SlideShare a Scribd company logo
1 of 86
Download to read offline
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI
PENGOBATAN PADA ANAK SAKIT UMUR
2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
MODUL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
SUGIJATI
DWI ESTUNING RAHAYU
Australia Indonesia Partnership for
Health System Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas Limpahan
Rahmad dan HidayahNya sehingga
penyusunan Modul 2 ini dapat
terselesaikan dengan baik. Modul 2
berjudul “Menentukan Tindakan Dan
Memberi Pengobatan Pada Anak
Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun”
disusun dengan tujuan untuk media
pembelajaran Program Studi D III
Kebidanan khususnya bagi mahasiswa
Pendidikan Jarak Jauh dengan latar
belakang DI Kebidanan.
Modul 2 ini dapat diselesaikan dengan
baik berkat dukungan dari berbagai
fihak, untuk itu pada kesempatan ini,
kami mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat:
1.	 Ibu Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
2.	 Kepala Pusdiklatnakes Kemenkes RI
beserta jajarannya.
3.	 USAID
4.	 Fasilitator
5.	 Berbagai pihak yang tidak bisa
disebutkan satu per satu.
Kami mengharapkan masukan dari
berbagai pihak untuk kesempurnaan
modul 2 ini. Selamat menggunakan
modul ini, semoga bermanfaat bagi para
pembaca
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Daftar Isi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar isi											i
Pendahuluan										ii
Kegiatan Belajar 1
Perlunya Rujukan Segera dan Melakukan
Tindakan/Pengobatan Prarujukan							4
Kegiatan Belajar 2
Pengobatan untuk Anak yang Tidak Perlu Dirujuk				 27
Kegiatan Belajar 3
Melakukan Tindakan/Pengobatan untuk Anak yang
Tidak Perlu Dirujuk dan Kunjungan Ulang					 60
Evaluasi Akhir										75
Daftar Gambar										82
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
Pendahuluan
	 Pada modul sebelumnya telah dipelajari cara
menilai anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun
dan mengklasifikasikan penyakit anak. Langkah
selanjutnya adalah menentukan tindakan dan
memberi pengobatan.Pengobatan pada anak
sakit dapat dimulai di klinik dan diteruskan di
rumah. Pada beberapa keadaan, anak yang
sakit berat perlu di rujuk ke rumah sakit untuk
perawatan lebih lanjut, dalam hal ini perlu
dilakukan tindakan pra rujukan.
	 Modul 2 ini akan menjelaskan dan memberi
kesempatan kepada Anda untuk melatih
keterampilan dalam hal: menentukan perlunya
dilakukan rujukan segera, menentukan tindakan
dan pengobatan pra rujukan, merujuk anak,
menjelaskan perlunya rujukan, menulis surat
rujukan, menentukan tindakan dan pengobatan
untuk anak yang tidak memerlukan rujukan,
memilih obat yang sesuai dan menentukan
dosis dan jadwal pemberian, memberi cairan
tambahan untuk diare dan melanjutkan
pemberian makan, memberi imunisasi
setiap anak sakit sesuai kebutuhan, memberi
suplemen vitamin A, dan menentukan waktu
untuk kunjungan ulang.
Adapun modul 2 ini berjudul Menentukan
Tindakan Dan Memberi Pengobatan pada anak
sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun yang dikemas
menjadi tiga kegiatan belajar disusun dengan
urutan sebagai berikut:
1.	Kegiatan belajar 1: Perlunya rujukan segera
dan melakukan tindakan/ pengobatan pra-
rujukan
2.	Kegiatan belajar 2: Rujukan pada anak dan
menentukan tindakan/pengobatan
3.	Kegiatan belajar 3: Menentukan tindakan
pengobatan dan Kunjungan ulang.
	 Setelah Anda mempelajari modul 2 ini,
diharapkan mampu menentukan tindakan dan
memberi pengobatan pada anak sakit umur 2
bulan sampai 5 tahun
Pada modul ini anda akan
mempelajari bagaimana
menentukan tindakan dan
memberi pengobatan pada
anak sakit
“
“
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Petunjuk Belajar
Relevansi
	 Setelah petugas mengklasifikasikan semua gejala berdasarkan hasil tanya-jawab dan
pemeriksaan, selanjutnya petugas akan menentukan jenis tindakan/pengobatan, misalnya
anak dengan klasifikasi Pneumonia Berat atau Penyakit Sangat Berat akan dirujuk ke dokter
Puskesmas, anak yang imunisasinya belum lengkap akan dilengkapi, anak dengan masalah gizi
akan dirujuk ke ruang konsultasi gizi, dst.
	 Menentukan Tindakan dan Memberi Pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi
pengobatan di fasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi, memberi obat untuk diminum
di rumah dan juga mengajari ibu tentang cara memberikan obat serta tindakan lain yang harus
dilakukan di rumah.
Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul 2 ini, maka akan lebih
mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1.	 Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1 sampai dengan 3
2.	 Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan diskusikan
dengan fasilitator / tutor pada saat kegiatan tatap muka.
3.	 Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan Anda mengingat.
4.	 Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan cocokkan
jawaban Anda teori yang suda dipelajari
5.	 Jika Anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman dan konsultasikan kepada
fasilitator
6.	 Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam modul ini
tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu belajarlah dan
berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat Anda
Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam modul ini
dengan baik. Selamat belajar semoga sukses memahami pengetahuan ini untuk bekal Anda
ditempat kerja nanti.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
3
Petunjuk Bagi Dosen Pengajar / Fasilitator
1.	 Pahami Capaian Pembelajaran dalam Modul 2 ini.
2.	 Motivasi pembaca mengerjakan latihan-latihan terkait dengan materi yang dibahas.
3.	 Identifikasi kesulitan pembaca dalam mempelajari modul terutama materi-materi yang
dianggap penting
4.	 Jika pembaca mengalami kesulitan, mintalah mendiskusikan dalam kelompok atau kelas
dan berikan kesimpulan.
5.	 Motivasi pembaca untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi
yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman sejawat.
6.	 Bersama pembaca lakukan penilaian terhadap kemampuan yang dicapai pembaca.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Kegiatan
Belajar 1 Perlunya Rujukan Segera dan Melakukan
Tindakan/pengobatan Prarujukan
Tujuan Pembelajaran
Pokok Materi
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 diharapkan Anda dapat memahami perlunya rujukan
segera dan dapat melakukan tindakan/pengobatan prarujukan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1, diharapkan Anda dapat :
1.	 Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera
2.	 Menentukan rujukan untuk macam-macam penyakit klasifikasi berat
3.	 Menentukan tindakan/pengobatan pra rujukan
4.	 Melakukan tindakan/pengobatan pra rujukan
1.	 Menentukan perlunya dilakukan rjukan segera
2.	 Menentukan rujukan untuk macam-macam penyakit klasifikasi berat
3.	 Menentukan tindakan/pengobatan pra rujukan
4.	 Melakukan tindakan/pengobatan pra rujukan
Tujuan Khusus
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
5
Uraian
Materi
	 Anda pernah melihat masalah-masalah selama melakukan pemeriksaan pada anak sakit,
Sebaiknya periksa dan tangani masalah sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman serta
kebijaksanaan tempat Anda bekerja. Apabila tidak mampu menangani masalah Anda harus
melakukan rujukan segera ketempat pelayanan kesehatan yang lebih memadai.Tahukah Anda
kapan dilakukan rujukan pada anak sakit? Untuk lebih memahami hal tersebut sebelumnya
Anda akan mempelajari tentang perlunya dilakukan rujukan segera.
A.	 MENENTUKAN PERLUNYA DILAKUKAN RUJUKAN SEGERA
1.	 RUJUKAN UNTUK KLASIFIKASI BERAT
Perhatikan penyakit pada anak dengan kategori klasifikasi berat di bawah ini, penyakit ini
perlu dilakukan rujukan segera yang meliputi :
•	 PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT
•	 DIARE DEHIDRASI BERAT
•	 DIARE PERSISTEN BERAT
•	 PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
•	 CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT
•	 DEMAM BERDARAH DENGUE
•	 MASTOIDITIS
•	 SANGAT KURUS DAN/ ATAU EDEMA
•	 ANEMIA BERAT
Rujukan segera adalah secepatnya merujuk anak ke fasilitas kesehatan dengan rawat inap
yang mempunyai peralatan dan tenaga yang mampu merawat anak sakit lebih baik.Tempat
tersebut bisa puskesmas dengan rawat inap atau rumah sakit.
Bila anak akan dirujuk SEGERA, harus ditentukan tindakan yang perlu diberikan sebelum
merujuk (tindakan pra rujukan). Jangan melakukan tindakan yang tidak terlalu perlu, karena
akan menghambat rujukan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
2.	 RUJUKAN UNTUK ANAK DENGAN TANDA BAHAYA UMUM.
Anak dengan tanda bahaya umum berarti mempunyai klasifikasi berat.Mereka memerlukan
rujukan (dapat ditangani di klinik bila hanya mengalami DIARE DEHIDRASI BERAT).
Pada keadaan yang sangat jarang, anak mungkin hanya mempunyai tanda bahaya umum
tanpa klasifikasi berat.Anak-anak ini harus segera dirujuk.
Perhatikan kotak di bawah berikut ini
PASTIKAN BAHWA SETIAP ANAK DENGAN TANDA BAHAYA UMUM
APAPUN HARUS DIRUJUK setelah mendapatkan dosis pertama antibiotik dan
tindakan pra-rujukan lainnya.
Perhatian :
Upaya rehidrasi dengan Rencana Terapi C mungkin bisa menghilangkan
tanda bahaya umum sehingga rujukan tidak diperlukan lagi.
3.	 RUJUKAN UNTUK MASALAH BERAT LAINNYA.
Bagan PENILAIAN DAN KLASIFIKASI belum mencakup semua masalah yang mungkin
dialami anak. Tentukan apakah anak mempunyai masalah berat lain yang tidak dapat
ditangani di klinik ?
	Anak mungkin mempunyai masalah berat yang tidak disebutkan dalam bagan,misalnya
nyeri perut hebat. Bila Anda tidak dapat menangani masalah berat tersebut, rujuk anak.
INGAT : Umumnya anak yang datang berobat tidak mempunyai tanda
bahaya umum, klasifikasi berat atau masalah berat lain, maka anak-
anak tersebut tidak perlu dirujuk.
B.	 RUJUKAN UNTUK MACAM-MACAM PENYAKIT KLASIFIKASI BERAT
1.	 Pneumonia Berat Atau Penyakit Sangat Berat
	Anak dengan klasifikasi PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT, benar-benar
menderita sakit yang serius dan membutuhkan rujukan segera untuk tindakan seperti
oksigen dan lain-lain. Sebelum anak dirujuk,beri dosis pertama antibiotik yang sesuai,
untuk membantu mencegah pneumonia berat menjadi lebih parah, serta membantu
mengobati infeksi berat seperti sepsis atau meningitis (radang selaput otak).
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
7
2.	 Diare Dehidrasi Berat
Baca bagan DIARE DEHIDRASI BERAT dibawah ini:
Terdapat dua atau
lebih tanda-tanda
berikut:
•	Letargis / tidak
sadar
•	Mata cekung
•	Tidak bisa minum/
malas minum
•	Cubitan kulit perut
•	kembali sangat
lambat
DIARE
DEHIDRASI
BERAT
Jika tidak ada klasifikasi berat lain:
Beri cairan untuk dehidrasi berat
(Rencana Terapi C) dan tablet Zinc.
Jika juga mempunyai klasifikasi berat
lain:
- Rujuk SEGERA.
- Jika masih bisa minum, berikan ASI
dan larutan oralit selama perjalanan.
Jika ada kolera di daerah tersebut, beri
antibiotik untuk kolera.
Jika klasifikasi berat anak hanya DIARE DEHIDRASI BERAT, gunakan Rencana Terapi C (lihat
halaman 48) untuk menentukan apakah anak perlu dirujuk.Bila anak mempunyai klasifikasi
berat lainnya selain DIARE DEHIDRASI BERAT, anak perlu dirujuk SEGERA.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
KEPUTUSAN DALAM RENCANA TERAPI C :
PENANGANAN DEHIDRASI BERAT DENGAN CEPAT
IKUTI TANDA PANAH :	 JIKA YA, LANJUTKAN KEKANAN.
					 JIKA TIDAK, LANJUTKAN KEBAWAH
MULAI
DISINI
Dapatkah
Anda Segera
memberikan
cairan Intravena?
Apakah ada fasilitas
pemberian cairan
intravena yang terdekat
(ditempuh dalam 30 menit)?
Apakah Anda terlatih
menggunakan pipa
orogastrik (pipa OG) untuk
rehidrasi?
Apakah anak masih bisa
minum
YA
YA
YA
BERI CAIRAN INTRAVENa
DI KLINIK ANDA
RUJUK SEGERA
Beri oralit melalui pipa OG atau
mulut
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
Rujuk SEGERA ke Rumah
Sakit terdekat untuk
pemberian cairan intravena
/pemasangan pipa OG
TIDAK
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
9
3.	 DIARE PERSISTEN BERAT
Anak dengan diare selama 14 hari atau lebih yang juga menderita dehidrasi, harus dirujuk.
Anak ini perlu perhatian khusus untuk mencegah kehilangan cairan atau perlu perubahan
diet atau mungkin dibutuhkan pemeriksaan laboratorium untuk tinja guna mengetahui
penyebab diare. Tangani dehidrasi anak sebelum dirujuk, kecuali jika anak mempunyai
klasifikasi berat lainnya.
4.	 PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.
Anak dengan klasifikasi PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM harus ditangani segera. Beri
dosis pertama antibiotik yang sesuai untuk meningitis atau infeksi berat lainnya, cegah
agar kadar gula darah tidak turun (hipoglikemia) dan beri dosis pertama parasetamol di
klinik jika demam tinggi ( ≥ 38.5°C ) sebelum dirujuk.
Di daerah risiko tinggi dan rendah malaria, beri juga suntikan obat anti malaria sesuai
hasil pemeriksaan RDT.
5.	 CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT.
Semua anak dengan klasifikasi CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT harus ditangani dengan
segera. Beri vitamin A dan dosis pertama antibiotik yang sesuai.Jika ada kekeruhan pada
kornea atau mata bernanah, beri tetes/salep mata kloramfenikol atau tetrasiklin tanpa
kortikosteroid.Jika tidak diobati, kekeruhan pada kornea dapat menyebabkan kebutaan.
Tanyakan kepada ibu apakah kekeruhan sudah ada sebelumnya dan apakah sudah
diperiksa serta diobati di rumah sakit.Jika sudah, anak tidak perlu dirujuk lagi untuk hal
ini. Apabila anak demam tinggi ( ≥38,5° C), beri 1 dosis parasetamol di klinik.
6.	 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD).
Jika anak mempunyai klasifikasi DBD dengan tanda-tanda syok, segera beri O2 dan cairan
intravena Ringer Laktat/Asetat sebelum dirujuk. Jika tidak ada tanda-tanda syok dan
anak sering muntah atau malas minum,beri cairan infus Ringer Laktat/Asetat sebelum
dirujuk. Jika masih mau minum, anak tetap perlu dirujuk untuk observasi dan anjurkan
ibu untuk memberi cairan tambahan apa saja atau oralit selama dalam perjalanan ke
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
tempat rujukan asalkan jangan cairan/minuman berwarna merah atau coklat tua
karena sulit dibedakan jika ada perdarahan lambung. Jika demam tinggi ( ≥38,5° C) beri
1 dosis parasetamol. Tidak boleh golongan salisilat atau ibuprofen, karena obat-obat
tersebut dapat merangsang terjadinya perdarahan.
7.	 MASTOIDITIS
Anak dengan mastoiditis harus dirujuk segera ke rumah sakit,karena perlu pembedahan. Anak
ini memerlukan dosis pertama antibiotik yang sesuai dan Parasetamol untuk mengatasi nyeri.
CONTOH 1.
	Bunga anak perempuan, umur 2 tahun, suhu 37,50 C. Tidak mempunyai tanda bahaya
umum. Risiko malaria tinggi dan klasifikasinya MALARIA (vivax / ovale). Tidak ada tanda
mengarah ke campak dan DBD, karena itu diklasifikasikan juga sebagai DEMAM : MUNGKIN
BUKAN DBD. Bunga menderita nyeri telinga dan petugas kesehatan menemukan nanah di
dalam telinga.
	 Ibu mengatakan dia baru melihat nanah tersebut hari ini.Anak juga diklasifikasikan
menderita INFEKSI TELINGA AKUT, status gizi NORMAL dan TIDAK ANEMIA. Tidak ada klasifikasi
lain. Bunga tidak memerlukan rujukan, karena tidak mempunyai tanda bahaya umum
maupun klasifikasi berat.
Gambar: seorang balita penderita Mastoiditis
8.	 SANGAT KURUS DAN / ATAU EDEMA.
Anak dengan klasifikasi SANGAT KURUS DAN / ATAU
EDEMA harus dirujuk untuk mendapatkan diet khusus
atau transfusi darah. Sebelum anak dirujuk,beri satu
dosis vitamin A sesuai golongan umur, hangatkan
badan anak dan beri air gula. Jika ada syok, atasi dengan
pemberian bolus glukosa 10% intra vena dan infus.Jika
diare, berikan cairan ReSoMal atau modifikasinya dan
jika ada komplikasi pada mata, beri tetes/salep mata
tanpa kortikosteroid.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
11
CONTOH 2.
	Irawan bayi laki-laki, umur 4 bulan, tidak mempunyai tanda bahaya umum.Dia batuk
dan ada tarikan dinding dada ke dalam, sehingga klasifikasinya PNEUMONIA BERAT ATAU
PENYAKIT SANGAT BERAT.Dia juga menderita demam dan diklasifikasikan sebagai MALARIA
(falsiparum). Tidak ada tanda-tanda mengarah campak ataupun DBD, maka klasifikasinya
DEMAM : MUNGKIN BUKAN DBD. Irawan memerlukan rujukan segera karena klasifikasi
beratnya.
CONTOH 3.
Mita bayi perempuan, umur 7 bulan, mempunyai satu tanda bahaya umum : letargis. Dia
menderita diare dengan DIARE DEHIDRASI BERAT tanpa klasifikasi berat lain, sehingga petugas
kesehatan merencanakan menggunakan Rencana Terapi C. Karena petugas kesehatan dapat
memberi cairan intravena, maka Mita akan diberi cairan intravena di Puskesmas.
Bila Mita dapat direhidrasi dengan baik dan tidak letargis lagi, dia tidak perlu dirujuk.
Pada latihan ini Anda harus menentukan perlu tidaknya dilakukan rujukan segera.Beri tanda (√)
pada jawaban yang sesuai.
1. Suci bayi perempuan umur 6 bulan. Tidak ada tanda bahaya umum. Ia menderita :
BATUK : BUKAN PNEUMONIA
DIARE TANPA DEHIDRASI
DIARE PERSISTEN
Status Gizi NORMAL
Tidak ada klasifikasi lain.
Apakah Suci memerlukan rujukan segera : Ya _____ Tidak _____
Latihan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
2. Dani bayi laki-laki, umur 7 bulan. Tidak ada tanda bahaya umum, menderita :
MASTOIDITIS
MALARIA (vivax /ovale)
DEMAM: MUNGKIN BUKAN DBD
Status Gizi NORMAL
Tidak ada klasifikasi lain
Apakah Dani memerlukan rujukan segera : Ya _____ Tidak _____
3. Habibah bayi perempuan umur 9 bulan. Ia menderita :
DIARE DENGAN DEHIDRASI BERAT
MALARIA (falsiparum)
DEMAM: MUNGKIN BUKAN DBD
Status Gizi NORMAL
Tidak ada klasifikasi lain. Puskesmas mampu memberi pengobatan intravena.
Apakah Habibah memerlukan rujukan segera : Ya _____ Tidak _____
C.	 MENENTUKAN TINDAKAN/PENGOBATAN PRA RUJUKAN
1.	 MENENTUKAN TINDAKAN PRA RUJUKAN
1).	Bila anak memerlukan rujukan segera, harus cepat ditentukan tindakan yang paling
dibutuhkan dan segera berikan. Berikut ini daftar tindakan penting pra rujukan :
2).	Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai.
3).	Beri dosis pertama suntikan Artemeter untuk malaria berat (di daerah risiko tinggi atau
rendah malaria).
4).	Beri dosis pertama vitamin A.
5).	Beri cairan intravena pada anak DBD dengan syok.
6).	Cegah agar gula darah tidak turun (termasuk memberi ASI, susu atau air gula).
7).	Beri dosis pertama suntikan antibiotik.
8).	Beri dosis pertama antimalaria oral (daerah risiko tinggi dan rendah malaria).
9).	Beri dosis pertama Parasetamol jika demam tinggi (38,50 C atau lebih) atau nyeri
akibat mastoiditis.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
13
10).	Beri tetes/salep mata Tetrasiklin atau Kloramfenikol tanpa Kortikosteroid (Bila ada
kekeruhan kornea atau mata bernanah).
11).	Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke rumah sakit.
12).	Lima hal pertama diatas, bersifat segera karena dapat mencegah terjadinya konsekuensi
serius, seperti memberatnya meningitis bakterial atau malaria serebral, ruptur kornea
karena kekurangan vitamin A, syok akibat dengue atau kerusakan otak akibat rendahnya
kadar gula darah. Tindakan yang lain juga penting untuk mencegah memburuknya
penyakit.
	 Sebelum Anda merujuk lakukan tindakan/pengobatan pra rujukan. Jelaskan kepada
orang tuanya bahwa tindakan/pengobatan pra rujukan diperlukan untuk menyelamatkan
kelangsungan hidup anak.
Mintakan persetujuan orang tua (informed consent) sebelum melakukan tindakan/ pengobatan
pra rujukan.
	 Jangan menunda rujukan untuk memberi tindakan yang tidak mendesak, seperti
membersihkan telinga.Bila diperlukan imunisasi, jangan diberikan sebelum merujuk.Biarkan
petugasditempatrujukanmenentukankapanimunisasibisadiberikan.Haliniuntukmenghindari
tertundanya rujukan.
CONTOH:
Emmy anak perempuan umur 15 bulan, berat badan 12 kg, tidak ada tanda bahaya umum.
Dia BATUK : BUKAN PNEUMONIA. Daerahnya merupakan risiko tinggi malaria. Emmy demam
39° C dan kaku kuduk, sehingga klasifikasinya: PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. Status
gizinya diklasifikasikan NORMAL. Tidak ada klasifikasi lain.
Pemeriksaan RDT hasilnya positif Falsiparum.Emmy perlu rujukan segera.
Sebelum dirujuk, dia harus diberi beberapa tindakan pra rujukanyaitu :
1.	 Injeksi Artemeter 38,4 mg (0,5 ml)
2.	 Injeksi Ampisillin 600 mg (3 ml)
3.	 ASI sesering mungkin (untuk mencegah turunnya kadar gula darah)
4.	 Parasetamol ¼ tablet (500 mg)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
	 Petugas kesehatan TIDAK boleh membuang-buang waktu untuk mengajarkan cara
melegakan tenggorokan dan meredakan batuk dengan bahan yang aman atau untuk menilai
pemberian makan dan menasihati ibu mengenai pemberian makan, karena akan memperlambat
rujukan.
Pada latihan ini Anda akan berlatih menentukan tindakan pra rujukan.
Tia anak perempuan umur 2 tahun. Dia letargis dan menderita demam 39°C. Dia
tinggal di daerah risiko tinggi malaria dan hasil pemeriksaan RDT positif Falsiparum.
Tidak ada tanda-tanda DBD. Petugas kesehatan mengklasifikasikan Tia sebagai
berikut :PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM, DEMAM : MUNGKIN BUKAN DBD dan INFEKSI TELINGA
KRONIS.
Telapak tangannya pucat sehingga dia juga ANEMIA, meskipun tidak KURUS.Dia
belum pernah mendapat dosis Pirantel pamoat.Tia memerlukan rujukan untuk
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.
Berikut adalah daftar tindakan untuk semua klasifikasi Tia.
Beri tanda (√_) pada tindakan penting pra rujukan yang diperlukan :
a _________ Beri dosis pertama Artemeter injeksi
b _________ Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai.
c _________ Lakukan tindakan untuk mencegah hipoglikemia.
d _________ Beri satu dosis Parasetamol di klinik untuk demam tinggi.
e _____√___ Rujuk SEGERA.
D.	 MELAKUKAN TINDAKAN / PENGOBATAN PRA RUJUKAN
Semua tindakan dan pengobatan pra rujukan telah dimasukkan ke dalam bagan.
1.	 MEMBERI DOSIS PERTAMA ANTIBIOTIK
Anak sakit dengan klasifikasi berat dibawah ini membutuhkan antibiotik sebelum dirujuk.
1).	PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT
2).	DEHIDRASI BERAT di daerah kolera
Latihan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
15
3).	PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
4).	CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT
5).	MASTOIDITIS
Jika anak tidak bisa minum obat oral, harus diberi suntikan intramuskular.
a.	 MEMBERI ANTIBIOTIK ORAL YANG SESUAI
Jika anak dengan klasifikasi diatas akan dirujuk dan masih bisa minum obat, berikan
antibiotik oral. Di klinik biasanya tersedia lebih dari satu macam antibiotik, karena itu
Anda harus tahu cara memilih antibiotik yang sesuai dengan penyakit anak.
Berikan hanya dosis pertama sebelum di rujuk.
Untuk klasifikasi PNEUMONIA, Amoksisilin diberikan 2 kali sehari selama 3 hari, sedangkan
pada klasifikasi INFEKSI TELINGA AKUT diberikan 2 kali sehari selama 5 hari.
Beri Antibiotik Oral Yang Sesuai
UNTUK SEMUA KLASIFIKASI YANG MEMBUTUHKAN ANTIBIOTIK YANG SESUAI :
- ANTIBIOTIK PILIHAN PERTAMA : KOTRIMOKSAZOL (TRIMETOPRIM + SULFAMETOKSAZOL)
- ANTIBIOTIK PILIHAN KEDUA : AMOKSISILIN (Untuk Infeksi telinga akut, sebagai pilihan pertama)
UMUR atau
BERAT BADAN
KOTRIMOKSAZOL
2 x sehari selama 3 hari untuk Pneumonia
2 x sehari selama 5 hari untuk
Infeksi Telinga Akut
AMOKSISILIN
2 x sehari selama 3 hari untuk
Pneumonia
2 x sehari selama 5 hari untuk
Infeksi Telinga Akut
TABLET
DEWASA
80 mg Tmp +
400 mg Smz
TABLET
ANAK
20 mg Tmp +
100 mg Smz
SIRUP
per 5 ml
40 mg Tmp +
200 mg Smz
TABLET
500 mg
SIRUP per 5 ml
125 mg
2 bulan - < 4 bulan
(4 - < 6 kg) ¼ 1
2,5 ml
(½ sdk takar) ¼
5 ml
(1 sdk takar)
4 bulan - < 12 bulan
(6 - < 10 kg) ½ 2
5 ml
(1 sdk takar) ½
10 ml
(2 sdk takar)
1 tahun - < 3 tahun
(10 - < 16 kg) ¾ 2½
7,5 ml
(1½ sdk takar) ⅔
12,5 ml
(2½ sdk takar)
3 tahun - < 5 tahun
(16 - < 19 kg) 1 3
10 ml
(2 sdk takar) ¾
15 ml
(3 sdk takar)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
Beri Antibiotik Oral Yang Sesuai
UNTUK DISENTERI : Beri antibiotik yang dianjurkan untuk Shigela
- ANTIBIOTIK PILIHAN PERTAMA : KOTRIMOKSAZOL (TRIMETOPRIM + SULFAMETOKSAZOL)
- ANTIBIOTIK PILIHAN KEDUA : ASAM NALIDIKSAT
UMUR atau
BERAT BADAN
KOTRIMOKSAZOL
(Trimetoprim + Sulfametoksazol)
2 x sehari selama 5 hari
ASAM NALIDIKSAT
Tablet 500 mg 4 x sehari
selama 5 hari
METRONIDAZOL
Tablet 500 mg
3 x sehari selama 10
hari
Untuk amuba
2 bulan - < 4 bulan
(4 - < 6 kg)
Lihat dosis di atas
⅛
5 ml
(1 sdk takar)
50 mg (1/8 tab)
4 bulan - < 12 bulan
(6 - < 10 kg) ¼
10 ml
(2 sdk takar)
100 mg (1/4 tab)
12 bulan - < 5 tahun
(10 - < 19 kg) ½
12,5 ml
(2½ sdk takar)
200 mg (1/2 tab)
Beri Antibiotik Oral Yang Sesuai
UNTUK KOLERA : beri antibiotik yang dianjurkan untuk Kolera selama 3 hari
- ANTIBIOTIK PILIHAN PERTAMA : TETRASIKLIN
- ANTIBIOTIK PILIHAN KEDUA : KOTRIMOKSAZOL (TRIMETOPRIM + SULFAMETOKSAZOL)
UMUR atau
BERAT BADAN
TETRASIKLIN
Kapsul 250 mg
4 x sehari selama 3 hari
KOTRIMOKSAZOL
2 x sehari selama 3 hari
TABLET
DEWASA
80 mg Tmp +
400 mg Smz
TABLET
ANAK
20 mg Tmp +
100 mg Smz
SIRUP
per 5 ml
40 mg Tmp +
200 mg Smz
2 bulan - < 4 bulan
(4 - < 6 kg) Jangan diberi ¼ 1
2,5 ml
(½ sdk takar)
4 bulan - < 12 bulan
(6 - < 10 kg) ½ ½ 2
5 ml
(1 sdk takar)
12 bulan - < 5 tahun
(10 - < 19 kg) 1 1 3
10 ml
(2 sdk takar)
	 Beri antibiotik oral “pilihan pertama” bila tersedia. Ini dipilih karena sangat efektif, cara
pemberiannya mudah dan murah. Antibiotik “pilihan kedua” diberikan hanya bila obat pilihan
pertama tidak tersedia atau bila dengan obat pilihan pertama tidak memberi hasil yang baik.
Antibiotik pilihan pertama dan pilihan kedua dapat diganti tergantung data resistensi bakteri
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
17
2.	 MEMBERI ANTIBIOTIK INTRAMUSKULAR.
Anak membutuhkan antibiotik intramuskular sebelum dirujuk, yaitu jika anak :
1).	Tidak bisa minum atau menetek. ATAU
2).	Memuntahkan semuanya. ATAU
3).	Kejang. ATAU
4).	Letargis atau tidak sadar.
Pada waktu memberi suntikan antibiotik secara intramuskular :
1).	Jelaskan kepada ibu mengapa obat tersebut harus diberikan.
2).	Tentukan dosis sesuai tabel.
3).	Gunakan alat suntik steril. Ukur dosis dengan tepat.
4).	Suntikkan secara intramuskular.
5).	Jika anak tidak dapat dirujuk, ikuti petunjuk yang ada.
	 Gunakan tabel berikut ini untuk menentukan dosis.Pilih dosis dari tabel pada baris berat
badan yang paling mendekati berat badan anak atau gunakan umur apabila berat badan
tidak diketahui.
BERI ANTIBIOTIK INTRAMUSKULAR
UNTUK ANAK YANG HARUS SEGERA DIRUJUK TETAPI TIDAK DAPAT MENELAN OBAT ORAL
•	 Beri dosis pertama Ampisilin intramuskular dan Gentamisin kemudian rujuk segera. JIKA RUJUKAN TIDAK MEMUNGKINKAN:
•	 Ulangi suntikan Ampisilin setiap 12 jam selama 5 hari.
•	 Kemudian ganti dengan antibiotik yang sesuai, untuk melengkapi 10 hari pengobatan
UMUR atau
BERAT BADAN
AMPISILIN
Dosis : 50 mg per Kg BB
Tambahkan 4 ml Aquadest dalam
1 vial 1000 mg sehingga
menjadi 1000 mg / 5 ml = 200mg/ml
GENTAMISIN
Dosis : 7.5 mg / kg BB
sedíaan 80 mg / 2 ml
2 bulan - < 4 bulan
(4 - < 6 kg) 1.25 ml = 250 mg 1 ml = 40 mg
4 bulan - < 9 bulan
(6- < 8 kg) 1.75 ml = 350 mg 1.25 ml = 50 mg
9 bulan - < 12 bulan
(8 - < 10 kg) 2.25 ml = 450 mg 1.75 ml = 70 mg
12 bulan - < 3 tahun
(10 - < 14 kg) 3 ml = 600 mg 2.5 ml = 100 mg
3 tahun - < 5 tahun
(14 - 19 kg) 3.75 ml = 750 mg 3 ml = 120 mg
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
E.	 MEMBERI OBAT UNTUK MALARIA BERAT.
Anak yang menderita PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM mungkin menderita malaria berat.
Untuk membasmi parasit malaria dengan cepat, beri suntikan artemeter.
Suntikan Artemeter untuk Malaria Berat
UNTUK ANAK YANG HARUS DIRUJUK KARENA PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
•	 Berikan dosis pertama suntikan Artemeter sebelum dirujuk (dosis lihat dibawah).
•	 Jika rujukan tidak memungkinkan, hasil pemeriksaan laboratorium dan klinis
menunjukkan Malaria Berat, ikuti petunjuk berikut :
Suntikan Artemeter intramuskular dengan dosis :
- Hari 1 : 3.2 mg/kg BB
- Hari 2 : 1.6 mg/kg BB
- Hari 3 : 1.6 mg/kg BB
Jika anak belum sadar dalam 3 hari, RUJUK SEGERA.
Jika anak sudah bisa minum obat per oral, gantikan suntikan dengan pemberian
Obat Antimalaria oral untuk Malaria Falsiparum pilihan pertama selama 3 hari,
yaitu ACT atau Artemisinin Combination Therapy.
Keterangan : Tiap ampul Artemeter berisi 1ml ( 80 mg/ml)
F.	 MEMBERI PARASETAMOL UNTUK DEMAM TINGGI ( ≥38.5°C ) ATAU SAKIT TELINGA
Beri satu dosis parasetamol sebelum anak dirujuk.Parasetamol berkhasiat menurunkan suhu
tubuh dan mengurangi rasa sakit.
Beri Parasetamol untuk Demam Tinggi (> 38.5°C) atau Sakit Telinga
PARASETAMOL
Setiap 6 jam sampai demam atau nyeri telinga hilang
UMUR atau
BERAT BADAN
TABLET
500 mg
TABLET
100 mg
SIRUP
120 mg/ 5 ml
2 bulan - 6 bulan
(4 -< 7 kg) ⅛ ½
2.5 ml
(½ sendok takar)
6 bulan - 3 tahun
(7 - < 14 kg) ¼ 1
5 ml
(1 sendok takar)
3 tahun - 5 tahun
(14 - < 19 kg) ½ 2
5 ml
(1 sendok takar)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
19
G.	 MENCEGAH AGAR GULA DARAH TIDAK TURUN PADA ANAK DENGAN PENYAKIT BERAT
DENGAN DEMAM.
Mencegah kadar gula darah tidak turun merupakan tindakan penting sebelum merujuk anak
dengan PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. Penurunan kadar gula darah dapat menyebabkan
kerusakan otak.
MENCEGAH AGAR GULA DARAH TIDAK TURUN
•	 Jika anak masih bisa menyusu :
Mintalah kepada Ibu untuk menyusui anaknya.
•	 Jika anak tidak bisa menyusu tapi masih bisa menelan :
Beri perahan ASI atau.Susu formula/ aie gula 30-50 ml sebelum dirujuk.
Cara membuat air gula : Larutkan 1 sendok teh gula pasir
(5 gram) kedalam gelas yang berisi 50 ml air matang.
•	 Jika anak tidak bisa menelan :
Beri 50 ml susu formula / air gula melalui pipa orogastrik.
Jika tidak tersedia pipa orogastrik rujuk segera
H.	 MEMBERI VITAMIN A UNTUK PENGOBATAN
Anak dengan klasifikasi SANGAT KURUS disertai CAMPAK, CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA
MATA, atau CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT, harus diberikan vitamin A pengobatan.
Dosis pertama sesuai umur anak diberikan di klinik dan dosis selanjutnya akan diberikan di
tempat rujukan, yaitu pada hari ke 2 dan hari ke 15.
Pemberian Vitamin A untuk pengobatan (dosis sesuai umur anak )
GEJALA HARI KE 1 HARI KE 2 HARI KE 15
Sangat kurus v - -
Sangat kurus dan Campak v v v
Menderita Campak v - -
Menderita Campak dan
komplikasi pada mata
v v v
Ada salah satu gejala
Xeroftalmia : Buta senja,
Bercak Bitot,Nanah/radang,
Kornea keruh, Ulcus kornea
v v v
Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.Kekurangan vitamin A dapat
menimbulkan kebutaan. Dosis pemberian vitamin A berdasarkan umur dapat dilihat pada
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
tabel berikut:
Dosis Vitamin A (pengobatan)
UMUR DOSIS
< 6 bulan
50.000 IU
( ½ kapsul biru )
6 -11 bulan
100.000 IU
( kapsul biru )
12 - 59 bulan
200.000 IU
( kapsul merah )
Bila anak dapat menelan, pastikan anak menelan seluruh isi kapsul.Bila anak hanya memerlukan
sebagian isi kapsul, maka kapsul dibuka, gunting/potong bagian ujung kapsul yang runcing,
atau tusuk dengan jarum.Pastikan bahwa anak menelan semua cairan yang kita teteskan.
Pada latihan ini Anda akan menentukan dosis obat yang tepat. Anda tidak harus menghafal
dosis obat tersebut.Lihat tabel dosis obat.
Bagian 1 : Menentukan dosis dengan tepat
1. Tentukan dosis obat yang akan Anda berikan:
Berat Badan
Jika dibutuhkan
Ampisillin
(200 mg/ml)
Jika dibutuhkan
Gentamisin
(80 mg/2ml)
5 kg
7 kg
13 kg
18 kg
Latihan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
21
2.	 Kinanti anak perempuan, umur 12 bulan (10 kg), dibawa ke klinik pagi ini karena menderita
demam selama 2 hari dan tidur terus menerus sejak kemarin. Kinanti dalam keadaan
tidak sadar.Klasifikasinya : PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM, status gizi NORMAL,
TIDAK ANEMIA, DEMAM : MUNGKIN BUKAN DBD. Pada pemeriksaan RDT hasilnya positif
Falsiparum. Petugas kesehatan akan memberi antibiotik dan anti malaria intramuskular.
Kinanti juga akan diberi larutan gula melalui pipa nasogastrik untuk mencegah penurunan
kadar gula darah. Kemudian Kinanti akan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat.
Tulis nama obat dan dosis yang diberikan :
Antibiotik : .............................................................…
Anti malaria : .............................................................
Larutan Gula dengan pipa nasogastrik : ...................
I.	 MEMBERI TINDAKAN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
	 Anak dengan klasifikasi Demam Berdarah Dengue (DBD), harus segera dirujuk.Namun
sebelum dirujuk harus ada tindakan yang dikerjakan di klinik.Hal terpenting untuk tindakan
pra-rujukan pada DBD adalah mencegah atau menangani syok.
Penderita DBD yang syok, harus diberi cairan intravena sebelum dirujuk.
Pemberian cairan intravena ini berbeda dengan pemberian cairan intravena
pada penderita diare dengan DEHIDRASI BERAT.
	 Jika Anda mampu memberi cairan infus dan Anda mempunyai larutan Ringer Laktat atau
larutan lain yang dapat digunakan untuk penderita DBD, mulailah secepatnya memberi cairan
infus di klinik dengan menggunakan rencana cairan berikut ini. Pastikan untuk tetap memberi
cairan infus selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
PEMBERIAN CAIRAN PRA RUJUKAN untuk DBD
JIKA ADA TANDA SYOK, ATASI SYOK DENGAN SEGERA :
•	 Beri oksigen 2-4 liter/ menit.
•	 Segera beri cairan intravena *. Beri cairan Ringer Laktat / Ringer asetat :
20 ml/kgBB selama 30 menit.
•	 Periksa kembali anak setelah 30 menit.
»» Jika nadi teraba, beri cairan dengan tetesan 10 ml/kg BB/jam. Setelah maksimal
30 menit, RUJUK SEGERA ke Rumah Sakit.
»» Jika nadi tidak teraba, beri cairan dengan tetesan 20 ml/kg BB/30 menit dan
rujuk SEGERA ke Rumah Sakit.
•	 Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam.
JIKA TIDAK ADA TANDA SYOK :
•	 Berikan infus Ringer Laktat / Ringer Asetat sesuai dosis.
»» Berat Badan < 15 kg : 7 ml/ kg BB/ jam.
»» Berat Badan 15-40 kg : 5 ml/ kg BB/ jam.
»» Berat badan > 40 kg : 3 ml/ kg BB/jam.
•	 Jika masih bisa minum : - Beri minum apa saja ** (oralit, susu, teh manis, jus buah,
kaldu atau tajin ) sebanyak mungkin dalam perjalanan ke tempat rujukan.
CATATAN :
* Jika tidak dapat memberi cairan intravena, RUJUK SEGERA, dalam perjalanan beri Oralit/ cairan lain sedikit
demi sedikit dan sering.
** Jangan memberi minuman yang berwarna merah atau coklat tua karena
sulit dibedakan jika ada perdarahan lambung.
	 Lakukan juga tindakan pra rujukan lainnya seperti memberi satu dosis Parasetamol jika demam
tinggi ( ³ 38,5°C ). Jika Puskesmas mempunyai fasilitas rawat inap, tangani kasus DBD
sesuai dengan Pedoman Tatalaksana Demam Dengue/ Demam Berdarah Dengue yang
dikeluarkan oleh Ditjen P2M/PL.
MERUJUK PENDERITA DBD
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
23
Berikut ini Anda akan berlatih untuk merujuk anak dengan DBD yang sebelumnya diberikan
cairan infus.
Kasus
Susi anak perempuan, umur 3½ tahun, berat badan 14 kg dan suhu 38°C.
Tidak ada tanda bahaya umum dan diklasifikasikan sebagai DEMAM :MUNGKIN
BUKAN MALARIA, DBD, status gizi NORMAL dan TIDAK ANEMIA.
Mira mempunyai tanda-tanda syok. Petugas akan segera merujuk Susi, karena klinik
mampu memberi cairan infus, ia akan segera mulai memberi cairan pra-rujukan.
a.	 Bagaimana seharusnya petugas menanganinya?
b.	 Berapa banyak cairan yang harus diberikan kepada Susi?
c.	 Apa langkah petugas selanjutnya?
	
