Analisis perusahaan yang mengalami merger dan akuisisi di indonesia (studi kasus)
1. Analisis Perusahaan yang Mengalami
Akuisisi dan Merger di Indonesia
Disusun oleh :
Ridha Nurrahma Putri
NIM : 115020200111114
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang
2012
2. DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 2
๏ต Kasus Merger yang Terjadi di Indonesia ........................................................................................ 2
๏ต Kasus Akuisisi yang Terjadi di Indonesia....................................................................................... 2
๏ต Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 4
๏ต Definisi Merger ............................................................................................................................... 4
๏ต Definisi Akuisisi.............................................................................................................................. 4
๏ต Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi .............................................................................. 5
๏ต Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi ........................................................................... 6
BAB III
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 8
BAB IV
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 10
1
3. BAB I
PENDAHULUAN
๏ต Kasus Merger yang Terjadi di Indonesia
Rencana merger Esia, produk CDMA PT. Bakrie Telecom Tbk. (BTEL) dan Flexi,
produk PT. Telkomsel, anak usaha PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) mengalami
kendala yaitu Flexi yang statusnya belum menjadi Perseroan Terbatas (PT). Saat ini telkom
sedang mempersiapkan langkah-langkah merger spin off atau pelepasan Telkom Flexi untuk
dijadikan sebuah perseroan terbatas.
Merger ini diharapkan menjadi solusi terbaik termasuk urusan frekuensi karena Esia
dan Flexi sama-sama mengusung teknologi CDMA. Saat ini, Telkom Flexi diketahui
memiliki 15 juta pelanggan sedangkan Esia memilki 10 juta pelanggan. Selain Esia, sudah
lebih dari satu operator yang mendekati Telkom untuk menjajaki pembelian Flexi.
Source : http://blogelytekonomi.blogspot.com/2009/06/merger-dan-akuisisi.html
Posted : 31 March by Ivan M Sibarani
๏ต Kasus Akuisisi yang Terjadi di Indonesia
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) resmi mengakuisisi PT. Bank Agroniaga Tbk.
Hal itu ditandai dengan penandatanganan Akta Akuisisi Saham PT. Bank Agroniaga Tbk.
antara BRI dengan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) di Jakarta. PT Bank Agroniaga
(Bank Agro) mengganti nama menjadi PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (BRI Agro).
Bank Agro yang khusus bergerak di bidang pertanian ini memang menjadi anak usaha PT
BRI Tbk (BRI). Selain itu, BRI Agro juga mengganti logonya.
Dengan ditandatanganinya akta akuisisi itu, maka terhitung sejak 3 Maret 2011 Bank
BRI resmi menjadi Pemegang Saham Pengendali pada PT Bank Agroniaga Tbk. BRI menjadi
pemilik 3.030.239.023 lembar saham atau 88,65 persen dan sisanya dikuasai oleh publik
termasuk Dapenbun. Saham Bank Agro dibeli dengan harga Rp109 per lembar saham atau
total nilai akuisisi adalah sebesar Rp330,3 miliar.
Sofyan Basir, Direktur Utama Bank BRI mengatakan, pengambilalihan Bank Agro
dapat menciptakan sinergi yang berujung pada peningkatan shareholders value. Bank Agro
2
4. pascaakuisisi diupayakan mampu menyediakan produk dan jasa perbankan pada seluruh
lapisan masyarakat dan pembiayaan harus difokuskan pada segmen Usaha Kecil dan
Menengah (UKM), khususnya sektor agrobisnis.
Head of Technical Analyst PT Batavia Prosperindo Securities Billy Budiman
menuturkan, aksi korporasi yang dilakukan BRI akan menguntungkan kedua belah pihak,
baik BRI maupun Bank Agro.
BRI akan diuntungkan karena penyaluran kredit mikronya makin terintegrasi.
โSementara untuk Bank Agro mereka mendapat induk yang berpengalaman dan membuat
bisnis mereka lebih baik,โ ungkapnya.
Source : http://economy.okezone.com/read/2011/03/04/278/431264/bri-resmi-akuisisi-bank-
agro by rakhmat baihaqi.
๏ต Rumusan Masalah
Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan perusahaan-perusahan di Indonesia
mengalami merger atau akuisisi? Dari contoh kasus di atas, apa yang menyebabakan
kedua perusahaan tersebut mengalami merger atau akuisisi?
