Triage adalah proses memilah korban kegawatdaruratan berdasarkan tingkat keparahannya untuk menentukan prioritas perawatan. Proses ini meliputi pengkajian singkat kondisi korban, penentuan klasifikasi berdasarkan gejala klinis, dan dokumentasi hasil triase.
1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Australia Indonesia Partnership
for Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
KEPERAWATAN
Rudi Hamarno
Maria Diah Ciptaning Tyas
KEGAWAT DARURATAN
MODUL
Konsep Dasar Kegawat Daruratan dan Bantuan Hidup Dasar
SEMESTER 8
2. ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
MODUL 1 : Konsep Dasar Kegawat Daruratan dan Bantuan Hidup Dasar
Daftar isi i
Daftar Isi
Pendahuluan 1
3Kegiatan Belajar 1 Triage
11Kegiatan Belajar 2 Pengkajian Airway, Breathing dan Circulation
Kegawat Daruratan
19Kegiatan Belajar 3 Bantuan Hidup Dasar
Acuan Pustaka
Daftar Gambar
39
40
Test Akhir 34
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pelayanan di unit gawat darurat merupakan
pelayanan yang sangat penting untuk
mencegahterjadinyakematiandankecacatan
korban. Untuk dapat mencegah kematian dan
kecacatan korban dibutuhkan kemampuan
kognitif, afektif maupun psikomotor anda
untuk dapat menolong dengan cepat dan
tepat. Salah satu kajian yang harus dikuasai
anda adalah Konsep Dasar dan Prinsip
Kedaruratan. Modul berjudul Konsep Dasar
Kegawatdaruratan membahas tentang
Triage, Pengkajian Airway, Breathing dan
Circulation dan Bantuan Hidup Dasar. Modul
ini dikemas dalam 3 kegiatan belajar yang
disusun sebagai urutan sebagai berikut :
Kegiatan Belajar 1 : Triage
Kegiatan Belajar 2: Pengkajian Airway,
BreathingdanCirculationkegawatdaruratan
Kegiatan Belajar 3 : Bantuan Hidup Dasar.
Setelah anda belajar modul ini dengan
baik dan seksama anda dapat memahami
Triage, pengkajian Airway, Breathing dan
Circulation serta bantuan hidup dasar
korban yang obstruksi maupun korban
yang tidak mengalami obstruksi. Kegiatan
belajar tersebut sangat diperlukan oleh
anda ketika nantinya anda memberikan
asuhan perawatan pada korban
Gambar : Pelayanan Gawat Darurat
Salam, saya yakin dan percaya anda bisa memahami dan
menyelesaikan modul ini dengan baik.
Mata kuliah keperawatan gawat darurat mempunyai 2 modul. Anda
sekarang belajar modul 1.
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
2
kegawatdaruratan.
Proses pembelajaran untuk materi Konsep Dasar Kegawatdaruratan yang sedang anda
pelajari ini dapat berjalan lebih baik dan lancar apabila anda mengikuti langkah langkah
belajar sebagai berikut :
1. Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan belajar yang akan dipelajari.
2. Pahami dan dalami secara bertahap dari kegiatan belajar yang akan dipelajari.
3. Ulangi lagi dan resapi materi yang anda peroleh dan diskusikan dengan teman atau
orang yang kompeten di bidangnya.
4. Keberhasilan dalam memahami modul ini tergantung dari kesungguhan, semangat dan
tidak mudah putus asa dalam belajar.
5. Bila anda menemui kesulitan, silahkan anda menghubungi fasilator atau orang yang ahli.
Selamat belajar, sukses untuk anda.
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Peserta didik mampu melakukan triage
pada kasus kegawatdaruratan
Kegiatan
Belajar 1
TRIAGE
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pada modul ini, Anda akan mempelajari mengenai Triage, yang akan membantu Anda
bertugas di unit gawat darurat untuk memilah korban sehingga bisa diberikan penangan
yang cepat dan tepat. Materi mengenai Triage yang harus Anda pahami adalah : mengenai
prinsip-prinsip Triage, kemudian klasifikasi dari triage untuk menetunkan tindakan
selanjutnya. Selain klasifikasi, Anda juga akan mempelajari bagaimana proses triage
berlangsung sehingga membuat Anda lebih memahami. Materi terakhir yang Anda pelajari
pada modul ini adalah prinsip dokumentasi triage.
Selamat belajar…..
Peserta didik mampu
• Menjelaskan definisi triage
• Mengidentifikasi prinsip triage
• Menjelaskan klasifikasi triage
• Mengidentifikasi proses triage
• Menjelaskan prinsip dokumentasi triage.
Gambar : IGD
Pokok-pokok Materi
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
4
Uraian
Materi
Triage adalah suatu cara untuk menseleksi
atau memilah korban berdasarkan tingkat
kegawatan. Menseleksi dan memilah korban
tersebut bertujuan untuk mempercepat
dalam memberikan pertolongan terutama
pada korban korban yang dalam kondisi kritis
atau emergensi sehingga nyawa korban dapat
diselamatkan. Untuk bisa melakukan triage
dengan benar maka perlu anda memahami
tentang prinsip prinsip triage.
Gambar : Proses Triage
Jika anda saat dinas atau praktek di ruang gawat darurat kemudian ada 1 orang korban
datang untuk mendapatkan pertolongan, sulitkah anda untuk menolong ? Tentu
jawabannyatidak.Tetapibilaada5atau10orangkorbankecelakaandatangsecaratibatiba
dan bersamaan sementara anda hanya sendirian atau berdua bertugas, pertanyaannya
adalah sulitkah anda dalam menolong korban ? jawabannya pasti ya. Anda akan bingung
korban yang mana yang akan ditolong terlebih dahulu. Ingat bahwa menolong korban di
area kegawatdaruratan itu mempunyai 2 tujuan yaitu menyelamatkan korban (save life)
dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
Untuk bisa menjawab rasa ingin tahu tersebut, anda harus memahami dan mempelajari
tentang triage.
Apa itu Triage ?
Apa itu Triage ?
Triage seharusnya segera dan tepat waktu,
penanganan yang segera dan tepat waktu
akan segera mengatasi masalah pasien
dan mengurangi terjadi kecacatan akibat
kerusakan organ. Pengkajian seharusnya
adekuat dan akurat, data yang didapatkan
dengan adekuat dan akurat menghasilkan
diagnosa masalah yang tepat. Keputusan
didasarkan dari pengkajian, penegakan
diagnose dan keputusan tindakan yang
diberikan sesuai kondisi pasien.
Intervensi dilakukan sesuai kondisi korban, penanganan atau tindakan yang diberikan
sesuai dengan masalah/keluhan pasien. Kepuasan korban harus dicapai, kepuasan korban
menunjukkan teratasinya masalah. Dokumentasi dengan benar, dokumentasi yang benar
merupakan sarana komunikasi antar tim gawat darurat dan merupakan aspek legal.
Anda telah memahami tentang prinsip triage, sekarang anda akan belajar tentang
klasifikasi triage. Klasifikasi ini penting untuk menseleksi korban yang datang sehingga
keselamatan korban segera ditolong. Klasifikasi ini dibagi menjadi 3 yaitu :
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
Prioritas 1 (Emergensi) : warna / label : merah
bila tidak segera ditangani
mengancam jiwa
waktu tunggu 0 - 5 menit contoh : henti paru dan jantung,
obstruksi total saluran nafas,
IMA, trauma thorak, syok dan
sebagainya
Prioritas 2 (Gawat ) : warna / label : kuning
apabila tidak ditolong
maka korban tidak
segera terjadi kolap paru
dan jantung
perawatan dan pengobatan
tidak lebih dari 30 menit
asma bronkiale, hipertensi.
fraktur ektremitas tanpa
perdarahan
Prioritas 3 (Tidak gawat) : warna / label : hijau
kondisi korban tidak
serius
membutuhkan perawatan
kurang dari 2 jam
pilek, batuk batuk, khitan,
tindik telinga
Ketika anda melakukan triage, waktu yang dibutuhkan adalah kurang dari 2 menit karena
tujuan triage bukan mencari diagnose tapi mengkaji dan merencanakan untuk melakukan
tindakan.
Proses triage
Ada beberapa petunjuk saat anda melakukan pengkajian triage yaitu : Riwayat pasien,
sangat penting dan bernilai untuk mengetahui kondisi pasien; Tanda, Keadaaan umum
pasien seperti tingkat kesadaran, sesak, bekas injuri dan posisi tubuh; Bau, tercium bau
alcohol, keton dan melena; Sentuhan (palpasi), kulit teraba panas, dingin dan berkeringat,
palpasi nadi dan daerah yang penting untuk dikaji serta sentuh adanya bengkak; Perasaan
(common sense), gunakan perasaan dalam memutuskan jawaban yang relevan dengan
kondisi pasien.
Di saat anda menemukan korban yang datang dalam kondisi kegawatdaruratan maka anda
melakukan proses triage dengan menerapkan S-O-A-P-I-E system. Tahap tahap SOAPIE
system adalah :
Pengkajian dan setting triage
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
6
Pelaksanaan S-O-A-P-I-E system merupakan suatu siklus. Setelah anda mendapatkan
data subyektif dan obyektif maka anda bisa merumuskan masalah pasien, dilanjutkan
merumuskan rencana tindakan keperawatan. Setelah anda merumuskan rencana
tindakan keperawatan kemudian melakukan tindakan keperawatan sesuai kondisi pasien
saat itu, dilanjutkan dengan melakukan evaluasi. Tahap evaluasi bisa dilaksanakan pada
semua tahap.