Latihan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
Selamat Anda telah menyelesaikan satu kegiatan belajar dari modul ini mengenai perlunya
rujukan segera dan melakukan tindakan/pengobatan prarujukan.Dengan demikian Anda
sebagai petugas kesehan sudah memahami perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan/
pengobatan prarujukan. Hal-hal penting yang telah Anda pelajari adalah sebagai berikut:
1.	 Apabila tidak mampu menangani masalah pada anak sakit usia 2 bulan sampai dengan 5
tahun Anda harus melakukan rujukan segera ketempat pelayanan kesehatan yang lebih
memadai.
2.	 Bila anak akan dirujuk SEGERA, harus ditentukan tindakan yang perlu diberikan sebelum
merujuk (tindakan pra rujukan). Jangan melakukan tindakan yang tidak terlalu perlu,
karena akan menghambat rujukan.
3.	 Sebelum merujuk lakukan tindakan/pengobatan pra rujukan. Jelaskan kepada orang tuanya
bahwa tindakan/pengobatan pra rujukan diperlukan untuk menyelamatkan kelangsungan
hidup anak.
4.	 Mintakan persetujuan orang tua (informed consent) sebelum melakukan tindakan/
pengobatan pra rujukan.
5.	 Beberapa masalah pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun yang perlu dilakukan rujukan
segera adalah: pneumonia berat atau penyakit sangat berat, diare dehidrasi berat, diare
persisten berat, penyakit berat dengan demam, campak dengan komplikasi berat, demam
berdarah dengue. Mastoiditis, sangat kurus dan/ atau edema, anemia berat.
6.	 	Pastikan bahwa setiap anak dengan tanda bahaya umum apapun harus dirujuk setelah
mendapatkan dosis pertama antibiotik dan tindakan pra-rujukan lainnya.
7.	 Anak mungkin mempunyai masalah berat yang tidak disebutkan diatas, misalnya nyeri
perut hebat. Bila Anda tidak dapat menangani masalah berat tersebut, rujuk anak.
8.	 INGAT : Umumnya anak yang datang berobat tidak mempunyai tanda bahaya umum,
klasifikasi berat atau masalah berat lain, maka anak-anak tersebut tidak perlu dirujuk.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
25
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih satu jawaban yang Anda anggap
paling benar.
1.	 Penyakit dengan klasifikasi berat yang perlu rujuka segera :
a.	Penyakit berat dengan demam
b.	Anemia
c.	Demam bukan DBD
d.	Diare
2.	 Tindakan.pengobatan pra rujukan yang harus diberikan:
a.	Beri antibiotik selama 3 hari
b.	Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai
c.	Beri dosis pengobatan vitamin A
d.	Beri cairan oral
3.	 Anak sakit dengan klasifikasi berat yang membutuhkan antibiotic sebelum dirujuk :
a.	Dehidrsi berat
b.	Campak
c.	Mastoiditis
d.	Pneumonia
4.	 Anak membutuhkan antibiotic intramuscular sebelum dirujuk bila:
a.	Batuk terus menerus
b.	Menangis tidak berhenti
c.	Tidak mau minum per oral
d.	Kejang atau tidak sadar
5.	 Vitamin A untuk pengobatan yang diberikan hari ke 1, 2 dan 15 yaitu pada anak:
a.	Sangat kurus
b.	Menderita campak
c.	Buta senja
d.	 Anak diare
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
Tugas
Mandiri
Cantumkan tiap dosis di kotak yang disediakan.
a.	 Ampisilin untuk anak umur 14 bulan dan
berat 10 kg
b.	 Artemeter untuk anak 11 kg
c.	 Gentamisin untuk anak 6 kg
d.	 Ampisilin untuk anak umur 3 tahun
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
27
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 diharapkan Anda dapat melakukan rujukan pada
anak dan menentukan tindakan/pengobatan untuk anak yang tidak perlu dirujuk
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat :
Merujuk anak ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai
Menentukan macam-macam penyakit untuk anak yang tidak memerlukan rujukan segera
Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosis serta jadual pemberian
Memberi cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian makan
1.	 Merujuk anak
2.	 Menentukan macam-macam penyakit untuk anak yang tidak memerlukan rujukan segera
3.	 Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosis serta jadual pemberian
4.	 Memberi cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian makan
.
	
