tanaman liar dan keberadaannya tidak ditanam
oleh manusia melainkan tumbuh sendiri

sehingga

populasi

rumput-rumputan

mendominasi lahan tersebut. Begitu juga dengan kerapatan mutlak dan kerapatan relatif.
Dimana paa kerapatan mutlak dan kerapatan relatif diambil dari frekwensi relatif.
Sehingga dapat diketahui bahwa area tersebut dipadati oleh rerumputan.
Penutupannya mencapai 75-100% dimana permukaan lahan pengamatan hampir
seluruhnya ditutupi oleh rumput-rumputan dan vegetasi lain.
Setelah satu minggu lahan tersebut digali, ternyata rerumputannya belum seluruhny
tumbuh, umbi-umbian juga tidak tumbuh kembali. Lahan yang digali tersebut masih
terlihat kosong dan hanya terdapat perakaran dari vegetasi sebelumnya.
Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur
disebut suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam
komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau
ekosistem yang disebut klimaks. Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini komunitas
telah mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat
mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap (response) yang
terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap setiap kondisi atau rangsangan yang
cenderung mengganggu kondisi atau fungsi normal komunitas. Jadi bila suatu komunitas
telah mencapai klimaks, perubahan yang searah tidak terjadi lagi, meskipun perubahanperubahan internal yang diperlukan untuk mempertahankan kehadiran komunitas
berlangsung secara sinambung Organisme individu atau populasi yang terbentuk sebagai
kumpulan populasi spesies dalam daerah tertentu, yang membentuk suatu komunitas,
suatu komunitas dapat berada dalam berbagai ukuran, misalnya komunitas hutan besar,
laut atau komunitas kayu busuk (Michael, 1996).
7. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan praktikum ini dapat ditarik kesimpulan yaitu :
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan komposisi vegetasi
secara struktur vegetasi tumbuh-tumbuhan
Suatu populasi bersifat dinamis dan dapat berubah apabila ada perlakuan dari
manusia, lingkungan, dan fenomena alam
Tumbuhan pada area pengamatan sebelum digali yaitu : nangka, ubi-ubian,
tanaman liar dan rerumputan sedangkan setelah satu minggu yaitu : rerumputan
kecil.
Kerapatan didominasi oleh rerumputan mencapai 50.8%.

8. Saran-saran
Penelitian harus dilakukan dengan hati-hati dan catat semua hasil pengamatan serta harus
di dokumentasikan.

9. Daftar Pustaka
Resosodarmo, soedjiran,dkk.1993.Pengantar Ekologi.Bandung : Remaja Rosdakarya.
Arief, A., 1994. Hutan : Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor
Indonesia: Jakarta.
Jamili, Muksin. 2003. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ekologi, FMIPA Unhalu,
Kendari: Sumatra Selatan.
Michael, P. 1996. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. UI
Press: Jakarta.

More Related Content

What's hot

Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Firlita Nurul Kharisma
 
2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan
2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan
2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan
Harvard University
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
awarisusanti
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
Jun Mahardika
 

What's hot (20)

Pengukuran diameter pohon
Pengukuran diameter pohonPengukuran diameter pohon
Pengukuran diameter pohon
 
Analisis vegetasi
Analisis vegetasiAnalisis vegetasi
Analisis vegetasi
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
 
Anatomi daun
Anatomi daunAnatomi daun
Anatomi daun
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan
2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan
2. struktur dan organisasi tubuh tumbuhan
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahperubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
 
Acara 4 (struktur tanah)
Acara 4 (struktur tanah)Acara 4 (struktur tanah)
Acara 4 (struktur tanah)
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
 
KOMPONEN KIMIA KAYU
KOMPONEN KIMIA KAYUKOMPONEN KIMIA KAYU
KOMPONEN KIMIA KAYU
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 

Similar to Analisa vegetasi laporan

Tugas praktikum pak wihartio 1 fiks
Tugas praktikum pak wihartio 1 fiksTugas praktikum pak wihartio 1 fiks
Tugas praktikum pak wihartio 1 fiks
Phuz-Pha Exanfa
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Biology Education
 
