Modul ini membahas asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada dua kondisi yaitu fraktur dan asma bronkial dengan menjelaskan pengkajian, diagnosa, intervensi, dan evaluasi untuk kedua kondisi tersebut.
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Keperawatan kegawat daruratan ii
1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Australia Indonesia Partnership
for Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Rudi Hamarno
Maria Diah Ciptaning Tyas
KEPERAWATAN
KEGAWAT DARURATAN
MODUL
Asuhan Keperawatan Kegawat Daruratan II
SEMESTER 8
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar isi i
Daftar Isi
Pendahuluan 1
3Kegiatan Belajar 1 Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan pada
Medikal Bedah : Fraktur dan Asma Bronkial
Acuan Pustaka 27
14Kegiatan Belajar 2 Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan pada:
Tentamen Suicide dan Kejang Anak
Daftar Gambar 28
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
1
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kondisi dan jenis korban yang masuk ke unit pelayanan gawat darurat beragam, mulai
dari bayi, anak anak, remaja, dewasa dan orangtua serta berbagai penyakit dengan
tingkat keparahan yang berberbeda pula. Oleh sebab itu anda perlu memahami asuhan
keperawatan gawat darurat dengan berbagai penyakit sesuai dengan kondisi yang ada.
Modul ini dikemas dalam kegiatan belajar yang disusun sebagai urutan sebagai berikut :
Salam dan selamat anda telah menyelesaikan modul 2. Selanjutnya
anda akan menyelesaikan modul 3 ini dengan baik. Semangat dan tidak
putus asa akan mengantarkan anda untuk memahami kegiatan belajar
pada modul ini.
Kegiatan Belajar 1 : Asuhan Keperawatan Ketoasidosis Diabetik
Asuhan Keperawatan Infark Miokard Akut
Kegiatan Belajar 2 : Asuhan Keperawatan Stroke
Asuhan Keperawatan Luka Bakar
Asuhan Keperawatan Keracunan
Kegiatan Belajar 3 : Asuhan Keperawatan Fraktur
Asuhan Keperawatan Asma Bronkial
Kegiatan Belajar 4 : Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan pada Anak (Kejang Demam)
Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan pada Perdarahan Post
Partum
Kondisi Pasien Gawat Darurat
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Selamat belajar, sukses untuk anda.
Proses pembelajaran untuk materi Askep gawat darurat yang sedang anda pelajari ini
dapat berjalan lebih baik dan lancar apabila anda mengikuti langkah langkah belajar
sebagai berikut :
1. Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan belajar yang akan dipelajari.
2. Pahami dan dalami secara bertahap dari kegiatan belajar yang akan dipelajari.
3. Ulangi lagi dan resapi materi yang anda peroleh dan diskusikan dengan teman atau
orang yang kompeten di bidangnya.
4. Keberhasilan dalam memahami modul ini tergantung dari kesungguhan, semangat dan
tidak mudah putus asa dalam belajar.
5. Bila anda menemui kesulitan, silahkan anda menghubungi fasilator atau orang yang ahli.
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
3
Peserta didik mampu melakukan asuhan
keperawatan kegawatdaruratan pada
pasien Fraktur dan Asma Bronkial.
Kegiatan
Belajar 1
Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan pada
Medikal Bedah : Fraktur dan Asma Bronkial
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Peserta didik mampu
a. Mengidentifikasi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi
kegawatdaruratan pada pasien Farktur
b. Mengidentifikasi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi
kegawatdaruratan pada pasien Asma Bronkial
Gambar : Sesak Nafas
Pokok-pokok Materi
Pada modul ini, Anda akan mempelajari materi mengenai asuhan keperawatan
kegawatdaruratan pada pasien Fraktur. Adapun yang dipelajari meliputi materi : pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi kegawatdaruratan pada pasien Fraktur.
Selain materi tersabut Anda juga akan mempelajari asuhan keperawatan kegawatdaruratan
pada pasien Asma Bronkial. Begitupula pada kasus infark miokard akut Anda juga akan
mempelajari meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi
kegawatdaruratan pada pasien Asma Bronkial. Demikian beberapa materi yang akan Anda
pelajari pada kegiatan belajar ini.
Selamat belajar……!
Pokok-Pokok Materi
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Uraian
Materi
Definisi Infark Miokard
Dalam kegiatan belajar 4 ini, Saudara akan belajar
tentang konsep penanganan dan perawatan
kegawatdaruratan pada kasus fraktur. Apakah Anda
mengetahui pengertian fraktur? Benar fraktur adalah
patah tulang, yaitu diskontinyuitas dari suatu jaringan
tulang. Tulang yang sangat kuat itu bisa mengalami
patah disebabkan oleh adanya pukulan langsung,
adanya gaya yang sangat kuat, gerakan memutar
yang tiba-tiba atau terjadinya konstraksi otot yang
sangat ekstrem. Penyebab terjadinya fraktur yang
tersering adalah karena kecelakaan. Fraktur dapat
juga disebabkan karena proses patologis seperti pada
kasus tumor tulang akibat dari metastase. Faktor degeneratif juga dapat menyebabkan
fraktur seperti pada penderita osteoporosis
Definisi Infark Miokard
Adanya fraktur ditandai dengan tanda-tanda pasti dan tanda-tanda palsu. Apa beda
antara tanda-tanda pasti dan tanda-tanda palsu? Tanda-tanda pasti bermakna bahwa
adanya tanda tersebut memastikan adanya patah tulang sementara tanda-tanda palsu
tidak menutup kemungkinan disebabkan oleh gangguan lain. Berikut adalah tanda-tanda
dari adanya fraktur:
A. Asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien
Fraktur
Gambar 1. Ilustrasi Fraktur
Nyeri
Krepitasi
Pergerakan abnormal
Bengkak
Daerah fraktur mengalami peningkatan suhu (teraba panas)
Kehilangan fungsi
Ekimosis
Deformitas
Coba tentukan mana tanda pasti dari fraktur dengan memberi tanda checklist pada kotak
yang telah telah disediakan.
Komplikasi Fraktur
Fraktur dapat mengakibatkan kondisi-kondisi yang tidak kita harapkan dan dapat
membahayakan anggota bagian tubuh yang mengalami fraktur dan bahkan kematian
bila tidak mendapatkan pertolongan yang memadai. Karena tulang mengandung banyak
pembuluh darah, maka fraktur akan menyebabkan putusnya pembuluh-pembuluh darah
sehingga berakibat terjadinya hematom di sekitar area fraktur. Pada kondisi tertutup,
fraktur femur dan fraktur pelvis merupakan kondisi kegawatan yang harus segera
mendapat penanganan karena perdarahan yang banyak terjadi. Diperkirakan seseorang
akan mengalami perdarahan sebanyak 1000 cc pada fraktur femur pada satu sisi kaki
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
5
Kondisi lain yang bisa timbul akibat fraktur
pada anggota gerak adalah sindroma kom-
partemen (gambar 1). Sindroma kompar-
temen adalah suatu kondisi dimana perfu-
si jaringan di otot mengalami penurunan.
