AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
Bab 2 Laporan Pembangkitan Sinyal Kontinyu
1. 8
LAPORAN PERCOBAAN 3
No. Percobaan : Modul 2
Judul : PEMBANGKITAN SINYAL KONTINYU
Nama Praktikan : Rais Usman Adzikri
Kelas / NIM : TK-3A / 3.33.16.0.19
Tanggal Percobaan : 27 Maret 2019
Pengampu : Sidiq Syamsul Hidayat., S.T., M.T.
Nilai :
Keterangan :
D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN ELEKTO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019
2. 9
I. No.Jobsheet Modul 2
II. JUDUL : Pembangkitan sinyal Kontinyu
III. TUJUAN
1. Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat membangkitkan
beberapa jenis sinyal waktu kontinyu dasar yang banyak digunakan dalam analisa
Sinyal dan Sistem.
2. Mahasiswa mengateahui manfaat program Matlab untuk pembangkitan sinyal kontinyu.
3. Mahasiswa mampu mengoperasikan Matlab dan memanfaatkannya sebagai perangkat
simulasi untuk praktikum Sinyal dan system
IV. DASAR TEORI
Secara umum, sinyal didefinisikan sebagai suatu besaran fisis yang merupakan
fungsi waktu, ruangan atau beberapa variabel. Menurut Stoneytiti, sinyal adalah
kuantitas terukur yang rentang waktunya atau spasial yang bervariasi. Sebuah sinyal
dapat dinyatakan sebagai fungsi dari waktu dan frekuensi.
Sinyal analog bekerja dengan mentransmisikan suara dan gambar dalam bentuk
gelombang kontinu (continous varying). Dua parameter/karakteristik terpenting yang
dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitudo dan frekuensi. Isyarat analog biasanya
dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk
semua bentuk isyarat analog. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis
fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus.
Dengan menggunakan sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapai
jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang pada sinyal
analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variabel dasar, yaitu
amplitudo, frekuensi dan phasa.
Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal
analog.
Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.
Phasa adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.
Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah signal menjadi
kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan biner), sehingga tidak mudah
3. 10
terpengaruh oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat, tetapi
transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang
relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang
mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada
sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk
sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (22),
berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh
kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah.
Sistem digital merupakan bentuk sampling dari sitem analog. digital pada
dasarnya di kodekan dalam bentuk biner atau Hexa. besarnya nilai suatu sistem digital
dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit (bandwidth). jumlah bit juga sangat mempengaruhi
nilai akurasi sistem digital.
Sinyal digital ini memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat
ditemukan pada teknologi analog yaitu :
Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat
membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
Penggunaan yang berulang – ulang terhadap informasi tidak
mempengaruhi kualitas dan kuantitas informsi itu sendiri.
Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam
berbagai bentuk
Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan
mengirimnya secara interaktif
4. 11
Sinyal Kontinyu
sinyal waktu-kontinyu atau sinyal analog: ketika memiliki nilai real pada
keseluruhan rentang waktu t yang ditempatinya. didefinisikan dengan persamaan
matematis :
ContohSinyal WaktuKontiyu:
1. Fungsi Step
2. Fungsi Ramp
3. Impulse
4. Sinyal Periodik
1. Fungsi Step
2. Fungsi Ramp
6. 13
V. ALAT DAN BAHAN
1 (satu) buah PC lengkap sound card dan OS Windows dan perangkat lunak
Matlab
1 (satu) flash disk dengan kapasitas yang cukup
VI. LANGKAH PERCOBAAN
6.1 Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu Sinusoida
mencoba membangkitkan sinyal sinusoida untuk itu coba anda buat program
seperti berikut:
Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=sin(2*pi*t*5);
plot(t,s1)
Sinyal yang terbangkit adalah sebuah sinus dengan amplitudo Amp = 1,
frekuensi f = 5Hz dan fase awal _ = 0. Diharapkan anda sudah memahami tiga
parameter dasar pada sinyal sinus ini. Untuk lebih memahami coba lanjutkan
dengan langkah berikut :
1. Lakukan perubahan pada nilai s1:
s1=sin(2*pi*t*10);
Dan perhatikan apa yang terjadi, kemudian ulangi untuk mengganti angka 10
dengan 15, dan 20.Perhatikan apa yang terjadi, plot hasil percobaan anda.
