SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Semester 02
Kegiatan Belajar II
Komunikasi dalam Keperawatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
Prodi Keperawatan
Tri Anjaswarni, SKP. M.Kep
http://images.harianjogja.com/2013/02/nenek1.jpg
Penerapan Komunikasi Terapeutik
Pada Dewasa dan Lanjut Usia
Permasalahan dan Perkembangan
Komunikasi orang Dewasa
http://1.bp.blogspot.com/-Z-gpKG8VnF4/UFDYWXBdrVI/AAAAAAAAB18/jUYaWFOD_L4/s1600/P4150074.JPG
Dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan
sesuatu yang baru untuk merubah tingkah lakunya dengan
cepat. Orang dewasa, kalau ia sendiri yang ingin belajar hal
baru maka dia akan terdorong mengambil langkah untuk
mencapai sesuatu yang baru itu.
Sikap komunikasi Pada
Orang Dewasa
http://2.bp.blogspot.com/--o4RN-Ct5pg/Tvm5jz6he1I/AAAAAAAAADQ/lb6Vao-V1Sw/s1600/2_men_talking_silouette.jpg
1. Orang dewasa / lansia melakukan komunikasi berdasarkan
pengetahuan / pengalamannya sendiri.
2. Berkomunikasi pada orang dewasa / lansia harus melibatkan
perasaan dan pikiran
3. Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling
memberi pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan
tanggapannya mengenai suatu masalah
Suasana Komunikasi
Pada Orang Dewasa dan
Lansia
http://2.bp.blogspot.com/_irWjshCRmds/TSqg22GmY2I/AAAAAAAAA7Q/Vi6prcZO5SM/s1600/Respect.jpg
Disamping sikap, kita juga harus memperhatikan atau mampu
menciptakan suasana yang dapat mendorong efektifitas komunikasi
pada kelompok usia dewasa maupun lansia. Sikap tersebut antara lain:
Suasana hormat menghormati, Suasana Saling Menghargai,
Suasana Saling Percaya, Suasana Saling Terbuka
http://english.people.com.cn/mediafile/200905/14/P200905140943591537323032.jpg
Orang dewasa yang sakit dan dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak
berdaya, tidak aman dan tidak mampu ketika dikelilingi oleh tokoh-
tokoh yang berwenang. Status kemandirian mereka telah berubah
menjadi status dimana orang lain yang memutuskan kapan mereka
makan dan kapan mereka tidur
Teknik Komunikasi Pada
Orang Dewasa dan
Penerapannya
http://ptfi.co.id/media/images/banner/photo-gallery/kuala-033.jpg
Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara.
Dengan penyampaian langsung maka klien akan lebih mudah untuk
menerima penjelasan yang disampaikan. Penggunaan telepon atau
media komunikasi lain misalnya tulisan akan dapat menimbulkan salah
persepsi karena tidak ada feedback untuk mengevaluasi secara langsung
1
http://ptfi.co.id/media/images/banner/photo-gallery/kuala-033.jpg
Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara
perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada
yang mendominasi. Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga
klien ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Teknik ini
menekankan pada hubungan saling membantu a (helping-Relationship)
2
http://ptfi.co.id/media/images/banner/photo-gallery/kuala-196.jpg
Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung, maksudnya
komunikasi timbal balik dapat meminimalkan kemungkin terjadinya salah
persepsi
3
http://ptfi.co.id/media/images/banner/photo-gallery/kuala-196.jpg
Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis.
4
Karakteristik Usia Lanjut
http://medicarteoncologia.com/wp-content/uploads/2013/08/1370370755_515918060_1-Gambar-Penyalur-Baby-Sitter-Nanny-Governess-dan-Perawat-Lansia.jpg
Lanjut usia (Lansia) adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang yang dikarunia usia panjang. Lanjut usia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir
dari fase kehidupannya.
http://intisari-online.com//media/images/7349_lansia_butuh_perawatan_tiga_kali_lipat_pada_2050.jpg
Permasalahan lansia terkait dengan komunikasi, pada umumnya terjadi
akibat kemunduran fisik, mental, dan sosial, kondisi penyakit,
produktivitas kerja menurun, hubungan dan komunikasi terbatas.
Adanya keterbatasan komunikasi pada lansia yang diakibatkan proses
menua (aging process) mengharuskan perawat memahami kondisi
tersebut
http://3.bp.blogspot.com/_8x_-qjkpeD4/SdBwBdTbndI/AAAAAAAAADA/kiUYGeusXX0/s1600/anak+autis.jpg
1. Mudah jatuh
2. Mudah lelah
3. Nyeri dada
4. Kekacauan mental
5. Sesak nafas pada waktu
melakukan kerja fisik
6. Berdebar-debar (palpitasi)
7. Pembengkakan kaki bagian
bawah
8. Nyeri pinggang atau
punggung
9. Nyeri pada sendi pinggul
10. Berat badan menurun
11. Sukar menahan buang air kecil
(sering ngompol)
12. Sukar menahan buang air besar
13. Gangguan sulit tidur
14. Keluhan perasaan dingin
15. Kesemutan pada anggota badan
16. Mudah gatal-gatal
17. Keluhan pusing-pusing
18. Sakit kepala
KarakteristikLansia
Perkembangan
Komunikasi Pada Lansia
http://cdn4.islampos.com/wp-content/uploads/2012/12/jamaah-lansia-1.jpg
Perubahan neurologis & sensorik, perubahan visual dan pendengaran
menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
Disamping itu, hal yang menyebabkan kesulitan komunikasi pada lansia
adalah perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia,
kemampuan belajar, daya memori dan motivasi klien.
Faktor-factor yang
Mempengaruhi
Komunikasi Pada Lansia