Biasanya didapatkan keluhan nyeri berat
yang tak henti-henti. Penyebab terjadinya
kondisi ini adalah karena fasia otot yang
terlalu kencang atau dapat pula akibat pe-
masangan bidai atau balutan yang terlalu
rapat. Perdarahan di dalam jaringan atau
edema juga sering menyebabkan kondisi
ini. Tempat yang sering mengalami sindro-
ma kompatemen adalah otot lengan dan
kaki. Bila kondisi anoksia melebihi 6 jam
dapat mengakibatkan kematian jaringan
sehingga lengan atau kaki harus diamputa-
si.
sedangkan pada fraktur pelvic sebanyak 500 cc. Perdarahan pada kedua fraktur di atas
dapat menyebabkan shock dan kematian walaupun tidak ada perdarahan yang tampak dari
luar. Kehilangan darah akan lebih banyak lagi bila seseorang mengalami fraktur terbuka.
Gambar 2. Sindroma Kompartemen pada kaki
Tanda-tanda sindroma kompartemen:
• Pain
• Parestesia
• Paralisis
• Pale
• Pulseness
Untuk memastikan terjadinya sindroma kom-
partemen cukup lakukan pemeriksaan 5 P
yaitu pain (nyeri), parestesia (penurunan sen-
sasi raba), paralisis (kelumpuhan), pale (puc-
at) dan pulseness (nadi tidak teraba). Saat ini
sudah ada alat yang digunakan untuk men-
gukur tekanan untuk pemeriksaan sindroma
kompartemen.
Bila terjadi sindroma kompartemen maka
segera dilakukan penanganan. Menunda
dapat berakibat kerusakan saraf, otot bah-
kan terjadi nekrosis. Prinsip-prinsip penan-
ganan sindroma kompatemen antara lain :
Meninggikan bagian Sindroma Komparte-
men melebihi tinggi jantung, melepaskan
atau merenggangkan bila terpasang alat
restriktif seperti gift, plester dll. Jika dalam
waktu 1 jam tidak ada perbaikan maka per-
lu dipersiapkan tindakan fasiotomi. Pada
fasiotomi, luka tidak langsung dijahit agar Gambar 3. Pemeriksaan Sindroma Komparte-
jaringan otot mengembang. Luka cukup ditutup dengan verban steril yang telah dilembab-
kan dengan normal saline. Dalam waktu 3-5 hari, bila pembengkakan hilang dan perfusi
jaringan membaik luka dibersihan (debridement) dan ditutup (kadang dengan skin graft.
Pemeriksaan
Selama survey primer BTLS perhatian penolong harus tertuju pada apakah ada fraktur pada
tulang-tulang besar seperti tulang femur dan tulang pelvis. Selain itu juga menghentikan
perdarahan bila terjadi fraktur terbuka.
Selama pemeriksaan detil, Anda harus memeriksa dengan cepat panjang tungkai, lihat
adanya perubahan bentuk/deformitas, memar/contusio, lecet/abration, luka tembus/
penetration, luka bakar/burn, rasa nyeri/tenderness, laserasi, atau pembengkaan/swelling
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
disingkat DCAP-BTLS. Periksa adanya instabilitas dan krepitasi. Periksa dan catat nadi,
motorik dan sensorik di daerah distal. Lokasi denyut nadi teraba paling jelas dapat ditandai
dengan tinta. Krepitasi atau gesekan segmen tulang merupakan salah satu tanda pasti
fraktur. Bila ada krepitasi, lakukan immobilisasi dengan segera untuk mencegah cidera
lunak yang lebih parah. Pemeriksaan krepitasi dilakukan dengan lembut untuk menghindari
kerusakan lebih parah.
Penatalaksanaan Fraktur
Tatalaksana fraktur yang tepat akan dapat mengurangi nyeri, kecacatan dan dan komplikasi
yang berat. Berikut adalah prinsip-prinsip penanganan kegawat-daruratan pada kasus
fraktur :
• Imobilisasi bagian tubuh yang mengalami fraktur sebelum korban dipindah
• Jika pasien harus dipindah sebelum dipasang splint (bidai), tahan bagian atas dan bawah
daerah fraktur untuk mencegah gerakan rotasi atau anguler
• Pembidaian dilakukan secara adekuat terutama pada sendi-sendi disekitar fraktur
• Pada tungkai kaki, kaki yang sehat dapat digunakan sebagai bidai
• Pada ekstremitas atas, lengan dipasang plester elastik ke dada atau lengan bawah
dipasang sling
• Status neurovaskuler bagian bawah fraktur dikaji untuk menentukan adekuasi perfusi
jaringan perifer dan fungsi saraf
Prosedur Pembidaian
Sebelum Anda melakukan prosedur pembidaian perlu dipersiapkan terlebih dahulu alat
yang akan digunakan. Biasanya alat yang digunakan minimal terdiri dari bidai sesuai ukuran
dan kain pengikat bidai. Panjang pendek bidai tergantung dari area yang akan di bidai. Misal
pembidaian kaki disesuaikan dengan ukuran kaki yang akan di bidai. Bidai harus melebihi
panjang kaki. Kain pengikat bidai yang digunakan dapat berupa kain mitela yang dilipat-lipat
sehingga berbentuk mamanjang. Jumlah kain sesuai dengan panjang bidai.
Gambar 4. Pembidaian pada kaki dan tangan
Berikut prosedur pembidaian pada kaki akibat adanya fraktur pada tangan atau kaki:
1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Dekatkan alat-alat ke pasien
3. Berikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan
4. Bagian ekstremitas yang cidera harus tampak seluruhnya, pakaian harus dilepas kalau
perlu digunting
5. Periksa nadi, fungsi sensorik dan motorik ekstremitas bagian distal dari tempat cidera
sebelum pemasangan bidai
6. Jika ekstrimitas tampak sangat bengkok dan nadi tidak ada, coba luruskan dengan tarikan
secukupnya, tetapi bila terasa ada tahanan jangan diteruskan, pasang bidai dalam posisi
tersebut dengan melewati 2 sendi
7. Bila curiga adanya dislokasi pasang bantal atas bawah jangan mencoba untuk diluruskan
8. Bila ada patah tulang terbuka, tutup bagian tulang yang keluar dengan kapas steril dan
jangan memasukkan tulang yang keluar ke dalam lagi, kemudian baru dipasang bidai
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
7
Pengertian Asma
Saudara, kali ini Saudara akan belajar
tentang keperawatan kegawatdaruratan
pada penyakit Asma bronkhiale. Tentu
Saudara tidak asing lagi dengan istilah
asthma. Benar asthma adalah penyakit
obstruksi saluran nafas yang ditandai oleh
tiga serangkai yaitu kontraksi otot-otot
bronkhus,inflamasiairwaydanpeningkatan
sekresi. Serangan asthma dipicu oleh
olahraga, perubahan cuaca, udara dingin,
Alergen (misalnya: debu, serbuk sari,
kecoak), Ekspresi emosi (marah, gelak
tawa, menangis), Polusi udara, perubahan
lingkungan, paparan asap rokok, iritan,
refluk asam dan infeksi-infeksi pernafasan
virus.