	 Setelah Anda memahami tentang perlunya dilakukan rujukan segera dan dapat menentukan
tindakan/pengobatan pra rujukan, apakah Anda pernah melakukan rujukan pada anak? Baiklah
dalam materi selanjutntya Anda akan mempelajari bagaimana melakukan rujukan pada anak
ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai .
Kegiatan
Belajar 2
Rujukan Pada Anak dan Menentukan Tindakan/
Pengobatan Untuk Anak yang Tidak Perlu
Dirujuk
Tujuan Pembelajaran
Pokok Materi
Tujuan Khusus
Uraian
Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
A.	 MERUJUK ANAK
Sebelum merujuk anak ada beberapa hal yang harus Anda lakukan sebagai berikut:
1.	 Jelaskan tentang pentingnya rujukan. Minta persetujuan untuk membawa anaknya ke
rumah sakit. Bila tidak mau, cari penyebabnya. Contoh alasan yangdikemukakan adalah:
•	 Tidak mempunyai uang untuk biaya transportasi, perawatan di rumah sakit, obat-obatan
atau makanan ibu selama tinggal di rumah sakit.
•	 Tidak dapat meninggalkan rumah untuk menunggui anak di rumah sakit karena :
»» Tidak ada yang merawat anak-anak yang lain.
»» Harus bertani.
»» Ibu bisa kehilangan pekerjaan.
2.	 Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah, misalnya :
•	 Diskusikan bagaimana cara berangkat ke rumah sakit. Bila perlu, bantu mengatur
transportasinya.
•	 Jika memerlukan bantuan selama ibu di rumah sakit, beri saran tentang siapa yang
mungkin dapat membantu.
Misalnya, tanyakan apakah ada anggota keluarga yang dapat membantu merawat anak
yang lain dan menyiapkan makanan serta menggantikan tugasnya.
Usahakan agar ibu mau membawa anaknya ke rumah sakit dan bantulah semampu Anda
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
29
untuk memecahkan masalahnya.
3.	 Tulis surat rujukan untuk dibawa ke rumah sakit. Beritahu ibu untuk memberikannya
kepada petugas kesehatan di rumah sakit.
Tulislah:
•	 Nama dan umur anak.
•	 Tanggal dan waktu rujukan.
•	 Uraian singkat masalah anak.
•	 Alasan rujukan (tanda dan gejala yg mendukung klasifikasi berat)
•	 Tindakan yang telah Anda berikan.
•	 Setiap informasi lain yang perlu diketahui petugas kesehatan yang akan merawat anak
di rumah sakit, seperti tindakan yang telah diberikan sebelumnya dan imunisasi yang
dibutuhkan.
•	 Nama Anda dan nama klinik Anda.
CONTOH SURAT RUJUKAN
11-7-2013 jam 11.00
Naryo : Umur 18 bulan
Dirujuk karena : - Diare Dehidrasi berat
- Sangat Kurus
Juga menderita batuk :
•	 Tanpa napas cepat
•	 Tak ada tarikan dinding dada ke dalam
Tindakan yang telah diberikan di Puskesmas :
•	 Vitamin A : 200.000 IU
•	 Oralit : ibu diminta untuk sering meminumkannya selama perjalanan ke R S.
Membutuhkan imunisasi Campak ----- belum diberi .
Terima kasih.
Bidan Lia
Pusk. Jember
4.	 Beri ibu instruksi dan peralatan yang diperlukan untuk merawat anak selama perjalanan
ke rumah sakit :
•	 Bila rumah sakit jauh, beri antibiotik oral dosis berikutnya jika anak masih bisa minum.
Jelaskan, kapan antibiotik tersebut harus diberikan (sesuai jadwal dosis pada bagan
PENGOBATAN).
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
•	 Jaga anak agar tetap hangat selama dalam perjalanan.
•	 Nasihati ibu untuk melanjutkan menyusui.
•	 Bila anak menderita diare dehidrasi ringan/ sedang atau berat dan anak masih bisa
minum atau anak dirujuk untuk DBD, beri larutan oralit sedikit demi sedikit tapi sering
dalam perjalanan.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
31
Latihan
Pada latihan ini akan diulangi kembali langkah-langkah yang berhubungan dengan rujukan
melalui suatu studi kasus. Pelajari Formulir Pencatatan Dimas pada halaman berikut.
1.	 Apakah Dimas memerlukan rujukan?Mengapa ya dan mengapa tidak?
2.	 Apa tindakan penting pra rujukan yang diperlukan Dimas?
3.	 Tulis surat rujukan ke Rumah Sakit untuk Dimas. Gunakan tanggal dan waktu hari ini.
Gunakan nama Anda sebagai petugas kesehatan.
__________________________
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
32
TATALAKSANA BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Tanggal Kunjungan :____ ______________
Nama anak:	 DIMAS	 L / P Umur: 4 bl	BB 7 kg PB / TB 65 Suhu 38o
C
Tanyakan: Anak ibu sakit apa ? batuk Kunjungan pertama √ Kunjungan ulang? ___
PENILAIAN (Beri garis bawah semua gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI TINDAKAN
MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM
Tidak bisa minum
atau menyusu
M e m u n t a h k a n
semuanya.
Kejang.
* Letargis atau tidak
sadar.
Ada tanda
bahaya umum?
Ya__ Tidak √
Ingatlah adanya
tanda bahaya
umum dalam
menentukan
klasifikasi
Ingatlah
untuk merujuk
setiap anak
yang mempunyai
tanda bahaya
umum
APAKAH ANAK BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS?
Ya √ Tidak __
Sudah berapa
lama?
6 hari
* Hitung nafas dalam 1
menit.
54 kali/menit.
* Napas cepat ?
• Lihat tarikan
dinding dada
* Dengar adanya
stridor
P n e u m o n i a
b e r a t a t a u
penyakit sangat
berat
APAKAH ANAK DIARE? Ya √ Tidak ___
Sudah berapa
lama? 2_ hari
Adakah darah
dalam tinja ?
Lihat keadaan umum
anak Apakah anak:
Letargis atau tidak sadar
Gelisah atau rewel
Lihat apakah matanya
cekung?
Beri anak minum.
Apakah:
Tidak bisa minum atau
malas minum
Haus, minum dengan
lahap
Cubit kulit perut.
Apakah: kembalinya:
-Sangat lambat (lebih
dari 2 detik)?
- Lambat?
Diare
tanpa
dehidrasi
APAKAH ANAK DEMAM? Ya √ Tidak ___
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
33
(anamnesis/teraba panas/suhu 37,5oC atau
lebih)
Tentukan Daerah Risiko Malaria : Tinggi -
Rendah - Tanpa Risiko.
Jika Risiko Rendah atau Tanpa Risiko Malaria,
tanyakan :
Apakah anak berkunjung keluar daerah ini
dalam 2 minggu terakhir?
Jika Ya, tentukan daerah risiko sesuai tempat
yang dikunjungi.
Ambil sediaan darah: (tidak dilakukan untuk
daerah tanpa risiko)
Periksa RDT jika belum pernah dilakukan
dalam 28 hari terakhir. ATAU
Periksa mikroskopis darah jika sudah
dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir
· Sudah berapa
lama anakdemam?
3 hari
· Jika lebih dari 7
hari,
Apakah demam
terjadi setiap hari?
· Apakah anak
pernah mendapat
anti malaria dalam
2 minggu terakhir?
· Apakah anak
menderita campak
dalam 3 bulan
terakhir?
· Lihat dan raba
adanya kaku kuduk
· Lihat adakah pilek
· Lihat tanda-tanda
CAMPAK:
- Ruam kemerahan di
kulit yang
menyeluruh dan
- Salah satu dari: batuk,
pilek atau
mata merah
Malaria Lakukan
pemeriksaan RDT
Hasil : RDT (+) / (- )
Falciparum
Lakukan
pemeriksaan SDM
(mikroskopis)
Jika anak sakit
campak saat ini
atau dalam 3 bulan
terakhir:
• Lihat adanya luka di
mulut.
Jika ya, apakah dalam
atau luas?
• Lihat adakah nanah
keluar dari mata
• L i h a t a d a k a h
kekeruhan pada kornea
Klasifikasikan Demam Berdarah jika
demam 2 hari sampai dengan 7 hari
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
34
• Apakah ada
perdarahan dari
hidung atau gusi
yang berat?
• Apakah anak
muntah? Jika ya:
- Apakah sering?
- Apakahmuntahnya
Berdarah atau
seperti kopi?
• Apakah beraknya
berwarna hitam?
• Apakah ada nyeri
ulu hati atau anak
gelisah?
• Perhatikan tanda-
tanda syok:
Ujung ekstremitas
teraba dingin dan nadi
teraba lemah atau tak
teraba.
• L i h a t a d a n y a
perdarahaan dari
hidung atau gusi yang
berat
• Lihat adanya bintik
perdarahan di Kulit
(petekie) Jika sedikit
dan tak ada gejala lain
dari DBD, lakukan uji
Torniket.
Demam:
mungkin
bukan DBD
APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA ?Ya __Tidak_√_
• Apakah ada nyeri
telinga ?
• Adakah nanah /
cairan keluar dari
telinga ?
Jika ya, sudah berapa
lama ? ____ hari
• Lihat adanya nanah
/ cairan keluar dari
telinga.
• Raba adanya
pembengkakan yang
nyeri di belakang
telinga.
MEMERIKSA STATUS GIZI
· Lihat apakah anak tampak kurus atau sangat
kurus.
· Lihat adanya pembengkakan di kedua
punggung kaki.
· Tentukan berat badan menurut panjang
badan atau tinggi badan :
- BB / PB (TB) < -3 SD ____
- BB / PB (TB) ≥ -3 SD − < - 2 SD ____
- BB / PB (TB) - 2 SD − + 2 SD __√__
Normal
MEMERIKSA ANEMIA
· Lihat adanya kepucatan pada telapak tangan:
- Sangat pucat
- Agak pucat
Tidak
anemia
MEMERIKSA STATUS IMUNISASI
(Lingkari imunisasi yang dibutuhkan hari ini:)
__√__ __√__ __√__ ____ _______
BCG HB-0 HB- 1 HB- 2 HB-3
__√___ __√___ ______ ______
DPT-1 DPT-2 DPT-3 Campak
__√___ ___√___ ______ ______
Polio-1 Polio-2 Polio-3 Polio-4
Imunisasi yang
diberikan hari ini:
____________
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
35
M E M E R I K S A
PEMBERIAN VIT. A
Dibutuhkan vitamin
A :
Ya __ Tidak _√_
Apakah diberi
vitamin A hari ini?
ya __ tidak √
MENILAI MASALAH/KELUHAN LAIN
LAKUKAN PENILAIAN PEMBERIAN MAKAN
jika anak KURUS atau UMUR < 2 TAHUN
dan tidak akan dirujuk segera
* Apakah ibu menyusui anak ini? Ya ___ Tidak
___
Jika ya, berapa kali dalam 24 jam? ___ kali
Apakah juga menyusui di malam hari? Ya ___
Tidak ___
Apakah anak mendapat makanan atau
minuman lain?
Ya ___Tidak ___ Jika ya, makanan atau
minuman apa?
______________________________________________
Berapa kali sehari? ___ kali. Alat apa yang
digunakan untuk Memberi makan/minum
anak?
______________________________________________
* Jika anak KURUS :
Berapa banyak makanan/minuman yang
diberikan pada
anak?
__________________________________________________
Apakah anak mendapat makanan tersendiri?
Ya___Tidak___
Siapa yang memberi makan dan bagaimana
caranya?
Selama sakit ini apakah ada perubahan
pemberian makan pada anak?
Ya ___ Tidak ___ Jika ya, bagaimana?
______________________________________________
______________________________________________
Nasihati kapan kembali segera
Kunjungan ulang : ______ hari
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
36
B.	 MACAM-MACAM PENYAKIT UNTUK ANAK YANG TIDAK MEMERLUKAN RUJUKAN SEGERA
Anak yang tidak memerlukan rujukan dan dapat ditangani di klinik Anda, yaitu yang mempunyai
klasifikasi sebagai berikut:
1.	 PNEUMONIA
2.	 BATUK : BUKAN PNEUMONIA
3.	 DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
4.	 DIARE TANPA DEHIDRASI
5.	 DIARE PERSISTEN
6.	 DISENTERI
7.	 MALARIA (Risiko Tinggi dan Risiko Rendah Malaria)
8.	 DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA (Risiko Rendah Malaria)
9.	 DEMAM : BUKAN MALARIA (Tanpa Risiko Malaria).
10.	CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN/ATAU MULUT
11.	CAMPAK
12.	MUNGKIN DBD
13.	DEMAM : MUNGKIN BUKAN DBD
14.	INFEKSI TELINGA AKUT
15.	INFEKSI TELINGA KRONIS
16.	KURUS
17.	ANEMIA
	 Untuk setiap klasifikasi yang dibuat, tuliskan hanya tindakan dan pengobatan yang sesuai
untuk anak tersebut (lihat bagan kolom Tindakan/Pengobatan dan tabel obat yang sesuai di
halaman 17).
Tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan segera meliputi :
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
37
1.	 Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosis serta jadwal pemberian.
2.	 Memberi cairan tambahan dan tablet Zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian makan.
3.	 Memberi tindakan dan pengobatan infeksi lokal.
4.	 Memberi imunisasi sesuai kebutuhan.
5.	 Memberi suplemen vitamin A.
C.	 MEMILIH OBAT ORAL YANG SESUAI DAN MENENTUKAN DOSIS SERTA JADUAL PEMBERIAN
	Untuk memilih obat oral yang sesuai, menentukan dosis serta jadwal pemberian untuk anak
yang tidak dirujuk bisa Anda pelajari seperti dibawah ini.
1.	 Memberi antibiotik oral yang sesuai
Anak sakit dengan klasifikasi dibawah ini membutuhkan antibiotik.
•	 PNEUMONIA
•	 DISENTERI
•	 INFEKSI TELINGA AKUT
Di klinik biasanya tersedia lebih dari satu macam antibiotik, karena itu Anda harus tahu cara
memilih antibiotik yang sesuai dengan penyakit anak.
	 Jika anak mempunyai lebih dari satuklasifikasi, masing-masing klasifikasi akan membutuhkan
antibiotik. Jika mungkin, pilih satu jenis antibiotik saja yang dapat mengobati berbagai klasifikasi.
a.	 Satu jenis antibiotik untuk mengobati beberapa jenis penyakit.
	 Jika anak mempunyai lebih dari satu klasifikasi yang membutuhkan antibiotik yang sama,
JANGANmemberi dosis ganda atau menambah waktu pengobatan.
b.	 Lebih dari satu jenis antibiotik untuk mengobati beberapa jenis penyakit.
	 Sebagai contoh, di suatu negara tertentu, antibiotik untuk PNEUMONIA tidak efektif untuk
DISENTERI.Pada keadaan ini anak dengan DISENTERI dan sekaligus PNEUMONIA harus diobati
dengan 2 (dua) jenis antibiotik.
c.	 Antibiotik tidak dapat diberikan bersama dengan obat lain.
	 Contoh:Kotrimoksazol tidak boleh diberikan bersama Sulfadoksin - Pirimethamin
harinya. Antibiotik harus diminum sampai habis.Jumlah pemberian obat disesuaikan dengan
jenis antibiotik dan penyakitnya.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
38
Untuk menentukan dosis antibiotik yang tepat :
•	 Lihat kolom yang berisi daftar kandungan obat pada tablet atau sirup yang tersedia di
klinik Anda.
•	 Selanjutnya, pilih baris yang sesuai dengan umur atau berat badan anak.
Untuk menentukan dosis yang tepat, memakai berat badan lebih baik daripada umur.Dosis
yang tepat tertera pada perpotongan antara kolom jenis obat dan baris umur atau berat badan.
Untuk pengobatan PNEUMONIA, dulu diberikan kotrimoksazol 2 x sehari selama 5 hari atau
Amoksisilin 15 mg/kgBB/hari yang dibagi menjadi 3 dosis.
Pemberian Amoksisilin yang 3 kali ini memberi peluang untuk ketidak patuhan.
Beberapa penelitian yang membandingkan pemakaian Amoksisilin 15
mg/kgBB/hari yang dibagi menjadi 3 dosis dengan dosis 25 mg/kgBB/hari yang dibagi menjadi
2 dosis membuktikan farmakokinetik dan kadar dalam darah yang setara.
	 Sesuai pula dengan rekomendasi dari American Academy of Paediatrics yang berdasarkan
beberapa penelitian mereka, maka sekarang dipakai Amoksisilin dengan dosis 25 mg/kgBB/
hari yang dibagi dalam 2 dosis. Selanjutnya semua klasifikasi yang membutuhkan Amoksisilin
diberikan 2x sehari.
2.	 Memberi Obat Antimalaria Oral
	 Pengobatan malaria dengan klorokuin tidak dianjurkan lagi, karena menurut hasil penelitian
menunjukkan resistensi terhadap klorokuin.Pengobatan yang efektif untuk malaria falsiparum,
malaria vivax/ovale dan mix infection di daerah yang resisten klorokuin menggunakan Artemisin
Combination Therapy (ACT) yaitu kombinasi Artesunat, Amodiakuin dan Primakuin.
	 Bila pemeriksaan RDT hasilnya positif falsiparum, maka diobati dengan pengobatan
untuk malaria falsiparum dan bila hasilnya positif non falsiparum, maka diberi pengobatan
untuk malaria vivax/ ovale. Bila positif kedua-duanya diberi pengobatan untuk malaria mixed.
Apabila terjadi kegagalan pengobatan dengan obat pilihan pertama atau obat tidak tersedia
maka diberikan obat pilihan kedua. Beri Antimalaria Oral untuk Malaria Falsiparum
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
39
Beri Antimalaria Oral untuk Malaria Falsiparum
- ANTIMALARIA PILIHAN PERTAMA : ARTESUNAT DAN AMODIAKUIN DAN PRIMAKUIN (ANAK < 12 BULAN : TANPA PRIMAKUIN)
- ANTIMALARIA PILIHAN KEDUA : KINA DAN PRIMAKUIN (ANAK < 12 BULAN : HANYA KINA)
UMUR atau
BERAT
BADAN
Pilihan Pertama Pilihan Kedua
Hari 1 Hari 2 Hari 3
KINA
(200 mg)
PRIMAKUIN
(15 mg
biasa)
Artesu
nat
(50 mg/
tablet)
Amodia
kuin
(153 mg
basa/
tablet)
Prima
kuin
(15 mg
basa/tab)
Artesu
nat
(50 mg/
tablet
Amodia
kuin
(153 mg
basa/
tablet)
Artesu
nat
(50
mg/
tablet)
Amodia
kuin
(153 mg
basa/
tablet)
30 mg /kgBB/hari
dibagi dalam
3 dosis selama
7 hari
Diberikan
sebagai
dosis tunggal
2 - < 12 bulan
(4 - < 10 kg)
1/2 1/2
Jangan
diberi 1/2 1/2 1/2 1/2 3 x 1/4
Jangan
diberi
12 bl - 5 tahun
(10 - < 19 kg
1 1 ¾ 1 1 1 1 3 x ½ ¾
Dosis Artesunat : 4 mg/kgBB/hari
Dosis Amodiakuin: 10 mg/kg BB/hari
Dosis Primakuin (hanya untuk anak ≥1 tahun): 0.75 mg/kg BB pada hari pertama saja.
Obat anti malaria harus diberikan sesudah makan.
Primakuin tidak boleh diberikan kepada anak berumur dibawah 1 tahun karena
dapat menimbulkan efek samping yang berat.
3.	 Memberi Parasetamol Untuk Demam Tinggi ( ≥ 38.5°C ) Atau Nyeri Telinga
Parasetamol berkhasiat menurunkan suhu tubuh dan mengurangi rasa sakit
a.	 Jika anak demam tinggi (≥38.50 C), beri satu dosis parasetamol di klinik.
b.	 Jika anak menderita nyeri telinga, beri parasetamol untuk 1 hari yaitu 4 dosis.
c.	 Jelaskan kepada ibu untuk memberi satu dosis setiap 6 jam sampai nyeri hilang.
d.	 Jika ibu jelas menyebutkan bahwa anaknya demam pada malam hari sebelum ke
klinik dan saat ini tidak lagi teraba demam atau suhunya normal, maka ibu bisa diberi
parasetamol dengan nasihat untuk diminumkan kepada anaknya jika timbul demam.
e.	 Dosis Parasetamol untuk demam tinggi atau sakit telinga dapat dilihat pada bagan
sebelumnya.
4.	 MEMBERI VITAMIN A
Anda telah mempelajari pemberian vitamin A pengobatan untuk anak SANGAT KURUS disertai
CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA, dimana dosis pertama vitamin A diberikan di klinik,
dilanjutkan dengan dosis selanjutnya di tempat rujukan pada hari ke 2 dan hari ke 15.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
40
	Pemberian vitamin A untuk pengobatan pada anak yang tidak perlu dirujuk, yaitu untuk
klasifikasi CAMPAK tanpa komplikasi hanya pada hari pertama.
	Vitamin A juga diberikan sebagai tambahan/suplemen pada semua balita mulai umur 6
bulan.Selain diberi di klinik, juga bisa diberi di posyandu setiap 6 bulan, yaitu pada bulan
Februari dan Agustus.
Dosis Vitamin A untuk pencegahan (suplemen)
UMUR
KAPSUL VITAMIN A
100.000 IU
(kapsul b iru)
200.000 IU
(kapsul merah)
6 bulan - 11 bulan 1 kapsul ½ kapsul
12 bulan - 59 bulan 2 kapsul 1 kapsul
JADWAL PEMBERIAN VITAMIN A :
Dosis pertama sebesar 100.000 IU pada umur 6 bulan - 11 bulan.
Dosis berikutnya sebesar 200.000 IU setiap 6 bulan (sampai umur 5
thn) setiap Pebruari dan Agustus.
Jika seorang anak belum mendapatkannya dalam 6 bulan terakhir,
beri satu dosis.
5.	 MEMBERI ZAT BESI
	 Anak tampak pucat mungkin menderita anemia.Anak membutuhkan zat besi.
Beri Zat Besi untuk pengobatan
Beri tiap hari selama 4 minggu untuk anak umur 6 bulan sampai 5 tahun.
UMUR
atau
BERAT BADAN
TABLET BESI / FOLAT
(60 mg besi elemental dan
0.25 mg asam folat)1 x sehari
SIRUP BESI
(setiap 5 ml mengandung 30
mg besi elemental) 1 x sehari
6 bulan - 12 bulan
(7 - <10 kg)
¼ 2,5 ml (½ sendok takar)
12 bulan - 5 tahun
(10 - <19 kg)
½ 5 ml (1 sendok takar)
Zat besi tersedia dalam 2 bentuk yaitu : tablet dan sirup.
Perhatikan kandungan zat besi dalam tablet / sirup tersebut. Kandungan zat besi yang
berbeda dengan di atas, cara pemberiannya mungkin berbeda. Lihat dosis yang dianjurkan
oleh pabrik pembuatnya.
Catatan : Sirup besi yang banyak dijual di apotik pada umumnya mengandung ferous
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
41
Gambar: Cacing Tambang
fumarat yang cara pemberiannya berbeda.
	 Beri zat besi yang cukup untuk 4 minggu. Jelaskan kepada ibu bahwa anak membutuhkan
dosis sesuai anjuran. Setelah obat habis, ibu diminta kembali guna mendapat zat besi untuk
4 minggu berikutnya. Jelaskan bahwa setelah minum zat besi, tinja anak akan berubah warna
menjadi hitam/abu-abu.
Kelebihan zat besi berakibat buruk pada anak dan dapat memperberat sakit pada anak
gizi buruk.Jauhkan zat besi dari jangkauan anak.
	 Bila anak yang menderita anemia, sedang dalam pengobatan sulfadoksinpirimetamin
(Fansidar), jangan diberi tablet besi/folat sebelum pemberian Fansidar selesai, karena
Fansidar bersifat anti - folat. Sirup besi tidak mengandung folat, sehingga dapat diberikan
bersama-sama sulfadoksin-pirimetamin (Fansidar).
6.	 MEMBERI OBAT CACINGAN
	 Anemia mungkin juga disebabkan oleh infeksi cacing (terutama cacing tambang dan
cacing cambuk), sehingga diperlukan obat anti cacing.Pirantel pamoat merupakan obat
cacing berspektrum luas yang banyak tersedia di puskesmas, namun pilihan pertama adalah
Albendazol.
Syarat pemberian pirantel pamoat pada anak dengan anemia adalah;
1).	hasil pemeriksaan tinja positif terhadap cacing, DAN
2).	umur anak 4 bulan atau lebih, DAN
3).	tidak mendapat pirantel pamoat dalam 6 bulan terakhir.
Catatan : Jika tidak dapat memeriksa sediaan tinja, jangan beri pirantel pamoat
pada anak dengan anemia, kecuali ditemukan cacing dalam tinja.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
42
Beri Obat Cacingan
Jika anak ANEMIA, berumur > 4 bulan, belum pernah mendapat obat ini dalam 6 bulan terakhir,
beri obat cacingan dosis tunggal
•	 PILIHAN PERTAMA	:ALBENDAZOL
•	 PILIHAN KEDUA	 : PIRANTEL PAMOAT
Beri Obat Cacingan
Jika anak ANEMIA, berumur > 4 bulan, belum pernah mendapat obat ini dalam 6 bulan terakhir, beri obat
cacingan dosis tunggal
•	 PILIHAN PERTAMA : ALBENDAZOL
•	 PILIHAN KEDUA : PIRANTEL PAMOAT
ALBENDAZOLE PIRANTEL PAMOAT
UMUR
TABLET 400mg
Dosis tunggal
UMUR / BERAT
BADAN
TABLET125 mg
Dosis tunggal
1- < 2 tahun ½
4 bulan - < 9 bulan
(6 - < 8 kg)
½
9 bulan - < 1 tahun
(8 - < 10 kg)
¾
2- < 5 tahun 1
1 tahun -< 3 tahun
(10 - < 14 kg)
1
3 tahun -< 5 tahun
(14 - < 19 kg)
1½
	 Pada latihan ini Anda akan berlatih menggunakan bagan PENGOBATAN untuk menentukan
obat yang sesuai, dosis dan jadwal pemberian yang benar.
	 Pilih sediaan obat yang tersedia di klinik Anda. Anggaplah bahwa anak ini baru pertama kali
diobati untuk sakitnya, kecuali disebutkan lain. Tulis jawaban pada tempat yang disediakan.
1).	Anak demam dengan berat 6 kg dan pemeriksaan RDT positif Falsiparum perlu mendapat
obat antimalaria oral.
	 Sebutkan jenis, dosis, jadwal dan lama pemberian obat antimalaria:
2).	Bayi umur 9 bulan perlu suplementasi vitamin A.
	 Sebut jenis, dosis dan jadwal vitamin A :
3).	Anak umur 4 tahun SANGAT KURUS dan menderita CAMPAK, perlu
Latihan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
43
	 pengobatan vitamin A.
Sebut jenis, dosis dan jadwal vitamin A :
4).	Anak umur 2 tahun (11 kg) menderita ANEMIA membutuhkan tablet zat
	 besi dan obat cacingan. Pirantel pamoat pernah diberikan 3 bulan lalu.
	 Sebutkan jenis, dosis, jadwal dan lama pemberian tablet/sirup zat besi:
	 Sebutkan jenis, dosis, jadwal dan lama pemberian obat kecacingan:
D.	 MEMBERI CAIRAN TAMBAHAN DAN TABLET ZINC UNTUK DIARE DAN MELANJUTKAN
PEMBERIAN MAKAN
	Pada modul sebelumnya Anda telah mempelajari cara menilai anak dengan diare,membuat
klasifikasi dehidrasi dan memilih salah satu rencana pengobatan,yaitu :
1.	 Rencana Terapi A - Penanganan diare di rumah
2.	 Rencana Terapi B - Penanganan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit
3.	 Rencana Terapi C - Penanganan dehidrasi berat dengan cepat
	 Ketiganya adalah pemberian cairan sebagai pengganti cairan dan garam yang hilang bersama
diare.Cara terbaik melakukan rehidrasi dan mencegah dehidrasi adalah memberi oralit.Cairan
intravena hanya diberikan pada keadaan dehidrasi berat.
	 Satu-satunya jenis diare yang perlu diobati dengan antibiotik adalah DIARE DEHIDRASI BERAT
di daerah Kolera dan DISENTERI.
	 Jangan beri obat antidiare dan antimuntah pada anak dan bayi, karena obat tersebut tidak
mengobati diare dan beberapa diantaranya berbahaya. Obat obat berbahaya tersebut antara
lain antispasmodik ( codein, opium tincture diphenoxylate, loperamide) atau anti muntah (
chlorpromazine ). Diantaranya ada yang mengakibatkan lumpuhnya gerakan usus atau tidur
terus secara tidak normal.Beberapa juga berakibat fatal terutama bila diberikan pada bayi.
	 Obat antidiare lain yang tidak membahayakan tetapi tidak efektif untuk mengobati diare adalah
: kaolin, attapulgite, smectite dan activated charcoal / norit. Pemakaian obat anti diare dapat
menunda penanganan dengan oralit.
Pemberian tablet Zinc untuk semua penderita Diare:
	 Zinc merupakan zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan. Zinc yang
ada dalam tubuh akan hilang dalam jumlah besar saat anak menderita diare.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
44
Penggantian Zinc yang hilang sangat diperlukan dalam proses kesembuhan untuk menjaga kesehatan
pada bulan berikutnya.
1.	 Pastikan semua anak diare mendapat tablet Zinc sesuai dosis dan waktu yang
ditentukan, kecuali Bayi Muda.
2.	 Dosis tablet Zinc ( 1 tablet = 20 mg ): dosis tunggal selama 10 hari
•	 Umur 2 bulan – 6 bulan : ½ tablet
•	 Umur ≥ 6 bulan : 1 tablet
Cara pemberian tablet Zinc:
1.	 Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet akan larut ±30
detik), segera berikan kepada anak. Jangan mencampur tablet Zinc dengan oralit
atau LGG.
2.	 Apabila anak muntah sekitar ½ jam setelah pemberian tablet Zinc, ulangi
pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa
kali hingga satu dosis penuh.
3.	 Ingatkan untuk memberikan tablet Zinc selama 10 hari meskipun diare sudah
berhenti.
4.	 Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan
tablet Zinc segera setelah anak bisa minum atau makan.
E.	 Rencana Terapi A : PENANGANAN DIARE DI RUMAH
Rencana Terapi A, yaitu untuk pengobatan DIARE TANPA DEHIDRASI.
Ada 4 aturan perawatan di rumah, yaitu:
1).	Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)
2).	Beri Tablet Zinc.
3).	Lanjutkan pemberian makan (dijelaskan dalam modul KONSELING)
4).	Kapan harus kembali (dijelaskan dalam modul KONSELING)
1.	 Aturan pertama perawatan diare di rumah : BERI CAIRAN TAMBAHAN
Rencana Terapi A sangat penting. Setiap anak dengan DIARE TANPA DEHIDRASI yang datang
menemui petugas kesehatan akan diberi Rencana Terapi A.
Anak diare dengan dehidrasi membutuhkan cara rehidrasi dengan Rencana Terapi B atau
C, kemudian dilanjutkan rencana Terapi A.
Pada akhirnya semua anak dengan diare akan diberi Rencana Terapi A.
Rencana Terapi A: Penanganan Diare di Rumah
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
45
Jelaskan pada Ibu tentang 4 aturan perawatan di Rumah :
1.	 BERI CAIRAN TAMBAHAN (sebanyak anak mau)
JELASKAN KEPADA IBU:
•	 Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.
•	 Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai
tambahan.
•	 Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut
ini : Oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang.
Anak harus diberi larutan oralit di rumah jika:
•	 Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam kunjungan ini.
•	 Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah.
AJARI IBU CARA MENCAMPUR DAN MEMBERIKAN ORALIT.
BERI IBU 6 BUNGKUS ORALIT (200 ml) UNTUK DIGUNAKAN DI RUMAH.
TUNJUKKAN KEPADA IBU BERAPA BANYAK ORALIT / CAIRAN LAIN YANG
HARUS DIBERIKAN SETIAP KALI ANAK BERAK:
•	 Sampai umur 1 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali berak.
•	 Umur 1 sampai 5 tahun : 100 sampai 200 ml setiap kali berak.
Katakan kepada ibu :
•	 Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/cangkir/gelas.
•	 Jika anak muntah, tunggu 10 menit, lalu lanjutkan lagi dengan lebih lambat.
•	 Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti.
2.	 BERI TABLET ZINC SELAMA 10 HARI.
3.	 LANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN.Lihat Konseling Bagi Ibu
4.	 KAPAN HARUS KEMBALI
2.	 Aturan kedua perawatan diare di rumah : BERI TABLET ZINC SELAMA 10 HARI
Zat gizi Zinc dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat regenerasi sel
yang rusak.Penelitian telah membuktikan bahwa pada anak diare, pemberian zinc dapat
menurunkan keparahan diare, menurunkan kejadian diare 2-3 bulan berikutnya, bahkan
dapat meningkatkan selera makan anak.
Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat tablet Zinc sesuai dosis dan waktu
yang telah ditentukan.
3.	 Aturan ketiga perawatan diare di rumah : LANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN
Modul berikutnya KONSELING BAGI IBU, akan mengajarkan cara memberi nasihat pemberian
makan. Bila anak diklasifikasikan sebagai DIARE PERSISTEN, Anda akan mengajari ibu tentang
anjuran pemberian makan khusus.
4.	 Aturan keempat perawatan diare di rumah : KAPAN HARUS KEMBALI
Anda akan mempelajari tanda-tanda kapan ibu harus kembali segera ke klinik pada modul
berikutnya.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
46
1.	 Anak-anak tersebut dibawah ini dibawa ke klinik karena diare. Tidak ada tanda bahaya
umum. Klasifikasinya :
DIARE TANPA DEHIDRASI
status Jumlah cairan tambahan yang
diberikan setiap kali anak berakgizi NORMAL dan TIDAK ANEMIA.
Nama Umur
Harry 6 bulan
Umi 2 tahun
Kartini 15 bulan
Lola 4 tahun
2.	 Anak umur 4 tahun menderita diare. Tidak ada tanda bahaya umum. Diklasifikasikan sebagai
:DIARE TANPA DEHIDRASI, status gizi NORMAL dan TIDAK ANEMIA. Petugas kesehatan
mengajari ibu Rencana Terapi A dan memberi 6 bungkus oralit untuk dirumah.
Beri tanda √ pada jenis cairan yang dianjurkan untuk diberikan selama diare
____ a. Teh, yang biasa diminum anak saat makan.
____ b. Sari buah segar yang biasa diminum anak tiap hari.
____ c. Air dari teko. Anak dapat mengambil sendiri dari teko tiap haus.
____ d. Oralit, setiap kali anak berak.
____ e. Sop, yang dimasak ibu untuk santapan keluarga.
3.	 Cairan apa saja yang tersedia di klinik Anda yang dianjurkan untuk anak DIARE TANPA
DEHIDRASI?
4.	 Anak-anak yang bagaimanakah yang dibekali oralit untuk di rumah?
Latihan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
47
F.	 Rencana Terapi B : PENANGANAN DEHIDRASI RINGAN /SEDANG DENGAN ORALIT
	 Bagian ini menguraikan penanganan anak yang menderita DIARE DEHIDRASI RINGAN/
SEDANG dengan Rencana Terapi B, termasuk pula penanganan pada 3 jam pertama di klinik.
Pada 3 jam pertama, ibu memberi oralit dalam jumlah yang telah ditentukan dengan
menggunakan sendok. Jika ada pojok oralit akan sangat membantu.
Jika anak mempunyai klasifikasi berat dan DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
harus segera dirujuk
** Pengecualian untuk anak dengan DIARE PERSISTEN BERAT.
Pada anak ini harus dilakukan rehidrasi dahulu sebelum dirujuk.
Beri ibu oralit dan tunjukkan cara meminumkan pada anak sedikit demi sedikit tetapi sering
dalam perjalanan ke tempat rujukan.
Sebaliknya, bila anak menderita DEHIDRASI RINGAN/SEDANG dan perlu pengobatan untuk
penyakit lainnya, dahulukan penanganan dehidrasinya, baru kemudian memberi obat
untuk penyakit lain tersebut.
Setelah 3 jam, lakukan penilaian ulang dan klasifikasikan dehidrasi dengan menggunakan
