SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Download to read offline
Diskusi tentang Foto Ceritadi majalahNational Geographic, panduan untuk mengikuti FK Award 2011 kategori Photo Story 
Disampaikan oleh Reynold Sumayku, photo editormajalah National Geographic Indonesiadan National Geographic Traveler Indonesia 
April 2011 ~ For Educational and Promotional Purposes Only
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
Setelah melihat deretan foto-foto di atas, saya menduga kita segera dapat menangkap suatu benang merah. Ada kisah yang terkandung di dalam rangkaian foto tersebut. Suatu kisah yang hendak disampaikan oleh fotografer Amy Toensing, mengenai kekeringan yang mulai melanda Basin (Cekungan) Murray, Australia. Saya berulangkali menggunakan foto-foto yang diambil dari National Geographicedisi April 2009 ini untuk menyampaikan presentasi karena foto- fotonya sederhana tetapi langsung mengena. Ceritanya cukup kuat dan barangkali tanpa melihat keterangan fotonya pun kita dapat langsung mengerti. Di sana ada foto lanskap yang berdebu, tanah retak, sungai yang mulai kering, orang-orang yang mandi dan menampung kembali airnya—untuk digunakan sebagai penyiram tanaman (hemat air). Ada profil sebuah keluarga, ada pula foto sekumpulan orang yang sepertinya tengah berada dalam suatu rapat desa, mungkin membicarakan masalah air dan membahas kemungkinan solusinya demi kepentingan bersama. Untuk rangkaian foto seperti itu, istilah apa yang kita gunakan? Apakah itu sebuah Photo Story? Photo Essay? Photo Series? atau… Picture Stories?
New York Institute of Photography, sekolah foto yang usianya telah dihitung sejak 1910, dalam suatu pengantarnya tentang fotojurnalistik menulis kalimat- kalimat yang saya kutip di sini: 
“Photojournalism is the photograph you see on page one of your daily newspaper illustrating the traffic accident at Fourth and Main. It’s the photograph on the sports page from yesterday’s football game. It’s the ‘photo stories’in the Sunday supplement on “A Day in the Emergency Room” and “Life in the Retirement Home.”” 
Mereka menggunakan istilah “photo stories”. Kutipan di atas sengaja tidak saya terjemahkan.
Kemudian, di bagian lain, mereka menulis definisi tentang Picture Stories. Saya kutip di bawah ini, dan sebagian tidak saya terjemahkan: 
“Picture Stories.Sebuah picture storyadalah seri foto yang menceritakan kisah. Misalnya tentang program penyuluhan mengenai bahaya obat bius di sekolah, atau suasana dan aktivitas malam di sebuah kantor pemadam kebakaran. 
Sebuah picture storymungkin dicetak sebagai bagian dari sebuah featurepanjang. Atau dicetak hanya disertai captionsingkat. Bahkan mungkin juga disajikan tanpa tambahan teks apapun.Regardless, the picture story, sometimes also called aphoto essay, has become important element in modern photojournalism.” 
Perhatikan bagian dari kalimat terakhir di atas: “Picture Storykadang disebut Photo Essay”.
Pada bagian lain (saya terjemahkan): 
“Pada suatu masa, picture story menjadi domain dari majalah-majalah fotografi berita seperti LIFE dan Look. Suatu picture story bisa dicetak berhalaman-halaman. Sebelum era booming televisi, melalui photo essay semacam itulah masyarakat mendapat suguhan mengenai banyak realita di seluruh dunia. 
Dewasa ini, kita mungkin menemukan picture story di beberapa surat kabar, terutama pada edisi akhir pekan. Atau dalam majalah feature seperti National Geographic, Sports Illustrated, atau bahkan People.” 
Sekadar informasi, bacaan yang saya kutip ini dibuat pada 1993. Saya tidak tahu apakah saat ini Sports Illustrateddan Peoplemasih ada, tetapi pada tahun 1990-an saya beberapa kali melihat kedua majalah tersebut dan fotografinya memang kuat.
Menurut New York Institute of Photography (sebagian saya terjemahkan): 
“Photo Essay.Terkadang, picture stories juga disebut photo essays. Namun, sebagian jurnalis foto berargumen bahwa keduanya berbeda. Sebabnya? Sebuah photo story menampilkan beberapa aspek dari sebuah peristiwa, sedangkan photo essay tidak hanya menampilkan informasi, tetapi juga sekaligus melakukan persuasi kepada pembaca. Kami menggunakan kedua istilah tersebut bergantian, artinya dapat dipertukarkan, seperti halnya dilakukan oleh banyak fotografer profesional. Definisi umum mengenai sebuah esai sendiri adalah “suatu komposisi tulisan tentang subyek tertentu.” Umumnya, sebuah picture story disertai oleh teks secukupnya, dan apabila persuasiondimaksudkan di dalam rangkaian informasi yang disampaikan, orang akan mampu mengenalinya dengan mudah.” 
Dalam bacaan di atas, istilah photo story(ies)digunakan bergantian dengan picture story(ies). Kemudian, picture/photo storyitu juga dapat digunakan bergantian dengan photo essay. Di halaman berikut, kita akan melihat apa yang dikatakan oleh Michael Davis, mantan picture editordi National Geographic.
“Saya akan mengatakan bahwa sebuah picture story cenderung mengenai suatu tempat atau orang atau situasi. Sedangkan essay cenderung mengenai suatu tipe atau aspek dari banyak tempat, banyak hal, atau orang. Kedua istilah tersebut membutuhkan hal yang sama: alur yang menyatukan. Anda dapat mengikuti kehidupan seseorang selama bertahun-tahun dan tetap tidak mampu mendapatkan serangkaian foto yang menceritakan kisah, apabila Anda tidak memiliki cerita di dalam benak Anda. Pada akhirnya, baik picture story atau essay sama-sama menceritakan sebuah kisah.” 
~~Michael Davis 
