Dokumen tersebut membahas tentang peranan komunikasi dalam kehidupan manusia mulai dari evolusi komunikasi pada organisme awal hingga perkembangan komunikasi manusia modern melalui berbagai teknologi. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses, komponen, prinsip, dan jenis komunikasi serta perkembangan manusia dari lahir hingga meninggal.
1. PERANAN KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan
organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring
dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam
berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih
rumit seperti tarian kawin pada ikan.
Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan
keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar 250 juta
tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan
reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi.
Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia,
dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum
komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran.
Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat
dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang
disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini
menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan
sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi
komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer
seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia.
Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana
komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara,
humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi
mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri. Mencari teori komunikasi yang
terbaik pun tidak akan berguna karena komunikasi adalah kegiatan yang lebih dari satu
1
2. aktivitas. Masing-masing teori dipandang dari proses dan sudut pandang yang berbeda
dimana secara terpisah mereka mengacu dari sudut pandang mereka sendiri.
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu
pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan
kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Secara singkat proses berlansungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut:
Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain
mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Bisa berupa informasi dalam
bentuk bahasa ataupun lewat symbol-simbol ang bisa dimergerti oleh kedua belah pihak
Pesan itu disampaikan melalui media baik secara langsung maupun tidak lansung.
Contoh : surat, telephone, atau email.
Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung
dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
• Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain.
• Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak
kepada pihak lain.
• Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan.
dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang
mengalirkan getaran nada/suara.
2
3. • Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain
• Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan
yang disampaikannya.
• Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi
itu akan dijalankan ("Protokol")
Proses komunikasi
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang
lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang
disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat
simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran
baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung
melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi
pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu
sendiri.
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas
pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan
yang dimaksud oleh si pengirim.
Prinsip-prinsip komunikasi
Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai
uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing
pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi.
Larry A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy
3
4. Mulyana, Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12
prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan
hakekat komunikasi yaitu :
Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu
titik, tetapi terus berkelanjutan.
Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud
mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah
terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non
verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita
bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan
proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan
mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat
kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja
yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai
pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan
respon dan berharap tujuannya tercapai)
Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktuPesan komunikasi yang
dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan
dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu
dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
4
5. Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasiTidak dapat dibayangkan
jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat.
Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas
dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas
sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam
melakukan proses komunikasi.
Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang
budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi
dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga
dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan
tindakan komunikasi.
Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang
sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk
saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-
simbol yang saling dipertukarkan.
Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan
respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan
dimengerti.
Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu
dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara
pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversible
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa
terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat
5
6. ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati
tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah.
Perkembangan Manusia sampai Meninggal
Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari
perkembangan dan perubahaan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan
mati. Terapan dari ilmu psikologi perkembangan digunakan dibidang berbagai bidang
seperti pendidikan dan pengasuhan, pengoptimalkan kualitas hidup dewasa
tua,penanganan remaja.
Berdasarkan usia, perkembangan masa usia adalah:
• Bayi : lahir - 3 tahun
• Balita : 4 tahun - 6 tahun
• Anak : 7 tahun - 12 tahun
• Remaja : 13 tahun - 18 tahun
• Dewasa : Awal 19 tahun - 39 tahun
• Dewasa tengah : 40 tahun - 60 tahun
• Dewasa Akhir : diatas (>) 61 tahun – mati
KOMUNIKASI LINGKUNGAN
Setiap kegiatan perusahaan memiliki aspek lingkungan yang dapat menimbulkan dampak
lingkungan seperti pencemaran, gangguan serta penurunan kualitas dan kuantitas sumber
daya alam.
Hal ini dapat menurunkan masalah dan konflik antara pengusaha dan pengelolaan
lingkungan dan adanya langkah-langkah komunikasi efektif untuk menjembatani
kepentingan lingkungan dengan kepentingan perusahaan.
