4. Pemantulan CAhaya
• Cahaya jika jatuh pada permukaan benda,
maka akan mengalami pemantulan dan
pembiasan.
5. Pemantulan Cahaya
• Jenis pemantulan ada dua, yaitu pemantulan
teratur dan pemantulan baur. Pemantulan
teratur terjadi ketika berkas sejajar mengenai
bidang datar dan halus. Pemantulan baur
terjadi ketika berkas sejajar mengenai bidang
pemantul yang tidak rata.
6. 1. Jenis Pemantulan Cahaya
1. Pemantulan teratur
Jika bidang pantulnya merupakan
permukaann yang rata.
8. 2. Hukum Senellius tentang
Pemantulan Cahaya
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul
terletak pada satu bidang datar.
2. Besar sudut datang sama dengan besar sudut
pantul.
A N c
I r
B
9. 3. Pemantulan pada Cermin Datar
• Cermin datar menghasilkan bayangan maya,
tegak, sama besar dengan bendanya, dan
jarak bayangan sama dengan jarak benda.
• Pembentukan bayangan oleh cermin datar.
B B
• h h
A A
s s
10. 4. Dua Cermin Datar dipasang
Berhadapan
• Dua cermin yang dipasang saling berhadapan
dengan membentuk sudut apit tertentu akan
menghasilkan bayangan:
• n- -1
• n = jumlah bayangan
• = sudut api 2 cermin
11. 5. Pemantulan pada Cermin Cekung
a. Cermin Cekung
Sinar-sinar istimewa
1. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama
dipantulkan melalui titik fokus.
2. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan
sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat
kelengkungan dipantulkan melalui titik pusat
itu juga
12. b. Cermin cembung
• Sinar-sinar istimewa:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama di
pantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus.
2. Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan
sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang menuju titik pusat
kelengkungan dipantulkan seolah-olah
berasal dari titik pusat itu juga.
13. • Pada cermin lengkung berlaku:
• M=
S = jarak benda
S = jarak bayangan
F = jarak fokus
R = jari-jari kelengkungan
h = tinggi benda
h = tinggi bayangan
M= perbesaran
14. • Ketentuan :
• Untuk cermin cekung nilai f dan R positif (+)
• Untuk cermin cembung nilai f dan R negatif (-)
15. b. Pembiasan Cahaya
• Adalah peristiwa pembelokan arah rambatan
cahaya karena melewati dua medium yang
berbeda.
16. 1. Hukum Snellius tenyang
pembiasan cahaya
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias
terletak pada satu bidang datar.
2. Sinar datang dan medium kurang rapat menuju
medium yang lebih rapat dibiaskan mendekati
garis normal.
3. Sinar datang dari medium yang lebih rapat
menuju medium yang kurang rapat dibiaskan
menjauhi garis normal.
4. Sinar datang tegak lurus bidang batas tidak
dibiaskan malainkan diteruskan.
17. Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus
sudut besarnya selalu tetap.
i = sudut datang
r = sudut bias
n1= indeks bias medium 1
n2= indeks bias medium 2
v1 = cepat rambat cahaya pada medium 1
v2 = cepat rambat cahaya pada medium 2
18. 2. Pemantulan Total
• Sinar datang dari medium lebih rapat menuju
medium kurang rapat dibiaskan melalui garis
normal, jika sudut datangnya diperbesar suatu
saat akan menghasilkan sudut bias 90°.
• Pada saat ini sudut datangnya disebut dengan
sudut kertas ( sudut kritis ). Jika datangnya
diperbesar lagi melebihi sudut batas maka
akan terjadi pemantulan sempurna
(pemantulan total).
19. 2. Pembiasan pada kaca plan
paralel
• Sinar yang keluar dari kaca plan paralel
mengalami pergeseran:
• x = jarak pergeseran
• d = tebal kaca
• i = sudut datang
• r = sudut bias
20. 4. Pembiasan pada prisma
• Sinar yang keluar dari prisma mengalami
penyimpangan:
• D = (i1 + r2) - dengan = i2 +r2
• Jika sudut datang diubah-ubah suatu saat
mencapai simpangan minimum. Pada saat
mencapai simpangan minimum berlaku:
22. 5. Pembiasan pada permukaan
lengkung
• Dasaar kolam kelihatan lebih dangkal
dibanding dengan keedalaman sebenarnya.
Hal ini disebabkan karena adanya pembiasan
pada permukaan lengkung.
• Jarak bayangan dapat dihitung dengan :
• n1 = indeks bias medium 1(bagian depan)
• n2 = indeks bias medium 2(bagian
belakang)
23. • S = jarak benda
• S = jarak bayangan
• R = jari-jari kelengkungan
• Ketentuan:
tempat benda berada= bagian depan
tempat pengamat = bagian belakang
• Jika ttik pusat kelengkungan dibelakang, nilai R
positif
• Jika pusat kelengkungan di depan, nilai R
negatif
24. 6. Pembiasan pada lensa
• a. Lensa cembung
Jenis-jenis lensa cembung
1. cembung rangkap (bikonveks)
2. cembung datar (plankonveks)
3. cembung cekung (konkaf-konveks)
Sinar-sinar istimewa:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan
menuju titik fokus aktif(f1).
• 2. Sinar datang melalui titik fokus pasif (f2)
dibiaskan sejajar sumbu utama.
3 Sinar datang melalui pusat optik tidak dibiaskan
melainkan diteruskan.
25. • b. Lensa cekung
Jenis-jenis lensa cekung
1. cekung rangkap (bikonkaf)
2. cekung datar(plankonkaf)
3. cekung cembung(konveks-konkaf)
Sinar-sinar istimewa:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama diisakan
seolah-olah datang dari titik fokus aktif.
2. Sinar datang menuju titik fokus pasif(f2)
dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat optik tidak
dibiaskan melainkan diteruskan.
26. Pada lensa berlaku persamaan:
=
M= ‘ = ‘
F = jarak fokus
R1 = jari-jari kelengkungan 1
R2 = jari-jari kelengkungan 2
n1 = indeks bias sekeliling lensa
n2 = indeks bias lensa
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
M = perbesaran
28. 7. Kuat Lensa
• Lensa cembung bersifat mengumpulkan
cahaya, sedangkan lensa cekung bersifat
menyebarkan cahaya. Kemampuan untuk
mengumpulkan atau menyebarkan cahaya
oleh lensa disebut dengan kuat lensa.
• P =
• P = kuat lensa (dioptri)
• f = jarak fokus lensa (m)
29. 8. Lensa Gabungan
• Dua atau lebihlensa tipis dapat digabungkan
dengan sumbu utama berimpit.
• Jarak fokus lensa gabungan:
• fgab = jarak fokus lensa gabungan
• f1 = jarak fokus lensa 1
• f2 = jarak fokus lensa 2