Menurut Michael Davis, bekerja membuat picture storiescenderung membutuhkan keterampilan diri yang luas. Ia menyebutkan bahwa berdiam di suatu tempat dalam jangka waktu lama tidaklah mudah. Subyek cerita kita harus dalam kondisi bisa menerima kita dengan tangan terbuka, artinya kita membutuhkan teknik pendekatan dan pembawaan diri yang baik. Padahal, tidak ada resep khusus tentang bagaimana melakukannya. Terkadang, di tengah jalan, arah cerita yang terjadi berubah. Pekerjaan kita menjadi lebih rumit. Kita harus menyesuaikan diri dan membuat penafsiran ulang terhadap apa yang terjadi, dan terhadap arah cerita kita.
Sedangkan dalam membuat essay, menurut Davis, kita membutuhkan “kejernihan melihat”. Kita menentukan sudut pandang secara keseluruhan, melihat duduk perkara, terkadang dengan mengaitkan hal-hal yang seringkali tidak tampak terlalu jelas kaitannya. Kalau bukan tentang kaitan antara satu hal dengan hal-hal lainnya, itu pastilah tentang kaitan waktu, atau kaitan kejadian. Essaymembutuhkan kerajinan dan ketekunan yang berbeda dengan pengerjaan story. “Kemudian, ada topik-topik yang membutuhkan pendekatan story maupun essay sekaligus,” tulis Davis. “Anda dapat membuat individual picture storiesyang dikombinasikan seperti sebuah essay, untuk membahas sebuah topik yang lebih luas.”
Kenapa saya merasa perlu untuk mengutip bacaan-bacaan di atas? Tidak lain tidak bukan, adalah untuk memberi sedikit gambaran mengenai ragam penyebutan istilah terkait komposisi foto yang berkisah ini. Selebihnya terserah kepada Anda. Bagaimanapun, ketika saya konfirmasikan beberapa waktu lalu kepada salah satu dewan juri Foto Kita Award 2011 yang sekaligus merupakan kurator Galeri Foto Antara yang pertama, Yudhi Soerjoatmojo, jawabannya adalah, “Sama saja. Cuma, sepertinya istilah photo essaylebih sering dipergunakan.” 
Satu hal lagi yang menurut saya kaitannya cukup erat dengan sebuah photo storyatau photo essayadalah layout. Desain. Mari kita lihat kalau foto-foto kekeringan di Cekungan Murray, Australia, karya Amy Toensing kita dekatkan satu sama lain dan ditampilkan dalam satu halaman—kalau perlu dengan penempatan yang memperhitungkan urutan foto atau besar-kecilnya. Berikut ini bukanlah desain yang baik, namun dengan menampilkan foto- fotonya dalam satu halaman, barangkali akan memberikan impresi berbeda dibanding kita melihat fotonya satu per satu seperti di awal tadi. Seharusnya ada teks pengantar atau mungkin bisa juga ditambah captiondi bawah tiap-tiap foto.
Kekeringan di Australia 
~Amy Toensing
Contoh lain: 
Krimea, Permata di Dua Mahkota. Foto oleh Gerd Ludwig. Dimuat di National Geographicedisi April 2011. Mengisahkan tentang suatu wilayah dengan lanskap yang cantik di Ukraina. Walaupun menjadi bagian dari Ukraina, masyarakat di sana lebh fanatik kepada Rusia yang dianggp sebagai representasi dari Uni Soviet.
Crimea: Permata 
di Dua Mahkota 
~Gerd Ludwig
Kesatria Penantang Api 
~Reynold Sumayku
Bekantan Sei Hitam 
~Reynold Sumayku
FotoKita Award 2011 
Kategori Photo Story
Panduan Dasar Membuat Komposisi Foto Cerita 
1. Pembuka 
2. Potret 
3. Interaksi 
4. Penanda Utama 
5. Detil 
6. Penutup 
atau… 
1. Hook 
2. Establishing 
3. Medium/Environment portrait 
4. Detail/Close up 
5. Portrait 
6. Gesture/Exchange 
7. Closing
Hook/Opener/Teaser Penarik perhatian. Menimbulkan penasaran. Terkadang foto pembuka. 
Reynold Sumayku
Establishing PhotoKonteks. Set. Biasanya wide angle. Biasanya agak di awal. 
Reynold Sumayku
PortraitSubyek cerita 
Reynold Sumayku
Medium/Environment PortraitSubyek cerita di tengah lingkungannya. Pembentuk karakter. 
Reynold Sumayku
Detail/Close-UpBumbu. Penguat. Pemberi nuansa khas. 
Reynold Sumayku
Gesture/ExchangeGestur. Interaksi. Pergerakan. 
Reynold Sumayku
Closing 
Reynold Sumayku
Tengkawang Sungulo Palin 
Reynold Sumayku
Contoh 2Tanpa Terlalu Terpaku pada Aturan
Reynold Sumayku
Reynold Sumayku
Reynold Sumayku
Reynold Sumayku
Reynold Sumayku
Reynold Sumayku
Reynold Sumayku
Antara Tradisi dan Iman 
Reynold Sumayku
Idealnya, esai membutuhkan plot lengkung layaknya sebuah buku bagus. Ada awal, pertengahan, klimaks, penutup. Mungkin juga termasuk di dalamnya: detail, tensi, paradoks, atau kesimpulan. Untuk membuat foto cerita sederhana, terkadang saya sering membayangkan komik singkat yang dimuat di halaman-halaman surat kabar atau majalah. 
Nah, setelah melihat panduan dasar membuat sebuah foto cerita, kita akan sedikit membahas tentang FotoKita Award 2011 untuk kategori photo story. Dalam beberapa kesempatan saya pernah ditanya teman-teman calon peserta tentang hal-hal ini: seperti apa foto cerita yang sesuai dan cocok dengan ruh National Geographic?
Saya akan menjawab, cara pertama yang paling mudah adalah dengan melihat dan mempelajari foto-foto dalam featuredi majalahnya. Apakah National Geographicsemata berisi cerita tentang kehidupan satwa dan tanaman (fauna- flora)? Seberapa sering National Geographic menampilkan foto satwa dengan lensa makro? Seberapa sering kita melihat foto manusia di majalah tersebut yang diambil dengan lensa tele? Mempelajari isi suatu majalah, menurut saya, adalah salah satu cara terbaik untuk membuat foto-foto serupa yang mungkin cocok dengan majalah tersebut. FotoKita Award 2011 mengambil tema Populasi 7 Miliar , sesuai tema besar laporan majalah National Geographicsepanjang 2011. Foto-foto yang diharapkan, tentu saja, adalah foto-foto yang sesuai dengan semangat National Geographic. Majalah National Geographicmemberikan ruang yang luas kepada foto. Foto detail penting. Tetapi foto yang memberikan nuansa ruang sering lebih penting bagi National Geographic.