Tahap tahap diatas dapat dikerjakan secara bersamaan (simultan) untuk mempercepat
pemberian pertolongan kepada pasien, Anda seperti contoh kasus selanjutnya.
Kasus
Suatu sore Anda sedang bertugas di unit gawat darurat, kemudian datang seorang
pasien diantar oleh keluarga. Pasien tersebut seorang laki-laki, usia 45 tahun. Saat Anda
melakukan anamnesa pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri menjalar ke bahu,
nafas terasa sesak. Pasien terlihat kesakiktan sambil memegangi dada sebelah kiri, hasil
pengukuran didapatkan hasil : TD = 170/110 mmHg, N = 112 x/mnt, hasil EKG menunjukkan
adanya ST elevasi.
Gambar 1. Proses triage pada kasus infak miokard jantung
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
Rangkuman
Selamat anda telah menyelesaikan materi triage. Setelah ini anda sebagai perawat di
unit gawat darurat memliki kompetenai untuk melakukan triage. Dari materi triage
ini ada harus mengingat hal hal penting yaitu :
1. Prinsip prinsip triage yang meliputi a) triage seharusnya segera dan tepat waktu,
b) pengkajian seharusnya adekuat dan akurat, c) keputusan didasarkan dari
pengkajian, d) intervensi dilakukan sesuai kondisi korban, e) kepuasan korban
harus dicapai dan f) dokumentasi dengan benar.
2. Klasifikasi triage dibagi menjadi 3 yaitu : a) prioritas 1 (emergensi) : warna / label :
merah, b) prioritas 2 (gawat ) : warna / label : kuning dan c) prioritas 3 (tidak gawat)
: warna / label : hijau
3. Bentuk proses triage menggunakan SOAPIE system yaitu S (data subyektif),
O (data obyektif), A (assess / masalah), P (perencanaan), I (implementasi) dan E
(evaluasi).
4. Proses triage tersebut dapat dikerjakan secara bersamaan (simultan) untuk
mempercepat pemberian pertolongan kepada pasien.
Setelah anda melakukan triage maka anda melakukan dokumentasi. Dokumentasi penilaian
triage jelas, ringkas dan mendukung tingkat keparahan pasien. Tujuan dari dokumentasi
adalah untuk mendukung keputusan triage, mengkomunikasikan informasi yang penting
secara berurutan pada petugas kesehatan dan sebagai kebutuhan legal kedokteran.
Dokumentasi
1. Waktu pasien dilakukan triage
2. Keluhan utama dan dihubungkan dengan
gejala
3. Riwayat kesehatan lalu
4. Alergi
5. Tanda vitall
6. Data Subyektif dan Obyektif
7. Prioritas korban
8. Intervensi
9. Tes diagnostic
10. Obat obatan
11. Evaluasi
12. Tanda tangan perawat
13. Cara tiba ke IGD
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
8
Evaluasi
Formatif
TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 1
Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Benar
1. Prinsip Triage yang harus diketahui oleh seorang perawat adalah:
a. Triage seharusnya segera dan tepat waktu
b. Keputusan harus berdasarkan kebiasaan
c. Pengkajian dilakukan dilakukan secara kebutuhan
d. Intervensi yang diberikan sesuai pengalaman perawat
2. Pernyataan benar tentang Triage
a. Dikagorikan P2 apabila mengancam jiwa
b. Tempat perawatan P1 adalah resusitasi room
c. Waktu tunggu P1 tidak boleh lebih dari 15 menit
d. Dikatagorikan P3 apabila klien gawat tetapi tidak segera mengancam jiwa
3. Beberapa petunjuk dalam pengkajian triage adalah
a. Riwayat
b. Bau
c. Sentuhan
d. Tanda-tanda
4. Format yang dipakai dalam melakukan proses triage adalah :
a. Primary Survey
b. Secondary Survey
c. Secondary Assessment
d. SOAPIE
5. Pada pengkajian Triage, data subyektif yang diperlukan adalah :
a. Cara Klien Tiba di RS
b. Tingkat Kesadaran pada Klien Trauma
c. Keadaan Umum
d. Keluhan Utama
6. Pada bagian Plannning dalam SOAPIE , hal yang dilakukan adalah :
a. Melakukan implementasi
b. Mengumpulkan data
c. Melakukan evaluasi
d. Merencanakan tindakan .
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
Bus X jurusan Jakarta mengalami kecelakaan dengan menabrak truck dengan jumlah
penumpang 20 orang. Seluruh korban sudah dievakuasi di lapangan yang relative aman
, dan kemudian dibawa ke IGD rumah sakit terdekat. Soal berhubungan dg no : 7 - 10
7. Korban 2 orang mengalami trauma kepala, keadaannya tidak sadar dengan GCS 112.
Prioritas korban adalah
a. Prioritas 1
b. Prioritas 2
c. Prioritas 3
d. Prioritas 4
8. Label / warna yang diberikan pada korban 2 orang mengalami trauma kepala,
keadaannya tidak sadar dengan GCS 112 adalah :
a. Merah
b. Kuning
c. Hijau
d. Hitam
9. Ada 5 korban mengalami jumlah pernafasan 36 x/menit , Tekanan darah 80/50 dan
perdarahan, maka anda akan memprioritaskan :
a. Prioritas 1
b. Prioritas 2
c. Prioritas 3
d. Prioritas 4
10. Label / warna yang diberikan pada korban 2 orang mengalami trauma kepala,
keadaannya tidak sadar dengan GCS 112 adalah :
a. Merah
b. Kuning
c. Hijau
d. Hitam
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
10
Tugas
Mandiri
Ketika anda sedang dinas di rumah sakit, coba anda lakukan atau identifikasi :
a. Apakah petugas IGD harus bisa melakukan triage ? , berikan alasan
b. Bagaimanakah proses triage di rumah sakit itu?
c. Bagaimanakah dokumentasinya ?.
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
Kegiatan
Belajar 2
Pengkajian Airway, Breathing dan Circulation
Kegawatdaruratan
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pesertadidikmampumelakukanpengkajian
Airway, Breathing dan Circulation
kegawatdaruratan.
Pada modul ini, Anda akan mempelajari mengenai pengkajian pada pasien dengan kondisi
atau dalam situasi kegawatdaruratan. Materi yang pertama Anda pelajari adalah mengenai
bagaimana melakukan pengkajian Airway (Jalan nafas)pada kasus kegawatdaruratan?
Secara berurutan Anda Akan mempelajari bagaimana pengkajian Breathing (pernafasan)
pada kasus kegawatdaruratan? Dan yang materi terakhir pada kegiatan belajar 2 ini
adalah mengenai pengkajian Circulation (sirkulasi) pada kasus kegawatdaruratan. Baiklah,
semoga dengan materi-materi tersebut Anda akan semakin paham mengenai pengkajian
kegawatdaruratan.
Selamat belajar…..!!!
Gambar : IGD
Peserta didik mampu
• Mengidetifikasi pengkajian Airway (Jalan nafas)pada kasus kegawatdaruratan
• Mengidentifikasi pengkajian Breathing (pernafasan) pada kasus kegawatdaruratan
• Mengidentifikasi pengkajian Circulation (sirkulasi) pada kasus kegawatdaruratan
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
12
Uraian
Materi
Tidak sulit bagi anda untuk belajar dan memahami pengkajian kedaruratan. Dalam melaku-
kan asuhan keperawatan pada kasus kegawatdaruratan selalu diawali dengan melakukan
pengkajian. Pengkajian kegawatdaruratan pada umumnya menggunakan pendekatan
A-B-C (Airway= JALAN NAFAS, Breathing=PERNAFASAN dan Circulation = SIRKULASI). Perlu
diingat sebelum melakukan pengkajian anda harus memperhatikan proteksi diri (keaman-
an dan keselamatan diri) dan keadaan lingkungan sekitar.
Proteksi diri sangatlah penting bagi anda dengan tujuan untuk melindungi dan mencegah
terjadinya penularan dari berbagai penyakit yang dibawa oleh korban. Begitu juga keadaan
lingkungan sekitar haruslah aman, nyaman dan mendukung keselamatan baik korban
maupun penolong. Coba bayangkan bila anda menolong korban apabila ada api di dekat
anda, tentu anda tidak akan aman dan nyaman ketika anda menolong korban. Oleh sebab
sangatlah penting proteksi diri dan lingkungan yang aman dan nyaman tersebut.
PENTING UNTUK DIINGAT SEBELUM PENGKAJIAN !!
1. Menggunakan PROTEKSI DIRI
2. LINGKUNGAN SEKITAR HARUS AMAN DAN
Alat proteksi diri Alat alat pengkajian
Celemek/apron Stetoskop
Sarung tangan Tensi meter
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
Masker Penlight
Kaca mata (goggle) Arloji
Sepatu boot Pulpen
Tutup kepala Buku catatan
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
14
Setelah anda menggunakan proteksi diri dan membawa alat alat pengkajian ke dekat
korban maka anda berada di dekat / samping korban mengatur posisi korban dengan
posisi terlentang atau sesuai dengan kebutuhan.
Setelah anda menggunakan proteksi diri dan membawa alat alat pengkajian ke dekat
korban maka anda berada di dekat / samping korban mengatur posisi korban dengan
posisi terlentang atau sesuai dengan kebutuhan.
Pengkajian airway (jalan nafas)
Pengkajian jalan nafas bertujuan menilai apakah jalan nafas paten (longgar) atau
mengalami obstruksi total atau partial sambil mempertahankan tulang servikal.
