SlideShare a Scribd company logo
1 of 69
Download to read offline
MODUL 14
PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN PADA KESEHATAN
REPRODUKSI
Penulis:
Yulinda, SST., M. PH
Editor :
	 Drs. Waldopo, M. Pd
PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN
Pusdiklatnakes, Badan PPSDM Kesehatan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
2013
Hak cipta © Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI, 2013
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Daftar Isi
Cover
Daftar Isi 1
Daftar Istilah 3
Pendahuluan 4
Rasional dan deskripsi singkat 4
Relevansi 4
Petunjuk Belajar 5
Kegiatan Belajar 1: Konsep dan sejarah Kesehatan Reproduksi 7
Tujuan Pembelajaran 7
Uraian Materi 8
Test Formatif 15
Tugas 18
Kegiatan Belajar 2: Siklus hidup dan hak hak reproduksi 19
Tujuan Pembelajaran 19
Tujuan 19
Uraian Materi 20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
	Test		 30
	Tugas		 33
Kegiatan Belajar 3: Elemen kesehatan reproduksi 	 34
	 Tujuan Pembelajaran		 34
	 Uraian Materi		 35
	Test		 44
	Tugas		 47
Kegiatan Belajar 4: Hak asasi hubungan dengan hak reproduksi 48	
	 Tujuan Pembelajaran Umum		 48
	 Tujuan Pembelajaran Khusus		 48
	 Pokok Pokok Materi		 48
	 Uraian Materi		 49
	Rangkuman		 53
Tugas Akhir	 57
Acuan Pustaka	 59
Test Akhir		 61
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
MDGs Millenium Development Goals atau Tujuan Pembangunan
Milenium merupakan hasil kesepakatan kepala negara dan
perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa
(PBB) dengan target adalah tercapai kesejahteraan rakyat
dan pembangunan masyarakat pada 2015.
ICPD International Conference on Population and
Development
Daftar Istilah
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
	 Rekan rekan mahasiswa, selamat anda telah berhasil menyelesaikan modul
ke-13, sehingga anda diperkenankan mempelajari modul yang ke 14. Modul yang
anda pelajari ini berjudul Asuhan kebidanan dalam kesehatan Reproduksi.
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami
tentang asuhan kebidanan dalam kesehatan reproduksi. Untuk mencapai tujuan
tersebut, ada beberapa kompetensi khusus yang harus anda kuasai, yaitu dapat
menjelaskan tentang: 1) kesehatan reproduksi dan sejarahnya, 2) siklus hidup dan
kaitannya dengan hak hak reproduksi, 3) dan mengidentifikasi berbagai elemen
kesehatan reproduksi dalam system kesehatan masyarakat Indonesia,dan 4) hak
asasi hubungan dengan hak reproduksi
	 Kesehatan Reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak
lahir hingga mati. Secara internasional kesehatan reproduksi telah menjadi
bagian dari Hak Asasi manusia dan setiap Negara berkewajiban memberikan
pelayanan kesehatan reproduksi yang baik kepada setiap warga negaranya.
Pelaksanaan Kesehatan Reproduksi menggunakan pendekatan siklus hidup (life-
cycle approch) agar diperoleh sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang
jelas dan dilaksanakan secara terpadu serta berkualitas dengan memperhatikan
hak reproduksi perorangan dengan bertumpu pada program pelayanan yang
tersedia.
	 Kompetensi ini sangat penting dalam melakukan tugas sebagai bidan.
Dengan memiliki kemampuan ini anda dapat melakukan tugas sebagai bidan dan
memberikan asuhan kebidanan kepada perempuan dalam siklus kehidupannya.
Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar dan disusun dengan urutan sebagai
berikut:
Pendahuluan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
a.	 Kegiatan Belajar 1	 : Konsep dan sejarah kesehatan reproduksi
b.	 Kegiatan Belajar 2	 : siklus hidup dan kaitannya dengan hak hak reproduksi
c.	 Kegiatan Belajar 3	: elemen kesehtaan reproduksi dalam system
kesehatan masyarakat Indonesia,
d.	 Kegiatan belajar 4	 : Hak asasi dan hubungannya dengan hak reproduksi
	 Proses pembelajaran untuk materi asuhan kebidanan dalam kesehatan
reproduksi ini, dapat berjalan dengan lancar apabila Anda mengikuti langkah
langkah belajar sebagai berikut:
Petunjuk Belajar
	 Modul ini disusun sedemikian rupa agar anda dapat mempelajarinya
secara mandiri, kami yakin Anda akan berhasil jika anda mau mempelajarinya
secara serius dan benar. Oleh karena itu lakukan langkah-langkah belajar sebagai
berikut:
1)	 Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dalam
mempelajari modul ini.
2)	 Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB) 1 dan
seterusnya, karena materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan
erat dengan materi yang akan dibahas pada kegiatan berikutnya.
3)	 Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan
materi yang tertuang dalam modul ini.
4)	 Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap KB. Jika ada
materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya.
5)	 Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya 90 menit.
6)	 Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari dari
buku-buku, koran, majalah maupun artikel lain yang membahas tentang
asuhan kebidanan dalam kesehatan reproduksi
7)	 Untuk lebih memudahkan lagi memahami modul ini, amati bagaimana
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi di sekitar anda
8)	 Setelah selesai mempelajari satu KB, Anda diminta untuk mengerjakan tugas
maupun soal-soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau
sedikitnya 80% jawaban Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk
mempelajari KB berikutnya.
9)	 Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan
cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika Anda belum
berhasil silahkan pelajari sekali lagi bagian-bagian yang belum Anda kuasai.
Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas
10)	Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika
masih juga mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen /fasilitator dari
Mata Kuliah ini.
11)	Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan
benar, tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh
materi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka
hubungi dosen Pembina Anda untuk meminta tes akhir modul (TAM). Anda
dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar. Dengan demikian
Anda diperbolehkan untuk mempalajari modul berikutnya.
Selamat belajar, jangan lupa memohon pertolongan kepada Tuhan yang
Maha kuasa Allah Swt agar Anda dimudahkan dalam mempelajari modul ini,
sehingga dapat berhasil dengan baik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI
Modul ini membahas tentang konsep kesehatan reproduksi, sejarah
dan definisi kesehatan reproduksi. Setelah mempelajari kegiatan belajar ini
anda diharapkan dapat: (1) menjelaskan kesehatan reproduksi, (2) menjelaskan
sejarah kesehatan reproduksi secara global dan implementasinya di indonesia,
(3) menjelaskan siklus hidup dan kaitannya dengan hak hak reproduksi, (4)
mengidentifikasi berbagai elemen kesehtaan reproduksi dalam system kesehatan
masyarakat Indonesia, dan (4) menjelaskan seksuliatas dan gender dalam setiap
elemen kesehatan reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan
Reproduksi
Kegiatan Belajar I
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
Pernahkah anda mendengar istilah kesehatan reproduksi? Apa yang anda
gambarkan ketika mendengar istilah kesehatan reproduksi? Tuliskan jawaban
anda pada kotak berikut ini :
Bagaimana, apakah anda sudah selesai menuliskannya?, jika sudah, sekarang
cocokkan jawaban anda dengan uraian berikut ini.
1.	 DEFINISI DAN SEJARAH
Sejarah perkembangan kesehatan repduksi sudah mulai dirintis sejak terjadinya
peningkatan penduduk. Pertambahan penduduk yang semakin cepat di banyak
Negara mulai menimbulkan keprihatinan. Pada pertemuan PBB yang diadakan
pada tahun 1995 dan 1965 hal ini menjadi isu yang penting.
Padatahun1960PerkmpulanKeluargaBerencanaIndonesia(PKBI)memperkenalkan
program Keluarga Berencana yangmendapatkan dukungan dari banyak Negara,
namun karena ada efek sampingnya, maka pada tahun 1975-1985 timbulah isu
kependudukan.
Uraian Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
Pada tahun 1975 dilangsungkan Konferensi Perempuan yang I yang mendiskusikan
tentang isu perempun. Pada tahun 1980 dilangsungkan konferensi perempuan
yang kedua yang masih membahas isu perempuan dan belum mendiskusikan
tentang gender. Pada tahun 1985 dalam kenferensi III isu gender mulai dibahas.
Pada tahun 1990 an mulai muncul pandangan baru ,mengenai seksualitas dan
kesehatan reproduksi perempaun dan hal asasi manusia berdasrakan HAM. Hal
ini ditandai dengan terselenggaranya beberapa konferensi internasional yang
membahas tersebut (Wallsam 1997) , diantaranya:
•	 Konferensi Wina (1993)
Konferensi Internasional tentang HAM di Wina tahun 1993 mendiskusikan
HAM dalam perspektif gender serta isu isu controversial mengenai hak hak
reproduksi dan seksual. Deklasrasi dan Platform Aksi Wina menyebutkan
bahwa “hak asasi manusia dan anak perempuan adalah mutlaj, terpadu
dan merupakan bagian dari HAM (wallstam 1997)
•	 ICPD Kairo 1994
Konferensi Internasional Kependudukan dan pembangunan yang dispons
oleh PBB di Kairo Mesir pada tahun 1994, dihadiri oleh 11000 perwakilan
lebih dari 180 negara. Konferensi tersebut melahirkan kebijakan baru
tentang pembangunan dan kependudukan seperti tercantum dalam
program aksi 20 tahun, yang tidak lagi terfokus pada pencapaian target
populasi tertentu tetapi lebih ditujukan untuk menstabilkan pertumbuhan
penduduk yang berorinetasi pada kepentingan pembangunan manusia.
Program aksi ini menyerukan agar setiap Negara meningkatkan status
kesheatan , pendidikan dan hak hak individu khusunya bagi perempuan dan
dan anak dan mengintegrasilkan program KB di dalam agenda kesehatan
perempuan yang lebih luas. (wallstam, 1997)
Bagian terpenting dari program tersebut adalah penyediaan pelayanan
KR menyeluruh yang memasukan KB, pelayanan kehamilan dan persalinan
yang aman, pencegahan dan pengobatan infeksi menular seksual/IMS,
informasi dan konseling seksualitas serta pelayanan kesehtan perempuan
mendasar lainnya. Termasuk penghapusan bentuk bentuk kekerasan
terhadap perempuan seperti sunat perempuan dan berbagai bentuk
kekerasan lainnnya (wallsatm 1997)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
•	 Konferensi Perempuan se duania ke empat di Beijing /FWCW 1995
Deklarasi dan Flatform Aksi Beijing (Fourth World Conference on Women)
4-15 September 1995, yang diadopsi oleh perwakilan dari 189 negara
mencerminkan komitmen internasional terhadap tujuan kesetaraan,
pengembangan dan perdamaian bagi seluruh perempuan di dunia.
Platform tersebut terdiri dari enam bab, mengidentifikasi 12 area kritis
kepedulian yang dianggap sebagai penghambat utama kemajuan kaum
perempuan yaitu :
a.	 Kemiskinan. Jumlah perempuan yang hidup dalam kemiskinan lebih
banyak dibandingkan laki laki karena terbatasnya akses perempuan
terhadap sumber sumber ekonomi. Misalnya lapangan pekerjaan,
kepemilikan harta benda dan pelatihan serta pelayanan masyarakat,
misalnya kesehatan
b.	 Pendidikan dan pelatihan. Pendidikan merupakan HAM dan sarana
penting untk mencapai kesetaraan, pengembangan dan perdamaian.
Namun anak perempuan masih mengalami diskriminasi akses
pandangan budaya, pernikahan dan kehamilan dini, keterbatasan akses
pendidikan dan materi pendidikan yang bias gender.
c.	 Kesehatan. Kesehatan perempuan mencakup kesejahteraan fisik dan
emosi mereka, yang tidak hanya dipengaruhi oleh konteks social, politik
dan ekonomi. Tercapainya standar kesehatan fisik tertinggi penting
bagi kehidupan dan kesejahteraan perempuan. Hal ini mendukung
perempuan untuk berpartsisipasi baik di masysrakat maupun dalam
kehidupan pribadinya. Hak kesehatan permpuan harus terpenuhi
secara adil sepanjang siklus hidupnya.
d.	 Kekerasan. Perempuan dan anak perempuan merupakan subyek
kekerasan fisik, seksual dan psikologis yang terjadi tanpa dibatasi oleh
status social ekonomi dan budayanya baik di kehidupan pribadi maupun
masyarakat. Segalan betuk kekerasan berarti melanggar, merusak atau
merenggut kemerdekaan perempuan untuk menikmati hak asasinya.
e.	 Konflik Bersenjata. Selama konflik bersenjata, perkosaan merupakan
cara untuk memusnahkan kelompok masyarakat. Praktik praktik
tersebut harus dihentikan dan pelakunya harus dikenai sangsi hukum.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11
f.	 Ekonomi. Perempuan jarang dilibatkan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, dan sering diperlakukan secara tidak layak, seperti gaji
rendah, kondisi kerja yang tidak memadai dan terbatasnya kesempatan
kerja profesional
g.	 Pengambilan keputusan. Keterwakilan perempuan dalam pengambilan
keputusan belum mencapai target 30% di hamper semiua tongkatan
pemerintahan, sebagaimana ditetapkan oleh Lembaga social dan
ekonomi PBB tahun 1995.
h.	 Mekanisme Institusional. Perempuan sering terpinggirkan dalam
struktur kepemerintahan nasional, seperti tdak memiliki mandat yang
jelas, keterbatasan sumber daya dan dukungan dari para politis nasional.
i.	 Hak Asasi Manusia. Hak asasi manusia bersifat universal. Dinikmatinya
hak tersebut secara penuh dan setara oleh perempuan dan anak
perempuan merupakan kewajiban pemerintah dan PBB dalam mecapaia
kemajuan perempuan
j.	 Media. Media masih terus menonjolkan gambaran yang negative
dan merendahkan perempuan, misalnya menampilkan kekerasan,
pelecehan dan paornografi yang berdampak buruk bagi perempuan
k.	 Ligkungan. Perusakan alam menimbulkan dampak negatif bagi
kesehatan, kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat terutama thd
perempuan di segala usia.
l.	 Diskriminasi. Diskriminasi sudah dialami sejak awal kehidupannya.
Perilaku dan praktik praktik yang berbahaya menyebabkan banyaknya
anak perempuan tidak mampu bertahan dihup hingga usia dewasa.
Kurangnya perlindungan hukum atau kegagalan dalam penerapannya.,
menyebabkan anak perempuan rentan terhadap segala bentuk
kekerasan serta mengalami konsekunesi hubungan seksual dini dan
tidak aman tms HIV AIDS.
Telaah Lima Tahunan ICPD+5 tahun 1999
Lima tahun setelah ICPD kairo, PDD mengundang para pemimpin
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Negara untuk membah tentang kemajuan dan kegagalan pemerintah
dalam melaksanakan kebijkaan yang terkait dengan pembangunan dan
kependudukan.
Pada ICPD +5 isu seksualitas remaja dan aborsi, masih mengundang
kontroversi. Selain itu muncul kontroversi baru mengenai kontrasepsi
darurat dan peran lembaga Swadaya Masyarakat dalam negosiasi antar
pemerintah. Pertemuan ICPD+5 ditutup dengan mengadopsi beberapa
tindak lanjut penerapan program Aksi ICPD. Termasuk di dalamnya adalah
target baru untuk tahun 2015 yang memeprtjam focus dari tuuan tujuan
apda tahun 1994.
TARGET BARU 2015
ICPD +5 menetapkan target baru untukmnegukur penerapan ICPD yaitu :
a.	 Akses terhadap pendidikan dasar pada tahun 2015. Meningkatnya
keikutsertaan anak laki laki dan perempuan di sekolah dasar hingga
sekurang kurangnya 90% sebelum 2010 serta menurunkan angka buta
huruf pada perempuan dan anak perempuan pada tahun 1990 hingga
setengahnya pada tahun 2005.
b.	 Semua fasilitas kesehatan menyediakan metode metode KB yang aman
dan efektif, pelayanan kebidanan, pencegahan dan penanganan infeksi
menular seksual, serta metode pelindung untuk mencegah infeksi baik
secara langsung maupun rujukan.
c.	 Mengurangi kesenjangan antara pemakaian kontrasepsi dengan
proporsi individu yang ingin membatasi jumlah anak atau menjarangkan
kehamilan tanpa menggunakan target atau kuota
d.	 Memastikan bahwa sekurangnya 60% persalinan ditolong oleh tenaga
terlatih, terutama di Negara Negara dengan kematian ibu yang tinggi.
e.	 Pelayanan pencegahan HIV untuk laki laki dan perempuan muda usia
15-24 tahun. Termasuk penyediaan kondom secara sukarela, konseling
dan tindak lanjut (www. Unfpa.org/icpd)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
13
•	 Milleneum Develoment Goals (2000)
UN Millenium Summit di New York tahun 2000 menghasilkan Milleneum
Development Goals yang disetujui 189 negara, mengandung 8 goals,
18 target dan 48 Indikator. Beberapatujuan yang ingin dicapai berkaitan
dengan kewenngana bidan , antara lain : menurunkan angka kematian
bayi sebesar 2/3 menjadi hanya 1/3 anatara tahu 1990 dan 2015. Dan
menurunkan angka kematian ibu menjadi ¼ dari tahun 1990 hingga 2015
dan meningkatkan pencegahan dan penyebaran HIV AIDS antara tahun
1990 samapai tahun 2015 (WHO, 2004, safe motherhood, 2004)
Ruang lingkup
Kesehatan reproduksi adalah “keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara
utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan) dalam semua
hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.
Kesehatan Reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir
hingga mati. Pelaksanaan Kesehatan Reproduksi menggunakan pendekatan
siklus hidup (life-cycle approch) agar diperoleh sasaran yang pasti dan
komponen pelayanan yang jelas dan dilaksanakan secara terpadu serta
berkualitas dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan dengan
bertumpu pada program pelayanan yang tersedia. Ada empat komponen
prioritas Kesehatan Reproduksi nasional, yaitu : 1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru
Lahir 2. Keluarga berencana 3. Kesehatan Reproduksi Remaja 4.Pencegahan/
penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS), termasuk HIV/AIDS.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
Kesehatan Reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir
hingga mati. Secara internasional kesehatan reproduksi telah menjadi bagian
dari Hak Asasi manusia dan setiap Negara berkewajiban agar setiap warga
Negara mendapatkan pelayanan kesehatan reproduk yang baik.Pelaksanaan
Kesehatan Reproduksi menggunakan pendekatan siklus hidup (life-cycle
approch) agar diperoleh sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang
jelas dan dilaksanakan secara terpadu serta berkualitas dengan memperhatikan
hak reproduksi perorangan dengan bertumpu pada program pelayanan yang
tersedia. Ada empat komponen prioritas Kesehatan Reproduksi nasional, yaitu
: 1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir 2. Keluarga berencana 3. Kesehatan
Reproduksi Remaja 4.Pencegahan/penanggulangan Penyakit Menular Seksual
(PMS), termasuk HIV/AIDS.
	Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
15
Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari,
sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu pilihan
jawaban yang anda anggap paling benar.
1.	 Terdapat pengembangan program pada ICPD+5 dalam kesehatan
reproduksi, yaitu, kecuali :
a.	 Akses terhadap pendidikan dasar pada tahun 2015 pada perempuan
dan laki laki
b.	 Semua fasilitas kesehatan menyediakan metode metode KB mantap
c.	 Mengurangi kesenjangan anatara pemekaian kontrasepsi
d.	 Memastikan bahwa sekurangnya 60% persaliann ditolong oleh tenaga
terlatih,
2.	 Aspek kritis yang harus diperbaiki menyangkut kesehatan reproduksi
perempuan kecuali :
a.	 perempuan yang hidup dalam kemiskinan
b.	 Pendidikan rendah
c.	 Akses terhadap pelayanan Kesehatan rendah
d.	 Kesetaraan gender sudah baik
3.	 Target MDGs yang terkait tugas bidan kecuali :
a.	 menurunkan angka kematian bayi sebesar 2/3
Tes Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
b.	 menurunkan angka kematian ibu menjadi ¼
c.	 Ketersediaan air dan lingkungan bersih
d.	 meningkatkan pencegahan dan penyebaran HIV AIDS
4.	 Latar belakang pentingnya perhatian terhadap kesehatan reproduksi
adalah;
a.	 Jumlah penduduk yang terus meningkat
b.	 Hak asasi Manusia
c.	 Isue gender
d.	 Kesejahteraan membaik
5.	 Kondisi Diskriminasi yang mendorong pentingnya kesehatan reproduksi
perempuan adalah :
a.	 Mutilasi genital pada anak perempuan sehingga tidak mampu bertahan
dihup hingga usia dewasa.
b.	 Kurangnya perlindungan hukum atau kegagalan dalam penerapanaya
c.	 anak perempuan dapat survive terhadap segala bentuk kekerasan
d.	 konsekuensi hubungan seksual dini dan tidak aman tms HIV AIDS.
6.	 “Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata
bebas dan penyakit atau kecacatan) dalam semua hal yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Definisi dari:
a.	 Kesehatan reproduksi
b.	 Kesehatan seksual
c.	 Kesejahteraan Reproduksi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
d.	 Reproduksi Manusia
7.	 Komponen prioritas Kesehatan Reproduksi nasional, yaitu : kecuali
a.	 Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
b.	 Asuhan Persalinan Normal
c.	 Kesehatan Reproduksi Remaja
d.	 Pencegahan/penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS),
termasuk HIV/AIDS.
8.	 Kesehatan Reproduksi sebagai implementasi Hak Asasi Manusia,
mengandung arti bahwa, kecuali :
a.. Hak asasi manusia bersifat universa
b. Dinikmatinya hak tersebut secara penuh dan setara oleh perempuan
c. Kewajiban pemerintah dan PBB dalam mecapaia kemajuan perempuan
d. Warga Negara yang kuat yang dapat memenuhi HAM
9.	 Dampak dari Diskriminasi dalam kesehatan reproduksi perempuan adalah
kecuali:
a.	 Praktik praktik yang berbahaya menyebabkan banyaknya anak
perempuan tidak mampu bertahan dihup hingga usia dewasa.
b.	 Kurangnya perlindungan hukum atau kegagalan dalam penerapanaya.,
menyebabkan anak perempuan rentan thd segala bentuk kekerasan
c.	 Mengalami konsekunesi hubungan seksual dini dan tidak aman tms
HIV AIDS.
d.	 Anak dan perempuan dapat hidup sejahtera
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
10.	Target yang ingin dicapai tahun 2015 sebagai penerapan ICPD+5 yaiutu :
a.	 Akses terhadap pendidikan tinggi pada tahun 2015
b.	 Meningkatnya keikutsertaan anak laki laki dan perempuan di sekolah
dasar hingga sekurang kurangnya 90% sebelum 2010
c.	 Menurunkan angka buta huruf pada perempuan dan anak perempuan
pada tahun 1990
d.	 Semua fasilitas kesehatan menyediakan metode metode KB yang aman
Setelah anda menyimak materi diatas, lakukan identifikasi di lingkungan anda
bagaimana kondisi kesehatan reproduksi perempuan di sana? Faktor faktor apa
saja yang mempengaruhi kesehatan reproduksi? Tuangkan hasil identifikasi
anda pada sehelai kertas!
Tugas
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
19
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini anda diharapkan mampu: Memahami
pendekatan siklus perempuan dalam kesehatan reproduksi
Coba anda perhatian situasi kesehatan di sekeliling anda! Apakah kondisi
kesehatan perempuan sudah baik? Apakah bayi dan anak balita mendapat
gizi yang baik? Faktor faktor apa saja yang menyebabkan kondisi perempuan
dan balita masuk ke dalam keadaan yang tidak baik? Coba anda diskusikan
bersama teman sekelas.
Banyak faktor yang menyebabkan kesehatan seseorang tidak baik,
diantaranya status pendidikan, status ekonomi, sarana pelayanan kesehatan
tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam modul ini akan dijelaskan bagaimana kesehatan reproduksi dalam
siklus hidup seorang perempuan. Kegiatan belajar ini sangat penting bagi
seorang bidan merupakan tenaga kesehatan yang berada dalam siklus
kehidupan perempuan, sehingga bidan harus memahami kesehatan dalam
siklus hidup perempuan.
Pendekatan Siklus Kehidupan
Kegiatan Belajar II
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
Hambatan sosial, budaya dan ekonomi yang dihadapi sepanjang hidup
perempuan merupakan akar masalah buruknya kesehatan maternal (saat hamil,
bersalin dan nifas). Dengan menggunakan pendekatan siklus hidup diketahui
bahwa masalah mendasar kesehatan perempuan telah terjadi jauh sebelum
memasuki usia reproduksi (15-49 tahun). Status kesehatan perempuan semasa
kanak kanak dan remaja mempengaruhi kondisi kesehatannya semasa hamil,
bersalin dan nifas. Jenis makanan, tingkat pendidikan, nilai, sikap yang dianut,
system kesehatan yang tersedia dan bias diakses, situasi ekonomi serta kualitas
hubungan seksualnya- mempengaruhi perempuan dalam menjalankan masa
masa produksi dan reproduksinya. (ISSA, 1993)
Antisipasi kebutuhan perempuan sepanjang hidupnya, mulai dari saat konsepsi
hingga masa pasca usia reproduksi dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan siklus hidup. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya perilaku
pencapaian pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan perempuan
karena memiliki kebutuhn khusus. Sistem kesehatan harus mengenali dan
memperhatikan masalah kesehatan perempan karena kondisi dan upaya pada
satu tahao kehidupan akan mempengaruhi sepanjang hidupnya. Sebagai contoh
(FCI, 2000) :
•	 Pemberian ASI Eksklusif selama 4-6 bulan memberi antibody (kekebalan
tubuh) dan gizi yang dibutuhkan bayi untuk memulai hidup sehat.
Kekurangan gizi yang dialami remaja perempuan di masa kanak kanak
bisa menghambat pertumbuhannya (tulang panggul tidak berkembang
sempurna) sehingga berisiko mengalami persalinan macet
•	 Perempuan muda yang terkena infeksi saluran Reproduksi dan tidak diobati
dengan benar berisiko mengalami kemandulan.
Uraian Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
21
Masalah dan pelayanan kesehatan berdasarkan siklus hidup Perempuan
MASALAH
SIKLUS
HIDUP
PENDEKATAN SIKLUS HIDUP UNTUK
PELAYANAN KES PRODUKSI
Penyakit system
sirkulasi
Pasca
(Dipengaruhi oleh pengalaman
reproduksi sebelumnya)
Prolaps/Osteoporosis
Diagnosis, informasi dan pengobatan
dini
Kanker saluran
reproduksi dan payudara
Pencegahan dan pengobatan IMS,
Diagnosis, informasi dan pengobatan
dini
Malnutrisi/anemia semua usia Suplementasi, pendidikan
Kemandulan Konseling, pencegahan primer
Komplikasi abortus
Pengobatan, konseling, KB, pendidikan
ttg perilaku seksual bertanggung
jawab
Kesakitan dan kematian
ibu
KB, pelayanan antenatal, persalinan
dan post partum, pelayanankebidanan
darurat, imunisasi TT
Pengaturan Kesuburan Usia
KB, Kontrasepsi, informasi dan
pendidikan
Seks Komersial
Pendidikan, perubahan hukum dan
social
Penyalahgunaan obat
(alcohol, obat dan
tembakau)
Pendidikan, pengobatan dan
konseling
Kekerasan Gender
(semua usia)
Konseling, perubaha hokum, social,
pendidikan
Praktik Tradisional
berbahaya
Pemberdayaan, perubahan hokum,
social, Pendidikan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
IMS/HIV(pada bayi
ditularkan melalui
ibunya)
Deteksi,
Nutrisis (semua Usia) Suplementasi, pendidikan
Perilaku seksual tidak
aman
Remaja
Pendidikan dalam keluarga dan
sekolah
Kehamilan Remaja
KB, pendidikan dalam keluarga dan
sekolah
Penyakit lain (semua
usia)
Kesehatan lingkungan, kesehatan
kerja, pelayanan kes primer,
pendidikan, imunisasi
Kesakitand an kematina
bayi baru lahir
(Neonatal)
Anak
Pelayanan Antenatal, persalinan dan
post partum, menyusui
Bayi Berat Lahir Rendah Saat Lahir
Suplementasi, pendidikan, pelayanan
antenatal, promosi kesehatan,
pencegahan penyakit
Pelayanan Kesehatan Reproduksi dilaksanakan secara terpadu dan berkualitas
dengan bertumpu pada program pelayanan yang sudah tersedia, dengan
memperhatikan hak reproduksi perorangan, berdasarkan kepentingan dan
kebutuhan sasaran pelayanan/konsumen, sesuai siklus hidup masing-masing.
Pendekatan siklus hidup berarti memperhatikan kebutuhan khas penanganan
sistem reproduksi pada setiap tahap siklus hidup dan kesinambungan antar-
tahap siklus hidup tersebut. Dengan begitu, masalah kesehatan reproduksi pada
setiap tahap siklus hidup dapat diperkirakan dan ditangani dengan baik sesuai
kebutuhan tahap itu, sehingga kemungkinan munculnya akibat buruk pada tahap
siklus hidup selanjutnya dapat dicegah. Dikenal lima tahap siklus hidup, yaitu:
1. Konsepsi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
23
2. Bayi dan anak
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut.
Tahap pertama dan kedua terutama terkait dengan Kesehatan Ibu & Bayi Baru
Lahir. Tahap ketiga terkait dengan KesehatanReproduksi Remaja. Tahap keempat
terutama terkait dengan Keluarga Berencana. Tahap kelima terkait dengan
Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut. Semua tahap siklus hidup ini terkait dengan
pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMSIHIV/AIDS),
terutama empat tahap pertama.Karena tiap tahap sikius hidup, untuk laki-laki
maupun perempuan, memiliki kebutuhan yang berbeda.
KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia masih jauh dari keadaan yang
diharapkan karena besarnya jumlah ibu dan bayi yang mati. Dari sekitar 5 juta
kehamilan pertahun, sekitar 20 ribu kehamilan berakhir dengan kematian ibu.
Selain itu, kejadian bayi lahir mati dan bayi baru lahir yang juga sering terjadi
Akibatnya, Indonesia memiliki angka kematian ibu (AKI) yang tertinggi diantara
negara-negara di ASEAN karena itu, upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir
menjadi upaya pioritas dalam bidang kesehatan.
Komplikasi kehamilan dan persalinan tersebut dialami oleh 15-20% dari seluruh
kematian, dan kebanyakan terjadi disekitar saat persalinan. Terjadinya komplikasi
sulit diperkirakan, sehingga sering muncul secara mendadak. Pertolongan
terhadap komplikasi ini memerlukan tindakan yang tepat dan cepat (dalam waktu
kurang dari 2 jam) agar nyawa ibu dan janinnya dapat diselamatkan.
Kematian ibu hamil dilatar-belakangi oleh masalah-masalah berikut:
1.	 Masih banyak persalinan di tolong oleh dukun (sekitar 30%).
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
2.	 Sekitar 70% persalinan berlangsung di rumah, sehingga bila terjadi
komplikasi yang memerlukan rujukan, akan memerlukan waktu yang
cukup lama.
3.	 Derajat kesehatan ibu yang rendah pada saat hamil, bahkan sejak sebelum
hamil, a.l. sekitar 50% ibu menderita anemia, sekitar 30% berisiko kurang
energi kronis, sekitar 60% ibu hamil dengan keadaan ” 4 terlalu” (terlalu
muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak).
4.	 Rendah status perempuan, yang antara lain mengakibatkan lambatnya
pengambilan keputusan di tingkat keluarga untuk mencari pertolongan.
Dikenal keadaan ” 3 terlambat” , yaitu terlambat dalam :
•	 mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan (di tingkat
keluarga) untuk mencari pertolongan berkualitas.
•	 Mencapai fasilitas kesehatan
•	 Mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas pelayanan.
Agar ibu dan bayi selamat, upaya bidang kesehatan saat ini yaitu ” Gerakan
Nasional Kehamilan yang Aman”, ditujukan untuk memastikan agar 3 hal berikut
ini terjadi :
1.	 Semua ibu hamil dan bayi baru lahir harus mempunyai akses terhadap
pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas oleh tenaga kesehatan terampil.
2.	 Semua komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat.
3.	 Setiap wanita usia subur harus mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang dapat diberikan di berbagai
tingkat pelayanan kesehatan adalah :
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
25
1. Bidan di Desa: pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan
nifas untuk ibu dan bayi, dan pertolongan pertama pada kegawat daruratan
kebidanan dan bayi baru lahir.
2. Puskesmas : pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas
untuk ibu dan bayi, serta penanganan kegawat daruratan kebidanan dan bayi
baru lahir tertentu.
3. Rumah Sakit Kabupaten: pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,
pelayanan nifas untuk ibu dan bayi, serta penanganan semua jenis kegawat
daruratan kebidanan dan bayi baru lahir, termasuk bedah sesar dan tranfusi darah.
Pelayananan Kesehatan yang diperlukan setiap ibu hamil adalah:
1.	 Pencatatan ibu hamil dalam Kohort ibu seawal mungkin.
2.	 Pemeriksaan kehamilan sesering mungkin, dengan minimal 4 kali selama
kehamilan, yaitu :
•	 Satu kali pada umur kehamilan 1-3 bulan (triwulan I)
•	 Satu kali pada umur kehamilan 4-6 bulan (triwulan II)
•	 Dua kali pada umur kehamilan 7-9 bulan (triwulan III)
•	 Datang kapan saja ada gangguan, atau janin tidak bergerak dalam 12
jam
Pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan secara lengkap sesuai standar.
3.	 Pemberian informasi tentang perkembangan kehamilan, nasehat tentang
kesehatan kehamilan dan KB pasca-persalinan, yang meliputi:
•	 Perawatan diri
•	 Kebutuhan makanan, tablet tambah darah
•	 Kejelasan tentang kehamilan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
•	 Persiapan persalinan
•	 Tanda-tanda bahaya dan upaya pertolongannya
•	 KB pasca-persalinan
4.	 Pelayanan persalinan yang bersih dan aman (oleh tenaga kesehatan).
5.	 Bimbingan persiapan menyusui dengan “ASI Eksklusif” (hanya ASI) sampai
bayi berumur 4 bulan.
6.	 Pelayanan pasca-persalinan termasuk konseling dan pelayanan KB
7.	 Perawatan Bayi Baru Lahir: Selain diperiksa pada saat kelahiran, bayi di
kunjungi sekali dalam 3 hari pertama dan sekali pada minggu keenam.
8.	 Melakukan pelayanan kegawat-daruratan obstetri dan neonatal tepat dan
sebaik mungkin apabila komplikasi terjadi
9.	 Pengobatan atau penanganan penyakit-penyakit yang memberatkan
kehamilan, misalnya: anemia, kekurangan energi kronik, TBC, malaria, dll.
Keadaan ibu hamil yang perlu diwaspadai, yaitu keadaan yang mungkin
berpengaruh terhadap timbulnya kesulitan pada kehamilan/persalinan antara lain
adalah:
1.	 Keadaan ”4 terlalu” (Terlalu muda, Terlalu Tua, Terlalu sering, Terlalu banyak)
•	 umur di bawah 20 tahun (terlalu muda)
•	 umur di atas 35 tahun (terlalu tua)
•	 jumlah anak lebih dari 4 orang (terlalu banyak)
•	 jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari 2
tahun (terlalu sering)
2.	 Pernah mengalami kesulitan dalam kehamilan dan persalinan terdahulu.
3.	 Tinggi badan kurang dari 145 cm
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
27
4.	 Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm yang berarti seorang ibu
beresiko menderita kekurangan energi kronis.
Tanda bahaya - pada saat kehamilan, persalinan atau nifas – yang perlu segera
mendapatkan perhatian dan cepat dicarikan pertolongan :
1.	 Muntah terus menerus dan tidak bisa makan
2.	 Berat badan yang tidak bertambah pada trisemester kehamilan 4-9 bulan
3.	 Perdarahan dari jalan lahir pada waktu hamil (walaupun hanya sedikit),baik
tanpa atau dengan rasa nyeri hebat pada perut
4.	 Bengkak pada tangan atau wajah,disertai tekanan darah tinggi dan pusing-
pusing yang dapat diikuti kejang-kejang, bila keadaan dibiarkan. Hal ini
dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan maupun nifas
5.	 Keluar cairan ketuban jauh sebelum tiba saat melahirkan (sebelum ada
mulas-mulas)
6.	 Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas-mulas
7.	 Keluar darah dari jalan lahir, menjelang kelahiran bayi, baik disertai atau
tanpa rasa nyeri perut
8.	 Perdarahan banyak dalam 1-2 jam pertama setelah bayi lahir
9.	 Demam tinggi lebih dari 2 hari setelah melahirkan, atau keluarnya cairan
berlebihan yang berbau dari jalan lahir
10.	Payudara bengkak kemerah-merahan dalam masa menyusui.
Hal-hal yang perlu dilakukan secara terus menerus oleh Bidan dengan dukungan
masyarakat a.l:
1.	 Mencatat semua kehamilan seawal mungkin, sebelum kehamilan 3 bulan.
2.	 Deteksi dini tanda bahaya dan segera carikan pertolongan yang tepat
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
3.	 Mengorganisasikan kebutuhan dana dan transpotrasi bagi ibu yang perlu
dirujuk
4.	 Petugas kesehatan memantapkan jaringan rujukan ke tingkat fasilitas yang
lebih tinggi, agar pelayanan dapat segera diberikan dan tepat persiapannya.
5.	 Meningkatkan kerja sama dengan dukun dan masyarakat, agar semua
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
6.	 Mengupayakan agar semua persalinan bermasalah dapat langsung
memperoleh fasilitas kesehatan yang memadai dan sesuai dengan
masalahnya.
7.	 Mengupayakan dan memprioritaskan ibu dengan ”4 terlalu” menjadi
peserta KB dalam 40 hari setelah melahirkan.
8.	 Memasukan kegiatan pencegahan dan penanganan penyakit penyakit
menular seksual (PMS) dalam pelayanan kebidanan dan KB.
9.	 Pelayanan pasca-keguguran diupayakan agar dapat dilaksanakan di
Puskesmas.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
29
Masalah kesehatan reproduksi pada setiap tahap siklus hidup dapat
diperkirakan dan ditangani dengan baik sesuai kebutuhan tahap itu, sehingga
kemungkinan munculnya akibat buruk pada tahap siklus hidup selanjutnya
dapat dicegah. Dikenal lima tahap siklus hidup, yaitu: 1. Konsepsi 2. Bayi dan
anak. 3. Remaja 4. Usia subur 5. Usia lanjut.
	Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda
pelajari, sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah
satu pilihan jawaban yang anda anggap paling benar.
1.	 Alasan kesehatan reproduksi perempuan melalui pendekatan siklus
kehidupan adalah:
a.	 Sejak dalam kandungan
b.	 Kondisi saat ini akan mempengaruhi kesehatan reproduksi pada
masa yang akan datang
c.	 Kondisi saat ini untuk kesehatan saat ini
d.	 Intervensi yang memadai dapat menanggulangi masalah
2.	 Masalah kesehatan reproduksi pada masa remaja adalah, kecuali :
a.	 Perilaku menyimpang
b.	 Kehamilan tidak diinginkan
c.	 Trafficking manusia
d.	 Menopause
3.	 Pelayanan kesehatan reproduksi untuk meningkatkan kesehatan pada
usia reproduksi
a.	 Pelayanan KB
b.	 Pendidikan dan informasi
c.	 Imunisasi TB
Tes Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
31
d.	 Deteksi keganasan
4.	 Upaya pelayanan kesehatan untuk pencegahan BBLR pada masa
reproduksi adalah :
a.	 Suplementasi
b.	 Pendidikan
c.	 Senam hamil
d.	 pencegahan penyakit
5.	 Kondisi kesehatan masa lansia adalah kecuali :
a.	 penyakit system sirkulasi
b.	 osteoporosis
c.	 Kanker saluran reproduksi
d.	 Kehamilan
6.	 Hal hal yang dapat menimbulkan permasalahan kesehatan reproduksi
adalah :
a.	 Nial dan budaya
b.	 Kemiskinan dan angka melek huruf
c.	 Hukum yang tidak berpihak pada perempuan
d.	 Pendidikan yang tinggi
7.	 Tujuan Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dengan pendekatan
siklus hidup perempuan adalah, kecuali :
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
32
a.	 Antisipasi kebutuhan perempuan sepanjang hidupnya
b.	 pentingnya pelayanan yang memiliki kebutuhan khusus.
c.	 Satu tahap kehidupan akan mempengaruhi sepanjang hidupnya.
d.	 Agar pelayanan kesehatan tepat sasaran
8.	 Upaya bidang kesehatan dalam ”Gerakan Nasional Kehamilan yang
Aman”, yaitu : kecuali
a.	 Semua ibu hamil dan bayi baru lahir harus mempunyai akses terhadap
pelayanan kesehatan
b.	 Komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan seadanya.
c.	 Setiap wanita usia subur harus mempunyai akses terhadap
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
d.	 Penanganan komplikasi keguguran.
9.	 Upaya Bidan dalam kesehatan reproduksi dengan dukungan masyarakat
adalah berikut ini kecuali :
a.	 mencatat semua kehamilan setelah kehamilan 7 bulan.
b.	 Deteksi dini tanda bahaya dan segera carikan pertolongan yang tepat
c.	 mengorganisasikan kebutuhan dana dan transpotrasi bagi ibu yang
perlu dirujuk
d.	 petugas kesehatan memantapkan jaringan rujukan ke tingkat fasilitas
yang lebih tinggi, agar pelayanan dapat segera diberikan dan tepat
persiapannya.
10.	 Salah satu upaya peningkatan kesehatan reproduksi pada masa remaja
adalah :
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
33
a.	 Deteksi keganasan
b.	 Suplementasi makanan
c.	 Antenatal care yang adekuat
d.	 Asuhan persalinan oleh Bidan
Nah anda telah menyelesaikan KB 2, agar pemahaman anda lebih baik lagi
lakukanlah identifikasi kondisi kesehatan reproduksi dari sejak seorang
perempuan dalam kandungan hingga menjadi lansia. Laporkan hasilnya dalam
kertas dan sampaiakn kepada dosen anda.
Tugas
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
34
Elemen-elemen Pelayanan
Kesehatan Reproduksi
Kegiatan Belajar III
Setelah mempelajari KB ini anda diharapkan
dapat menjelaskan berbagai elemen pelayanan
kesehatan reproduksi (KR).
TUJUAN
Pembelajaran Umum
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
35
Barangkali anda tahu, apa saja elemen-elemen pelayanan kesehatan itu. Tuliskan
jawaban anda pada kotak berikut :
Jika anda sudah selesai menuliskan jawabannya, sekarang cocokkan jawaban
anda dengan uraian berikut ini.
Ada 10 elemen pelayanan KR yang ditetapkan pada ICPD Kairo untuk mengatasi