Ada beberapa level komunikasi yang dapat digunakan sebagai model dalam penyampaian
komunikasi lingkungan. Pada level terkecil, komunikasi interpersonal memiliki
6
7. kemampuan mengubah pandangan dan perilaku individu lebih efektif karena
kemampuannya untuk mencapai bagian personal dari partisipan kamunikasi. Selanjutnya
adalah kemunikasi kelompok, kamunikasi lingkungan dilakukan oleh sejumlah orang
yang saling bertukar pesan dan informasi secara kontinyu. Sedangkan komunikasi
lingkungan untuk anak-anak tentunya model yang dipilih berbeda dengan orang dewasa.
Penanaman prinsip menjaga lingkungan dengan menggunakan karakter dasar anak-anak,
yakni menyukai berbagai kegiatan menyenangkan dalam permainan. Penggunaan metode
yang dekat dengan mereka bisa dijadikan alternative.
KOMUNIKASI KELUARGA
Masalah komunikasi di keluarga, tak lepas dari peran orangtua yang sangat dominan.
Kualitas komunikasi anak sangat dipengaruhi oleh sejauh mana orangtua berkomunikasi
kepadanya. Komunikasi akan sukses apabila orangtua memiliki kredibilitas di mata
anaknya. Begitu pula komunikasi suami istri akan efektif bila keduanya telah saling
percaya. Rumah tangga yang bahagia adalah dambaan setiap keluarga. Adanya gelak
tawa, canda ria anggota keluarga, hubungan yang harmonis antara suami isteri, orangtua-
anak-anak, adanya kemesraan, kelembutan, dan kasih sayang yang tulus akan membuat
keluarga menjadi lebih hidup dan indah.
Namun, harapan seringkali tak sesuai kenyataan. Membina rumah tangga bahagia tak
segampang yang dibayangkan. Tidak jarang rumah tangga justru menjadi tempat
persemaian kebencian, kekerasan, dan dendam. Rumah tangga yang semula begitu
harmonis berubah menjadi neraka dunia yang menyengsarakan.
Secara berurutan, kesepuluh penyebab rusaknya kebahagiaan rumah tangga itu adalah (1)
rusaknya komunikasi keluarga, (2) hilangnya tujuan dan perhatian bersama, (3)
ketidakcocokan dalam seksualitas, (4) ketidaksetiaan, (5) hilangnya kegairahan dan
kesenangan dalam hubungan suami istri, (6) keuangan, (7) pertentangan masalah anak-
anak, (8) penggunaan alkohol dan obat bius lainnya, (9) masalah hak-hak wanita, dan
(10) ipar atau mertua.
7
8. Caranya agar komunikasi di keluarga bisa efektif, ada lima hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Respek
Komunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai (respectfull attitude). Adanya
penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa (timbal balik) dari si lawan
diskusi. Orangtua akan sukses berkomunikasi dengan anak bila ia melakukannya dengan
penuh respek. Bila ini dilakukan maka anak pun akan melakukan hal yang sama ketika
berkomunikasi dengan orangtua atau orang di sekitanya.
2. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang
dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan untuk mendengar
dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti orang lain. Orangtua yang
baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya, tapi ia akan berusaha
memahami anak atau pasangannya terlebih dulu. Ia akan membuka dialog dengan
mereka, mendengar keluhan dan harapannya. Mendengarkan di sini tidak hanya
melibatkan indra saja, tapi melibatkan pula mata hati dan perasaan. Cara seperti ini dapat
memunculkan rasa saling percaya dan keterbukaan dalam keluarga.
3. Audibel
Audibel berarti "dapat didengarkan" atau bisa dimengerti dengan baik. Sebuah pesan
harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima
pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara
menunjuk, termasuk ke dalam komunikasi yang audibel ini.
4. Jelas
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak
pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi dengan anak,
orangtua harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas maknanya. Salah satu
caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka pahami (melihat tingkatan usia).