Umumnya asthma dapat dikendalikan,
meskipun sejumlah kecil ada yang sampai
menyebabkan kematian. Pada usia di
bawah 65 tahun, mortalitasnya menurun
namun di Inggris angka kematian masih di
Gambar 5. Tanda Tiga Serangkai Asthma: Kon-
traksi otot, Inflamasi airway dan peningkatan
atas 1400 pertahun. Di Amerika terdapat 17 juta penderita asthma dan angka kematian
sebesar 5000 orang pertahun. Di Indonesia prevalensi penyakit asma sebesar 4%.
Asthma adalah penyakit kronik yang umum terjadi pada masa anak-anak. Asthma mengenai
10 % anak-anak sekolah. 80 % tanda-tanda awal muncul pada usia di bawah 5 tahun dan
setengahnya menghilang saat menginjak usia dewasa.
Tanda-tanda Asthma
Saudara, coba sebutkan tanda-tanda seseorang menderita asthma? Benar, asthma
bronkhiale harus dicurigai jika terdapat batuk berulang, wheezing, atau nafas dangkal,
terutama setelah latihan atau sepanjang malam. Kondisinya akan membaik jika diberikan
bronkodilator. Namun untuk memastikan Asthma atau penyakit lain perlu menunggu
hingga tiga epidode kejadian dalam waktu setahun. Tidak ada tanda-tanda klinis atau hasil
laboratorium yang dapat membedakan apakah seseorang menderita asthma atau penyakit
infeksi bronkial akut.
Ekstrinsik (alergi)
– 90 % kasus
– Khas pada masa anak2
– Riwayat keluarga : ada alergi
– Exzema
– Berkurang saat remaja
– 75 % dapat muncul dikemudian
hari
Instrinsik (non alergi)
– 10 % kasus
– Berkembang setelah usia 30 th
– Lebih banyak wanita
– Biasanya mengikuti infeksi
pernafasan
Gambar 6 Klasifikasi Asthma
dengan melewati 2 sendi
9. Periksa nadi, fungsi sensorik dan motorik ekstremitas bagian distal dari tempat cidera
setelah pemasangan bidai
10. Bereskan alat-alat dan rapikan pasien
11. Lepas hand schoen dan cuci tangan
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
Penanganan asma bronkhiale yang mengancam Jiwa
Saudara, terkadang asma dapat mengancam jiwa. Pada kondisi demikian penanganan perlu
ditangani dengan segera.
Penanganan awal, perlu dilakukan penilaian ABC secara cepat. Kebanyakan pasien
mengalami hipoksemia, hipovolemia, asidosis dan hipokalemia. Apabila pasien mengalami
hipoksemia harus dilakukan koreksi dengan pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi.
Pasien juga perlu diberikan secara berulang-ulang agonis β2 kerja singkat (misal: salbutamol)
dalam dosis 5 mg atau bisa diberikan bersama pemberian oksigen. Meskipun maksimal
10% saja obat nebulizer yang mencapai bronkhiole pemberian tetap dilanjutkan hingga
ada respon klinis yang significant atau terjadi efek samping yang serius seperti takikardi,
aritmia, tremor,hipokalemia dan hiperglikemia. Saat ini, untuk asma yang mengancam
jiwa pemberian agonis β2 ditambahkan dengan nebulized ipratropium bromide dengan
dosis 400 μg per 4 jam. Penambahan obat ini meningkatkan bronkodilasi jika dibandingkan
dengan agonis β2 saja disamping efek samping yang minimal.
Penggunaan steroid sistemik pada asma yang mengancam jiwa dapat meningkatkan
kemampuan hidup. Tablet steroid (prednisolone 40-50 mg/hari) sama manjurnya dengan
steroid intravena pada asma akut yang berat. Jika ragu menggunakan tablet, pemberian
secara intravena (hidrokortison 200 mg kemudian diikuti 100 mg per 6 jam).
Pemberian magnesium sulfat dengan dosis 1,2-2 gr selama 20 menit menunjukkan aman dan
efektif untuk asma akut yang berat. Magnesium adalah relaksan otot polos, mengakibatkan
bronkodilasi. Berhati-hatilah menggunakan obat ini karena dapat menyebabkan kelemahan
otot dan menimbulkan gagal nafas.
Pemberian bronkodilator intravena alternatif seperti aminofilin sangat membantu pasien
asma yang mengancam nyawa. Dengan dosis 5 mg/kg BB selama 20 menit pada terapi
oral maintenance, kemudian dilanjutkan dengan infus 0,5 – 0,75 mg/kg BB/menit. Namun
pemberian obat ini memunculkan kontroversi karena efek sampingnya seperti aritmia,
Gambar : Asma Poster
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
9
Pertolongan pertama Asthma
Bila Anda melihat seseorang mengalami serangan asthma di suatu tempat, apa yang akan
Saudara lakukan? Nah, berikut ini adalah kiat-kiat melakukan pertolongan pertama jika
terjadi serangan asthma:
1. Dudukkan penderita tegak lurus dengan nyaman. Bersikap tenang, jangan tinggalkan
penderita sendiri
2. Berikan 4 isapan obat pelega nafas (misalnya : ventolin, Asmol). Gunakan spacer (kantong
udara) kalo ada. Berikan 1 isapan obat diikuti dengan 4 kali tarik nafas setiap kali isapan.
Gunakan inhaler milik penderita jika mungkin, jika tidak inhaler kit pertolongan pertama
3. Tunggu selama 4 menit. Jika penderita masih tidak dapat nafas secara normal berikan 4
isapan lagi
4. Jika penderita masih tidak dapat bernafas normal, panggil ambulance segera katakan
bahwa seseorang mengalami serangan asthma. Tetap berikan pelega nafas, berikan
4 isapan setiap 4 menit hingga ambulance datang. Pada anak-anak 4 isapan tiap kali
adalah dosis aman. Sedang pada orang dewasa yang mengalami serangan berat bisa
diberikan 6 – 8 isapan tiap 4 menit.
gelisah, muntah, dan kejang.
Pemberian epinefrin dilakukan apabila tindakan-tindakan di atas tidak memberikan respon.
Obat ini dapat diberikan secara subcutan dengan dosis 0,3 – 0,4 1:1000 tiap 20 menit untuk
tiga dosis. Diberikan secara nebulizer dengan dosis 2 – 4 ml dengan konsentrasi 1% tiap jam
atau pada keadaan ekstrim diberikan lewat intravena dengan dosis 0,2 – 1 mg diberikan
bolus diikuti dengan 1 – 20 μg permenit.
Pada kondisi dimana asma mengancam nyawa, pemberian ventilasi invasif dapat diberikan
berdasarkan pertimbangan untung rugi bagi pasien. Ventilasi invasif sangat membantu
mempertahankan hidup namun memiliki insiden komplikasi lebih tinggi dibandingkan
dengan penyebab-penyebab gagal nafas lainnya. Indikasi mutlak tindakan ini meliputi koma,
serangan jantung atau henti nafas, hipoksemia berat. Indikasi relatif meliputi respon yang
tidak diharapkan dari penanganan awal, fatique, somnolen, kompromi kardiovaskuler dan
perkembangan pneumothorak. Sementara komlikasi dari ventilasi invasif meliputi hipotensi
berat, jantung melemah, aritmia, rhabdomiolisis, asidosis laktat, miopati dan cidera sistem
saraf pusat.