3
5. BAB II
KAJIAN PUSTAKA
๏ต Definisi Merger
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang
me-merger mengambil/membeli semua aset dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan
begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang
di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau
saham di perusahaan yang baru. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Berdasarkan
hubungan usaha, serta ada atau tidaknya kesamaan sifat dari dua entitas usaha yang
melakukan merger, bentuk merger dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Merger horisontal : penggabungan dari dua unit usaha atau lebih yang memiliki
produk sejenis baik barang atau jasa. Hal ini untuk mengurangi persaingan industri,
memperkuat pangsa pasar, dan memperoleh efisiensi biaya operasional.
2. Merger vertikal : penggabungan antara dua unit usaha atau lebih yang mempunyai
keterkaitan supplier atau pelanggan. Ini dilakukan untuk lebih menjaga kontinuitas
produksi dan operasi perusahaan.
3. Merger kongenerik : penggabungan antara dua unit usaha atau lebih yang sejenis dan
melibatkan perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan tetapi bukan
merupakan produsen atau pelanggan dari sebuah produk yang sama.
4. Merger konglomerasi : penggabungan antara dua unit usaha atau lebih yang tidak
ada keterkaitan satu sama lain, sehingga model ini merupakan diversifikasi usaha
untuk mengurangi resiko.
๏ต Definisi Akuisisi
Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang berarti
pengambilalihan. Akuisisi adalah pengambilalihan (takeover) sebuah perusahaan dengan
membeli saham atau aset perusahaan tersebut, namun perusahaan yang dibeli tetap ada.
(Brealey, Myers, & Marcus, 1999,p.598).
Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 tentang penggabungan badan
usaha, definisi akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu
pengakuisisi memperoleh kendali atas aktiva netto dan operasi perusahan yang diakuisisi,
4
6. dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban atau dengan mengeluarkan
saham.
๏ต Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger
maupun akuisisi, yaitu :
a. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham,
maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak
memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan
akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi persaingan.
b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi. Tingkat
skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih
besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas
ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan
tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.
c. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal,
tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut
menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga
meningkatkan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan.
d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya
efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang seperti itu, dapat
menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau
sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat
melakukan bergabung dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan
kerugian pajak. Pada kasus ini, perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi
pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan
5
7. yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi
berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.
f. Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih
besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih mudah
diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
g. Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak
bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya
dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk
ditanggung oleh bidding firm yang berminat.
h. Motif non-ekonomi.
Aktivitas merger dan akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan ekonomi
saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non-ekonomi, seperti prestise dan ambisi.
Motif non-ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan.
๏ต Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi
Kelebihan Merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding
pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)
Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada
persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk
mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo,
2001, p.642)
Kelebihan Akuisisi
Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut :
a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham
sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat
menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
6
8. b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan
pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak
diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi
saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat
(hostile takeover).
d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas
suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi
pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan
Sudomo, 2001, p.643-644).
Kekurangan Akuisisi
Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :
a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan
tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan
menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar
akuisisi terjadi.
b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik
nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001,
p.643)
7
9. BAB III
PEMBAHASAN
Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin ketat.
Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan
agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang. Untuk itu, perusahaan perlu
mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa mempertahankan
eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya.
Perusahaan akan mengalami berbagai kondisi yaitu pertumbuhan dan berkembangnya
secara dinamis, berada pada kondisi statis dan mengalami proses kemunduran. Dalam rangka
tumbuh dan berkembang ini perusahaan bisa melakukan ekspansi bisnis dengan memilih
salah satu diantara dua jalur alternatif yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan, dan
pertumbuhan dari luar perusahaan.
Pertumbuhan internal adalah ekspansi yang dilakukan dengan membangun bisnis atau
unit bisnis baru dari awal. Jalur ini memerlukan berbagai tahap mulai dari riset pasar, desain
produk, perekrutan tenaga ahli, tes pasar, pengadaan dan pembangunan fasilitas
produksi/operasi sebelum perusahaan menjual produknya ke pasar. Sebaliknya pertumbuhan
eksternal dilakukan dengan membeli perusahaan yang sudah ada.