National Geographic Magazine 
bukan majalah fotografi, melainkan sebuah jurnal resmi yang diterbitkan oleh National Geographic Society (berdiri pada 1888). Ketika didirikan, National Geographic mengusung misi “Meningkatkan dan Menyebarkan Pengetahuan Geografis”. Belakangan, misi tersebut dipertegas ke arah “Menginspirasi Kita agar Peduli terhadap Planet Bumi”. 
Fotografi adalah medium bagi majalah National Geographic untuk menjalankan misinya tersebut. Mediumtersebut telah memiliki sejarah dan standar yang tinggi, menjadi tradisi. Foto-foto di majalah NG semuanya dibuat dengan alasan dan tujuan untuk menginspirasi kepedulian terhadap kelangsungan planet kita bersama, baik dalam skala kecil maupun besar. Sudut pandang mungkin saja personal (namun harus dilandasi oleh ilmu pengetahuan pula), sedangkan topiknya bukanlah topik personal. NG menceritakan tentang tempat, manusia atau satwa yang hidup di atasnya, bagaimana mereka hidup, bagaimana problematikanya, dan apa harapan akan kemungkinan solusinya. 
Teknis fotografi adalah pertimbangan, namun bukan tujuan utama. Membuat foto yang indah secara fotografis tidaklah berarti dalam konteks ini jikalau kita tidak memiliki alasan yang terkait dengan misi NG: kenapa kita membuat foto tersebut? Apa alasannya? Apa yang hendak kita kemukakan?
Panduan mengenai komponen-komponen dasar sebuah photo essay di atas (atau apapun sebutan yang digunakan untuk menamainya) pada akhirnya hanyalah sebuaah alat, bukan tujuan utama. Foto-foto cerita yang digunakan dalam majalah National Geographic pada dasarnya adalah pengembangan dari komponen-komponen dasar tersebut. Suatu cerita di NG bisa disampaikan sampai 30 halaman, sehingga memberi ruang lebih luas dibanding sekadar 6-7 foto. Akan tetapi, ada pula cerita-cerita tertentu di majalah itu yang tidak merupakan sebuah photo story. Ada yang lebih merupakan ilustrasi-ilustrasi mengenai suatu hal atau fenomena yang terjadi di berbagai tempat atau negara. Apabila satu, dua, atau beberapa foto dalam rangkaian tersebut dihilangkan, sebenarnya tidak akan mengubah alur atau kohesivitas cerita. Kita hanya akan kehilangan ilustrasi mengenai kejadian atau fenomena serupa yang terjadi di tempat lain. Bagaimanapun, informasi dari berbagai tempat untuk sebuah cerita bertema global di NG tentulah penting. Kalau fotonya bagus dan informasinya kuat, tidak ada yang dibuang. 
Itulah mengapa situs FotoKita.Net mengusung moto “Indah Bermakna.”
Sedikit banyak, mungkin ada benarnya dugaan bahwa umumnya pehobi fotografi di Indonesia belum terlalu banyak yang berminat ke arah foto cerita. Namun, dalam kontes FK Award 2011, tantangan dibuka lebar. Sebenarnya membuat foto-foto yang mengugah kepedulian orang terhadap dunia di mana kita hidup tidaklah sulit—sejauh kita berniat. Bahkan topik- topiknya pun bisa saja ditemukan di sekitar kita. Yang dibutuhkan adalah kepekaan dan story board yang disusun dalam kepala. 
Salah seorang fotografer kontributor NG, Ed Kashi, mengatakan bahwa dewasa ini tidaklah cukup lagi pergi ke tempat-tempat terpencil untuk membuat foto-fotonya. Yang akan menjadi pembeda adalah kemampuan seorang fotografer dalam menyusun cerita. Dalam FK Award 2011 yang bertema populasi, tema yang dapat digali sangatlah luas. Kita bicara mengenai populasi sekaligus dampak-dampaknya terhadap dunia di mana kita hidup. Bagaimana soal daya dukung lingkungan? Bagaimana soal ketersediaan dan keberlanjutan pangan? Bagaimana soal kebutuhan energi? Banyak lagi tema-tema besar lainnya yang terkait populasi. Belum lagi kalau tema-tema besar tersebut dibuat turunannya. Apa yang kita lihat di Indonesia? Di sekitar kita?
Tema-tema terkait populasi dimuat di majalah NG sepanjang tahun 2011 dan dapat menjadi panduan mengikuti FK Award 2011 tema Photo Story, sepanjang kita berusaha menggalinya dalam konteks lokal. Pedoman dasar mengenai komponen-komponen yang membentuk photo essay di atas dapatlah gunakan dalam ajang ini. Namun yang lebih penting adalah, kita mau menyampaikan apa dengan photo story tersebut? 
Kurator Galeri Fotografi Jurnalistik Antara yang pertama, sekaligus salah satu juri FK Award 2011, Yudhi Soerjoatmojo, pada diskusi sebelum dimulainya kontes foto ini mengatakan, “Sebaiknya calon peserta jangan diberi terlalu banyak contoh foto, karena kemungkinan besar foto-foto seperti itulah yang akan dibuat.” 
Pada lomba periode pertama, foto-foto yang diunggah oleh peserta banyak sekali yang menggambarkan kerumunan manusia. Pada periode kedua dan selanjutnya sampai akhir tahun nanti, semoga kita akan melihat foto-foto cerita yang lebih bervariasi.
Barangkali perlu juga disampaikan bahwa saat kita membuat foto tentang manusia, hendaknya kita dapat menghormati dan menjaga perasaan subyek foto kita tersebut. Mereka bukanlah obyek, sehingga barangkali kita dapat menghindari sikap atau tindakan eksploitatif secara berlebihan. Sekian dan Terima KasihMohon Maaf Atas Kekurangannyadan Selamat mengikuti FK Award 2011 kategori Photo Story 
Informasi Kegiatan: 
National Geographic Indonesia 
http://fotokita.net/event/fk-award 
Email : event@nationalgeographic.co.id 
FB: http://nationalgeographic.co.id/facebook 
Twitter: @fotokitanet & @NGIndonesia #frameFK