Gambar : Inhaler
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
DENGAN SPACER TANPA SPACER
• Pasang spacer
• Lepaskan penutup dan kocok alat
• Pasang alat isap tegak lurus terhadap
spacer
• Tempatkan bagian mulut di antara gigi
dan tutup bibir disekitarnya
• Tekan sekali dengan kuat pada alat
untuk memberikan satu tiupan ke dalam
spacer
• Minta ambil nafas 4 kali
• Lepaskan spacer dari mulut
• Ulangi hingga 4 tiupan , ingat kocok alat
sebelum diberikan
• Tutup kembali alat
• Lepas tutup dan kocok alat
• Hembuskan nafas
• Tempatkan bagian mulut pada gigi dan
tutup disekitarnya
• Tekan sekali dengan kuat pada alat
sementara bernafas dengan lambat dan
dalam
• Lepaskan alat dari mulut
• Tahan nafas selama 4 detik atau selama
yang memungkinkan
• Hembuskan nafas perlahan
• Ulangi hingga 4 tiupan , ingat kocok alat
sebelum diberikan
• Tutup kembali alat
Gambar 7 Penggunaan
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
11
Selamat anda telah menyelesaikan materi asuhan keperawatan kegawatdaruratan
pada pasien fraktur dan asma bronkial. Dengan demikian sekarang Anda memiliki
kompetensi untuk melakukan asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien
fraktur dan asma bronkial. Dari materi tersebut ada harus mengingat hal hal penting
yaitu :
1. Fraktur adalah patah tulang yang bisa disebabkan karena pukulan, gerakan memutar
atau kontraksi otot yang sangat kuat atau karena penyakit tulang seperti metastase
tumor dan osteoporosis
2. Komplikasi fraktur dapat menyebabkan ancaman bagi bagian fraktur atau bahkan
membahayakan jiwa
3. Pemeriksaan pada kasus kegawatdaruratan fraktur dilakukan dengan metode DCAP-
BTLS
4. Fraktur femur dan fraktur pelvis adalah 2 macam fraktur yang paling sering
menyebabkan perdarahan banyak meskipun dalam keadaan tertutup
5. Pembidaian adalah penanganan fraktur yang utama untuk mencegah terjadinya
kerusakan lebih lanjut pada daerah fraktur
6. Asthma Bronkhiale adalah penyakit obstruksi saluran nafas yang ditandai oleh tiga
serangkai yaitu kontraksi otot-otot bronkhus, inflamasi airway dan peningkatan
sekresi.
7. Obat-obat yang diberikan pada penderita asthma yang mengancam jiwa antara lain
agonis β2, Steroid, Magnesium sulfat, aminofilin, dan epinefrin
8. Ventilasi invasif dapat dilakukan pada asthma yang mengancam jiwa
9. Diperlukannya obat-obat hisap portable bagi penderita asthma sebagai pertolongan
pertama bila terjadi serangan
Selamat Anda telah menyesaikan belajar materi asma bronkial…..Demikian pembahasan
tentang asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien stroke, luka bakar dan
keracunan. Selanjutnya anda diharapkan dapat menerapkan atau melakukan asuhan
keperawatan tersebut baik di laboratorium maupun di klinik.
Rangkuman
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Evaluasi
Formatif
SOAL FORMATIF
Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Benar
1. Tulang memiliki kekuatan yang sangat besar dalam menyangga dan melindungi tubuh
manusia. Namun demikian tulang dapat patah karena kondisi tertentu. Patah tulang
yang terjadi pada osteoporosis disebabkan karena:
a. Kecelakaan
b. Tarikan yang terlalu kuat pada tulang
c. Kontraksi otot yang ekstrem
d. Proses patologis pada tulang
e. Faktor degeneratif akibat penurunan masa tulang
2. Seorang remaja laki-laki tergeletak di jalan akibat jatuh dari motor. Korban tampak
kesakitan dan berteriak-teriak sambil memegangi kaki sebelah kanannya. Pada
pergelangan kaki korban tampak bengkak, dan bengkok. Tampak luka di beberapa
tempat termasuk di pergelangan kaki kanan. Tapak kaki kanan tidak bisa digerakkan.
Manakah dari tanda-tanda di atas yang menunjukkan secara pasti korban mengalami
patah tulang:
a. Korban berteriak-teriak kesakitan
b. Tampak bengkak pada pergelangan kaki kanan
c. Tampak bengkok pada pergelangan kaki kanan
d. Tampak luka pada pergelangan kaki kanan
e. Tapak kaki kanan tidak bisa digerakkan
3. Terdapat serangkaian kecelakaan di jalan raya yang berakibat 5 orang mengalami
trauma. Korban pertama diduga mengalami fraktur tibia kiri, kedua mengalami
fraktur pergelangan kaki kiri, ketiga mengalami fraktur patela kiri, keempat mengalami
fraktur femur kiri, kelima mengalami fraktur tulang panggul. Manakah fraktur di atas
yeng mendapat prioritas pertama untuk mendapatkan pertolongan:
a. Korban pertama d. Korban keempat
b. Korban kedua e. Korban kelima
c. Korban ketiga
4. Seorang korban kecelakaan dibawa oleh sopir kendaraan pick up ke UGD dengan
kondisi kaki kanan dibidai akibat fraktur tibia kanan. Saat dikaji pasien mengeluh
kesakitan hebat pada kaki kanan. Menurut pengantar, bidai dilakukan kira-kira 20
menit yang lalu. Sebagai perawat UGD apa yang Anda lakukan?
a. Melakukan pemeriksaan 5 p (pain, parestesia, paralisis, pale dan pulseness)
b. Melepas bidai
c. Melaporkan ke dokter Jaga
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
13
d. Memberikan analgetik
e. Menenangkan pasien bahwa rasa nyeri terjadi akibat fraktur
5. Seorang korban kecelakaan lalu lintas berjenis kelamin perempuan usia 23 tahun
tampak memegangi tangan kirinya. Tangan kiri tampak bengkok dan terdengar suara
krepitasi. Untuk menghindari cidera yang lebih parah di tangan kirinya, apa yang akan
Anda lakukan sebagai petugas Ambulance?
a. Memeriksa kondisi tangan kiri
b. Catat adanya nadi daerah distal
c. Mengkaji fungsi motorik dan sensorik
d. Lakukan pembidaian pada tangan kiri
e. Menenangkan pasien dengan memberi analgetik
6. Asthma bronkhiale adalah penyakit obstruksi saluran nafas yang ditandai oleh tiga
serangkai yaitu:
a. Kontraksi otot-otot bronkhus, inflamasi airway dan peningkatan sekresi.
b. Kontraksi otot-otot bronkhus, inflamasi airway dan batuk berulang
c. Kontraksi otot-otot bronkhus, wheezing dan peningkatan sekresi
d. Nafas dangkal, inflamasi airway dan peningkatan sekresi
e. Kontraksi otot-otot bronkhus, inflamasi airway dan sesak malam atau pagi hari
7. Tn. X, 45 masuk instalasi gawat darurat dengan diantar ambulance. Pengkajian awal
tampak pasien kesulitas nafas, nafas cepat dan dangkal, terdengar suara wheezing.