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasiLaporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Firlita Nurul Kharisma
 
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Nasibah Mamas
 
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Nasibah Mamas
 
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdfpdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
HeriHermawan66
 

Similar to Analisa vegetasi laporan (20)

LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docxLAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
 
Tugas praktikum pak wihartio 1 fiks
Tugas praktikum pak wihartio 1 fiksTugas praktikum pak wihartio 1 fiks
Tugas praktikum pak wihartio 1 fiks
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
 
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasiLaporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
Laporan aplikasi metode pengukuran vegetasi
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
5. ANALISIS VEGETASI.pdf
5. ANALISIS VEGETASI.pdf5. ANALISIS VEGETASI.pdf
5. ANALISIS VEGETASI.pdf
 
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiEktum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
 
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman HayatiPetunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
 
Analisis vegetasi
Analisis vegetasiAnalisis vegetasi
Analisis vegetasi
 
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdfedoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
 
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
 
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanju...
 
makalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdf
makalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdfmakalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdf
makalah-POPULASI-160428044647.pdf-makalah-POPULASI-160428044647.pdf
 
Ekologi Hewan
Ekologi HewanEkologi Hewan
Ekologi Hewan
 
Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)
Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)
Makalah Dinamika Populasi Ikan ( Amos Pangkatana)
 
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdfpdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
 
LE0150-09.pdf
LE0150-09.pdfLE0150-09.pdf
LE0150-09.pdf
 
Dinamika populasi
Dinamika populasiDinamika populasi
Dinamika populasi
 
Laporan anveg
Laporan anvegLaporan anveg
Laporan anveg
 
228905326-METODE-KUARTER-docx-LAPORAN_PRAKTIKUM_EKOLOGI_TUMBUHAN.pdf
228905326-METODE-KUARTER-docx-LAPORAN_PRAKTIKUM_EKOLOGI_TUMBUHAN.pdf228905326-METODE-KUARTER-docx-LAPORAN_PRAKTIKUM_EKOLOGI_TUMBUHAN.pdf
228905326-METODE-KUARTER-docx-LAPORAN_PRAKTIKUM_EKOLOGI_TUMBUHAN.pdf
 