http://3.bp.blogspot.com/_8x_-qjkpeD4/SdBwBdTbndI/AAAAAAAAADA/kiUYGeusXX0/s1600/anak+autis.jpg
Faktor klien meliputi; kecemasan, penurunan sensori (penurunan
pendengaran dan penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap
missal kepedulian terhadap kebugaran tubuh, kehilangan reaksi,
mengulangi kehidupan, takut kehilangan control dan kematian)
1
http://images.solopos.com/2013/07/pengobatan-gratis-solo-110713-Maulana-Surya-solopos.jpg
Faktor Perawat meliputi ; Perilaku perawat terhadap lansia dan ketidak
pahaman perawat
2
http://www.fithealthinfo.com/wp-content/uploads/2013/06/hearing-loss.jpg
Faktor lingkungan, lingkungan yang bising dapat menstimulasi
kebingungan lansia dan terganggunya penerimaan pesan yang
disampaikan.
3
Hambatan Komunikasi
Pada Lansia & Cara
Mengatasinya
http://sehatkufreemagazine.files.wordpress.com/2012/08/tips-tetap-sehat-segar-bugar-dan-fit-saat-berpuasa-bagi-usia-lanjut-lansia.png?w=493
Fungsi pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi,
suara yang mulai melemah dsb. Untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas berkomunikasi dengan lansia maka diperlukan penguasaan
terhadap cara-cara mengatasi hambatan komunikai.
http://ptfi.co.id/media/images/banner/photo-gallery/kuala-033.jpg
• Berdiri di depan klien jangan terlalu jauh dari lansia
• Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana
• Beri kesempatan bagi klien untuk berfikir.
• Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti
perkumpulan orang tua, kegiatan rohani.
• Berbicara pada tingkat pemahaman klien
Pendekatan komunikasi
terapeutik pada lansia
http://www.nursing360.com/wp-content/uploads/2013/03/nursing-care.jpg
Latar belakang budaya sering mempengaruhi klien lansia untuk
mempersepsikan penyakit, kesediaan untuk mengikuti aturan rencana
perawatan dan pengobatan. Untuk mengurangi pengaruh negatif atau
mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi maka diperlukan
komunikasi yang efektif antara perawat dan klien
http://3.bp.blogspot.com/_8x_-qjkpeD4/SdBwBdTbndI/AAAAAAAAADA/kiUYGeusXX0/s1600/anak+autis.jpg
• Waktu ekstra diberikan mengingat ada beberapa lansia yang
kemungkinan cara berkomunikasi kurang baik, kurang fokus sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama
• Klien lansia ingin merasakan bahwa perawat menyediakan waktu
yang berkualitas untuk klien. 60 detik pertama adalah waktu untuk
menciptakan kesan pertama dengan penuh perhatian
Tips
http://3.bp.blogspot.com/_8x_-qjkpeD4/SdBwBdTbndI/AAAAAAAAADA/kiUYGeusXX0/s1600/anak+autis.jpg
• Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri ,
menjelaskan tujuan dan lama wawancara.
• Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan
dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal
• Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar
belakang sosiokulturalnya
Komunikasi
Yang Dilakukan Perawat
http://3.bp.blogspot.com/_8x_-qjkpeD4/SdBwBdTbndI/AAAAAAAAADA/kiUYGeusXX0/s1600/anak+autis.jpg
• Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia
kesulitan dalam berfikir abstrak
• Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan
memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung,
duduk dan menyentuh pasien.
• Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda
kepribadian pasien dan distress yang ada.
Komunikasi
Yang Dilakukan Perawat
Teknik Komunikasi Pada
Lansia
http://www.micro-logic.ro/images/uploaded/welcome%20hand.gif
Asertif adalah menyatakan dengan sesungguhnya, terima klien apa
adanya. Perawat bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli
dan sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan klien serta
berusaha untuk mengerti / memahami klien
Tehnik Asertif
http://www.lssi.org/service/Images/SSN_SkilledNursing.jpg
Teknik ini merupakan bentuk perhatian perawat kepada klien yang
dilakukan secara aktif untuk memberikan ketenangan klien.
Berespon berarti bersikap aktif, tidak menunggu permintaan dari
klien.
Responsif
http://marthaemacdonald.files.wordpress.com/2012/11/2-21-caring-nurse.jpg
Sehubungan dengan hal tersebut maka perawat harus tetap fokus
pada topik pembicaraan dan mengarahkan kembali komunikasi
lansia pada topik untuk mencapai tujuan terapi. Sikap ini merupakan
upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi
yang diinginkan.
Fokus
http://omnitechsupporter.com/wp-content/uploads/2012/11/q22.jpg
Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah.
Perubahan ini perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien
lansia dengan cara memberikan dukungan (suportif).
Suportif
http://media2.s-nbcnews.com/j/MSNBC/Components/Photo/_new/g-hth-111216-chart-1p.grid-6x2.jpg
Klarifikasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan ulang atau
meminta klien memberi penjelasan ulang dengan tujuan
menyamakan persepsi.
Klarifikasi
http://soleh.net/wp-content/uploads/2013/07/ikhlas-1024x687.jpg
Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan
seperti kekanak-kanakan. Perubahan ini harus disikapi dengan sabar
dan ikhlas agar hubungan antara perawat dengan klien lansia dapat
efektif dan terapeutik
Sabar & Ikhlas