2. Coba anda edit kembali program anda sehingga bentuknya persis seperti
pada langkah1, kemudian lanjutkan dengan melakukan perubahan pada
nilai amplitudo, sehingga bentuk perintah pada s1 menjadi:
s1=5*sin(2*pi*t*5);
7. 14
Coba perhatikan apa yang terjadi? Lanjutkan dengan merubah nilai
amplitudo menjadi 10, 15 dan 20. Apa pengaruh perubahan amplitudo
pada bentuk sinyal sinus?
3. Kembalikan program anda sehingga menjadi seperti pada langkah
pertama. Sekarang coba anda lakukan sedikit perubahan sehingga
perintah pada s1 menjadi:
s1=2*sin(2*pi*t*5 + pi/2);
Coba anda perhatikan, apa yang terjadi? Apa yang baru saja anda
lakukan adalah merubah nilaifase awal sebuah sinyal dalam hal ini nilai _ =
_/ 2 = 90o. Sekarang lanjutkan langkah anda dengan merubah nilai fase awal
menjadi 45o, 120o, 180o, dan 270o. Amati bentuk sinyal sinus terbangkit,
dan catat hasilnya. Plot semua gambar dalam satu figure dengan perintah
subplot.
6.2 Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu Persegi
1. Disini akan kita bangkitkan sebuah sinyal persegi dengan karakteristik
frekuensi dan amplitudo yang sama dengan sinyal sinus. Untuk
melakukannya ikuti langkah berikut ini : Buat sebuah m file baru kemudian
buat program seperti berikut ini.
Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=SQUARE(2*pi*5*t);
plot(t,s1,'linewidth',2)
axis([0 1 -1.2 1.2])
8. 15
2. Coba anda lakukan satu perubahan dalam hal ini nilai frekuensinya
anda rubah menjadi 10 Hz, 15Hz, dan 20 Hz. Apa yang anda
dapatkan? Plot semua gambar dalam satu figure dengan perintah
subplot.
3. Kembalikan bentuk program menjadi seperti pada langkah pertama,
Sekarang coba anda rubah nilai fase awal menjadi menjadi 45o,
120o, 180o, dan 225o. Amati dan catat apa yang terjadi dengan
sinyal persegi hasil pembangkitan. Plot semua gambar dalam satu
figure dengan perintah subplot.
6.3 Pembangkitan Sinyal Dengan memanfaatkan file *.wav
Kita mulai bermain dengan file *.wav. Dalam hal ini kita lakukan
pemanggilan sinyal audio yang ada dalam hardisk kita. Langkah yang
kita lakukan adalah seperti berikut :
1. Anda buat m file baru, kemudian buat program seperti berikut :
y1=wavread('namafile.wav');
Fs=10000;
wavplay(y1,Fs,'async') % Memainkan audio sinyal asli
2. Cobalah untuk menampilkan file audio yang telah anda panggil
dalam bentuk grafik sebagai fungsi waktu. Perhatikan bentuk
tampilan yang anda lihat. Apa yang anda catat dari hasil yang telah
anda dapatkan tsb?
9. 16
6.4 Pembangkitan Sinyal Kontinyu Fungsi Ramp
Sebagai langkah awal kita mulai dengan membangkitkan sebuah fungsi
ramp. Sesuai dengan namanya, fungsi ramp berarti adalah tanjakan seperti
yang telah ditulis pada persamaan (3). Untuk itu anda ikuti langkah berikut ini.