Tampak bibir pasien berwarna biru. Tindakan apakah yang pertama kali harus diberikan
kepada pasien:
a. Wawancara riwayat penyakit pasien
b. Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi
c. Berikan Obat salbutalmol IV
d. Persiapkan ventilasi mekanis
e. Berikan aminofilin bolus
8. Obat berikut yang memberikan efek antiinflamsi khususnya pada pengobatan asthma
adalah:
a. Salbutamol d. Prednisolone
b. Magnesium sulfat e. Aminofilin
c. Epinefrin
9. Seorang pasien Asthma telah dirawat di ruang intensif (ICU) selama 1 hari. Pasien tiba-
tiba tidak sadarkan diri, dan terlihat mengalami cianosis berat. Anda sebagai perawat
apa yang perlu Anda siapkan menghadapi situasi tersebut:
a. Menambah jumlah tabung oksigen khawatir kehabisan
b. Menyiapkan ventilator
c. Menyiapkan obat-obat epinefrin
d. Menyiapkan cairan infus NaCl yang sudah dioplos dengan Aminofilin
e. Menyiapkan obat magnesium sulfat
10. Bila terjadi serangan asthma, pemberian obat hisap diberikan dalam dosis berapa?
a. 1 kali hisap d. 4 kali hisap
b. 2 kali hisap e. 5 kali hisap
c. 3 kali hisap
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
Peserta didik mampu melakukan asuhan
keperawatan kegawatdaruratan pada
pasien tentamen suicide dan kejang demam
pada anak.
Kegiatan
Belajar 2
Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan pada
: Tentamen Suicide dan Kejang Anak
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Peserta didik mampu
a. Mengidentifikasi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi
kegawatdaruratan pada pasien tentamen suicide
b. Mengidentifikasi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi
kegawatdaruratan pada pasien kejang demam pada anak
Gambar : Suhu Tubuh Tidak Normal
Pokok-pokok Materi
Pada modul ini, Anda akan mempelajari materi mengenai asuhan keperawatan
kegawatdaruratan pada pasien tentamen suicide. Adapun yang dipelajari meliputi materi :
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan evaluasi kegawatdaruratan pada pasien
tentamen suicide. Selain materi tersbeut Anda juga akan mempelajari asuhan keperawatan
kegawatdaruratan pada pasien kejang demam pada anak. Begitupula pada kasus
kejang demam pada anak, Anda juga akan mempelajari meliputi : pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi dan evaluasi kegawatdaruratan pada pasien infark miokard akut.
Demikian beberapa materi yang akan Anda pelajari pada kegiatan belajar ini.
Selamat belajar……!
Pokok-Pokok Materi
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
15
Uraian
Materi
Anda tentunya sudah sering mendengar dan
mungkin pernah melihat orang bunuh diri,
secara umum, bunuh diri berasal dari bahasa
Latin “suicidium”, dengan “sui” yang berarti
sendiri dan “cidium” yang berarti pembunuhan.
Schneidman mendefinisikan bunuh diri sebagai
sebuah perilaku pemusnahan secara sadar
yang ditujukan pada diri sendiri oleh seorang
individu yang memandang bunuh diri sebagai
solusi terbaik dari sebuah isu. Bunuh diri
merupakan kematian yang diperbuat oleh sang
pelaku sendiri secara sengaja (Harold I, Kaplan &
Berjamin J. Sadock, 1998). Beck (dalam Salkovskis,
1998) mendefinisikan percobaan bunuh diri
(tentamen suicide) sebagai sebuah situasi dimana
seseorang telah melakukan sebuah perilaku yang
sebenarnya atau kelihatannya mengancam hidup
dengan intensi menghabisi hidupnya, atau memperlihatkan intensi demikian, tetapi
belum berakibat pada kematian.
Tidak ada faktor tunggal pada kasus bunuh diri, setiap faktor yang ada saling berinteraksi.
Adapun beberapa faktor Penyebab perilaku bunuh diri adalah: Penyebab bunuh diri pada
anak: 1) Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan, 2) Situasi keluarga yang kacau,
3) Perasaan tidak disayang atau selalu dikritik 4) Gagal sekolah, 5) Takut atau dihina di
sekolah, 6) Kehilangan orang yang dicintai, 7) Dihukum orang lain, sedangkan penyebab
bunuh diri pada remaja adalah 1) Hubungan interpersonal yang tidak bermakna, 2) Sulit
mempertahankan hubungan interpersonal, 3) Pelarian dari penganiayaan fisik atau
pemerkosaan, 4) Perasaan tidak dimengerti orang lain 5) Kehilangan orang yang dicintai,
6) Keadaan fisik, 7) Masalah orang tua, 8) Masalah seksual, 9) Depresi, penyebab bunuh
diri pada mahasiswa adalah 1) Self ideal terlalu tinggi, 2) Cemas akan tugas akademik
yang banyak, 3) Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang
orang tua, 4) Kompetisis untuk sukses, dan penyebab bunuh diri pada usia lanjut adalah 1)
Perubahan status dari mandiri ke tergantung, 2) Penyakit yang menurunkan kemampuan
berfungsi, 3) Perasaan tidak berarti di masyarakat, 4) Kesepian dan isolasi sosial, 5)
Kehilangan ganda (seperti pekerjaan, kesehatan, pasangan), 6) Sumber hidup berkurang.
Beberapa faktor lain Penyebab perilaku bunuh diri dapat dikategorikan sebagai berikut :
YangpertamaadalahFactorgenetic:Memanggenmemainkanperanandalammenentukan
temperamen seseorang, dan penelitian membuktikan bahwa dalam beberapa garis
keluarga, terdapat lebih banyak insiden bunuh diri ketimbang dalam garis keluarga
lainya, kondisi kimiawi otak pun dapat menjadi faktor yang mendasar. Kadar sebuah
neurotransmiter, serotonin, mungkin terlibat dalam kerentanan biologis seseorang
terhadap bunuh diri. Buku Inside the Brain menjelaskan, “Kadar serotonin yang rendah
dapat melenyapkan kebahagiaan hidup, mengurangi minat seseorang pada keberadaanya
serta meningkatkan resiko depresi dan bunuh diri. Kedua Factor keperibadian : Para
A. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan tentamen
Suicide
Gambar : Percobaan Bunuh Diri
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
ahli telah menggolongkan orang yang cenderung untuk bunuh diri sebagai orang yang
tidak puas dan belum mandiri, yang terus-menerus meminta, mengeluh, dan mengatur,
yang tidak luwes dan kurang mampu menyesuaikan diri. Mereka adalah orang yang
memerlukan kepastian mengenai harga dirinya, yang akhirnya menganggap dirinya selalu
akan menerima penolakan, dan yang berkepribadian kekanak-kanakan, yang berharap
orang lain membuat keputusan dan melaksanakannya untuknya. Robert Firestone dalam
buku Suicide and the Inner Voice menulis bahwa mereka yang mempunyai kecenderungan
kuat untuk bunuh diri, banyak yang lingkungan terkecilnya tidak memberi rasa aman,
lingkungan keluarganya menolak dan tidak hangat, sehingga anak yang dibesarkan di
dalamnya merasakan kebingungan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Pengaruh
dari latar belakang kehidupan di masa lampau ini disebut faktor predisposisi (faktor
bawaan). Ketiga adalah Faktor psikologis : Faktor psikologis yang mendorong bunuh
diri adalah kurangnya dukungan sosial dari masyarakat sekitar, kehilangan pekerjaan,
kemiskinan, huru-hara yang menyebabkan trauma psikologis, dan konflik berat yang
memaksa masyarakat mengungsi. Keempat adalah Faktor ekonomi: Ekonomi sangat
berpengaruh dalam pemikiran dan kelakuan seseorang.