Sebaiknya ada teman anda (perawat) membantu untuk mempertahankan tulang servikal.
Pada kasus non trauma dan korban tidak sadar, buatlah posisi kepala head tilt dan chin
lift (hiperekstensi) sedangkan pada kasus trauma kepala sampai dada harus control atau
mempertahankan tulang servikal posisi kepala.
Pengkajian pada jalan nafas dengan cara membuka mulut korban dan lihat : Apakah ada
vokalisasi, muncul suara ngorok; Apakah ada secret, darah, muntahan; Apakah ada benda
asing seperti gigi yang patah; Apakah ada bunyi stridor (obstruksi dari lidah). Apabila
ditemukan jalan nafas tidak efektif maka lakukan tindakan untuk membebaskan jalan
nafas.
Pengkajian breathing (pernafasan)
Pengkajian breathing (pernafasan) dilakukan
setelah penilaian jalan nafas. Pengkajian
pernafasan dilakukan dengan cara inspeksi,
palpasi. Bila diperlukan auskultasi dan perkusi.
Inspeksi dada korban : Jumlah, ritme dan tipe
pernafasan; Kesimetrisan pengembangan
dada; Jejas / kerusakan kulit; Retraksi
intercostalis. Palpasi dada korban : Adakah
nyeri tekan; Adakah penurunan ekspansi paru.
Auskultasi : Bagaimanakah bunyi nafas (normal
atau vesikuler menurun); Adakah suara nafas
tambahan seperti ronchi, wheezing, pleural
friksion rub. Perkusi, dilakukan di daerah
thorak dengan hati hati, beberapa hasil yang
akan diperoleh adalah sebagai berikut : Sonor
(normal); Hipersonor atau timpani bila ada
udara di thorak; Pekak atau dullnes bila ada
konsolidasi atau cairan.
Pengkajian circulation (sirkulasi)
Pengkajian sirkulasi bertujuan untuk mengetahui dan menilai kemampuan jantung dan
pembuluh darah dalam memompa darah keseluruh tubuh. Pengkajian sirkulasi meliputi :
Tekanan darah; Jumlah nadi; Keadaan akral: dingin atau hangat; Sianosis; Bendungan vena
jugularis
Gambar : Bernafas
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
Rangkuman
Selamat anda telah menyelesaikan materi pengkajian Airway, Breathing dan
Circulation kegawatdaruratan. Dengan demikian sekarang Anda memiliki kompetensi
untuk melakukan pengkajian Airway, Breathing dan Circulation kegawatdaruratan.
Dari materi tersebut ada harus mengingat hal hal penting yaitu :
1. Sebelum Anda melakukan pengkajian keperawatan kedaruratan, Anda wajib
menggunakan pelindung diri (universal precaution) serta mempersiapkan alat
alat pengkajian.
2. Pengkajian keperawatan kedaruratan pada umumnya menggunakan urutan
Airway (jalan nafas), Breathing (pernafasan) dan Sirculation (sirkulasi).
3. Pengkajian jalan nafas bertujuan untuk mengetahui dan menilai kepatenan jalan
nafas.
4. Pengkajian pernafasan (breathing) bertujuan untuk mengetahui dan menilai fungsi
paru dan oksigenisasi.
5. Pengkajian sirkulasi (circulation) bertujuan untuk mengetahui fungsi jantung dan
pembuluh darah memompa darah keseluruh jaringan.
Selanjutnya anda diharapkan dapat melakukan penkajian airway (jalan nafas),
breathing (pernafasan) dan sirkulasi (circulation) di laboratorium.
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
16
Evaluasi
Formatif
TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 2
Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Benar
1. Seorang pria usia 24 tahun, korban tabrak lari dan dibawa ambulan menuju IGD.
Kondisi korban tidak sadar. Anda sedang praktek dan akan melakukan pengkajian.
Untuk melindungi keamanan diri baik korban maupun anda, alat alat proteksi diri
yang diperlukan untuk melakukan pengkajian adalah :
a. Celemek, apron, sarung tangan, masker, kaca mata (goggle), sepatu boot, tutup
kepala
b. Celemek, tensi meter, sarung tangan, masker, kaca mata (goggle), sepatu boot,
tutup kepala
c. Celemek, apron, sarung tangan, masker, stetoskop, sepatu boot, tutup kepala
d. Celemek, apron, sarung tangan, masker, kaca mata (goggle), penlight, tutup kepala
2. Seorang pria, usia 40 tahun, korban tabrak lari , berada di ruang emergensi UGD,
keadaan tidak sadar. Anda sebagai perawat jaga akan melakukan pengkajian
kedaruratan. Alat proteksi diri sudah digunakan. Alat alat pengkajian yang perlu anda
siapkan adalah :
a. Stetoskop, masker, penlight, arloji, pulpen, buku catatan.
b. Stetoskop, sarung tangan, penlight, arloji, pulpen, buku catatan,
c. Stetoskop, celemek, penlight, arloji, pulpen, buku catatan,
d. Stetoskop, tensi meter, penlight, arloji, pulpen, buku catatan.
3. Seorang ibu, usia 50 tahun, dibawa ke IGD, ditempatkan di ruang emergensi. Anda
sudah memakai proteksi diri dan alat alat pengkajian sudah didekatkan. Anda segera
melakukan pengkajian jalan nafas. Hal yang perlu dikaji pada jalan nafas adalah :
a. Vokalisasi, ada secret, darah, tekanan darah, benda asing, bunyi stridor.
b. Vokalisasi, ada secret, nadi, muntahan, benda asing, bunyi stridor.
c. Vokalisasi, ada secret, darah, muntahan, benda asing, bunyi stridor.
d. Vokalisasi, ada secret, darah, muntahan, benda asing, retraksi dada.
4. Seorang remaja, usia 20 tahun, korban tabrak lari dibawa ke IGD, ditempatkan di
ruang emergensi. Anda sudah memakai proteksi diri dan alat alat pengkajian sudah
didekatkan. Anda segera melakukan inspeksi pada breathing meliputi jalan nafas.
a. Kesimetrisan pengembangan dada
b. Benda asing di mulut
c. Adanya darah di hidung
d. Adanya lidah yang menyumbat.
5. Seorang remaja, usia 20 tahun, korban tabrak lari dibawa ke IGD, ditempatkan di
ruang emergensi. Anda telah melakukan inspeksi pada breathing meliputi jalan nafas,
selanjutnya anda akan melakukan auskultasi meliputi :
a. Adanya jejas di dada
b. Pola nafas
c. Bentuk dada
d. Bunyi nafas dada.
19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
6. Seorang laki-laki, 35 tahun, pekerjaan sopir truk. Dibawa ke IGD setelah mengalami
kecelakaan, tubuh terhimpit antara kursi dan setir. Pasien mengeluh sesak nafas, sesak
bertambah hebat. Hasil rongent thorak menunjukkan hasil ada hemothorak (adanya
darah di dalam rongga pleura). Hasil pemeriksaan fisik (perkusi) thorak/dada didapat
hasil :
a. Timpani
b. Hipersonor
c. Dullness
d. Hipertipani
7. Seorang ibu usia 42 tahun, pasien rawat inap di ruang bedah thorak. Saat ini mengeluh
nyeri pada dada depan. Tampak memar pada dada kiri sebelah atas mamae. 2 hari yang
lalu kecelakaan lalu lintas, dadanya terbentur stir mobil yang dikendarainya. Apakah
yang harus perawat kaji untuk memastikan ada tidaknya fraktur pada tulang dada atau
kostae?
a. Adanya nyeri dada pada daerah yang memar
b. Adanya edema pada daerah yang memar
c. Adanya krepitasi pada daerah yang memar
d. Adanya hiperemi pada daerah yang memar
8. Dari pengkajian terhadap pasien wanita (usia 42 tahun) yang baru mengalami kecelakaan
lalu lintas, diketahui pasien mengalami fraktur pada kosta ke 4&5 kiri. Pasien mengeluh
nyeri hebat pada dada sebelah kiri dan dan bernafas berat. Tampak gerakan nafas
pasien paradoks. Pasien didiagnosa Flail Chest. Kecurigaan terhadap adanya flail chest
pada kasus di atas didasarkan pada?
a. Riwayat kecelakaan lalu lintas
b. Ada fraktur pada dada kiri
c. Bernafas berat
d. Gerakan nafas paradoks
9. Laki-laki,50tahundirawatdiruangICCUdengandiagnosagagaljantung.Padapengkajian
didapatkan data klien mengeluh lemas dan dada berdebar-debar. Pada pemeriksaan
tanda-tanda vital didapatkan data tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 90x/menit dengan
ciri denyut nadi kuat lemah yang bergantian dan respirasi 24x/menit. Ciri denyut nadi
yang kuat lemah bergantian saat dilakukan pengkajian disebut apa ?
a. Pulsus seler
b. Pulsus alternan
c. Pulsus paradoks
d. Pulsus magnus
10.Untuk melakukan pengkajian yang lengkap terhadap nyeri dada klien dilakukan dengan
pendekatan PQRST (Provocative/Paliatif; Quality/Quantity; Region; Severity; Time).
Pertanyaan yang dapat diajukan kepada klien untuk mengetahui R (region) adalah :
a. Apa yang memperberat atau memperingan nyeri dada Bapak ?
b. Nyeri dirasakan di area mana? Apakah ada penyebaran nyeri ke leher, punggung
atau lengan ?
c. Nyeri yang Bapak rasakan seperti apa? Apakah seperti tertusuk-tusuk, terbakar atau
hanya seperti tertekan saja ?
d. Nyeri yang dirasakan Bapak apakah terus menerus ? Kapan Bapak merasakan nyeri
dada ?