masalah berkaitan dengan ogan reproduksi dan fungsinya pada laki laki dan
perempuan. Seseorang bisa mengalami masalah KR lebih dari satu pada
waktu yang bersamaan. Misal ibu yang memeriksakan kehamilannya bisa saja
merupakan korban KDRT dan mengidap Infeksi Saluran Reproduksi (ISR). Dalam
sistem kesehatan, bidan yang sensitif akan menerapkan paket KR dan memberikan
penanganan yang lebih dari sekedar pelayanan prenatal, tetapi juga memerlukan
penanganan kekerasan dan ISR. Idealnya ke 10 elemen harus diberikan di setiap
tingkatan sistem kesehatan, namun banyak negara miskin menghadapi kendala
mengenai pembiayaan penyelengagaraan pelayanan tersebut. Selain itu lembaga
donor biasanya hanya memfokuskan pada program KR tertentu seperti KB dan
HIV AIDS.
Uraian Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
36
Pelayanan kesehatan reproduksi dalam konteks pelayanan kesehatan dasar
mencakup elemen elemen berikut :
1.	 Pelayanan dan konseling, informasi edukasi dan komuniaksi KB yang
berkualitas
2.	 Pelayanan prenatal, persalinan dan post partum yang aman, termasuk
menyusui
3.	 Pencegahan dan pengobatan kemandulan
4.	 Pencegahan dan penanganan aborsi tidak aman
5.	 Pelayanan aborsi aman, bila tidak menlanggar hukum
6.	 Pengiabatan ISR, IMS dan kondisi lain dalam sistem reproduksi
7.	 Informasi dan konseling mengenia seksualitas, menjaid orangtua yang
bertanggung jawab serta kesehatan reprosuksi dan seksual
8.	 Pencegahansecaraaktifpraktikpraktikberbahayasepertisunatperempuan/
multilasi kelamin
9.	 Pelayanan rujukan uintuk komplikasi KB, kehamilan, persalinan, dan aborsi,
kemandulan, ISR, IMS dan HIV AIDS, serta kanker kandungan
10.	Jika mungkin program KR dan KB harus meliputi fasilitas diagnosis dan
pengobatan IMS sering dengan meningkatnya risiko penularan HIV. (Alcala,
1994)
KELUARGA BERENCANA
Sebagai Komponen Kesehatan Reproduksi pelayanan Keluarga Berencana
(KB) diarahkan untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan KB
bertujuan menunda, menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila jumlah anak
sudah cukup. Kehamilan yang diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat
yang tepat, akan kebih menjamin keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya.
Dengan demikian pelayanan KB Sangat berguna dalam pengaturan kehamilan
dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak tepat waktu.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
37
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1.	 Prioritas pelayanan KB diberikan terutama kepada pasangan usia subur
yang isterinya mempunyai keadaan “4 terlalu” yaitu terlalu muda (usia
kurang dari 20 tahun), terlalu banyak anak (lebih dari 3 orang), terlalu dekat
jarak kehamilan ( kurang dari 2 tahun), dan terlalu tua (lebih dari 35 tahun).
2.	 Tanggung jawab dalam kesertaan ber-KB merupakan tanggung jawab
bersama antara suazi dan misteri. Sayangnya, pada saat ini hanya 1,1%
suazi yang berpartisipasi aktif dalam ver-KB, padahal tersedia juga alat/
metoda kontrasepsi untuk pria
3.	 Setiap metoda kontrasepsi mempunyai keuntungan dan kelemahan
masing-masing. Setiap klien berhak untuk mendapat informasi mengenai
hal ini, sehingga dapat mempertimbangkan metoda yang paling cocok
bagi dirinya.
4.	 Pelaksana pelayanan KB wajib memberikan nasihat tentang metoda yang
paling cocok sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik sebelum pelayanan
KB diberikan kepada klien. Dengan demikian, klien akan lebih mudah
menentukan pilihannnya.
5.	 Klien juga harus diberi informasi tentang kontra indikasi pemakaian
berbagai metoda kontrasepsi. Pelaksana pelayanan KB perlu melakaukan
skrining atau penyaringan melalui pemeriksaan fisik terhadap klien untuk
memastikan bahwa tidak terdapat kontra indikasi dalam pemakaian metoda
kontrsepsi yang akan dipilih. Khusus untuk tindakan operatif diperlukan
surat pernyataan setuju (informed concent) dari klien.
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh
berbagai perubahan fisik, emosi dan psikhis. Masa remaja yaitu usia 10-19
tahun, merupakan masa yang khusus dan penting, karena merupakan periode
pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut pubertas. Masa
remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa.
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik (organidiologi) secara tepat, yang tidak
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
38
seimbang kejiwaan (mental emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat
membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu mereka memerlukan
pengertian, bimbingan, dan dukungan lingkungan sekitarnya agar tumbuh dan
berkembang menjadi manusia dewasa yanag sehat baiki jasmani, maupun mental
dan psikhososial.
Dalam lingkungan sosial tertentu, masa remaja bagi pria merupakan saat
diperolehnya kebebasan, sementara untuk remaja wanita merupakan saat
dimulainya segala bentuk pembatasan. Pada masa yang lalu, anak gadis mulai
dipingit ketika merka mulai mengalami haid. Walaupun dewasa ini praktik
seperti itu telah jarang ditemukan, namum perlakuan terhadap remaja pria dan
wanita masih sering berbeda, yang menempatkan remaja putridalam posisi yang
dirugikan. Kesetaraan perlakuan terhadap remaja pria dan wanita diperlukan
dalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja, agar masalahnya dapat
tertangani secara tuntas.
A.	 Pengaruh Buruk Akibat Terjadinya Hubungan Seks Pranikah bagi Remaja
Kematangan organ seks dapat berpengaruh buruk bila remaja tak mampu
mengendalikan rangsangan seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan
hubungan seks pranikah. Hal ini akan menimbulkan akibat yang dapat
dirasakan bukan saja oleh pasangan, khususnya remaja puteri, tetapi juga
orang tua, keluarga, bahkan masyarakat.
Akibat hubungan seks pranikah:
1.	 Bagi remaja
•	 Remaja pria menjadi tidak perjaka, dan remaja wanita tidak perawan
•	 Menambah resiko tertukar penyakit menular seksual (PMS), seperti:
gonore (GO), sifilis, Herpes simpleks (genitalis), Clamidia, Kondiloma
akuminata, HIV/AIDS.
•	 Remaja puteri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran
kandungan yang tidak aman, infeksi organ-organ reproduksi, anemia,
kemandulan dan kematian karena perdarahan atau keracunan
kehamilan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
39
•	 Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan
masa depan).
•	 Kemungkinan hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
dan kesempatan bekerja.
•	 Melahirkan bayi yang kurang/tidak sehat.
2.	 Bagi keluarga
•	 Menimbulkan aib keluarga.
•	 Menambah beban ekonomi keluarga
•	 Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat tekanan masyarakat
di lingkungannya (ejekan).
3.	 Bagi masyarakat
•	 Meningkatkan remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat
menurun
•	 Meningkatkan angka kematian ibu dan bayi
•	 Menambah beban ekonomi masyarakat, sehingga derajat kesejahteraan
masyarakat menurun.
B.	 Kaitan antara Kesehatan Remaja dan Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan reproduksi remaja sulit dipisahkan dari kesehatan remaja
secara keseluruhan, karena gangguan kesehatan remaja akan menimbulkan
gangguan pula pada sistem reproduksi.
BerikutadalahbeberapakeadaanyangberpengaruhburukterhadapKesehatan
Remaja termasuk Kesehatan Reproduksi Remaja.
1.	 Masalah gizi yang meliputi a.l:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
40
•	 Anemia dan kurang energi khronis
•	 Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri, sehingga
mengakibatkan panggul sempit dan resiko untuk melahirkan bayi
berat lahir rendah di kemudian hari.
2.	 Masalah pendidikan yang meliputi a.l:
•	 Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses
terhadap informasi yang dibutuhkannya; serta mungkin kurang
mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kesehatan dirinya
•	 Pendidkan rendah dapat mengakibatkan remaja kurang mampu
memenuhii kebutuhan fisik dasar ketika berkeluarga, dan hal ini akan
berpengaruh buruk terhadap derajat kesehatan diri dan keluarga.
3.	 Masalah lingkungan dan pekerjaan, a.l:
•	 Lingkungan dan suasana kerja yanmg kurang memperhatikan
kesehatan remaja yang bekerja akan mengganggu kesehatan remaja.
•	 Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat, bahkan
merusak kesehatan fisik, mental, dan emosional remaja.
4.	 Masalah seks dan seksualitas, a.l:
•	 Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah
seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar.
•	 Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan
dengan seksualitas.
•	 Penyalah gunaan dan ketergantungan NAPZA, yang mengarah kepada
menularan HIV?AIDS melalui jarum suntik dan melalui hubungan seks
bebas. Masalah ini semakin mengkhawatirkan dewasa ini.
•	 Penyalah gunaan seksual
•	 Kehamilan remaja
•	 Kehamilan pranikah/luar ikatan pernikahan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
41
5.	 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
•	 Ketidak matangan secara fisik dan mental
•	 Resiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar
•	 Kehilangan desempatan untuk pengembangan diri remaja
•	 Resiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman
C.	 Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja
Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja bertujuan untuk memberikan
informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup bagi
remaja, disamping mengatasi yang ada. Dengan pengetahuan yang memadai
dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, para remaja
diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa
kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat.
Pembekalan pengetahuan yang diperlukan remaja meliputi :
1.	 Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja
Pembekalan pengetahuan tentang perunahan yang terjadi secara fisik,
kejiwaan dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk
memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya.
Informasi tentang haid dan mimpi basah serta tentang alat reproduksi
remaja laki-laki dan perempuan perlu diperoleh setiap remaja.
2.	 Proses reproduksi yang bertanggung jawab
Manusia secara biologi mempunyai kebutuhan seksual. Remaja perlu
mengendalaikan naluri seksualnya dan menyalurkannya menjadi kegiatan
yang positif, seperti olah raga dan mengembangkan hobi yang dibangun.
Penyaluran yang berupa hubungan seksual dilakukan setelah berkeluarga,
untuk melanjutkan keturunan.
3.	 Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan perempuan, serta
kewaspadaan terhadap masalah remaja yang banyak ditemukan. Remaja
memerlukan informasi tersebut agar selalu waspada dan berperilaku
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
42
reproduksi sehat dalam bergaul dengan lawan jenisnya. Disamping itu
remaja memerlukan pembekalan tentang kiat-kiat untuk mempertahankan
diri secara fisik maupun psikis
4.	 Persiapan pra nikah
Kesehatan seorang perempuan sebelum menikah sangat penting, hal ini
untuk memastikan bahwa untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang
istri dan ibu maka kesehatan fisik, emosinya harus dipersipakan dengan
baik. Sebagai contoh jika calon ibu memiliki penyakit infeksi maka dengan
dengan persipaan pranikah ini penyakit infeksi yang kemungkinan dapat
mengganggu kehamilan dapat diobati terlebih dahulu.l
5.	 Kehamilan dan persalinan, serta cara pencegahannya
Keadaan fisik dan emosi ibu pada saat masa kehamilan persalinan sangat
dipengaruhi juga oleh kondisi fisik sebelum masa hamil. Jika seorang calon
ibu hamil telah emnderita anemia maka kehamilan saat ini juga dapat
diperbutuk dengan anemia jika tidak segera diatasi secara adekuat. Dalam
pelayanan kebidanan seorang perempuan diupayakan agar selama hamil
mendapatkan asupan yang adekuat agar kehamilannya dalam kondisi baik
sehaingga persalinan dan bayinya dalam kondisi yang baik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
43
Idealnya ke 10 elemen harus diberikan di setiap tingkatan sistem kesehatan,
namun banyak negara miskin menghadapi kendala mengenai pembiayaan
penyelengagaraan pelayanan tersebut. Dengan memperhatikan sepanjang
siklus kehiduan perempuan, masalah dan penangan sesuia dengan fase
dan kemungkinan masalah yang muncul. Ingat bahwa jika satu fase dalam
siklus permpuan terganggun maka kemungkinan besar fase pada kehiupan
perempuan tersebut juga akan tergannggu. Sehingga pemerintah dan
tenaga kesehatan harus memastikan bahwa setiap perempuan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang adekuat di setiap fase kegidupannya.
	Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
44
Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari,
sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah satu pilihan
jawaban yang anda anggap paling benar.
1.	 Pelayanan kesehatan reproduksi dalam konteks pelayanan kesehtan dasar
mencakup elemen elemen berikut ini kecuali :
a.	 Pelayanan dan konseling, informasi edukasi dan komuniaksi KB yang
berkualitas
b.	 Pelayanan prenatal, persalinan dan post partum seadanya
c.	 Pencegahan dan pengobatan kemandulan
d.	 Pencegahan dan penanganan aborsi tidak aman
2.	 Pada masa remaja terjadi perubahan fisik secara cepat, yang tidak
seimbang kejiwaan (mental emosional). Perubahan yang cukup besar ini
dapat membingungkan remaja. Karena itu mereka memerlukan :
a.	 pengertian, bimbingan, dan dukungan lingkungan sekitarnya
b.	 agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yanag sehat
baiki jasmani, maupun mental dan psikhososial.
c.	 Gambaran bahwa kondisi yang dialaminya itu abnormal
d.	 Informasi tentang perawatan diri yang tepat
3.	 Pelayanan KB Sangat berguna dalam pengaturan kehamilan dan
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak tepat waktu.
Tes Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
45
Program Keluarga Berencana adalah elemen penting dalam kesehatan
reproduksi, yang berarti, kecuali :
a.	 prioritas kepada Pasangan usia subur yang isterinya mempunyai
keadaan “4 terlalu”
b.	 Tanggung jawab dalam kesertaan ber-KB merupakan tanggung jawab
isteri
c.	 Setiap metoda kontrasepsi mempunyai keuntungan dan kelemahan
masing-masing.
d. Setiap klien berhak untuk mendapat informasi mengenai KB
4.	 Pelayanan kesehatan reproduksi dalam konteks pelayanan kesehtan dasar
mencakup elemen elemen berikut, kecuali :
a.	 Pencegahan dan pengobatan kemandulan
b.	 Pencegahan dan penanganan aborsi tidak aman
c.	 Pelayanan aborsi aman bagi siapapun
d.	 Pengiabatan ISR, IMS dan kondisi lain dalam sistem reproduksi
5. Pelayanan Keluarga berencana sebagai pemenuhan hak asasi manusia
dalam kesehatan reproduksi yaitu :
a. Memberikan nasihat tentang metoda yang paling cocok menurut bidan
b. Klien akan lebih mudah menentukan pilihannnya.
c. Klien juga harus diberi informasi tentang kontra indikasi pemakaian
sehingga merasa takut
d. Diperlukan surat pernyataan setuju (informed concent) dari bidan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
46
6.	 Pembekalan pengetahuan yang diperlukan remaja dalam kesehatan
reproduksi meliputi:
a.	 Pengetahuan perubahan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual
b.	 Informasi tentang haid dan mimpi basah sehingga
c.	 Proses reproduksi yang bertanggung jawab
d.	 Pergaulan yang sehat remaja laki-laki dan perempuan untuk saling
mengeksploitasi
7.	 Masalah seks dan seksualitas pada remaja sebagai akibat dari :
a.	 Pengetahuan yang baik tentang seksualitas.
b.	 Dukungan positif dalam hal yang berkaitan dengan seksualitas.
c.	 Penyalah gunaan dan ketergantungan NAPZA
d.	 Kepercayaan orang dewasa kepada remaja
8.	 Keadaan yang berpengaruh buruk terhadap Kesehatan Remaja yaitu
kecuali :
a.	 Anemia dan kurang energi khronis
b.	 Pertumbuhan terhambat sehingga mengakibatkan panggul sempit
c.	 Buta huruf sehingg remaja tidak mempunyai akses terhadap informasi
d.	 Keputusan ada di tangan orang tua
9.	 Masalah lingkungan dan pekerjaan yang berpengaruh terhadap kesehatan
reproduksi remaja yaitu :
a.	 Lingkungan memperhatikan kesehatan remaja yang bekerja
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
47
b.	 Lingkungan sosial yang sehat dapat membnatu kesehatan fisik,
mental, dan emosional remaja.
c.	 Lingkungan kondusif dan suasana kerja nyaman
d.	 Pekerjaan dengan beban sehingga pertumbuhan terhambat
10.	Masalah seks dan seksualitas pada remaja yaitu :
a.	 Penyalah gunaan dan ketergantungan NAPZA
b.	 Pencegahan penularan HIV?AIDS melalui jarum suntik
c.	 Tidak hubungan seks bebas
d.	 Konseling Pra nikah
Coba identifikasi pelayanan kesehatan reproduksiyang sudah ada saat ini yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi perempuan dan tuangkan dalam
sehelai kertas dan serahkan kepada dosen anda untuk umpan baliknya.
Tugas
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
48
Setelah mempelajari KB ini anda diharapkan dapat
menjelaskan Hak asasi dengan hak reproduksi.
TUJUAN
Pembelajaran Umum
Hak Asasi dalam Hubungannya
dengan Hak Reproduksi
Kegiatan Belajar IV
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
49
	 Apakah anda merasa bahwa semua hak hak reproduksi anda sebagai
permpuan sudah terpenuhi? Apa yang membuat hak hak tersebut terpenuhi ?
apakah penyebab hak hak tersebut tidak dapat terpenuhi?
Tuliskan jawaban anda pada kotak berikut:
Sekarang cocokkan jawaban anda dengan uraian berikut ini :
Sejarah Hak reproduksi
Sebelumtahun1960,beberapakonsesusPBBtentangpopulasitidakmemfokuskan
pada hak. Demikian pula dengan konvensi tentang perempuan, juga belum
memberi penekanan pada hak asasi manusia atau isu yang memperdulikan
reproduksi dan seksualitas
Pada konferensi Hak Asasi Manusia I yang diselenggarakan di Teheran tahun
1960, mulai menyebutkan adanya hak untuk mementukan jumlah dan jarak
anak. Konferensi Hak Asasi Manusia II pada tahun 1993 di Wiena mulai membuat
tahapan mengenai hasil konvensi di Kairo dan Beijing yang menegaskan bahwa
hak perempuan adalah hak asasi manusia yang memangkas semua bentuk
diskriminasi berdasarkan seks harus menjadi prioritas pemerintah. Dari konvensi
Uraian Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
50
ini akhirnya perempuan mempunyai hak untuk menikmati standar tertinggi
dari kesehaan fisik dan psikhis sepanjang kehidupan. Termasuk hak untuk akses
dan pelayanan kesehatan yang adekuat. Termasuk hak untuk melindungi dan
meningkatkan kesetaraan gender dalam kesehatan reproduksi dan kesehatan
seksual.
Hak hak Reproduksi
Hak hak reproduksi merupakan hak asasi manusia. Baik ICPD 1994 di Kairo
maupun FWCW 1995 di Beijing mengakui hak hak reproduksi sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dan mendasara dari kesehatan reproduksi dan seksual
(cottingham dkk, 2001)
Pemenuhan hak hak reproduksi merupakan bentuk perlindungan bagi setiap
individu serta prakondisi untuk memeproleh hak hak lainnya tanpa diskriminasi.
Hak hak reproduksi mengawsi pemerintah dalam memenuhi dokumen dokumen
HAM. Misalnya tidak terpenuhinya hak atas pendidikan, pelayanan kesehatan
dan social yang menyebbakan kemtian ibu. Hk hak reproduksi berarti pasangan
dan individu berhak untuk memutuskan apakah dan kapan mereka ingin memiliki
anak tanpa diskriminasi, oaksaan dan kekersana. Hak hak reprodksi berlaku untuk
semua peremuan dan laki laki dewasa tanpa memandang statuskewarganegaraan.
Mereka berhak untuk mengetahui tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi
serta pelayanannya termasuk pengaturan kesuburan.
Konsep informed consent pada pelayanan KB merupakan contoh penerapan hak
hak reproduksi, karena mencerminkan kebutuhan klien sesuai dengan keinginan
dan nilai nilai yang dianutnya. Perempuan berhak untuk memutuskan apakah
dia mengingkinkan pelayanan kesehatan reproduksi dan jika ya, metode atau
prosedur apa yang diplih dan didapatkannya.
Piagam IPPF tentang hak hak reproduksi dan Seksual :
1.	 Hak untuk hidup
2.	 Hak untuk mendapatkan kebebasan dan keamana
