Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan alat peraga dalam pengajaran Sekolah Minggu. Beberapa poin utama yang dijelaskan adalah manfaat alat peraga dalam meningkatkan konsentrasi siswa dan daya ingat, jenis-jenis alat peraga seperti gambar, peta, papan tulis, dan kriteria pemilihan alat peraga."
2. KOMUNIKASIKOMUNIKASI
Kata “komunikasi” berasal dari bahasa
Latin communicatio yang berarti “berbagi
atau menjadi milik bersama.”
Ketika manusia berkomunikasi,
sesungguhnya dia sedang berusaha
menyampaikan sesuatu atau membagikan
sesuatu supaya menjadi milik bersama.
Milik bersama itu disebut pengertian yang
sama.
5. Komisi Anak GKI Klaten
Tuhan menggunakan alat peragaTuhan menggunakan alat peraga
Pelangi pada zaman Nuh adalah "over head
projector/LCD" pertama di dunia
Tuhan menunjukkan kehadiran-Nya dalam
bentuk tiang awan dan tiang api
Dan ketika tulisan tangan tampak di tembok
pada ruang istana Belsazar, Tuhan sedang
menunjukkan kegunaan spidol!
6. Komisi Anak GKI Klaten
Aspek Alat PeragaAspek Alat Peraga
Penglihatan (melalui
mata)
Pendengaran
(melalui telinga) Pembauan (melalui
hidung)
Pencecap rasa (lidah)
Peraba (lapisan kulit)
7. Komisi Anak GKI Klaten
Mengapa Alat Peraga?Mengapa Alat Peraga?
Apa yang didengar pada hari ini, manusia hanya sanggup
mengingat sebanyak 20 persennya saja di kemudian hari.
Angka ini akan meningkat jikalau apa yang diceritakan itu
selain didengar juga dilihat. Melalui cara ini, seseorang
atau anak memperoleh kesan yang jauh lebih dalam.
Alat-alat peraga dapat menolong anak untuk mengingat
sebanyak 50 persen dari apa yang didengar dan
dilihatnya.
Penelitian di Harvard University, Columbia menunjukkan
bahwa alat peraga dapat meningkatkan tingkat ingatan
sebanyak 14-38 persen dibandingkan presentasi tanpa alat
peraga sama sekali. Penelitian lain membuktikan bahwa
80-90 persen dari apa yang kita pelajari, kita terima
melalui mata.
8. Komisi Anak GKI Klaten
Manfaat Alat PeragaManfaat Alat Peraga
1. Mempertahankan Konsentrasi
Ada banyak gangguan yang dapat merusak konsentrasi anak. Alat
peraga dapat mencegah itu terjadi.
2. Mengajar dengan Lebih Cepat
Dengan alat-alat peraga, guru bukan saja dapat menjelaskan
banyak hal dalam waktu yang lebih singkat, juga dapat mencapai
hasil mengajar dengan lebih cepat.
Penelitian di University of Pennsilvania's Wharton School of
Business menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk
menyampaikan maksud tertentu dapat dikurangi hingga 40 persen
ketika alat peraga digunakan bersama presentasi kita.
3. Mengatasi Masalah Keterbatasan Waktu
Dengan alat-alat peraga, kita dapat menampilkan kembali
peristiwa-peristiwa sejarah dalam bentuk alat-alat peraga tertentu.
Dengan demikian masalah keterbatasan waktu dapat teratasi.
9. Komisi Anak GKI Klaten
Manfaat Alat PeragaManfaat Alat Peraga
4. Mengatasi Masalah Keterbatasan Tempat
Hampir semua kejadian yang ditulis dalam Alkitab terjadi di wilayah Palestina.
Kendala ini dapat disiasati dengan penggunaan alat peraga. Misalnya peta atau
foto wilayah Palestina.
Keterpisahan wilayah ini juga disertai dengan perbedaan kebudayaan.
Perbedaan kebudayaan ini juga dapat menimbulkan pemahaman yang salah.
Misalnya, bangsa Indonesia memiliki tradisi menguburkan mayat dalam tanah.
Sementara pada zaman Yesus, jenazah orang mati dimasukkan ke dalam gua.
Penggunaan alat peraga mampu mengatasi kesalahpahaman dan kekeliruan
semacam itu.