8
9. 5. Tepat
Dalam membahas suatu masalah hendaknya proporsi yang diberikan tepat baik
waktunya, tema maupun sasarannya. Waktu yang tepat untuk membicarakan masalah
anak misalnya pada waktu makan malam. Pada waktu sarapan pagi, karena ketergesaan
maka yang dibicarakan umumnya masalah yang ringan saja.
6 . Rendah Hati
Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang ramah, saling menghargai,
tidak memandang diri sendiri lebih unggul ataupun lebih tahu, lemah lembut, sopan, dan
penuh pengendalian diri. Dengan sikap rendah hati ini maka lawan diskusi kita memjadi
lebih terbuka, sehingga banyak hal yang dapat diungkapkan dari diskusi tersebut.
KOMUNIKASI PENDIDIKAN
stilah Komunikasi Pendidikan masih belum familiar baik di kalangan peminat kajian
komunikasi, civitas akademia maupun khalayak umum di tanah air ini. Bidang ini tak
sementereng komunikasi politik, komunikasi bisnis, komunikasi pemasaran, komunikasi
organisasi, komunikasi antarbudaya dan lain-lain. Sangat sulit mencari tulisan populer,
jurnal, buku atau publikasi lainnya yang secara ekplisit mengelaborasi bidang ini. Hal ini
semakin lengkap dengan belum banyaknya untuk tak mengatakan belum ada sama sekali,
mata kuliah komunikasi pendidikan dalam kurikulum di fakultas, jurusan atau program
studi di tingkat perguruan tinggi maupun sekolah. Begitu pun di institut dan universitas
yang memiliki historis sebagai perguruan tinggi ilmu pendidikan.
Jika dilihat dari peminatan riset, komunikasi pendidikan juga masih kalah jauh dengan
bidang baru lainnya seperti komunikasi kesehatan. Saat ini, banyak riset cukup serius
baik di level S1, S2 hingga S3 yang menjadikan komunikasi kesehatan sebagai riset akhir
studi. Tentu saja hal ini menjadi ironi, karena sesungguhnya komunikasi pendidikan
memiliki posisi penting baik dalam konteks kajian di ranah keilmuan komunikasi dan
keilmuan pendidikan maupun sebagi skill praktis yang dapat menunjang proses
pendidikan itu sendiri.
Paling tidak ada dua pertimbangan dasar yang penting kita perhatikan untuk menjawab
mengapa komunikasi pendidikan menjadi keharusan. Pertama, dunia pendidikan sangat
membutuhkan sebuah pemahaman yang holistik, komprehensif, mendasar dan sistematis
tentang pemanfaatan komunikasi dalam implementasi kegiatan belajar-mengajar. Tanpa
ruh komunikasi yang baik, maka pendidikan akan kehilangan cara dan orientasi dalam
membangun kualitas out put yang diharapkan. Dalm konteks ini, komunikasi pendidikan
bisa kita sejajarkan pentingnya dengan metodologi pengajaran, manajemen pendidikan
9
10. dan lain-lain. Kita bisa bayangkan hampir 80 persen aktivitas guru maupun dosen di
ruang kelas adalah kegiatan komunikasi baik verbal maupun non verbal. Oleh karenanya,
hasil buruk penerimaan materi oleh para siswa, belum tentu karena guru atau dosennya
bodoh, bisa jadi justru karena metode komunikasi mereka yang sangat buruk di depan
para siswa.
Kedua, komunikasi pendidikan akan menunjukkan arah dari proses konstruksi sosial atas
realitas pendidikan. Sebagaimana dikatakan teoritisi sosiologi pengetahuan Peter L
Berger dan Thomas Luckman dalam social construction of reality, yang mamahami
bahwa realitas itu dikonstruksi oleh makna-makna yang dipertukarkan dalam tindakan
dan interaksi individu-individu. Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa realitas itu
dinamis dan intersubyektif. Mengkonstruksi makna tentu tak lepas dari proses
pelembagaan dan legitimasi untuk memapankan sesuatu sehingga terpola dan menjadi
kenyataan obyektif. Sekaligus juga terdapat internalisasi sebagai dimensi subyektif dari
proses konstruksi tersebut. Artinya, komunikasi pendidikan bisa memberi kontribusi
sangat penting dalam pemahaman dan praktik interaksi serta tindakan seluruh individu
yang terlibat dalam dunia pendidikan. Pendidikan tak akan bisa mewujudkan nilai
kelompok terbagi (shared group conciousness) tanpa dukungan komunikasi.
