SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
Download to read offline
SUPERVISI
(POKOK BAHASAN: PEMANTAUAN DAN PENILAIAN)
MONITORING DAN EVALUASI
(PEMANTAUAN DAN PENILAIAN)
SUPERVISIMONEV
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan materi ini peserta mampu melakukan
melakukan supervisi dan monitoring evaluasi program P2 kusta
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menyelesaikan materi ini, peserta akan dapat:
1. Melakukan Supervisi
• Menjelaskankan pengertian supervisi (bimbingan teknis)
• Menjelaskan tujuan supervisi
• Menjelaskan gaya supervisi
• Menjelaskan tingkatan supervisi
• Menjelaskan tahapan supervisi
2. Melakukan monitoring dan evaluasi
• Monitoring
• Evaluasi
Suatu cara untuk menilai penampilan kerja (performance) petugas
melalui penilaian pekerjaan mereka baik secara langsung maupun
tidak langsung.
1.Pengertian Supervisi
TUJUAN SUPERVISI
MOTIVASI
Bagi petugas
MENGETAHUI KESULITAN
KESULITAN YANG DIHADAPI
PERBAIKAN
KINERJA PETUGAS
MOTIVASI
KESULITAN PERBAIKAN
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja.
Ada 4 faktor utama yang menentukan kinerja petugas yaitu:
SASARAN
yang sesuai
SASARAN
GAYA SUPERVISI
SUPERVISI OTOKRATIS SUPERVISI ANARKIS SUPERVISI DEMOKRATIS
Supervisor otokratis berkata :
“Lakukan sesuai apa yang saya
katakan”
tipe supervisor ini adalah orang
yang selalu mencoba segalanya,
mengetahui segalanya, berada di
mana saja dan tidak bisa
mewakilkan tanggung jawab.
Supervisor demokratis
mengatakan “Mari kita sepakati
dulu apa yang akan kita
kerjakan” serta senantiasa
mencari keseimbangan antara
kebutuhan petugas, program
dan orang-orang yang dilayani.
Supervisi Anarkis ungkapan
“Lakukan sesukamu”.
Supervisor mempercayai
bawahannya secara penuh.
SUPERVISI OTOKRASI
Tipe seperti ini dapat menimbulkan
hilangnya keefektivan & efisiensi saat
ditinggalkan oleh supervisor dan
menimbulkan kesulitan psikologis
alami dalam bentuk ketakutan,
keengganan, kurangnya rasa percaya
diri atau perasaan yang tidak aman.
Baiknya pada Kondisi :
 Tugas yang membutuhkan koordinasi dan
kekonsistenan, terutama jika dalam satu program
dipekerjakan banyak petugas.
 Tugas-tugas yang membutuhkan aksi segera, seperti
keadaan kedaruratan (epidemi, wabah, dsb).
 Petugas yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang terbatas.
 Petugas yang tidak dapat dipercaya atau tidak dapat
diandalkan.
model otokratis hanya bisa berjalan bila supervisi dilakukan dengan ketat
SUPERVISI ANARKIS
pada kasus ekstrim
berkonsekuensi minimnya
koordinasi kegiatan hingga
tugas-tugas bisa
terlantarkan.
model otokratis hanya bisa berjalan bila supervisi dilakukan dengan ketat
SUPERVISI DEMOKRATIS
Tipe supervisi demokratis sesuai untuk :
 Pekerjaan yang membutuhkan kreativitas, misalnya riset
 Orang-orang yang kompeten dan memiliki pengalaman
 Orang-orang yang dikenal dapat diandalkan
 Orang-orang yang bersedia menerima tanggung jawab dan
bisa mengambil keputusan.
Tidak selalu berarti bahwa gaya demokratis merupakan cara yang terbaik
TINGKATAN SUPERVISI
KABUPATEN/
KOTA
PROVINSI
PUSAT
Ke
Puskesmas -
Puskesmas
Ke
Kabupaten
/Kota.
Ke
Provinsi
1. DAFTAR URAIAN TUGAS.
Observasi/mengamati petugas, Interview
dengan petugas, Pemeriksaan pasien.
Interview dengan pasien/anggota
masyarakat, Melihat dokumentasi,
pencatatan/pelaporan, Periksa
persediaan Obat dan logistik lainnya:
(jumlah, tanggal kadaluarsa).