More Related Content

Viewers also liked

Water Water Everywhere Photo story by P5/1
Water Water Everywhere Photo story by P5/1 Water Water Everywhere Photo story by P5/1
Water Water Everywhere Photo story by P5/1 Edz Balogo-Villaram
 
Storyboard And Photography
Storyboard And PhotographyStoryboard And Photography
Storyboard And PhotographyVadim Isakov
 
Photostory presentation
Photostory presentationPhotostory presentation
Photostory presentationNancy Gross
 
Friendship photo essay
Friendship photo essayFriendship photo essay
Friendship photo essayRubayat Khan
 
Photo essay/sanaysay ng larawan
Photo essay/sanaysay ng larawanPhoto essay/sanaysay ng larawan
Photo essay/sanaysay ng larawanLorelyn Dela Masa
 
How to make a good photo story
How to make a good photo storyHow to make a good photo story
How to make a good photo storySailendra Dongol
 

Viewers also liked (8)

Water Water Everywhere Photo story by P5/1
Water Water Everywhere Photo story by P5/1 Water Water Everywhere Photo story by P5/1
Water Water Everywhere Photo story by P5/1
 
Storyboard And Photography
Storyboard And PhotographyStoryboard And Photography
Storyboard And Photography
 
Photostory presentation
Photostory presentationPhotostory presentation
Photostory presentation
 
The Photo Essay
The Photo EssayThe Photo Essay
The Photo Essay
 
Friendship photo essay
Friendship photo essayFriendship photo essay
Friendship photo essay
 
Photo Essay Example 2
Photo Essay Example 2Photo Essay Example 2
Photo Essay Example 2
 
Photo essay/sanaysay ng larawan
Photo essay/sanaysay ng larawanPhoto essay/sanaysay ng larawan
Photo essay/sanaysay ng larawan
 
How to make a good photo story
How to make a good photo storyHow to make a good photo story
How to make a good photo story
 

Recently uploaded

Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot
 
Pengetahuan Asas dan Strategi Fotografi Kewartawanan
Pengetahuan Asas dan Strategi Fotografi KewartawananPengetahuan Asas dan Strategi Fotografi Kewartawanan
Pengetahuan Asas dan Strategi Fotografi KewartawananMOHAMMADAKMALBINABDR1
 
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang MaxwinSakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang MaxwinSakai99
 