KOMUNIKASI MASYARAKAT
• Manusia sebagai individu mempunyai kehidupan jiwa yang menyendiri, namun
manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Manusia
lahir, hidup berkembang dan meninggal di dalam masyarakat. Sebagai individu,
manusia tidak dapat mencapai segala sesuatu yang diinginkan dengan mudah.
Hasrat untuk hidup bersama dan memiliki pasangan hidup memang telah menjadi
pembawaan manusia.
• Aristoteles (384-322 SM), seorang ahli fikir Yunani, menyatakan dalam
ajarannya bahwa manusia itu adalah Zoon Politicon, artinya bahwa manusia itu
sebagai makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan
sesama manusia lainnya, jadi makhluk yang suka bermasyarakat. Dan oleh
karena sifatnya yang suka bergaul dengan sesama manusia lainnya, maka
manusia disebut manusia sosial.
10
11. • Menurut Ralph Linton, ahli antropologi dalam bukunya, “ The Study of Man”,
menyatakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah
cukup lama hidup dan bekerjasama sehingga mereka itu dapat
mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan
sosial tertentu.
• Jadi, masyarakat itu terbentuk apabila ada dua orang atau lebih hidup bersama,
sehingga dalam pergaulan hidup itu timbul pelbagai hubungan atau pertalian
yang mengakibatkan bahwa yang seorang dan yang orang lain saling kenal dan
saling mempengaruhi.
• Adapun yang menyebabkan manusia selalu hidup bermasyarakat ialah antara lain
dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia, misalnya:
- Hasrat untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum.
- Hasrat untuk membela diri
- Hasrat untuk mengadakan keturunan
• Tiap manusia mempunyai sifat, watak, dan kehendak sendiri-sendiri. Namun
dalam masyarakat, manusia mengadakan hubungan satu sama lain, mengadakan
kerjasama, tolong menolong, bantu membantu untuk memperoleh kebutuhan
hidupnya. Proses inilah yang kita kenal sebagai proses sosial. Proses sosial dan
pembentukan kelompok sosial dalam masyarakat melalui dua cara yaitu kontak
sosial dan komunikasi. Proses sosial merupakan keseluruhan kegiatan
pertukaran fikiran, pertukaran dan modifikasi sistem nilai, yang berbeda-beda
untuk setiap masyarakat. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan
watak masyarakat, perbedaan sistem perilaku, dari kelompok dan situasi total
masyarakat. Dengan demikian proses kontak sosial dan komunikasi yang
berlangsung didalamnya tidak akan terlepas dari sistem nilai yang dianut
masyarakatnya.
• Dalam masyarakat perkotaan, misalnya kota-kota besar di Indonesia seperti
Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan lain sebagainya, sistem nilai yang
cenderung dianut adalah adanya sikap individualistis- elu elu gue gue, urusan lu
bukan urusan gue- dan semacamnya, yang mengantarkan masyarakat perkotaan
pada keadaan yang ”sunyi”. Tidak butuh orang lain. Cenderung sendiri. Yang
11
12. disebut keteraturan hidup adalah bila telah memiliki rumah sebagai tempat
tinggal untuk diri dan keluarga, rutinitas kerja setiap hari, liburan di penghujung
minggu, menerima uang pensiun di hari tua dan tidak mengganggu kehidupan
orang lain. Keselarasan hidup adalah bila dirinya dan keluarga telah memiliki
“tempat” di muka bumi ini. Lalu, bagaimana dengan kehidupan sosial?