bagan klasifikasi diare.
•	 Bila tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi, lanjutkan dengan Rencana Terapi A.
•	 Bila dehidrasi tetap ada, ulangi Rencana Terapi B.
•	 Bila sekarang justru menderita DIARE DEHIDRASI BERAT, beri Rencana Terapi C.
Pelajari Rencana Terapi B dibawah ini
TENTUKAN JUMLAH ORALIT YANG HARUS DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA
Sebagai contoh, anak dengan berat badan 5 kg biasanya membutuhkan 200-400 ml oralit dalam
3 jam pertama. Bila anak mau lebih banyak atau lebih sedikit dari jumlah yang tercantum,
beri sesuai kemauan anak.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
48
Rencana Terapi B : Penanganan Dehidrasi Ringan / Sedang dengan Oralit
Berikan oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam
	TENTUKAN JUMLAH ORALIT UNTUK 3 JAM PERTAMA.
Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam Kg) X 75 ml.
Digunakan UMUR hanya bila berat badan anak tidak diketahui.
•	Jika anak menginginkan, berikan lebih banyak dari pedoman di atas.
•	Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga
100 – 200 ml air matang selama periode ini.
	TUNJUKKAN CARA MEMBERIKAN LARUTAN ORALIT.
•	 Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelas.
•	 Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat.
•	 Lanjutkan ASI selama anak mau.
	BERIKAN TABLET ZINC SELAMA 10 HARI.
	SETELAH 3 JAM :
•	 Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya.
•	 Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.
•	 Mulailah memberi makan anak.
	JIKA IBU MEMAKSA PULANG SEBELUM PENGOBATAN SELESAI:
•	 Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumah.
•	 Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan.
•	 Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan 6 bungkus lagi sesuai yang di anjurkan dalam
Rencana Terapi A.
Jelaskan 4 aturan perawatan diare di rumah:
1.	 Beri cairan tambahan
2.	 Pemberian tablet zinc sampai 10 hari
3.	 Lanjutkan pemberian makan lihat rencana terapi A)
4.	 Kapan harus kembali
UMUR * Sampai 4 bulan 4 - 12 bulan 12 - 24 bulan 2 - 5 ahun
BERAT BADAN < 6 kgz 6 - 10 kg 10 - 12 kg 12 - 19 kg
JUMLAH CAIRAN 200 – 400 ml 400 – 700 ml 700 – 900 ml 900– 1400 ml
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
49
	 Cara lain menentukan jumlah oralit yang dibutuhkan (dalam ml) yaitu menghitung berat
badan anak (dalam kg) dikalikan dengan 75. Sebagai contoh, anak dengan berat badan 8
kg membutuhkan: 8 kg x 75 ml = 600 ml larutan oralit ( 3 bungkus) dalam 3 jam
	 Pemberian oralit jangan sampai mengganggu/mengurangi pemberian ASI. Jika ibu masih
memberi ASI, sebaiknya bayi diberi ASI sebanyak yang dikehendaki bayi, kemudian dilanjutkan
dengan oralit. Untuk bayi umur kurang dari 6 bulan yang tidak diberi ASI, harus diberi 100 -
200 ml air matang dalam 3 jam pertama sebagai tambahan larutan oralit. Air Susu Ibu dan
air akan mencegah terjadinya hipernatremia pada bayi.
SETELAH 3 JAM
	 Setelah 3 jam mendapat larutan oralit sesuai Rencana Terapi B, nilai kembali keadaan
anak dengan menggunakan bagan PENILAIAN & KLASIFIKASI.
Klasifikasikan kembali derajat dehidrasi.Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan
penanganan.
Catatan :Nilai kembali keadaan anak sebelum 3 jam bila anak tidak mau minum oralit atau
keadaan anak memburuk
•	 Bila keadaan anak membaik dan menjadi DIARE TANPA DEHIDRASI, gunakan Rencana
Terapi A. Ajari ibu Rencana Terapi A bila Anda belum sempat mengajarinya pada 3 jam
yang lalu. Sebelum pulang, cek pemahaman ibu.Bantu ibu mengatasi masalah dalam
memberi cairan tambahan di rumah.
•	 Bila mata anak menjadi sembab, berarti keadaan hidrasi berlebihan.Ini bukan tanda-tanda
hipernatremia, hanya tanda bahwa rehidrasi telah dicapai dan oralit tidak perlu diberikan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
50
lagi.Beri air matang biasa atau ASI. Setelah sembab hilang, ibu harus mengulangi pemberian
oralit sesuai Rencana Terapi A.
•	 Bila masih dalam keadaan DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG, pilih Rencana Terapi B lagi
•	 Sebaiknya mulai dilakukan pemberian makan di klinik. Beri makanan, susu atau sari buah.
•	 Setelah pemberian makan, ulangi lagi Rencana Terapi B dengan pemberian oralit selama
3 jam. Beri makanan, susu atau sari buah tiap 3 - 4 jam. ASI tetap diberikan sesering
mungkin.Bila klinik tutup sebelum pengobatan selesai, beritahu ibu untuk meneruskan
pengobatan di rumah.
•	 Bila keadaan anak memburuk dan menjadi DIARE DEHIDRASI BERAT, mulailah dengan
Rencana Terapi C.
BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM PENGOBATAN SELESAI
Apabila ibu ingin pulang sebelum penanganan dengan Rencana Terapi Bselesai (anak belum
dalam kondisi rehidrasi), dalam keadaan ini, Anda perlu :
•	 Menunjukkan kepada ibu cara menyiapkan larutan oralit di rumah.
•	 Beri kesempatan ibu praktek sebelum pulang.
•	 Menunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah,
•	 sebagai lanjutan pemberian larutan oralit di klinik selama 3 jam pertama.
•	 Memberi ibu oralit yang cukup untuk melengkapi kebutuhan 3 jam pertama, ditambah
6 bungkus oralit (200 ml) seperti dianjurkan untuk Rencana Terapi A.
•	 Memberi ibu tablet Zinc yang cukup untuk melanjutkan hingga 10 hari.
•	 Menjelaskan 4 aturan perawatan di rumah (Rencana Terapi A)
1).	Beri cairan tambahan.
2).	Beri tablet zinc selama 10 hari.
3).	Lanjutkan pemberian makan
4).	Kapan harus kembali
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
51
Latihan
1.	 Anak-anak ini dibawa ke klinik karena diare. Mereka mempunyai klasifikasi DIAREDEHIDRASI
RINGAN/SEDANG, status gizi NORMAL dan TIDAK ANEMIA. Tulis jumlah oralit yang dibutuhkan setiap
anak untuk 3 jam pertama:
Nama Umur/BB Kisaran jumlah kebutuhan oralit
Andra 3 Tahun
Gunawan 10 Kg
Nina 8 Kg
Sarmila 11 Bulan
2.	 Yasmin bayi perempuan umur 9 bulan dan berat badan 8 kg dibawa ke klinik karena diare.
Klasifikasi oleh petugas kesehatan: DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG, status gizi NORMAL dan TIDAK
ANEMIA. Petugas kesehatan memberi Rencana terapi B. Menurut ibu,Yasmin masih menetek
beberapa kali sehari. Yasmin juga diberi 3 kali makan nasi dengan sayuran, kacang-kacangan
serta kadang-kadang daging.
a.	 Kira-kira berapa jumlah oralit yang harus diberikan oleh ibu dalam 3 jam pertama?
b.	 Selama 3 jam pengobatan, apakah Yasmin boleh diberi makan/minum sebagai tambahan
oralit? Bila “ya” apa saja?
c.	 Setelah pengobatan 3 jam, Yasmin diperiksa ulang, klasifikasinya tetap: DIARE DEHIDRASI
RINGAN/SEDANG. Rencana terapi apa yang paling tepat untuk melanjutkan pengobatan?
d.	 Jelaskan tentang tindakan yang diberikan kepada Yasmin sekarang (tidak hanya cairan
oralit)
3.	 Seorang ibu dan anaknya harus segera meninggalkan klinik sebelum anaknya rehidrasi
penuh. Apa yang harus dilakukan petugas kesehatan sebelum ibu pulang? Lengkapi daftar
berikut ini :
•	 Menunjukkan cara menyiapkan larutan oralit di rumah.
•	 ………………………………………………………………………................
•	 ………………………………………………………………………................
•	 Jelaskan 4 aturan perawatan di rumah.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
52
G.	 Rencana Terapi C: PENANGANAN DEHIDRASI BERAT DENGAN CEPAT
Rehidrasi dengan cairan intravena atau menggunakan pipa nasogastric hanya diberikan pada
anak dengan DIARE DEHIDRASI BERAT.
Penanganan dehidrasi berat pada anak sangat tergantung pada:
•	 Jenis sarana yang ada di klinik Anda atau klinik/rumah sakit terdekat.
•	 Pelatihan yang sudah diterima.
•	 Keadaan anak: apakah masih bisa minum.
Untuk mempelajari cara memberi cairan pada dehidrasi berat sesuai dengan Rencana
Terapi C di klinik di tempat Anda bekerja,
1).	Menangani dengan Rencana Terapi C, bila:
Tersedia alat untuk pemberian cairan iv (intravena/infus) dan cairan yang biasa digunakan.
Petugas terlatih untuk memberikan cairan iv.
2).	Menangani dengan Rencana Terapi C, bila:
•	 Anda tidak dapat memberi cairan iv.
•	 Pemberian cairan iv dapat dilakukan di klinik lain atau rumah sakit terdekat, yang berjarak
kurang lebih 30 menit.
3).	Menangani dengan Rencana Terapi C, bila:
•	 Di klinik Anda tidak dapat memberi cairan iv.
•	 Tidak ada klinik terdekat yang dapat memberi cairan iv.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
53
•	 Anda tidak dapat melakukan penanganan dengan pipa nasogastrik
•	 Anak masih bisa minum.
	 Bila tidak dapat memberi cairan secara iv atau melalui pipa nasogastrik dan anak tidak
dapat atau tidak mau minum, segera rujuk anak ke klinik/ rumah sakit terdekat yang dapat
memberi pelayanan iv atau pipa nasogastrik.
Untuk menentukan pengobatan pada anak yang membutuhkan Rencana Terapi C, lihat bagan
alur pada Rencana Terapi C Bila ada jawaban “ya”, lanjutkan membaca ke kanan sesuai arah
panah.Bila ada jawaban “tidak” lanjutkan ke bawah.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
54
MULAI
DISINI
DAPATKAH ANDA
SEGERA MEMBERI
CAIRAN INTRAVENA?
Apakah ada fasilitas
pemberian cairan
intravena yang terdekat
(ditempuh dalam 30
menit)?
Apakah Anda
terlatihmenggunakan
pipa orogastrik(pipa
OG) untuk rehidrasi?
Apakah anak masih bisa
minum
Rujuk SEGERA ke Rumah
Sakit terdekat untuk
pemberian cairan intravena
/ pemasangan pipa OG
Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui
mulut, sementara infus disiapkan. Beri 100 ml/kg cairan Ringer Laktat
(atau jika tak tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut :
UMUR
Pemberian pertama
30 ml/kg selama :
Pemberian
selajutnya 70
ml/kg selama
Bayi
(dibawah umur 12 bulan)
1 jam* 5 jam
Anak
(12 bulan sampai 5 tahun)
30 menit * 2½ jam
Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba.
•	 Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba, Beri
tetesan lebih cepat.
•	 Juga beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum:
biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri anak
tablet Zinc sesuai dosis dan jadwal yang dianjurkan.
•	 Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam
Klasifikasikan Dehidrasi. Kemudian pilih rencana terapi yang sesuai
(A, B, atau C) untuk melanjutkan penanganan
•	 Rujuk SEGERA untuk pengobatan intravena.
•	 Jika anak bisa minum, beri ibu larutan oralit dan tunjukkan cara
•	 meminumkan pada anak sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan
•	 Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa orogastrik:
beri 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg).
•	 Periksa kembali anak setiap 1-2 jam:
- Jika anak muntah terus menerus atau perut makin kembung, beri
cairan lebih lambat.
- Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak
Untuk
pengobatan intravena
•	 Sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi.
•	 Kemudian tentukan rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk
melanjutkan penanganan.
CATATAN:
•	 jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah
rehidrasi untuk meyakinkan bahwa ibu dapat mempertahankan
hidrasi dengan pemberian cairan oralit per oral.
YA
TIDAK
TIDAK
TIDAK
TIDAK
YA
YA
KEPUTUSAN DALAM RENCANA TERAPI C :
PENANGANAN DEHIDRASI BERAT DENGAN CEPAT
IKUTI TANDA PANAH :JIKA YA, LANJUTKAN KEKANAN.
JIKA TIDAK, LANJUTKAN KEBAWAH
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
55
H.	 MENANGANI DIARE PERSISTEN.
	Penanganan DIARE PERSISTEN memerlukan makanan khusus. Nasihati ibu cara pemberian
makan anak. Makanan yang dianjurkan untuk anak dengan diare persisten tercantum pada
KARTU NASIHAT IBU. Berikan juga tablet Zinc untuk penderita diare persisten sesuai pedoman .
Pastikan semua anak diare mendapat tablet Zinc sesuai dosis dan waktu yang
ditentukan, kecuali Bayi Muda.
a.	 Dosis tablet Zinc ( 1 tablet = 20 mg ): dosis tunggal selama 10 hari
•	 Umur 2 bulan – 6 bulan : ½ tablet
•	 Umur ≥ 6 bulan : 1 tablet
b.	 Cara pemberian tablet Zinc:
1).	Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet akan larut ± 30
detik), segera berikan kepada anak.
2).	Jangan mencampur tablet Zinc dengan oralit atau LGG.
3).	Apabila anak muntah sekitar ½ jam setelah pemberian tablet Zinc, ulangi pemberian
dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu
dosis penuh.
•	 Ingatkan untuk memberikan tablet Zinc selama 10 hari meskipun diare sudah berhenti.
•	 Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan
tablet Zinc segera setelah anak bisa minum atau makan.
I.	 MENGOBATI DISENTERI
	 Beri antibiotika yang sesuai untuk Shigella guna mengobati DISENTERI yaitu Kotrimoksazol
(antibiotik pilihan pertama) atau Asam Nalidiksat (antibiotik pilihan kedua).Terangkan kepada
ibu agar membawa anaknya kembali dalam 2 hari untuk mengetahui apakah anak membaik
atau tidak.
	 Pada kotak “Beri Antibiotik Oral yang Sesuai” pada bagan PENGOBATAN, tercantum jenis
antibiotik dan dosis yang sesuai. Cara pemberian antibiotik sudah dibahas sebelumnya.
Berikan juga tablet Zinc sesuai kebutuhan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
56
1.	 Sebelum merujuk anak ada beberapa hal yang harus Anda lakukan sebagai berikut:
a.	 Jelaskan tentang pentingnya rujukan. Minta persetujuan untuk membawa anaknya ke
rumah sakit. Bila tidak mau, cari penyebabnya.
b.	 Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah,
c.	 Tulis surat rujukan untuk dibawa ke rumah sakit. Beritahu ibu untuk memberikannya
kepada petugas kesehatan di rumah sakit.
d.	 Beri ibu instruksi dan peralatan yang diperlukan untuk merawat anakselama perjalanan
ke rumah sakit
5.	 Macam-macam sakit pada anak yang tidak memerlukan rujukan segera dan dapat
ditangani di klinik Anda, yaitu yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
•	 Pneumonia					* Mungkin DBD
•	 Batuk : bukan pneumonia			 * Demam : mungkin bukan DBD
•	 Diare dehidrasi ringan/sedang		 * Infeksi telinga akut
•	 Diare tanpa dehidrasi				 * Infeksi telinga kronis
•	 Diare persisten					 * Kurus
•	 Disenteri
•	 Malaria (risiko tinggi dan risiko rendah malaria)
•	 Demam : mungkin bukan malaria (risiko rendah malaria)
•	 Demam : bukan malaria (tanpa risiko malaria).
•	 Campak dengan komplikasi pada mata dan/atau mulut
3.	 Tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan segera meliputi :
a.	 Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosis serta jadwal pemberian.
b.	 Memberi cairan tambahan dan tablet Zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian
makan.
c.	 Memberi tindakan dan pengobatan infeksi lokal.
d.	 Memberi imunisasi sesuai kebutuhan.
e.	 Memberi suplemen vitamin A.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
57
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih satu jawabanyang Anda anggap
paling benar.
1.	 Sebelum merujuk anak ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai , hal-hal yang harus dilakukan
antara lain:
a.	Harus membawa uang yang banyak
b.	Beritahu ibu jangan mengajak keluarga banyak
c.	Tulis surat rujukan
d.	Harus membawa alat makan
2.	 Dibawah ini penyakit yang tidak memerlukan rujukan segera:
a.	Pneumonia berat
b.	Dehidrasi berat
c.	Disentri
d.	Anemia berat
3.	 Anak dengan klasifikasi dibawah ini dan tidak perlu dirujuk membutuhkan obat oral yang sesuai:
a.	Disentri
b.	Dehidrasi
c.	Anemia
d.	Infeksi mata
4.	 Kapsul vitamin A untuk pencegahan pada anak umur 7 bulan :
a.	50.000 IU
b.	100.000 IU
c.	150.000 IU
d.	200.000 IU
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
58
5.	 Terdapat 4 aturan perawatan diare dirumah (rencana terapi A) antara lain:
a.	Beri makanan sebanyak-banyaknya
b.	Beri tablet Fe selama 5 hari
c.	Beri tablet zinc selama 10 hari
d.	Beri vitamin C dosis tinggi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
59
Tugas
Mandiri
	Pilih antibiotik oral yang sesuai dan cantumkan dosis serta jadwal pemberian obat untuk
setiap kasus di bawah ini. Anggap anak ini mendapat pengobatan yang pertama untuk sakitnya
dan tidak ada klasifikasi lain.
	 Kerjakan tugas ini secara mandiri dengan melihat tabel bagan yang sudah dipelajari “ Pilih
Antibiotic Oral Yang Sesuai”
1.	 Anak umur 2 tahun (11 kg) memerlukan antibiotik untuk PNEUMONIA. Sebutkan jenis,
dosis, jadwal dan lama pemberian antibiotik !
2.	 Anak (16 kg) memerlukan antiobitik untuk DISENTERI. Sebutkan jenis, dosis, jadwal dan
lama pemberian antibiotik:
3.	 Anak umur 36 bulan (15 kg) memerlukan antibiotik untuk PNEUMONIA dan DIARE DEHIDRASI
BERAT di daerah kasus kolera
Sebutkan jenis, dosis, jadwal dan lama pemberian antibiotik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
60
	 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 diharapkan Anda dapat melakukan tindakan/
pengobatan untuk anak yang tidak perlu dirujuk dan menentukan waktu kunjungan ulang
pada anak sakit usia bula sampai 5 tahun
1.	 Melakukan tindakan dan pengobatan infeksi local
2.	 Memberi imunisasi setiap anak sakit sesuai kebutuhan
3.	 Memberi suplemen vitamin A setiap anak sakit sesuai kebutuhan
4.	 Menentukan waktu kunjungan ulang
1.	 Tindakan dan pengobatan infeksi local
2.	 Imunisasi pada anak sakit sesuai kebutuhan
3.	 Suplemen vitamin A pada setiap anak sakit sesuai kebutuhan
4.	 Kunjungan ulang
Kegiatan
Belajar 3 Perlu dirujuk Dan Kunjungan Ulang
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Khusus
Pokok Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
61
A.	 TINDAKAN DAN PENGOBATAN INFEKSI LOKAL
Tindakan dan pengobatan infeksi lokal meliputi :
•	 Mengobati infeksi mata dengan tetes atau salep mata Tetrasiklini/Kloramfenikol.
•	 Mengeringkan telinga dengan kain/kertas penyerap.
•	 Mengobati luka di mulut dengan Gentian Violet.
•	 Meredakan batuk dan melegakan tenggorokan dengan bahan yang aman.
Adapun langkah-langkah tindakan dan pengobatan infeksi lokal tersebut sebagai berikut:
1.	 Mengobati Infeksi Mata dengan Tetes/Salep Mata
Bersihkan kedua mata, 3 kali sehari.
•	 Cucilah tangan.
Uraian
Materi
	 Memberikan tindakan/pengobatan untuk
anak sakit yang tidak memerlukan rujukan
segera meliputi : memilih obat oral yang sesuai
dan menentukan dosis serta jadwal pemberian,
memberi cairan tambahan dan tablet Zinc untuk
diare dan melanjutkan pemberian makan,
memberi tindakan dan pengobatan infeksi
local, memberi imunisasi sesuai kebutuhan,
dan memberi suplemen vitamin A. pada anak
sakit.
	 Pada kegiatan belajar sebelumnya Anda telah
mempelajari 2 dari tindakan tersebut yaitu:
memilih obat oral yang sesuai dan menentukan
dosis serta jadwal pemberian, dan memberi
cairan tambahan dan tablet Zinc untuk diare
dan melanjutkan pemberian makan. Pada
kegiatan belajar ini Anda akan mempelajari
3 tindakan/pengobatan yang lainnya yaitu:
memberi tindakan dan pengobatan infeksi
lokal, memberi imunisasi sesuai kebutuhan,
dan memberi suplemen vitamin A. pada anak
sakit serta menentukan waktu kunjungan ulang
Anda akan mempelajari 3
tindakan/pengobatan memberi
tindakan dan pengobatan
infeksi lokal, memberi
imunisasi sesuai kebutuhan,
dan memberi suplemen
vitamin A. pada anak sakit serta
menentukan waktu kunjungan
ulang
“
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
62
•	 Mintalah anak untuk memejamkan mata.
•	 Gunakan kapas basah untuk membersihkan nanah.
Berikan obat tetes/ salep mata kloramfenikol/ tetrasiklin 3 kali sehari.
•	 Mintalah anak melihat keatas. Tarik kelopak mata bawah perlahan ke arah bawah.
•	 Teteskan obat tetes mata atau oleskan salep dibagian dalam kelopak mata bawah.
•	 Cuci tangan kembali.
•	 Obati sampai kemerahan hilang.
Jangan menggunakan salep/ tetes mata yang mengandung kortikosteroid
2.	 Mengeringkan Telinga dengan Bahan Penyerap
Keringkan telinga sekurang-kurangnya 3 kali sehari.
•	 Gulung selembar kain penyerap bersih dan lunak atau kertas tissue yang kuat, menjadi
sebuah sumbu. Jangan gunakan lidi kapas.
•	 Masukkan sumbu tersebut ke dalam telinga anak.
•	 Keluarkan sumbu jika sudah basah.
•	 Ganti sumbu dengan yang baru dan ulangi langkah diatas sampai telinga anak kering.
Untuk INFEKSI TELINGA KRONIS :
•	 Teteskan 3-5 tetes larutan H2O2 3% pada telinga yang sakit, lalu keringkan dengan kertas
tissu.Lakukan hal ini 3 kali sehari.
•	 Sesudah mengeringkan telinga, teteskan derivat Quinolon 2-3 tetes/kali dan biarkan
selama 10 menit. Berikan 2x sehari, pagi dan malam selama 14 hari
3.	 Mengobati Luka di Mulut dengan Gentian Violet
Obati luka di mulut 2 kali sehari selama 5 hari.
•	 Cucilah tangan.
•	 Basuhlah mulut anak dengan jari yang dibungkus kain bersih yang telah dibasahi
larutan garam.
•	 Oleskan gentian violet 0,25 % (jika yang tersedia 1%,encerkan 4 kali)
•	 Cuci tangan kembali.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
63
4.	 Meredakan Batuk dan Melegakan Tenggorokan dengan Bahan yang Aman
Bahan aman yang dianjurkan :
•	 ASI Eksklusif untuk bayi sampai umur 6 bulan.
•	 Kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis.
•	 ( Madu tidak dianjurkan untuk anak umur < 1 tahun )
•	 Obat yang tidak dianjurkan :
•	 Semua jenis obat batuk yang dijual bebas yang mengandung atropin,
•	 codein dan derivatnya atau alkohol.
•	 Obat-obatan dekongestan oral dan nasal
B.	 MEMBERI IMUNISASI SETIAP ANAK SAKIT SESUAI KEBUTUHAN
Dalam modul ini Anda dianggap pernah mengikuti pelatihan imunisasi. Keterangan lebih rinci
tentang pelaksanaan imunisasi dapat Anda baca pada pedoman Pengembangan Program
Imunisasi Nasional. Pemberian imunisasi anak yang sesuai dengan jadwal, akan mencegah
anak menderita TBC, difteri, pertusis, tetanus, polio, hepatitis B dan campak.
	 Periksa status imunisasi setiap anak yang datang ke klinik.Beri imunisasi sesuai kebutuhan.
Pelajari beberapa hal dibawah ini tentang persiapan dan pemberian imunisasi.
1.	 Gunakan alat suntik sekali pakai untuk setiap suntikan.
2.	 Buka botol/ vial vaksin yang diperlukan.
Gambar: Mengimunisasi balita
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
64
3.	 Imunisasi tetap dilaksanakan, walaupun hanya untuk seorang anak.
4.	 Catat tanggal dan jenis imunisasi yang telah diberikan pada KMS/buku KIA
	 Anak dengan diare yang sudah saatnya diberi imunisasi Polio, tetap diberi imunisasi
Polio, namun tidak di hitung dan tidak dilaporkan.Anak harus kembali jika diarenya sudah
sembuh untuk mendapat imunisasi Polio.
Nasehati ibu agar semua anaknya sudah mendapatkan imunisasi yang dianjurkan.
Beri imunisasi TT (tetanus toxoid) kepada ibu, jika perlu.
Beritahu ibu jenis imunisasi yang diberikan hari ini dan kemungkinan efek sampingnya.
Dibawah ini keterangan singkat efek samping dari setiap vaksin.
•	 B C G : Benjolan kecil lunak berwarna merah kemudian menjadi luka di tempat suntikan
yang timbul setelah 2 minggu. Luka akan sembuh sendiri, meninggalkan bekas/jaringan
parut kecil. Jelaskan kepada ibu tentang timbulnya luka dan biarkan luka terbuka. Bila
perlu, tutupi dengan kasa kering saja.
•	 POLIO : tidak ada efek samping
•	 D P T: efek samping pemberian DPT adalah demam, rewel dan nyeri. Hal ini biasanya tidak
berbahaya dan tidak membutuhkan pengobatan khusus.Adanya demam menunjukkan
bahwa vaksin bekerja. Jelaskan kepada ibu agar memberi parasetamol bila anak teraba
panas atau mengeluh sakit.Jangan selimuti anak atau jangan diberi baju yang lebih
tebal dari biasanya.
•	 HEPATITIS B : tidak ada efek samping.
•	 CAMPAK : Demam dan ruam campak yang ringan merupakan efek samping yang
mungkin terjadi setelah imunisasi campak. Seminggu setelah pemberian imunisasi,
dapat timbul demam selama 1-3 hari. Jelaskan kepada ibu agar memberi parasetamol
bila demam anak tinggi.
C.	 MEMBERI SUPLEMEN VITAMIN A KEPADA SETIAP ANAK SAKIT, SESUAI KEBUTUHAN
Di Indonesia pemberian suplemen vitamin A dimulai setelah anak berumur 6 bulan. Setiap
anak umur 6 – 12 bulan diberi suplemen vitamin A 100.000 IU sekali, sedangkan umur 1 - 5
tahun diberi vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali dalam setahun.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
65
Pemberiannya serentak pada bulan promosi vitamin A yaitu : Pebruari dan Agustus.
Periksa setiap anak sakit umur 6 bulan sampai 5 tahun, apakah sudah mendapat vitamin A.
Beri vitamin A apabila belum mendapat vitamin A sesuai jadwal.
Ingatkan kepada ibu agar datang untuk mendapatkan vitamin A berikutnya.
Jangan lupa mencatat dosis vitamin A yang diberikan pada KMS/ buku KIA.
Tidak ada kontra indikasi pemberian vitamin A.
Dosis Vitamin A (pengobatan)
UMUR DOSIS
< 6 bulan 50.000 IU
( ½ kapsul biru )
6 -11 bulan 100.000 IU
( kapsul biru )
12 - 59 bulan 200.000 IU
( kapsul merah )
D.	 KUNJUNGAN ULANG
Kujungan ulang pada anak sakit sangat penting untuk melihat perkembangan penyakitnya,
apakah membaik, tidak ada perubahan atau memburuk.Kemungkinan anda menemukan
masalah atau klasifikasi penyakit yang baru.
Cara menuliskan kunjungan ulang :
Tulis waktu kunjungan ulang untuk setiap klasifikasi, pilih waktu yang terpendek dan pasti.
Waktu yang pasti adalah yang tidak diikuti dengan kata “bila” atau “jika” .
Sebagai contoh:
•	 “Kunjungan ulang 2 hari” merupakan waktu yang pasti untuk kunjungan ulang.
•	 “Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam” bukan merupakan waktu yang pasti.Anak
hanya perlu datang kembali jika demam belum hilang.
Waktu terpendek yang pasti untuk kunjungan ulang dicatat pada tempat yang disediakan
di bagian akhir atau kanan bawah Formulir Pencatatan.
Waktu inilah yang perlu diberitahukan kepada ibu.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
66
	 Tulis juga rujukan tidak mendesak untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sebagai contoh : untuk
batuk yang sudah berlangsung lebih dari 3 minggu atau demam lebih dari 7 hari, perlu diberi
catatan : “Rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut”.
	 Dalam Formulir Pencatatan di bagian kanan bawah/ akhir, sudah tercantum: “Nasihati
kapan kembali segera”. Anda tidak perlu menulis ulang kalimat tersebut di kolom Tindakan/
Pengobatan. Anda akan mengajari ibu tentang tanda-tanda kapan ibu kembali segera ke
klinik bila keadaan anak bertambah parah.
Dibawah ini ada contoh Formulir Pencatatan yang telah diisi lengkap.Pelajari dengan seksama.
TATALAKSANA BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Tanggal kunjungan : _______________
Nama anak :Adi L/P Umur :2 ½ th BB :10 kg PB / TB :74 cm Suhu : _37oC
Tanyakan: Anak ibu sakit apa ?diare, nanah dari telinga Kunjungan pertama? √ Kunjungan
ulang? ____
PENILAIAN
(beri garis bawah gejala yang ditemukan)
KLASIFIKASI TINDAKAN
MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM
•	 ·Tidak bisa minum atau menyusu.
•	 ·Memuntahkan semuanya.
•	 ·Kejang.
•	 ·Letargis atau tidak sadar.
Ada tanda
bahaya umum?
Ya___Tidak_√_
Ingatlah
adanya tanda
bahaya
umum dalam
menentukan
klasifikasi
Ingatlah untuk
merujuk setiap
anak
yang
mempunyai
tanda bahaya
umum
APAKAH ANAK BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS?
Ya__Tidak _√__
•	Sudah berapa lama?
___ hari
•	Hitung napas dalam 1 menit.
____kali/menit. Napas cepat ?
•	Lihat tarikan dinding dada
· Dengar adanya stridor
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
67
APAKAH ANAK DIARE? Ya _√ Tidak ___
· Sudah berapa lama?
_2_ hari
•	 Adakah darah dalam tinja ?Ya __ Tidak ___
•	 Lihat keadaan umum anak. Apakah anak:
»» Letargis atau tidak sadar
»» Gelisah atau rewel
•	 Lihat apakah matanya cekung?
•	 Beri anak minum. Apakah:
»» Tidak bisa minum atau malas minum
»» Haus, minum dengan lahap
•	 Cubit kulit perut. Apakah kembalinya:
»» Sangat lambat (lebih dari 2 detik)?
»» Lambat?
Diare Dehidrasi
Ringan/Sedang
Rencana terapi B
- Tablet Zinc 1
tab selama 10
hari
- Kunjungan
ulang: 5 hari
jika tak ada
perbaikan
APAKAH ANAK DEMAM? Ya ___Tidak _√_
(anamnesis/teraba panas/suhu 37,5oC atau lebih)
Tentukan Daerah Risiko Malaria : Tinggi - Rendah - Tanpa
Risiko.
Jika Risiko Rendah atau Tanpa Risiko Malaria, tanyakan :
Apakah anak berkunjung keluar daerah ini dalam 2 minggu
terakhir?
Jika Ya, tentukan daerah risiko sesuai tempat yang
dikunjungi.
Ambil sediaan darah: (tidak dilakukan untuk daerah tanpa
risiko)
Periksa RDT jika belum pernah dilakukan dalam 28 hari
terakhir. ATAU
Periksa mikroskopis darah jika sudah dilakukan RDT dalam
28 hari terakhir
Sudah berapa lama anak demam? __hari
Jika lebih dari 7 hari, apakah demam terjadi setiap hari?
Apakah anak pernah mendapat anti malaria dalam 2
minggu terakhir?
Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir?
•	 Lihat dan raba adanya kaku kuduk
•	 Lihat adakah pilek
Lakukan
pemeriksaan
RDT Hasil : RDT
(+)/ (- )
Lakukan
pemeriksaan
SDM
(mikroskopis)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
68
•	 Lihat tanda-tanda CAMPAK:
•	 Ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh dan
•	 Salah satu dari: batuk, pilek atau mata merah
Jika anak sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan
terakhir:
•	 Lihat adanya luka di mulut.
Jika ya, apakah dalam atau luas?
•	 Lihat adakah nanah keluar dari mata
•	 Lihat adakah kekeruhan pada kornea
Klasifikasikan Demam Berdarah jika demam 2 hari
sampai dengan 7 hari
Apakah ada perdarahan dari hidung atau gusi yang berat?
Apakah anak muntah?Jika ya:
•	 Apakah sering?
•	 Apakah muntahnya berdarah atau seperti kopi?
•	 Apakah beraknya berwarna hitam?
•	 Apakah ada nyeri ulu hati atau anak gelisah?
Perhatikan tanda-tanda syok :
•	 Ujung ekstremitas teraba dingin dan nadi teraba
lemah atau tak teraba.
•	 Lihat adanya perdarahaan dari hidung atau gusi yang
berat.
•	 Lihat adanya bintik perdarahan di kulit (petekie)
•	 Jika sedikit dan tak ada gejala lain dari DBD, lakukan
uji Torniket.
APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA ?Ya _√__
Tidak___ -Keringkan telinga dg. kertas/kain
•	 Apakah ada nyeri telinga ?
•	 Adakah nanah / cairan keluar dari telinga ?
Jika ya, sudah berapa lama ?_15_ hari
•	 Lihat adanya nanah / cairan keluar dari telinga.
•	 Raba adanya pembengkakan yang nyeri di belakang
telinga.
Infeksi Telinga
Kronis
-Keringkan
telinga dengan
kertas/kain
penyerap
-Tetes telinga
derivat quinolon
2 minggu
K.ulang: 5 hari
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBS

More Related Content

What's hot

Kie dan Konseling Pelayanan KB
Kie dan Konseling Pelayanan KBKie dan Konseling Pelayanan KB
Kie dan Konseling Pelayanan KBErlina Wati
 
PPT PERTEMUAN 1 IPE UPLOAD.pptx
PPT PERTEMUAN 1 IPE UPLOAD.pptxPPT PERTEMUAN 1 IPE UPLOAD.pptx
PPT PERTEMUAN 1 IPE UPLOAD.pptxAlyando1
 
Materi Mtbs
Materi MtbsMateri Mtbs
Materi Mtbsgunksho
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiLutfi Imansari
 
PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita Chiyapuri
 
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Hardianti Darmatika
 
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5  tahunKb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5  tahun
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahunpjj_kemenkes
 
Gizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remajaGizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remajaTriana Septianti
 
Materi-SDIDTK-2.pptx
Materi-SDIDTK-2.pptxMateri-SDIDTK-2.pptx
Materi-SDIDTK-2.pptxHEIN10
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBSmoharip1
 
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Deteksi dini gangguan tumbuh kembangDeteksi dini gangguan tumbuh kembang
Deteksi dini gangguan tumbuh kembangJoni Iswanto
 
kelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.pptkelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.pptirwan56
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxDiandr
 
Peran remaja dalam pencegahan stunting.ppt
Peran remaja dalam pencegahan stunting.pptPeran remaja dalam pencegahan stunting.ppt
Peran remaja dalam pencegahan stunting.pptNunungNiswatiRH
 

What's hot (20)

DDTK
DDTKDDTK
DDTK
 
Kie dan Konseling Pelayanan KB
Kie dan Konseling Pelayanan KBKie dan Konseling Pelayanan KB
Kie dan Konseling Pelayanan KB
 
PPT PERTEMUAN 1 IPE UPLOAD.pptx
PPT PERTEMUAN 1 IPE UPLOAD.pptxPPT PERTEMUAN 1 IPE UPLOAD.pptx
PPT PERTEMUAN 1 IPE UPLOAD.pptx
 
Materi Mtbs
Materi MtbsMateri Mtbs
Materi Mtbs
 
2. program balita (1)
2. program balita (1)2. program balita (1)
2. program balita (1)
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
 
STUNTING.ppt
STUNTING.pptSTUNTING.ppt
STUNTING.ppt
 
PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita
 
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
 
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5  tahunKb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5  tahun
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
 
ppt pws
ppt pwsppt pws
ppt pws
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Gizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remajaGizi seimbang untuk remaja
Gizi seimbang untuk remaja
 
Materi-SDIDTK-2.pptx
Materi-SDIDTK-2.pptxMateri-SDIDTK-2.pptx
Materi-SDIDTK-2.pptx
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Deteksi dini gangguan tumbuh kembangDeteksi dini gangguan tumbuh kembang
Deteksi dini gangguan tumbuh kembang
 
kelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.pptkelas balita 12-59 bulan.ppt
kelas balita 12-59 bulan.ppt
 
Strategi mtbs new
Strategi mtbs newStrategi mtbs new
Strategi mtbs new
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
 
Peran remaja dalam pencegahan stunting.ppt
Peran remaja dalam pencegahan stunting.pptPeran remaja dalam pencegahan stunting.ppt
Peran remaja dalam pencegahan stunting.ppt
 

Viewers also liked

Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 

Viewers also liked (6)

Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 

Similar to Modul 2 MTBS

Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunpjj_kemenkes
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitpjj_kemenkes
 
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahunKb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahunpjj_kemenkes
 
Kb 1 konseling bagi ibu
Kb 1 konseling bagi ibuKb 1 konseling bagi ibu
Kb 1 konseling bagi ibupjj_kemenkes
 
Kb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatanKb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatanpjj_kemenkes
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infuspjj_kemenkes
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksipjj_kemenkes
 
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatalKb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatalpjj_kemenkes
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatpjj_kemenkes
 
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan ReproduksiKB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksipjj_kemenkes
 
Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...
Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...
Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...pjj_kemenkes
 
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternalKb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternalpjj_kemenkes
 
Modul 4 pedoman praktek
Modul 4   pedoman praktekModul 4   pedoman praktek
Modul 4 pedoman praktekpjj_kemenkes
 
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidananKb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidananpjj_kemenkes
 
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2pjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...pjj_kemenkes
 
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan pengobatan prarujukan
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan pengobatan prarujukanKb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan pengobatan prarujukan
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan pengobatan prarujukanpjj_kemenkes
 

Similar to Modul 2 MTBS (20)

Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
 
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakitModul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
Modul 6 pedoman praktek lab. anak sakit
 
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahunKb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 mtbs praktik 2 bulan sampai 5 tahun
 
Kb 1 konseling bagi ibu
Kb 1 konseling bagi ibuKb 1 konseling bagi ibu
Kb 1 konseling bagi ibu
 
Kb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatanKb 2 pemberian obat obatan
Kb 2 pemberian obat obatan
 
Kb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infusKb 1 pemberian cairan infus
Kb 1 pemberian cairan infus
 
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem ReproduksiKB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
KB 3 Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi
 
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatalKb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
Kb 3 rujukan kasus kegawatdaruratan neonatal
 
Modul 1 kdk ii
Modul 1 kdk iiModul 1 kdk ii
Modul 1 kdk ii
 
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehatModul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
Modul 5 pedoman praktek lab. anak sehat
 
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan ReproduksiKB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
 
Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...
Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...
Modul 2 kb 4 peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, anak bal...
 
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternalKb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
Kb 2 rujukan kasus kegawatdaruratan maternal
 
Modul 4 pedoman praktek
Modul 4   pedoman praktekModul 4   pedoman praktek
Modul 4 pedoman praktek
 
Analisa data
Analisa data Analisa data
Analisa data
 
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidananKb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
Kb 1 konsep dasar rujukan kebidanan
 
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
Modul 1 pedoman praktek klinik keperawatan anak 2
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
KB 1 Masalah Kesehatan Reproduksi yang Sering Terjadi pada Siklus Reproduksi ...
 
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan pengobatan prarujukan
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan pengobatan prarujukanKb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan pengobatan prarujukan
Kb 1 perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan pengobatan prarujukan
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiipjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iipjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan ipjj_kemenkes
 
Modul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iiModul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iipjj_kemenkes
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha ipjj_kemenkes
 
Modul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiiModul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiipjj_kemenkes
 
Modul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanModul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan ii
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan i
 
Modul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iiModul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha ii
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha i
 
Modul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iiiModul 4 pengelolaan usaha iii
Modul 4 pengelolaan usaha iii
 
Modul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanModul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahan
 

Recently uploaded

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 

Recently uploaded (20)