Menurut riset, sebagian besar alasan seseorang ingin mengakhiri hidupnya/ bunuh
diri adalah karena masalah keuangan/ekonomi. Mereka berangggapan bahwa dengan
mengakhiri hidup, mereka tidak harus menghadapi kepahitan akan masalah ekonomi.
Contohnya, ada seorang ibu yang membakar dirinya beserta anaknya karena tidak
memiliki uang untuk makan. Berdasarkan contoh tersebut, para pelaku ini biasanya lebih
memikirkan menghindari permasalahan duniawi dan mengakhir hidup, dan yang terakhir
adalah faktor adanya Gangguan mental dan kecanduan: Mereka tidak memikirkan akan
apa yang terjadi jika menyakiti dan mengakhiri hidup mereka, karena sistem mental sudah
tidak bisa bekerja dengan baik.
Selain itu ada juga gangguan yang bersifat mencandu, seperti depresi, gangguan bipolar,
scizoprenia dan penyalahgunaan alkohol atau narkoba.
Gambar : Percobaan Bunuh Diri
19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
17
Jenis-jenis tentamen Suicide atau percobaan bunuh diri yang perlu
anda ketahui adalah:
1) Ancaman Bunuh Diri: Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang tersebut mungkin menunjukkan secara
verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih lama lagi atau mungkin juga
mengkomunikasikan secara nonverbal melalui pemberian hadiah, merevisi wasiatnya
dan sebagainya. Pesan-pesan ini harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa
kehidupan terakhir. Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian.
Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan sebagai dukungan untuk melakukan
tindakan bunuh diri.
2) Upaya bunuh diri: Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh
individu yang dapat mengarah kematian jika tidak dicegah.
3) Bunuh diri: Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau
diabaikan. Orang yang melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak benar-benar ingin
mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.
Metode Bunuh Diri
Metode memiliki makna khusus atau simbolisasi dari individu. Secara umum, metode
bunuh diri terdiri dari 6 kategori utama yaitu: minum obat (memakan padatan, cairan,
gas, atau uap), menggantung diri (mencekik dan menyesakkan nafas), senjata api dan
peledak, menenggelamkan diri, melompat, memotong (menyayat dan menusuk).
Bunuh diri atau percobaan bunuh diri dapat dijelaskan secara ilmiah yang dipandang
dari berbagai perspektif, namun sebenarnya penjelasan berikut hendaknya dipandang
sebagai satu kesatuan dalam memahami perilaku bunuh diri yang kompleks. Dihat dari :
Gambar : Alat Bunuh Diri
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
1) perspektif Psikologis terdapat 3 penjelasan, penjelasan pertama didasarkan pada
ungkapan Freud yang mengaitkan antara bunuh diri dengan kehilangan seseorang atau
objek yang diinginkan. Secara psikologis, individu yang beresiko melakukan bunuh diri
mengidentifikasi dirinya dengan orang yang hilang tersebut. Dia merasa marah terhadap
objek kasih sayang ini dan berharap untuk menghukum atau bahkan membunuh orang
yang hilang tersebut. Meskipun individu mengidentifikasi dirinya dengan objek kasih
sayang,perasaanmarahdanharapanuntukmenghukumjugaditujukanpadadirisendiri.
Oleh karena itu, perilaku destruktif diri terjadi, penjelasan kedua memandang masalah
bunuh diri pada dasarnya adalah masalah kognitif. Fokus pandangan ini terletak pada
penilaian negatif yang dilakukan oleh suicidal person terhadap diri, situasi sekarang,
dunia, dan masa depan. Penjelasan ketiga menyatakan bahwa perilaku bunuh diri itu
dipelajari. Teori ini berpendapat bahwa sebagai seorang anak, individu suicidal belajar
untuk tidak mengekspresikan agresi yang mengarah keluar dan sebaliknya membalikkan
agresi tersebut menuju pada dirinya sendiri. Di samping itu, sebagai akibat dari
reinforcement negatif, individu tersebut menjadi depresi. Sebagai tambahan, Jamison
(dalam Corr, Nabe, & Corr, 2003) mengemukakan bahwa psikopatologi adalah elemen
paling umum pada perilaku bunuh diri. Dia percaya bahwa sakit mental memainkan
suatu peranan penting pada perilaku bunuh diri. Beberapa kondisi psikopatologis
yang difokuskannya adalah mood disorder, schizophrenia, borderline dan antisocial
personality disorder, alkoholik, dan penyalahgunaan obat-obatan.
Gambar : Faktor Bunuh Diri
2) Penjelasan Biologis
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan penjelasan biologis yang tepat
untuk perilaku bunuh diri. Beberapa peneliti percaya bahwa ada gangguan pada
level serotonin di otak, dimana serotonin diasosiasikan dengan perilaku agresif
dan kecemasan. Penelitian lain mengatakan bahwa perilaku bunuh diri merupakan
bawaanlahir,dimanaorangyangsuicidalmempunyaikeluargayangjugamenunjukkan
kecenderungan yang sama. Walaupun demikian, hingga saat ini belum ada faktor
biologis yang ditemukan berhubungan secara langsung dengan perilaku bunuh diri.
21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
19
3) Penjelasan Sosiologis
Memandang perilaku bunuh diri sebagai hasil dari hubungan individu dengan
masyarakatnya, yang menekankan apakah individu terintegrasi dan teratur atau tidak
dengan masyarakatnya. Berdasarkan hubungan tersebut, Durkheim (dalam Corr,
Nabe, & Corr, 2003) membagi bunuh diri menjadi 4 tipe yaitu: pertama adalah Egoistic
Suicide , dimana inidividu yang bunuh diri adalah individu yang terisolasi dengan
masyarakatnya, dimana individu mengalami underinvolvement dan underintegration.
Individumenemukanbahwasumberdayayangdimilikinyatidakcukupuntukmemenuhi
kebutuhan, dia lebih beresiko melakukan perilaku bunuh diri, kedua adalah Altruistic
Suicide, individu di sini mengalami overinvolvement dan overintegration. Pada situasi
demikian,hubunganyangmenciptakankesatuanantaraindividudenganmasyarakatnya
begitu kuat sehingga mengakibatkan bunuh diri yang dilakukan demi kelompok.