Masyarakat yang menghuni kota-kota besar tersebut adalah masyarakat yang
multi kultural dengan kepentingan yang money oriented, sehingga kehidupan
sosial akan dijalankan sepanjang memiliki kontribusi berupa reward untuk
kelangsungan hidupnya. Individualis yang demikian kental di kalangan
masyarakat perkotaan mendorong mereka untuk acuh kepada sesamanya.
• Dengan kondisi yang demikian, maka masyarakat perkotaan membentuk pola
komunikasi antar sesama. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai suatu
proses yang mengoperkan lambang-lambang yang mengandung arti. Dalam
masyarakat perkotaan,komunikasi sendiri merupakan suatu proses sosial, yaitu
karena lambang-lambang yang diberi arti oleh individu, akan mempunyai arti
yang khusus untuk masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian, karena
suatu proses adalah “any connected series of events”, dengan sendirinya, proses
komunikasi sebagai suatu proses sosial adalah a characteristic mode of manner in
which related social events may occur (Lambert dan Lambert dalam S.Susanto,
1980:19)
Menurut Clifford Morgan, pola komunikasi dalam masyarakat sukar dinilai baik
buruknya yaitu karena harus disesuaikan dengan norma masyarakatnya sendiri sehingga
mencerminkan kebutuhan masyarakatnya. Menurut penelitian yang dilakukan olehnya,
Morgan menemukan bahwa untuk masyarakat perkotaan, memiliki pola komunikasi yang
disebutnya sebagai pola Com-Con (singkatan dari completely connected). Di dalam
completely connected structure terdapat pada umumnya orang-orang di dalamnya merasa
terlibat dan bebas, tidak tergantung dari orang lain. Dalam hubungan ini, anggota
masyarakat lebih bebas untuk memilih dengan siapa mereka hendak berkomunikasi. Pola
komunikasi yang terbentuk pun hanyalah “seperlunya”. Bahkan kalau dirasa memang
tidak perlu tatap muka dapat digantikan oleh kecanggihan teknologi.
12
13. KOMUNIKASI INDUSTRI
Seringkali, industri ini menyuarakan demokratisasi, kebebasan menyampaikan ide,
menyuarakan kebenaran itu, menjadi ambigu. Tetapi seringkali juga mereka yang
berjuang dirana itu harus berhadapan dengan 'tembok-tembok' aturan berkedok demi
stabilisasi.
"Itulah pentingnya punya serikat pekerja, perkumpulan karyawan, atau organisasi
pekerja, atau apapunlah namanya. Kita bisa mendapatkan perlakukan sebagai pekerja
dengan profesionalitas. Dan bukan sekedar pekerja yang diminta setia kepada institusi
tetapi tidak diberikan kebebasan untuk melakukan ekspresi dan menyampaikan ide-ide.
CONTOH KASUS :
• Pada Komunikasi lingkungan
Banjir lokal bersifat temporal dimusim penghujan akhir-akhir ini terus melanda beberapa
kawasan Indonesia. Pemberitaan di televisi menyebut banjir tak hanya terjadi di Pulau
Jawa namun juga kawasan lain seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.Dampaknya
langsung terasa. Arus lalu lintas terhambat karena infrastruktur transportasi tergenang
air. Belum lagi lumpur dan sampah berserakan yang dapat menjadi penyebab penyakit.
Bahkan, jika terus berlarut, aktifitas keseharian masyarakat dan roda perekonomian
bisa terganggu. Fenomena banjir merupakan sebuah realitas alam. Bahkan, karena
sering terjadi, penduduk beberapa kawasan langganan banjir pun memiliki batas
toleransi yang cukup tinggi. “Jika tidak sampai empat meter, kita tidak mengungsi,”
ungkap sebuah berita di media massa.Parahnya, banjir saat ini lebih dilihat sebagai
komoditas dan tontonan. Ketika banjir malanda beberapa kawasan permukiman,
liputan media pun sangat gencar. Jika sebuah informasi dan pengguguh kesadaran
tentunya akan sangat positif. Namun, ketika informasi disajikan yang itu-itu saja
lantas dianggap biasa, maka masyarakat akan menjadi bebal dan menganggapnya
sebagai sebuah hal yang lumrah terjadi.