IDMPO : SLOT BONUS REBATE MINGGUAN MENGUNTUNGKAN
IDMPO : SLOT BONUS REBATE MINGGUAN MENGUNTUNGKANIDMPO : SLOT BONUS REBATE MINGGUAN MENGUNTUNGKAN
IDMPO : SLOT BONUS REBATE MINGGUAN MENGUNTUNGKANNeta
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfachsofyan1
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99
 
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOTIDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOTNeta
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99
 
Kodomo99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Maxwin Tertinggi
Kodomo99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Maxwin TertinggiKodomo99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Maxwin Tertinggi
Kodomo99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Maxwin TertinggiKodomo99
 
Prinsip Asas Videografi dan Pengambaran
Prinsip Asas  Videografi dan PengambaranPrinsip Asas  Videografi dan Pengambaran
Prinsip Asas Videografi dan PengambaranMOHAMMADAKMALBINABDR1
 

Recently uploaded (10)

Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
 
Pengetahuan Asas dan Strategi Fotografi Kewartawanan
Pengetahuan Asas dan Strategi Fotografi KewartawananPengetahuan Asas dan Strategi Fotografi Kewartawanan
Pengetahuan Asas dan Strategi Fotografi Kewartawanan
 
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang MaxwinSakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
Sakai99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya Gampang Maxwin
 
IDMPO : SLOT BONUS REBATE MINGGUAN MENGUNTUNGKAN
IDMPO : SLOT BONUS REBATE MINGGUAN MENGUNTUNGKANIDMPO : SLOT BONUS REBATE MINGGUAN MENGUNTUNGKAN
IDMPO : SLOT BONUS REBATE MINGGUAN MENGUNTUNGKAN
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
 
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOTIDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
IDMPO : SITUS GAME SLOT GACOR & BONUS SLOT 100%, JACKPOT
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
 
Kodomo99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Maxwin Tertinggi
Kodomo99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Maxwin TertinggiKodomo99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Maxwin Tertinggi
Kodomo99 : Daftar Situs Judi Slot Online Gacor Maxwin Tertinggi
 
Prinsip Asas Videografi dan Pengambaran
Prinsip Asas  Videografi dan PengambaranPrinsip Asas  Videografi dan Pengambaran
Prinsip Asas Videografi dan Pengambaran
 

