1. Semester 02
Kegiatan Belajar II
Komunikasi dalam Keperawatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
Prodi Keperawatan
Tri Anjaswarni, SKP. M.Kep
http://images.harianjogja.com/2013/02/nenek1.jpg
Penerapan Komunikasi Terapeutik
Pada Dewasa dan Lanjut Usia
10. http://ptfi.co.id/media/images/banner/photo-gallery/kuala-033.jpg
Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara.
Dengan penyampaian langsung maka klien akan lebih mudah untuk
menerima penjelasan yang disampaikan. Penggunaan telepon atau
media komunikasi lain misalnya tulisan akan dapat menimbulkan salah
persepsi karena tidak ada feedback untuk mengevaluasi secara langsung
1
11. http://ptfi.co.id/media/images/banner/photo-gallery/kuala-033.jpg
Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara
perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada
yang mendominasi. Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga
klien ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Teknik ini
menekankan pada hubungan saling membantu a (helping-Relationship)
2
17. http://3.bp.blogspot.com/_8x_-qjkpeD4/SdBwBdTbndI/AAAAAAAAADA/kiUYGeusXX0/s1600/anak+autis.jpg
1. Mudah jatuh
2. Mudah lelah
3. Nyeri dada
4. Kekacauan mental
5. Sesak nafas pada waktu
melakukan kerja fisik
6. Berdebar-debar (palpitasi)
7. Pembengkakan kaki bagian
bawah
8. Nyeri pinggang atau
punggung
9. Nyeri pada sendi pinggul
10. Berat badan menurun
11. Sukar menahan buang air kecil
(sering ngompol)
12. Sukar menahan buang air besar
13. Gangguan sulit tidur
14. Keluhan perasaan dingin
15. Kesemutan pada anggota badan
16. Mudah gatal-gatal
17. Keluhan pusing-pusing
18. Sakit kepala
KarakteristikLansia
19. http://cdn4.islampos.com/wp-content/uploads/2012/12/jamaah-lansia-1.jpg
Perubahan neurologis & sensorik, perubahan visual dan pendengaran
menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
Disamping itu, hal yang menyebabkan kesulitan komunikasi pada lansia
adalah perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia,
kemampuan belajar, daya memori dan motivasi klien.
26. http://ptfi.co.id/media/images/banner/photo-gallery/kuala-033.jpg
• Berdiri di depan klien jangan terlalu jauh dari lansia
• Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana
• Beri kesempatan bagi klien untuk berfikir.
• Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti
perkumpulan orang tua, kegiatan rohani.
• Berbicara pada tingkat pemahaman klien
28. http://www.nursing360.com/wp-content/uploads/2013/03/nursing-care.jpg
Latar belakang budaya sering mempengaruhi klien lansia untuk
mempersepsikan penyakit, kesediaan untuk mengikuti aturan rencana
perawatan dan pengobatan. Untuk mengurangi pengaruh negatif atau
mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi maka diperlukan
komunikasi yang efektif antara perawat dan klien
29. http://3.bp.blogspot.com/_8x_-qjkpeD4/SdBwBdTbndI/AAAAAAAAADA/kiUYGeusXX0/s1600/anak+autis.jpg
• Waktu ekstra diberikan mengingat ada beberapa lansia yang
kemungkinan cara berkomunikasi kurang baik, kurang fokus sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama
• Klien lansia ingin merasakan bahwa perawat menyediakan waktu
yang berkualitas untuk klien. 60 detik pertama adalah waktu untuk
menciptakan kesan pertama dengan penuh perhatian
Tips
31. http://3.bp.blogspot.com/_8x_-qjkpeD4/SdBwBdTbndI/AAAAAAAAADA/kiUYGeusXX0/s1600/anak+autis.jpg
• Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia
kesulitan dalam berfikir abstrak
• Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan
memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung,
duduk dan menyentuh pasien.
• Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda
kepribadian pasien dan distress yang ada.
Komunikasi
Yang Dilakukan Perawat
Selamat berjumpa para mahasiswa pendidikan jarak jauh, DIII prodi Keperawatan semester 2 pada Modul 2 mata kuliah Komunikasi dalam keperawatan,
dengan pokok bahasan ”Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada dewasa dan tingkat lanjut”
Selamat Belajar !