5. Mengatasi Masalah Keterbatasan Bahasa
Kemampuan anak-anak untuk mengerti bahasa sangat terbatas. Pengalaman
hidup yang pendek dan dangkal juga menyebabkan mereka tidak dapat
mengerti istilah-istilah tertentu. Misalnya: mereka mungkin tidak mengerti arti
"kerja sama", namun bila dijelaskan dengan sebuah gambar tentang anak yang
bekerja bersama-sama, mereka pasti dapat mengerti maksud kata tersebut.
6. Membangkitkan Emosi Manusia
Ada pepatah: "sebuah gambar mewakili ribuan kata-kata." Menyampaikan
suatu berita dengan gambar-gambar akan lebih berhasil dibandingkan dengan
hanya melalui kata-kata. Apalagi bila ada suara hidupnya tentu akan lebih
mudah menyampaikan berita tertentu dibandingkan dengan melalui kata-kata.
Alat peraga juga dapat membangkitkan emosi manusia.
11. Komisi Anak GKI Klaten
Manfaat Alat PeragaManfaat Alat Peraga
7. Menyampaikan Suatu Konsep dengan Bentuk yang Baru
Gambar sketsa, bagan dan lain-lain, memudahkan penerimaan
suatu konsep yang jelas dengan segera, dapat merangsang pikiran,
juga dapat memberikan penerangan dan penjelasan yang baru dan
nyata.
8. Menambah Daya Pengertian
Jika nilai-nilai penggunaan yang telah disebutkan tadi
disimpulkan, jelas bahwa alat peraga dapat membantu murid
mengerti lebih baik. Melalui indera penglihatan dan pendengaran,
murid dapat mengerti pelajaran dengan memahami perbedaan arti,
perbedaan warna serta bentuk besar dan kecil. Dengan demikian
hal itu akan menambah daya pengertian mereka.
9. Menambah Kesegaran dalam Mengajar
Cara mengajar yang monoton membuat orang merasa bosan,
tetapi bila disampaikan dengan bentuk yang berbeda-beda akan
memberikan kesegaran pada murid, menambah suasana belajar
yang menyenang, dan mampu membangkitkan motivasi belajar.
12. Komisi Anak GKI Klaten
Perbandingan Daud vs GoliatPerbandingan Daud vs Goliat
13. Komisi Anak GKI Klaten
Kriteria Pemilihan Alat Peraga
Alat peraga harus dipilih untuk menjelaskan inti cerita
yang mau disampaikan.
Alat peraga yang dipilih akan menolong anak mencapai
tujuan khusus.
Alat peraga yang dipilih tepat bagi golongan usia yang
diajar.
Alat peraga yang dipilih akan dapat membangkitkan rasa
ingin tahu, berimajinasi, makin kreatif atau makin berani
mengungkapkan ekspresinya.
Alat peraga yang dipilih mudah didapat, terjangkau
secara ekonomi.
Guru yakin menguasai alat peraga itu, sehingga
penyampaian pelajaran dapat terjadi dengan baik.
14. Komisi Anak GKI Klaten
Jenis-Jenis Alat PeragaJenis-Jenis Alat Peraga
Gambar
Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya paling
dikenal dan paling sering dipakai, karena gambar disenangi oleh
anak berbagai umur, diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak
menyita waktu persiapan. Sebelum digunakan, harus diketahui dulu
cara pemakaiannya. Jika akan digunakan untuk mengulangi cerita
minggu lalu, gambar harus dipasang sebelum anak datang. Bila
gambar akan digunakan pada saat guru bercerita, tempelkan gambar
pada saat peristiwa yang dilukis dalam gambar disampaikan. Kalau
gambar digunakan untuk memperdalam cerita, pasanglah di dinding
sesudah bercerita.
Tips: Kalau Anda merasa tidak punya talenta menggambar, jangan
ragu-ragu memakai alat peraga. Anda dapat memanfaatkan teknologi
komputer. Ada banyak clip-art kristiani yang dapat digunakan.
Sumber ini sangat melimpah di internet. Anda dapat mengeprint-nya.
Supaya lebih menarik, jangan lupa menambah elemen warna.
