4. Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm
dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Kedua bagian tiroid
dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya menyerupai
huruf H atau dasi kupu-kupu.
Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir
tidak teraba, tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya
dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau
di samping jakun.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid.
Hormon Tiroid adalah hormon yang mengendalikan
kecepatan metabolisme tubuh.
5.
6. Hormon Tiroid terdapat dalam 2 bentuk :
a) Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan
oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki efek yang
ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
b) Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya
ke dalam bentuk aktif, yaitu tri-iodo-tironin (T3).
Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk
hormon aktif, sedangkan 20% sisanya dihasilkan
oleh kelenjar tiroid sendiri.
7. FUNGSI HORMON TIROID
Meningkatkan metabolisme sel dan
penggunaan oksigen, mendorong sintesa
protein dalam sel, pertumbuhan sel,
perkembangan otak / SSP distimulasi kerja
jantung dan sirkulasi darah, peristaltik
lambung dan usus diperkuat.
8. MEKANISME KERJA HORMON TIROID
Hormon tiroid masuk ke dalam sel, dan T3 berikatan dengan reseptor
di inti. T4 juga dapat berikatan, tetapi tidak terlalu erat. Terdapat 2
reseptor hormon tiroid, hTRα dan hTRβ. Selain itu, seperti dinyatakan
di atas, sebagian besar T4 dalam darah diubah menjadi T3, dan dalam
hal ini T4 adalah suatu prohormon untuk T3. Kompleks hormone
tiroid-reseptor kemudian berikatan dengan DNA dan meningkatkan
ekspresi gen-gen tertentu. mRNA yang terbentuk mencetuskan
pembentukan berbagai enzim yang mengubah fungsi sel. Riset
mengenai pengikatan membuktikan bahwa 2 kompleks T3 reseptor
berikatan dengan DNA atau satu kompleks T3-reseptor dan satu dari
sejumlah thyroid receptor auxiliary proteins (TRAPs) juga dapat
berikatan dengan elemen respons tiroid (tiroidresponse element, TRE)
dalam gen yang sesuai. TRAPs mencakup reseptor asam retinoat dan
reseptor-reseptor ini memperkuat pengikatan. Namun peran faali
mereka masih perlu ditentukan.
9. • Pada umumnya T3 bekerja lebih cepat dan
3-5 kali lebih kuat daripada T4. Hal ini
disebabkan karena hormon terikat kurang
erat dengan protein plasma tetapi lebih
erat dengan reseptor hormon tiroid.
10. • INDIKASI :
Hipertiroidisme
• KONTRAINDIKASI :
Hipersensisitif terhadap Propiltiourasil,
blocking replacement regimen tidak boleh
diberikan pada kehamilan dan masa
menyusui.
12. Zat-zat yang berkhasiat untuk menekan produksi
hormon tiroid. Khususnya digunakan pada keadaan
hiperfungsi kelenjar tersebut, yang sering kali
disertai dengan peningkatan sekresi tiroksin.
PENGERTIAN
14. MEKANISME KERJA ANTI TIROID
Antitiroid menghambat sintesis hormon
tiroid dengan jalan menghambat proses
pengikatan ion antitiroid juga menghambat
proses penggabungan dari gugus
yodotirosil untuk membentuk yodotironin.
Cara kerjanya dapat dijelaskan
dengan adanya hambatan terhadap enzim
peroksidase sehingga oksidasi ion yodida
dan gugus yodotirosil terganggu.
15. • INDIKASI :
Antitiroid digunakan untuk pengobatan
hipertiroidisme, baik untuk mengatasi gejala klinik
sambil menunggu remisi spontan, maupun sebagai
persiapan operasi. Selain itu, obat ini juga dapat di-
pakai dalam kombinasi dengan yodium
radioaktif,dengan tujuan mempercepat timbulnya
perbaikan klinis sementara menunggu efek terapi
yodium radioaktif.
Efek terapi biasanya baru tampak setelah masa laten
yang agak panjang, dari beberapa hari sampai 1-2
minggu.
• KONTRANDIKASI :
Hipersensitivitas
16. DAFTAR PUSTAKA
• Katzung, Bertram G. 2010. Farmakologi
dasar & klinik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
• FKUI. 2012. Farmakologi dan Terapi.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
• Neal, Michael J. 2006. At a Glance
Farmakologi Medis. Jakarta: Erlangga.