20. Tugas
Mandiri
Seorang pria, 25 tahun, terjatuh dari sepeda motor, dibawa ambulan ke UGD. Anda
sebagai perawat jaga, coba anda lakukan di depan pantom yang meliputi:
a. Penggunaan proteksi diri
b. Persiapan alat
c. Pemeriksaan airway
d. Pemeriksaan breathing
e. Pemeriksaan sirkulasi.
KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. C
4.
5.
6. C
7. C
8. D
9. B
10. B
21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
Kegiatan
Belajar 3
Bantuan Hidup Dasar
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Peserta didik mampu melakukan bantuan
hidup dasar pada pasien yang mengalami
henti jantung dan nafas sesuai dengan
pedomanAHA(AmericanHeartAssociation)
2010
Pada modul ini, Anda akan mempelajari mengenai konsep bantuan hidup dasar, yang akan
membantu Anda memberikan bantuan segera pada korban yang mengalami henti nafas
dan henti janutng. Materi mengenai Triage yang harus Anda pahami adalah : Ands harus
mempelajari henti jantung, kemudian penyebab daru henti jantung. Dan yang terakhir
Anda akan mempelajari mengenai penatalaksanaan henti jantung dan henti nafas
Selamat belajar…..!!!
Gambar : IGD
Tujuan Pembelajaran Khusus :
Peserta didik mampu
• Menjelaskan definisi henti jantung
• Menyebutkan penyebab henti jantung
• Menjelaskan tanda-tanda henti jantung
• Mengidentifikasi langkah-langkah penatalaksanaan henti jantung
• Menjelaskan Chain of Survival
• Mengidentifikasi bantuan hidup dasar pada dewasa
• Mengidentifikasi bantuan hidup dasar pada pada anak
22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
20
Uraian
Materi
Tidak sulit bagi anda untuk belajar dan memahami bantuan hidup dasar sesuai pedoman
AHA (American Heart Association) 2010. Kematian akibat serangan jantung yang tiba-tiba
(sudden cardiac death) merupakan masalah kesehatan utama yang terjadi pada klinik dan
masyarakat pada hampir semua negara. Di Amerika Serikat sebagai negara yang sudah
maju masih terjadi kurang lebih 400.000 kasus sudden cardiac death setiap tahunnya. Pa-
sien dengan sudden cardiac death menunjukkan sekitar 80% disebabkan oleh penyakit jan-
tung koroner. Angka harapan hidup pada pasien yang mengalami sudden cardiac death di
luar rumah sakit masih sangat rendah sekitar 2 – 25%. Pasien yang dapat tertolong masih
mempunyai risiko tinggi serangan ulang.
Di Indonesia kematian akibat penyakit jantung
dan pembuluh darah masih menduduki urutan
pertama. Angka kematian akibat serangan jan-
tungyangtiba-tiba masihbelum diketahuisecara
pasti. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISK-
ESDAS) tahun 2007 prevalensi penyakit jantung
di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan
wawancara 7,2% dan berdasarkan diagnostik
menunjukkan angka 0,9%. Dengan asumsi pen-
duduk Indonesia 228.523.342 orang (Biro Pusat
Statistik, 2008), maka terdapat 16.453.680 orang
yang mengalami penyakit jantung dan mempu-
nyai risiko terjadinya sudden cardiac death.
Anda sebagai perawat harus mampu menolong
pasien henti jantung yang terjadi di dalam dan di
luar rumah sakit sehingga akan meningkatkan
angka harapan hidup pada pasien henti jantung.
Sebelum melakukan bantuan hidup dasar, Anda
harus memahami tentang henti jantung.
Gambar : CPR
Henti Jantung
Henti jantung adalah penghentian tiba-tiba aktivitas pompa jantung efektif yang
mengakibatkan penghentian sirkulasi. Dengan berhentinya sirkulasi akan menyebabkan
kematian dalam waktu yang singkat. Kematian biologis dimana kerusakan otak tidak dapat
diperbaiki lagi hanya terjadi kurang lebih 4 menit setelah tanda-tanda kematian klinis.
Kematian klinis ditandai dengan hilangnya nadi karotis dan femoralis, terhentinya denyut
jantung dan atau pernafasan serta terjadinya penurunan/hilangnya kesadaran
Penyebab Henti Jantung
Keadaan henti jantung dan paru dapat terjadi secara sendiri-sendiri atau bersama-sama.
Penyebab henti jantung sebagai berikut :
1. Penyakit kardiovaskuler : penyakit jantung iskemik, infark miokard akut aritmia lain,
emboli paru
2. Kekurangan oskigen : sumbatan benda asing, henti nafas
3. Kelebihan dosis obat : digitalis, quinidin, antidepresan trisiklik
4. Gangguan asam basa/elektrolit : asidosis, hiperkalemi, hiperkalsemi, hipomagnesium
5. Kecelakaan : tenggelam, tersengat listrik
6. Refleks vagal
7. Syok
23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
1. Nadi karotis tidak teraba
2. Penurunan kesadaran
3. Nafas tidak ada atau nafas yang tersengal-
sengal (gasping)
PENTING UNTUK DIINGAT TANDA HENTI JANTUNG !!
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien henti jantung dan nafas adalah dengan Resusitasi Jantung
Paru (Cardiopulmonary Resuscitation/CPR). Resusitasi Jantung Paru adalah suatu tindakan
darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan henti nafas dan atau hen-
ti jantung ke fungsi optimal untuk mencegah kematian biologis. Oktober 2010 American
Heart Association (AHA) mengumumkan perubahan prosedur CPR yang sudah dipakai da-
lam 40 tahun terakhir.
PENTING UNTUK DII•NGAT SISTEMATIKA RJP : C – A – B
Terdapat perubahan sistematika dari A-B-C (Airway-Breathing-Chest compressions) menja-
di C-A-B (Chest compressions-Airway-Breathing), kecuali pada neonatus. Alasan perubahan
adalah pada sistematika A – B – C , seringkali chest compression tertunda karena proses
Airway. Dengan mengganti langkah C – A – B maka kompresi dada akan dilakukan lebih
awal dan ventilasi hanya sedikit tertunda satu siklus kompresi dada (30 kompresi dada se-
cara ideal dilakukan sekitar 18 detik).
Keberhasilan resusitasi membutuhkan integrasi dan koordinasi dari kegiatan yang ada da-
lam Chain of Survival.
Gambar 2. Chain of Survival
24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
22
Keterangan :
1. Immediate recognition and activation
2. Early CPR
3. Rapid defibrillation
4. Effective advanced life support
5. Integrated post-cardiac arrest care
Yang akan dibahas dalam modul ini adalah rantai pertama dan kedua.
Rantai1:Pengenalanawalhentijantungdanaktifasisistememergensi
Sebelum penolong melakukan pertolongan pada pasien henti jantung, perhatikan
lingkungan sekitar, hati-hati terhadap bahaya seperti arus listrik, kebakaran, kemungkinan
ledakan, pekerjaan konstruksi, atau gas beracun. Pastikan tempat tersebut aman untuk
melakukan pertolongan. Setelah penolong yakin bahwa lingkungan telah aman, penolong
harus memeriksa kesadaran korban. Cara melakukan penilaian kesadaran, tepuk atau
goyangkan korban pada bahunya sambil berkata “ Apakah Anda baik-baik saja?”. Apabila
korban ternyata bereaksi tetapi dalam keadaan terluka atau perlu pertolongan medis,
tinggalkan koban segera mencari bantuan atau menelepon ambulance, kemudian kembali
sesegera mungkin dan selalu menilai kondisi korban. Apabila klien tidak berespon, segera
hubungi ambulance. Beri informasi tentang lokasi kejadian, kondisi & jumlah korban dan
pertolongan yang dilakukan. Kemudian kembali ke korban dan segera melakukan Resusitasi
Jantung Paru (RJP). Apabila ada dua penolong atau lebih, salah satu penolong melakukan
RJP dan penolong lainnya mengaktifkan sistem emergensi.
1. DON’T BE THE NEXT VICTIM
(Jangan jadi korban selanjutnya)
2. FIRST, DO NO HARM
(Jangan memperparah keadaan)
PENTING UNTUK DIINGAT PRINSIP SEBELUM RJP !!
Rantai 2 : Resusitasi Jantung Paru secara segera
Setiap melakukan Resusitasi Jantung Paru selalu ingat sistematika C-A-B. Dalam unsur C
terdiri dari dua kegiatan yaitu cek nadi dan kompresi dada.
Cek Denyut Nadi
Penolong awam sebanyak 10% gagal dalam menilai ketidakadaan denyut nadi dan sebanyak
40% gagal dalam menilai adanya denyut nadi. Untuk mempermudah, penolong awam
diajarkan untuk mengasumsikan jika korban tidak sadar dan tidak bernafas maka korban
juga mengalami henti jantung.
1. Dilakukan di Arteri karotis
2. Dilakukan kurang dari 10 detik
PENTING UNTUK DIINGAT DALAM CEK NADI !!
25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
Kompresi dada
Kompresi dada merupakan tindakan berirama berupa penekanan pada tulang sternum
bagian setengah bawah. Kompresi dada dapat menimbulkan aliran darah karena adanya
peningkatan tekanan intrathorak dan kompresi langsung pada jantung. Aliran darah
yang ditimbulkan oleh kompresi dada sangatlah kecil, tetapi sangat penting untuk dapat
membawa oksigen ke otak dan jantung.