Permasalahan dan Perkembangan Komunikasi orang Dewasa
Erikson (1985) dalam Stuart & Sundeen (1998), menjelaskan bahwa pada orang dewasa terjadi perkembangan psikososial yaitu intimasi vs isolasi. Orang dewasa sudah mempunyai sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk merubahnya.
Dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru untuk merubah tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa, kalau ia sendiri yang ingin belajar hal baru maka dia akan terdorong mengambil langkah untuk mencapai sesuatu yang baru itu.
Sikap komunikasi Pada Orang Dewasa
Berdasarkan perkembangan komunikasi pada orang dewasa dan permasalahan yang terjadi, maka agar tercapai komunikasi yang efektif terutama dalam melaksanakan pelayanan keperawatan, perlu menunjukkan dan menerapkan sikap-sikap terapeutik.
Orang dewasa / lansia melakukan komunikasi berdasarkan pengetahuan / pengalamannya sendiri.
Berkomunikasi pada orang dewasa / lansia harus melibatkan perasaan dan pikiran
Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu masalah
Suasana Komunikasi Pada Orang Dewasa dan Lansia
Disamping sikap, kita juga harus memperhatikan atau mampu menciptakan suasana yang dapat mendorong efektifitas komunikasi pada kelompok usia dewasa maupun lansia. Upayakan penciptaan suasana komunikasi yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Sikap tersebut antara lain: Suasana hormat menghormati, Suasana Saling Menghargai, Suasana Saling Percaya, Suasana Saling Terbuka
Orang dewasa yang sakit dan dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak berdaya, tidak aman dan tidak mampu ketika dikelilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang. Status kemandirian mereka telah berubah menjadi status dimana orang lain yang memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan pengalaman yang mengancam dirinya, dimana orang dewasa tidak berdaya dan cemas dan ini dapat terungkap dalam bentuk kemarahan dan agresi.
Teknik Komunikasi Pada Orang Dewasa dan Penerapannya
Dalam setiap anda berkomunikasi, mulai pada tingkat usia bayi-anak sampai dewasa dan lansia teknik tersebut harus digunakan secara kombinasi. Akan tetapi secara khusus Anda harus menguasai teknik-teknik yang membedakan pada kelompok usia tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangannya.
Berikut ini teknik komunikasi yang secara khusus yang harus Anda terapkan saat berkomunikasi dengan orang dewasa:
Yang pertama
Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan penyampaian langsung maka klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan yang disampaikan. Penggunaan telepon atau media komunikasi lain misalnya tulisan akan dapat menimbulkan salah persepsi karena tidak ada feedback untuk mengevaluasi secara langsung
Kedua
Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada yang mendominasi. Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga klien ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Teknik ini menekankan pada hubungan saling membantu a (helping-Relationship)
Ketiga
Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada yang mendominasi. Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga klien ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Teknik ini menekankan pada hubungan saling membantu a (helping-Relationship)
Terakhir
Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis.
Orang dewasa memiliki pengetahuan, pengalaman, sikap dan ketrampilan yang menetap dan sukar untuk dirubah dalam waktu singkat. Memberi motivasi dan memberdayakan pengetahuan/pengalaman dan sikap yang sudah dimiliki adalah hal yang penting untuk melakukan komunikasi dengan orang dewasa dalam rangka merubah perilakunya.
Karakteristik Usia Lanjut
Lanjut usia (Lansia) adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang. Lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia dikategorikan dalam tiga aspek yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).
Permasalahan lansia terkait dengan komunikasi, pada umumnya terjadi akibat kemunduran fisik, mental, dan sosial, kondisi penyakit, produktivitas kerja menurun, hubungan dan komunikasi terbatas. Adanya keterbatasan komunikasi pada lansia yang diakibatkan proses menua (aging process) mengharuskan perawat memahami kondisi tersebut. Asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien lanjut usia diharapkan mempertimbangkan karakteristik, faktor yang mempengaruhi komunikasi, hambatan dalam komunikasi yang harus sudah diantisipasi dengan pendekatan dan teknik-teknik komunikasi terapeutik tertentu.
Tabel berikut menjabarkan karakteristik lanjut usia
Perkembangan Komunikasi Pada Lansia
Perubahan neurologis & sensorik, perubahan visual dan pendengaran. Perubahan-perubahan tersebut dapat menghambat proses penerimaan & interpretasi terhadap maksud komunikasi. Perubahan ini juga menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Disamping itu, hal yang menyebabkan kesulitan komunikasi pada lansia adalah perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia, kemampuan belajar, daya memori dan motivasi klien.