Recently uploaded

Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Analisa vegetasi laporan

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN Analisa Vegetasi Disusun oleh: Nama : Siti Salamah Fauziah NIM : 1211706072 JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013
  • 2. Analisa Vegetasi 1. Teori Dasar Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan komposisi vegetasi secara struktur vegetasi tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Vegetasi merupakan suatu pengelompokan dari tumbuhan yang hidup bersama dalam suatu tempat yang sama yang dikarakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis dan uga mensintesis sehingga akan membantu dan mendeskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lain. Komunitas adalah sejumlah makhluk hidup dari berbagai macam jenis yang hidup bersama pada suatu daerah. Suatu komunitas terdiri dari banyaknya jenis dengan berbagai macam populasi dan iinteraksi satu dengan yang lain. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada. Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil
  • 3. interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastik karena pengaruh anthropogenik. Macam-macam metode analisis vegetasi yaitu metode destruktif, metode nondestruktif, metode floristic, dan metode nonfloristik. Metode destruktif biasa digunakan untuk memahami jumlah materi organic yang dapat dihasilkan oleh suatu komunitas tumbuhan. Metode nondestruktif dilakukan dengan dua cara pendekatan yaitu berdasarkan penelaahan organism hidup atau tumbuhan tidak didasarkan pada taksonominya. Metode non floristika biasanya digunakan dalam pembuatan peta vegetasi dengan skala kecil sampai sedang, denga tujuan untuk menggambarkan penyebaran vegetasi berdasarkan penutupnya. Metode floristic menentukan kekayaan floristika atau keanekaragaman dari berbagai bentuk vegetasi Metode kuadatrik dicetuskan oleh Frederick Edward Clement (1874-1945)(Pound dan Clement, 1898), Kuadrat afalah berupa bingkai drngan banyak bentuk yang dapat ditempatkan diatas tanaman sehingga penutupannya dapat diestimasi dan dihitung serta dicatat jenisnya. Kuadrat digunakan untuk mendefinisikan contoh area dan biasanya dibuat dari kayu, logam, atau plastik kaku yang direntangkan, dilem, di las atau palang bersama untuk membentuk kuadrat. Tiga faktor yang diperkirakan untuk berhubungan dengan penggunaan kuadrat, yaitu : a. Distribusi tumbuhan b. Bentuk dan ukuran kuadrat c. Jumlah pengamatan yang dibutuhkan untuk mendapatkan estimasi kerapatan yang memadai. Analisa vegetasi dengan menggunakan metode kuadrat adalah suatu analisa vegetasi dengan menggunakan satuan kuadrat seperti parameter frekuensi, dominasi, kerapatan dan nilai penting. 2. Tujuan Praktikum Tujuan praktikum adalah mempelajari analisa vegetasi tumbuhan, serta mengetahui komposisi dan dominasi suatu spesies dan struktur komunitas dari suatu daerah.
  • 4. 3. Alat dan Bahan No Alat dan Bahan Fungsi/Kegunaan/Parameter yang diukur 1. Meteran Mengukur dan menentukan luas plot 2. Patok Menandai batas plot yang ditentukan 3. Tali rapia Memperjelas batas plot sehingga membentuk kotak plot 4. Alat tulis Mencatat data dan menulis 4. Proseedur Pelaksanaan Langkah-langkah yang dilakukan diantaranya : 1. Menentukan lokasi pengamatan 2. Metode yang digunakan adalah metode petak ganda atau metode kuadrat yaitu dengan menggunakan bsnysk petak contoh yang letaknya tersebar merata, sebaiknya secara sistematik. 3. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik survey yaitu dengan mengintarisasi / mencatat seluruh jenis tumbuhan yang terdapat pada plot 4. Tentukan daerah yang akan dibuat plot dan dikumpulkan sampel tumbuhannyadengan cara acak (random) atau secara sistematik. 5. Buat plot dengan cara bertingkat dan tandai dengan patok dengan tali rapia dengan ukuran yang bervariasi (1m x 1m, 2m x 2m, 4m x 4m ) 6. Setelah pembuatan plot, kemudian lakukan pengamatan dan menghitung jumlah tumbuhan yang ada pada tiap plot, sesuai dengna kriteria yang telah ditentukan : plot 1m x 1m = jenis rumput-rumputan; 2m x 2m = tumguhan herba; 4m x 4m = pancang, semak, pohon tinggi 7. Buatlah tabulasi data dari data yang telah diperoleh dan analisa frekwensi kerapatan, dominasi dan indeks nilai pentingnya. 8. Analisa data dengan menghitung : 1. Frekwensi mutlak (FM) ; menunjukan kerapatan suatu spesies dari seluruh plot yang yang dibuat, catat berdasarkan kepadatan suatu spesies di seluruh plot pengamatan. (FM = jumlah plot yang ditemukan jenis/ jumlah seluruh plot pengamatan)