Penting diingat Kompresi jantung luar yang baik
• Tempatkan tangan di tengah dada
• Kunci jari-jari
• Jaga tangan tetap lurus
1. Mulai kompresi < 10 detik setelah mengenali
cardiac arrest
2. Kompresi dada yang dalam dan cepat (100x/
menit)
3. Complete Chest Recoil diantara kompresi
4. Meminimalkan interupsi
5. Memberikan bantuan nafas yang efektif
6. Menghindari ventilasi yang berlebihan
PENTING UNTUK DIINGAT KOMPRESI YANG BERKUALITAS !!
26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
24Airway : Buka Jalan Nafas
Anda harus membuka jalan nafas dengan manuver tengadah kepala topang dagu (head tilt-
chinliftmaneuver)untukkorbancederadantidakcedera.JawThrusttidakdirekomendasikan
untuk penolong awam. Anda menggunakan head tilt-chin lift maneuver untuk membuka
jalan nafas pada korban yang tidak mengalami cedera kepala dan leher seperti pada gambar
3, dengan cara ekstensikan kepala dengan membuka rahang bawah dan menahan dahi.
Apabila Anda menemukan korban yang mengalami cedera kepala dan leher menggunakan
teknik Jaw Thrust tanpa ekstensi kepala (gambar 4) dengan cara posisi Anda berada di atas
korban/pasien kemudian gunakan kedua ibu jari untuk membuka rahang bawah dan jari-
jari tangan yang lain menarik tulang mandibular.
Gbr 3 Head tilt-chin lift maneuver Gbr 4 Teknik Jaw Thrust
Breathing : Periksa Pernafasan
Berikut ini Anda akan mempelajari cara memberikan bantuan pernafasan dapat dilakukan
dengan bantuan pernafasan dari mulut ke mulut, dari mulut ke alat pelindung pernafasan,
dari mulut ke hidung dan ventilasi bagging-sungkup.
Bantuan nafas dari mulut ke mulut
Pada saat Anda memberikan bantuan nafas dari mulut ke mulut, buka jalan nafas korban,
tutup cuping hidung korban dan mulut penolong menutup seluruh mulut korban (gambar
5). Berikan 1 kali pernafasan dalam waktu 1 detik dan berikan bantuan pernafasan kedua
dalam waktu 1 detik.
Gbr 5 Bantuan nafas dari mulut ke mulut
Bantuan nafas dari mulut ke alat pelindung pernafasan
Walaupun aman, beberapa petugas kesehatan dan penolong awam ragu-ragu untuk
melakukan bantuan pernafasan dari mulut ke mulut dan lebih suka menggunakan alat
pelindung. Alat pelindung ada dua tipe, yaitu alat pelindung wajah dan sungkup wajah.
Pelindung wajah berbentuk selembar plastik bening atau lembaran silikon yang dapat
mengurangi sentuhan antara korban dan penolong tetapi tidak dapat mencegah terjadinya
kontaminasi bagi penolong (gambar 6). Sungkup wajah ada yang telah dilengkapi dengan
lubang untuk memasukkan oksigen.
27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
Bantuan nafas dari mulut ke hidung
Bantuan nafas dari mulut ke hidung direkomendasikan jika pemberian nafas melalui mulut
korban tidak dapat dilakukan (misalnya luka yang sangat berat pada mulut, mulut tidak
dapat dibuka, atau menutup mulut korban tidak dapat dilakukan).
Ventilasi Bagging-Sungkup
Ventilasi bagging-sungkup memerlukan ketrampilan untuk dapat melakukannya. Apabila
Anda seorang diri menggunakan alat bagging-sungkup harus dapat mempertahankan
terbukanya jalan nafas dengan mengangkat rahang bawah, tekan sungkup ke muka
korban dengan kuat dan memompa udara dengan memeras bagging. Anda harus dapat
melihat dengan jelas pergerakan dada korban pada setiap pernafasan. Bagging sungkup
sangat efektif bila dilakukan oleh dua penolong dan berpengalaman. Salah satu penolong
membuka jalan nafas dan menempelkan sungkup ke wajah korban sambil penolong lain
memeras bagging.Keduanya harus memperhatikan pengembangan dada korban. Petugas
kesehatan dapat mempergunakan tambahan oksigen (10-12 liter/menit) jika tersedia.
Gbr 6 Bantuan nafas dari mulut ke alat
1. Pemberian dilakukan sesuai tidal volume
2. Rasio kompresi dan ventilasi 30:2
3. Setelah alat intubasi terpasang pada 2 orang
penolong : selama pemberian RJP, ventilasi
diberikan tiap 6-8 detik (8 – 10 x/mnt) tanpa
usaha sinkronisasi antara kompresi dan
ventilasi. Kompresi dada tidak dihentikan
untuk pemberian ventilasi
PENTING UNTUK DIINGAT TENTANG RESCUE BREATHING !!
Posisi Sisi Mantap (Recovery Position)
Setelah Anda selelsai memberikan Bantaun Hidup
dasar dan dari hasil pemeriksaan Anda dapatkan
sirkulasi, air way dan breathing baik makan
konrban Anda berikan poisisi mantap (Recovery
Position). Posisi sisi mantap dipergunakan untuk
korban dewasa yang tidak sadar yang telah
bernafas dengan normal dan sirkulasi efektif.
Posisi ini dibuat untuk menjaga agar jalan nafas
tetap terbuka dan mengurangi resiko sumbatan
jalan nafas dan aspirasi. Korban diletakkan pada
posisi miring pada salah satu sisi badan dengan
Gbr 7 Posisi Sisi Mantap (Recovery Position)
28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
26
Komplikasi RJP
Fraktur iga dan sternum, sering terjadi terutama pada orang tua, RJP tetap diteruskan
walaupun terasa ada fraktur iga. Fraktur mungkin terjadi bila posisi tangan salah. Komplikasi
lain dapat berupa Pneumothorax, Hemothorax, Kontusio paru, Laserasi hati dan limpa,
posisi tangan yang terlalu rendah akan menekan procesus xipoideus ke arah hepar (limpa)
dan Emboli lemak.
RJP PADA ANAK
1. Kembalinya ventilasi dan sirkulasi spontan
2. Ada penolong yang lebih bertanggung jawab
3. Penolong lelah atau sudah 30 menit tidak ada
respon,
4. Adanya DNAR (Do Not Attempt Resuscitation)
5. Adanya tanda kematian yang irreversibel.
PENTING UNTUK DIINGAT KAPAN RJP DIHENTIKAN !!
1. DNAR (Do Not Attempt Resuscitation)
2. Tanda kematian : rigor mortis
3. Sebelumnya dengan fungsi vital yang sudah
sangat jelek dengan terapi maksimal
4. Bila menolong korban akan membahayakan
penolong
PENTING UNTUK DIINGAT KAPAN RJP TIDAK DILAKUKAN !!
Periksa nadi pada arteri brachialis (infant)
Periksa nadi pada arteri karotis atau femoral
(children)
PENTING UNTUK DIINGAT CEK NADI PADA ANAK !!
1. Tempatkan korban pada papan yg datar
2. Tempatkan dua jari ditengah dada di bawah
garis putting susu
3. Tekan kuat dan cepat dengan kecepatan
PENTING UNTUK DIINGAT KOMPRESI PADA ANAK !!
Gbr 8 Pijat Jantung Paru pada anak
29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
SUMBATAN JALAN NAFAS PADA DEWASA
30:2 untuk satu penolong
15:2 untuk dua penolong
PENTING DIINGAT UNTUK RASIO KOMPRESI VENTILASI PADA ANAK !!
Gbr 9 Obstruksi jalan nafas
PENTING DIINGAT TANDA SUMBATAN TOTAL
JALAN NAFAS !!
1. Klien tidak dapat bicara
2. Tidak dapat bernafas
3. Tidak dapat batuk
4. Dapat terjadi Sianosis
5. Klien sering memegang lehernya diantara
6. ibu jari dan jari lainnya
7. Dapat terjadi penurunan kesadaran
PENTING DIINGAT UNTUK RASIO KOMPRESI VENTILASI PADA ANAK !!
Gambar 10 Penyebab terjadinya sumbatan jalan
Dengan mempelajari gambar 10 Anda dapat mengidetifikasi penyebab terjadinya sumbatan
jalan nafas : pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran sampai dengan koma
mungkin bisa terjadi lidah terjatuh ke belakang; pada pasien yang mengalami penurunan
kesadaran dan mengalami muntah biser kemungkinan bahan muntahan akan menyum-
bat saluran pernafasan; makan yang masuk ke saluran pernafasan juga menyebabkan
penyumbatan saluran nafas dan pada pasien yang menggunakan gigi palsu non permanen
apabila terlepas akan menyebabkan penyumbatan jalan nafas.
30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
28PENATALAKSANAAN OBSTRUKSI JALAN NAFAS
PADA DEWASA
Heimlich Maneuver (Abdominal Thrusts)
Merupakan hentakan subdiafragma yg dpt menyebabkan peningkatan tekanan pada
diafragma sehingga memaksa udara yang ada di dalam paru untuk keluar dengan cepat
dan mendorong benda asing keluar.