Faktor-factor yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Lansia
Yang pertama
Faktor klien meliputi; kecemasan, penurunan sensori (penurunan pendengaran dan penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap missal kepedulian terhadap kebugaran tubuh, kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan, takut kehilangan control dan kematian)
Yang kedua
Faktor Perawat meliputi ; Perilaku perawat terhadap lansia dan ketidak pahaman perawat
Yang terakhir
Faktor lingkungan, lingkungan yang bising dapat menstimulasi kebingungan lansia dan terganggunya penerimaan pesan yang disampaikan.
Hambatan Komunikasi Pada Lansia & Cara Mengatasinya
Hambatan komunikasi yang efektif pada lansia berhubungan dengan keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses menua (aging process), antara lain fungsi pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi, suara yang mulai melemah dsb. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas berkomunikasi dengan lansia maka diperlukan penguasaan terhadap cara-cara mengatasi hambatan komunikai.
Fungsi pendengaran yang menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi, suara yang mulai melemah dsb. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas berkomunikasi dengan lansia maka diperlukan penguasaan terhadap cara-cara mengatasi hambatan komunikai.
Beberapa cara mengatasi hambatan komunikasi
Berdiri di depan klien jangan terlalu jauh dari lansia
Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana
Beri kesempatan bagi klien untuk berfikir.
Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan orang tua, kegiatan rohani.
Berbicara pada tingkat pemahaman klien
Pendekatan komunikasi terapeutik pada lansia
Komunikasi pada lansia merupakan permasalahan komplek dan heterogen dibanding klien yang lebih muda. Latar belakang budaya sering mempengaruhi klien lansia untuk mempersepsikan penyakit, kesediaan untuk mengikuti aturan rencana perawatan dan pengobatan. Untuk mengurangi pengaruh negatif atau mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi maka diperlukan komunikasi yang efektif antara perawat dan klien
Tips yang bisa dipertimbangkan untuk dapat meningkatkan komunikasi pada klien lansia sebagai bentuk pendekatan dalam melakukan komunikasi pada lansia:
Waktu ekstra diberikan mengingat ada beberapa lansia yang kemungkinan cara berkomunikasi kurang baik, kurang fokus sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama
Klien lansia ingin merasakan bahwa perawat menyediakan waktu yang berkualitas untuk klien. 60 detik pertama adalah waktu untuk menciptakan kesan pertama dengan penuh perhatian
Komunikasi Yang Dilakukan Perawat
Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri , menjelaskan tujuan dan lama wawancara.
Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan pemunduran kemampuan untuk merespon verbal
Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang sosiokulturalnya
Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam berfikir abstrak
Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk dan menyentuh pasien.
Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian pasien dan distress yang ada.
Teknik Komunikasi Pada Lansia
Mundakir (2006) mengidentifikasi beberapa tehnik komunikasi yang dapat digunakan perawat dalam berkomunikasi dengan lansia adalah:
Tehnik Asertif
Asertif adalah menyatakan dengan sesungguhnya, terima klien apa adanya. Perawat bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan klien serta berusaha untuk mengerti / memahami klien
Responsif
Teknik ini merupakan bentuk perhatian perawat kepada klien yang dilakukan secara aktif untuk memberikan ketenangan klien. Berespon berarti bersikap aktif, tidak menunggu permintaan dari klien.
Fokus
Sehubungan dengan hal tersebut maka perawat harus tetap fokus pada topik pembicaraan dan mengarahkan kembali komunikasi lansia pada topik untuk mencapai tujuan terapi. Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi yang diinginkan.
Suportif
Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah. Perubahan ini perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia dengan cara memberikan dukungan (suportif).
Klarifikasi
Klarifikasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan ulang atau meminta klien memberi penjelasan ulang dengan tujuan menyamakan persepsi.
Yang terakhir adalah
Sabar & Ikhlas
Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan seperti kekanak-kanakan. Perubahan ini harus disikapi dengan sabar dan ikhlas agar hubungan antara perawat dengan klien lansia dapat efektif dan terapeutik
Selamat……. Anda telah selesai mempelajari Kegiatan belajar 3….. Selanjutnya, Anda dapat mempelajari beberapa kegiatan belajar berikutnya pada mata kuliah selanjutnya.
Semoga Sukses!