Tips membuat foto cerita National Geographic Indonesia

  • 1. Diskusi tentang Foto Ceritadi majalahNational Geographic, panduan untuk mengikuti FK Award 2011 kategori Photo Story Disampaikan oleh Reynold Sumayku, photo editormajalah National Geographic Indonesiadan National Geographic Traveler Indonesia April 2011 ~ For Educational and Promotional Purposes Only
  • 2. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 3. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 4. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 5. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 6. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 7. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 8. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 9. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 10. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 11. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 12. Amy Toensing. Kekeringan di Cekungan Murray. National Geographic, April 2009
  • 13. Setelah melihat deretan foto-foto di atas, saya menduga kita segera dapat menangkap suatu benang merah. Ada kisah yang terkandung di dalam rangkaian foto tersebut. Suatu kisah yang hendak disampaikan oleh fotografer Amy Toensing, mengenai kekeringan yang mulai melanda Basin (Cekungan) Murray, Australia. Saya berulangkali menggunakan foto-foto yang diambil dari National Geographicedisi April 2009 ini untuk menyampaikan presentasi karena foto- fotonya sederhana tetapi langsung mengena. Ceritanya cukup kuat dan barangkali tanpa melihat keterangan fotonya pun kita dapat langsung mengerti. Di sana ada foto lanskap yang berdebu, tanah retak, sungai yang mulai kering, orang-orang yang mandi dan menampung kembali airnya—untuk digunakan sebagai penyiram tanaman (hemat air). Ada profil sebuah keluarga, ada pula foto sekumpulan orang yang sepertinya tengah berada dalam suatu rapat desa, mungkin membicarakan masalah air dan membahas kemungkinan solusinya demi kepentingan bersama. Untuk rangkaian foto seperti itu, istilah apa yang kita gunakan? Apakah itu sebuah Photo Story? Photo Essay? Photo Series? atau… Picture Stories?
  • 14. New York Institute of Photography, sekolah foto yang usianya telah dihitung sejak 1910, dalam suatu pengantarnya tentang fotojurnalistik menulis kalimat- kalimat yang saya kutip di sini: “Photojournalism is the photograph you see on page one of your daily newspaper illustrating the traffic accident at Fourth and Main. It’s the photograph on the sports page from yesterday’s football game. It’s the ‘photo stories’in the Sunday supplement on “A Day in the Emergency Room” and “Life in the Retirement Home.”” Mereka menggunakan istilah “photo stories”. Kutipan di atas sengaja tidak saya terjemahkan.
  • 15. Kemudian, di bagian lain, mereka menulis definisi tentang Picture Stories. Saya kutip di bawah ini, dan sebagian tidak saya terjemahkan: “Picture Stories.Sebuah picture storyadalah seri foto yang menceritakan kisah. Misalnya tentang program penyuluhan mengenai bahaya obat bius di sekolah, atau suasana dan aktivitas malam di sebuah kantor pemadam kebakaran. Sebuah picture storymungkin dicetak sebagai bagian dari sebuah featurepanjang. Atau dicetak hanya disertai captionsingkat. Bahkan mungkin juga disajikan tanpa tambahan teks apapun.Regardless, the picture story, sometimes also called aphoto essay, has become important element in modern photojournalism.” Perhatikan bagian dari kalimat terakhir di atas: “Picture Storykadang disebut Photo Essay”.
  • 16. Pada bagian lain (saya terjemahkan): “Pada suatu masa, picture story menjadi domain dari majalah-majalah fotografi berita seperti LIFE dan Look. Suatu picture story bisa dicetak berhalaman-halaman. Sebelum era booming televisi, melalui photo essay semacam itulah masyarakat mendapat suguhan mengenai banyak realita di seluruh dunia. Dewasa ini, kita mungkin menemukan picture story di beberapa surat kabar, terutama pada edisi akhir pekan. Atau dalam majalah feature seperti National Geographic, Sports Illustrated, atau bahkan People.” Sekadar informasi, bacaan yang saya kutip ini dibuat pada 1993. Saya tidak tahu apakah saat ini Sports Illustrateddan Peoplemasih ada, tetapi pada tahun 1990-an saya beberapa kali melihat kedua majalah tersebut dan fotografinya memang kuat.
  • 17. Menurut New York Institute of Photography (sebagian saya terjemahkan): “Photo Essay.Terkadang, picture stories juga disebut photo essays. Namun, sebagian jurnalis foto berargumen bahwa keduanya berbeda. Sebabnya? Sebuah photo story menampilkan beberapa aspek dari sebuah peristiwa, sedangkan photo essay tidak hanya menampilkan informasi, tetapi juga sekaligus melakukan persuasi kepada pembaca. Kami menggunakan kedua istilah tersebut bergantian, artinya dapat dipertukarkan, seperti halnya dilakukan oleh banyak fotografer profesional. Definisi umum mengenai sebuah esai sendiri adalah “suatu komposisi tulisan tentang subyek tertentu.” Umumnya, sebuah picture story disertai oleh teks secukupnya, dan apabila persuasiondimaksudkan di dalam rangkaian informasi yang disampaikan, orang akan mampu mengenalinya dengan mudah.” Dalam bacaan di atas, istilah photo story(ies)digunakan bergantian dengan picture story(ies). Kemudian, picture/photo storyitu juga dapat digunakan bergantian dengan photo essay. Di halaman berikut, kita akan melihat apa yang dikatakan oleh Michael Davis, mantan picture editordi National Geographic.