Tahapan Prosedur Abdominal Thrust
1. Jika pasien dlm keadaan berdiri/duduk:
a. Anda berdiri di belakang klien
b. Lingkarkan lengan kanan anda dengan tangan kanan terkepal, kemudian pegang
lengan kanan Anda dengan lengan kiri. Posisi lengan Anda pada abdomen pasien
yakni dibawah prosesus xipoideus dan diatas pusat/umbilikus.
c. Dorong secara cepat (thrust quickly), dengan dorongan pada abdomen ke arah
dalam-atas.
d. Jika diperlukan, ulangi abdominal thrust beberapa kali utk menghilangkan obstruksi
jalan napas.
e. Kaji jalan napas secara sering utk memastikan keberhasilan tindakan ini
Chest Thrusts
Chest Thrusts dilakukan untuk pasien yang gemuk atau hamil.
2. Jikapasiendlmkeadaansupine/unconcious:
a. Anda mengambil posisi berlutut di
samping pasien.
b. Tempatkan lengan kiri anda diatas
lengan kanan anda yg menempel di
abdomen tepatnya di bawah prosesus
xipoideus dan diatas pusat/umbilikus.
c. Dorong secara cepat (thrust quickly),
dengan dorongan pada abdomen ke
arah dalam-atas.
d. Jika diperlukan, ulangi abdominal thrust
beberapa kali utk menghilangkan
obstruksi jalan napas.
e. Kaji jalan napas secara sering utk
memastikan keberhasilan tindakan ini.
Heimlich maneuver pada pasien
sadar
Chest Thrust pada ibu hamil
31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
Tahapan Prosedur Chest Thrust
1. Jika posisi klien duduk/ berdiri:
a. Anda berdiri di belakang klien
b. Lingkarkan lengan kanan anda dengan tangan kanan terkepal di area midsternal di
atas prosesus xipoideus klien (sama seperti pada posisi saat kompresi jantung luar).
c. Lakukan dorongan (thrust) lurus ke bawah ke arah spinal. Jika perlu ulangi chest thrust
beberapa kali utk menghilangkan obstruksi jalan napas.
d. Kaji jalan napas secara sering utk memastikan keberhasilan tindakan ini.
2. Jika posisi klien supine:
a. Anda mengambil posisi berlutut/mengangkangi paha klien.
b. Tempatkan lengan kiri anda diatas lengan kanan anda dan posisikan bagian bawah
lengan kanan anda pada area midsternal di atas prosesus xipoideus klien (sama
seperti pada posisi saat kompresi jantung luar).
c. Lakukan dorongan (thrust) lurus ke bawah ke arah spinal. Jika perlu ulangi chest thrust
beberapa kali utk menghilangkan obstruksi jalan napas.
d. Kaji jalan napas secara sering utk memastikan keberhasilan tindakan ini.
PENTING DIINGAT PENATALAKSANAAN SUMBATAN JALAN NAFAS
PADA BAYI !!
Gambar 11 Back Slaps dan Chest Thrust
Kombinasi
Back Slaps & Chest Thrusts
Tahapan Prosedur Back Blow & Chest Thrust (untuk Anak 1-8 th)
1. Untuk korban yang berdiri/duduk:
a. Posisi anda dibelakang korban.
b. Tempatkan lengan anda dibawah aksila, melingkari tubuh korban
c. Tempatkan tangan anda melawan abdomen klien, sedikit di atas pusar dan dibawah
prosesus xipoideus.
d. Lakukan dorongan ke atas (upward thrusts) sampai benda asing keluar atau pasien
kehilangan kesadaran.
32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
30
Rangkuman
Selamat anda telah menyelesaikan materi bantuan hidup dasar. Dengan demikian
sekarang Anda memiliki kompetensi untuk melakukan bantuan hidup dasar. Dari materi
tersebut ada harus mengingat hal hal penting yaitu :
1. Resusitasi jantung adalah serangkaian upaya penyelamatan hidup pada pasien henti
jantung.
2. Pedoman resusitasi jantung sesuai dengan pedoman American Heart Association
(AHA) 2010 adalah C – A – B (Circulation – Airway – Breathing).
3. Rasio kompresi ventilasi pada dewasa adalah 30 : 2 untuk satu atau dua penolong
sedangkan pada anak dan bayi adalah 30 : 2 untuk satu penolong dan 15 : 2 untuk
dua penolong.
4. Kriteria kompresi yang berkualitas adalah kompresi dengan kecepatan 100x/menit,
kedalaman 2 inches (5 cm) pada dewasa dan pada bayi 1/3 anterior posterior atau 1,5
inchi (4 cm), ada complete chest recoil selama kompresi dan interupsi minimal.
5. Resusitasi jantung paru dihentikan apabila ventilasi & sirkulasi kembalinya spontan,
ada penolong yang lebih bertanggung jawab, penolong lelah atau sudah 30 menit
tidak ada respon, adanya DNAR (Do Not Attempt Resuscitation) dan adanya tanda
kematian yang irreversibel.
2. Utk klien pada posisi supine:
a. Posisi anda berlutut disamping klien atau mengangkangi paha klien.
b. Tempatkan lengan anda di atas pusar & dibawah prosesus xipoideus.
c. Lakukan thrust ke atas dengan cepat, dengan arah menuju tengah-tengah dan tidak
diarahkan ke sisi abdomen.
d. Jika benda asing terlihat, keluarkan dengan menggunakan sapuan jari tangan.
33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
31
Evaluasi
Formatif
TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 3
Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Benar
1. Seorang pria, usia 40 tahun, saat berbelanja di toko tiba-tiba mengeluh nyeri dada
kemudian jatuh tidak sadarkan diri. Anda pada saat itu ada didekat pasien. Apa yang
saudara lakukan pertama kali saat menjumpai kondisi tersebut?
a. Mengaktifkan sistem informasi
b. Melakukan cek respon
c. Melakukan cek nadi carotis
d. Melakukan kompresi dada
e. Memberikan bantuan nafas
2. Seorang pria, 50 tahun di bawa ke UGD RS Sehat Sejahtera oleh keluarganya dengan
kondisi tidak bergerak dan tidak sadarkan diri. Keluarga mengatakan bahwa pasien
memiliki riwayat penyakit jantung. Anda adalah perawat yang sedang dinas di UGD.
Untuk memastikan bahwa pria tersebut mengalami henti jantung atau tidak, yang
Anda lakukan adalah :
a. Cek tingkat kesadaran
b. Cek nadi carotis
c. Cek suara nafas
d. Cek suara jantung
e. Cek jalan nafas
3. Seorang wanita, 30 tahun di bawa ke UGD RS Seger Waras oleh keluarga dengan
keluhan tersedak pentol bakso. Kondisi klien masih sadar. Anda sebagai perawat
yang dinas di UGD. Apakah tindakan yang tepat untuk klien di atas??
a. Chest thrust
b. Abdominal thrust
c. Back blow
d. Back slap
e. RJP
4. Seorang bayi, 9 bulan dibawa ke UGD RS Bunda Sehat dengan kondisi tidak bergerak
dan tidak sadarkan diri. Anda sebagai perawat yang dinas di UGD. Apa yang Anda
lakukan untuk memastikan bahwa bayi di atas mengalami henti jantung?
a. Cek nadi carotis
b. Cek nadi poplitea
c. Cek nadi brachialis
d. Cek nadi dorsalis pedis
e. Cek nadi femoralis
5. Seorang bayi, 10 bulan dibawa keluarganya ke UGD RS Sayang Bunda dengan keluhan
tersedak mainan. Kondisi bayi masih sadar. Anda sebagai perawat yang sedang dinas
di UGD. Apa yang Anda lakukan terhadap bayi tersebut??
34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
32
a. Melakukan abdominal thrust dan back slaps
b. Melakukan kompresi jantung luar
c. Melakukan chest thrust dan abdominal thrust
d. Melakukan kombinasi back slaps dan chest thrust
e. Melakukan back slaps dan kompresi jantung luar
6. Seorang laki-laki, 22 tahun berada di dekat Anda. Anda sedang makan bakso, tiba-
tiba laki-laki tersebut memegang lehernya dan tidak bisa menjawab saat Anda tanya
kondisinya. Apa yang terjadi pada laki-laki tersebut?
a. Jalan nafas tersumbat
b. Paru berhenti bekerja
c. Jantung berhenti bekerja
d. Nadi brachialis tidak teraba
e. Nadi carotis tidak teraba
7. Seorang bayi, 9 bulan dibawa ke UGD RS Bunda Sehat dengan kondisi tidak bergerak
dan tidak sadarkan diri. Anda sebagai perawat yang dinas di UGD bersama dengan 3
teman Anda. Dari hasil cek nadi carotis didapatkan tidak teraba denyut nadi?
Berapa rasio kompresi dan ventilasi pada pasien tersebut?
a. 30 : 2
b. 15 : 2
c. 30 : 15
d. 2 : 15 -1p5
e. 2 : 30
8. Seorang wanita, 28 tahun, dalam kondisi hamil 7 bulan. Mengalami henti nafas,
menurut suaminya pasien baru saja makan permen. Tampak pasien memegangi leher,
dan berusaha menjawab pertanyaan perawat tetapi suara yang keluar tidak jelas.