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 

Modul 2 MTBS

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN PADA ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MODUL Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 SUGIJATI DWI ESTUNING RAHAYU Australia Indonesia Partnership for Health System Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 7
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan i Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Limpahan Rahmad dan HidayahNya sehingga penyusunan Modul 2 ini dapat terselesaikan dengan baik. Modul 2 berjudul “Menentukan Tindakan Dan Memberi Pengobatan Pada Anak Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun” disusun dengan tujuan untuk media pembelajaran Program Studi D III Kebidanan khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh dengan latar belakang DI Kebidanan. Modul 2 ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan dari berbagai fihak, untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Ibu Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2. Kepala Pusdiklatnakes Kemenkes RI beserta jajarannya. 3. USAID 4. Fasilitator 5. Berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan modul 2 ini. Selamat menggunakan modul ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca Kata Pengantar Tim Penyusun Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Daftar isi i Pendahuluan ii Kegiatan Belajar 1 Perlunya Rujukan Segera dan Melakukan Tindakan/Pengobatan Prarujukan 4 Kegiatan Belajar 2 Pengobatan untuk Anak yang Tidak Perlu Dirujuk 27 Kegiatan Belajar 3 Melakukan Tindakan/Pengobatan untuk Anak yang Tidak Perlu Dirujuk dan Kunjungan Ulang 60 Evaluasi Akhir 75 Daftar Gambar 82
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 Pendahuluan Pada modul sebelumnya telah dipelajari cara menilai anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun dan mengklasifikasikan penyakit anak. Langkah selanjutnya adalah menentukan tindakan dan memberi pengobatan.Pengobatan pada anak sakit dapat dimulai di klinik dan diteruskan di rumah. Pada beberapa keadaan, anak yang sakit berat perlu di rujuk ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut, dalam hal ini perlu dilakukan tindakan pra rujukan. Modul 2 ini akan menjelaskan dan memberi kesempatan kepada Anda untuk melatih keterampilan dalam hal: menentukan perlunya dilakukan rujukan segera, menentukan tindakan dan pengobatan pra rujukan, merujuk anak, menjelaskan perlunya rujukan, menulis surat rujukan, menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan, memilih obat yang sesuai dan menentukan dosis dan jadwal pemberian, memberi cairan tambahan untuk diare dan melanjutkan pemberian makan, memberi imunisasi setiap anak sakit sesuai kebutuhan, memberi suplemen vitamin A, dan menentukan waktu untuk kunjungan ulang. Adapun modul 2 ini berjudul Menentukan Tindakan Dan Memberi Pengobatan pada anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun yang dikemas menjadi tiga kegiatan belajar disusun dengan urutan sebagai berikut: 1. Kegiatan belajar 1: Perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan/ pengobatan pra- rujukan 2. Kegiatan belajar 2: Rujukan pada anak dan menentukan tindakan/pengobatan 3. Kegiatan belajar 3: Menentukan tindakan pengobatan dan Kunjungan ulang. Setelah Anda mempelajari modul 2 ini, diharapkan mampu menentukan tindakan dan memberi pengobatan pada anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun Pada modul ini anda akan mempelajari bagaimana menentukan tindakan dan memberi pengobatan pada anak sakit “ “
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 Petunjuk Belajar Relevansi Setelah petugas mengklasifikasikan semua gejala berdasarkan hasil tanya-jawab dan pemeriksaan, selanjutnya petugas akan menentukan jenis tindakan/pengobatan, misalnya anak dengan klasifikasi Pneumonia Berat atau Penyakit Sangat Berat akan dirujuk ke dokter Puskesmas, anak yang imunisasinya belum lengkap akan dilengkapi, anak dengan masalah gizi akan dirujuk ke ruang konsultasi gizi, dst. Menentukan Tindakan dan Memberi Pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan di fasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi, memberi obat untuk diminum di rumah dan juga mengajari ibu tentang cara memberikan obat serta tindakan lain yang harus dilakukan di rumah. Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul 2 ini, maka akan lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut: 1. Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1 sampai dengan 3 2. Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan diskusikan dengan fasilitator / tutor pada saat kegiatan tatap muka. 3. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan Anda mengingat. 4. Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan cocokkan jawaban Anda teori yang suda dipelajari 5. Jika Anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman dan konsultasikan kepada fasilitator 6. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam modul ini tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu belajarlah dan berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat Anda Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam modul ini dengan baik. Selamat belajar semoga sukses memahami pengetahuan ini untuk bekal Anda ditempat kerja nanti.
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 3 Petunjuk Bagi Dosen Pengajar / Fasilitator 1. Pahami Capaian Pembelajaran dalam Modul 2 ini. 2. Motivasi pembaca mengerjakan latihan-latihan terkait dengan materi yang dibahas. 3. Identifikasi kesulitan pembaca dalam mempelajari modul terutama materi-materi yang dianggap penting 4. Jika pembaca mengalami kesulitan, mintalah mendiskusikan dalam kelompok atau kelas dan berikan kesimpulan. 5. Motivasi pembaca untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman sejawat. 6. Bersama pembaca lakukan penilaian terhadap kemampuan yang dicapai pembaca.
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Kegiatan Belajar 1 Perlunya Rujukan Segera dan Melakukan Tindakan/pengobatan Prarujukan Tujuan Pembelajaran Pokok Materi Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 diharapkan Anda dapat memahami perlunya rujukan segera dan dapat melakukan tindakan/pengobatan prarujukan Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1, diharapkan Anda dapat : 1. Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera 2. Menentukan rujukan untuk macam-macam penyakit klasifikasi berat 3. Menentukan tindakan/pengobatan pra rujukan 4. Melakukan tindakan/pengobatan pra rujukan 1. Menentukan perlunya dilakukan rjukan segera 2. Menentukan rujukan untuk macam-macam penyakit klasifikasi berat 3. Menentukan tindakan/pengobatan pra rujukan 4. Melakukan tindakan/pengobatan pra rujukan Tujuan Khusus
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 5 Uraian Materi Anda pernah melihat masalah-masalah selama melakukan pemeriksaan pada anak sakit, Sebaiknya periksa dan tangani masalah sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman serta kebijaksanaan tempat Anda bekerja. Apabila tidak mampu menangani masalah Anda harus melakukan rujukan segera ketempat pelayanan kesehatan yang lebih memadai.Tahukah Anda kapan dilakukan rujukan pada anak sakit? Untuk lebih memahami hal tersebut sebelumnya Anda akan mempelajari tentang perlunya dilakukan rujukan segera. A. MENENTUKAN PERLUNYA DILAKUKAN RUJUKAN SEGERA 1. RUJUKAN UNTUK KLASIFIKASI BERAT Perhatikan penyakit pada anak dengan kategori klasifikasi berat di bawah ini, penyakit ini perlu dilakukan rujukan segera yang meliputi : • PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT • DIARE DEHIDRASI BERAT • DIARE PERSISTEN BERAT • PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM • CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT • DEMAM BERDARAH DENGUE • MASTOIDITIS • SANGAT KURUS DAN/ ATAU EDEMA • ANEMIA BERAT Rujukan segera adalah secepatnya merujuk anak ke fasilitas kesehatan dengan rawat inap yang mempunyai peralatan dan tenaga yang mampu merawat anak sakit lebih baik.Tempat tersebut bisa puskesmas dengan rawat inap atau rumah sakit. Bila anak akan dirujuk SEGERA, harus ditentukan tindakan yang perlu diberikan sebelum merujuk (tindakan pra rujukan). Jangan melakukan tindakan yang tidak terlalu perlu, karena akan menghambat rujukan.
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 2. RUJUKAN UNTUK ANAK DENGAN TANDA BAHAYA UMUM. Anak dengan tanda bahaya umum berarti mempunyai klasifikasi berat.Mereka memerlukan rujukan (dapat ditangani di klinik bila hanya mengalami DIARE DEHIDRASI BERAT). Pada keadaan yang sangat jarang, anak mungkin hanya mempunyai tanda bahaya umum tanpa klasifikasi berat.Anak-anak ini harus segera dirujuk. Perhatikan kotak di bawah berikut ini PASTIKAN BAHWA SETIAP ANAK DENGAN TANDA BAHAYA UMUM APAPUN HARUS DIRUJUK setelah mendapatkan dosis pertama antibiotik dan tindakan pra-rujukan lainnya. Perhatian : Upaya rehidrasi dengan Rencana Terapi C mungkin bisa menghilangkan tanda bahaya umum sehingga rujukan tidak diperlukan lagi. 3. RUJUKAN UNTUK MASALAH BERAT LAINNYA. Bagan PENILAIAN DAN KLASIFIKASI belum mencakup semua masalah yang mungkin dialami anak. Tentukan apakah anak mempunyai masalah berat lain yang tidak dapat ditangani di klinik ? Anak mungkin mempunyai masalah berat yang tidak disebutkan dalam bagan,misalnya nyeri perut hebat. Bila Anda tidak dapat menangani masalah berat tersebut, rujuk anak. INGAT : Umumnya anak yang datang berobat tidak mempunyai tanda bahaya umum, klasifikasi berat atau masalah berat lain, maka anak- anak tersebut tidak perlu dirujuk. B. RUJUKAN UNTUK MACAM-MACAM PENYAKIT KLASIFIKASI BERAT 1. Pneumonia Berat Atau Penyakit Sangat Berat Anak dengan klasifikasi PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT, benar-benar menderita sakit yang serius dan membutuhkan rujukan segera untuk tindakan seperti oksigen dan lain-lain. Sebelum anak dirujuk,beri dosis pertama antibiotik yang sesuai, untuk membantu mencegah pneumonia berat menjadi lebih parah, serta membantu mengobati infeksi berat seperti sepsis atau meningitis (radang selaput otak).
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 7 2. Diare Dehidrasi Berat Baca bagan DIARE DEHIDRASI BERAT dibawah ini: Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut: • Letargis / tidak sadar • Mata cekung • Tidak bisa minum/ malas minum • Cubitan kulit perut • kembali sangat lambat DIARE DEHIDRASI BERAT Jika tidak ada klasifikasi berat lain: Beri cairan untuk dehidrasi berat (Rencana Terapi C) dan tablet Zinc. Jika juga mempunyai klasifikasi berat lain: - Rujuk SEGERA. - Jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan. Jika ada kolera di daerah tersebut, beri antibiotik untuk kolera. Jika klasifikasi berat anak hanya DIARE DEHIDRASI BERAT, gunakan Rencana Terapi C (lihat halaman 48) untuk menentukan apakah anak perlu dirujuk.Bila anak mempunyai klasifikasi berat lainnya selain DIARE DEHIDRASI BERAT, anak perlu dirujuk SEGERA.
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 KEPUTUSAN DALAM RENCANA TERAPI C : PENANGANAN DEHIDRASI BERAT DENGAN CEPAT IKUTI TANDA PANAH : JIKA YA, LANJUTKAN KEKANAN. JIKA TIDAK, LANJUTKAN KEBAWAH MULAI DISINI Dapatkah Anda Segera memberikan cairan Intravena? Apakah ada fasilitas pemberian cairan intravena yang terdekat (ditempuh dalam 30 menit)? Apakah Anda terlatih menggunakan pipa orogastrik (pipa OG) untuk rehidrasi? Apakah anak masih bisa minum YA YA YA BERI CAIRAN INTRAVENa DI KLINIK ANDA RUJUK SEGERA Beri oralit melalui pipa OG atau mulut TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK Rujuk SEGERA ke Rumah Sakit terdekat untuk pemberian cairan intravena /pemasangan pipa OG TIDAK
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 9 3. DIARE PERSISTEN BERAT Anak dengan diare selama 14 hari atau lebih yang juga menderita dehidrasi, harus dirujuk. Anak ini perlu perhatian khusus untuk mencegah kehilangan cairan atau perlu perubahan diet atau mungkin dibutuhkan pemeriksaan laboratorium untuk tinja guna mengetahui penyebab diare. Tangani dehidrasi anak sebelum dirujuk, kecuali jika anak mempunyai klasifikasi berat lainnya. 4. PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. Anak dengan klasifikasi PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM harus ditangani segera. Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai untuk meningitis atau infeksi berat lainnya, cegah agar kadar gula darah tidak turun (hipoglikemia) dan beri dosis pertama parasetamol di klinik jika demam tinggi ( ≥ 38.5°C ) sebelum dirujuk. Di daerah risiko tinggi dan rendah malaria, beri juga suntikan obat anti malaria sesuai hasil pemeriksaan RDT. 5. CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT. Semua anak dengan klasifikasi CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT harus ditangani dengan segera. Beri vitamin A dan dosis pertama antibiotik yang sesuai.Jika ada kekeruhan pada kornea atau mata bernanah, beri tetes/salep mata kloramfenikol atau tetrasiklin tanpa kortikosteroid.Jika tidak diobati, kekeruhan pada kornea dapat menyebabkan kebutaan. Tanyakan kepada ibu apakah kekeruhan sudah ada sebelumnya dan apakah sudah diperiksa serta diobati di rumah sakit.Jika sudah, anak tidak perlu dirujuk lagi untuk hal ini. Apabila anak demam tinggi ( ≥38,5° C), beri 1 dosis parasetamol di klinik. 6. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD). Jika anak mempunyai klasifikasi DBD dengan tanda-tanda syok, segera beri O2 dan cairan intravena Ringer Laktat/Asetat sebelum dirujuk. Jika tidak ada tanda-tanda syok dan anak sering muntah atau malas minum,beri cairan infus Ringer Laktat/Asetat sebelum dirujuk. Jika masih mau minum, anak tetap perlu dirujuk untuk observasi dan anjurkan ibu untuk memberi cairan tambahan apa saja atau oralit selama dalam perjalanan ke
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 tempat rujukan asalkan jangan cairan/minuman berwarna merah atau coklat tua karena sulit dibedakan jika ada perdarahan lambung. Jika demam tinggi ( ≥38,5° C) beri 1 dosis parasetamol. Tidak boleh golongan salisilat atau ibuprofen, karena obat-obat tersebut dapat merangsang terjadinya perdarahan. 7. MASTOIDITIS Anak dengan mastoiditis harus dirujuk segera ke rumah sakit,karena perlu pembedahan. Anak ini memerlukan dosis pertama antibiotik yang sesuai dan Parasetamol untuk mengatasi nyeri. CONTOH 1. Bunga anak perempuan, umur 2 tahun, suhu 37,50 C. Tidak mempunyai tanda bahaya umum. Risiko malaria tinggi dan klasifikasinya MALARIA (vivax / ovale). Tidak ada tanda mengarah ke campak dan DBD, karena itu diklasifikasikan juga sebagai DEMAM : MUNGKIN BUKAN DBD. Bunga menderita nyeri telinga dan petugas kesehatan menemukan nanah di dalam telinga. Ibu mengatakan dia baru melihat nanah tersebut hari ini.Anak juga diklasifikasikan menderita INFEKSI TELINGA AKUT, status gizi NORMAL dan TIDAK ANEMIA. Tidak ada klasifikasi lain. Bunga tidak memerlukan rujukan, karena tidak mempunyai tanda bahaya umum maupun klasifikasi berat. Gambar: seorang balita penderita Mastoiditis 8. SANGAT KURUS DAN / ATAU EDEMA. Anak dengan klasifikasi SANGAT KURUS DAN / ATAU EDEMA harus dirujuk untuk mendapatkan diet khusus atau transfusi darah. Sebelum anak dirujuk,beri satu dosis vitamin A sesuai golongan umur, hangatkan badan anak dan beri air gula. Jika ada syok, atasi dengan pemberian bolus glukosa 10% intra vena dan infus.Jika diare, berikan cairan ReSoMal atau modifikasinya dan jika ada komplikasi pada mata, beri tetes/salep mata tanpa kortikosteroid.
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 11 CONTOH 2. Irawan bayi laki-laki, umur 4 bulan, tidak mempunyai tanda bahaya umum.Dia batuk dan ada tarikan dinding dada ke dalam, sehingga klasifikasinya PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT.Dia juga menderita demam dan diklasifikasikan sebagai MALARIA (falsiparum). Tidak ada tanda-tanda mengarah campak ataupun DBD, maka klasifikasinya DEMAM : MUNGKIN BUKAN DBD. Irawan memerlukan rujukan segera karena klasifikasi beratnya. CONTOH 3. Mita bayi perempuan, umur 7 bulan, mempunyai satu tanda bahaya umum : letargis. Dia menderita diare dengan DIARE DEHIDRASI BERAT tanpa klasifikasi berat lain, sehingga petugas kesehatan merencanakan menggunakan Rencana Terapi C. Karena petugas kesehatan dapat memberi cairan intravena, maka Mita akan diberi cairan intravena di Puskesmas. Bila Mita dapat direhidrasi dengan baik dan tidak letargis lagi, dia tidak perlu dirujuk. Pada latihan ini Anda harus menentukan perlu tidaknya dilakukan rujukan segera.Beri tanda (√) pada jawaban yang sesuai. 1. Suci bayi perempuan umur 6 bulan. Tidak ada tanda bahaya umum. Ia menderita : BATUK : BUKAN PNEUMONIA DIARE TANPA DEHIDRASI DIARE PERSISTEN Status Gizi NORMAL Tidak ada klasifikasi lain. Apakah Suci memerlukan rujukan segera : Ya _____ Tidak _____ Latihan
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 2. Dani bayi laki-laki, umur 7 bulan. Tidak ada tanda bahaya umum, menderita : MASTOIDITIS MALARIA (vivax /ovale) DEMAM: MUNGKIN BUKAN DBD Status Gizi NORMAL Tidak ada klasifikasi lain Apakah Dani memerlukan rujukan segera : Ya _____ Tidak _____ 3. Habibah bayi perempuan umur 9 bulan. Ia menderita : DIARE DENGAN DEHIDRASI BERAT MALARIA (falsiparum) DEMAM: MUNGKIN BUKAN DBD Status Gizi NORMAL Tidak ada klasifikasi lain. Puskesmas mampu memberi pengobatan intravena. Apakah Habibah memerlukan rujukan segera : Ya _____ Tidak _____ C. MENENTUKAN TINDAKAN/PENGOBATAN PRA RUJUKAN 1. MENENTUKAN TINDAKAN PRA RUJUKAN 1). Bila anak memerlukan rujukan segera, harus cepat ditentukan tindakan yang paling dibutuhkan dan segera berikan. Berikut ini daftar tindakan penting pra rujukan : 2). Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai. 3). Beri dosis pertama suntikan Artemeter untuk malaria berat (di daerah risiko tinggi atau rendah malaria). 4). Beri dosis pertama vitamin A. 5). Beri cairan intravena pada anak DBD dengan syok. 6). Cegah agar gula darah tidak turun (termasuk memberi ASI, susu atau air gula). 7). Beri dosis pertama suntikan antibiotik. 8). Beri dosis pertama antimalaria oral (daerah risiko tinggi dan rendah malaria). 9). Beri dosis pertama Parasetamol jika demam tinggi (38,50 C atau lebih) atau nyeri akibat mastoiditis.
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 13 10). Beri tetes/salep mata Tetrasiklin atau Kloramfenikol tanpa Kortikosteroid (Bila ada kekeruhan kornea atau mata bernanah). 11). Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke rumah sakit. 12). Lima hal pertama diatas, bersifat segera karena dapat mencegah terjadinya konsekuensi serius, seperti memberatnya meningitis bakterial atau malaria serebral, ruptur kornea karena kekurangan vitamin A, syok akibat dengue atau kerusakan otak akibat rendahnya kadar gula darah. Tindakan yang lain juga penting untuk mencegah memburuknya penyakit. Sebelum Anda merujuk lakukan tindakan/pengobatan pra rujukan. Jelaskan kepada orang tuanya bahwa tindakan/pengobatan pra rujukan diperlukan untuk menyelamatkan kelangsungan hidup anak. Mintakan persetujuan orang tua (informed consent) sebelum melakukan tindakan/ pengobatan pra rujukan. Jangan menunda rujukan untuk memberi tindakan yang tidak mendesak, seperti membersihkan telinga.Bila diperlukan imunisasi, jangan diberikan sebelum merujuk.Biarkan petugasditempatrujukanmenentukankapanimunisasibisadiberikan.Haliniuntukmenghindari tertundanya rujukan. CONTOH: Emmy anak perempuan umur 15 bulan, berat badan 12 kg, tidak ada tanda bahaya umum. Dia BATUK : BUKAN PNEUMONIA. Daerahnya merupakan risiko tinggi malaria. Emmy demam 39° C dan kaku kuduk, sehingga klasifikasinya: PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. Status gizinya diklasifikasikan NORMAL. Tidak ada klasifikasi lain. Pemeriksaan RDT hasilnya positif Falsiparum.Emmy perlu rujukan segera. Sebelum dirujuk, dia harus diberi beberapa tindakan pra rujukanyaitu : 1. Injeksi Artemeter 38,4 mg (0,5 ml) 2. Injeksi Ampisillin 600 mg (3 ml) 3. ASI sesering mungkin (untuk mencegah turunnya kadar gula darah) 4. Parasetamol ¼ tablet (500 mg)
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 Petugas kesehatan TIDAK boleh membuang-buang waktu untuk mengajarkan cara melegakan tenggorokan dan meredakan batuk dengan bahan yang aman atau untuk menilai pemberian makan dan menasihati ibu mengenai pemberian makan, karena akan memperlambat rujukan. Pada latihan ini Anda akan berlatih menentukan tindakan pra rujukan. Tia anak perempuan umur 2 tahun. Dia letargis dan menderita demam 39°C. Dia tinggal di daerah risiko tinggi malaria dan hasil pemeriksaan RDT positif Falsiparum. Tidak ada tanda-tanda DBD. Petugas kesehatan mengklasifikasikan Tia sebagai berikut :PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM, DEMAM : MUNGKIN BUKAN DBD dan INFEKSI TELINGA KRONIS. Telapak tangannya pucat sehingga dia juga ANEMIA, meskipun tidak KURUS.Dia belum pernah mendapat dosis Pirantel pamoat.Tia memerlukan rujukan untuk PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. Berikut adalah daftar tindakan untuk semua klasifikasi Tia. Beri tanda (√_) pada tindakan penting pra rujukan yang diperlukan : a _________ Beri dosis pertama Artemeter injeksi b _________ Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai. c _________ Lakukan tindakan untuk mencegah hipoglikemia. d _________ Beri satu dosis Parasetamol di klinik untuk demam tinggi. e _____√___ Rujuk SEGERA. D. MELAKUKAN TINDAKAN / PENGOBATAN PRA RUJUKAN Semua tindakan dan pengobatan pra rujukan telah dimasukkan ke dalam bagan. 1. MEMBERI DOSIS PERTAMA ANTIBIOTIK Anak sakit dengan klasifikasi berat dibawah ini membutuhkan antibiotik sebelum dirujuk. 1). PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT 2). DEHIDRASI BERAT di daerah kolera Latihan
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 15 3). PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM 4). CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT 5). MASTOIDITIS Jika anak tidak bisa minum obat oral, harus diberi suntikan intramuskular. a. MEMBERI ANTIBIOTIK ORAL YANG SESUAI Jika anak dengan klasifikasi diatas akan dirujuk dan masih bisa minum obat, berikan antibiotik oral. Di klinik biasanya tersedia lebih dari satu macam antibiotik, karena itu Anda harus tahu cara memilih antibiotik yang sesuai dengan penyakit anak. Berikan hanya dosis pertama sebelum di rujuk. Untuk klasifikasi PNEUMONIA, Amoksisilin diberikan 2 kali sehari selama 3 hari, sedangkan pada klasifikasi INFEKSI TELINGA AKUT diberikan 2 kali sehari selama 5 hari. Beri Antibiotik Oral Yang Sesuai UNTUK SEMUA KLASIFIKASI YANG MEMBUTUHKAN ANTIBIOTIK YANG SESUAI : - ANTIBIOTIK PILIHAN PERTAMA : KOTRIMOKSAZOL (TRIMETOPRIM + SULFAMETOKSAZOL) - ANTIBIOTIK PILIHAN KEDUA : AMOKSISILIN (Untuk Infeksi telinga akut, sebagai pilihan pertama) UMUR atau BERAT BADAN KOTRIMOKSAZOL 2 x sehari selama 3 hari untuk Pneumonia 2 x sehari selama 5 hari untuk Infeksi Telinga Akut AMOKSISILIN 2 x sehari selama 3 hari untuk Pneumonia 2 x sehari selama 5 hari untuk Infeksi Telinga Akut TABLET DEWASA 80 mg Tmp + 400 mg Smz TABLET ANAK 20 mg Tmp + 100 mg Smz SIRUP per 5 ml 40 mg Tmp + 200 mg Smz TABLET 500 mg SIRUP per 5 ml 125 mg 2 bulan - < 4 bulan (4 - < 6 kg) ¼ 1 2,5 ml (½ sdk takar) ¼ 5 ml (1 sdk takar) 4 bulan - < 12 bulan (6 - < 10 kg) ½ 2 5 ml (1 sdk takar) ½ 10 ml (2 sdk takar) 1 tahun - < 3 tahun (10 - < 16 kg) ¾ 2½ 7,5 ml (1½ sdk takar) ⅔ 12,5 ml (2½ sdk takar) 3 tahun - < 5 tahun (16 - < 19 kg) 1 3 10 ml (2 sdk takar) ¾ 15 ml (3 sdk takar)
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 Beri Antibiotik Oral Yang Sesuai UNTUK DISENTERI : Beri antibiotik yang dianjurkan untuk Shigela - ANTIBIOTIK PILIHAN PERTAMA : KOTRIMOKSAZOL (TRIMETOPRIM + SULFAMETOKSAZOL) - ANTIBIOTIK PILIHAN KEDUA : ASAM NALIDIKSAT UMUR atau BERAT BADAN KOTRIMOKSAZOL (Trimetoprim + Sulfametoksazol) 2 x sehari selama 5 hari ASAM NALIDIKSAT Tablet 500 mg 4 x sehari selama 5 hari METRONIDAZOL Tablet 500 mg 3 x sehari selama 10 hari Untuk amuba 2 bulan - < 4 bulan (4 - < 6 kg) Lihat dosis di atas ⅛ 5 ml (1 sdk takar) 50 mg (1/8 tab) 4 bulan - < 12 bulan (6 - < 10 kg) ¼ 10 ml (2 sdk takar) 100 mg (1/4 tab) 12 bulan - < 5 tahun (10 - < 19 kg) ½ 12,5 ml (2½ sdk takar) 200 mg (1/2 tab) Beri Antibiotik Oral Yang Sesuai UNTUK KOLERA : beri antibiotik yang dianjurkan untuk Kolera selama 3 hari - ANTIBIOTIK PILIHAN PERTAMA : TETRASIKLIN - ANTIBIOTIK PILIHAN KEDUA : KOTRIMOKSAZOL (TRIMETOPRIM + SULFAMETOKSAZOL) UMUR atau BERAT BADAN TETRASIKLIN Kapsul 250 mg 4 x sehari selama 3 hari KOTRIMOKSAZOL 2 x sehari selama 3 hari TABLET DEWASA 80 mg Tmp + 400 mg Smz TABLET ANAK 20 mg Tmp + 100 mg Smz SIRUP per 5 ml 40 mg Tmp + 200 mg Smz 2 bulan - < 4 bulan (4 - < 6 kg) Jangan diberi ¼ 1 2,5 ml (½ sdk takar) 4 bulan - < 12 bulan (6 - < 10 kg) ½ ½ 2 5 ml (1 sdk takar) 12 bulan - < 5 tahun (10 - < 19 kg) 1 1 3 10 ml (2 sdk takar) Beri antibiotik oral “pilihan pertama” bila tersedia. Ini dipilih karena sangat efektif, cara pemberiannya mudah dan murah. Antibiotik “pilihan kedua” diberikan hanya bila obat pilihan pertama tidak tersedia atau bila dengan obat pilihan pertama tidak memberi hasil yang baik. Antibiotik pilihan pertama dan pilihan kedua dapat diganti tergantung data resistensi bakteri
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 17 2. MEMBERI ANTIBIOTIK INTRAMUSKULAR. Anak membutuhkan antibiotik intramuskular sebelum dirujuk, yaitu jika anak : 1). Tidak bisa minum atau menetek. ATAU 2). Memuntahkan semuanya. ATAU 3). Kejang. ATAU 4). Letargis atau tidak sadar. Pada waktu memberi suntikan antibiotik secara intramuskular : 1). Jelaskan kepada ibu mengapa obat tersebut harus diberikan. 2). Tentukan dosis sesuai tabel. 3). Gunakan alat suntik steril. Ukur dosis dengan tepat. 4). Suntikkan secara intramuskular. 5). Jika anak tidak dapat dirujuk, ikuti petunjuk yang ada. Gunakan tabel berikut ini untuk menentukan dosis.Pilih dosis dari tabel pada baris berat badan yang paling mendekati berat badan anak atau gunakan umur apabila berat badan tidak diketahui. BERI ANTIBIOTIK INTRAMUSKULAR UNTUK ANAK YANG HARUS SEGERA DIRUJUK TETAPI TIDAK DAPAT MENELAN OBAT ORAL • Beri dosis pertama Ampisilin intramuskular dan Gentamisin kemudian rujuk segera. JIKA RUJUKAN TIDAK MEMUNGKINKAN: • Ulangi suntikan Ampisilin setiap 12 jam selama 5 hari. • Kemudian ganti dengan antibiotik yang sesuai, untuk melengkapi 10 hari pengobatan UMUR atau BERAT BADAN AMPISILIN Dosis : 50 mg per Kg BB Tambahkan 4 ml Aquadest dalam 1 vial 1000 mg sehingga menjadi 1000 mg / 5 ml = 200mg/ml GENTAMISIN Dosis : 7.5 mg / kg BB sedíaan 80 mg / 2 ml 2 bulan - < 4 bulan (4 - < 6 kg) 1.25 ml = 250 mg 1 ml = 40 mg 4 bulan - < 9 bulan (6- < 8 kg) 1.75 ml = 350 mg 1.25 ml = 50 mg 9 bulan - < 12 bulan (8 - < 10 kg) 2.25 ml = 450 mg 1.75 ml = 70 mg 12 bulan - < 3 tahun (10 - < 14 kg) 3 ml = 600 mg 2.5 ml = 100 mg 3 tahun - < 5 tahun (14 - 19 kg) 3.75 ml = 750 mg 3 ml = 120 mg
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 E. MEMBERI OBAT UNTUK MALARIA BERAT. Anak yang menderita PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM mungkin menderita malaria berat. Untuk membasmi parasit malaria dengan cepat, beri suntikan artemeter. Suntikan Artemeter untuk Malaria Berat UNTUK ANAK YANG HARUS DIRUJUK KARENA PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM • Berikan dosis pertama suntikan Artemeter sebelum dirujuk (dosis lihat dibawah). • Jika rujukan tidak memungkinkan, hasil pemeriksaan laboratorium dan klinis menunjukkan Malaria Berat, ikuti petunjuk berikut : Suntikan Artemeter intramuskular dengan dosis : - Hari 1 : 3.2 mg/kg BB - Hari 2 : 1.6 mg/kg BB - Hari 3 : 1.6 mg/kg BB Jika anak belum sadar dalam 3 hari, RUJUK SEGERA. Jika anak sudah bisa minum obat per oral, gantikan suntikan dengan pemberian Obat Antimalaria oral untuk Malaria Falsiparum pilihan pertama selama 3 hari, yaitu ACT atau Artemisinin Combination Therapy. Keterangan : Tiap ampul Artemeter berisi 1ml ( 80 mg/ml) F. MEMBERI PARASETAMOL UNTUK DEMAM TINGGI ( ≥38.5°C ) ATAU SAKIT TELINGA Beri satu dosis parasetamol sebelum anak dirujuk.Parasetamol berkhasiat menurunkan suhu tubuh dan mengurangi rasa sakit. Beri Parasetamol untuk Demam Tinggi (> 38.5°C) atau Sakit Telinga PARASETAMOL Setiap 6 jam sampai demam atau nyeri telinga hilang UMUR atau BERAT BADAN TABLET 500 mg TABLET 100 mg SIRUP 120 mg/ 5 ml 2 bulan - 6 bulan (4 -< 7 kg) ⅛ ½ 2.5 ml (½ sendok takar) 6 bulan - 3 tahun (7 - < 14 kg) ¼ 1 5 ml (1 sendok takar) 3 tahun - 5 tahun (14 - < 19 kg) ½ 2 5 ml (1 sendok takar)
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 19 G. MENCEGAH AGAR GULA DARAH TIDAK TURUN PADA ANAK DENGAN PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. Mencegah kadar gula darah tidak turun merupakan tindakan penting sebelum merujuk anak dengan PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. Penurunan kadar gula darah dapat menyebabkan kerusakan otak. MENCEGAH AGAR GULA DARAH TIDAK TURUN • Jika anak masih bisa menyusu : Mintalah kepada Ibu untuk menyusui anaknya. • Jika anak tidak bisa menyusu tapi masih bisa menelan : Beri perahan ASI atau.Susu formula/ aie gula 30-50 ml sebelum dirujuk. Cara membuat air gula : Larutkan 1 sendok teh gula pasir (5 gram) kedalam gelas yang berisi 50 ml air matang. • Jika anak tidak bisa menelan : Beri 50 ml susu formula / air gula melalui pipa orogastrik. Jika tidak tersedia pipa orogastrik rujuk segera H. MEMBERI VITAMIN A UNTUK PENGOBATAN Anak dengan klasifikasi SANGAT KURUS disertai CAMPAK, CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA, atau CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT, harus diberikan vitamin A pengobatan. Dosis pertama sesuai umur anak diberikan di klinik dan dosis selanjutnya akan diberikan di tempat rujukan, yaitu pada hari ke 2 dan hari ke 15. Pemberian Vitamin A untuk pengobatan (dosis sesuai umur anak ) GEJALA HARI KE 1 HARI KE 2 HARI KE 15 Sangat kurus v - - Sangat kurus dan Campak v v v Menderita Campak v - - Menderita Campak dan komplikasi pada mata v v v Ada salah satu gejala Xeroftalmia : Buta senja, Bercak Bitot,Nanah/radang, Kornea keruh, Ulcus kornea v v v Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.Kekurangan vitamin A dapat menimbulkan kebutaan. Dosis pemberian vitamin A berdasarkan umur dapat dilihat pada
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 tabel berikut: Dosis Vitamin A (pengobatan) UMUR DOSIS < 6 bulan 50.000 IU ( ½ kapsul biru ) 6 -11 bulan 100.000 IU ( kapsul biru ) 12 - 59 bulan 200.000 IU ( kapsul merah ) Bila anak dapat menelan, pastikan anak menelan seluruh isi kapsul.Bila anak hanya memerlukan sebagian isi kapsul, maka kapsul dibuka, gunting/potong bagian ujung kapsul yang runcing, atau tusuk dengan jarum.Pastikan bahwa anak menelan semua cairan yang kita teteskan. Pada latihan ini Anda akan menentukan dosis obat yang tepat. Anda tidak harus menghafal dosis obat tersebut.Lihat tabel dosis obat. Bagian 1 : Menentukan dosis dengan tepat 1. Tentukan dosis obat yang akan Anda berikan: Berat Badan Jika dibutuhkan Ampisillin (200 mg/ml) Jika dibutuhkan Gentamisin (80 mg/2ml) 5 kg 7 kg 13 kg 18 kg Latihan
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 21 2. Kinanti anak perempuan, umur 12 bulan (10 kg), dibawa ke klinik pagi ini karena menderita demam selama 2 hari dan tidur terus menerus sejak kemarin. Kinanti dalam keadaan tidak sadar.Klasifikasinya : PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM, status gizi NORMAL, TIDAK ANEMIA, DEMAM : MUNGKIN BUKAN DBD. Pada pemeriksaan RDT hasilnya positif Falsiparum. Petugas kesehatan akan memberi antibiotik dan anti malaria intramuskular. Kinanti juga akan diberi larutan gula melalui pipa nasogastrik untuk mencegah penurunan kadar gula darah. Kemudian Kinanti akan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat. Tulis nama obat dan dosis yang diberikan : Antibiotik : .............................................................… Anti malaria : ............................................................. Larutan Gula dengan pipa nasogastrik : ................... I. MEMBERI TINDAKAN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Anak dengan klasifikasi Demam Berdarah Dengue (DBD), harus segera dirujuk.Namun sebelum dirujuk harus ada tindakan yang dikerjakan di klinik.Hal terpenting untuk tindakan pra-rujukan pada DBD adalah mencegah atau menangani syok. Penderita DBD yang syok, harus diberi cairan intravena sebelum dirujuk. Pemberian cairan intravena ini berbeda dengan pemberian cairan intravena pada penderita diare dengan DEHIDRASI BERAT. Jika Anda mampu memberi cairan infus dan Anda mempunyai larutan Ringer Laktat atau larutan lain yang dapat digunakan untuk penderita DBD, mulailah secepatnya memberi cairan infus di klinik dengan menggunakan rencana cairan berikut ini. Pastikan untuk tetap memberi cairan infus selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 PEMBERIAN CAIRAN PRA RUJUKAN untuk DBD JIKA ADA TANDA SYOK, ATASI SYOK DENGAN SEGERA : • Beri oksigen 2-4 liter/ menit. • Segera beri cairan intravena *. Beri cairan Ringer Laktat / Ringer asetat : 20 ml/kgBB selama 30 menit. • Periksa kembali anak setelah 30 menit. »» Jika nadi teraba, beri cairan dengan tetesan 10 ml/kg BB/jam. Setelah maksimal 30 menit, RUJUK SEGERA ke Rumah Sakit. »» Jika nadi tidak teraba, beri cairan dengan tetesan 20 ml/kg BB/30 menit dan rujuk SEGERA ke Rumah Sakit. • Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam. JIKA TIDAK ADA TANDA SYOK : • Berikan infus Ringer Laktat / Ringer Asetat sesuai dosis. »» Berat Badan < 15 kg : 7 ml/ kg BB/ jam. »» Berat Badan 15-40 kg : 5 ml/ kg BB/ jam. »» Berat badan > 40 kg : 3 ml/ kg BB/jam. • Jika masih bisa minum : - Beri minum apa saja ** (oralit, susu, teh manis, jus buah, kaldu atau tajin ) sebanyak mungkin dalam perjalanan ke tempat rujukan. CATATAN : * Jika tidak dapat memberi cairan intravena, RUJUK SEGERA, dalam perjalanan beri Oralit/ cairan lain sedikit demi sedikit dan sering. ** Jangan memberi minuman yang berwarna merah atau coklat tua karena sulit dibedakan jika ada perdarahan lambung. Lakukan juga tindakan pra rujukan lainnya seperti memberi satu dosis Parasetamol jika demam tinggi ( ³ 38,5°C ). Jika Puskesmas mempunyai fasilitas rawat inap, tangani kasus DBD sesuai dengan Pedoman Tatalaksana Demam Dengue/ Demam Berdarah Dengue yang dikeluarkan oleh Ditjen P2M/PL. MERUJUK PENDERITA DBD