Semakin banyak warna yang digunakan, semakin menarik alat
peraga itu
15. Komisi Anak GKI Klaten
Jenis-Jenis Alat PeragaJenis-Jenis Alat Peraga
2. Peta
Murid-murid harus tahu dengan baik tentang ilmu bumi
dan sejarah Alkitab. Peta bisa menolong mereka
mempelajari bentuk dan letak negara-negara dan kota-kota
yang disebut di Alkitab. Satu hal yang harus diperhatikan,
penggunaan peta sebagai alat peraga hanya cocok bagi
Anak Besar/Kelas Besar. Cara pemakaiannya adalah peta
dipasang pada dinding sebelum anak masuk ke kelas
sehingga guru dengan bebas dapat menunjukkan tempat
yang disebut pada waktu menyampaikan cerita. Paling
sedikit empat peta yang dibutuhkan oleh GSM, yaitu:
Mesopotamia dan Kanaan pada masa Abraham.
Pembagian tanah Kanaan pada keduabelas suku.
Palestina pada masa Tuhan Yesus.
Asia Kecil dan Eropa pada masa pelayanan Paulus.
16. Komisi Anak GKI Klaten
Jenis-Jenis Alat PeragaJenis-Jenis Alat Peraga
3. Papan Tulis
Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar.
Papan tulis dapat diterima di mana-mana sebagai alat peraga yang
sangat efektif. Tidak perlu menjadi seorang seniman untuk memakai
papan tulis. Kalimat yang pendek, beberapa gambaran orang yang
sederhana sekali, sebuah lingkaran, atau empat persegi panjang dapat
menggambarkan orang, kota atau kejadian.
Papan tulis dapat digunakan untuk menulis sebuah motto, pertanyaan,
ayat Alkitab sebelum pelajaran dimulai. Mengumpulkan kata-kata dari
satu ayat yang tidak beraturan supaya diatur kembali oleh murid-
murid, merupakan satu permainan yang menarik sebelum pelajaran
dimulai. Papan tulis juga dapat digunakan untuk menerangkan garis
besar, kata-kata kunci.
Tips: Yang perlu diperhatikan dalam memakai papan tulis adalah
hindarkan detil yang terlalu banyak, jangan menghalangi
pemAndangan, bicaralah sambil menulis tapi jangan berbicara kepada
papan tulis, dan pakailah bagan atau grafik bilamana mungkin.
17. Komisi Anak GKI Klaten
Jenis-Jenis Alat PeragaJenis-Jenis Alat Peraga
3. Papan Tulis
Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana
mengajar. Papan tulis dapat diterima di mana-mana sebagai alat
peraga yang sangat efektif. Tidak perlu menjadi seorang seniman
untuk memakai papan tulis. Kalimat yang pendek, beberapa
gambaran orang yang sederhana sekali, sebuah lingkaran, atau
empat persegi panjang dapat menggambarkan orang, kota atau
kejadian.
Papan tulis dapat digunakan untuk menulis sebuah motto,
pertanyaan, ayat Alkitab sebelum pelajaran dimulai.
Mengumpulkan kata-kata dari satu ayat yang tidak beraturan
supaya diatur kembali oleh murid-murid, merupakan satu
permainan yang menarik sebelum pelajaran dimulai. Papan tulis
juga dapat digunakan untuk menerangkan garis besar, kata-kata
kunci.
Tips: Yang perlu diperhatikan dalam memakai papan tulis adalah
hindarkan detil yang terlalu banyak, jangan menghalangi
pemAndangan, bicaralah sambil menulis tapi jangan berbicara
kepada papan tulis, dan pakailah bagan atau grafik bilamana
mungkin.
18. Komisi Anak GKI Klaten
Jenis-Jenis Alat PeragaJenis-Jenis Alat Peraga
4. Boks Pasir
Anak Kelas Kecil dan Kelas Tengah sangat
menggemari peragaan yang menggunakan boks pasir.
Boks pasir dapat dipakai untuk menciptakan "peta"
bagi mereka khususnya bagi Kelas Tengah karena
pada umur tersebut mereka sudah mengetahui jarak
dari desa ke desa. Melalui boks pasir dapat dibentuk
gunung dan lembah danau (memakai kaca), sungai
yang mengalir (dari kain atau kertas biru), orang-
orangan (dibuat dari kertas manila), pohon dan
tumbuhan (gunakan daun, tumbuhan kecil).
Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak
menuntut guru. Banyak waktu yang diperlukan untuk
persiapan, juga perlu kesediaan berkorban secara
materiil. Tetapi dengan memakai alat peraga secara
tepat, guru akan menanamkan kesan yang jauh lebih
dalam, yang mungkin akan mempengaruhi seluruh
kehidupan dari anak yang diajar.
19. Komisi Anak GKI Klaten
Jenis-Jenis Alat PeragaJenis-Jenis Alat Peraga
5. Gambar-gambar
Anda bisa mengumpulkan gambar-gambar mengenai
kehidupan sehari-hari dari koran dan majalah yang sudah
tidak dibaca atau kalender yang sudah tidak dipakai,
misalnya gambar orang sedang naik bis, gambar ibu
membuat kue, gambar anak-anak pergi ke sekolah sambil
bergandengan tangan, gambar petani mencari rumput di
sawah, gambar orang berdoa, gambar orang memegang
Alkitab, gambar pengemis di pinggir jalan, atau juga juga
gambar buah-buahan, gambar binatang, pohon-pohon dan
sebagainya. Tempelkan gambar-gambar tersebut satu per satu
pada kertas karton yang berukuran sama agar rapi. Susunlah
gambar-gambar sesuai dengan urutan agar dapat membentuk
cerita. Gambar-gambar ini dapat Anda gunakan sebagai alat
peraga saat ingin menjelaskan kisah tertentu pada anak-anak,
misalnya menunjukkan contoh penerapan, kejadian tertentu
atau hal lain sesuai dengan tema dan tujuan pelajaran yang
akan Anda sampaikan.
21. Komisi Anak GKI Klaten
Jenis-Jenis Alat PeragaJenis-Jenis Alat Peraga
6. Surat Kabar/Koran bekas
Koran bekas dapat dilipat dan dibentuk menjadi
beraneka ragam "topi," seperti topi bajak laut,
topi koki, topi perawat, topi minang, mahkota
raja dan sebagainya. Selain itu, koran bekas juga
dapat dibuat baju, jubah, sarung dan
sebagainya. Topi dan baju dari koran bekas ini
dapat dikombinasikan dan digunakan saat Anda
ingin memerankan tokoh tertentu dalam cerita
yang akan Anda sampaikan, misalnya: Raja
Herodes, Penggembala, Petani, Nabi, dan
sebagainya menurut jalannya cerita.
22. Komisi Anak GKI Klaten
Jenis-Jenis Alat PeragaJenis-Jenis Alat Peraga
7. Gambar Flanel
Gambar flanel adalah rangkaian gambar-gambar yang
dapat dilekatkan pada sebidang papan. Ketika
menceritakan sebuah peristiwa, GSM melakukannya
sambil menempelkan gambar yang sesuai dengan isi
cerita pada papan flanel. Kelebihan jenis ini, GSM dapat
mereview/mengulang kembali cerita yang sudah
disampaikan karena gambar-gambarnya masih tertempel
di sana.
Tips: Sediakan papan flanel sebelum pelajaran dimulai
dan susunlah gambar dengan teratur supaya mudah
digunakan pada waktunya. Hati-hati menempel gambar
supaya jangan salah tempel atau jatuh dan lain-lain.
sehingga mengganggu perhatian murid-murid terhadap
pelajaran.
23. Komisi Anak GKI Klaten
Jenis-Jenis Alat PeragaJenis-Jenis Alat Peraga
8. Boneka
Anak-anak kecil menyenangi
permainan boneka. Boneka dapat
juga dipakai untuk
mempertunjukkan cerita-cerita
Alkitab supaya memudahkan murid-
murid mengingat cerita itu.
Ada berbagai macam bahan boneka.
Yang paling mudah dibuat adalah
boneka dalam bentuk wayang, dari
karton. Boneka juga dapat dibuat
dari kaos kaki atau bubur kertas.
24. Komisi Anak GKI Klaten
And More…….And More…….
Masih banyak lagi jenis alat peraga lain.
Jumlahnya hanya dapat dibatasi oleh
tingkat kreativitas Anda
25. Komisi Anak GKI Klaten
Pertanyaan…….Pertanyaan…….