More Related Content

Viewers also liked

Modul 2 kb 4 pelaksanaan dan evaluasi keperawatan lansia
Modul 2 kb 4 pelaksanaan dan evaluasi keperawatan lansiaModul 2 kb 4 pelaksanaan dan evaluasi keperawatan lansia
Modul 2 kb 4 pelaksanaan dan evaluasi keperawatan lansiaUwes Chaeruman
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan pjj_kemenkes
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan pjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 1 komunikasi
Modul 1 kb 1 komunikasiModul 1 kb 1 komunikasi
Modul 1 kb 1 komunikasipjj_kemenkes
 
Metode Pendidikan Kesehatan masyarakat
Metode Pendidikan Kesehatan masyarakatMetode Pendidikan Kesehatan masyarakat
Metode Pendidikan Kesehatan masyarakatpjj_kemenkes
 
Kb 1 as kep komunitas pada kelompok balita
Kb 1 as kep komunitas pada kelompok balitaKb 1 as kep komunitas pada kelompok balita
Kb 1 as kep komunitas pada kelompok balitapjj_kemenkes
 
Metode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi KesehatanMetode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Metode Pendidikan Kesehatan masyarakat
Metode Pendidikan Kesehatan masyarakatMetode Pendidikan Kesehatan masyarakat
Metode Pendidikan Kesehatan masyarakatpjj_kemenkes
 
Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Pendidikan Kesehatan MasyarakatPendidikan Kesehatan Masyarakat
Pendidikan Kesehatan MasyarakatRahma Setya
 
Modul 2 kb 1 metode dalam promosi kesehatan
Modul 2 kb 1 metode dalam promosi kesehatanModul 2 kb 1 metode dalam promosi kesehatan
Modul 2 kb 1 metode dalam promosi kesehatanUwes Chaeruman
 