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 23 Berikut ini Anda akan berlatih untuk merujuk anak dengan DBD yang sebelumnya diberikan cairan infus. Kasus Susi anak perempuan, umur 3½ tahun, berat badan 14 kg dan suhu 38°C. Tidak ada tanda bahaya umum dan diklasifikasikan sebagai DEMAM :MUNGKIN BUKAN MALARIA, DBD, status gizi NORMAL dan TIDAK ANEMIA. Mira mempunyai tanda-tanda syok. Petugas akan segera merujuk Susi, karena klinik mampu memberi cairan infus, ia akan segera mulai memberi cairan pra-rujukan. a. Bagaimana seharusnya petugas menanganinya? b. Berapa banyak cairan yang harus diberikan kepada Susi? c. Apa langkah petugas selanjutnya? Latihan
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 24 Selamat Anda telah menyelesaikan satu kegiatan belajar dari modul ini mengenai perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan/pengobatan prarujukan.Dengan demikian Anda sebagai petugas kesehan sudah memahami perlunya rujukan segera dan melakukan tindakan/ pengobatan prarujukan. Hal-hal penting yang telah Anda pelajari adalah sebagai berikut: 1. Apabila tidak mampu menangani masalah pada anak sakit usia 2 bulan sampai dengan 5 tahun Anda harus melakukan rujukan segera ketempat pelayanan kesehatan yang lebih memadai. 2. Bila anak akan dirujuk SEGERA, harus ditentukan tindakan yang perlu diberikan sebelum merujuk (tindakan pra rujukan). Jangan melakukan tindakan yang tidak terlalu perlu, karena akan menghambat rujukan. 3. Sebelum merujuk lakukan tindakan/pengobatan pra rujukan. Jelaskan kepada orang tuanya bahwa tindakan/pengobatan pra rujukan diperlukan untuk menyelamatkan kelangsungan hidup anak. 4. Mintakan persetujuan orang tua (informed consent) sebelum melakukan tindakan/ pengobatan pra rujukan. 5. Beberapa masalah pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun yang perlu dilakukan rujukan segera adalah: pneumonia berat atau penyakit sangat berat, diare dehidrasi berat, diare persisten berat, penyakit berat dengan demam, campak dengan komplikasi berat, demam berdarah dengue. Mastoiditis, sangat kurus dan/ atau edema, anemia berat. 6. Pastikan bahwa setiap anak dengan tanda bahaya umum apapun harus dirujuk setelah mendapatkan dosis pertama antibiotik dan tindakan pra-rujukan lainnya. 7. Anak mungkin mempunyai masalah berat yang tidak disebutkan diatas, misalnya nyeri perut hebat. Bila Anda tidak dapat menangani masalah berat tersebut, rujuk anak. 8. INGAT : Umumnya anak yang datang berobat tidak mempunyai tanda bahaya umum, klasifikasi berat atau masalah berat lain, maka anak-anak tersebut tidak perlu dirujuk. Rangkuman
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 25 Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih satu jawaban yang Anda anggap paling benar. 1. Penyakit dengan klasifikasi berat yang perlu rujuka segera : a. Penyakit berat dengan demam b. Anemia c. Demam bukan DBD d. Diare 2. Tindakan.pengobatan pra rujukan yang harus diberikan: a. Beri antibiotik selama 3 hari b. Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai c. Beri dosis pengobatan vitamin A d. Beri cairan oral 3. Anak sakit dengan klasifikasi berat yang membutuhkan antibiotic sebelum dirujuk : a. Dehidrsi berat b. Campak c. Mastoiditis d. Pneumonia 4. Anak membutuhkan antibiotic intramuscular sebelum dirujuk bila: a. Batuk terus menerus b. Menangis tidak berhenti c. Tidak mau minum per oral d. Kejang atau tidak sadar 5. Vitamin A untuk pengobatan yang diberikan hari ke 1, 2 dan 15 yaitu pada anak: a. Sangat kurus b. Menderita campak c. Buta senja d. Anak diare Evaluasi Formatif
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 26 Tugas Mandiri Cantumkan tiap dosis di kotak yang disediakan. a. Ampisilin untuk anak umur 14 bulan dan berat 10 kg b. Artemeter untuk anak 11 kg c. Gentamisin untuk anak 6 kg d. Ampisilin untuk anak umur 3 tahun
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 27 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 diharapkan Anda dapat melakukan rujukan pada anak dan menentukan tindakan/pengobatan untuk anak yang tidak perlu dirujuk Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat : Merujuk anak ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai Menentukan macam-macam penyakit untuk anak yang tidak memerlukan rujukan segera Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosis serta jadual pemberian Memberi cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian makan 1. Merujuk anak 2. Menentukan macam-macam penyakit untuk anak yang tidak memerlukan rujukan segera 3. Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosis serta jadual pemberian 4. Memberi cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian makan . Setelah Anda memahami tentang perlunya dilakukan rujukan segera dan dapat menentukan tindakan/pengobatan pra rujukan, apakah Anda pernah melakukan rujukan pada anak? Baiklah dalam materi selanjutntya Anda akan mempelajari bagaimana melakukan rujukan pada anak ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai . Kegiatan Belajar 2 Rujukan Pada Anak dan Menentukan Tindakan/ Pengobatan Untuk Anak yang Tidak Perlu Dirujuk Tujuan Pembelajaran Pokok Materi Tujuan Khusus Uraian Materi
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 28 A. MERUJUK ANAK Sebelum merujuk anak ada beberapa hal yang harus Anda lakukan sebagai berikut: 1. Jelaskan tentang pentingnya rujukan. Minta persetujuan untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Bila tidak mau, cari penyebabnya. Contoh alasan yangdikemukakan adalah: • Tidak mempunyai uang untuk biaya transportasi, perawatan di rumah sakit, obat-obatan atau makanan ibu selama tinggal di rumah sakit. • Tidak dapat meninggalkan rumah untuk menunggui anak di rumah sakit karena : »» Tidak ada yang merawat anak-anak yang lain. »» Harus bertani. »» Ibu bisa kehilangan pekerjaan. 2. Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah, misalnya : • Diskusikan bagaimana cara berangkat ke rumah sakit. Bila perlu, bantu mengatur transportasinya. • Jika memerlukan bantuan selama ibu di rumah sakit, beri saran tentang siapa yang mungkin dapat membantu. Misalnya, tanyakan apakah ada anggota keluarga yang dapat membantu merawat anak yang lain dan menyiapkan makanan serta menggantikan tugasnya. Usahakan agar ibu mau membawa anaknya ke rumah sakit dan bantulah semampu Anda
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 29 untuk memecahkan masalahnya. 3. Tulis surat rujukan untuk dibawa ke rumah sakit. Beritahu ibu untuk memberikannya kepada petugas kesehatan di rumah sakit. Tulislah: • Nama dan umur anak. • Tanggal dan waktu rujukan. • Uraian singkat masalah anak. • Alasan rujukan (tanda dan gejala yg mendukung klasifikasi berat) • Tindakan yang telah Anda berikan. • Setiap informasi lain yang perlu diketahui petugas kesehatan yang akan merawat anak di rumah sakit, seperti tindakan yang telah diberikan sebelumnya dan imunisasi yang dibutuhkan. • Nama Anda dan nama klinik Anda. CONTOH SURAT RUJUKAN 11-7-2013 jam 11.00 Naryo : Umur 18 bulan Dirujuk karena : - Diare Dehidrasi berat - Sangat Kurus Juga menderita batuk : • Tanpa napas cepat • Tak ada tarikan dinding dada ke dalam Tindakan yang telah diberikan di Puskesmas : • Vitamin A : 200.000 IU • Oralit : ibu diminta untuk sering meminumkannya selama perjalanan ke R S. Membutuhkan imunisasi Campak ----- belum diberi . Terima kasih. Bidan Lia Pusk. Jember 4. Beri ibu instruksi dan peralatan yang diperlukan untuk merawat anak selama perjalanan ke rumah sakit : • Bila rumah sakit jauh, beri antibiotik oral dosis berikutnya jika anak masih bisa minum. Jelaskan, kapan antibiotik tersebut harus diberikan (sesuai jadwal dosis pada bagan PENGOBATAN).
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 30 • Jaga anak agar tetap hangat selama dalam perjalanan. • Nasihati ibu untuk melanjutkan menyusui. • Bila anak menderita diare dehidrasi ringan/ sedang atau berat dan anak masih bisa minum atau anak dirujuk untuk DBD, beri larutan oralit sedikit demi sedikit tapi sering dalam perjalanan.
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 31 Latihan Pada latihan ini akan diulangi kembali langkah-langkah yang berhubungan dengan rujukan melalui suatu studi kasus. Pelajari Formulir Pencatatan Dimas pada halaman berikut. 1. Apakah Dimas memerlukan rujukan?Mengapa ya dan mengapa tidak? 2. Apa tindakan penting pra rujukan yang diperlukan Dimas? 3. Tulis surat rujukan ke Rumah Sakit untuk Dimas. Gunakan tanggal dan waktu hari ini. Gunakan nama Anda sebagai petugas kesehatan. __________________________
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 32 TATALAKSANA BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Tanggal Kunjungan :____ ______________ Nama anak: DIMAS L / P Umur: 4 bl BB 7 kg PB / TB 65 Suhu 38o C Tanyakan: Anak ibu sakit apa ? batuk Kunjungan pertama √ Kunjungan ulang? ___ PENILAIAN (Beri garis bawah semua gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI TINDAKAN MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM Tidak bisa minum atau menyusu M e m u n t a h k a n semuanya. Kejang. * Letargis atau tidak sadar. Ada tanda bahaya umum? Ya__ Tidak √ Ingatlah adanya tanda bahaya umum dalam menentukan klasifikasi Ingatlah untuk merujuk setiap anak yang mempunyai tanda bahaya umum APAKAH ANAK BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS? Ya √ Tidak __ Sudah berapa lama? 6 hari * Hitung nafas dalam 1 menit. 54 kali/menit. * Napas cepat ? • Lihat tarikan dinding dada * Dengar adanya stridor P n e u m o n i a b e r a t a t a u penyakit sangat berat APAKAH ANAK DIARE? Ya √ Tidak ___ Sudah berapa lama? 2_ hari Adakah darah dalam tinja ? Lihat keadaan umum anak Apakah anak: Letargis atau tidak sadar Gelisah atau rewel Lihat apakah matanya cekung? Beri anak minum. Apakah: Tidak bisa minum atau malas minum Haus, minum dengan lahap Cubit kulit perut. Apakah: kembalinya: -Sangat lambat (lebih dari 2 detik)? - Lambat? Diare tanpa dehidrasi APAKAH ANAK DEMAM? Ya √ Tidak ___
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 33 (anamnesis/teraba panas/suhu 37,5oC atau lebih) Tentukan Daerah Risiko Malaria : Tinggi - Rendah - Tanpa Risiko. Jika Risiko Rendah atau Tanpa Risiko Malaria, tanyakan : Apakah anak berkunjung keluar daerah ini dalam 2 minggu terakhir? Jika Ya, tentukan daerah risiko sesuai tempat yang dikunjungi. Ambil sediaan darah: (tidak dilakukan untuk daerah tanpa risiko) Periksa RDT jika belum pernah dilakukan dalam 28 hari terakhir. ATAU Periksa mikroskopis darah jika sudah dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir · Sudah berapa lama anakdemam? 3 hari · Jika lebih dari 7 hari, Apakah demam terjadi setiap hari? · Apakah anak pernah mendapat anti malaria dalam 2 minggu terakhir? · Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir? · Lihat dan raba adanya kaku kuduk · Lihat adakah pilek · Lihat tanda-tanda CAMPAK: - Ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh dan - Salah satu dari: batuk, pilek atau mata merah Malaria Lakukan pemeriksaan RDT Hasil : RDT (+) / (- ) Falciparum Lakukan pemeriksaan SDM (mikroskopis) Jika anak sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir: • Lihat adanya luka di mulut. Jika ya, apakah dalam atau luas? • Lihat adakah nanah keluar dari mata • L i h a t a d a k a h kekeruhan pada kornea Klasifikasikan Demam Berdarah jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari
  • 37. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 34 • Apakah ada perdarahan dari hidung atau gusi yang berat? • Apakah anak muntah? Jika ya: - Apakah sering? - Apakahmuntahnya Berdarah atau seperti kopi? • Apakah beraknya berwarna hitam? • Apakah ada nyeri ulu hati atau anak gelisah? • Perhatikan tanda- tanda syok: Ujung ekstremitas teraba dingin dan nadi teraba lemah atau tak teraba. • L i h a t a d a n y a perdarahaan dari hidung atau gusi yang berat • Lihat adanya bintik perdarahan di Kulit (petekie) Jika sedikit dan tak ada gejala lain dari DBD, lakukan uji Torniket. Demam: mungkin bukan DBD APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA ?Ya __Tidak_√_ • Apakah ada nyeri telinga ? • Adakah nanah / cairan keluar dari telinga ? Jika ya, sudah berapa lama ? ____ hari • Lihat adanya nanah / cairan keluar dari telinga. • Raba adanya pembengkakan yang nyeri di belakang telinga. MEMERIKSA STATUS GIZI · Lihat apakah anak tampak kurus atau sangat kurus. · Lihat adanya pembengkakan di kedua punggung kaki. · Tentukan berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan : - BB / PB (TB) < -3 SD ____ - BB / PB (TB) ≥ -3 SD − < - 2 SD ____ - BB / PB (TB) - 2 SD − + 2 SD __√__ Normal MEMERIKSA ANEMIA · Lihat adanya kepucatan pada telapak tangan: - Sangat pucat - Agak pucat Tidak anemia MEMERIKSA STATUS IMUNISASI (Lingkari imunisasi yang dibutuhkan hari ini:) __√__ __√__ __√__ ____ _______ BCG HB-0 HB- 1 HB- 2 HB-3 __√___ __√___ ______ ______ DPT-1 DPT-2 DPT-3 Campak __√___ ___√___ ______ ______ Polio-1 Polio-2 Polio-3 Polio-4 Imunisasi yang diberikan hari ini: ____________
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 35 M E M E R I K S A PEMBERIAN VIT. A Dibutuhkan vitamin A : Ya __ Tidak _√_ Apakah diberi vitamin A hari ini? ya __ tidak √ MENILAI MASALAH/KELUHAN LAIN LAKUKAN PENILAIAN PEMBERIAN MAKAN jika anak KURUS atau UMUR < 2 TAHUN dan tidak akan dirujuk segera * Apakah ibu menyusui anak ini? Ya ___ Tidak ___ Jika ya, berapa kali dalam 24 jam? ___ kali Apakah juga menyusui di malam hari? Ya ___ Tidak ___ Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain? Ya ___Tidak ___ Jika ya, makanan atau minuman apa? ______________________________________________ Berapa kali sehari? ___ kali. Alat apa yang digunakan untuk Memberi makan/minum anak? ______________________________________________ * Jika anak KURUS : Berapa banyak makanan/minuman yang diberikan pada anak? __________________________________________________ Apakah anak mendapat makanan tersendiri? Ya___Tidak___ Siapa yang memberi makan dan bagaimana caranya? Selama sakit ini apakah ada perubahan pemberian makan pada anak? Ya ___ Tidak ___ Jika ya, bagaimana? ______________________________________________ ______________________________________________ Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang : ______ hari
  • 39. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 36 B. MACAM-MACAM PENYAKIT UNTUK ANAK YANG TIDAK MEMERLUKAN RUJUKAN SEGERA Anak yang tidak memerlukan rujukan dan dapat ditangani di klinik Anda, yaitu yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut: 1. PNEUMONIA 2. BATUK : BUKAN PNEUMONIA 3. DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG 4. DIARE TANPA DEHIDRASI 5. DIARE PERSISTEN 6. DISENTERI 7. MALARIA (Risiko Tinggi dan Risiko Rendah Malaria) 8. DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA (Risiko Rendah Malaria) 9. DEMAM : BUKAN MALARIA (Tanpa Risiko Malaria). 10. CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN/ATAU MULUT 11. CAMPAK 12. MUNGKIN DBD 13. DEMAM : MUNGKIN BUKAN DBD 14. INFEKSI TELINGA AKUT 15. INFEKSI TELINGA KRONIS 16. KURUS 17. ANEMIA Untuk setiap klasifikasi yang dibuat, tuliskan hanya tindakan dan pengobatan yang sesuai untuk anak tersebut (lihat bagan kolom Tindakan/Pengobatan dan tabel obat yang sesuai di halaman 17). Tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan segera meliputi :
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 37 1. Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosis serta jadwal pemberian. 2. Memberi cairan tambahan dan tablet Zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian makan. 3. Memberi tindakan dan pengobatan infeksi lokal. 4. Memberi imunisasi sesuai kebutuhan. 5. Memberi suplemen vitamin A. C. MEMILIH OBAT ORAL YANG SESUAI DAN MENENTUKAN DOSIS SERTA JADUAL PEMBERIAN Untuk memilih obat oral yang sesuai, menentukan dosis serta jadwal pemberian untuk anak yang tidak dirujuk bisa Anda pelajari seperti dibawah ini. 1. Memberi antibiotik oral yang sesuai Anak sakit dengan klasifikasi dibawah ini membutuhkan antibiotik. • PNEUMONIA • DISENTERI • INFEKSI TELINGA AKUT Di klinik biasanya tersedia lebih dari satu macam antibiotik, karena itu Anda harus tahu cara memilih antibiotik yang sesuai dengan penyakit anak. Jika anak mempunyai lebih dari satuklasifikasi, masing-masing klasifikasi akan membutuhkan antibiotik. Jika mungkin, pilih satu jenis antibiotik saja yang dapat mengobati berbagai klasifikasi. a. Satu jenis antibiotik untuk mengobati beberapa jenis penyakit. Jika anak mempunyai lebih dari satu klasifikasi yang membutuhkan antibiotik yang sama, JANGANmemberi dosis ganda atau menambah waktu pengobatan. b. Lebih dari satu jenis antibiotik untuk mengobati beberapa jenis penyakit. Sebagai contoh, di suatu negara tertentu, antibiotik untuk PNEUMONIA tidak efektif untuk DISENTERI.Pada keadaan ini anak dengan DISENTERI dan sekaligus PNEUMONIA harus diobati dengan 2 (dua) jenis antibiotik. c. Antibiotik tidak dapat diberikan bersama dengan obat lain. Contoh:Kotrimoksazol tidak boleh diberikan bersama Sulfadoksin - Pirimethamin harinya. Antibiotik harus diminum sampai habis.Jumlah pemberian obat disesuaikan dengan jenis antibiotik dan penyakitnya.
  • 41. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 38 Untuk menentukan dosis antibiotik yang tepat : • Lihat kolom yang berisi daftar kandungan obat pada tablet atau sirup yang tersedia di klinik Anda. • Selanjutnya, pilih baris yang sesuai dengan umur atau berat badan anak. Untuk menentukan dosis yang tepat, memakai berat badan lebih baik daripada umur.Dosis yang tepat tertera pada perpotongan antara kolom jenis obat dan baris umur atau berat badan. Untuk pengobatan PNEUMONIA, dulu diberikan kotrimoksazol 2 x sehari selama 5 hari atau Amoksisilin 15 mg/kgBB/hari yang dibagi menjadi 3 dosis. Pemberian Amoksisilin yang 3 kali ini memberi peluang untuk ketidak patuhan. Beberapa penelitian yang membandingkan pemakaian Amoksisilin 15 mg/kgBB/hari yang dibagi menjadi 3 dosis dengan dosis 25 mg/kgBB/hari yang dibagi menjadi 2 dosis membuktikan farmakokinetik dan kadar dalam darah yang setara. Sesuai pula dengan rekomendasi dari American Academy of Paediatrics yang berdasarkan beberapa penelitian mereka, maka sekarang dipakai Amoksisilin dengan dosis 25 mg/kgBB/ hari yang dibagi dalam 2 dosis. Selanjutnya semua klasifikasi yang membutuhkan Amoksisilin diberikan 2x sehari. 2. Memberi Obat Antimalaria Oral Pengobatan malaria dengan klorokuin tidak dianjurkan lagi, karena menurut hasil penelitian menunjukkan resistensi terhadap klorokuin.Pengobatan yang efektif untuk malaria falsiparum, malaria vivax/ovale dan mix infection di daerah yang resisten klorokuin menggunakan Artemisin Combination Therapy (ACT) yaitu kombinasi Artesunat, Amodiakuin dan Primakuin. Bila pemeriksaan RDT hasilnya positif falsiparum, maka diobati dengan pengobatan untuk malaria falsiparum dan bila hasilnya positif non falsiparum, maka diberi pengobatan untuk malaria vivax/ ovale. Bila positif kedua-duanya diberi pengobatan untuk malaria mixed. Apabila terjadi kegagalan pengobatan dengan obat pilihan pertama atau obat tidak tersedia maka diberikan obat pilihan kedua. Beri Antimalaria Oral untuk Malaria Falsiparum
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 39 Beri Antimalaria Oral untuk Malaria Falsiparum - ANTIMALARIA PILIHAN PERTAMA : ARTESUNAT DAN AMODIAKUIN DAN PRIMAKUIN (ANAK < 12 BULAN : TANPA PRIMAKUIN) - ANTIMALARIA PILIHAN KEDUA : KINA DAN PRIMAKUIN (ANAK < 12 BULAN : HANYA KINA) UMUR atau BERAT BADAN Pilihan Pertama Pilihan Kedua Hari 1 Hari 2 Hari 3 KINA (200 mg) PRIMAKUIN (15 mg biasa) Artesu nat (50 mg/ tablet) Amodia kuin (153 mg basa/ tablet) Prima kuin (15 mg basa/tab) Artesu nat (50 mg/ tablet Amodia kuin (153 mg basa/ tablet) Artesu nat (50 mg/ tablet) Amodia kuin (153 mg basa/ tablet) 30 mg /kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 7 hari Diberikan sebagai dosis tunggal 2 - < 12 bulan (4 - < 10 kg) 1/2 1/2 Jangan diberi 1/2 1/2 1/2 1/2 3 x 1/4 Jangan diberi 12 bl - 5 tahun (10 - < 19 kg 1 1 ¾ 1 1 1 1 3 x ½ ¾ Dosis Artesunat : 4 mg/kgBB/hari Dosis Amodiakuin: 10 mg/kg BB/hari Dosis Primakuin (hanya untuk anak ≥1 tahun): 0.75 mg/kg BB pada hari pertama saja. Obat anti malaria harus diberikan sesudah makan. Primakuin tidak boleh diberikan kepada anak berumur dibawah 1 tahun karena dapat menimbulkan efek samping yang berat. 3. Memberi Parasetamol Untuk Demam Tinggi ( ≥ 38.5°C ) Atau Nyeri Telinga Parasetamol berkhasiat menurunkan suhu tubuh dan mengurangi rasa sakit a. Jika anak demam tinggi (≥38.50 C), beri satu dosis parasetamol di klinik. b. Jika anak menderita nyeri telinga, beri parasetamol untuk 1 hari yaitu 4 dosis. c. Jelaskan kepada ibu untuk memberi satu dosis setiap 6 jam sampai nyeri hilang. d. Jika ibu jelas menyebutkan bahwa anaknya demam pada malam hari sebelum ke klinik dan saat ini tidak lagi teraba demam atau suhunya normal, maka ibu bisa diberi parasetamol dengan nasihat untuk diminumkan kepada anaknya jika timbul demam. e. Dosis Parasetamol untuk demam tinggi atau sakit telinga dapat dilihat pada bagan sebelumnya. 4. MEMBERI VITAMIN A Anda telah mempelajari pemberian vitamin A pengobatan untuk anak SANGAT KURUS disertai CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA, dimana dosis pertama vitamin A diberikan di klinik, dilanjutkan dengan dosis selanjutnya di tempat rujukan pada hari ke 2 dan hari ke 15.
  • 43. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 40 Pemberian vitamin A untuk pengobatan pada anak yang tidak perlu dirujuk, yaitu untuk klasifikasi CAMPAK tanpa komplikasi hanya pada hari pertama. Vitamin A juga diberikan sebagai tambahan/suplemen pada semua balita mulai umur 6 bulan.Selain diberi di klinik, juga bisa diberi di posyandu setiap 6 bulan, yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Dosis Vitamin A untuk pencegahan (suplemen) UMUR KAPSUL VITAMIN A 100.000 IU (kapsul b iru) 200.000 IU (kapsul merah) 6 bulan - 11 bulan 1 kapsul ½ kapsul 12 bulan - 59 bulan 2 kapsul 1 kapsul JADWAL PEMBERIAN VITAMIN A : Dosis pertama sebesar 100.000 IU pada umur 6 bulan - 11 bulan. Dosis berikutnya sebesar 200.000 IU setiap 6 bulan (sampai umur 5 thn) setiap Pebruari dan Agustus. Jika seorang anak belum mendapatkannya dalam 6 bulan terakhir, beri satu dosis. 5. MEMBERI ZAT BESI Anak tampak pucat mungkin menderita anemia.Anak membutuhkan zat besi. Beri Zat Besi untuk pengobatan Beri tiap hari selama 4 minggu untuk anak umur 6 bulan sampai 5 tahun. UMUR atau BERAT BADAN TABLET BESI / FOLAT (60 mg besi elemental dan 0.25 mg asam folat)1 x sehari SIRUP BESI (setiap 5 ml mengandung 30 mg besi elemental) 1 x sehari 6 bulan - 12 bulan (7 - <10 kg) ¼ 2,5 ml (½ sendok takar) 12 bulan - 5 tahun (10 - <19 kg) ½ 5 ml (1 sendok takar) Zat besi tersedia dalam 2 bentuk yaitu : tablet dan sirup. Perhatikan kandungan zat besi dalam tablet / sirup tersebut. Kandungan zat besi yang berbeda dengan di atas, cara pemberiannya mungkin berbeda. Lihat dosis yang dianjurkan oleh pabrik pembuatnya. Catatan : Sirup besi yang banyak dijual di apotik pada umumnya mengandung ferous
  • 44. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 41 Gambar: Cacing Tambang fumarat yang cara pemberiannya berbeda. Beri zat besi yang cukup untuk 4 minggu. Jelaskan kepada ibu bahwa anak membutuhkan dosis sesuai anjuran. Setelah obat habis, ibu diminta kembali guna mendapat zat besi untuk 4 minggu berikutnya. Jelaskan bahwa setelah minum zat besi, tinja anak akan berubah warna menjadi hitam/abu-abu. Kelebihan zat besi berakibat buruk pada anak dan dapat memperberat sakit pada anak gizi buruk.Jauhkan zat besi dari jangkauan anak. Bila anak yang menderita anemia, sedang dalam pengobatan sulfadoksinpirimetamin (Fansidar), jangan diberi tablet besi/folat sebelum pemberian Fansidar selesai, karena Fansidar bersifat anti - folat. Sirup besi tidak mengandung folat, sehingga dapat diberikan bersama-sama sulfadoksin-pirimetamin (Fansidar). 6. MEMBERI OBAT CACINGAN Anemia mungkin juga disebabkan oleh infeksi cacing (terutama cacing tambang dan cacing cambuk), sehingga diperlukan obat anti cacing.Pirantel pamoat merupakan obat cacing berspektrum luas yang banyak tersedia di puskesmas, namun pilihan pertama adalah Albendazol. Syarat pemberian pirantel pamoat pada anak dengan anemia adalah; 1). hasil pemeriksaan tinja positif terhadap cacing, DAN 2). umur anak 4 bulan atau lebih, DAN 3). tidak mendapat pirantel pamoat dalam 6 bulan terakhir. Catatan : Jika tidak dapat memeriksa sediaan tinja, jangan beri pirantel pamoat pada anak dengan anemia, kecuali ditemukan cacing dalam tinja.
  • 45. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 42 Beri Obat Cacingan Jika anak ANEMIA, berumur > 4 bulan, belum pernah mendapat obat ini dalam 6 bulan terakhir, beri obat cacingan dosis tunggal • PILIHAN PERTAMA :ALBENDAZOL • PILIHAN KEDUA : PIRANTEL PAMOAT Beri Obat Cacingan Jika anak ANEMIA, berumur > 4 bulan, belum pernah mendapat obat ini dalam 6 bulan terakhir, beri obat cacingan dosis tunggal • PILIHAN PERTAMA : ALBENDAZOL • PILIHAN KEDUA : PIRANTEL PAMOAT ALBENDAZOLE PIRANTEL PAMOAT UMUR TABLET 400mg Dosis tunggal UMUR / BERAT BADAN TABLET125 mg Dosis tunggal 1- < 2 tahun ½ 4 bulan - < 9 bulan (6 - < 8 kg) ½ 9 bulan - < 1 tahun (8 - < 10 kg) ¾ 2- < 5 tahun 1 1 tahun -< 3 tahun (10 - < 14 kg) 1 3 tahun -< 5 tahun (14 - < 19 kg) 1½ Pada latihan ini Anda akan berlatih menggunakan bagan PENGOBATAN untuk menentukan obat yang sesuai, dosis dan jadwal pemberian yang benar. Pilih sediaan obat yang tersedia di klinik Anda. Anggaplah bahwa anak ini baru pertama kali diobati untuk sakitnya, kecuali disebutkan lain. Tulis jawaban pada tempat yang disediakan. 1). Anak demam dengan berat 6 kg dan pemeriksaan RDT positif Falsiparum perlu mendapat obat antimalaria oral. Sebutkan jenis, dosis, jadwal dan lama pemberian obat antimalaria: 2). Bayi umur 9 bulan perlu suplementasi vitamin A. Sebut jenis, dosis dan jadwal vitamin A : 3). Anak umur 4 tahun SANGAT KURUS dan menderita CAMPAK, perlu Latihan
  • 46. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 43 pengobatan vitamin A. Sebut jenis, dosis dan jadwal vitamin A : 4). Anak umur 2 tahun (11 kg) menderita ANEMIA membutuhkan tablet zat besi dan obat cacingan. Pirantel pamoat pernah diberikan 3 bulan lalu. Sebutkan jenis, dosis, jadwal dan lama pemberian tablet/sirup zat besi: Sebutkan jenis, dosis, jadwal dan lama pemberian obat kecacingan: D. MEMBERI CAIRAN TAMBAHAN DAN TABLET ZINC UNTUK DIARE DAN MELANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN Pada modul sebelumnya Anda telah mempelajari cara menilai anak dengan diare,membuat klasifikasi dehidrasi dan memilih salah satu rencana pengobatan,yaitu : 1. Rencana Terapi A - Penanganan diare di rumah 2. Rencana Terapi B - Penanganan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit 3. Rencana Terapi C - Penanganan dehidrasi berat dengan cepat Ketiganya adalah pemberian cairan sebagai pengganti cairan dan garam yang hilang bersama diare.Cara terbaik melakukan rehidrasi dan mencegah dehidrasi adalah memberi oralit.Cairan intravena hanya diberikan pada keadaan dehidrasi berat. Satu-satunya jenis diare yang perlu diobati dengan antibiotik adalah DIARE DEHIDRASI BERAT di daerah Kolera dan DISENTERI. Jangan beri obat antidiare dan antimuntah pada anak dan bayi, karena obat tersebut tidak mengobati diare dan beberapa diantaranya berbahaya. Obat obat berbahaya tersebut antara lain antispasmodik ( codein, opium tincture diphenoxylate, loperamide) atau anti muntah ( chlorpromazine ). Diantaranya ada yang mengakibatkan lumpuhnya gerakan usus atau tidur terus secara tidak normal.Beberapa juga berakibat fatal terutama bila diberikan pada bayi. Obat antidiare lain yang tidak membahayakan tetapi tidak efektif untuk mengobati diare adalah : kaolin, attapulgite, smectite dan activated charcoal / norit. Pemakaian obat anti diare dapat menunda penanganan dengan oralit. Pemberian tablet Zinc untuk semua penderita Diare: Zinc merupakan zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan. Zinc yang ada dalam tubuh akan hilang dalam jumlah besar saat anak menderita diare.
  • 47. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 44 Penggantian Zinc yang hilang sangat diperlukan dalam proses kesembuhan untuk menjaga kesehatan pada bulan berikutnya. 1. Pastikan semua anak diare mendapat tablet Zinc sesuai dosis dan waktu yang ditentukan, kecuali Bayi Muda. 2. Dosis tablet Zinc ( 1 tablet = 20 mg ): dosis tunggal selama 10 hari • Umur 2 bulan – 6 bulan : ½ tablet • Umur ≥ 6 bulan : 1 tablet Cara pemberian tablet Zinc: 1. Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet akan larut ±30 detik), segera berikan kepada anak. Jangan mencampur tablet Zinc dengan oralit atau LGG. 2. Apabila anak muntah sekitar ½ jam setelah pemberian tablet Zinc, ulangi pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh. 3. Ingatkan untuk memberikan tablet Zinc selama 10 hari meskipun diare sudah berhenti. 4. Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan tablet Zinc segera setelah anak bisa minum atau makan. E. Rencana Terapi A : PENANGANAN DIARE DI RUMAH Rencana Terapi A, yaitu untuk pengobatan DIARE TANPA DEHIDRASI. Ada 4 aturan perawatan di rumah, yaitu: 1). Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau) 2). Beri Tablet Zinc. 3). Lanjutkan pemberian makan (dijelaskan dalam modul KONSELING) 4). Kapan harus kembali (dijelaskan dalam modul KONSELING) 1. Aturan pertama perawatan diare di rumah : BERI CAIRAN TAMBAHAN Rencana Terapi A sangat penting. Setiap anak dengan DIARE TANPA DEHIDRASI yang datang menemui petugas kesehatan akan diberi Rencana Terapi A. Anak diare dengan dehidrasi membutuhkan cara rehidrasi dengan Rencana Terapi B atau C, kemudian dilanjutkan rencana Terapi A. Pada akhirnya semua anak dengan diare akan diberi Rencana Terapi A. Rencana Terapi A: Penanganan Diare di Rumah
  • 48. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 45 Jelaskan pada Ibu tentang 4 aturan perawatan di Rumah : 1. BERI CAIRAN TAMBAHAN (sebanyak anak mau) JELASKAN KEPADA IBU: • Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian. • Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan. • Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut ini : Oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang. Anak harus diberi larutan oralit di rumah jika: • Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam kunjungan ini. • Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah. AJARI IBU CARA MENCAMPUR DAN MEMBERIKAN ORALIT. BERI IBU 6 BUNGKUS ORALIT (200 ml) UNTUK DIGUNAKAN DI RUMAH. TUNJUKKAN KEPADA IBU BERAPA BANYAK ORALIT / CAIRAN LAIN YANG HARUS DIBERIKAN SETIAP KALI ANAK BERAK: • Sampai umur 1 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali berak. • Umur 1 sampai 5 tahun : 100 sampai 200 ml setiap kali berak. Katakan kepada ibu : • Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/cangkir/gelas. • Jika anak muntah, tunggu 10 menit, lalu lanjutkan lagi dengan lebih lambat. • Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti. 2. BERI TABLET ZINC SELAMA 10 HARI. 3. LANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN.Lihat Konseling Bagi Ibu 4. KAPAN HARUS KEMBALI 2. Aturan kedua perawatan diare di rumah : BERI TABLET ZINC SELAMA 10 HARI Zat gizi Zinc dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat regenerasi sel yang rusak.Penelitian telah membuktikan bahwa pada anak diare, pemberian zinc dapat menurunkan keparahan diare, menurunkan kejadian diare 2-3 bulan berikutnya, bahkan dapat meningkatkan selera makan anak. Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat tablet Zinc sesuai dosis dan waktu yang telah ditentukan. 3. Aturan ketiga perawatan diare di rumah : LANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN Modul berikutnya KONSELING BAGI IBU, akan mengajarkan cara memberi nasihat pemberian makan. Bila anak diklasifikasikan sebagai DIARE PERSISTEN, Anda akan mengajari ibu tentang anjuran pemberian makan khusus. 4. Aturan keempat perawatan diare di rumah : KAPAN HARUS KEMBALI Anda akan mempelajari tanda-tanda kapan ibu harus kembali segera ke klinik pada modul berikutnya.