Buat program baru dan anda ketikkan perintah seperti berikut :
Gambar 6 Pembangkita SInyal Kontinyu Fungsi Ramp
VII. Hasil Praktikum
Hasil Gambar 6.1 Sinyal kontinyu sinusioda dengan frekuensi 5 Hz
10. 17
Hasil Gambar 6.2 Sinyal kontinyu sinusioda dengan frekuensi 10 Hz
Hasil Gambar 6.3 Sinyal kontinyu sinusioda dengan frekuensi 15 Hz
11. 18
Hasil Gambar 6.4 Sinyal kontinyu sinusioda dengan frekuensi 20 Hz
Hasil Gambar 6.5 Sinyal kontinyu sinusioda dengan frekuensi 17 Hz
12. 19
Hasil Gambar 6.6 Sinyal kontinyu sinusioda dengan
frekuensi 5 Hz dan amplitudo 5 Hz
Hasil Gambar 6.7 Sinyal kontinyu
sinusioda dengan frekuensi 10 Hz dan amplitudo 5 Hz
13. 20
Hasil Gambar 6.8 Sinyal kontinyu
sinusioda dengan frekuensi 15 Hz dan amplitudo 5 Hz
Hasil Gambar 6.9 Sinyal kontinyu
sinusioda dengan frekuensi 20 Hz dan amplitudo 5 Hz
14. 21
Hasil Gambar 6.10 Sinyal kontinyu
sinusioda dengan frekuensi 17 Hz dan amplitudo 5 Hz
Hasil Gambar 6.11 Sinyal kontinyu
sinusioda menggunakan subplot
15. 22
Hasil Gambar 6.12 Sinyal kontinyu
persegi dengan frekuensi 5 Hz
Hasil Gambar 6.13 Sinyal kontinyu
persegi dengan frekuensi 5,10,15,20 Hz dalam satu figure
16. 23
Hasil Gambar 6.14 Sinyal kontinyu
sinusioda dengan frekuensi 5,10,15,20 Hz dalam satu figure
Hasil Gambar 6.15 Sinyal kontinyu
persegi dengan fase 45°,120°,180°,dan 225°dalam satu figure menggunakan subplot
17. 24
Hasil Gambar 6.16 Pemanggilan sinyal audio .wav
Hasil Gambar 6.17 Pembangkitan fungsi ramp
18. 25
Hasil Gambar 6.18 Pembangkitan sinyal ramp
VIII. Tugas
1. Jawablah setiap pertanyaan yang ada pada setiap langkah percobaan
tersebut diatas.
2. Buatlah program untuk menggambarkan “fungsi unit step” dalam m-file
(beri nama tugas_1.m).
3. Anda buat pembangkitan sinyal eksponensial dengan suatu kondisi
frekuensi realnya adalah nol, dan satu progam lain dimana frekuensi
imajinernya nol.
4. Buat pembangkitan sinyal impuls dengan suatu kondisi sinyal terbangkit
bukan pada waktu t = 0. Dalam hal ini anda bisa membangkitkan pada
waktu t =1 atau 2, atau yang lainnya.
IX. Jawab
1.
23. 30
X. Analisa
Matlab sebagai bahasa pemrograman level tinggi yang dikhususkan untuk
kebutuhan komputasi teknis, visualisasi dan pemrograman seperti komputasi
matematik, analisis data, pengembangan algoritma, simulasi dan pemodelan dan
grafik-grafik perhitungan. Dalam lingkungan teknik, Matlab sebagai perangkat
standar untuk memperkenalkan dan mengembangkan penyajian materi
matematika, rekayasa dan keilmuan.