Metode epidemiologi
Metode epidemiologiMetode epidemiologi
Metode epidemiologipjj_kemenkes
 
Modul 7 kb 1 asuhan keperawatan kebutuhan istirahat dan tidur
Modul 7 kb 1 asuhan keperawatan  kebutuhan istirahat dan tidurModul 7 kb 1 asuhan keperawatan  kebutuhan istirahat dan tidur
Modul 7 kb 1 asuhan keperawatan kebutuhan istirahat dan tidurpjj_kemenkes
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT pjj_kemenkes
 

Viewers also liked (20)

Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
Modul 4
Modul 4Modul 4
Modul 4
 
Arnau
ArnauArnau
Arnau
 
Modul 2 kb 4 pelaksanaan dan evaluasi keperawatan lansia
Modul 2 kb 4 pelaksanaan dan evaluasi keperawatan lansiaModul 2 kb 4 pelaksanaan dan evaluasi keperawatan lansia
Modul 2 kb 4 pelaksanaan dan evaluasi keperawatan lansia
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Modul 1 kb 1 komunikasi
Modul 1 kb 1 komunikasiModul 1 kb 1 komunikasi
Modul 1 kb 1 komunikasi
 
Metode Pendidikan Kesehatan masyarakat
Metode Pendidikan Kesehatan masyarakatMetode Pendidikan Kesehatan masyarakat
Metode Pendidikan Kesehatan masyarakat
 
Kb 1 komunikasi
Kb 1 komunikasiKb 1 komunikasi
Kb 1 komunikasi
 
Kb 1 as kep komunitas pada kelompok balita
Kb 1 as kep komunitas pada kelompok balitaKb 1 as kep komunitas pada kelompok balita
Kb 1 as kep komunitas pada kelompok balita
 
Metode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi KesehatanMetode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi Kesehatan
 
Metode Pendidikan Kesehatan masyarakat
Metode Pendidikan Kesehatan masyarakatMetode Pendidikan Kesehatan masyarakat
Metode Pendidikan Kesehatan masyarakat
 
Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Pendidikan Kesehatan MasyarakatPendidikan Kesehatan Masyarakat
Pendidikan Kesehatan Masyarakat
 
Modul 2 kb 2
Modul 2 kb 2Modul 2 kb 2
Modul 2 kb 2
 
Modul 2 kb 1 metode dalam promosi kesehatan
Modul 2 kb 1 metode dalam promosi kesehatanModul 2 kb 1 metode dalam promosi kesehatan
Modul 2 kb 1 metode dalam promosi kesehatan
 
3 kb 4 modul 3 gizi
3 kb 4 modul 3 gizi3 kb 4 modul 3 gizi
3 kb 4 modul 3 gizi
 
Metode epidemiologi
Metode epidemiologiMetode epidemiologi
Metode epidemiologi
 
Modul 7 kb 1 asuhan keperawatan kebutuhan istirahat dan tidur
Modul 7 kb 1 asuhan keperawatan  kebutuhan istirahat dan tidurModul 7 kb 1 asuhan keperawatan  kebutuhan istirahat dan tidur
Modul 7 kb 1 asuhan keperawatan kebutuhan istirahat dan tidur
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 

Similar to KOMUNIKASI LANJUT USA

Modul 2 kb 2 komunikasi efektif
Modul 2 kb 2 komunikasi efektifModul 2 kb 2 komunikasi efektif
Modul 2 kb 2 komunikasi efektifUwes Chaeruman
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektifpjj_kemenkes
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik  Pada RemajaPenerapan Komunikasi Terapeutik  Pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Remajapjj_kemenkes
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anakpjj_kemenkes
 
KB 2 Konseling dan Kelaiakan Medik
KB 2 Konseling dan Kelaiakan MedikKB 2 Konseling dan Kelaiakan Medik
KB 2 Konseling dan Kelaiakan Medikpjj_kemenkes
 
Kb 2 asuhan keperawatan isolasi sosial
Kb 2  asuhan keperawatan isolasi sosialKb 2  asuhan keperawatan isolasi sosial
Kb 2 asuhan keperawatan isolasi sosialpjj_kemenkes
 
Modul 3 kb 2 keperawatan bencana pada anak
Modul 3 kb 2 keperawatan bencana pada anakModul 3 kb 2 keperawatan bencana pada anak
Modul 3 kb 2 keperawatan bencana pada anakUwes Chaeruman
 