Identitas personal didapatkan dari identifikasi dengan kesejahteraan kelompok,
dan individu menemukan makna hidupnya dari luar dirinya. Pada masyarakat yang
sangat terintegrasi, bunuh diri demi kelompok dapat dipandang sebagai suatu tugas,
ketiga adalah Anomic Suicide, bunuh diri ini didasarkan pada bagaimana masyarakat
mengatur anggotanya. Masyarakat membantu individu mengatur hasratnya (misalnya
hasrat terhadap materi, aktivitas seksual, dll.). Ketika masyarakat gagal membantu
mengatur individu karena perubahan yang radikal, kondisi anomie (tanpa hukum
atau norma) akan terbentuk. Individu yang tiba-tiba masuk dalam situasi ini dan
mempersepsikannya sebagai kekacauan dan tidak dapat ditolerir cenderung akan
melakukan bunuh diri. Misalnya remaja yang tidak mengharapkan akan ditolak oleh
kelompok teman sebayanya, dan keempat adalah Fatalistic Suicide, tipe bunuh diri
ini merupakan kebalikan dari anomic suicide, dimana individu mendapat pengaturan
yang berlebihan dari masayarakat. Misalnya ketika seseorang dipenjara atau menjadi
budak.
Gambar : Faktor Bunuh Diri
22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
Selanjutnya akan kita bahas tentang penatalksanaannya secara umum:
1) Bantu klien untuk menurunkan resiko perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri,
dengan cara :
• Kaji tingkatan resiko yang di alami pasien : tinggi, sedang, rendah.
• Kaji level Long-Term Risk yang meliputi : Lifestyle/ gaya hidup, dukungan social yang
tersedia, rencana tindakan yang bisa mengancam kehidupannya, koping mekanisme
yang biasa digunakan.
2) Berikan lingkungan yang aman ( safety) berdasarkan tingkatan resiko , managemen untuk
klien yang memiliki resiko tinggi
• Orang yang ingin suicide dalam kondisi akut seharusnya ditempatkan didekat ruang
perawatan yang mudah di monitor oleh perawat.
• Mengidentifikasi dan mengamankan benda – benda yang dapat membahayakan klien
misalnya : pisau, gunting, tas plastic, kabel listrik, sabuk, hanger dan barang berbahaya
lainnya.
3) Membantu meningkatkan harga diri klien
• Tidak menghakimi dan empati
• Mengidentifikasi aspek positif yang dimilikinya
• Mendorong berpikir positip dan berinteraksi dengan orang lain
• Berikan jadual aktivitas harian yang terencana untuk klien dengan control impuls yang
rendah
• Melakukan terapi kelompok dan terapi kognitif dan perilaku bila diindikasikan.
4) Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mendapatkan dukungan social
• Informasikan kepada keluarga dan saudara klien bahwa klien membutuhkan dukungan
social yang adekuat
• Bersama pasien menulis daftar dukungan sosial yang di punyai termasuk jejaring sosial
yang bisa di akses.
• Dorong klien untuk melakukan aktivitas social
Gambar : Kepedulian
23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
21
Setelah kita mempelajari konsep dasar percobaan bunuh diri, kita akan lanjutkan dengan
bagaimana proses perawatan klien dengan percobaan bunuh diri. Seperti biasanya dalam
proses keperawatan harus kita lakukan pengkajian terlebih dahulu, hal-hal apa yang perlu
kita kaji:
Pengkajian pasien
Pengkajian lingkungan upaya bunuh diri. Prestasi kehidupan yang menghina/menyakitkan.
Tindakan persiapan metode yang dibutuhkan, mengatur rencana, membicarakan tentang
bunuh diri, memberikan milik berharga sebagai hadiah, catatan untuk bunuh diri.
Penggunaan cara kekerasan atau obat/racun yang lebih mematikan dan kewaspadaan
yang dilakukan agar tidak diketahui.
Beberapa petunjuk yang perlu kita ketahui adalah: Keputusasaan, Celaan terhadap diri
sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga alam perasaan depresi, Agitasi dan gelisah,
Insomnia yang menetap, Penurunan berat badan, Berbicara lamban, keletihan, menarik
diri dari lingkungan sosial
Gambar : Narkoba
Adanya Penyakit psikratrik meliputi tanda-tanda Upaya bunuh diri sebelumnya, Kelainan
afektif, Alkoholisme dan/atau penyalahgunaan obat, Kelainan tindakan dan depresi pada
remaja, Demensia diri dan status kekacauan mental pada lansia, Kombinasi dari kondisi
diatas.
Riwayat Psikososial dapat kita identifikasi dari : Baru berpisah bercerai, atau kehilangan
Hidup sendiri, Tidak bekerja, perubahan atau kehilangan pekerjaan yang baru dialami,
stress kehidupan multiple (pindah, kehilangan, putus hubungan yang berarti, masalah
sekolah, ancaman terhadap krisis disiplin), Penyakit medik kronik, Minum yang berlebihan
dan penyalahgunaan zat
Faktor-faktor kepribadian yang bisa diidentifikasi adalah: perilaku Impulsif, agresif, rasa
bermusuhan, Kekakuan kognitif dan negative, Keputusasaan, Harga diri rendah, Batasan
atau gangguan kepribadian antisocial
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
Riwayat keluarga juga perlu diketahui adanya Riwayat keluarga berperilaku bunuh diri,
Riwayat keluarga gangguan afektif, alkoholisme atau keduanya.
Setelah kita mengetahui apa yang harus kita identifikasi, selanjutnya kita kelompokkan dan
analisis untuk menegakkan Diagnosa keperawatannya, beberapa diagnose keperawatan
yang bisa kita tegakkan antara lain:
• Resiko bunuh diri yang berhubungan dengan putus asa
• Nyeri akut yang berhubungan dengan agent cidera kimia
• Harga diri rendah situasional yang berhubungan dengan perubahan peran social
• Koping tidak efektif yang berhubungan dengan tingkat kepercayaan diri tidak adekuat
Gambar : Alat Bunuh Diri
B. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kejang
demam
Kejang adalah suatu manifestasi pelepasan secara massive dari sejumlah neuron di otak
karena gangguan aktifitas listrik di otak. Penyebab kejang pada anak : Trauma kepala,
Meningitis, Hipoxia, Hypoglicemia, Demam sangat sensitif terhadap peningkatan
suhu tubuh.
Tipe kejang diklasifikasikan berdasarkan manifestasinya :
26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
Anda tempatkan anak pada lantai atau tempat tidur, jauh dari furniture, jangan
ikat anak Bersihkan dan pertahankan jalan nafas Berikan O2. Dapat terjadi
peroide hipoventilasi atau apnue. Sebagian besar kematian akibat kejang kare-
na anoxia Pasang infus microdip D5/W dan monitor kelancarannya Bila klien
demam, turunkan temperatur Bila kejang tidak berhenti Diazepam (valium)
dengan dosis 0,3 mg/kg BB (max10 mg). Berikan lambat-lambat secara injeksi
IV 1-3 mnt dengan memonitoring vital sign ketat. Apnea dan cardiac arrest
dapat terjadi akibat pemberian diazepam. Pengawasan anak secara ketat dan
persiapkan alat-alat resusitasi. Lindungi anak dari perlukaan
Saat Anda menangani bayi baru lahir yang mengalami kejang lihatlah tanda- tanda :
KEJANG PADA NEONATUS
• Adanya kekakuanpada satu area
• Flexi pergerakan tubuh yang repetitif
• Tremor
• Kedutan
• Gerakan menggigit
• Nystagmus
• Hiperaktif yang tidak biasa untuk anak-anak seumurnya
• Pada beberapa bayi terjadi episode apnue dan kehilangan to-
nus otot secara tiba-tiba, sesudahnya lemah.