Sebenarnya kawasan langganan banjir mudah diidentifikasi. Pasalnya, setiap kali musim
penghujan dapat dipastikan ada genangan dan tidak mudah surut. Seperti Yogyakarta
Selatan, tepatnya sebelah timur perempatan RS Wirosaban yang biasa menjadi wadah
13
14. air dengan kedalaman kurang lebih 50 cm.Anehnya, dilokasi-lokasi rawan tersebut
hingga sekarang tidak pernah tersedia tanda-tanda atau rambu lalu lintas yang bersifat
mengingatkan. Lebih lucu lagi, keadaan ini seakan menjadi tontonan gratis diatas
penderitaaan para pengguna lalu lintas di beberapa lokasi tersebut. Secara logika
sederhana saja dapat di pahami bahwa raya tampung sungai terbatas, debit air melebihi
ambang batas akan sering terjadi di musim hujan seperti sekarang. Curah hujan yang
tinggi akan mengakibatkan penjenuhan air pada tebing sungai sehingga tidak hanya
erosi yang terjadi, bahkan tanah longsor tidak menutup kemungkinan terjadi pada daerah
areal bantaran sungai.Di kawasan sub-urban dan wilayah perkotaan khususnya belum
terbangun sisitem saluran air hujan yang proporsional. Proyek-proyek sejenis tidak
direncanakan secara matang dehingga menyebabkan aliran air hujan tak tertampung
dan menggenangi badan-badan jalan.Belum lagi buangan sampah/limbah, terutama
oleh kalangan pengusaha sektor informal yang kini menjamur di hampir setiap lokasi,
seperti Kota Yogyakarta. juga memberikan kontribusi terhadap semakin tersumbatnya
saluran air hujan. Faktor ini cenderung terabaikan dan seolah menjadi suatu kebiasaan
karena di biarkan.Hal-hal tersebut di atas semestinya perlu mendapat perhatian semua
pihak. Oleh karena itu, langkah komunikatif berkonteks lingkungan hidup menjadi
penting di lakukan demi pencegahan banjir dalam jangka panjang. Semua pihak
mestinya bertanggung jawab atas fenomena yang terjadi.Para perencana pembangunan
harus melakukan kajian bersama, mengidentifikasi lokasi rawan banjir serta pemetaan
titik-titik rawan secara cermat. Kemudian menyusun rencana tindak berupa kebijakan
yang responsif dan akuntabel. Bersamaan pelaksanaan manajemen penetaan lingkungan
hidup, langkah penyadaran bagi semua pihak perlu di langsungkan secara simultan.
Memotivasi khalayak untuk mengetahui, memahami, mengerti dan bersikap parsipatif-
proaktif akan pentingnya pelestarian lingkungan.
Upaya ini bisa di lakukan melalui komunikasi yang di rancang melalui sedemikian
rupa untuk menggugah kesadaran akan bahaya banjir akibat ketidakserasian ekosistem,
kerusakan alam dan ulah manusia yang kurang memperhatikan kondisi lingkungan.
Untuk mendifusikan pesan-pesan komunikasi lingkungan hidup, media massa bisa berada
pada posisipaling depan karena mampu menjangkau khalayak luas. Media dapat
14
15. menjelaskan sepintas tentang bagaimana mencegah dan menanggulangi banjir. Disusul
langkah-langkah penyuluhan yang bersepektif peningkatan sumber daya alam dan
lingkungan hidup. Komunikasi tatap muka ini tampaknya akan lebih adoptif jika diiringi
pendekatan kultural.
Aktivitas komunikasi berkonteks lingkungan hidup tidak sekedar bercuap-cuap
formalitas dan memenuhi target anggaran belaka. Lebih dari itu, kesungguhan atas
transpormasi nilai-nilai akan pentingnya penataan sumber daya alam dan lingkungan
hidup merupakan hal penting dan di harapakan mampu membentuk pemahaman dan
kesadaran kolektif.