Kb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic careKb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic carepjj_kemenkes
 
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah lakuBuku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah lakudiba96jamal
 
Kb 3 asuhan keperawatan defisit perawatan diri
Kb 3 asuhan keperawatan defisit perawatan diriKb 3 asuhan keperawatan defisit perawatan diri
Kb 3 asuhan keperawatan defisit perawatan diripjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasipjj_kemenkes
 
Praktika komunikasi terapeutik
Praktika   komunikasi terapeutikPraktika   komunikasi terapeutik
Praktika komunikasi terapeutikpjj_kemenkes
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5Uwes Chaeruman
 
Modul 2 kb 2 peningkatan deteksi dini risiko atau komplikasi kebidanan
Modul 2 kb 2 peningkatan deteksi dini risiko atau komplikasi kebidananModul 2 kb 2 peningkatan deteksi dini risiko atau komplikasi kebidanan
Modul 2 kb 2 peningkatan deteksi dini risiko atau komplikasi kebidananpjj_kemenkes
 

Similar to KOMUNIKASI LANJUT USA (20)

Modul 2 kb 2 komunikasi efektif
Modul 2 kb 2 komunikasi efektifModul 2 kb 2 komunikasi efektif
Modul 2 kb 2 komunikasi efektif
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektif
 
Modul 2 kb 2
Modul 2 kb 2Modul 2 kb 2
Modul 2 kb 2
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik  Pada RemajaPenerapan Komunikasi Terapeutik  Pada Remaja
Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Remaja
 
Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
 
Kb 3.2
Kb 3.2Kb 3.2
Kb 3.2
 
KB 2 Konseling dan Kelaiakan Medik
KB 2 Konseling dan Kelaiakan MedikKB 2 Konseling dan Kelaiakan Medik
KB 2 Konseling dan Kelaiakan Medik
 
Askep tuna rungu
Askep tuna runguAskep tuna rungu
Askep tuna rungu
 
Kb 2 asuhan keperawatan isolasi sosial
Kb 2  asuhan keperawatan isolasi sosialKb 2  asuhan keperawatan isolasi sosial
Kb 2 asuhan keperawatan isolasi sosial
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
 
kb 2 proses menua
kb 2 proses menuakb 2 proses menua
kb 2 proses menua
 
Modul 3 kb 2 keperawatan bencana pada anak
Modul 3 kb 2 keperawatan bencana pada anakModul 3 kb 2 keperawatan bencana pada anak
Modul 3 kb 2 keperawatan bencana pada anak
 
Kb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic careKb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic care
 
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah lakuBuku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
Buku 1 , tajuk 7 kecelaruan emosi atau tingkah laku
 
Kb 3 asuhan keperawatan defisit perawatan diri
Kb 3 asuhan keperawatan defisit perawatan diriKb 3 asuhan keperawatan defisit perawatan diri
Kb 3 asuhan keperawatan defisit perawatan diri
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasi
 
Praktika komunikasi terapeutik
Praktika   komunikasi terapeutikPraktika   komunikasi terapeutik
Praktika komunikasi terapeutik
 
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5
Kb 1 komunikasi kebidanan modul 5
 
Modul 2 kb 2 peningkatan deteksi dini risiko atau komplikasi kebidanan
Modul 2 kb 2 peningkatan deteksi dini risiko atau komplikasi kebidananModul 2 kb 2 peningkatan deteksi dini risiko atau komplikasi kebidanan
Modul 2 kb 2 peningkatan deteksi dini risiko atau komplikasi kebidanan
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfMeboix
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 

Recently uploaded (16)

dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 

KOMUNIKASI LANJUT USA

Editor's Notes

  1. Selamat berjumpa para mahasiswa pendidikan jarak jauh, DIII prodi Keperawatan semester 2 pada Modul 2 mata kuliah Komunikasi dalam keperawatan, dengan pokok bahasan ”Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada dewasa dan tingkat lanjut” Selamat Belajar !
  2. Permasalahan dan Perkembangan Komunikasi orang Dewasa
  3. Erikson (1985) dalam Stuart & Sundeen (1998), menjelaskan bahwa pada orang dewasa terjadi perkembangan psikososial yaitu intimasi vs isolasi. Orang dewasa sudah mempunyai sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk merubahnya. Dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru untuk merubah tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa, kalau ia sendiri yang ingin belajar hal baru maka dia akan terdorong mengambil langkah untuk mencapai sesuatu yang baru itu.
  4. Sikap komunikasi Pada Orang Dewasa
  5. Berdasarkan perkembangan komunikasi pada orang dewasa dan permasalahan yang terjadi, maka agar tercapai komunikasi yang efektif terutama dalam melaksanakan pelayanan keperawatan, perlu menunjukkan dan menerapkan sikap-sikap terapeutik. Orang dewasa / lansia melakukan komunikasi berdasarkan pengetahuan / pengalamannya sendiri. Berkomunikasi pada orang dewasa / lansia harus melibatkan perasaan dan pikiran Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu masalah
  6. Suasana Komunikasi Pada Orang Dewasa dan Lansia
  7. Disamping sikap, kita juga harus memperhatikan atau mampu menciptakan suasana yang dapat mendorong efektifitas komunikasi pada kelompok usia dewasa maupun lansia. Upayakan penciptaan suasana komunikasi yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Sikap tersebut antara lain: Suasana hormat menghormati, Suasana Saling Menghargai, Suasana Saling Percaya, Suasana Saling Terbuka
  8. Orang dewasa yang sakit dan dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak berdaya, tidak aman dan tidak mampu ketika dikelilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang. Status kemandirian mereka telah berubah menjadi status dimana orang lain yang memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan pengalaman yang mengancam dirinya, dimana orang dewasa tidak berdaya dan cemas dan ini dapat terungkap dalam bentuk kemarahan dan agresi.
  9. Teknik Komunikasi Pada Orang Dewasa dan Penerapannya
  10. Dalam setiap anda berkomunikasi, mulai pada tingkat usia bayi-anak sampai dewasa dan lansia teknik tersebut harus digunakan secara kombinasi. Akan tetapi secara khusus Anda harus menguasai teknik-teknik yang membedakan pada kelompok usia tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangannya. Berikut ini teknik komunikasi yang secara khusus yang harus Anda terapkan saat berkomunikasi dengan orang dewasa: Yang pertama Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan penyampaian langsung maka klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan yang disampaikan. Penggunaan telepon atau media komunikasi lain misalnya tulisan akan dapat menimbulkan salah persepsi karena tidak ada feedback untuk mengevaluasi secara langsung
  11. Kedua Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada yang mendominasi. Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga klien ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Teknik ini menekankan pada hubungan saling membantu a (helping-Relationship)
  12. Ketiga Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada yang mendominasi. Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga klien ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Teknik ini menekankan pada hubungan saling membantu a (helping-Relationship)
  13. Terakhir Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis. Orang dewasa memiliki pengetahuan, pengalaman, sikap dan ketrampilan yang menetap dan sukar untuk dirubah dalam waktu singkat. Memberi motivasi dan memberdayakan pengetahuan/pengalaman dan sikap yang sudah dimiliki adalah hal yang penting untuk melakukan komunikasi dengan orang dewasa dalam rangka merubah perilakunya.
  14. Karakteristik Usia Lanjut
  15. Lanjut usia (Lansia) adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang. Lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia dikategorikan dalam tiga aspek yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).
  16. Permasalahan lansia terkait dengan komunikasi, pada umumnya terjadi akibat kemunduran fisik, mental, dan sosial, kondisi penyakit, produktivitas kerja menurun, hubungan dan komunikasi terbatas. Adanya keterbatasan komunikasi pada lansia yang diakibatkan proses menua (aging process) mengharuskan perawat memahami kondisi tersebut. Asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien lanjut usia diharapkan mempertimbangkan karakteristik, faktor yang mempengaruhi komunikasi, hambatan dalam komunikasi yang harus sudah diantisipasi dengan pendekatan dan teknik-teknik komunikasi terapeutik tertentu.
  17. Tabel berikut menjabarkan karakteristik lanjut usia
  18. Perkembangan Komunikasi Pada Lansia