Tindakan yang Anda lakukan untuk mengatasi keluhan pasien tersebut dengan cara :
a. Chest thrust
b. Abdominal thrust
c. Back blow
d. Back slap
e. RJP
9. Seorang laki-laki, 28 tahun. Dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan tidak sadarkan
diri setelah jatuh dari atas atap saat membetulkan genting. Sesampai di IGD, anda
mendapatkan pasien tidak bernafas. Setelah anda pastikan sirkulasi darah baik,
anda melakukan bantuan nafas. Bagaimana cara untuk memposisikan kepala pasien
tersebut diatas saat anda akan memberikan bantuan nafas:
a. Head tilt chin lift
b. Jaw thrust
c. Back blow
d. RJP
e. Chest thrust
10. Saat melakukan resusitasi jantung paru, kemun gkinan akan terjadi beberapa
komplikasi. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah :
a. Fraktur iga
b. Fraktur klavikula
c. Pneumonia
d. Rupture kolon
35. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
33
Tugas
Mandiri
Seorang pria, 45 tahun, tiba-tiba memegangi dada sebelah kiri dan terjatuh. Anda berada di
dekat korban, coba anda lakukan menggunakan phantom yang meliputi:
a. Amankan lingkungan
b. Cek kesadaran korban
c. Aktifkan EMS
d. Lakukan resusitasi jantung paru
e. Buka jalan nafas
f. Periksa pernafasan
Tugas
Akhir
1. Bantuan hidup dasar pada bayi
Seorang bayi, umur 6 bulan dibawa ibunya ke rumah Anda dengan keluhan tiba-tiba
tidak bernafas. Menurut ibu, sebelumnya korban bermain dengan kakaknya di lantai.
Tugas Anda, lakukan tindakan pada phantom bayi untuk :
a. Membebaskan jalan nafas korban
b. Melakukan resusitasi jantung paru
2. Bantuan hidup dasar pada dewasa
Laki-laki, umur 40 tahun datang ke IGD diantar oleh rekan kerja. Menurut rekan kerja,
korban sedang memimpin rapat di kantor tiba-tiba memegangi dada dan terjatuh. Kondisi
korban saat ini tidak ada gerakan nafas dan tidak teraba nadi pad arteri karotis. Anda
sebagai perawat UGD bertugas menerima pasien. Saat ini tugas anda pada phantom
untuk :
a. Melakukan triage
b. Membebaskan jalan nafas
c. Melakukan resusitasi jantung paru
KUNCI JAWABAN
1. B
2. B
3. B
4. A
5. D
6. A
7. B
8. A
9. B
10.A
36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
34
Evaluasi
Formatif
TES FORMATIF AKHIR
Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Paling Benar
1. Prinsip triage yang harus dilakukan adalah :
a. Keputusan harus berdasarkan kebiasaan
b. Pengkajian dilakukan secara kebutuhan
c. Intervensi yang diberikan sesuai pengalaman perawat
d. Triage seharusnya segera dan tepat waktu
2. Pernyataan benar tentang triage :
1. Dikagorikan P2 perawatan dan pengobatan tidak lebih dari 30 menit*
2. Kategori P1 adalah bisa menunggu lebih dari 30 menit
3. Waktu tunggu P1 tidak boleh lebih dari 15 menit
4. Dikatagorikan P3 apabila klien gawat tetapi tidak segera mengancam jiwa
3. Beberapa petunjuk dalam pengkajian triage adalah
1. Riwayat 3. Sentuhan
2. Bau 4. Tanda tanda
4. Format yang dipakai dalam melakukan proses triage adalah :
a. Primary survey
b. Secondary survey
c. Secondary assessment
d. SOAPIE
5. Pada pengkajian Triage, data subyektif yang diperlukan adalah :
a. Cara klien tiba ke RS
b. Tingkat kesadaran pada klien trauma
c. Keadaan umum
d. Keluhan utama
6. Pada bagian Plannning dalam SOAPIE , hal yang dilakukan adalah :
a. Melakukan implementasi
b. Mengumpulkan data
c. Melakukan evaluasi
d. Merencanakan tindakan .
Bus X jurusan Jakarta mengalami kecelakaan dengan menabrak truck dengan jumlah
penumpang 20 orang. Seluruh korban sudah dievakuasi di lapangan yang relative aman
, dan kemudian dibawa ke IGD rumah sakit terdekat. Soal berhubungan dg no : 7 - 10
7. Korban 2 orang mengalami trauma kepala, keadaannya tidak sadar dengan GCS 112.
Prioritas korban adalah
1. Prioritas 1
2. Prioritas 2
3. Prioritas 3
4. Prioritas 4
37. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
35
8. Label / warna yang diberikan pada korban 2 orang mengalami trauma kepala,
keadaannya tidak sadar dengan GCS 112 adalah :
a. Merah
b. Kuning
c. Hijau
d. Hitam
9. Ada 5 korban mengalami jumlah pernafasan 36 x/menit , Tekanan darah 80/50 dan
perdarahan, maka anda akan memprioritaskan :
1. Prioritas 1
2. Prioritas 2
3. Prioritas 3
4. Prioritas 4
10. Label / warna yang diberikan pada korban 2 orang mengalami trauma kepala,
keadaannya tidak sadar dengan GCS 112 adalah :
a. Merah
b. Kuning
c. Hijau
d. Hitam
11. Seorang pria usia 24 tahun, korban tabrak lari dan dibawa ambulan menuju IGD.
Kondisi korban tidak sadar. Anda sedang praktek dan akan melakukan pengkajian.
Untuk melindungi keamanan diri baik korban maupun anda, alat alat proteksi diri yang
diperlukan untuk melakukan pengkajian adalah :
a. Celemek, apron, sarung tangan, masker, kaca mata (goggle), sepatu boot, tutup
kepala.
b. Celemek, tensi meter, sarung tangan, masker, kaca mata (goggle), sepatu boot,
tutup kepala
c. Celemek, apron, sarung tangan, masker, stetoskop, sepatu boot, tutup kepala
d. Celemek, apron, sarung tangan, masker, kaca mata (goggle), penlight, tutup kepala.
12. Seorangpria,usia40tahun,korbantabraklari,beradadiruangemergensi UGD,keadaan
tidak sadar. Anda sebagai perawat jaga akan melakukan pengkajian kedaruratan. Alat
proteksi diri sudah digunakan. Alat alat pengkajian yang perlu anda siapkan adalah :
a. Stetoskop, masker, penlight, arloji, pulpen, buku catatan.
b. Stetoskop, sarung tangan, penlight, arloji, pulpen, buku catatan,
c. Stetoskop, celemek, penlight, arloji, pulpen, buku catatan,
d. Stetoskop, tensi meter, penlight, arloji, pulpen, buku catatan.
13. Seorang ibu, usia 50 tahun, dibawa ke IGD, ditempatkan di ruang emergensi. Anda
sudah memakai proteksi diri dan alat alat pengkajian sudah didekatkan. Anda segera
melakukan pengkajian jalan nafas. Hal yang perlu dikaji pada jalan nafas adalah :
a. Vokalisasi, ada secret, darah, tekanan darah, benda asing, bunyi stridor.
b. Vokalisasi, ada secret, nadi, muntahan, benda asing, bunyi stridor.
c. Vokalisasi, ada secret, darah, muntahan, benda asing, bunyi stridor.
d. Vokalisasi, ada secret, darah, muntahan, benda asing, retraksi dada.
14. Seorang remaja, usia 20 tahun, korban tabrak lari dibawa ke IGD, ditempatkan di
ruang emergensi. Anda sudah memakai proteksi diri dan alat alat pengkajian sudah
didekatkan. Anda segera melakukan inspeksi pada breathing meliputi jalan nafas.
a. Kesimetrisan pengembangan dada
38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
36b. Benda asing di mulut
c. Adanya darah di hidung
d. Adanya lidah yang menyumbat.
15. Seorang remaja, usia 20 tahun, korban tabrak lari dibawa ke IGD, ditempatkan di
ruang emergensi. Anda telah melakukan inspeksi pada breathing meliputi jalan nafas,
selanjutnya anda akan melakukan auskultasi meliputi :
a. Adanya jejas di dada
b. Pola nafas
c. Bentuk dada
d. Bunyi nafas dada.
16. Seorang laki-laki, 35 tahun, pekerjaan sopir truk. Dibawa ke IGD setelah mengalami
kecelakaan, tubuh terhimpit antara kursi dan setir. Pasien mengeluh sesak nafas, sesak
bertambah hebat. Hasil rongent thorak menunjukkan hasil ada hemothorak (adanya
darah di dalam rongga pleura). Hasil pemeriksaan fisik (perkusi) thorak/dada didapat
hasil :
a. Timpani
b. Hipersonor
c. Dullness
d. Hipertipani
17. Seorang ibu usia 42 tahun, pasien rawat inap di ruang bedah thorak. Saat ini mengeluh
nyeri pada dada depan. Tampak memar pada dada kiri sebelah atas mamae. 2 hari
yang lalu kecelakaan lalu lintas, dadanya terbentur stir mobil yang dikendarainya.
Apakah yang harus perawat kaji untuk memastikan ada tidaknya fraktur pada tulang
dada atau kostae?
a. Adanya nyeri dada pada daerah yang memar
b. Adanya edema pada daerah yang memar
c. Adanya krepitasi pada daerah yang memar
d. Adanya hiperemi pada daerah yang memar
18. Dari pengkajian terhadap pasien wanita (usia 42 tahun) yang baru mengalami
kecelakaan lalu lintas, diketahui pasien mengalami fraktur pada kosta ke 4&5 kiri.
Pasien mengeluh nyeri hebat pada dada sebelah kiri dan dan bernafas berat. Tampak
gerakan nafas pasien paradoks. Pasien didiagnosa Flail Chest.