  • 18. “Saya akan mengatakan bahwa sebuah picture story cenderung mengenai suatu tempat atau orang atau situasi. Sedangkan essay cenderung mengenai suatu tipe atau aspek dari banyak tempat, banyak hal, atau orang. Kedua istilah tersebut membutuhkan hal yang sama: alur yang menyatukan. Anda dapat mengikuti kehidupan seseorang selama bertahun-tahun dan tetap tidak mampu mendapatkan serangkaian foto yang menceritakan kisah, apabila Anda tidak memiliki cerita di dalam benak Anda. Pada akhirnya, baik picture story atau essay sama-sama menceritakan sebuah kisah.” ~~Michael Davis Menurut Michael Davis, bekerja membuat picture storiescenderung membutuhkan keterampilan diri yang luas. Ia menyebutkan bahwa berdiam di suatu tempat dalam jangka waktu lama tidaklah mudah. Subyek cerita kita harus dalam kondisi bisa menerima kita dengan tangan terbuka, artinya kita membutuhkan teknik pendekatan dan pembawaan diri yang baik. Padahal, tidak ada resep khusus tentang bagaimana melakukannya. Terkadang, di tengah jalan, arah cerita yang terjadi berubah. Pekerjaan kita menjadi lebih rumit. Kita harus menyesuaikan diri dan membuat penafsiran ulang terhadap apa yang terjadi, dan terhadap arah cerita kita.
  • 19. Sedangkan dalam membuat essay, menurut Davis, kita membutuhkan “kejernihan melihat”. Kita menentukan sudut pandang secara keseluruhan, melihat duduk perkara, terkadang dengan mengaitkan hal-hal yang seringkali tidak tampak terlalu jelas kaitannya. Kalau bukan tentang kaitan antara satu hal dengan hal-hal lainnya, itu pastilah tentang kaitan waktu, atau kaitan kejadian. Essaymembutuhkan kerajinan dan ketekunan yang berbeda dengan pengerjaan story. “Kemudian, ada topik-topik yang membutuhkan pendekatan story maupun essay sekaligus,” tulis Davis. “Anda dapat membuat individual picture storiesyang dikombinasikan seperti sebuah essay, untuk membahas sebuah topik yang lebih luas.”
  • 20. Kenapa saya merasa perlu untuk mengutip bacaan-bacaan di atas? Tidak lain tidak bukan, adalah untuk memberi sedikit gambaran mengenai ragam penyebutan istilah terkait komposisi foto yang berkisah ini. Selebihnya terserah kepada Anda. Bagaimanapun, ketika saya konfirmasikan beberapa waktu lalu kepada salah satu dewan juri Foto Kita Award 2011 yang sekaligus merupakan kurator Galeri Foto Antara yang pertama, Yudhi Soerjoatmojo, jawabannya adalah, “Sama saja. Cuma, sepertinya istilah photo essaylebih sering dipergunakan.” Satu hal lagi yang menurut saya kaitannya cukup erat dengan sebuah photo storyatau photo essayadalah layout. Desain. Mari kita lihat kalau foto-foto kekeringan di Cekungan Murray, Australia, karya Amy Toensing kita dekatkan satu sama lain dan ditampilkan dalam satu halaman—kalau perlu dengan penempatan yang memperhitungkan urutan foto atau besar-kecilnya. Berikut ini bukanlah desain yang baik, namun dengan menampilkan foto- fotonya dalam satu halaman, barangkali akan memberikan impresi berbeda dibanding kita melihat fotonya satu per satu seperti di awal tadi. Seharusnya ada teks pengantar atau mungkin bisa juga ditambah captiondi bawah tiap-tiap foto.
  • 21. Kekeringan di Australia ~Amy Toensing
  • 22. Contoh lain: Krimea, Permata di Dua Mahkota. Foto oleh Gerd Ludwig. Dimuat di National Geographicedisi April 2011. Mengisahkan tentang suatu wilayah dengan lanskap yang cantik di Ukraina. Walaupun menjadi bagian dari Ukraina, masyarakat di sana lebh fanatik kepada Rusia yang dianggp sebagai representasi dari Uni Soviet.
  • 23. Crimea: Permata di Dua Mahkota ~Gerd Ludwig
  • 24. Kesatria Penantang Api ~Reynold Sumayku
  • 25. Bekantan Sei Hitam ~Reynold Sumayku
  • 26. FotoKita Award 2011 Kategori Photo Story
  • 27. Panduan Dasar Membuat Komposisi Foto Cerita 1. Pembuka 2. Potret 3. Interaksi 4. Penanda Utama 5. Detil 6. Penutup atau… 1. Hook 2. Establishing 3. Medium/Environment portrait 4. Detail/Close up 5. Portrait 6. Gesture/Exchange 7. Closing
  • 28. Hook/Opener/Teaser Penarik perhatian. Menimbulkan penasaran. Terkadang foto pembuka. Reynold Sumayku
  • 29. Establishing PhotoKonteks. Set. Biasanya wide angle. Biasanya agak di awal. Reynold Sumayku
  • 31. Medium/Environment PortraitSubyek cerita di tengah lingkungannya. Pembentuk karakter. Reynold Sumayku
  • 32. Detail/Close-UpBumbu. Penguat. Pemberi nuansa khas. Reynold Sumayku
  • 35. Tengkawang Sungulo Palin Reynold Sumayku
  • 36. Contoh 2Tanpa Terlalu Terpaku pada Aturan
  • 44. Antara Tradisi dan Iman Reynold Sumayku
  • 45. Idealnya, esai membutuhkan plot lengkung layaknya sebuah buku bagus. Ada awal, pertengahan, klimaks, penutup. Mungkin juga termasuk di dalamnya: detail, tensi, paradoks, atau kesimpulan. Untuk membuat foto cerita sederhana, terkadang saya sering membayangkan komik singkat yang dimuat di halaman-halaman surat kabar atau majalah. Nah, setelah melihat panduan dasar membuat sebuah foto cerita, kita akan sedikit membahas tentang FotoKita Award 2011 untuk kategori photo story. Dalam beberapa kesempatan saya pernah ditanya teman-teman calon peserta tentang hal-hal ini: seperti apa foto cerita yang sesuai dan cocok dengan ruh National Geographic?
  • 46. Saya akan menjawab, cara pertama yang paling mudah adalah dengan melihat dan mempelajari foto-foto dalam featuredi majalahnya. Apakah National Geographicsemata berisi cerita tentang kehidupan satwa dan tanaman (fauna- flora)? Seberapa sering National Geographic menampilkan foto satwa dengan lensa makro? Seberapa sering kita melihat foto manusia di majalah tersebut yang diambil dengan lensa tele? Mempelajari isi suatu majalah, menurut saya, adalah salah satu cara terbaik untuk membuat foto-foto serupa yang mungkin cocok dengan majalah tersebut. FotoKita Award 2011 mengambil tema Populasi 7 Miliar , sesuai tema besar laporan majalah National Geographicsepanjang 2011. Foto-foto yang diharapkan, tentu saja, adalah foto-foto yang sesuai dengan semangat National Geographic. Majalah National Geographicmemberikan ruang yang luas kepada foto. Foto detail penting. Tetapi foto yang memberikan nuansa ruang sering lebih penting bagi National Geographic.