Komunikasi lingkungan hidup memang bukan obat mujarap yang secara otomatis dapat
menghindari fenomena banjir yang mulai mengancam. Namun, mengingat masalah
kerusakan alam dan lingkungan hidup banyak menyangkut kesalahan manusia maka
pendekatan terhadap manusia dengan melangsungkan dialog telah menjadikan upaya
humanis-persuasif serta berbudaya.
Jika seluruh langkah dan cara yang ditempuh sudah tidak mampuh lagi membendung,
mencegah dan tak mempan mendidik khalayak, untuk menyadari dampak kerusakan
sumber daya alam dan lingkungan hidup yang menjadi penyebab banjir atau bagi warga
yang terbukti melakukan pelanggaran tak ada pilihan pendekatan yuridis formal ter-
paksa harus di lakukan. Langkah ini merupakan pilihan terakhir yang mau tak mau,
suka atau tidak suka, sepahit apapun wajib di lakukan.
• Pada Komunikasi Keluarga
Stephen Covey - penulis buku "Seven Habits" (Tujuh Kebiasaan)- pernah menghadapi
masalah dengan anaknya yang sering menghabiskan waktu di depan televisi. Dalam
menghadapi kebiasaan tersebut ia berpikir tak akan efektif bila secara langsung
membatasi anaknya untuk menonton televisi."Saya tahu pasti apa yang akan terjadi bila
saya membatasi mereka: mereka akan berteriak tidak puas, menggerutu, atau bahkan
ekspresi penutupan diri yang buruk ".
15
16. Lalu bagaimana solusinya? Covey mengajak mereka untuk berkumpul dan
mendiskusikan banyak hal tentang televisi. Setelah semuanya paham tentang apa dan
bagaimana televisi tersebut, ia kemudian memberi penekanan terhadap dampak buruk
bila terlalu banyak nonton. Ia pun mengutip sebuah penyataan dari Alexander Pope
tentang kemaksiatan : dikatakannya bahwa
kemaksiatan adalah monster yang sangat mengerikan, untuk dibenci bukan untuk
dilihat. Namun bila kita terlalu sering melihatnya, kenal dengan wajahnya, sikap kita
yang tadinya tegar, dapat berubah menjadi iba, kasihan, kemudian memeluknya. Dalam
keadaan akrab inilah monster tersebut dapat menyerang dan membinasakan kita.
Pada akhirnya, Stephen Covey mengungkapkan bahwa usahanya tersebut berhasil
membuahkan suatu keputusan bahwa semua anggota keluarga akan membatasi diri dalam
menonton televisi; hanya satu jam setiap hari. Semua senang dan tidak ada yang
melanggar, karena telah menjadi keputusan bersama.
Ilustrasi di atas memberi gambaran kepada kita bahwa komunikasi yang tepat guna dan
tepat sasaran adalah satu hal penting dalam keluarga. Tentu sangat masuk akal, karena
hampir 80 % waktu kita digunakan untuk berkomunikasi. Baik tidaknya sebuah keluarga,
sangat dipengaruhi baik tidaknya komunikasi yang ada di dalamnya.
Komunikasi tidak terbatas "hanya" pada penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak
lain saja. Ada hal mendasar yang harus ada agar komunikasi berjalan lancar, yaitu
kepercayaan.
Sebaik apapun materi komunikasi, bila tidak dilandasi kepercayaan, maka komunikasi
akan menjadi sulit dan tidak efektif. Kunci komunikasi adalah kepercayaan, dan kunci
kepercayaan adalah layak dipercaya. Di sini integritas diri memainkan peranan penting.
Integritas adalah fondasi utama untuk membangun komunikasi yang efektif. Integritas
diri menggambarkan kesesuaian antara kelakuan dengan apa yang dikatakan. Di
dalamnya terkandung pula unsur kejujuran.
Sumber:
16