3.	 Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi
4.	 Hak privasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
51
5.	 Hak kebebasan berfikir
6.	 Hak atas informasi dan edukasi
7.	 Hak untuk meilih menikah atau tidak serta untuk membentuk sebuah
keluarga
8.	 Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan pnya anak
9.	 Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan
10.	Hak untuk menikmati kemjuan ilmu pengetahuan
11.	Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam arena politik
12.	Hak untuk terbebas dari kesakitan dann kesalahan pengobatan (sss. Ippf.
org/charter)
Di indonesia seringkali hukum dan kebijakan tidak berpihak pada perempuan.
Seperti halnya Undang Undang No 10 tahun 1992, perlunya ijin tertulis dari
suami untuk pemasangan IUD. Begitu juga dengan Undang undang perkawinan
Nomor 1/1974 juga tidak memeberikan perlindungan kepada hak hak reproduksi
perempuan ayat 4 pada undang undang ini mengijinkan suami untum memiliki
lebih dari satu istrti bila istroinya tidak dapat hamil, padahal tidak terjadinya
kehamilan belum tentu akibat kemandulan istriinya.
Pemerintahan yang tidak memenuhi hal perempuan muda akan [endidikan ,
peayanan kesehatan dan sosial dapat dikatakan melanggar hak hak reproduksi
perempuan.
Perkembangan Hak Asasi Perempuan
Pemerintah Indonesia yang sebelumnya telah meratifikasi Konvensi Penghapusan
Segalan Bentuk Diskriminasi terhadap perempuan melalui UU nomor 7 tahun 1984,
bertanggung jawab untuk secara simultan melaksanakan peraturan peraturan
di bawah UU tersebut. Hak hak tersebut lebih ke arah hak hak sipil dan politis
misalnya: hak untuk hidup, ekonomi, sosial, dan budaya misalnya mendapatkan
pendidikan, bekerja dan stdnar hidup yang sehat fisik dan mentak
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
52
Dalam setiap hak, pemerintah mempunyai 3 tingkat peraturan:”
-	 Menghormati HAM yang berarti pemerintah tidak melakukan kekerasan
-	 Melindungi HAM yang berarti pemerintah membuat suatu hukum yang
mengatur mekanisme untuk melindungi dari kekerasan
-	 Memenuhi HAM yang berarti pemerintah mengambil suatu tindakan yang
bertahap dan ditempatkan dalam sutu perturan yang prosedural dalam
suatu institusi.
Pada refleksi lima tahun pertama pelaksanaan Deklarasi Beijing (1995-2000)
pemeintah Indonesia mencatat sejumlah besar advokasi yang dilakukan berbaai
pihak, baik di tingkat lokal, nasional maupu internasional yang pada akhirnya
terbentuklah instititusi baru dan menerbitkan beebrapa undang undang No
39 /1999 tentang hak asasi manusia.Pada UU tersebut untuk pertama kalinya
secara hukum dinyatakan bahwa hak hak perempuan sebagai hak asasi manusia
termasuk hal politik perempuan.
Dalamperkembnagannya, tercatat ada dua undang undang yang diterbitkan
untguk menjm,in perlindungan hukumd an penegakan hak asasi perempuan y
Akni UU no 12/2003 tentang pemilu dan UU No 23/2004 tentang penghapusan
kekerasan dalam Rumah Tangga (Forum NGO Indoesia untuk BPFA+10, 2005.
Sebagai komitmen pemerintah Indonesia di tingkat internasional diterbitkan
pemebntukan institusi yang terkait dengan pelaksanaan komitmen tersebut,
yaitu :
1.	 Kebijakan untu mempertahankan keberadaan kementrian pemberdayaan
perempuan pada setiap periode cabinet pemerintahan hingga saaat ini
2.	 Membentuk kOmisi Nasional Anti kekerasan terhdap perempuan
3.	 Menerbitkan Kebijakan Negara untuk pengarus utamaan Gender dalam
prencanaan pembanguinan melalui insstruksi presiden nomor 9 tahun
2000.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
53
Hak reproduksi adalah bagian dari Hak Asasi Manusia yang harus dihormati
dan dipenuhi. Pelayanan kebidanan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan
reproduksi harus memperhatuikan hak hak reproduksi dalam pelayanannya
dengan memeprthatikan kebutuhan dan sumber daya yang ada. Pelanggaran
terhadap kesehatan reproduksi berarti tidak menghargai Hak Asasi Manusia dan
dapat dikenai sangsi hukum.
	Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
54
Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari,
sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah satu pilihan
jawaban yang anda anggap paling benar.
1.	 Tidak termasuk Hak hak reproduksi menurut ICPD Kairo tahun 1994
adalah :
a.	 Hak pasangan dan individu untuk menetukan secara bebas dan
bertanggng jawab baik jumlah dan jarak anak
b.	 Hak untuk mendapat pelayanan dan informasi kesehatan seksual
c.	 Hak untuk untuk terbebas dari diskriminasi, paksaan dna kekerasan
d.	 Hak memahami institusi
2.	 Hak hak warga Negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah adalah :
a.	 Hak hak sipil dan politik
b.	 Hak mendapat pekerjaan
c.	 Hak untuk makan
d.	 Hak untuk minum
3.	 Bentuk konkrit bahwa Pemerintah mempunyai tingkatan dalam
memenuhi HAM, yaitu :
a.	 Peraturan mengenai pengaduan terhadp kekerasan yang dialami
b.	 Menghormati HAM
Tes Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
55
c.	 Melaindungi HAM
d.	 Hak hak ekonomi
4.	 Contoh komitmen pemerintah Indonesia di tingkat internsional terhadap
HAk asasi perempuan aadalah :
a. Mempertahankan kementrian pemberdayaan Perempuan
b. Mempertahankan kemetrian pemuda dan Olah raga
c. Pelayanan Kelarga Berencana
d. Pelayanan Kontrasepsi Darurat
5. Hak hak yang digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan,
gender dan kesehatan reproduksi dan seksual adlaah :
a. Hak untuk kesetaraan dalam perkawinan dan perceraian
b. Hak informasi
c. Hak Pendidikan
d. Hak Untuk Kenyamanan
6. Bentuk konkrit hak hak reproduksi dalam pelayanan Kelauraga berencana
adalah :
a.	 Informed consent pada pelayanan KB
b.	 Kebutuhan klien sesuai dengan keinginan dan nilai nilai bidan
c.	 Perempuan berhak untuk memutuskan di bawah tekanan suami
d.	 Metode atau prosedur apa yang dipilih sesuai keinginan dokter.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
56
7. Pemenuhan hak hak reproduksi bagi setiap individu untuk memperoleh
haknya tanpa diskriminasi yang diselenggarakan pemerintah, tampak pada
kondisi di bawah ini kecuali :
a. Tidak terpenuhinya hak atas pendidikan
b. Pelayanan kesehatan dan social yang menyebbakan kematian ibu
c. Pasangan dan individu berhak untuk memutuskan apakah dan kapan
mereka ingin memiliki anak
d. Paksaan dan kekersana pada peremuan dan laki laki
8. Hak hak warga Negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah adalah :
a.	 Hak hak sipil dan politik
b.	 Hak mendapat pekerjaan
c.	 Hak untuk makan
d.	 Hak untuk minum
9. Hak-hak reproduksi dan Seksual dalam IPPF :
a.	 Hak untuk memilih menikah sesuai keinginan orang dewasa
b.	 Hak atas perbedaan layanan dan proteksi kesehatan
c.	 Hak untuk diskriminasi
d.	 Hak untuk kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam arena politik
10. Komitmen pemerintah Indonesia di tingkat internasional diterbitkan
pemebntukan institusi yang terkait dengan pelaksanaan komitmen tersebut,
yaitu :
a.	 Kebijakan untuk mempertahankan keberadaan kementrian
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
57
pemberdayaan perempuan hingga saaat ini
b.	 Membentuk kOmisi Nasional kekerasan terhdap perempuan
c.	 Menerbitkan Kebijakan Negara untuk menghapus Gender dalam
prencanaan pembanguinan
d.	 Ketidaktegasan dalam hukum
Lakukanlah identifikasi hak hak reproduksi perempuan yang sudah dipenuhi
dan factor factor yang menyebabkannya terpenuhi?
Tugas
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
58
Selamat Anda telah berhasil mempelajari Modul ini. Dari modul ini
Anda telah mempelajari 1) sejarah kesehatan reproduksi dan pengertiannya,
2) mengetahui siklus hidup dan kaitannya dengan hak hak reproduksi, 3)
mengidentifikasi berbagai elemen kesehatan reproduksi dalam system kesehatan
masyarakat Indonesia, 4) Hak asasi hubungan dengan hak reproduksi.
Kesehatan Reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak
lahir hingga mati. Secara internasional kesehatan reproduksi telah menjadi
bagian dari Hak Asasi manusia dan setiap Negara berkewajiban agar setiap warga
Negara mendapatkan pelayanan kesehatan reproduk yang baik.Pelaksanaan
Kesehatan Reproduksi menggunakan pendekatan siklus hidup (life-cycle
approch) agar diperoleh sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang jelas
dan dilaksanakan secara terpadu serta berkualitas dengan memperhatikan hak
reproduksi perorangan dengan bertumpu pada program pelayanan yang tersedia.
Banyak factor yang menyebabkan kesehatan seseorang tidak baik,
dianataranya status pendidikan, status ekonomi, sarana pelayanan
kesehatan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ada 10 elemen pelayanan KR yang ditetapkan pada ICPD Kairo untuk mengatasi
msalah berkaitan dengan ogan reproduksi dan fungsinya pada laki laki dan
perempuan. Seseorang bisa mengalami masalah KR lebih dari satu pada
waktu yang bersamaan. Misal ibu yang memeriksakan kehamilannya bisa saja
merupakan korban KDRT dan mengidap Infeksi Saluran Reproduksi (ISR). Dalam
sistem kesehatan, bidan yang sensitif akan menerapkan paket KR dan memberikan
penanganan yang lebih dari sekedar pelayanan prenatal, tetapi juga memerlukan
dengan penanganan kekerasan dan ISR. Idealnya ke 10 elemen harus diberikan
di setiap tingkatan sistem kesehatan, namun banyak negara miskin menghadapi
kendala mengenai pembiayaan penyelengagaraan pelayanan tersebut.
Sekarang bertanyalah kepada diri Anda sendiri apakah Anda telah
menguasai seluruh materi yang dibahas dalam modul ini. Jika belum pelajari
sekali lagi, terutama pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Jika sudah
bersegeralah menghubungi dosen yang mengampu mata kuliah ini untuk
meminta tes akhir modul. Selamat dan sukses selalu
Glosarium
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
59
YPKP dan Pusdiknakes , 2010, Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM
dalam Asuhan Kebidanan Komunitas
Pedoman opersional Pelyanan Terpadu Kesehatan reproduksi di Puskesmas.
Depkes dan UNFPA. 2002. Jakarta
Kesehatan reproduksi remaja (KRR). 2000. BKKBN. Jakarta
Daftar Pustaka
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
60
KUNCI JAWABAN KB 1
1.	 B
2.	 D
3.	 C
4.	 D
5.	 C
6.	 A
7.	 B
8.	 D
9.	 D
10.	 A
KUNCI JAWABAN KB 2
1.	 B
2.	 D
3.	 C
4.	 A
5.	 D
6.	 D
7.	 D
8.	 B
9.	 A
10.	 B
KUNCI JAWABAN KB 3
1.	 B
2.	 C
3.	 B
4.	 C
5.	 B
6.	 D
7.	 C
8.	 D
9.	 C
10.	A
KUNCI JAWABAN KB 4
1.	 D
2.	 A
3.	 A
4.	 A
5.	 A
6.	 A
7.	 C
8.	 A
9.	 D
10.	A
Kunci Jawaban
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
61
Waktu: 90 menit
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas
1.	 Jelaskan 5 target baru ICPD+5
2.	 KemukakanhakhakreproduksidiIndonesiayangtelahmenjadikesepakatan
internasional
3.	 Jelaskan Pelayanan kesehatan reproduksi dalam konteks pelayanan
kesehtan dasar
4.	 Keadaan yang berpengaruh buruk terhadap Kesehatan Remaja termasuk
Kesehatan Reproduksi Remaja.
5.	 Berikan contoh bentuk pemenuhan Hak hak reproduksi di Indonesia
6.	 Masalah kesehatan reproduksi sangat kompleks salah satunya dari
pendidikan. Berikan contoh dan penjelasan masalah pendidikan yang
berdampak thd kesehatan reproduksi
7.	 Berikan contoh masalah seksualitas pada remaja dalam kesehatan
reproduksi
8.	 Berikan 5 dampak Akibat hubungan seks pranikah bagi remaja
9.	 Hal hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegaiatan Keluarga
Berencana adalah...
10.	Identifikasi 4 area kritis kepedulian yang dianggap sebagai penghambat
utama kemajuan kaum perempuan
Tes Akhir Modul
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
62
1.	 ICPD +5 menetapkan target baru untukmnegukur penerapan ICPD yaitu :
a.	 Akses terhadap pendidikan dasar pada tahun 2015. Meningkatnya
keikutsertaan anak laki laki dan perempuan di sekolah dasar hingga
sekurang kurangnya 90% sebelum 2010 serta menurunkan angka
buta huruf pada perempuan dan anak perempuan pada tahun 1990
hingga setengahnya pada tahun 2005.
b.	 Semua fasilitas kesehatan menyediakan metode metode KB
yang aman dan efektif, pelayanan kebidanan, pencegahan dan
penanganan infeksi menular seksual, serta metode pelindung untuk
mencegah infeksi baik secara langsung maupun rujukan.
c.	 Mengurangi kesenjangan anatara pemekaian kontrasepsi dengan
proporsi individu yang ingin membatasi jumlah anak atau
menjarangkan kehamilan tanpa menggunakan target atau kuota
d.	 Memastikan bahwa sekurangnya 60% persaliann ditolong oleh
tenaga terlatih, terutama di Negara Negara dengan kemtian ibu
yang tinggi.
e.	 Pelayanan pencegahan HIV untuk laki laki dan perempuan muda
usia 15-24 tahun. Termasuk penyediaan kondom secara sukarela,
konseling dan tindak lanjut
2. hak hak reproduksi dan Seksual :
a.	 Hak untuk hidup
b.	 Hak untuk mendapatkan kebebasan dan keamana
c.	 Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi
d.	 Hak privasi
e.	 Hak kebebasan berfikir
Kunci Jawaban Tes Akhir Modul
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
63
f.	 Hak atas informasi dan edukasi
g.	 Hak untuk meilih menikah atau tidak serta untuk membentuk sebuah
keluarga
h.	 Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan pnya anak
i.	 Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan
j.	 Hak untuk menikmati kemjuan ilmu pengetahuan
k.	 Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam arena politik
l.	 Hak untuk terbebas dari kesakitan dann kesalahan pengobatan
3. Pelayanan kesehatan reproduksi dalam konteks pelayanan kesehtan dasar
mencakup elemen elemen berikut :
a.	 Pelayanan dan konseling, informasi edukasi dan komuniaksi KB yang
berkualitas
b.	 Pelayanan prenatal, persalinan dan post partum yang aman, termasuk
menyusui
c.	 Pencegahan dan pengobatan kemandulan
d.	 Pencegahan dan penanganan aborsi tidak aman
e.	 Pelayanan aborsi aman, bila tidak menlanggar hukum
f.	 Pengiabatan ISR, IMS dan kondisi lain dalam sistem reproduksi
g.	 Informasi dan konseling mengenia seksualitas, menjaid orangtua yang
bertanggung jawab serta kesehatan reprosuksi dan seksual
h.	 Pencegahansecaraaktifpraktikpraktikberbahayasepertisunatperempuan/
multilasi kelamin
i.	 Pelayanan rujukan uintuk komplikasi KB, kehamilan, persalinan, dan aborsi,
kemandulan, ISR, IMS dan HIV AIDS, serta kanker kandungan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
64
j.	 Jika mungkin program KR dan KB harus meliputi fasilitas diagnosis dan
pengobatan IMS sering dengan meningkatnya risiko penularan HIV. (Alcala,
1994)
4. Keadaan yang berpengaruh buruk terhadap Kesehatan Remaja termasuk
Kesehatan Reproduksi Remaja., yaitu Masalah gizi , pendidikan, Masalah
lingkungan dan pekerjaan, Masalah seks dan seksualitas, Masalah Kesehatan
Reproduksi Remaja
5. Contoh : tidak terpenuhinya hak atas pendidikan, pelayanan kesehatan
dan social yang menyebbakan kemtian ibu. Hk hak reproduksi berarti
pasangan dan individu berhak untuk memutuskan apakah dan kapan
mereka ingin memiliki anak tanpa diskriminasi, paksaan dan kekersana. Hak
hak reprodksi berlaku untuk semua peremuan dan laki laki dewasa tanpa
memandang statuskewarganegaraan. Mereka berhak untuk mengetahui
tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi serta pelayanannya termasuk
pengaturan kesuburan.
6. Masalah pendidikan
•	 Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses terhadap
informasi yang dibutuhakannya; serta mungkin kurang mampu mengambil
keputusan yang terbaik untuk kesehatan dirinya
•	 Pendidkanrendahdapatmengakibatkanremaja kurangmampu memenuhii
kebutuhan fisik dassar ketika berkeluarga, dan hal ini akan berpengaruh
buruk terhadap derajat kesehatan diri dan keluarga.
7. Masalah seks dan seksualitas
•	 Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tenatng masalah
seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
65
•	 Kurangnya bimbingan untuk berdikap positif dalam hal yang berkaitan
dengan seksualitas.
•	 Penyalah gunaan dan ketergantungan NAPZA, yang mengarah kepada
menularan HIV?AIDS melalui jarum suntik dan melalui hubungan seks
bebas. Masalah ini semakin mengkhatirkan dewasa ini.
•	 Penyalah gunaan seksual
•	 Kehamilan remaja
•	 Kehamilan pranikah/luar ikatan pernikahan
8	 Akibat hubungan seks pranikah bagi remaja
•	 Remaja pria menjadi tidak perjaka, dan remaja wanita tidak perawan
•	 Menambah resiko tertukar penyakit menular seksual (PMS), seperti: gonore
(GO), sifilis, Herpes simpleks (genitalis), Clamidia, Kondiloma akuminata,
HIV/AIDS.
•	 Remaja puteri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran
kandungan yang tidak aman, infeksi organ-organ reproduksi, anemia,
kemandulan dan kematian karena perdarahan atau keracunan kehamilan.
•	 Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan masa
depan).
•	 Kemungkinan hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan
kesempatan bekerja.
•	 Melahirkan bayi yang kurang/tidak sehat.
•	 Pelayanan KB Sangat berguna dalam pengaturan kehamilan dan
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak tepat waktu.
9. PelayananKeluargaBerencanasebagaibagianpemenuhanhakdalamkesehatan
reproduksi penting untuk memperhatiakn:
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
66
a.	 prioritas pelayanan KB diberikan terutama kepada pasangan usia subur
yang isterinya mempunyai keadaan “4 terlalu” yaitu terlalu muda (usia
kurang dari 20 tahun), terlalu banyak anak (lebih dari 3 orang), terlalu dekat
jarak kehamilan ( kurang dari 2 tahun), dan terlalu tua (lebih dari 35 tahun).
b.	 Tanggung jawab dalam kesertaan ber-KB merupakan tanggung jawab
bersama antara suazi dan misteri. Sayangnya, pada saat ini hanya 1,1%
suazi yang berpartisipasi aktif dalam ver-KB, padahal tersedia juga alat/
metoda kontrasepsi untuk pria
c.	 Setiap metoda kontrasepsi mempunyai keuntungan dan kelemahan
masing-masing. Setiap klien berhak untuk mendapat informasi mengenai
hal ini, sehingga dapat mempertimbangkan metoda yang paling cocok
bagi dirinya.
d.	 Pelaksana pelayanan KB wajib memberikan nasihat tentang metoda yang
paling cocok sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik sebelum pelayanan
KB diberikan kepada klien. Dengan demikian, klien akan lebih mudah
menentukan pilihannnya.
e.	 Klien juga harus diberi informasi tentang kontra indikasi pemakaian
berbagai metoda kontrasepsi. Pelaksana pelayanan KB perlu melakaukan
skrining atau penyaringan melalui pemeriksaan fisik terhadap klien untuk
memastikan bahwa tidak terdapat kontra indikasi dalam pemakaian metoda
kontrsepsi yang akan dipilih. Khusus untuk tindakan operatif diperlukan
surat pernyataan setuju (informed concent) dari klien.
10. 4 area kritis kepedulian yang dianggap sebagai penghambat utama kemajuan
kaum perempuanm yaitu :
a.	 Kemiskinan. Jumlah perempuan yang hidup dalam kemiskinan lebih
banyak dibandingkan laki laki karena terbatasnya akses perempuan thd
sumber sumber ekonomi. Misalnya lapangan pekerjaan, kepemilikan harta
benda dan pelatihan serta pelayanan masyarakat, misalnya kesehatan
b.	 Pendidikan dan pelatihan. Pendidikan merupakan HAM dan sarana
penting untk mencapai kesetaraan, pengembangan dan perdamaian.
Namun anak perempuan masih mengalami diskriminasi akses pandangan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
67
budaya, pernikahan dna kehamilan dini, keterbatasan akses pendidikan
dan materi pendidikan yang bias gender.
c.	 Kesehatan. Kesehatan perempuan mencakup kesejahteraan fisik dan
emposi mereka, yang tidak hanya dipengaruhi oleh konteks social, politik
dan ekonomi. Tercapainya standar kesehatan fisik tertinggi penting
baginkehidupan dan kesejahteraan perempuan. Hal ini mendukung
perempuan untuk berpartsisipasi baik di masysrakat maupun dalam
kehidupan pribadinya. Hak kesehatan permpuan harus terpenuhi secara
adil sepanjang siklus hidupnya.
d.	 Kekerasan.Perempuandananakperempuanmerupakansubyekkekerasan
fisik, seksual dan psikologis yang terjadi tanpa dibatasi oleh status social
ekonomi dan budayanya baik di kehidupan pribadi maupun masyarakat.
Segala betuk kekerasan berarti melanggar, merusak atau merenggut
kemerdekaan perempuan untuk menikmati hak asasinya.