  • 5. 2. Frekwensi relatif (FR) ; kepadatan suatu spesies dari seluruh kepadatan spesies lain dari seluruh plot dalam satuan perssentase. (FR = frekwensi mutlak dari suatu jenis/ frekwensi mutlak dari seluruh spesies) 3. Kerapatan (densitas) Mutlak (KM) ; menunjukan jumlah individu perunit area (luas) atau unit volume. (KM = jumlah total individu untuk spesies ke-i / luas total plot pengamatan yang disampling) 4. Kerapatan relatif (KR) ; perbandingan jumlah spesies ke-i dengan jumlah total individu seluruh spesies dalam satuan persentaseu (KR= kerapatan mutlak suatu spesies ke-i/kerapatan mutlak total seluruh spesies ) 5. Untuk kerapatan dapat digunakan susunan kadar kerapatan Braun Blaquet (1972) yang lebih terperinci dan mudah dilakukan. Kadar kerapatan ada 2 skala, yaitu : 1. Skala pertama ; kombinasi dari banyak individu suatu jenis dengan kerimbunan daripada spesies tersebut. 2. Skala kedua ; membentuk gambaran tentang pengelompokannya, yaitu : r = satu atau sangat sedikit individu, dan penutupan 1% + = sedikit sampai beberapa individu, penutupan < 1% 1 = beberapa sampai banyak individu, penutupan 1-5 % 2 = sangat banyak individu, dan penutupan 5-25% 3 = penutupan 25-50%, jumlah individu bebas (independen) 4 = penutupan 50-75%, jumlah individu bebas (independen) 5 = penutupan 75-100%, jumlah individu bebas (independen) 6. Skala Dominan Krajinan, dalam menaksir kerapatan penutupan (cover abundance), yaitu : 10=kerimbunan 7. Dominasi Mutlak (DM) : penutupan (coverage) spesies terhadap seluruh plot pengamanan 8. Dominasi relatif (DR) ; perbandingan luas basal area suatu spesies dengan luas basal area seluruh spesies pada plot pengamatan dalam suatu persentase DR = dominasi mutlak spesies ke-i/ dominasi mutlak seluruh spesies pada plot pengamatan x 100 %
  • 6. 9. Indeks nilai penting (important value)/ INP ; merupakan suatu besaran yang menunjukan dominasi atau kekuasaan suatu jenis terhadap jenis-jenis lainnya pada suatu vegetasi tertentu dan merupakan hasil penjumlahan dari FR, KR dan DR. 5. Hasil pengamatan Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dengan membuat plot yang berukuran 1mx1mx10cm ditemukan nangka, ubi-ubian, tanaman liar dan rerumputan. Sehingga didapatkan : Frekuensi mutlak 1. nangka 1 pohon 2. ubi-ubian 6 pohon 3. tumbuhan liar 75 pohon 4. rerumputan 85 pohon Jadi dalam 1 plot lahan d temukan 4 jenis tumbuhan Frekunsi relative 1. nangka (1÷167)x100% = 0,6% 2. ubi-ubian (6÷167)x100% = 3,6% 3. tumbuhan liar(75÷167)x100% = 44,9% 4. rerumputan (85÷167)x100% = 50,8% Kerapatan mutlak = jumlah individu ÷ unit area 1. nangka 1÷100cm2 =0,01 2. ubi-ubian 6÷100cm2 = 0,06 3. tumbuhan liar 75÷100cm2 = 0,75 4. rerumputan 85÷100cm2 = 0,85 Kerapatan mutlak total seluruh spesies =1,67
  • 7. Kerapatan relative= kerapatan mutlak suatu spesies ÷ kerapatan total seluruh spesies 1. nangka 0,01 ÷ 1,67 = 0,006 = 0,6% 2. ubi-ubian 0,06 ÷ 1,67 =0,036 = 3,6% 3. tumbuhan liar 0,75 ÷ 1,67 = 0,449= 44,9% 4. rerumputan 0,85 ÷ 1,67 = 0,508 = 50,8% Dan berdasarkan susunan kadar kerapatan Braun Blaquet, kadar kerapatan lahan di desa cipacing penutupannya mencapai 75-100% Dominasi mutlak = penutupan spesies terhadap seluruh plot pengamatan oleh rerumputan dan tumbuhan liar Foto hasil pengamatan