Merger dan akuisisi adalah strategi pertumbuhan eksternal dan merupakan jalur cepat
untuk mengakses pasar baru produk baru tanpa harus membangun dari awal. Terdapat
penghematan waktu yang sangat signifikan antara pertumbuhan internal dan eksternal melalui
merger dan akuisisi.
Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan pada
pertimbangan hukum, perpajakan, atau alasan lainnya. Di Indonesia didorong oleh semakin
besarnya pasar modal, transaksi merger dan akuisisi semakin banyak dilakukan. Di Indonesia
praktek akuisisi umumnya dilakukan oleh satu grup (internal acquition) khusus pada
perusahaan yang go publik.
Kasus penggabungan Esia dengan Flexi termasuk dalam merger horisontal, karena Esia
dan Flexi merupakan perusahaan yang memiliki teknologi sama yaitu CDMA. Hal ini
didorong oleh alokasi frekuensi di Indonesia yang masih banyak, jadi frekuensinya tidak
efisien. Dengan konsolidasi beberapa operator seluler digabung bisa menjadi lebih efisien.
8
10. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
(UUPT), merger harus diakukan oleh dua perseroan, yakni dalam kasus tersebut sebagai
pihak pertama adalah Esia dan pihak kedua adalah Telkom Flexi. Namun, dalam hal ini Flexi
bukanlah perseroan sehingga untuk dilakukan merger harus mengubah Telkom Flexi menjadi
perseroan terlebih dahulu.
Sedangkan kasus yang kedua, yaitu akuisisi antara Bank Agro dan Bank Rakyat
Indonesia (BRI) adalah akuisisi horisontal, karena keduanya merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang yang sama yaitu perbankan.
Alasan Pengambilalihan Saham
Alasan BRI
1) Pengambilalihan Bank Agro merupakan langkah awal strategi pertumbuhan secara non
organik untuk mengembangkan sektor agribisnis;
2) Terciptanya sinergi antara BRI dan Bank Agro yang akan memperkuat posisi Bank BRI
di segmen UMKM, khususnya di sektor agribisnis. Sehingga BRI akan membangun
sebuah bank komersial terkemuka yang fokus pada sektor pertanian.
Alasan Bank Agro
1) Langkah Bank Agro untuk meningkatkan kinerja dan permodalan sesuai dengan
kerangka arsitektur Perbankan Indonesia;
2) Bank Agro dapat mewujudkan visi dan misi secara lebih optimal melalui dukungan
permodalan, teknologi dan infrastruktur dari BRI;
3) Keberadaan BRI akan meningkatkan credit standing dan jangkauan pasar Bank Agro;
4) Terjadinya pola pembinaan dan pengembangan pekerja yang lebih baik sehingga dapat
meningkatkan kompetensi, keahlian dan profesionalisme terutama pengembangan
produk dan pelayanan perbankan di sektor agribisnis.
9
11. BAB IV
KESIMPULAN
Alasan utama perusahaan lebih melakukan merger dan akuisisi adalah sebagai strategi
utama perusahaan dalam pengembangan perusahaannya, karena dengan strategi tersebut
perusahaan tidak perlu memulai awal bisnis yang baru karena bisnis share perusahaan telah
terbentuk sebelumnya, sehingga tujuan perusahaan akan dapat dengan cepat terwujud. Selain
itu banyak keuntungan lain yaitu peningkatan SDM perusahaan, peningkatan kemampuan
dalam hal pemasaran, skill manajerial, riset, perpindahan atau transfer teknologi, dan adanya
efisiensi biaya produksi perusahaan.
Bagi pihak manajemen, keputusan akuisisi yang tepat, akan mampu meningkatkan
harga saham perusahaan juga akan memberikan kesejahteraan bagi pemegang saham. Atas
hal tersebut manajemen akan memperoleh insentif atau bonus atas keputusan akuisisi
tersebut. Hal tersebut dikarenakan manajer yang bertindak sebagai pengambil keputusan
dapat mempengaruhi perilaku dan kinerja perusahaan.
Dari studi kasus di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan di Indonesia
melakukan penggabungan baik melalui merger atau akuisisi adalah strategi pertumbuhan
eksternal yang bertujuan untuk meningkatkan sinergi perusahaan, memperluas pasar,
menaikkan harga saham, peningkatan kualitas SDM dan teknologi, serta mewujudkan visi
atau misi secara lebih optimal.
10