Maka dalam percobaan ini ,dilakukan untuk mencoba mengetahui naskah
dengan menghasilkan hasil kerja mathlab. Dengan hal tersebut , terdapat beberapa
melakukan suatu percobaan diantara lain :
1. Pada Hasil Gambar 6.1 sampai 6.10 merupakan gambar sinyal sinusiodal yang
dapat contoh salah satu dijelaskan yakni pada hasil gambar 6.1. Dengan hal
tersebut, nilai frekuensi sebesar 5 Hz, amplitudo = 1, dan fase awal = 0. Maka
periode dari satu gelombang diperoleh dari keterbalikan dari fungsi waktu
dengan memperoleh nilai 0,2. Hal tersebut dapat diartikan bahwa dalam satu
gelombang dimiliki suatu periode selama 0,2 detik. Untuk selang waktu 1
detik,maka gelombang yang dihasilkan sebesar 5 gelombang. Maka dengan
hal ini, dengan nilai frekuensi yang diberikan makin membesar akan
memengaruhi periode waktu dengan jumlah banyak suatu gelombang dalam
selang waktu kerja tertentu.
Maka dengan hal tersebut , dilakukan mencoba perhitungan yang lain dengan
penggantian nilai frekuensi seperti Hasil Gambar 6.6 sampai 6.9 yaitu sebesar
10 Hz, 15 Hz dan 20 Hz sementara nilai dari amplitudo, selang waktu dan
fase tetap (tidak diubah). Maka akan semakin besar nilai frekuensi yang
diberikan, maka sinyal keluaran akan semakin rapat.
24. 31
2. Pada Hasil Gambar 6.12 yang dapat diambil suatu persamaan, nilai frekuensi
5 Hz dengan amplitudo 1 detik dan berfase awal sebesar 0° yang memiliki
bentuk keluaran gelombang berupa gelombang kotak. Pada axis([xmin xmax
ymin y max]) ini digunakan untuk menetapkan suatu batasan terhadap sumbu
x dan y. Maka pada persamaan tersebut, nilai xmin=0, ymin=-1.2 dan
ymax=1.2.
Untuk menentukan perbedaan, dilakukan penggantian nilai frekuensi yakni
10,15,20 Hz seperti pada Hasil Gambar 6.13 ini memiliki nilai amplitudo 1
dengan nilai fase 0. Dapat diartikan bahwa semakin nilai frekuensi yang
diberikan akan memengaruhi kerapatan keluaran sinyal yang semakin rapat.
Dengan hal yang lain, pada fungsi 'linewidth'yang merupakan fungsi
pengatur ketebalan garis dengan diberikan nilai apabila semakin besar angka
yang digunakan, maka garis akan semakin tebal
3. Pada Hasil Gambar 6.16, merupakan persamaan dalam memanggil file audio
berbentuk format .wav. Maka dalam persamaan tersebut, pada fungsi wavread
ini menentukan untuk membacakan atau memanggil objek file audio pada
direktori yang dituju. Dalam menentukan suatu perintah untuk
membunyikannya dengan menggunakan elemen wavplay. Maka dapat
digambarkan suatu paramater grafik frekuensi dapat dilihat dengan
menggunakan perintah elemen plot
4. Pada Hasil Gambar 6.19 ini merupakan contoh bentuk pembangkitan sinyal
ramp yang sederhana dengan menunjukkan selang waktu yang diberikan,
yang mana pada nilai s ini merupakan kemiringan dari sinyal tersebut.
XI. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sinyal
kontinu ini menggunakan bilangan riil sebagaimana mesti sinyal diskrit
menggunakan bilangan bulat. Dikarenakan menggunakan bilangan riil, maka bisa
25. 32
mendapatkan nilai sinyal yang bekerja. Hal ini tentu akan membedakan dengan
sinyal diskrit. Maka pada sinyal tersebut, dapa menentukan bahwa pada
percobaan ini apabila semakin besar nilai frekuensi yang dipakai akan
memengaruhi kerapatan sinyal yang dikerjakan. Dengan semakin tinggi frekuensi
maka sinyal akan semakin rapat.
Oleh karena itu, sinyal waktu kontinyu ini memiliki gelombang keluaran
yang dapat bergeser sesuai fase yang diberikan dengan memiliki bentuk-bentuk
dasar yang tersusun dari fungsi dasar sinyal seperti fungsi
step,ramp,periodik,eksponensial dan sinyal impuls.