More Related Content

What's hot

Modul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekModul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekpjj_kemenkes
 
Modul 1 pedoman praktik lab
Modul 1   pedoman praktik labModul 1   pedoman praktik lab
Modul 1 pedoman praktik labpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanannessimeilan
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk iiM5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk iipjj_kemenkes
 
Pedoman praktikum 2 kdk 1
Pedoman praktikum 2 kdk 1Pedoman praktikum 2 kdk 1
Pedoman praktikum 2 kdk 1pjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Modul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekModul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktek
 
Modul 1 pedoman praktik lab
Modul 1   pedoman praktik labModul 1   pedoman praktik lab
Modul 1 pedoman praktik lab
 
Modul 1 kdk ii
Modul 1 kdk iiModul 1 kdk ii
Modul 1 kdk ii
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanan
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 4 cetak
Modul 4 cetakModul 4 cetak
Modul 4 cetak
 
Kb 2re
Kb 2reKb 2re
Kb 2re
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk iiM5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M5 panduan 1 pembelajaran praktik klinik kdk ii
 
Modul 6 cetak
Modul 6 cetakModul 6 cetak
Modul 6 cetak
 
Modul 1 kb 2
Modul 1 kb 2Modul 1 kb 2
Modul 1 kb 2
 
Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 kdk ii
Modul 3 kdk iiModul 3 kdk ii
Modul 3 kdk ii
 
Pedoman praktikum 2 kdk 1
Pedoman praktikum 2 kdk 1Pedoman praktikum 2 kdk 1
Pedoman praktikum 2 kdk 1
 
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
 

Similar to Modul 1 Praktik Kebid III

KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan ReproduksiKB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksipjj_kemenkes
 
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaModul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaAyunina2
 
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan AborsiKB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsipjj_kemenkes
 
kak penyuluhan remaja.doc
kak penyuluhan remaja.dockak penyuluhan remaja.doc
kak penyuluhan remaja.docHelni6
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksipjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitasModul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitaspjj_kemenkes
 
Brp dasar kesmas reguler2015
Brp dasar kesmas reguler2015Brp dasar kesmas reguler2015
Brp dasar kesmas reguler2015amandabadar
 
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi PerempuanKB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuanpjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalModul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalpjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kpjj_kemenkes
 
3. asuhan antenatal dikomunitas
3. asuhan antenatal dikomunitas3. asuhan antenatal dikomunitas
3. asuhan antenatal dikomunitaspjj_kemenkes
 
RPS KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdf
RPS  KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdfRPS  KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdf
RPS KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdfbidansiantarnim22
 
Sem ii rps mk dasar kesehatan reproduksi
Sem ii rps mk dasar kesehatan reproduksiSem ii rps mk dasar kesehatan reproduksi
Sem ii rps mk dasar kesehatan reproduksitina166612
 
KB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
KB 2 Tumor Ganas Alat ReproduksiKB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
KB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksipjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasipjj_kemenkes
 
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...pjj_kemenkes
 

Similar to Modul 1 Praktik Kebid III (20)

KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan ReproduksiKB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
KB 1 Konsep Kesehatan Reproduksi
 
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaModul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Modul kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
 
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan AborsiKB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
 
kak penyuluhan remaja.doc
kak penyuluhan remaja.dockak penyuluhan remaja.doc
kak penyuluhan remaja.doc
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
 
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitasModul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
 
Brp dasar kesmas reguler2015
Brp dasar kesmas reguler2015Brp dasar kesmas reguler2015
Brp dasar kesmas reguler2015
 
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi PerempuanKB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
KB 2 Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi Perempuan
 
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatalModul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
Modul 4 kb 1 pemberdayaan masyarakat dalam siaga maternal dan neonatal
 
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 kModul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
Modul 4 kb 2 kelas ibu, buku kia dan stiker p4 k
 
3. asuhan antenatal dikomunitas
3. asuhan antenatal dikomunitas3. asuhan antenatal dikomunitas
3. asuhan antenatal dikomunitas
 
RPS KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdf
RPS  KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdfRPS  KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdf
RPS KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdf
 
Modul 1
Modul 1Modul 1
Modul 1
 
Sem ii rps mk dasar kesehatan reproduksi
Sem ii rps mk dasar kesehatan reproduksiSem ii rps mk dasar kesehatan reproduksi
Sem ii rps mk dasar kesehatan reproduksi
 
KB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
KB 2 Tumor Ganas Alat ReproduksiKB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
KB 2 Tumor Ganas Alat Reproduksi
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasi
 
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
KB 3 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Keluarga Beren...
 
Modul 4 kb 1
Modul 4   kb 1Modul 4   kb 1
Modul 4 kb 1
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiipjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iipjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan ipjj_kemenkes
 
Modul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iiModul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iipjj_kemenkes
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha ipjj_kemenkes
 
Modul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiiModul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiipjj_kemenkes
 
Modul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanModul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan ii
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan i
 
Modul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iiModul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha ii
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha i
 
Modul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiiModul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iii
 
Modul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanModul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahan
 

Recently uploaded

KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfMeboix
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 

Recently uploaded (16)

KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 

Modul 1 Praktik Kebid III

  • 1.
  • 2. MODUL 14 PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN PADA KESEHATAN REPRODUKSI Penulis: Yulinda, SST., M. PH Editor : Drs. Waldopo, M. Pd PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN Pusdiklatnakes, Badan PPSDM Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2013 Hak cipta © Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI, 2013
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 1 Daftar Isi Cover Daftar Isi 1 Daftar Istilah 3 Pendahuluan 4 Rasional dan deskripsi singkat 4 Relevansi 4 Petunjuk Belajar 5 Kegiatan Belajar 1: Konsep dan sejarah Kesehatan Reproduksi 7 Tujuan Pembelajaran 7 Uraian Materi 8 Test Formatif 15 Tugas 18 Kegiatan Belajar 2: Siklus hidup dan hak hak reproduksi 19 Tujuan Pembelajaran 19 Tujuan 19 Uraian Materi 20
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 Test 30 Tugas 33 Kegiatan Belajar 3: Elemen kesehatan reproduksi 34 Tujuan Pembelajaran 34 Uraian Materi 35 Test 44 Tugas 47 Kegiatan Belajar 4: Hak asasi hubungan dengan hak reproduksi 48 Tujuan Pembelajaran Umum 48 Tujuan Pembelajaran Khusus 48 Pokok Pokok Materi 48 Uraian Materi 49 Rangkuman 53 Tugas Akhir 57 Acuan Pustaka 59 Test Akhir 61
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 3 MDGs Millenium Development Goals atau Tujuan Pembangunan Milenium merupakan hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dengan target adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. ICPD International Conference on Population and Development Daftar Istilah
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Rekan rekan mahasiswa, selamat anda telah berhasil menyelesaikan modul ke-13, sehingga anda diperkenankan mempelajari modul yang ke 14. Modul yang anda pelajari ini berjudul Asuhan kebidanan dalam kesehatan Reproduksi. Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat memahami tentang asuhan kebidanan dalam kesehatan reproduksi. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa kompetensi khusus yang harus anda kuasai, yaitu dapat menjelaskan tentang: 1) kesehatan reproduksi dan sejarahnya, 2) siklus hidup dan kaitannya dengan hak hak reproduksi, 3) dan mengidentifikasi berbagai elemen kesehatan reproduksi dalam system kesehatan masyarakat Indonesia,dan 4) hak asasi hubungan dengan hak reproduksi Kesehatan Reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Secara internasional kesehatan reproduksi telah menjadi bagian dari Hak Asasi manusia dan setiap Negara berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang baik kepada setiap warga negaranya. Pelaksanaan Kesehatan Reproduksi menggunakan pendekatan siklus hidup (life- cycle approch) agar diperoleh sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang jelas dan dilaksanakan secara terpadu serta berkualitas dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan dengan bertumpu pada program pelayanan yang tersedia. Kompetensi ini sangat penting dalam melakukan tugas sebagai bidan. Dengan memiliki kemampuan ini anda dapat melakukan tugas sebagai bidan dan memberikan asuhan kebidanan kepada perempuan dalam siklus kehidupannya. Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar dan disusun dengan urutan sebagai berikut: Pendahuluan
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 5 a. Kegiatan Belajar 1 : Konsep dan sejarah kesehatan reproduksi b. Kegiatan Belajar 2 : siklus hidup dan kaitannya dengan hak hak reproduksi c. Kegiatan Belajar 3 : elemen kesehtaan reproduksi dalam system kesehatan masyarakat Indonesia, d. Kegiatan belajar 4 : Hak asasi dan hubungannya dengan hak reproduksi Proses pembelajaran untuk materi asuhan kebidanan dalam kesehatan reproduksi ini, dapat berjalan dengan lancar apabila Anda mengikuti langkah langkah belajar sebagai berikut: Petunjuk Belajar Modul ini disusun sedemikian rupa agar anda dapat mempelajarinya secara mandiri, kami yakin Anda akan berhasil jika anda mau mempelajarinya secara serius dan benar. Oleh karena itu lakukan langkah-langkah belajar sebagai berikut: 1) Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dalam mempelajari modul ini. 2) Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB) 1 dan seterusnya, karena materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan materi yang akan dibahas pada kegiatan berikutnya. 3) Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi yang tertuang dalam modul ini. 4) Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap KB. Jika ada materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya. 5) Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya 90 menit. 6) Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari dari buku-buku, koran, majalah maupun artikel lain yang membahas tentang asuhan kebidanan dalam kesehatan reproduksi 7) Untuk lebih memudahkan lagi memahami modul ini, amati bagaimana
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi di sekitar anda 8) Setelah selesai mempelajari satu KB, Anda diminta untuk mengerjakan tugas maupun soal-soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitnya 80% jawaban Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya. 9) Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika Anda belum berhasil silahkan pelajari sekali lagi bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas 10) Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika masih juga mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen /fasilitator dari Mata Kuliah ini. 11) Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan benar, tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi dosen Pembina Anda untuk meminta tes akhir modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar. Dengan demikian Anda diperbolehkan untuk mempalajari modul berikutnya. Selamat belajar, jangan lupa memohon pertolongan kepada Tuhan yang Maha kuasa Allah Swt agar Anda dimudahkan dalam mempelajari modul ini, sehingga dapat berhasil dengan baik.
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 7 KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI Modul ini membahas tentang konsep kesehatan reproduksi, sejarah dan definisi kesehatan reproduksi. Setelah mempelajari kegiatan belajar ini anda diharapkan dapat: (1) menjelaskan kesehatan reproduksi, (2) menjelaskan sejarah kesehatan reproduksi secara global dan implementasinya di indonesia, (3) menjelaskan siklus hidup dan kaitannya dengan hak hak reproduksi, (4) mengidentifikasi berbagai elemen kesehtaan reproduksi dalam system kesehatan masyarakat Indonesia, dan (4) menjelaskan seksuliatas dan gender dalam setiap elemen kesehatan reproduksi Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi Kegiatan Belajar I
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 Pernahkah anda mendengar istilah kesehatan reproduksi? Apa yang anda gambarkan ketika mendengar istilah kesehatan reproduksi? Tuliskan jawaban anda pada kotak berikut ini : Bagaimana, apakah anda sudah selesai menuliskannya?, jika sudah, sekarang cocokkan jawaban anda dengan uraian berikut ini. 1. DEFINISI DAN SEJARAH Sejarah perkembangan kesehatan repduksi sudah mulai dirintis sejak terjadinya peningkatan penduduk. Pertambahan penduduk yang semakin cepat di banyak Negara mulai menimbulkan keprihatinan. Pada pertemuan PBB yang diadakan pada tahun 1995 dan 1965 hal ini menjadi isu yang penting. Padatahun1960PerkmpulanKeluargaBerencanaIndonesia(PKBI)memperkenalkan program Keluarga Berencana yangmendapatkan dukungan dari banyak Negara, namun karena ada efek sampingnya, maka pada tahun 1975-1985 timbulah isu kependudukan. Uraian Materi
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 9 Pada tahun 1975 dilangsungkan Konferensi Perempuan yang I yang mendiskusikan tentang isu perempun. Pada tahun 1980 dilangsungkan konferensi perempuan yang kedua yang masih membahas isu perempuan dan belum mendiskusikan tentang gender. Pada tahun 1985 dalam kenferensi III isu gender mulai dibahas. Pada tahun 1990 an mulai muncul pandangan baru ,mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi perempaun dan hal asasi manusia berdasrakan HAM. Hal ini ditandai dengan terselenggaranya beberapa konferensi internasional yang membahas tersebut (Wallsam 1997) , diantaranya: • Konferensi Wina (1993) Konferensi Internasional tentang HAM di Wina tahun 1993 mendiskusikan HAM dalam perspektif gender serta isu isu controversial mengenai hak hak reproduksi dan seksual. Deklasrasi dan Platform Aksi Wina menyebutkan bahwa “hak asasi manusia dan anak perempuan adalah mutlaj, terpadu dan merupakan bagian dari HAM (wallstam 1997) • ICPD Kairo 1994 Konferensi Internasional Kependudukan dan pembangunan yang dispons oleh PBB di Kairo Mesir pada tahun 1994, dihadiri oleh 11000 perwakilan lebih dari 180 negara. Konferensi tersebut melahirkan kebijakan baru tentang pembangunan dan kependudukan seperti tercantum dalam program aksi 20 tahun, yang tidak lagi terfokus pada pencapaian target populasi tertentu tetapi lebih ditujukan untuk menstabilkan pertumbuhan penduduk yang berorinetasi pada kepentingan pembangunan manusia. Program aksi ini menyerukan agar setiap Negara meningkatkan status kesheatan , pendidikan dan hak hak individu khusunya bagi perempuan dan dan anak dan mengintegrasilkan program KB di dalam agenda kesehatan perempuan yang lebih luas. (wallstam, 1997) Bagian terpenting dari program tersebut adalah penyediaan pelayanan KR menyeluruh yang memasukan KB, pelayanan kehamilan dan persalinan yang aman, pencegahan dan pengobatan infeksi menular seksual/IMS, informasi dan konseling seksualitas serta pelayanan kesehtan perempuan mendasar lainnya. Termasuk penghapusan bentuk bentuk kekerasan terhadap perempuan seperti sunat perempuan dan berbagai bentuk kekerasan lainnnya (wallsatm 1997)
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 • Konferensi Perempuan se duania ke empat di Beijing /FWCW 1995 Deklarasi dan Flatform Aksi Beijing (Fourth World Conference on Women) 4-15 September 1995, yang diadopsi oleh perwakilan dari 189 negara mencerminkan komitmen internasional terhadap tujuan kesetaraan, pengembangan dan perdamaian bagi seluruh perempuan di dunia. Platform tersebut terdiri dari enam bab, mengidentifikasi 12 area kritis kepedulian yang dianggap sebagai penghambat utama kemajuan kaum perempuan yaitu : a. Kemiskinan. Jumlah perempuan yang hidup dalam kemiskinan lebih banyak dibandingkan laki laki karena terbatasnya akses perempuan terhadap sumber sumber ekonomi. Misalnya lapangan pekerjaan, kepemilikan harta benda dan pelatihan serta pelayanan masyarakat, misalnya kesehatan b. Pendidikan dan pelatihan. Pendidikan merupakan HAM dan sarana penting untk mencapai kesetaraan, pengembangan dan perdamaian. Namun anak perempuan masih mengalami diskriminasi akses pandangan budaya, pernikahan dan kehamilan dini, keterbatasan akses pendidikan dan materi pendidikan yang bias gender. c. Kesehatan. Kesehatan perempuan mencakup kesejahteraan fisik dan emosi mereka, yang tidak hanya dipengaruhi oleh konteks social, politik dan ekonomi. Tercapainya standar kesehatan fisik tertinggi penting bagi kehidupan dan kesejahteraan perempuan. Hal ini mendukung perempuan untuk berpartsisipasi baik di masysrakat maupun dalam kehidupan pribadinya. Hak kesehatan permpuan harus terpenuhi secara adil sepanjang siklus hidupnya. d. Kekerasan. Perempuan dan anak perempuan merupakan subyek kekerasan fisik, seksual dan psikologis yang terjadi tanpa dibatasi oleh status social ekonomi dan budayanya baik di kehidupan pribadi maupun masyarakat. Segalan betuk kekerasan berarti melanggar, merusak atau merenggut kemerdekaan perempuan untuk menikmati hak asasinya. e. Konflik Bersenjata. Selama konflik bersenjata, perkosaan merupakan cara untuk memusnahkan kelompok masyarakat. Praktik praktik tersebut harus dihentikan dan pelakunya harus dikenai sangsi hukum.
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 11 f. Ekonomi. Perempuan jarang dilibatkan dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan sering diperlakukan secara tidak layak, seperti gaji rendah, kondisi kerja yang tidak memadai dan terbatasnya kesempatan kerja profesional g. Pengambilan keputusan. Keterwakilan perempuan dalam pengambilan keputusan belum mencapai target 30% di hamper semiua tongkatan pemerintahan, sebagaimana ditetapkan oleh Lembaga social dan ekonomi PBB tahun 1995. h. Mekanisme Institusional. Perempuan sering terpinggirkan dalam struktur kepemerintahan nasional, seperti tdak memiliki mandat yang jelas, keterbatasan sumber daya dan dukungan dari para politis nasional. i. Hak Asasi Manusia. Hak asasi manusia bersifat universal. Dinikmatinya hak tersebut secara penuh dan setara oleh perempuan dan anak perempuan merupakan kewajiban pemerintah dan PBB dalam mecapaia kemajuan perempuan j. Media. Media masih terus menonjolkan gambaran yang negative dan merendahkan perempuan, misalnya menampilkan kekerasan, pelecehan dan paornografi yang berdampak buruk bagi perempuan k. Ligkungan. Perusakan alam menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan, kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat terutama thd perempuan di segala usia. l. Diskriminasi. Diskriminasi sudah dialami sejak awal kehidupannya. Perilaku dan praktik praktik yang berbahaya menyebabkan banyaknya anak perempuan tidak mampu bertahan dihup hingga usia dewasa. Kurangnya perlindungan hukum atau kegagalan dalam penerapannya., menyebabkan anak perempuan rentan terhadap segala bentuk kekerasan serta mengalami konsekunesi hubungan seksual dini dan tidak aman tms HIV AIDS. Telaah Lima Tahunan ICPD+5 tahun 1999 Lima tahun setelah ICPD kairo, PDD mengundang para pemimpin
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 Negara untuk membah tentang kemajuan dan kegagalan pemerintah dalam melaksanakan kebijkaan yang terkait dengan pembangunan dan kependudukan. Pada ICPD +5 isu seksualitas remaja dan aborsi, masih mengundang kontroversi. Selain itu muncul kontroversi baru mengenai kontrasepsi darurat dan peran lembaga Swadaya Masyarakat dalam negosiasi antar pemerintah. Pertemuan ICPD+5 ditutup dengan mengadopsi beberapa tindak lanjut penerapan program Aksi ICPD. Termasuk di dalamnya adalah target baru untuk tahun 2015 yang memeprtjam focus dari tuuan tujuan apda tahun 1994. TARGET BARU 2015 ICPD +5 menetapkan target baru untukmnegukur penerapan ICPD yaitu : a. Akses terhadap pendidikan dasar pada tahun 2015. Meningkatnya keikutsertaan anak laki laki dan perempuan di sekolah dasar hingga sekurang kurangnya 90% sebelum 2010 serta menurunkan angka buta huruf pada perempuan dan anak perempuan pada tahun 1990 hingga setengahnya pada tahun 2005. b. Semua fasilitas kesehatan menyediakan metode metode KB yang aman dan efektif, pelayanan kebidanan, pencegahan dan penanganan infeksi menular seksual, serta metode pelindung untuk mencegah infeksi baik secara langsung maupun rujukan. c. Mengurangi kesenjangan antara pemakaian kontrasepsi dengan proporsi individu yang ingin membatasi jumlah anak atau menjarangkan kehamilan tanpa menggunakan target atau kuota d. Memastikan bahwa sekurangnya 60% persalinan ditolong oleh tenaga terlatih, terutama di Negara Negara dengan kematian ibu yang tinggi. e. Pelayanan pencegahan HIV untuk laki laki dan perempuan muda usia 15-24 tahun. Termasuk penyediaan kondom secara sukarela, konseling dan tindak lanjut (www. Unfpa.org/icpd)
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 13 • Milleneum Develoment Goals (2000) UN Millenium Summit di New York tahun 2000 menghasilkan Milleneum Development Goals yang disetujui 189 negara, mengandung 8 goals, 18 target dan 48 Indikator. Beberapatujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan kewenngana bidan , antara lain : menurunkan angka kematian bayi sebesar 2/3 menjadi hanya 1/3 anatara tahu 1990 dan 2015. Dan menurunkan angka kematian ibu menjadi ¼ dari tahun 1990 hingga 2015 dan meningkatkan pencegahan dan penyebaran HIV AIDS antara tahun 1990 samapai tahun 2015 (WHO, 2004, safe motherhood, 2004) Ruang lingkup Kesehatan reproduksi adalah “keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan) dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Kesehatan Reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Pelaksanaan Kesehatan Reproduksi menggunakan pendekatan siklus hidup (life-cycle approch) agar diperoleh sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang jelas dan dilaksanakan secara terpadu serta berkualitas dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan dengan bertumpu pada program pelayanan yang tersedia. Ada empat komponen prioritas Kesehatan Reproduksi nasional, yaitu : 1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir 2. Keluarga berencana 3. Kesehatan Reproduksi Remaja 4.Pencegahan/ penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS), termasuk HIV/AIDS.
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 Kesehatan Reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Secara internasional kesehatan reproduksi telah menjadi bagian dari Hak Asasi manusia dan setiap Negara berkewajiban agar setiap warga Negara mendapatkan pelayanan kesehatan reproduk yang baik.Pelaksanaan Kesehatan Reproduksi menggunakan pendekatan siklus hidup (life-cycle approch) agar diperoleh sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang jelas dan dilaksanakan secara terpadu serta berkualitas dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan dengan bertumpu pada program pelayanan yang tersedia. Ada empat komponen prioritas Kesehatan Reproduksi nasional, yaitu : 1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir 2. Keluarga berencana 3. Kesehatan Reproduksi Remaja 4.Pencegahan/penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS), termasuk HIV/AIDS. Rangkuman
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 15 Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari, sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu pilihan jawaban yang anda anggap paling benar. 1. Terdapat pengembangan program pada ICPD+5 dalam kesehatan reproduksi, yaitu, kecuali : a. Akses terhadap pendidikan dasar pada tahun 2015 pada perempuan dan laki laki b. Semua fasilitas kesehatan menyediakan metode metode KB mantap c. Mengurangi kesenjangan anatara pemekaian kontrasepsi d. Memastikan bahwa sekurangnya 60% persaliann ditolong oleh tenaga terlatih, 2. Aspek kritis yang harus diperbaiki menyangkut kesehatan reproduksi perempuan kecuali : a. perempuan yang hidup dalam kemiskinan b. Pendidikan rendah c. Akses terhadap pelayanan Kesehatan rendah d. Kesetaraan gender sudah baik 3. Target MDGs yang terkait tugas bidan kecuali : a. menurunkan angka kematian bayi sebesar 2/3 Tes Formatif
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 b. menurunkan angka kematian ibu menjadi ¼ c. Ketersediaan air dan lingkungan bersih d. meningkatkan pencegahan dan penyebaran HIV AIDS 4. Latar belakang pentingnya perhatian terhadap kesehatan reproduksi adalah; a. Jumlah penduduk yang terus meningkat b. Hak asasi Manusia c. Isue gender d. Kesejahteraan membaik 5. Kondisi Diskriminasi yang mendorong pentingnya kesehatan reproduksi perempuan adalah : a. Mutilasi genital pada anak perempuan sehingga tidak mampu bertahan dihup hingga usia dewasa. b. Kurangnya perlindungan hukum atau kegagalan dalam penerapanaya c. anak perempuan dapat survive terhadap segala bentuk kekerasan d. konsekuensi hubungan seksual dini dan tidak aman tms HIV AIDS. 6. “Keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dan penyakit atau kecacatan) dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Definisi dari: a. Kesehatan reproduksi b. Kesehatan seksual c. Kesejahteraan Reproduksi
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 17 d. Reproduksi Manusia 7. Komponen prioritas Kesehatan Reproduksi nasional, yaitu : kecuali a. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir b. Asuhan Persalinan Normal c. Kesehatan Reproduksi Remaja d. Pencegahan/penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS), termasuk HIV/AIDS. 8. Kesehatan Reproduksi sebagai implementasi Hak Asasi Manusia, mengandung arti bahwa, kecuali : a.. Hak asasi manusia bersifat universa b. Dinikmatinya hak tersebut secara penuh dan setara oleh perempuan c. Kewajiban pemerintah dan PBB dalam mecapaia kemajuan perempuan d. Warga Negara yang kuat yang dapat memenuhi HAM 9. Dampak dari Diskriminasi dalam kesehatan reproduksi perempuan adalah kecuali: a. Praktik praktik yang berbahaya menyebabkan banyaknya anak perempuan tidak mampu bertahan dihup hingga usia dewasa. b. Kurangnya perlindungan hukum atau kegagalan dalam penerapanaya., menyebabkan anak perempuan rentan thd segala bentuk kekerasan c. Mengalami konsekunesi hubungan seksual dini dan tidak aman tms HIV AIDS. d. Anak dan perempuan dapat hidup sejahtera
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 10. Target yang ingin dicapai tahun 2015 sebagai penerapan ICPD+5 yaiutu : a. Akses terhadap pendidikan tinggi pada tahun 2015 b. Meningkatnya keikutsertaan anak laki laki dan perempuan di sekolah dasar hingga sekurang kurangnya 90% sebelum 2010 c. Menurunkan angka buta huruf pada perempuan dan anak perempuan pada tahun 1990 d. Semua fasilitas kesehatan menyediakan metode metode KB yang aman Setelah anda menyimak materi diatas, lakukan identifikasi di lingkungan anda bagaimana kondisi kesehatan reproduksi perempuan di sana? Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan reproduksi? Tuangkan hasil identifikasi anda pada sehelai kertas! Tugas
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 19 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini anda diharapkan mampu: Memahami pendekatan siklus perempuan dalam kesehatan reproduksi Coba anda perhatian situasi kesehatan di sekeliling anda! Apakah kondisi kesehatan perempuan sudah baik? Apakah bayi dan anak balita mendapat gizi yang baik? Faktor faktor apa saja yang menyebabkan kondisi perempuan dan balita masuk ke dalam keadaan yang tidak baik? Coba anda diskusikan bersama teman sekelas. Banyak faktor yang menyebabkan kesehatan seseorang tidak baik, diantaranya status pendidikan, status ekonomi, sarana pelayanan kesehatan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam modul ini akan dijelaskan bagaimana kesehatan reproduksi dalam siklus hidup seorang perempuan. Kegiatan belajar ini sangat penting bagi seorang bidan merupakan tenaga kesehatan yang berada dalam siklus kehidupan perempuan, sehingga bidan harus memahami kesehatan dalam siklus hidup perempuan. Pendekatan Siklus Kehidupan Kegiatan Belajar II
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 Hambatan sosial, budaya dan ekonomi yang dihadapi sepanjang hidup perempuan merupakan akar masalah buruknya kesehatan maternal (saat hamil, bersalin dan nifas). Dengan menggunakan pendekatan siklus hidup diketahui bahwa masalah mendasar kesehatan perempuan telah terjadi jauh sebelum memasuki usia reproduksi (15-49 tahun). Status kesehatan perempuan semasa kanak kanak dan remaja mempengaruhi kondisi kesehatannya semasa hamil, bersalin dan nifas. Jenis makanan, tingkat pendidikan, nilai, sikap yang dianut, system kesehatan yang tersedia dan bias diakses, situasi ekonomi serta kualitas hubungan seksualnya- mempengaruhi perempuan dalam menjalankan masa masa produksi dan reproduksinya. (ISSA, 1993) Antisipasi kebutuhan perempuan sepanjang hidupnya, mulai dari saat konsepsi hingga masa pasca usia reproduksi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan siklus hidup. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya perilaku pencapaian pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan perempuan karena memiliki kebutuhn khusus. Sistem kesehatan harus mengenali dan memperhatikan masalah kesehatan perempan karena kondisi dan upaya pada satu tahao kehidupan akan mempengaruhi sepanjang hidupnya. Sebagai contoh (FCI, 2000) : • Pemberian ASI Eksklusif selama 4-6 bulan memberi antibody (kekebalan tubuh) dan gizi yang dibutuhkan bayi untuk memulai hidup sehat. Kekurangan gizi yang dialami remaja perempuan di masa kanak kanak bisa menghambat pertumbuhannya (tulang panggul tidak berkembang sempurna) sehingga berisiko mengalami persalinan macet • Perempuan muda yang terkena infeksi saluran Reproduksi dan tidak diobati dengan benar berisiko mengalami kemandulan. Uraian Materi
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 21 Masalah dan pelayanan kesehatan berdasarkan siklus hidup Perempuan MASALAH SIKLUS HIDUP PENDEKATAN SIKLUS HIDUP UNTUK PELAYANAN KES PRODUKSI Penyakit system sirkulasi Pasca (Dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya) Prolaps/Osteoporosis Diagnosis, informasi dan pengobatan dini Kanker saluran reproduksi dan payudara Pencegahan dan pengobatan IMS, Diagnosis, informasi dan pengobatan dini Malnutrisi/anemia semua usia Suplementasi, pendidikan Kemandulan Konseling, pencegahan primer Komplikasi abortus Pengobatan, konseling, KB, pendidikan ttg perilaku seksual bertanggung jawab Kesakitan dan kematian ibu KB, pelayanan antenatal, persalinan dan post partum, pelayanankebidanan darurat, imunisasi TT Pengaturan Kesuburan Usia KB, Kontrasepsi, informasi dan pendidikan Seks Komersial Pendidikan, perubahan hukum dan social Penyalahgunaan obat (alcohol, obat dan tembakau) Pendidikan, pengobatan dan konseling Kekerasan Gender (semua usia) Konseling, perubaha hokum, social, pendidikan Praktik Tradisional berbahaya Pemberdayaan, perubahan hokum, social, Pendidikan