  • 49. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 46 1. Anak-anak tersebut dibawah ini dibawa ke klinik karena diare. Tidak ada tanda bahaya umum. Klasifikasinya : DIARE TANPA DEHIDRASI status Jumlah cairan tambahan yang diberikan setiap kali anak berakgizi NORMAL dan TIDAK ANEMIA. Nama Umur Harry 6 bulan Umi 2 tahun Kartini 15 bulan Lola 4 tahun 2. Anak umur 4 tahun menderita diare. Tidak ada tanda bahaya umum. Diklasifikasikan sebagai :DIARE TANPA DEHIDRASI, status gizi NORMAL dan TIDAK ANEMIA. Petugas kesehatan mengajari ibu Rencana Terapi A dan memberi 6 bungkus oralit untuk dirumah. Beri tanda √ pada jenis cairan yang dianjurkan untuk diberikan selama diare ____ a. Teh, yang biasa diminum anak saat makan. ____ b. Sari buah segar yang biasa diminum anak tiap hari. ____ c. Air dari teko. Anak dapat mengambil sendiri dari teko tiap haus. ____ d. Oralit, setiap kali anak berak. ____ e. Sop, yang dimasak ibu untuk santapan keluarga. 3. Cairan apa saja yang tersedia di klinik Anda yang dianjurkan untuk anak DIARE TANPA DEHIDRASI? 4. Anak-anak yang bagaimanakah yang dibekali oralit untuk di rumah? Latihan
  • 50. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 47 F. Rencana Terapi B : PENANGANAN DEHIDRASI RINGAN /SEDANG DENGAN ORALIT Bagian ini menguraikan penanganan anak yang menderita DIARE DEHIDRASI RINGAN/ SEDANG dengan Rencana Terapi B, termasuk pula penanganan pada 3 jam pertama di klinik. Pada 3 jam pertama, ibu memberi oralit dalam jumlah yang telah ditentukan dengan menggunakan sendok. Jika ada pojok oralit akan sangat membantu. Jika anak mempunyai klasifikasi berat dan DEHIDRASI RINGAN/SEDANG harus segera dirujuk ** Pengecualian untuk anak dengan DIARE PERSISTEN BERAT. Pada anak ini harus dilakukan rehidrasi dahulu sebelum dirujuk. Beri ibu oralit dan tunjukkan cara meminumkan pada anak sedikit demi sedikit tetapi sering dalam perjalanan ke tempat rujukan. Sebaliknya, bila anak menderita DEHIDRASI RINGAN/SEDANG dan perlu pengobatan untuk penyakit lainnya, dahulukan penanganan dehidrasinya, baru kemudian memberi obat untuk penyakit lain tersebut. Setelah 3 jam, lakukan penilaian ulang dan klasifikasikan dehidrasi dengan menggunakan bagan klasifikasi diare. • Bila tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi, lanjutkan dengan Rencana Terapi A. • Bila dehidrasi tetap ada, ulangi Rencana Terapi B. • Bila sekarang justru menderita DIARE DEHIDRASI BERAT, beri Rencana Terapi C. Pelajari Rencana Terapi B dibawah ini TENTUKAN JUMLAH ORALIT YANG HARUS DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA Sebagai contoh, anak dengan berat badan 5 kg biasanya membutuhkan 200-400 ml oralit dalam 3 jam pertama. Bila anak mau lebih banyak atau lebih sedikit dari jumlah yang tercantum, beri sesuai kemauan anak.
  • 51. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 48 Rencana Terapi B : Penanganan Dehidrasi Ringan / Sedang dengan Oralit Berikan oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam  TENTUKAN JUMLAH ORALIT UNTUK 3 JAM PERTAMA. Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam Kg) X 75 ml. Digunakan UMUR hanya bila berat badan anak tidak diketahui. • Jika anak menginginkan, berikan lebih banyak dari pedoman di atas. • Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga 100 – 200 ml air matang selama periode ini.  TUNJUKKAN CARA MEMBERIKAN LARUTAN ORALIT. • Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelas. • Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat. • Lanjutkan ASI selama anak mau.  BERIKAN TABLET ZINC SELAMA 10 HARI.  SETELAH 3 JAM : • Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya. • Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan. • Mulailah memberi makan anak.  JIKA IBU MEMAKSA PULANG SEBELUM PENGOBATAN SELESAI: • Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumah. • Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan. • Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan 6 bungkus lagi sesuai yang di anjurkan dalam Rencana Terapi A. Jelaskan 4 aturan perawatan diare di rumah: 1. Beri cairan tambahan 2. Pemberian tablet zinc sampai 10 hari 3. Lanjutkan pemberian makan lihat rencana terapi A) 4. Kapan harus kembali UMUR * Sampai 4 bulan 4 - 12 bulan 12 - 24 bulan 2 - 5 ahun BERAT BADAN < 6 kgz 6 - 10 kg 10 - 12 kg 12 - 19 kg JUMLAH CAIRAN 200 – 400 ml 400 – 700 ml 700 – 900 ml 900– 1400 ml
  • 52. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 49 Cara lain menentukan jumlah oralit yang dibutuhkan (dalam ml) yaitu menghitung berat badan anak (dalam kg) dikalikan dengan 75. Sebagai contoh, anak dengan berat badan 8 kg membutuhkan: 8 kg x 75 ml = 600 ml larutan oralit ( 3 bungkus) dalam 3 jam Pemberian oralit jangan sampai mengganggu/mengurangi pemberian ASI. Jika ibu masih memberi ASI, sebaiknya bayi diberi ASI sebanyak yang dikehendaki bayi, kemudian dilanjutkan dengan oralit. Untuk bayi umur kurang dari 6 bulan yang tidak diberi ASI, harus diberi 100 - 200 ml air matang dalam 3 jam pertama sebagai tambahan larutan oralit. Air Susu Ibu dan air akan mencegah terjadinya hipernatremia pada bayi. SETELAH 3 JAM Setelah 3 jam mendapat larutan oralit sesuai Rencana Terapi B, nilai kembali keadaan anak dengan menggunakan bagan PENILAIAN & KLASIFIKASI. Klasifikasikan kembali derajat dehidrasi.Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan penanganan. Catatan :Nilai kembali keadaan anak sebelum 3 jam bila anak tidak mau minum oralit atau keadaan anak memburuk • Bila keadaan anak membaik dan menjadi DIARE TANPA DEHIDRASI, gunakan Rencana Terapi A. Ajari ibu Rencana Terapi A bila Anda belum sempat mengajarinya pada 3 jam yang lalu. Sebelum pulang, cek pemahaman ibu.Bantu ibu mengatasi masalah dalam memberi cairan tambahan di rumah. • Bila mata anak menjadi sembab, berarti keadaan hidrasi berlebihan.Ini bukan tanda-tanda hipernatremia, hanya tanda bahwa rehidrasi telah dicapai dan oralit tidak perlu diberikan
  • 53. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 50 lagi.Beri air matang biasa atau ASI. Setelah sembab hilang, ibu harus mengulangi pemberian oralit sesuai Rencana Terapi A. • Bila masih dalam keadaan DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG, pilih Rencana Terapi B lagi • Sebaiknya mulai dilakukan pemberian makan di klinik. Beri makanan, susu atau sari buah. • Setelah pemberian makan, ulangi lagi Rencana Terapi B dengan pemberian oralit selama 3 jam. Beri makanan, susu atau sari buah tiap 3 - 4 jam. ASI tetap diberikan sesering mungkin.Bila klinik tutup sebelum pengobatan selesai, beritahu ibu untuk meneruskan pengobatan di rumah. • Bila keadaan anak memburuk dan menjadi DIARE DEHIDRASI BERAT, mulailah dengan Rencana Terapi C. BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM PENGOBATAN SELESAI Apabila ibu ingin pulang sebelum penanganan dengan Rencana Terapi Bselesai (anak belum dalam kondisi rehidrasi), dalam keadaan ini, Anda perlu : • Menunjukkan kepada ibu cara menyiapkan larutan oralit di rumah. • Beri kesempatan ibu praktek sebelum pulang. • Menunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah, • sebagai lanjutan pemberian larutan oralit di klinik selama 3 jam pertama. • Memberi ibu oralit yang cukup untuk melengkapi kebutuhan 3 jam pertama, ditambah 6 bungkus oralit (200 ml) seperti dianjurkan untuk Rencana Terapi A. • Memberi ibu tablet Zinc yang cukup untuk melanjutkan hingga 10 hari. • Menjelaskan 4 aturan perawatan di rumah (Rencana Terapi A) 1). Beri cairan tambahan. 2). Beri tablet zinc selama 10 hari. 3). Lanjutkan pemberian makan 4). Kapan harus kembali
  • 54. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 51 Latihan 1. Anak-anak ini dibawa ke klinik karena diare. Mereka mempunyai klasifikasi DIAREDEHIDRASI RINGAN/SEDANG, status gizi NORMAL dan TIDAK ANEMIA. Tulis jumlah oralit yang dibutuhkan setiap anak untuk 3 jam pertama: Nama Umur/BB Kisaran jumlah kebutuhan oralit Andra 3 Tahun Gunawan 10 Kg Nina 8 Kg Sarmila 11 Bulan 2. Yasmin bayi perempuan umur 9 bulan dan berat badan 8 kg dibawa ke klinik karena diare. Klasifikasi oleh petugas kesehatan: DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG, status gizi NORMAL dan TIDAK ANEMIA. Petugas kesehatan memberi Rencana terapi B. Menurut ibu,Yasmin masih menetek beberapa kali sehari. Yasmin juga diberi 3 kali makan nasi dengan sayuran, kacang-kacangan serta kadang-kadang daging. a. Kira-kira berapa jumlah oralit yang harus diberikan oleh ibu dalam 3 jam pertama? b. Selama 3 jam pengobatan, apakah Yasmin boleh diberi makan/minum sebagai tambahan oralit? Bila “ya” apa saja? c. Setelah pengobatan 3 jam, Yasmin diperiksa ulang, klasifikasinya tetap: DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG. Rencana terapi apa yang paling tepat untuk melanjutkan pengobatan? d. Jelaskan tentang tindakan yang diberikan kepada Yasmin sekarang (tidak hanya cairan oralit) 3. Seorang ibu dan anaknya harus segera meninggalkan klinik sebelum anaknya rehidrasi penuh. Apa yang harus dilakukan petugas kesehatan sebelum ibu pulang? Lengkapi daftar berikut ini : • Menunjukkan cara menyiapkan larutan oralit di rumah. • ………………………………………………………………………................ • ………………………………………………………………………................ • Jelaskan 4 aturan perawatan di rumah.
  • 55. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 52 G. Rencana Terapi C: PENANGANAN DEHIDRASI BERAT DENGAN CEPAT Rehidrasi dengan cairan intravena atau menggunakan pipa nasogastric hanya diberikan pada anak dengan DIARE DEHIDRASI BERAT. Penanganan dehidrasi berat pada anak sangat tergantung pada: • Jenis sarana yang ada di klinik Anda atau klinik/rumah sakit terdekat. • Pelatihan yang sudah diterima. • Keadaan anak: apakah masih bisa minum. Untuk mempelajari cara memberi cairan pada dehidrasi berat sesuai dengan Rencana Terapi C di klinik di tempat Anda bekerja, 1). Menangani dengan Rencana Terapi C, bila: Tersedia alat untuk pemberian cairan iv (intravena/infus) dan cairan yang biasa digunakan. Petugas terlatih untuk memberikan cairan iv. 2). Menangani dengan Rencana Terapi C, bila: • Anda tidak dapat memberi cairan iv. • Pemberian cairan iv dapat dilakukan di klinik lain atau rumah sakit terdekat, yang berjarak kurang lebih 30 menit. 3). Menangani dengan Rencana Terapi C, bila: • Di klinik Anda tidak dapat memberi cairan iv. • Tidak ada klinik terdekat yang dapat memberi cairan iv.
  • 56. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 53 • Anda tidak dapat melakukan penanganan dengan pipa nasogastrik • Anak masih bisa minum. Bila tidak dapat memberi cairan secara iv atau melalui pipa nasogastrik dan anak tidak dapat atau tidak mau minum, segera rujuk anak ke klinik/ rumah sakit terdekat yang dapat memberi pelayanan iv atau pipa nasogastrik. Untuk menentukan pengobatan pada anak yang membutuhkan Rencana Terapi C, lihat bagan alur pada Rencana Terapi C Bila ada jawaban “ya”, lanjutkan membaca ke kanan sesuai arah panah.Bila ada jawaban “tidak” lanjutkan ke bawah.
  • 57. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 54 MULAI DISINI DAPATKAH ANDA SEGERA MEMBERI CAIRAN INTRAVENA? Apakah ada fasilitas pemberian cairan intravena yang terdekat (ditempuh dalam 30 menit)? Apakah Anda terlatihmenggunakan pipa orogastrik(pipa OG) untuk rehidrasi? Apakah anak masih bisa minum Rujuk SEGERA ke Rumah Sakit terdekat untuk pemberian cairan intravena / pemasangan pipa OG Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut, sementara infus disiapkan. Beri 100 ml/kg cairan Ringer Laktat (atau jika tak tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut : UMUR Pemberian pertama 30 ml/kg selama : Pemberian selajutnya 70 ml/kg selama Bayi (dibawah umur 12 bulan) 1 jam* 5 jam Anak (12 bulan sampai 5 tahun) 30 menit * 2½ jam Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba. • Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba, Beri tetesan lebih cepat. • Juga beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum: biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri anak tablet Zinc sesuai dosis dan jadwal yang dianjurkan. • Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam Klasifikasikan Dehidrasi. Kemudian pilih rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan penanganan • Rujuk SEGERA untuk pengobatan intravena. • Jika anak bisa minum, beri ibu larutan oralit dan tunjukkan cara • meminumkan pada anak sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan • Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa orogastrik: beri 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg). • Periksa kembali anak setiap 1-2 jam: - Jika anak muntah terus menerus atau perut makin kembung, beri cairan lebih lambat. - Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak Untuk pengobatan intravena • Sesudah 6 jam, periksa kembali anak. Klasifikasikan dehidrasi. • Kemudian tentukan rencana terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan penanganan. CATATAN: • jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah rehidrasi untuk meyakinkan bahwa ibu dapat mempertahankan hidrasi dengan pemberian cairan oralit per oral. YA TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK YA YA KEPUTUSAN DALAM RENCANA TERAPI C : PENANGANAN DEHIDRASI BERAT DENGAN CEPAT IKUTI TANDA PANAH :JIKA YA, LANJUTKAN KEKANAN. JIKA TIDAK, LANJUTKAN KEBAWAH
  • 58. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 55 H. MENANGANI DIARE PERSISTEN. Penanganan DIARE PERSISTEN memerlukan makanan khusus. Nasihati ibu cara pemberian makan anak. Makanan yang dianjurkan untuk anak dengan diare persisten tercantum pada KARTU NASIHAT IBU. Berikan juga tablet Zinc untuk penderita diare persisten sesuai pedoman . Pastikan semua anak diare mendapat tablet Zinc sesuai dosis dan waktu yang ditentukan, kecuali Bayi Muda. a. Dosis tablet Zinc ( 1 tablet = 20 mg ): dosis tunggal selama 10 hari • Umur 2 bulan – 6 bulan : ½ tablet • Umur ≥ 6 bulan : 1 tablet b. Cara pemberian tablet Zinc: 1). Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet akan larut ± 30 detik), segera berikan kepada anak. 2). Jangan mencampur tablet Zinc dengan oralit atau LGG. 3). Apabila anak muntah sekitar ½ jam setelah pemberian tablet Zinc, ulangi pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh. • Ingatkan untuk memberikan tablet Zinc selama 10 hari meskipun diare sudah berhenti. • Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan tablet Zinc segera setelah anak bisa minum atau makan. I. MENGOBATI DISENTERI Beri antibiotika yang sesuai untuk Shigella guna mengobati DISENTERI yaitu Kotrimoksazol (antibiotik pilihan pertama) atau Asam Nalidiksat (antibiotik pilihan kedua).Terangkan kepada ibu agar membawa anaknya kembali dalam 2 hari untuk mengetahui apakah anak membaik atau tidak. Pada kotak “Beri Antibiotik Oral yang Sesuai” pada bagan PENGOBATAN, tercantum jenis antibiotik dan dosis yang sesuai. Cara pemberian antibiotik sudah dibahas sebelumnya. Berikan juga tablet Zinc sesuai kebutuhan
  • 59. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 56 1. Sebelum merujuk anak ada beberapa hal yang harus Anda lakukan sebagai berikut: a. Jelaskan tentang pentingnya rujukan. Minta persetujuan untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Bila tidak mau, cari penyebabnya. b. Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah, c. Tulis surat rujukan untuk dibawa ke rumah sakit. Beritahu ibu untuk memberikannya kepada petugas kesehatan di rumah sakit. d. Beri ibu instruksi dan peralatan yang diperlukan untuk merawat anakselama perjalanan ke rumah sakit 5. Macam-macam sakit pada anak yang tidak memerlukan rujukan segera dan dapat ditangani di klinik Anda, yaitu yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut: • Pneumonia * Mungkin DBD • Batuk : bukan pneumonia * Demam : mungkin bukan DBD • Diare dehidrasi ringan/sedang * Infeksi telinga akut • Diare tanpa dehidrasi * Infeksi telinga kronis • Diare persisten * Kurus • Disenteri • Malaria (risiko tinggi dan risiko rendah malaria) • Demam : mungkin bukan malaria (risiko rendah malaria) • Demam : bukan malaria (tanpa risiko malaria). • Campak dengan komplikasi pada mata dan/atau mulut 3. Tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan segera meliputi : a. Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosis serta jadwal pemberian. b. Memberi cairan tambahan dan tablet Zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian makan. c. Memberi tindakan dan pengobatan infeksi lokal. d. Memberi imunisasi sesuai kebutuhan. e. Memberi suplemen vitamin A. Rangkuman
  • 60. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 57 Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih satu jawabanyang Anda anggap paling benar. 1. Sebelum merujuk anak ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai , hal-hal yang harus dilakukan antara lain: a. Harus membawa uang yang banyak b. Beritahu ibu jangan mengajak keluarga banyak c. Tulis surat rujukan d. Harus membawa alat makan 2. Dibawah ini penyakit yang tidak memerlukan rujukan segera: a. Pneumonia berat b. Dehidrasi berat c. Disentri d. Anemia berat 3. Anak dengan klasifikasi dibawah ini dan tidak perlu dirujuk membutuhkan obat oral yang sesuai: a. Disentri b. Dehidrasi c. Anemia d. Infeksi mata 4. Kapsul vitamin A untuk pencegahan pada anak umur 7 bulan : a. 50.000 IU b. 100.000 IU c. 150.000 IU d. 200.000 IU Evaluasi Formatif
  • 61. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 58 5. Terdapat 4 aturan perawatan diare dirumah (rencana terapi A) antara lain: a. Beri makanan sebanyak-banyaknya b. Beri tablet Fe selama 5 hari c. Beri tablet zinc selama 10 hari d. Beri vitamin C dosis tinggi
  • 62. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 59 Tugas Mandiri Pilih antibiotik oral yang sesuai dan cantumkan dosis serta jadwal pemberian obat untuk setiap kasus di bawah ini. Anggap anak ini mendapat pengobatan yang pertama untuk sakitnya dan tidak ada klasifikasi lain. Kerjakan tugas ini secara mandiri dengan melihat tabel bagan yang sudah dipelajari “ Pilih Antibiotic Oral Yang Sesuai” 1. Anak umur 2 tahun (11 kg) memerlukan antibiotik untuk PNEUMONIA. Sebutkan jenis, dosis, jadwal dan lama pemberian antibiotik ! 2. Anak (16 kg) memerlukan antiobitik untuk DISENTERI. Sebutkan jenis, dosis, jadwal dan lama pemberian antibiotik: 3. Anak umur 36 bulan (15 kg) memerlukan antibiotik untuk PNEUMONIA dan DIARE DEHIDRASI BERAT di daerah kasus kolera Sebutkan jenis, dosis, jadwal dan lama pemberian antibiotik.
  • 63. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 60 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 diharapkan Anda dapat melakukan tindakan/ pengobatan untuk anak yang tidak perlu dirujuk dan menentukan waktu kunjungan ulang pada anak sakit usia bula sampai 5 tahun 1. Melakukan tindakan dan pengobatan infeksi local 2. Memberi imunisasi setiap anak sakit sesuai kebutuhan 3. Memberi suplemen vitamin A setiap anak sakit sesuai kebutuhan 4. Menentukan waktu kunjungan ulang 1. Tindakan dan pengobatan infeksi local 2. Imunisasi pada anak sakit sesuai kebutuhan 3. Suplemen vitamin A pada setiap anak sakit sesuai kebutuhan 4. Kunjungan ulang Kegiatan Belajar 3 Perlu dirujuk Dan Kunjungan Ulang Tujuan Pembelajaran Tujuan Khusus Pokok Materi
  • 64. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 61 A. TINDAKAN DAN PENGOBATAN INFEKSI LOKAL Tindakan dan pengobatan infeksi lokal meliputi : • Mengobati infeksi mata dengan tetes atau salep mata Tetrasiklini/Kloramfenikol. • Mengeringkan telinga dengan kain/kertas penyerap. • Mengobati luka di mulut dengan Gentian Violet. • Meredakan batuk dan melegakan tenggorokan dengan bahan yang aman. Adapun langkah-langkah tindakan dan pengobatan infeksi lokal tersebut sebagai berikut: 1. Mengobati Infeksi Mata dengan Tetes/Salep Mata Bersihkan kedua mata, 3 kali sehari. • Cucilah tangan. Uraian Materi Memberikan tindakan/pengobatan untuk anak sakit yang tidak memerlukan rujukan segera meliputi : memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosis serta jadwal pemberian, memberi cairan tambahan dan tablet Zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian makan, memberi tindakan dan pengobatan infeksi local, memberi imunisasi sesuai kebutuhan, dan memberi suplemen vitamin A. pada anak sakit. Pada kegiatan belajar sebelumnya Anda telah mempelajari 2 dari tindakan tersebut yaitu: memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosis serta jadwal pemberian, dan memberi cairan tambahan dan tablet Zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian makan. Pada kegiatan belajar ini Anda akan mempelajari 3 tindakan/pengobatan yang lainnya yaitu: memberi tindakan dan pengobatan infeksi lokal, memberi imunisasi sesuai kebutuhan, dan memberi suplemen vitamin A. pada anak sakit serta menentukan waktu kunjungan ulang Anda akan mempelajari 3 tindakan/pengobatan memberi tindakan dan pengobatan infeksi lokal, memberi imunisasi sesuai kebutuhan, dan memberi suplemen vitamin A. pada anak sakit serta menentukan waktu kunjungan ulang “
  • 65. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 62 • Mintalah anak untuk memejamkan mata. • Gunakan kapas basah untuk membersihkan nanah. Berikan obat tetes/ salep mata kloramfenikol/ tetrasiklin 3 kali sehari. • Mintalah anak melihat keatas. Tarik kelopak mata bawah perlahan ke arah bawah. • Teteskan obat tetes mata atau oleskan salep dibagian dalam kelopak mata bawah. • Cuci tangan kembali. • Obati sampai kemerahan hilang. Jangan menggunakan salep/ tetes mata yang mengandung kortikosteroid 2. Mengeringkan Telinga dengan Bahan Penyerap Keringkan telinga sekurang-kurangnya 3 kali sehari. • Gulung selembar kain penyerap bersih dan lunak atau kertas tissue yang kuat, menjadi sebuah sumbu. Jangan gunakan lidi kapas. • Masukkan sumbu tersebut ke dalam telinga anak. • Keluarkan sumbu jika sudah basah. • Ganti sumbu dengan yang baru dan ulangi langkah diatas sampai telinga anak kering. Untuk INFEKSI TELINGA KRONIS : • Teteskan 3-5 tetes larutan H2O2 3% pada telinga yang sakit, lalu keringkan dengan kertas tissu.Lakukan hal ini 3 kali sehari. • Sesudah mengeringkan telinga, teteskan derivat Quinolon 2-3 tetes/kali dan biarkan selama 10 menit. Berikan 2x sehari, pagi dan malam selama 14 hari 3. Mengobati Luka di Mulut dengan Gentian Violet Obati luka di mulut 2 kali sehari selama 5 hari. • Cucilah tangan. • Basuhlah mulut anak dengan jari yang dibungkus kain bersih yang telah dibasahi larutan garam. • Oleskan gentian violet 0,25 % (jika yang tersedia 1%,encerkan 4 kali) • Cuci tangan kembali.
  • 66. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 63 4. Meredakan Batuk dan Melegakan Tenggorokan dengan Bahan yang Aman Bahan aman yang dianjurkan : • ASI Eksklusif untuk bayi sampai umur 6 bulan. • Kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis. • ( Madu tidak dianjurkan untuk anak umur < 1 tahun ) • Obat yang tidak dianjurkan : • Semua jenis obat batuk yang dijual bebas yang mengandung atropin, • codein dan derivatnya atau alkohol. • Obat-obatan dekongestan oral dan nasal B. MEMBERI IMUNISASI SETIAP ANAK SAKIT SESUAI KEBUTUHAN Dalam modul ini Anda dianggap pernah mengikuti pelatihan imunisasi. Keterangan lebih rinci tentang pelaksanaan imunisasi dapat Anda baca pada pedoman Pengembangan Program Imunisasi Nasional. Pemberian imunisasi anak yang sesuai dengan jadwal, akan mencegah anak menderita TBC, difteri, pertusis, tetanus, polio, hepatitis B dan campak. Periksa status imunisasi setiap anak yang datang ke klinik.Beri imunisasi sesuai kebutuhan. Pelajari beberapa hal dibawah ini tentang persiapan dan pemberian imunisasi. 1. Gunakan alat suntik sekali pakai untuk setiap suntikan. 2. Buka botol/ vial vaksin yang diperlukan. Gambar: Mengimunisasi balita
  • 67. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 64 3. Imunisasi tetap dilaksanakan, walaupun hanya untuk seorang anak. 4. Catat tanggal dan jenis imunisasi yang telah diberikan pada KMS/buku KIA Anak dengan diare yang sudah saatnya diberi imunisasi Polio, tetap diberi imunisasi Polio, namun tidak di hitung dan tidak dilaporkan.Anak harus kembali jika diarenya sudah sembuh untuk mendapat imunisasi Polio. Nasehati ibu agar semua anaknya sudah mendapatkan imunisasi yang dianjurkan. Beri imunisasi TT (tetanus toxoid) kepada ibu, jika perlu. Beritahu ibu jenis imunisasi yang diberikan hari ini dan kemungkinan efek sampingnya. Dibawah ini keterangan singkat efek samping dari setiap vaksin. • B C G : Benjolan kecil lunak berwarna merah kemudian menjadi luka di tempat suntikan yang timbul setelah 2 minggu. Luka akan sembuh sendiri, meninggalkan bekas/jaringan parut kecil. Jelaskan kepada ibu tentang timbulnya luka dan biarkan luka terbuka. Bila perlu, tutupi dengan kasa kering saja. • POLIO : tidak ada efek samping • D P T: efek samping pemberian DPT adalah demam, rewel dan nyeri. Hal ini biasanya tidak berbahaya dan tidak membutuhkan pengobatan khusus.Adanya demam menunjukkan bahwa vaksin bekerja. Jelaskan kepada ibu agar memberi parasetamol bila anak teraba panas atau mengeluh sakit.Jangan selimuti anak atau jangan diberi baju yang lebih tebal dari biasanya. • HEPATITIS B : tidak ada efek samping. • CAMPAK : Demam dan ruam campak yang ringan merupakan efek samping yang mungkin terjadi setelah imunisasi campak. Seminggu setelah pemberian imunisasi, dapat timbul demam selama 1-3 hari. Jelaskan kepada ibu agar memberi parasetamol bila demam anak tinggi. C. MEMBERI SUPLEMEN VITAMIN A KEPADA SETIAP ANAK SAKIT, SESUAI KEBUTUHAN Di Indonesia pemberian suplemen vitamin A dimulai setelah anak berumur 6 bulan. Setiap anak umur 6 – 12 bulan diberi suplemen vitamin A 100.000 IU sekali, sedangkan umur 1 - 5 tahun diberi vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali dalam setahun.
  • 68. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 65 Pemberiannya serentak pada bulan promosi vitamin A yaitu : Pebruari dan Agustus. Periksa setiap anak sakit umur 6 bulan sampai 5 tahun, apakah sudah mendapat vitamin A. Beri vitamin A apabila belum mendapat vitamin A sesuai jadwal. Ingatkan kepada ibu agar datang untuk mendapatkan vitamin A berikutnya. Jangan lupa mencatat dosis vitamin A yang diberikan pada KMS/ buku KIA. Tidak ada kontra indikasi pemberian vitamin A. Dosis Vitamin A (pengobatan) UMUR DOSIS < 6 bulan 50.000 IU ( ½ kapsul biru ) 6 -11 bulan 100.000 IU ( kapsul biru ) 12 - 59 bulan 200.000 IU ( kapsul merah ) D. KUNJUNGAN ULANG Kujungan ulang pada anak sakit sangat penting untuk melihat perkembangan penyakitnya, apakah membaik, tidak ada perubahan atau memburuk.Kemungkinan anda menemukan masalah atau klasifikasi penyakit yang baru. Cara menuliskan kunjungan ulang : Tulis waktu kunjungan ulang untuk setiap klasifikasi, pilih waktu yang terpendek dan pasti. Waktu yang pasti adalah yang tidak diikuti dengan kata “bila” atau “jika” . Sebagai contoh: • “Kunjungan ulang 2 hari” merupakan waktu yang pasti untuk kunjungan ulang. • “Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam” bukan merupakan waktu yang pasti.Anak hanya perlu datang kembali jika demam belum hilang. Waktu terpendek yang pasti untuk kunjungan ulang dicatat pada tempat yang disediakan di bagian akhir atau kanan bawah Formulir Pencatatan. Waktu inilah yang perlu diberitahukan kepada ibu.
  • 69. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 66 Tulis juga rujukan tidak mendesak untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sebagai contoh : untuk batuk yang sudah berlangsung lebih dari 3 minggu atau demam lebih dari 7 hari, perlu diberi catatan : “Rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut”. Dalam Formulir Pencatatan di bagian kanan bawah/ akhir, sudah tercantum: “Nasihati kapan kembali segera”. Anda tidak perlu menulis ulang kalimat tersebut di kolom Tindakan/ Pengobatan. Anda akan mengajari ibu tentang tanda-tanda kapan ibu kembali segera ke klinik bila keadaan anak bertambah parah. Dibawah ini ada contoh Formulir Pencatatan yang telah diisi lengkap.Pelajari dengan seksama. TATALAKSANA BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Tanggal kunjungan : _______________ Nama anak :Adi L/P Umur :2 ½ th BB :10 kg PB / TB :74 cm Suhu : _37oC Tanyakan: Anak ibu sakit apa ?diare, nanah dari telinga Kunjungan pertama? √ Kunjungan ulang? ____ PENILAIAN (beri garis bawah gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI TINDAKAN MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM • ·Tidak bisa minum atau menyusu. • ·Memuntahkan semuanya. • ·Kejang. • ·Letargis atau tidak sadar. Ada tanda bahaya umum? Ya___Tidak_√_ Ingatlah adanya tanda bahaya umum dalam menentukan klasifikasi Ingatlah untuk merujuk setiap anak yang mempunyai tanda bahaya umum APAKAH ANAK BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS? Ya__Tidak _√__ • Sudah berapa lama? ___ hari • Hitung napas dalam 1 menit. ____kali/menit. Napas cepat ? • Lihat tarikan dinding dada · Dengar adanya stridor
  • 70. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 67 APAKAH ANAK DIARE? Ya _√ Tidak ___ · Sudah berapa lama? _2_ hari • Adakah darah dalam tinja ?Ya __ Tidak ___ • Lihat keadaan umum anak. Apakah anak: »» Letargis atau tidak sadar »» Gelisah atau rewel • Lihat apakah matanya cekung? • Beri anak minum. Apakah: »» Tidak bisa minum atau malas minum »» Haus, minum dengan lahap • Cubit kulit perut. Apakah kembalinya: »» Sangat lambat (lebih dari 2 detik)? »» Lambat? Diare Dehidrasi Ringan/Sedang Rencana terapi B - Tablet Zinc 1 tab selama 10 hari - Kunjungan ulang: 5 hari jika tak ada perbaikan APAKAH ANAK DEMAM? Ya ___Tidak _√_ (anamnesis/teraba panas/suhu 37,5oC atau lebih) Tentukan Daerah Risiko Malaria : Tinggi - Rendah - Tanpa Risiko. Jika Risiko Rendah atau Tanpa Risiko Malaria, tanyakan : Apakah anak berkunjung keluar daerah ini dalam 2 minggu terakhir? Jika Ya, tentukan daerah risiko sesuai tempat yang dikunjungi. Ambil sediaan darah: (tidak dilakukan untuk daerah tanpa risiko) Periksa RDT jika belum pernah dilakukan dalam 28 hari terakhir. ATAU Periksa mikroskopis darah jika sudah dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir Sudah berapa lama anak demam? __hari Jika lebih dari 7 hari, apakah demam terjadi setiap hari? Apakah anak pernah mendapat anti malaria dalam 2 minggu terakhir? Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir? • Lihat dan raba adanya kaku kuduk • Lihat adakah pilek Lakukan pemeriksaan RDT Hasil : RDT (+)/ (- ) Lakukan pemeriksaan SDM (mikroskopis)
  • 71. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 68 • Lihat tanda-tanda CAMPAK: • Ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh dan • Salah satu dari: batuk, pilek atau mata merah Jika anak sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir: • Lihat adanya luka di mulut. Jika ya, apakah dalam atau luas? • Lihat adakah nanah keluar dari mata • Lihat adakah kekeruhan pada kornea Klasifikasikan Demam Berdarah jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari Apakah ada perdarahan dari hidung atau gusi yang berat? Apakah anak muntah?Jika ya: • Apakah sering? • Apakah muntahnya berdarah atau seperti kopi? • Apakah beraknya berwarna hitam? • Apakah ada nyeri ulu hati atau anak gelisah? Perhatikan tanda-tanda syok : • Ujung ekstremitas teraba dingin dan nadi teraba lemah atau tak teraba. • Lihat adanya perdarahaan dari hidung atau gusi yang berat. • Lihat adanya bintik perdarahan di kulit (petekie) • Jika sedikit dan tak ada gejala lain dari DBD, lakukan uji Torniket. APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA ?Ya _√__ Tidak___ -Keringkan telinga dg. kertas/kain • Apakah ada nyeri telinga ? • Adakah nanah / cairan keluar dari telinga ? Jika ya, sudah berapa lama ?_15_ hari • Lihat adanya nanah / cairan keluar dari telinga. • Raba adanya pembengkakan yang nyeri di belakang telinga. Infeksi Telinga Kronis -Keringkan telinga dengan kertas/kain penyerap -Tetes telinga derivat quinolon 2 minggu K.ulang: 5 hari