  19. Perubahan neurologis & sensorik, perubahan visual dan pendengaran. Perubahan-perubahan tersebut dapat menghambat proses penerimaan & interpretasi terhadap maksud komunikasi. Perubahan ini juga menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Disamping itu, hal yang menyebabkan kesulitan komunikasi pada lansia adalah perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia, kemampuan belajar, daya memori dan motivasi klien.
  20. Faktor-factor yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Lansia
  21. Yang pertama Faktor klien meliputi; kecemasan, penurunan sensori (penurunan pendengaran dan penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap missal kepedulian terhadap kebugaran tubuh, kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan, takut kehilangan control dan kematian)
  22. Yang kedua Faktor Perawat meliputi ; Perilaku perawat terhadap lansia dan ketidak pahaman perawat
  23. Yang terakhir Faktor lingkungan, lingkungan yang bising dapat menstimulasi kebingungan lansia dan terganggunya penerimaan pesan yang disampaikan.
  24. Hambatan Komunikasi Pada Lansia & Cara Mengatasinya
  25. Hambatan komunikasi yang efektif pada lansia berhubungan dengan keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses menua (aging process), antara lain fungsi pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi, suara yang mulai melemah dsb. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas berkomunikasi dengan lansia maka diperlukan penguasaan terhadap cara-cara mengatasi hambatan komunikai. Fungsi pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi, suara yang mulai melemah dsb. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas berkomunikasi dengan lansia maka diperlukan penguasaan terhadap cara-cara mengatasi hambatan komunikai.
  26. Beberapa cara mengatasi hambatan komunikasi Berdiri di depan klien jangan terlalu jauh dari lansia Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana Beri kesempatan bagi klien untuk berfikir. Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan orang tua, kegiatan rohani. Berbicara pada tingkat pemahaman klien
  27. Pendekatan komunikasi terapeutik pada lansia
  28. Komunikasi pada lansia merupakan permasalahan komplek dan heterogen dibanding klien yang lebih muda. Latar belakang budaya sering mempengaruhi klien lansia untuk mempersepsikan penyakit, kesediaan untuk mengikuti aturan rencana perawatan dan pengobatan. Untuk mengurangi pengaruh negatif atau mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi maka diperlukan komunikasi yang efektif antara perawat dan klien
  29. Tips yang bisa dipertimbangkan untuk dapat meningkatkan komunikasi pada klien lansia sebagai bentuk pendekatan dalam melakukan komunikasi pada lansia: Waktu ekstra diberikan mengingat ada beberapa lansia yang kemungkinan cara berkomunikasi kurang baik, kurang fokus sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama Klien lansia ingin merasakan bahwa perawat menyediakan waktu yang berkualitas untuk klien. 60 detik pertama adalah waktu untuk menciptakan kesan pertama dengan penuh perhatian
  30. Komunikasi Yang Dilakukan Perawat Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri , menjelaskan tujuan dan lama wawancara. Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang sosiokulturalnya
  31. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam berfikir abstrak Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk dan menyentuh pasien. Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian pasien dan distress yang ada.
  32. Teknik Komunikasi Pada Lansia
  33. Mundakir (2006) mengidentifikasi beberapa tehnik komunikasi yang dapat digunakan perawat dalam berkomunikasi dengan lansia adalah: Tehnik Asertif Asertif adalah menyatakan dengan sesungguhnya, terima klien apa adanya. Perawat bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan klien serta berusaha untuk mengerti / memahami klien
  34. Responsif Teknik ini merupakan bentuk perhatian perawat kepada klien yang dilakukan secara aktif untuk memberikan ketenangan klien. Berespon berarti bersikap aktif, tidak menunggu permintaan dari klien.
  35. Fokus Sehubungan dengan hal tersebut maka perawat harus tetap fokus pada topik pembicaraan dan mengarahkan kembali komunikasi lansia pada topik untuk mencapai tujuan terapi. Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi yang diinginkan.
  36. Suportif Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah. Perubahan ini perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia dengan cara memberikan dukungan (suportif).
  37. Klarifikasi Klarifikasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan ulang atau meminta klien memberi penjelasan ulang dengan tujuan menyamakan persepsi.
  38. Yang terakhir adalah Sabar & Ikhlas Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan seperti kekanak-kanakan. Perubahan ini harus disikapi dengan sabar dan ikhlas agar hubungan antara perawat dengan klien lansia dapat efektif dan terapeutik Selamat……. Anda telah selesai mempelajari Kegiatan belajar 3….. Selanjutnya, Anda dapat mempelajari beberapa kegiatan belajar berikutnya pada mata kuliah selanjutnya. Semoga Sukses!