Kalau saya tanya, “lebih hebat
mana: Anda atau Tuhan
Yesus?”, saya yakin Anda
akan menjawab, “lebih hebat
Tuhan Yesus, dong.” Tapi
coba renungkan ini: Dalam
pengajaran-Nya, Tuhan Yesus
masih memerlukan alat
peraga. Tapi kita, sebagai
GSM, kadangkala merasa
tidak perlu menggunakan alat
peraga. Lalu siapa yang
merasa dirinya lebih hebat di
sini?
27. Komisi Anak GKI Klaten
a. Perkembangan Kognitif Anaka. Perkembangan Kognitif Anak
1. Sensori Motor (usia 0-2 tahun)
Dalam tahap ini perkembangan panca indera
sangat berpengaruh dalam diri anak. Keinginan
terbesarnya adalah keinginan untuk
menyentuh/memegang, karena didorong oleh
keinginan untuk mengetahui reaksi dari
perbuatannya.
Dalam usia ini mereka belum mengerti akan
motivasi dan senjata terbesarnya adalah
'menangis'.
Menyampaikan cerita/berita Injil pada anak usia
ini tidak dapat hanya sekadar dengan
menggunakan gambar sebagai alat peraga,
melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak
(panggung boneka akan sangat membantu).
28. Komisi Anak GKI Klaten
a. Perkembangan Kognitif Anaka. Perkembangan Kognitif Anak
2. Pra-operasional (usia 2-7 tahun)
Pada usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga
berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat dari
sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga
memiliki kecenderungan untuk meniru orang di
sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7
tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi,
namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang
sistematis dan rumit.
Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.
29. Komisi Anak GKI Klaten
a. Perkembangan Kognitif Anaka. Perkembangan Kognitif Anak
3. Operasional Kongkrit (usia 7-11
tahun)
Saat ini anak mulai meninggalkan
'egosentris'-nya dan dapat bermain
dalam kelompok. Dia patuh pada aturan
kelompok dan bersedia bekerja sama.
Anak sudah dapat dimotivasi dan
mengerti hal-hal yang sistematis.
Namun dalam menyampaikan berita
Injil harus diperhatikan penggunaan
bahasa. Misalnya: konsep 'hidup kekal'
– dapat disampaikan dengan
menggunakan analogi keluarga. Orang
yang hidup kekal adalah orang yang
diangkat menjadi anak-anak-Nya dan
menjadi anggota keluarga Tuhan.
30. Komisi Anak GKI Klaten
a. Perkembangan Kognitif Anaka. Perkembangan Kognitif Anak
4. Operasional Formal (usia 11 tahun ke
atas)
Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi
sedikit lebih mudah, karena mereka sudah
mengerti konsep dan dapat berpikir, baik
secara konkrit maupun abstrak, sehingga
tidak perlu menggunakan alat peraga.
Namun kesulitan baru yang dihadapi guru
adalah harus menyediakan waktu untuk
dapat memahami pergumulan yang sedang
mereka hadapi ketika memasuki usia
pubertas.
31. Komisi Anak GKI Klaten
b. Perkembangan Psiko-Sosialb. Perkembangan Psiko-Sosial
1. Trust >< Mistrust (usia 0-1 tahun)
Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa percaya diri.
Fokus terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat
memerlukan sentuhan dan pelukan.
2. Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun)
Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau
masa 'nakal'-nya. sebagai contoh langsung yang terlihat adalah
mereka akan sering berlari-lari dalam Sekolah Minggu.
Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena
ini adalah tahap dimana anak sedang mengembangkan
kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang
diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untuk
mengembangkan motorik dan mentalnya.
Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting
di sekitarnya (Orang Tua - Guru Sekolah Minggu)
32. Komisi Anak GKI Klaten
b. Perkembangan Psiko-Sosialb. Perkembangan Psiko-Sosial
3. Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun)
Dalam tahap ini anak akan banyak bertanya dalam
segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini
juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide,
sampai pada hal-hal yang berbau fantasi.
Mereka sudah lebih bisa tenang dalam mendengarkan
Firman Tuhan di Sekolah Minggu.
4. Industri/Rajin >< Inferioriti (usia 6-11 tahun)
Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah -
termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki
kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut
perhatian.
33. Anak-anak SulitAnak-anak Sulit
DOMINATOR
Ada anak yang cerdas dan
keminter (sok pintar).