  • 47. National Geographic Magazine bukan majalah fotografi, melainkan sebuah jurnal resmi yang diterbitkan oleh National Geographic Society (berdiri pada 1888). Ketika didirikan, National Geographic mengusung misi “Meningkatkan dan Menyebarkan Pengetahuan Geografis”. Belakangan, misi tersebut dipertegas ke arah “Menginspirasi Kita agar Peduli terhadap Planet Bumi”. Fotografi adalah medium bagi majalah National Geographic untuk menjalankan misinya tersebut. Mediumtersebut telah memiliki sejarah dan standar yang tinggi, menjadi tradisi. Foto-foto di majalah NG semuanya dibuat dengan alasan dan tujuan untuk menginspirasi kepedulian terhadap kelangsungan planet kita bersama, baik dalam skala kecil maupun besar. Sudut pandang mungkin saja personal (namun harus dilandasi oleh ilmu pengetahuan pula), sedangkan topiknya bukanlah topik personal. NG menceritakan tentang tempat, manusia atau satwa yang hidup di atasnya, bagaimana mereka hidup, bagaimana problematikanya, dan apa harapan akan kemungkinan solusinya. Teknis fotografi adalah pertimbangan, namun bukan tujuan utama. Membuat foto yang indah secara fotografis tidaklah berarti dalam konteks ini jikalau kita tidak memiliki alasan yang terkait dengan misi NG: kenapa kita membuat foto tersebut? Apa alasannya? Apa yang hendak kita kemukakan?
  • 48. Panduan mengenai komponen-komponen dasar sebuah photo essay di atas (atau apapun sebutan yang digunakan untuk menamainya) pada akhirnya hanyalah sebuaah alat, bukan tujuan utama. Foto-foto cerita yang digunakan dalam majalah National Geographic pada dasarnya adalah pengembangan dari komponen-komponen dasar tersebut. Suatu cerita di NG bisa disampaikan sampai 30 halaman, sehingga memberi ruang lebih luas dibanding sekadar 6-7 foto. Akan tetapi, ada pula cerita-cerita tertentu di majalah itu yang tidak merupakan sebuah photo story. Ada yang lebih merupakan ilustrasi-ilustrasi mengenai suatu hal atau fenomena yang terjadi di berbagai tempat atau negara. Apabila satu, dua, atau beberapa foto dalam rangkaian tersebut dihilangkan, sebenarnya tidak akan mengubah alur atau kohesivitas cerita. Kita hanya akan kehilangan ilustrasi mengenai kejadian atau fenomena serupa yang terjadi di tempat lain. Bagaimanapun, informasi dari berbagai tempat untuk sebuah cerita bertema global di NG tentulah penting. Kalau fotonya bagus dan informasinya kuat, tidak ada yang dibuang. Itulah mengapa situs FotoKita.Net mengusung moto “Indah Bermakna.”
  • 49. Sedikit banyak, mungkin ada benarnya dugaan bahwa umumnya pehobi fotografi di Indonesia belum terlalu banyak yang berminat ke arah foto cerita. Namun, dalam kontes FK Award 2011, tantangan dibuka lebar. Sebenarnya membuat foto-foto yang mengugah kepedulian orang terhadap dunia di mana kita hidup tidaklah sulit—sejauh kita berniat. Bahkan topik- topiknya pun bisa saja ditemukan di sekitar kita. Yang dibutuhkan adalah kepekaan dan story board yang disusun dalam kepala. Salah seorang fotografer kontributor NG, Ed Kashi, mengatakan bahwa dewasa ini tidaklah cukup lagi pergi ke tempat-tempat terpencil untuk membuat foto-fotonya. Yang akan menjadi pembeda adalah kemampuan seorang fotografer dalam menyusun cerita. Dalam FK Award 2011 yang bertema populasi, tema yang dapat digali sangatlah luas. Kita bicara mengenai populasi sekaligus dampak-dampaknya terhadap dunia di mana kita hidup. Bagaimana soal daya dukung lingkungan? Bagaimana soal ketersediaan dan keberlanjutan pangan? Bagaimana soal kebutuhan energi? Banyak lagi tema-tema besar lainnya yang terkait populasi. Belum lagi kalau tema-tema besar tersebut dibuat turunannya. Apa yang kita lihat di Indonesia? Di sekitar kita?
  • 50. Tema-tema terkait populasi dimuat di majalah NG sepanjang tahun 2011 dan dapat menjadi panduan mengikuti FK Award 2011 tema Photo Story, sepanjang kita berusaha menggalinya dalam konteks lokal. Pedoman dasar mengenai komponen-komponen yang membentuk photo essay di atas dapatlah gunakan dalam ajang ini. Namun yang lebih penting adalah, kita mau menyampaikan apa dengan photo story tersebut? Kurator Galeri Fotografi Jurnalistik Antara yang pertama, sekaligus salah satu juri FK Award 2011, Yudhi Soerjoatmojo, pada diskusi sebelum dimulainya kontes foto ini mengatakan, “Sebaiknya calon peserta jangan diberi terlalu banyak contoh foto, karena kemungkinan besar foto-foto seperti itulah yang akan dibuat.” Pada lomba periode pertama, foto-foto yang diunggah oleh peserta banyak sekali yang menggambarkan kerumunan manusia. Pada periode kedua dan selanjutnya sampai akhir tahun nanti, semoga kita akan melihat foto-foto cerita yang lebih bervariasi.
  • 51. Barangkali perlu juga disampaikan bahwa saat kita membuat foto tentang manusia, hendaknya kita dapat menghormati dan menjaga perasaan subyek foto kita tersebut. Mereka bukanlah obyek, sehingga barangkali kita dapat menghindari sikap atau tindakan eksploitatif secara berlebihan. Sekian dan Terima KasihMohon Maaf Atas Kekurangannyadan Selamat mengikuti FK Award 2011 kategori Photo Story Informasi Kegiatan: National Geographic Indonesia http://fotokita.net/event/fk-award Email : event@nationalgeographic.co.id FB: http://nationalgeographic.co.id/facebook Twitter: @fotokitanet & @NGIndonesia #frameFK