  • 8. Setelah satu minggu 6. Pembahasan Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam komunitas dapat dengan mudah diamati dan seringkali perubahan itu berupa pergantian satu komunitas oleh komunitas lain. Jika suatu lahan dibiarkan cukup lama, dalam komunitas yang terbentuk dari waktu ke waktu akan terjadi pergantian komposisi jenis. Komunitas yang terbentuk dalam kurun waktu tersebut akan berbeda, baik komposisi jenis maupun strukturnya, dengan komunitas yang terbentuk pada awal pengamatan. Dalam praktikum yang dilakukan di desa cipacing kab.Bandung ini dapat diketahui bahwa terdapat beberapa populasi vegetasi diantaranya umbi-umbian dan rumputrumputan. Namun ketika dibersihkan dan dibiarkan selama satu minggu umbi-umbian tersebut tidak tumbuh kembali, rumput-rumputan juga hanya sebagian yang tumbuh dan dalam skala sangat minimum. Ini menunjukan bahwa telah terjadi perubahan populasi dan menunjukan bahwa populasi itu bersifat dinamis. Dari hasil pengamatan diketahui frekwensi relatif dari vegetasi yang tersapat pada lahan yang dilakukan observasi, yaitu 0.6% pohon nangka didapat dari jumlah pohon nangka yang ada dibagi dengan jumlah vegetasi yang terdapat di lahan tersebut. Seperti diketahui
  • 9. bahwa populasi pohon nangka hanya ada 1 individu, sehingga frekwensi relatifnya sangat kecil. Sedangkan frekwensi relatif di dominasi oleh rerumputan mencapai 50.8%. hal ini disebabkan karena rerumputan merupakan tanaman liar dan keberadaannya tidak ditanam oleh manusia melainkan tumbuh sendiri sehingga populasi rumput-rumputan mendominasi lahan tersebut. Begitu juga dengan kerapatan mutlak dan kerapatan relatif. Dimana paa kerapatan mutlak dan kerapatan relatif diambil dari frekwensi relatif. Sehingga dapat diketahui bahwa area tersebut dipadati oleh rerumputan. Penutupannya mencapai 75-100% dimana permukaan lahan pengamatan hampir seluruhnya ditutupi oleh rumput-rumputan dan vegetasi lain. Setelah satu minggu lahan tersebut digali, ternyata rerumputannya belum seluruhny tumbuh, umbi-umbian juga tidak tumbuh kembali. Lahan yang digali tersebut masih terlihat kosong dan hanya terdapat perakaran dari vegetasi sebelumnya. Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur disebut suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini komunitas telah mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap (response) yang terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap setiap kondisi atau rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsi normal komunitas. Jadi bila suatu komunitas telah mencapai klimaks, perubahan yang searah tidak terjadi lagi, meskipun perubahanperubahan internal yang diperlukan untuk mempertahankan kehadiran komunitas berlangsung secara sinambung Organisme individu atau populasi yang terbentuk sebagai kumpulan populasi spesies dalam daerah tertentu, yang membentuk suatu komunitas, suatu komunitas dapat berada dalam berbagai ukuran, misalnya komunitas hutan besar, laut atau komunitas kayu busuk (Michael, 1996).
  • 10. 7. Kesimpulan Dari hasil pengamatan praktikum ini dapat ditarik kesimpulan yaitu : Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan komposisi vegetasi secara struktur vegetasi tumbuh-tumbuhan Suatu populasi bersifat dinamis dan dapat berubah apabila ada perlakuan dari manusia, lingkungan, dan fenomena alam Tumbuhan pada area pengamatan sebelum digali yaitu : nangka, ubi-ubian, tanaman liar dan rerumputan sedangkan setelah satu minggu yaitu : rerumputan kecil. Kerapatan didominasi oleh rerumputan mencapai 50.8%. 8. Saran-saran Penelitian harus dilakukan dengan hati-hati dan catat semua hasil pengamatan serta harus di dokumentasikan. 9. Daftar Pustaka Resosodarmo, soedjiran,dkk.1993.Pengantar Ekologi.Bandung : Remaja Rosdakarya. Arief, A., 1994. Hutan : Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta. Jamili, Muksin. 2003. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ekologi, FMIPA Unhalu, Kendari: Sumatra Selatan. Michael, P. 1996. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. UI Press: Jakarta.