Penatalaksanaan :
Dilakukan secara cepat :
Anda berkolborasi dengan Dokter dalam pemberian D5 W (1-2
ml/kg), kemudian 10% kalsium Ce (0,1 ml/kg) atau 10% kalsium
glukonat (0,3 ml/kg), Prydoxine (50 mg), 3% magnesium sulfat
diberikan dalam beberapa menit
dan
baru temukan penyebab kejang
27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
25
Kejang demam pada anak bisa Anda temui pada anak usia 6 bl dan 4 atau 5 tahun mengalami
kejang terjadi 2 sampai dengan 6 jam sesudah timbul panas dan menurun/hilang dalam 10-
15’.
KEJANG PADA NEONATUS
Faktor penyebab :
Pemeriksaan Diagnotik :
Untuk menegakkan diagnosa Kejang DEmam Anda bisa berkolaborasi untuk melakukan
pemeriksaan : Fungsi lumbal dilakukan untuk mengobservasi adanya meningitis dan bila
keadaan hipoglikemia (Kadar gula rendah dan Test urine)
Penatalaksanaan :
• Glucose IV (25%-50%) diikuti D5W bila ada hypoglicemia berat
• Pemberian diazepam (valium) 0,1-0,3 mg/kg IV alternative lorazepam/ativan berulang
karena obat-obatan tersebut efeknya relatif pendek
• Penobarbital 5 sd 10 mg/kg IV diberikan kurang dari 10 mnt
• Paraldenye, pancuronim dan obat-obatan anastesia diberikan pada status apilepticus
yang tidak terkontrol
Selama Pemberian anticonvulsive perhatikan :
• Pernafasan : pemberian therapi O2 Karena hipoxia yang terjadi karena rangsangan
kejang dapat meningkatkan stimulasi kejang yang lain.
• Untuk koreksi hypoxia dan acidosis beri bantuan ventilasi
• Pemberian D5W
• Kejang yang terjadi sekali bukan karena epilepsi
Kriteria anak yang dibawa ke RS :
• Kurang dari 6 bulan
• Lebih dari 11 kali kejang selama 24 jam
• Focal seizure
• Terjadi lagi kadang jangka waktu 15 menit
• Orang tua tidak mampu mengatasi
KEJANG DEMAM
28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
Selamat Anda telah selesai mempelajari materi Asuhan Keperawatan Psikiatrik
dan Bencana. Dengan demikian Anda yang bertugas sebagai Perawat telah siap
menerapkan materi ini. Ha-hal yang telah Anda Pelajaari dari kegiatan belajar ini
adalah sebagai berikut:
1) Tentamen suicide atau percobaan bunuh diri merupakan situasi dimana seseorang
telah melakukan sebuah perilaku yang mengancam hidup dengan keinginan
menghabisi hidupnya tetapi belum berakibat pada kematian.
2) Tidak ada faktor tunggal pada kasus bunuh diri, setiap faktor yang ada saling
berinteraksi
3) Penjelasan-penjelasan perilaku bunuh diri dari perspektif yang berbeda hendaknya
dipandang sebagai satu kesatuan Dalam memahami perilaku bunuh diri yang
kompleks.
4) Proses keperawatan dilakukan mulai dari pengkajian sampai evaluasi, dan Diagnosa
Ditegakkan berdasarkan NANDA.
5) Jenis-jenis bencana dapat dibagi menjadi 3 yaitu bencana alam, bencana non alam
dan bencana social.
6) Semakin tinggi bahaya, kerentanan dan ketidakmampuan, maka semakin besar
pula risiko bencana yang dihadapi
7) Perawat mempunyai peran dalam penanggulangan Pra Bencana, saat bencana
dan pasca bencana.
Selanjutnya Anda diharapkan dapat menerapkan hasil kegiatan belajar ini dalam
memberikan pelayanan individu pada percobaan bunuh diri dan pelayanan di
masyarakat pada penanganan bencana
Rangkuman
29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
27
Dradjat, Respati S., (2008), Basic Trauma Life Support (Pertolongan Hidup Dasar Trauma),
Life support
Training Center, Malang Trauma Services, IRD RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Guill, Margaret F., Asthma Update: Clinical Aspects and Management, Pediatrics in Review,
Vol.25 No.10
October 2004, 335-344
Laporan Nasional 2007, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia (2008)
National Asthma Council Australia 2011, First Aid for Asthma, Brochure
Smeltzer, SC., O’Connell, & Bare, BG., (2003). Brunner and Suddarth’s textbook of Medical
Surgical Nursing, 10th edition, Pennsylvania: Lippincott Wiiliam & Wilkins Company
Stanley D & Tunnicliffe W., Management of Life-Threatening Asthma in Adult, Continuing
Education in Anaesthesia, Critical Care & Pain Volume 8 Number 3 2008
Valman HB, Bronchial Asthma, British Medical Journal, Volume 306, 19 Juni 1993
Daftar
Pustaka
30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
Daftar
Gambar
Cover
http://rscarolus.atoma.co.id/wp-content/
uploads/2011/12/DSC5504.jpg
Kondisi Pasien Gawat Darurat
http://gadingpluit-hospital.com/gambar/
konten/2014/05/IMG_2274-M1-Small.jpg
Sesak Nafas
http://www.sehataja.com/wp-content/
uploads/2013/08/hal-hall-yanng-ha-
rus-diperhatikan-bagi-penderita-asma.
jpg
Ilustrasi Fraktur Kemenkes
Sindroma Kompartemen kaki kiri Kemenkes
Pemeriksaan Sindroma Kompartemen Kemenkes
Pembidaian Pada Kaki dan Tangan Kemenkes
Tanda Tiga Serangkai Asma Kemenkes
Asma Poster
http://adsoftheworld.com/sites/default/
files/styles/media_retina/public/post-
er_01.jpg?itok=Gu_5BoQR
Inhaler
http://a.fastcompany.net/multisite_files/
coexist/imagecache/1280/1280-IMG_444
5-e1319646437524.jpg
Suhu Tubuh Tidak normal
http://intisari-online.com//media/imag-
es/977_kejang_demam_pada_anak.jpg
Percobaan Bunuh Diri
http://cdn.choosehelp.com/con-
tent/3a9906c5efe578dec12f37e-
3455f8ee7_bda0ab8_image_suicide.jpg
Alat Bunuh Diri
http://www.wikihow.com/images/9/9c/
Tie-a-Noose-Step-10-Version-2.jpg
Faktor Bunuh DIri
http://nicholasferguson.org/wp-content/
uploads/stress-pencil-cropped.jpg
Kepedulian
https://dukeregionalhospital.files.word-
press.com/2013/06/hands.jpg
Narkoba
h t t p : / / w w w . m a t r i x d i a g n o s t i c s .
co.uk/wp-content/uploads/2014/01/
Drugs-and-alcohol.jpg
31. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015