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 IMS/HIV(pada bayi ditularkan melalui ibunya) Deteksi, Nutrisis (semua Usia) Suplementasi, pendidikan Perilaku seksual tidak aman Remaja Pendidikan dalam keluarga dan sekolah Kehamilan Remaja KB, pendidikan dalam keluarga dan sekolah Penyakit lain (semua usia) Kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, pelayanan kes primer, pendidikan, imunisasi Kesakitand an kematina bayi baru lahir (Neonatal) Anak Pelayanan Antenatal, persalinan dan post partum, menyusui Bayi Berat Lahir Rendah Saat Lahir Suplementasi, pendidikan, pelayanan antenatal, promosi kesehatan, pencegahan penyakit Pelayanan Kesehatan Reproduksi dilaksanakan secara terpadu dan berkualitas dengan bertumpu pada program pelayanan yang sudah tersedia, dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan, berdasarkan kepentingan dan kebutuhan sasaran pelayanan/konsumen, sesuai siklus hidup masing-masing. Pendekatan siklus hidup berarti memperhatikan kebutuhan khas penanganan sistem reproduksi pada setiap tahap siklus hidup dan kesinambungan antar- tahap siklus hidup tersebut. Dengan begitu, masalah kesehatan reproduksi pada setiap tahap siklus hidup dapat diperkirakan dan ditangani dengan baik sesuai kebutuhan tahap itu, sehingga kemungkinan munculnya akibat buruk pada tahap siklus hidup selanjutnya dapat dicegah. Dikenal lima tahap siklus hidup, yaitu: 1. Konsepsi
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 23 2. Bayi dan anak 3. Remaja 4. Usia subur 5. Usia lanjut. Tahap pertama dan kedua terutama terkait dengan Kesehatan Ibu & Bayi Baru Lahir. Tahap ketiga terkait dengan KesehatanReproduksi Remaja. Tahap keempat terutama terkait dengan Keluarga Berencana. Tahap kelima terkait dengan Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut. Semua tahap siklus hidup ini terkait dengan pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMSIHIV/AIDS), terutama empat tahap pertama.Karena tiap tahap sikius hidup, untuk laki-laki maupun perempuan, memiliki kebutuhan yang berbeda. KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR Kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia masih jauh dari keadaan yang diharapkan karena besarnya jumlah ibu dan bayi yang mati. Dari sekitar 5 juta kehamilan pertahun, sekitar 20 ribu kehamilan berakhir dengan kematian ibu. Selain itu, kejadian bayi lahir mati dan bayi baru lahir yang juga sering terjadi Akibatnya, Indonesia memiliki angka kematian ibu (AKI) yang tertinggi diantara negara-negara di ASEAN karena itu, upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi upaya pioritas dalam bidang kesehatan. Komplikasi kehamilan dan persalinan tersebut dialami oleh 15-20% dari seluruh kematian, dan kebanyakan terjadi disekitar saat persalinan. Terjadinya komplikasi sulit diperkirakan, sehingga sering muncul secara mendadak. Pertolongan terhadap komplikasi ini memerlukan tindakan yang tepat dan cepat (dalam waktu kurang dari 2 jam) agar nyawa ibu dan janinnya dapat diselamatkan. Kematian ibu hamil dilatar-belakangi oleh masalah-masalah berikut: 1. Masih banyak persalinan di tolong oleh dukun (sekitar 30%).
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 24 2. Sekitar 70% persalinan berlangsung di rumah, sehingga bila terjadi komplikasi yang memerlukan rujukan, akan memerlukan waktu yang cukup lama. 3. Derajat kesehatan ibu yang rendah pada saat hamil, bahkan sejak sebelum hamil, a.l. sekitar 50% ibu menderita anemia, sekitar 30% berisiko kurang energi kronis, sekitar 60% ibu hamil dengan keadaan ” 4 terlalu” (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak). 4. Rendah status perempuan, yang antara lain mengakibatkan lambatnya pengambilan keputusan di tingkat keluarga untuk mencari pertolongan. Dikenal keadaan ” 3 terlambat” , yaitu terlambat dalam : • mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan (di tingkat keluarga) untuk mencari pertolongan berkualitas. • Mencapai fasilitas kesehatan • Mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas pelayanan. Agar ibu dan bayi selamat, upaya bidang kesehatan saat ini yaitu ” Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman”, ditujukan untuk memastikan agar 3 hal berikut ini terjadi : 1. Semua ibu hamil dan bayi baru lahir harus mempunyai akses terhadap pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas oleh tenaga kesehatan terampil. 2. Semua komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat. 3. Setiap wanita usia subur harus mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang dapat diberikan di berbagai tingkat pelayanan kesehatan adalah :
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 25 1. Bidan di Desa: pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas untuk ibu dan bayi, dan pertolongan pertama pada kegawat daruratan kebidanan dan bayi baru lahir. 2. Puskesmas : pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas untuk ibu dan bayi, serta penanganan kegawat daruratan kebidanan dan bayi baru lahir tertentu. 3. Rumah Sakit Kabupaten: pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas untuk ibu dan bayi, serta penanganan semua jenis kegawat daruratan kebidanan dan bayi baru lahir, termasuk bedah sesar dan tranfusi darah. Pelayananan Kesehatan yang diperlukan setiap ibu hamil adalah: 1. Pencatatan ibu hamil dalam Kohort ibu seawal mungkin. 2. Pemeriksaan kehamilan sesering mungkin, dengan minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu : • Satu kali pada umur kehamilan 1-3 bulan (triwulan I) • Satu kali pada umur kehamilan 4-6 bulan (triwulan II) • Dua kali pada umur kehamilan 7-9 bulan (triwulan III) • Datang kapan saja ada gangguan, atau janin tidak bergerak dalam 12 jam Pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan secara lengkap sesuai standar. 3. Pemberian informasi tentang perkembangan kehamilan, nasehat tentang kesehatan kehamilan dan KB pasca-persalinan, yang meliputi: • Perawatan diri • Kebutuhan makanan, tablet tambah darah • Kejelasan tentang kehamilan
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 26 • Persiapan persalinan • Tanda-tanda bahaya dan upaya pertolongannya • KB pasca-persalinan 4. Pelayanan persalinan yang bersih dan aman (oleh tenaga kesehatan). 5. Bimbingan persiapan menyusui dengan “ASI Eksklusif” (hanya ASI) sampai bayi berumur 4 bulan. 6. Pelayanan pasca-persalinan termasuk konseling dan pelayanan KB 7. Perawatan Bayi Baru Lahir: Selain diperiksa pada saat kelahiran, bayi di kunjungi sekali dalam 3 hari pertama dan sekali pada minggu keenam. 8. Melakukan pelayanan kegawat-daruratan obstetri dan neonatal tepat dan sebaik mungkin apabila komplikasi terjadi 9. Pengobatan atau penanganan penyakit-penyakit yang memberatkan kehamilan, misalnya: anemia, kekurangan energi kronik, TBC, malaria, dll. Keadaan ibu hamil yang perlu diwaspadai, yaitu keadaan yang mungkin berpengaruh terhadap timbulnya kesulitan pada kehamilan/persalinan antara lain adalah: 1. Keadaan ”4 terlalu” (Terlalu muda, Terlalu Tua, Terlalu sering, Terlalu banyak) • umur di bawah 20 tahun (terlalu muda) • umur di atas 35 tahun (terlalu tua) • jumlah anak lebih dari 4 orang (terlalu banyak) • jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun (terlalu sering) 2. Pernah mengalami kesulitan dalam kehamilan dan persalinan terdahulu. 3. Tinggi badan kurang dari 145 cm
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 27 4. Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm yang berarti seorang ibu beresiko menderita kekurangan energi kronis. Tanda bahaya - pada saat kehamilan, persalinan atau nifas – yang perlu segera mendapatkan perhatian dan cepat dicarikan pertolongan : 1. Muntah terus menerus dan tidak bisa makan 2. Berat badan yang tidak bertambah pada trisemester kehamilan 4-9 bulan 3. Perdarahan dari jalan lahir pada waktu hamil (walaupun hanya sedikit),baik tanpa atau dengan rasa nyeri hebat pada perut 4. Bengkak pada tangan atau wajah,disertai tekanan darah tinggi dan pusing- pusing yang dapat diikuti kejang-kejang, bila keadaan dibiarkan. Hal ini dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan maupun nifas 5. Keluar cairan ketuban jauh sebelum tiba saat melahirkan (sebelum ada mulas-mulas) 6. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas-mulas 7. Keluar darah dari jalan lahir, menjelang kelahiran bayi, baik disertai atau tanpa rasa nyeri perut 8. Perdarahan banyak dalam 1-2 jam pertama setelah bayi lahir 9. Demam tinggi lebih dari 2 hari setelah melahirkan, atau keluarnya cairan berlebihan yang berbau dari jalan lahir 10. Payudara bengkak kemerah-merahan dalam masa menyusui. Hal-hal yang perlu dilakukan secara terus menerus oleh Bidan dengan dukungan masyarakat a.l: 1. Mencatat semua kehamilan seawal mungkin, sebelum kehamilan 3 bulan. 2. Deteksi dini tanda bahaya dan segera carikan pertolongan yang tepat
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 28 3. Mengorganisasikan kebutuhan dana dan transpotrasi bagi ibu yang perlu dirujuk 4. Petugas kesehatan memantapkan jaringan rujukan ke tingkat fasilitas yang lebih tinggi, agar pelayanan dapat segera diberikan dan tepat persiapannya. 5. Meningkatkan kerja sama dengan dukun dan masyarakat, agar semua persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. 6. Mengupayakan agar semua persalinan bermasalah dapat langsung memperoleh fasilitas kesehatan yang memadai dan sesuai dengan masalahnya. 7. Mengupayakan dan memprioritaskan ibu dengan ”4 terlalu” menjadi peserta KB dalam 40 hari setelah melahirkan. 8. Memasukan kegiatan pencegahan dan penanganan penyakit penyakit menular seksual (PMS) dalam pelayanan kebidanan dan KB. 9. Pelayanan pasca-keguguran diupayakan agar dapat dilaksanakan di Puskesmas.
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 29 Masalah kesehatan reproduksi pada setiap tahap siklus hidup dapat diperkirakan dan ditangani dengan baik sesuai kebutuhan tahap itu, sehingga kemungkinan munculnya akibat buruk pada tahap siklus hidup selanjutnya dapat dicegah. Dikenal lima tahap siklus hidup, yaitu: 1. Konsepsi 2. Bayi dan anak. 3. Remaja 4. Usia subur 5. Usia lanjut. Rangkuman
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 30 Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari, sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah satu pilihan jawaban yang anda anggap paling benar. 1. Alasan kesehatan reproduksi perempuan melalui pendekatan siklus kehidupan adalah: a. Sejak dalam kandungan b. Kondisi saat ini akan mempengaruhi kesehatan reproduksi pada masa yang akan datang c. Kondisi saat ini untuk kesehatan saat ini d. Intervensi yang memadai dapat menanggulangi masalah 2. Masalah kesehatan reproduksi pada masa remaja adalah, kecuali : a. Perilaku menyimpang b. Kehamilan tidak diinginkan c. Trafficking manusia d. Menopause 3. Pelayanan kesehatan reproduksi untuk meningkatkan kesehatan pada usia reproduksi a. Pelayanan KB b. Pendidikan dan informasi c. Imunisasi TB Tes Formatif
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 31 d. Deteksi keganasan 4. Upaya pelayanan kesehatan untuk pencegahan BBLR pada masa reproduksi adalah : a. Suplementasi b. Pendidikan c. Senam hamil d. pencegahan penyakit 5. Kondisi kesehatan masa lansia adalah kecuali : a. penyakit system sirkulasi b. osteoporosis c. Kanker saluran reproduksi d. Kehamilan 6. Hal hal yang dapat menimbulkan permasalahan kesehatan reproduksi adalah : a. Nial dan budaya b. Kemiskinan dan angka melek huruf c. Hukum yang tidak berpihak pada perempuan d. Pendidikan yang tinggi 7. Tujuan Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dengan pendekatan siklus hidup perempuan adalah, kecuali :
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 32 a. Antisipasi kebutuhan perempuan sepanjang hidupnya b. pentingnya pelayanan yang memiliki kebutuhan khusus. c. Satu tahap kehidupan akan mempengaruhi sepanjang hidupnya. d. Agar pelayanan kesehatan tepat sasaran 8. Upaya bidang kesehatan dalam ”Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman”, yaitu : kecuali a. Semua ibu hamil dan bayi baru lahir harus mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan b. Komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan seadanya. c. Setiap wanita usia subur harus mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan d. Penanganan komplikasi keguguran. 9. Upaya Bidan dalam kesehatan reproduksi dengan dukungan masyarakat adalah berikut ini kecuali : a. mencatat semua kehamilan setelah kehamilan 7 bulan. b. Deteksi dini tanda bahaya dan segera carikan pertolongan yang tepat c. mengorganisasikan kebutuhan dana dan transpotrasi bagi ibu yang perlu dirujuk d. petugas kesehatan memantapkan jaringan rujukan ke tingkat fasilitas yang lebih tinggi, agar pelayanan dapat segera diberikan dan tepat persiapannya. 10. Salah satu upaya peningkatan kesehatan reproduksi pada masa remaja adalah :
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 33 a. Deteksi keganasan b. Suplementasi makanan c. Antenatal care yang adekuat d. Asuhan persalinan oleh Bidan Nah anda telah menyelesaikan KB 2, agar pemahaman anda lebih baik lagi lakukanlah identifikasi kondisi kesehatan reproduksi dari sejak seorang perempuan dalam kandungan hingga menjadi lansia. Laporkan hasilnya dalam kertas dan sampaiakn kepada dosen anda. Tugas
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 34 Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi Kegiatan Belajar III Setelah mempelajari KB ini anda diharapkan dapat menjelaskan berbagai elemen pelayanan kesehatan reproduksi (KR). TUJUAN Pembelajaran Umum
  • 37. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 35 Barangkali anda tahu, apa saja elemen-elemen pelayanan kesehatan itu. Tuliskan jawaban anda pada kotak berikut : Jika anda sudah selesai menuliskan jawabannya, sekarang cocokkan jawaban anda dengan uraian berikut ini. Ada 10 elemen pelayanan KR yang ditetapkan pada ICPD Kairo untuk mengatasi masalah berkaitan dengan ogan reproduksi dan fungsinya pada laki laki dan perempuan. Seseorang bisa mengalami masalah KR lebih dari satu pada waktu yang bersamaan. Misal ibu yang memeriksakan kehamilannya bisa saja merupakan korban KDRT dan mengidap Infeksi Saluran Reproduksi (ISR). Dalam sistem kesehatan, bidan yang sensitif akan menerapkan paket KR dan memberikan penanganan yang lebih dari sekedar pelayanan prenatal, tetapi juga memerlukan penanganan kekerasan dan ISR. Idealnya ke 10 elemen harus diberikan di setiap tingkatan sistem kesehatan, namun banyak negara miskin menghadapi kendala mengenai pembiayaan penyelengagaraan pelayanan tersebut. Selain itu lembaga donor biasanya hanya memfokuskan pada program KR tertentu seperti KB dan HIV AIDS. Uraian Materi
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 36 Pelayanan kesehatan reproduksi dalam konteks pelayanan kesehatan dasar mencakup elemen elemen berikut : 1. Pelayanan dan konseling, informasi edukasi dan komuniaksi KB yang berkualitas 2. Pelayanan prenatal, persalinan dan post partum yang aman, termasuk menyusui 3. Pencegahan dan pengobatan kemandulan 4. Pencegahan dan penanganan aborsi tidak aman 5. Pelayanan aborsi aman, bila tidak menlanggar hukum 6. Pengiabatan ISR, IMS dan kondisi lain dalam sistem reproduksi 7. Informasi dan konseling mengenia seksualitas, menjaid orangtua yang bertanggung jawab serta kesehatan reprosuksi dan seksual 8. Pencegahansecaraaktifpraktikpraktikberbahayasepertisunatperempuan/ multilasi kelamin 9. Pelayanan rujukan uintuk komplikasi KB, kehamilan, persalinan, dan aborsi, kemandulan, ISR, IMS dan HIV AIDS, serta kanker kandungan 10. Jika mungkin program KR dan KB harus meliputi fasilitas diagnosis dan pengobatan IMS sering dengan meningkatnya risiko penularan HIV. (Alcala, 1994) KELUARGA BERENCANA Sebagai Komponen Kesehatan Reproduksi pelayanan Keluarga Berencana (KB) diarahkan untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan KB bertujuan menunda, menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup. Kehamilan yang diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan kebih menjamin keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Dengan demikian pelayanan KB Sangat berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak tepat waktu.
  • 39. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 37 Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebagai berikut: 1. Prioritas pelayanan KB diberikan terutama kepada pasangan usia subur yang isterinya mempunyai keadaan “4 terlalu” yaitu terlalu muda (usia kurang dari 20 tahun), terlalu banyak anak (lebih dari 3 orang), terlalu dekat jarak kehamilan ( kurang dari 2 tahun), dan terlalu tua (lebih dari 35 tahun). 2. Tanggung jawab dalam kesertaan ber-KB merupakan tanggung jawab bersama antara suazi dan misteri. Sayangnya, pada saat ini hanya 1,1% suazi yang berpartisipasi aktif dalam ver-KB, padahal tersedia juga alat/ metoda kontrasepsi untuk pria 3. Setiap metoda kontrasepsi mempunyai keuntungan dan kelemahan masing-masing. Setiap klien berhak untuk mendapat informasi mengenai hal ini, sehingga dapat mempertimbangkan metoda yang paling cocok bagi dirinya. 4. Pelaksana pelayanan KB wajib memberikan nasihat tentang metoda yang paling cocok sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan kepada klien. Dengan demikian, klien akan lebih mudah menentukan pilihannnya. 5. Klien juga harus diberi informasi tentang kontra indikasi pemakaian berbagai metoda kontrasepsi. Pelaksana pelayanan KB perlu melakaukan skrining atau penyaringan melalui pemeriksaan fisik terhadap klien untuk memastikan bahwa tidak terdapat kontra indikasi dalam pemakaian metoda kontrsepsi yang akan dipilih. Khusus untuk tindakan operatif diperlukan surat pernyataan setuju (informed concent) dari klien. KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikhis. Masa remaja yaitu usia 10-19 tahun, merupakan masa yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut pubertas. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik (organidiologi) secara tepat, yang tidak
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 38 seimbang kejiwaan (mental emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu mereka memerlukan pengertian, bimbingan, dan dukungan lingkungan sekitarnya agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yanag sehat baiki jasmani, maupun mental dan psikhososial. Dalam lingkungan sosial tertentu, masa remaja bagi pria merupakan saat diperolehnya kebebasan, sementara untuk remaja wanita merupakan saat dimulainya segala bentuk pembatasan. Pada masa yang lalu, anak gadis mulai dipingit ketika merka mulai mengalami haid. Walaupun dewasa ini praktik seperti itu telah jarang ditemukan, namum perlakuan terhadap remaja pria dan wanita masih sering berbeda, yang menempatkan remaja putridalam posisi yang dirugikan. Kesetaraan perlakuan terhadap remaja pria dan wanita diperlukan dalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja, agar masalahnya dapat tertangani secara tuntas. A. Pengaruh Buruk Akibat Terjadinya Hubungan Seks Pranikah bagi Remaja Kematangan organ seks dapat berpengaruh buruk bila remaja tak mampu mengendalikan rangsangan seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan hubungan seks pranikah. Hal ini akan menimbulkan akibat yang dapat dirasakan bukan saja oleh pasangan, khususnya remaja puteri, tetapi juga orang tua, keluarga, bahkan masyarakat. Akibat hubungan seks pranikah: 1. Bagi remaja • Remaja pria menjadi tidak perjaka, dan remaja wanita tidak perawan • Menambah resiko tertukar penyakit menular seksual (PMS), seperti: gonore (GO), sifilis, Herpes simpleks (genitalis), Clamidia, Kondiloma akuminata, HIV/AIDS. • Remaja puteri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan yang tidak aman, infeksi organ-organ reproduksi, anemia, kemandulan dan kematian karena perdarahan atau keracunan kehamilan.
  • 41. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 39 • Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan masa depan). • Kemungkinan hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan bekerja. • Melahirkan bayi yang kurang/tidak sehat. 2. Bagi keluarga • Menimbulkan aib keluarga. • Menambah beban ekonomi keluarga • Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat tekanan masyarakat di lingkungannya (ejekan). 3. Bagi masyarakat • Meningkatkan remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat menurun • Meningkatkan angka kematian ibu dan bayi • Menambah beban ekonomi masyarakat, sehingga derajat kesejahteraan masyarakat menurun. B. Kaitan antara Kesehatan Remaja dan Kesehatan Reproduksi Remaja Kesehatan reproduksi remaja sulit dipisahkan dari kesehatan remaja secara keseluruhan, karena gangguan kesehatan remaja akan menimbulkan gangguan pula pada sistem reproduksi. BerikutadalahbeberapakeadaanyangberpengaruhburukterhadapKesehatan Remaja termasuk Kesehatan Reproduksi Remaja. 1. Masalah gizi yang meliputi a.l:
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 40 • Anemia dan kurang energi khronis • Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri, sehingga mengakibatkan panggul sempit dan resiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah di kemudian hari. 2. Masalah pendidikan yang meliputi a.l: • Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses terhadap informasi yang dibutuhkannya; serta mungkin kurang mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kesehatan dirinya • Pendidkan rendah dapat mengakibatkan remaja kurang mampu memenuhii kebutuhan fisik dasar ketika berkeluarga, dan hal ini akan berpengaruh buruk terhadap derajat kesehatan diri dan keluarga. 3. Masalah lingkungan dan pekerjaan, a.l: • Lingkungan dan suasana kerja yanmg kurang memperhatikan kesehatan remaja yang bekerja akan mengganggu kesehatan remaja. • Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat, bahkan merusak kesehatan fisik, mental, dan emosional remaja. 4. Masalah seks dan seksualitas, a.l: • Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar. • Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan seksualitas. • Penyalah gunaan dan ketergantungan NAPZA, yang mengarah kepada menularan HIV?AIDS melalui jarum suntik dan melalui hubungan seks bebas. Masalah ini semakin mengkhawatirkan dewasa ini. • Penyalah gunaan seksual • Kehamilan remaja • Kehamilan pranikah/luar ikatan pernikahan
  • 43. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 41 5. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja • Ketidak matangan secara fisik dan mental • Resiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar • Kehilangan desempatan untuk pengembangan diri remaja • Resiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman C. Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup bagi remaja, disamping mengatasi yang ada. Dengan pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat. Pembekalan pengetahuan yang diperlukan remaja meliputi : 1. Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja Pembekalan pengetahuan tentang perunahan yang terjadi secara fisik, kejiwaan dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya. Informasi tentang haid dan mimpi basah serta tentang alat reproduksi remaja laki-laki dan perempuan perlu diperoleh setiap remaja. 2. Proses reproduksi yang bertanggung jawab Manusia secara biologi mempunyai kebutuhan seksual. Remaja perlu mengendalaikan naluri seksualnya dan menyalurkannya menjadi kegiatan yang positif, seperti olah raga dan mengembangkan hobi yang dibangun. Penyaluran yang berupa hubungan seksual dilakukan setelah berkeluarga, untuk melanjutkan keturunan. 3. Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan perempuan, serta kewaspadaan terhadap masalah remaja yang banyak ditemukan. Remaja memerlukan informasi tersebut agar selalu waspada dan berperilaku
  • 44. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 42 reproduksi sehat dalam bergaul dengan lawan jenisnya. Disamping itu remaja memerlukan pembekalan tentang kiat-kiat untuk mempertahankan diri secara fisik maupun psikis 4. Persiapan pra nikah Kesehatan seorang perempuan sebelum menikah sangat penting, hal ini untuk memastikan bahwa untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri dan ibu maka kesehatan fisik, emosinya harus dipersipakan dengan baik. Sebagai contoh jika calon ibu memiliki penyakit infeksi maka dengan dengan persipaan pranikah ini penyakit infeksi yang kemungkinan dapat mengganggu kehamilan dapat diobati terlebih dahulu.l 5. Kehamilan dan persalinan, serta cara pencegahannya Keadaan fisik dan emosi ibu pada saat masa kehamilan persalinan sangat dipengaruhi juga oleh kondisi fisik sebelum masa hamil. Jika seorang calon ibu hamil telah emnderita anemia maka kehamilan saat ini juga dapat diperbutuk dengan anemia jika tidak segera diatasi secara adekuat. Dalam pelayanan kebidanan seorang perempuan diupayakan agar selama hamil mendapatkan asupan yang adekuat agar kehamilannya dalam kondisi baik sehaingga persalinan dan bayinya dalam kondisi yang baik.
  • 45. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 43 Idealnya ke 10 elemen harus diberikan di setiap tingkatan sistem kesehatan, namun banyak negara miskin menghadapi kendala mengenai pembiayaan penyelengagaraan pelayanan tersebut. Dengan memperhatikan sepanjang siklus kehiduan perempuan, masalah dan penangan sesuia dengan fase dan kemungkinan masalah yang muncul. Ingat bahwa jika satu fase dalam siklus permpuan terganggun maka kemungkinan besar fase pada kehiupan perempuan tersebut juga akan tergannggu. Sehingga pemerintah dan tenaga kesehatan harus memastikan bahwa setiap perempuan mendapatkan pelayanan kesehatan yang adekuat di setiap fase kegidupannya. Rangkuman
  • 46. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 44 Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari, sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah satu pilihan jawaban yang anda anggap paling benar. 1. Pelayanan kesehatan reproduksi dalam konteks pelayanan kesehtan dasar mencakup elemen elemen berikut ini kecuali : a. Pelayanan dan konseling, informasi edukasi dan komuniaksi KB yang berkualitas b. Pelayanan prenatal, persalinan dan post partum seadanya c. Pencegahan dan pengobatan kemandulan d. Pencegahan dan penanganan aborsi tidak aman 2. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik secara cepat, yang tidak seimbang kejiwaan (mental emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja. Karena itu mereka memerlukan : a. pengertian, bimbingan, dan dukungan lingkungan sekitarnya b. agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yanag sehat baiki jasmani, maupun mental dan psikhososial. c. Gambaran bahwa kondisi yang dialaminya itu abnormal d. Informasi tentang perawatan diri yang tepat 3. Pelayanan KB Sangat berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak tepat waktu. Tes Formatif