Kecurigaan terhadap adanya flail chest pada kasus di atas didasarkan pada?
a. Riwayat kecelakaan lalu lintas
b. Ada fraktur pada dada kiri
c. Bernafas berat
d. Gerakan nafas paradoks
19. Laki-laki, 50 tahun dirawat di ruang ICCU dengan diagnosa gagal jantung. Pada
pengkajian didapatkan data klien mengeluh lemas dan dada berdebar-debar. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan data tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 90x/
menit dengan ciri denyut nadi kuat lemah yang bergantian dan respirasi 24x/menit.
Ciri denyut nadi yang kuat lemah bergantian saat dilakukan pengkajian disebut apa ?
a. Pulsus seler
b. Pulsus alternan
c. Pulsus paradoks
d. Pulsus magnus
20. Untuk melakukan pengkajian yang lengkap terhadap nyeri dada klien dilakukan dengan
39. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
37
pendekatan PQRST (Provocative/Paliatif; Quality/Quantity; Region; Severity; Time).
Pertanyaan yang dapat diajukan kepada klien untuk mengetahui R (region) adalah :
a. Apa yang memperberat atau memperingan nyeri dada Bapak ?
b. Nyeri dirasakan di area mana? Apakah ada penyebaran nyeri ke leher, punggung
atau lengan ?
c. Nyeri yang Bapak rasakan seperti apa? Apakah seperti tertusuk-tusuk, terbakar
atau hanya seperti tertekan saja ?
d. Nyeri yang dirasakan Bapak apakah terus menerus ? Kapan Bapak merasakan nyeri
dada ?
21. Seorang pria, usia 40 tahun, saat berbelanja di toko tiba-tiba mengeluh nyeri dada
kemudian jatuh tidak sadarkan diri. Anda pada saat itu ada didekat pasien. Apa yang
saudara lakukan pertama kali saat menjumpai kondisi tersebut?
a. Mengaktifkan sistem informasi
b. Melakukan cek respon
c. Melakukan cek nadi carotis
d. Melakukan kompresi dada
e. Memberikan bantuan nafas
22. Seorang pria, 50 tahun di bawa ke UGD RS Sehat Sejahtera oleh keluarganya dengan
kondisi tidak bergerak dan tidak sadarkan diri. Keluarga mengatakan bahwa pasien
memiliki riwayat penyakit jantung. Anda adalah perawat yang sedang dinas di UGD.
Untuk memastikan bahwa pria tersebut mengalami henti jantung atau tidak, yang
Anda lakukan adalah :
a. Cek tingkat kesadaran
b. Cek nadi carotis
c. Cek suara nafas
d. Cek suara jantung
e. Cek jalan nafas
23. Seorang wanita, 30 tahun di bawa ke UGD RS Seger Waras oleh keluarga dengan
keluhan tersedak pentol bakso. Kondisi klien masih sadar. Anda sebagai perawat yang
dinas di UGD. Apakah tindakan yang tepat untuk klien di atas??
a. Chest thrust
b. Abdominal thrust
c. Back blow
d. Back slap
e. RJP
24. Seorang bayi, 9 bulan dibawa ke UGD RS Bunda Sehat dengan kondisi tidak bergerak
dan tidak sadarkan diri. Anda sebagai perawat yang dinas di UGD. Apa yang Anda
lakukan untuk memastikan bahwa bayi di atas mengalami henti jantung?
a. Cek nadi carotis
b. Cek nadi poplitea
c. Cek nadi brachialis
d. Cek nadi dorsalis pedis
e. Cek nadi femoralis
25. Seorang bayi, 10 bulan dibawa keluarganya ke UGD RS Sayang Bunda dengan keluhan
tersedak mainan. Kondisi bayi masih sadar. Anda sebagai perawat yang sedang dinas
di UGD. Apa yang Anda lakukan terhadap bayi tersebut??
a. Melakukan abdominal thrust dan back slaps
40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
38
b. Melakukan kompresi jantung luar
c. Melakukan chest thrust dan abdominal thrust
d. Melakukan kombinasi back slaps dan chest thrust
e. Melakukan back slaps dan kompresi jantung luar
26. Seorang laki-laki, 22 tahun berada di dekat Anda. Anda sedang makan bakso, tiba-
tiba laki-laki tersebut memegang lehernya dan tidak bisa menjawab saat Anda tanya
kondisinya. Apa yang terjadi pada laki-laki tersebut?
a. Jalan nafas tersumbat
b. Paru berhenti bekerja
c. Jantung berhenti bekerja
d. Nadi brachialis tidak teraba
e. Nadi carotis tidak teraba
27. Seorang bayi, 9 bulan dibawa ke UGD RS Bunda Sehat dengan kondisi tidak bergerak
dan tidak sadarkan diri. Anda sebagai perawat yang dinas di UGD bersama dengan 3
teman Anda. Dari hasil cek nadi carotis didapatkan tidak teraba denyut nadi?
Berapa rasio kompresi dan ventilasi pada pasien tersebut?
a. 30 : 2
b. 15 : 2
c. 30 : 15
d. 2 : 15
e. 2 : 30
28. Seorang wanita, 28 tahun, dalam kondisi hamil 7 bulan. Mengalami henti nafas, menurut
suaminya pasien baru saja makan permen. Tampak pasien memegangi leher, dan
berusaha menjawab pertanyaan perawat tetapi suara yang keluar tidak jelas. Tindakan
yang Anda lakukan untuk mengatasi keluhan pasien tersebut dengan cara :
a. Chest thrust
b. Abdominal thrust
c. Back blow
d. Back slap
e. RJP
29. Seorang laki-laki, 28 tahun. Dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan tidak sadarkan
diri setelah jatuh dari atas atap saat membetulkan genting. Sesampai di IGD, anda
mendapatkan pasien tidak bernafas. Setelah anda pastikan sirkulasi darah baik, anda
melakukan bantuan nafas. Bagaimana cara untuk memposisikan kepala pasien tersebut
diatas saat anda akan memberikan bantuan nafas:
a. Head tilt chin lift
b. Jaw thrust
c. Back blow
d. RJP
e. Chest thrust
30. Saatmelakukanresusitasijantungparu,kemungkinanakanterjadibeberapakomplikasi.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah :
a. Fraktur iga
b. Fraktur klavikula
c. Pneumonia
d. Rupture kolon
41. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
39
KUNCI JAWABAN
1. D
2. 1
3. 1,2,3,4
4. D
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. A
12. D
13. C
14.
15.
16. C
17. C
18. D
19. B
20. B
21. B
22. B
23. B
24. A
25. D
26. A
27. B
28. A
29. B
30. A
42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
40
American Heart Association. (2010). Adult Basic Life Support. http://circ.ahajournals.org
cgi/content full/122/18_suppl_3/S685, diakses tanggal 20 April 2010
American Heart Association. (2010). Pediatric Basic Life Support. http://circ.ahajournals
org/cgi/content full/122/18_suppl_3/S685, diakses tanggal 20 April 2010
Emergency Nurses Association. (2007). Sheehy”s Manual Of Emergency Care. Singapore
Elsevier Mosby
Moser, D., K., & Riegel, B. (2008). Cardiac nursing a companion to braunwald’s heart disease
Philadelphia: Saunders Elsevier
Sartono, dkk. 2013. Basic Trauma Cardiac Life Support. Gadar Medik Indonesia. Tidak
Dipublikasikan
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, M., Simadibrata, M.K., & Setiati, S. (2006). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Tim ACLS Divisi Diklat RSJP Harapan Kita. (2010). Materi Kursus Advanced Cardiac Life
Support. Jakarta Tidak dipublikasikan
Underhil, S.L., Wood, S.L., Froelicher, E.S.S., & Halpenny. (2005). Cardiac Nursing. Philadelphia
Lippincott Williams & Wilkins
Daftar
Pustaka
43. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
41
Daftar
Gambar
Cover
http://www.computing.co.uk/
IMG/466/277466/doctor-stethoscope.
png
Pelayanan Gawat Darurat
http://rsbaptiskediri.com/wp-content/up-
loads/2012/11/IGD2.jpg
Pasien Rumah sakit
http://gambar-rumah.info/wp-content/
uploads/2014/06/pasien-rumah-sakit-op-
name.jpg
IGD
http://www.krakataumedika.com/
wp-content/uploads/2011/01/IGD1.jpg
Proses Triage Kemenkes
Diabetes Test
http://chronicpainblog.com/wp-content/
uploads/2014/11/diabetes-test.jpg
Proses Triage Infark Miokard Jantung Kemenkes
Bernafas
http://essentialhealth.com/wp-content/
uploads/2013/08/Breath-spray.jpg
CPR
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/
commons/d/de/CPR_training-03.jpg
Chain of Survival Kemenkes
Head tilt-chin lift maneuver Kemenkes
Teknik Jaw Thrust Kemenkes
Bantuan nafas dari mulut ke mulut Kemenkes
Bantuan nafas dari mulut ke alat
pelindung
Kemenkes
Posisi Sisi Mantap (Recovery Position) Kemenkes
Pijat Jantung Paru pada anak
http://www.freestockphotos.name/wall-
paper-original/wallpapers/medical-evalu-
ation-1832.jpg
Obstruksi jalan nafas
h t t p : / / f c 0 5 . d e v i a n t a r t . n e t / f s 7 0 /
f/2011/086/f/2/snow_white_poisoned_
by_chaddlane-d3cmzuy.jpg
Penyebab terjadinya sumbatan jalan
nafas
Kemenkes
Back Slaps dan Chest Thrust Kemenkes
44. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015