Kehadirannya bisa
menguntungkan, tapi bisa
juga menyebalkan bila anak
itu banyak bicara dan
kadangkala ngelantur.
Mmonopoli pembicaraan.
Orang seperti ini membuat
orang lain tidak bisa atau
enggan untuk berpartisipasi
dalam diskusi kelompok.
Tindakan Anda
Harga sumbangan
pemikirannya, tetapi lalu
segeralah beralih menunjuk
anak lain yang belum
mendapat kesempatan.
Potong omongannya.
Buatlah beberapa pertanyaan
yang membuat semua anak
mengacungkan jari. Beberapa
kali abaikan si Dominator ini.
34. Anak-anak SulitAnak-anak Sulit
PENDIAM
Ada beberapa kemungkinan
penyebabnya:
memang tidak ada yang tahu
sebabnya,
tidak paham maksud
pertanyaannya itu,
Bosan,
sda dominator dalam
kelompok,
sengaja tidak mau menjawab
(misalnya karena mereka
sudah tidak sabar untuk
pulang)
Tindakan Anda
Di awal acara, tunjukanlah
bahwa Anda sangat menghargai
dan sungguh-sungguh
mengharapkan tanggapan dari
semua anak-anak.
Tunjuklah si pendiam dan
berikan dukungan positif untuk
berpartisipasi.
Mulailah dengan pertanyaan
mudah, kemudian lanjutkan ke
tugas-tugas yang sulit.
Berikan pertanyaan kontroversial
sehingga mereka tergelitik untuk
menjawabnya (Tapi harap hati-
hati dan pertimbangkan masak-
masak).
35. Anak-anak SulitAnak-anak Sulit
SI PENGACAU
Anak ini selalu berbuat hal-hal
yang mengacau acara
Sekaolah Minggu.
Contohnya dia selalu
menantang Anda,
berkomentar bahwa acara
Sekolah Minggu ini tidak ada
gunanya, menolak
berpartisipasi dsbnya.
Tindakan Anda
Berhentilah mengajar dan
katakan langsung padanya bahwa
Anda bisa mengerti
keberatannya.
Buatlah aktivitas lain untuk
menghentikan gangguan
Ajaklah dia ikut berpartisipasi
Kadangkala konfrontasi langsung
bisa dilakukan,
36. IDE KREATIF PEMBUKAANIDE KREATIF PEMBUKAAN
Permainan
Dialog singkat
Tutup mata,
bayangkan......
Diskusi
Bermain peran
Melengkapi kalimat
Kolase koran,
majalah,kalender
Membuat simbol
Melengkapi pernyataan.
Misalnya: "Orangtua
saya akam marah apabila
saya..."
Tebak-tebakan
Menyanyi dengan
gerakan
Mencari benda tertentu
dalam/luar kelas
Pre test
Mendatangkan "tamu"
37. IDE POKOK PELAJARANIDE POKOK PELAJARAN
Membacakan cerita
Bercerita dengan peraga
Bercerita sambil meminta anak
membaca ayat tertentu
Bercerita sambil mengajukan
pertanyaan untuk melibatkan
anak
Sandiwara boneka
Mendengar cerita dari kaset/CD
lalu mendiskusikan
Menonton VCD atau DVD
Bermain peran dengan kostum
atau topeng
Membaca Alkitab dan
mendramatisasi
Permainan kata
Menghafal ayat
Bercerita dengan
menyamarkan pelaku/tempat,
lalu minta anak mencari
perikopnya dalam Alkitab
Mengurutkan gambar sesuai
plot
PA sederhana dengan
panduan pertanyaan.
Menulis atau membuat
perumpamaan modern
Pantomim
Drama GSM
Menyusun puzzle
38. IDE PENERAPANIDE PENERAPAN
Menuangkan keputusan
dengan membuat gambar.
Menulis puisi atau doa
Mencari ayat yang tepat
Membuat hasta karya yang
dapat dibawa pulang untuk
mengigatkan pada pokok
cerita (menempel,
menggunting, melipat dan
menyusun).
Mengarang dan menyanyikan
lagu.
Membuat pantun
Merencanakan kegiatan
tertentu.
Menulis janji atau rencana
pribadi.
Membuat poster berkaitan
dengan topik
Pantomim
Post test
Melegkapi kata dalam kartun
atau komik.
Permainan
Membuat SMS
Dll