  • 47. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 45 Program Keluarga Berencana adalah elemen penting dalam kesehatan reproduksi, yang berarti, kecuali : a. prioritas kepada Pasangan usia subur yang isterinya mempunyai keadaan “4 terlalu” b. Tanggung jawab dalam kesertaan ber-KB merupakan tanggung jawab isteri c. Setiap metoda kontrasepsi mempunyai keuntungan dan kelemahan masing-masing. d. Setiap klien berhak untuk mendapat informasi mengenai KB 4. Pelayanan kesehatan reproduksi dalam konteks pelayanan kesehtan dasar mencakup elemen elemen berikut, kecuali : a. Pencegahan dan pengobatan kemandulan b. Pencegahan dan penanganan aborsi tidak aman c. Pelayanan aborsi aman bagi siapapun d. Pengiabatan ISR, IMS dan kondisi lain dalam sistem reproduksi 5. Pelayanan Keluarga berencana sebagai pemenuhan hak asasi manusia dalam kesehatan reproduksi yaitu : a. Memberikan nasihat tentang metoda yang paling cocok menurut bidan b. Klien akan lebih mudah menentukan pilihannnya. c. Klien juga harus diberi informasi tentang kontra indikasi pemakaian sehingga merasa takut d. Diperlukan surat pernyataan setuju (informed concent) dari bidan
  • 48. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 46 6. Pembekalan pengetahuan yang diperlukan remaja dalam kesehatan reproduksi meliputi: a. Pengetahuan perubahan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual b. Informasi tentang haid dan mimpi basah sehingga c. Proses reproduksi yang bertanggung jawab d. Pergaulan yang sehat remaja laki-laki dan perempuan untuk saling mengeksploitasi 7. Masalah seks dan seksualitas pada remaja sebagai akibat dari : a. Pengetahuan yang baik tentang seksualitas. b. Dukungan positif dalam hal yang berkaitan dengan seksualitas. c. Penyalah gunaan dan ketergantungan NAPZA d. Kepercayaan orang dewasa kepada remaja 8. Keadaan yang berpengaruh buruk terhadap Kesehatan Remaja yaitu kecuali : a. Anemia dan kurang energi khronis b. Pertumbuhan terhambat sehingga mengakibatkan panggul sempit c. Buta huruf sehingg remaja tidak mempunyai akses terhadap informasi d. Keputusan ada di tangan orang tua 9. Masalah lingkungan dan pekerjaan yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi remaja yaitu : a. Lingkungan memperhatikan kesehatan remaja yang bekerja
  • 49. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 47 b. Lingkungan sosial yang sehat dapat membnatu kesehatan fisik, mental, dan emosional remaja. c. Lingkungan kondusif dan suasana kerja nyaman d. Pekerjaan dengan beban sehingga pertumbuhan terhambat 10. Masalah seks dan seksualitas pada remaja yaitu : a. Penyalah gunaan dan ketergantungan NAPZA b. Pencegahan penularan HIV?AIDS melalui jarum suntik c. Tidak hubungan seks bebas d. Konseling Pra nikah Coba identifikasi pelayanan kesehatan reproduksiyang sudah ada saat ini yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi perempuan dan tuangkan dalam sehelai kertas dan serahkan kepada dosen anda untuk umpan baliknya. Tugas
  • 50. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 48 Setelah mempelajari KB ini anda diharapkan dapat menjelaskan Hak asasi dengan hak reproduksi. TUJUAN Pembelajaran Umum Hak Asasi dalam Hubungannya dengan Hak Reproduksi Kegiatan Belajar IV
  • 51. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 49 Apakah anda merasa bahwa semua hak hak reproduksi anda sebagai permpuan sudah terpenuhi? Apa yang membuat hak hak tersebut terpenuhi ? apakah penyebab hak hak tersebut tidak dapat terpenuhi? Tuliskan jawaban anda pada kotak berikut: Sekarang cocokkan jawaban anda dengan uraian berikut ini : Sejarah Hak reproduksi Sebelumtahun1960,beberapakonsesusPBBtentangpopulasitidakmemfokuskan pada hak. Demikian pula dengan konvensi tentang perempuan, juga belum memberi penekanan pada hak asasi manusia atau isu yang memperdulikan reproduksi dan seksualitas Pada konferensi Hak Asasi Manusia I yang diselenggarakan di Teheran tahun 1960, mulai menyebutkan adanya hak untuk mementukan jumlah dan jarak anak. Konferensi Hak Asasi Manusia II pada tahun 1993 di Wiena mulai membuat tahapan mengenai hasil konvensi di Kairo dan Beijing yang menegaskan bahwa hak perempuan adalah hak asasi manusia yang memangkas semua bentuk diskriminasi berdasarkan seks harus menjadi prioritas pemerintah. Dari konvensi Uraian Materi
  • 52. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 50 ini akhirnya perempuan mempunyai hak untuk menikmati standar tertinggi dari kesehaan fisik dan psikhis sepanjang kehidupan. Termasuk hak untuk akses dan pelayanan kesehatan yang adekuat. Termasuk hak untuk melindungi dan meningkatkan kesetaraan gender dalam kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual. Hak hak Reproduksi Hak hak reproduksi merupakan hak asasi manusia. Baik ICPD 1994 di Kairo maupun FWCW 1995 di Beijing mengakui hak hak reproduksi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan mendasara dari kesehatan reproduksi dan seksual (cottingham dkk, 2001) Pemenuhan hak hak reproduksi merupakan bentuk perlindungan bagi setiap individu serta prakondisi untuk memeproleh hak hak lainnya tanpa diskriminasi. Hak hak reproduksi mengawsi pemerintah dalam memenuhi dokumen dokumen HAM. Misalnya tidak terpenuhinya hak atas pendidikan, pelayanan kesehatan dan social yang menyebbakan kemtian ibu. Hk hak reproduksi berarti pasangan dan individu berhak untuk memutuskan apakah dan kapan mereka ingin memiliki anak tanpa diskriminasi, oaksaan dan kekersana. Hak hak reprodksi berlaku untuk semua peremuan dan laki laki dewasa tanpa memandang statuskewarganegaraan. Mereka berhak untuk mengetahui tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi serta pelayanannya termasuk pengaturan kesuburan. Konsep informed consent pada pelayanan KB merupakan contoh penerapan hak hak reproduksi, karena mencerminkan kebutuhan klien sesuai dengan keinginan dan nilai nilai yang dianutnya. Perempuan berhak untuk memutuskan apakah dia mengingkinkan pelayanan kesehatan reproduksi dan jika ya, metode atau prosedur apa yang diplih dan didapatkannya. Piagam IPPF tentang hak hak reproduksi dan Seksual : 1. Hak untuk hidup 2. Hak untuk mendapatkan kebebasan dan keamana 3. Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi 4. Hak privasi
  • 53. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 51 5. Hak kebebasan berfikir 6. Hak atas informasi dan edukasi 7. Hak untuk meilih menikah atau tidak serta untuk membentuk sebuah keluarga 8. Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan pnya anak 9. Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan 10. Hak untuk menikmati kemjuan ilmu pengetahuan 11. Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam arena politik 12. Hak untuk terbebas dari kesakitan dann kesalahan pengobatan (sss. Ippf. org/charter) Di indonesia seringkali hukum dan kebijakan tidak berpihak pada perempuan. Seperti halnya Undang Undang No 10 tahun 1992, perlunya ijin tertulis dari suami untuk pemasangan IUD. Begitu juga dengan Undang undang perkawinan Nomor 1/1974 juga tidak memeberikan perlindungan kepada hak hak reproduksi perempuan ayat 4 pada undang undang ini mengijinkan suami untum memiliki lebih dari satu istrti bila istroinya tidak dapat hamil, padahal tidak terjadinya kehamilan belum tentu akibat kemandulan istriinya. Pemerintahan yang tidak memenuhi hal perempuan muda akan [endidikan , peayanan kesehatan dan sosial dapat dikatakan melanggar hak hak reproduksi perempuan. Perkembangan Hak Asasi Perempuan Pemerintah Indonesia yang sebelumnya telah meratifikasi Konvensi Penghapusan Segalan Bentuk Diskriminasi terhadap perempuan melalui UU nomor 7 tahun 1984, bertanggung jawab untuk secara simultan melaksanakan peraturan peraturan di bawah UU tersebut. Hak hak tersebut lebih ke arah hak hak sipil dan politis misalnya: hak untuk hidup, ekonomi, sosial, dan budaya misalnya mendapatkan pendidikan, bekerja dan stdnar hidup yang sehat fisik dan mentak
  • 54. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 52 Dalam setiap hak, pemerintah mempunyai 3 tingkat peraturan:” - Menghormati HAM yang berarti pemerintah tidak melakukan kekerasan - Melindungi HAM yang berarti pemerintah membuat suatu hukum yang mengatur mekanisme untuk melindungi dari kekerasan - Memenuhi HAM yang berarti pemerintah mengambil suatu tindakan yang bertahap dan ditempatkan dalam sutu perturan yang prosedural dalam suatu institusi. Pada refleksi lima tahun pertama pelaksanaan Deklarasi Beijing (1995-2000) pemeintah Indonesia mencatat sejumlah besar advokasi yang dilakukan berbaai pihak, baik di tingkat lokal, nasional maupu internasional yang pada akhirnya terbentuklah instititusi baru dan menerbitkan beebrapa undang undang No 39 /1999 tentang hak asasi manusia.Pada UU tersebut untuk pertama kalinya secara hukum dinyatakan bahwa hak hak perempuan sebagai hak asasi manusia termasuk hal politik perempuan. Dalamperkembnagannya, tercatat ada dua undang undang yang diterbitkan untguk menjm,in perlindungan hukumd an penegakan hak asasi perempuan y Akni UU no 12/2003 tentang pemilu dan UU No 23/2004 tentang penghapusan kekerasan dalam Rumah Tangga (Forum NGO Indoesia untuk BPFA+10, 2005. Sebagai komitmen pemerintah Indonesia di tingkat internasional diterbitkan pemebntukan institusi yang terkait dengan pelaksanaan komitmen tersebut, yaitu : 1. Kebijakan untu mempertahankan keberadaan kementrian pemberdayaan perempuan pada setiap periode cabinet pemerintahan hingga saaat ini 2. Membentuk kOmisi Nasional Anti kekerasan terhdap perempuan 3. Menerbitkan Kebijakan Negara untuk pengarus utamaan Gender dalam prencanaan pembanguinan melalui insstruksi presiden nomor 9 tahun 2000.
  • 55. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 53 Hak reproduksi adalah bagian dari Hak Asasi Manusia yang harus dihormati dan dipenuhi. Pelayanan kebidanan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi harus memperhatuikan hak hak reproduksi dalam pelayanannya dengan memeprthatikan kebutuhan dan sumber daya yang ada. Pelanggaran terhadap kesehatan reproduksi berarti tidak menghargai Hak Asasi Manusia dan dapat dikenai sangsi hukum. Rangkuman
  • 56. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 54 Untuk mengukur tingkat pemahaman anda pada materi yang telah anda pelajari, sekarang jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilik salah satu pilihan jawaban yang anda anggap paling benar. 1. Tidak termasuk Hak hak reproduksi menurut ICPD Kairo tahun 1994 adalah : a. Hak pasangan dan individu untuk menetukan secara bebas dan bertanggng jawab baik jumlah dan jarak anak b. Hak untuk mendapat pelayanan dan informasi kesehatan seksual c. Hak untuk untuk terbebas dari diskriminasi, paksaan dna kekerasan d. Hak memahami institusi 2. Hak hak warga Negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah adalah : a. Hak hak sipil dan politik b. Hak mendapat pekerjaan c. Hak untuk makan d. Hak untuk minum 3. Bentuk konkrit bahwa Pemerintah mempunyai tingkatan dalam memenuhi HAM, yaitu : a. Peraturan mengenai pengaduan terhadp kekerasan yang dialami b. Menghormati HAM Tes Formatif
  • 57. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 55 c. Melaindungi HAM d. Hak hak ekonomi 4. Contoh komitmen pemerintah Indonesia di tingkat internsional terhadap HAk asasi perempuan aadalah : a. Mempertahankan kementrian pemberdayaan Perempuan b. Mempertahankan kemetrian pemuda dan Olah raga c. Pelayanan Kelarga Berencana d. Pelayanan Kontrasepsi Darurat 5. Hak hak yang digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan, gender dan kesehatan reproduksi dan seksual adlaah : a. Hak untuk kesetaraan dalam perkawinan dan perceraian b. Hak informasi c. Hak Pendidikan d. Hak Untuk Kenyamanan 6. Bentuk konkrit hak hak reproduksi dalam pelayanan Kelauraga berencana adalah : a. Informed consent pada pelayanan KB b. Kebutuhan klien sesuai dengan keinginan dan nilai nilai bidan c. Perempuan berhak untuk memutuskan di bawah tekanan suami d. Metode atau prosedur apa yang dipilih sesuai keinginan dokter.
  • 58. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 56 7. Pemenuhan hak hak reproduksi bagi setiap individu untuk memperoleh haknya tanpa diskriminasi yang diselenggarakan pemerintah, tampak pada kondisi di bawah ini kecuali : a. Tidak terpenuhinya hak atas pendidikan b. Pelayanan kesehatan dan social yang menyebbakan kematian ibu c. Pasangan dan individu berhak untuk memutuskan apakah dan kapan mereka ingin memiliki anak d. Paksaan dan kekersana pada peremuan dan laki laki 8. Hak hak warga Negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah adalah : a. Hak hak sipil dan politik b. Hak mendapat pekerjaan c. Hak untuk makan d. Hak untuk minum 9. Hak-hak reproduksi dan Seksual dalam IPPF : a. Hak untuk memilih menikah sesuai keinginan orang dewasa b. Hak atas perbedaan layanan dan proteksi kesehatan c. Hak untuk diskriminasi d. Hak untuk kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam arena politik 10. Komitmen pemerintah Indonesia di tingkat internasional diterbitkan pemebntukan institusi yang terkait dengan pelaksanaan komitmen tersebut, yaitu : a. Kebijakan untuk mempertahankan keberadaan kementrian
  • 59. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 57 pemberdayaan perempuan hingga saaat ini b. Membentuk kOmisi Nasional kekerasan terhdap perempuan c. Menerbitkan Kebijakan Negara untuk menghapus Gender dalam prencanaan pembanguinan d. Ketidaktegasan dalam hukum Lakukanlah identifikasi hak hak reproduksi perempuan yang sudah dipenuhi dan factor factor yang menyebabkannya terpenuhi? Tugas
  • 60. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 58 Selamat Anda telah berhasil mempelajari Modul ini. Dari modul ini Anda telah mempelajari 1) sejarah kesehatan reproduksi dan pengertiannya, 2) mengetahui siklus hidup dan kaitannya dengan hak hak reproduksi, 3) mengidentifikasi berbagai elemen kesehatan reproduksi dalam system kesehatan masyarakat Indonesia, 4) Hak asasi hubungan dengan hak reproduksi. Kesehatan Reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Secara internasional kesehatan reproduksi telah menjadi bagian dari Hak Asasi manusia dan setiap Negara berkewajiban agar setiap warga Negara mendapatkan pelayanan kesehatan reproduk yang baik.Pelaksanaan Kesehatan Reproduksi menggunakan pendekatan siklus hidup (life-cycle approch) agar diperoleh sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang jelas dan dilaksanakan secara terpadu serta berkualitas dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan dengan bertumpu pada program pelayanan yang tersedia. Banyak factor yang menyebabkan kesehatan seseorang tidak baik, dianataranya status pendidikan, status ekonomi, sarana pelayanan kesehatan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Ada 10 elemen pelayanan KR yang ditetapkan pada ICPD Kairo untuk mengatasi msalah berkaitan dengan ogan reproduksi dan fungsinya pada laki laki dan perempuan. Seseorang bisa mengalami masalah KR lebih dari satu pada waktu yang bersamaan. Misal ibu yang memeriksakan kehamilannya bisa saja merupakan korban KDRT dan mengidap Infeksi Saluran Reproduksi (ISR). Dalam sistem kesehatan, bidan yang sensitif akan menerapkan paket KR dan memberikan penanganan yang lebih dari sekedar pelayanan prenatal, tetapi juga memerlukan dengan penanganan kekerasan dan ISR. Idealnya ke 10 elemen harus diberikan di setiap tingkatan sistem kesehatan, namun banyak negara miskin menghadapi kendala mengenai pembiayaan penyelengagaraan pelayanan tersebut. Sekarang bertanyalah kepada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi yang dibahas dalam modul ini. Jika belum pelajari sekali lagi, terutama pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Jika sudah bersegeralah menghubungi dosen yang mengampu mata kuliah ini untuk meminta tes akhir modul. Selamat dan sukses selalu Glosarium
  • 61. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 59 YPKP dan Pusdiknakes , 2010, Modul Mahasiswi Perspektif Gender & HAM dalam Asuhan Kebidanan Komunitas Pedoman opersional Pelyanan Terpadu Kesehatan reproduksi di Puskesmas. Depkes dan UNFPA. 2002. Jakarta Kesehatan reproduksi remaja (KRR). 2000. BKKBN. Jakarta Daftar Pustaka
  • 62. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 60 KUNCI JAWABAN KB 1 1. B 2. D 3. C 4. D 5. C 6. A 7. B 8. D 9. D 10. A KUNCI JAWABAN KB 2 1. B 2. D 3. C 4. A 5. D 6. D 7. D 8. B 9. A 10. B KUNCI JAWABAN KB 3 1. B 2. C 3. B 4. C 5. B 6. D 7. C 8. D 9. C 10. A KUNCI JAWABAN KB 4 1. D 2. A 3. A 4. A 5. A 6. A 7. C 8. A 9. D 10. A Kunci Jawaban
  • 63. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 61 Waktu: 90 menit Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas 1. Jelaskan 5 target baru ICPD+5 2. KemukakanhakhakreproduksidiIndonesiayangtelahmenjadikesepakatan internasional 3. Jelaskan Pelayanan kesehatan reproduksi dalam konteks pelayanan kesehtan dasar 4. Keadaan yang berpengaruh buruk terhadap Kesehatan Remaja termasuk Kesehatan Reproduksi Remaja. 5. Berikan contoh bentuk pemenuhan Hak hak reproduksi di Indonesia 6. Masalah kesehatan reproduksi sangat kompleks salah satunya dari pendidikan. Berikan contoh dan penjelasan masalah pendidikan yang berdampak thd kesehatan reproduksi 7. Berikan contoh masalah seksualitas pada remaja dalam kesehatan reproduksi 8. Berikan 5 dampak Akibat hubungan seks pranikah bagi remaja 9. Hal hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegaiatan Keluarga Berencana adalah... 10. Identifikasi 4 area kritis kepedulian yang dianggap sebagai penghambat utama kemajuan kaum perempuan Tes Akhir Modul
  • 64. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 62 1. ICPD +5 menetapkan target baru untukmnegukur penerapan ICPD yaitu : a. Akses terhadap pendidikan dasar pada tahun 2015. Meningkatnya keikutsertaan anak laki laki dan perempuan di sekolah dasar hingga sekurang kurangnya 90% sebelum 2010 serta menurunkan angka buta huruf pada perempuan dan anak perempuan pada tahun 1990 hingga setengahnya pada tahun 2005. b. Semua fasilitas kesehatan menyediakan metode metode KB yang aman dan efektif, pelayanan kebidanan, pencegahan dan penanganan infeksi menular seksual, serta metode pelindung untuk mencegah infeksi baik secara langsung maupun rujukan. c. Mengurangi kesenjangan anatara pemekaian kontrasepsi dengan proporsi individu yang ingin membatasi jumlah anak atau menjarangkan kehamilan tanpa menggunakan target atau kuota d. Memastikan bahwa sekurangnya 60% persaliann ditolong oleh tenaga terlatih, terutama di Negara Negara dengan kemtian ibu yang tinggi. e. Pelayanan pencegahan HIV untuk laki laki dan perempuan muda usia 15-24 tahun. Termasuk penyediaan kondom secara sukarela, konseling dan tindak lanjut 2. hak hak reproduksi dan Seksual : a. Hak untuk hidup b. Hak untuk mendapatkan kebebasan dan keamana c. Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk diskriminasi d. Hak privasi e. Hak kebebasan berfikir Kunci Jawaban Tes Akhir Modul
  • 65. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 63 f. Hak atas informasi dan edukasi g. Hak untuk meilih menikah atau tidak serta untuk membentuk sebuah keluarga h. Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan pnya anak i. Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan j. Hak untuk menikmati kemjuan ilmu pengetahuan k. Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam arena politik l. Hak untuk terbebas dari kesakitan dann kesalahan pengobatan 3. Pelayanan kesehatan reproduksi dalam konteks pelayanan kesehtan dasar mencakup elemen elemen berikut : a. Pelayanan dan konseling, informasi edukasi dan komuniaksi KB yang berkualitas b. Pelayanan prenatal, persalinan dan post partum yang aman, termasuk menyusui c. Pencegahan dan pengobatan kemandulan d. Pencegahan dan penanganan aborsi tidak aman e. Pelayanan aborsi aman, bila tidak menlanggar hukum f. Pengiabatan ISR, IMS dan kondisi lain dalam sistem reproduksi g. Informasi dan konseling mengenia seksualitas, menjaid orangtua yang bertanggung jawab serta kesehatan reprosuksi dan seksual h. Pencegahansecaraaktifpraktikpraktikberbahayasepertisunatperempuan/ multilasi kelamin i. Pelayanan rujukan uintuk komplikasi KB, kehamilan, persalinan, dan aborsi, kemandulan, ISR, IMS dan HIV AIDS, serta kanker kandungan
  • 66. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 64 j. Jika mungkin program KR dan KB harus meliputi fasilitas diagnosis dan pengobatan IMS sering dengan meningkatnya risiko penularan HIV. (Alcala, 1994) 4. Keadaan yang berpengaruh buruk terhadap Kesehatan Remaja termasuk Kesehatan Reproduksi Remaja., yaitu Masalah gizi , pendidikan, Masalah lingkungan dan pekerjaan, Masalah seks dan seksualitas, Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja 5. Contoh : tidak terpenuhinya hak atas pendidikan, pelayanan kesehatan dan social yang menyebbakan kemtian ibu. Hk hak reproduksi berarti pasangan dan individu berhak untuk memutuskan apakah dan kapan mereka ingin memiliki anak tanpa diskriminasi, paksaan dan kekersana. Hak hak reprodksi berlaku untuk semua peremuan dan laki laki dewasa tanpa memandang statuskewarganegaraan. Mereka berhak untuk mengetahui tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi serta pelayanannya termasuk pengaturan kesuburan. 6. Masalah pendidikan • Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses terhadap informasi yang dibutuhakannya; serta mungkin kurang mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk kesehatan dirinya • Pendidkanrendahdapatmengakibatkanremaja kurangmampu memenuhii kebutuhan fisik dassar ketika berkeluarga, dan hal ini akan berpengaruh buruk terhadap derajat kesehatan diri dan keluarga. 7. Masalah seks dan seksualitas • Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tenatng masalah seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar.
  • 67. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 65 • Kurangnya bimbingan untuk berdikap positif dalam hal yang berkaitan dengan seksualitas. • Penyalah gunaan dan ketergantungan NAPZA, yang mengarah kepada menularan HIV?AIDS melalui jarum suntik dan melalui hubungan seks bebas. Masalah ini semakin mengkhatirkan dewasa ini. • Penyalah gunaan seksual • Kehamilan remaja • Kehamilan pranikah/luar ikatan pernikahan 8 Akibat hubungan seks pranikah bagi remaja • Remaja pria menjadi tidak perjaka, dan remaja wanita tidak perawan • Menambah resiko tertukar penyakit menular seksual (PMS), seperti: gonore (GO), sifilis, Herpes simpleks (genitalis), Clamidia, Kondiloma akuminata, HIV/AIDS. • Remaja puteri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan yang tidak aman, infeksi organ-organ reproduksi, anemia, kemandulan dan kematian karena perdarahan atau keracunan kehamilan. • Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan masa depan). • Kemungkinan hilangnya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan kesempatan bekerja. • Melahirkan bayi yang kurang/tidak sehat. • Pelayanan KB Sangat berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak tepat waktu. 9. PelayananKeluargaBerencanasebagaibagianpemenuhanhakdalamkesehatan reproduksi penting untuk memperhatiakn:
  • 68. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 66 a. prioritas pelayanan KB diberikan terutama kepada pasangan usia subur yang isterinya mempunyai keadaan “4 terlalu” yaitu terlalu muda (usia kurang dari 20 tahun), terlalu banyak anak (lebih dari 3 orang), terlalu dekat jarak kehamilan ( kurang dari 2 tahun), dan terlalu tua (lebih dari 35 tahun). b. Tanggung jawab dalam kesertaan ber-KB merupakan tanggung jawab bersama antara suazi dan misteri. Sayangnya, pada saat ini hanya 1,1% suazi yang berpartisipasi aktif dalam ver-KB, padahal tersedia juga alat/ metoda kontrasepsi untuk pria c. Setiap metoda kontrasepsi mempunyai keuntungan dan kelemahan masing-masing. Setiap klien berhak untuk mendapat informasi mengenai hal ini, sehingga dapat mempertimbangkan metoda yang paling cocok bagi dirinya. d. Pelaksana pelayanan KB wajib memberikan nasihat tentang metoda yang paling cocok sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan kepada klien. Dengan demikian, klien akan lebih mudah menentukan pilihannnya. e. Klien juga harus diberi informasi tentang kontra indikasi pemakaian berbagai metoda kontrasepsi. Pelaksana pelayanan KB perlu melakaukan skrining atau penyaringan melalui pemeriksaan fisik terhadap klien untuk memastikan bahwa tidak terdapat kontra indikasi dalam pemakaian metoda kontrsepsi yang akan dipilih. Khusus untuk tindakan operatif diperlukan surat pernyataan setuju (informed concent) dari klien. 10. 4 area kritis kepedulian yang dianggap sebagai penghambat utama kemajuan kaum perempuanm yaitu : a. Kemiskinan. Jumlah perempuan yang hidup dalam kemiskinan lebih banyak dibandingkan laki laki karena terbatasnya akses perempuan thd sumber sumber ekonomi. Misalnya lapangan pekerjaan, kepemilikan harta benda dan pelatihan serta pelayanan masyarakat, misalnya kesehatan b. Pendidikan dan pelatihan. Pendidikan merupakan HAM dan sarana penting untk mencapai kesetaraan, pengembangan dan perdamaian. Namun anak perempuan masih mengalami diskriminasi akses pandangan
  • 69. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 67 budaya, pernikahan dna kehamilan dini, keterbatasan akses pendidikan dan materi pendidikan yang bias gender. c. Kesehatan. Kesehatan perempuan mencakup kesejahteraan fisik dan emposi mereka, yang tidak hanya dipengaruhi oleh konteks social, politik dan ekonomi. Tercapainya standar kesehatan fisik tertinggi penting baginkehidupan dan kesejahteraan perempuan. Hal ini mendukung perempuan untuk berpartsisipasi baik di masysrakat maupun dalam kehidupan pribadinya. Hak kesehatan permpuan harus terpenuhi secara adil sepanjang siklus hidupnya. d. Kekerasan.Perempuandananakperempuanmerupakansubyekkekerasan fisik, seksual dan psikologis yang terjadi tanpa dibatasi oleh status social ekonomi dan budayanya baik di kehidupan pribadi maupun masyarakat. Segala betuk kekerasan berarti melanggar, merusak atau merenggut kemerdekaan perempuan untuk menikmati hak asasinya.