2. METODE SUPERVISI
TAHAPAN SUPERVISI
TAHAPAN PERSIAPAN
3. DAFTAR TILIK SUPERVISI
4. JADWAL SUPERVISI
5. FORMAT TERKAIT HASIL
OBSERVASI DAN REKOMENDASI
TAHAPAN SUPERVISI
SUPERVISI YANG
EFISIEN
terkait kelebihan dan
kekurangan petugas
OBSERVASI DAN
ANALISA
dalam hal menemukan
solusi
MEMFASILITASI
DOKUMENTASI
TAHAPAN PELAKSANAAN
ASPEK
INPUT
ASPEK
PROSES
APSEK
OUTPUT
Semua Kegiatan harus
dimonitor & dievaluasi
MONEV
MELIHAT SAAT PELAKSANAAN
KEGIATAN
MONITORING01
MELIHAT HASIL PELAKSANAAN
PROGRAM SECARA PRIODIK
DENGAN INTERVAL WAKTU
TERTENTU
EVALUASI02
MONITORING
MONITORING
 salah satu kegiatan manajemen yang
bertujuan mengidentifikasi & memecahkan
masalah program segera setelah diketahui
adanya masalah.
 suatu cara untuk melihat penampilan
program, apakah semua kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
MONITORING
MONITORING
 Dilakukan secara langsung, yaitu melalui
kontak langsung dengan petugas
 Dilakukan secara tidak langsung melalui
laporan yang ada
 Memantau tentang penampilan program
 Memantau informasi tentang penampilan petugas
O K U S
M O N I T O R I N GF
PERENCANAAN MONITORING:
Penetapan kegiatan APA yang dimonitor & BAGAIMANA CARA
memonitornya.
FOKUS pada KEGIATAN UTAMA PROGRAM
namun Aspek yang berbeda dari setiap kegiatan dapat dimonitor
Penampilan Kerja
KUALITAS
Output dan Outcome
(dampak)
KUANTITAS
Dalam Menyelesaikan Kegiatan
KETEPATAN WAKTU
Dari beberapa kegiatan yang telah direncanakan dapat membuat
PRIORITAS KEGIATAN yang perlu dimonitor.
Pencapaian target dan tujuan pada waktu tertentu &
Diperlukan penetapan definisi pengukuran
(Indikator epidemiologi dan operasional) yang jelas
PROSES PENILAIAN
01 02 03 04JUMLAH PROPORSI RATIO RATE
EVALUASI
(proses penilaian)
Indikator yang dinilai:
Sederhana
Simpel
Dapat dicapai
Achievable
Ketepatan Waktu
Timebond
Mudah diukur
Measurable
Dapat dipercaya
Reliable
SIMPEL ACHIEVABLE TIMEBOND
MEASURABLE RELIABLE
INDIKATOR YANG BAIK
(disetiap jenjang administrasi biasanya dipergunakan indikator yang berbeda)
KEGUNAAN INDIKATOR PROGRAM
01
05
PENEMUAN
BARU
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
.
Indikator program kusta merupakan alat ukur kinerja dan kemajuan program serta untuk
mempermudah analisis data
I. INDIKATOR UTAMA : indikator yang mengukur secara Global dan Nasional
keberhasilan dari pencapaian program terkait tujuan dan sasaran
strategispada RPJMN yang digunakan untuk perbaikan dan peningkatan
program
II. INDIKATOR PENDUKUNG : Indikator bertujuan untuk mendukung
pencapaian indikator utama
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
INDIKATOR UTAMA
1. Prevalence Rate
2. Case Detection Rate
3. Tidak adanya kebijakan yang memperbolehkan adanya diskriminasi
terhadap OYPMK dan keluarganya
4. Angka cacat tingkat 2
5. Proporsi penderita kusta baru tanpa cacat
6. Proporsi penderita kusta baru pada anak
7. Jumlah penderita kusta baru pada anak(15 th) dgan cacat tk 2
8. Proporsi perempuan di antara penderita kusta baru
9. Proporsi penderita kusta MB diantara penderita baru
10. Proporsi kontak penderita kusta yang diperiksa
11. Angka kesembuhan (RFT)
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
INDIKATOR PENUNJANG
1. Proporsi penderita kusta baru dg cacat tk 2
2. Proporsi penderita defaulter
3. Proporsi penderita kambuh atau relapse
4. Proporsi penderita impor diantara penderita baru kusta
5. Jumlah penderita kusta yang mengalami rekasi berat berulang
6. Jumlah penderita kusta yg mengalami reaksi ENL setelah RFT
7. Proporsi penderita kusta baru yg diperiksa fungsi saraf selama pengobtan
8. Proporsi penderita kusta yg dievaluasi nilai kecacatan pada awal dan akhir pengobatan
9. Proporsi penderita kusta yg bertambah kecacatannya selama pengobatan
10.Proporsi penderita kusta baru yg didiagnosis dg benar
11.Proporsi penderita kusta dan OYPMK yg mendapatkan informasi perawatan diri
12.Proporsi penderita kusta resisten obat kusta MDT dianata penderita kusta relaps
13.Proporsi cakupan pemberian obat rifampisin pada kemoprofilaksis dengan pendekatan
blanket
14.Proporsi cakupan pemberian obat rifampisin pada kemoprofilaksis dengan pendekatan
partisipasi masyarakat
15.Proporsi cakupan pemberian obat rifampisin pada kemoprofilaksis dengan pendekatan kontak
16.Rerata jumlah kontak yang menerima kemoprofilaksis kusta untuk setiap penderita kusta
indeks (khusus metode partisipasi masyarakat dan kontak)
17.Proporsi kontak yg mendapat kemoprofilaksis kusta menjadi penderita kusta baru
KEGUNAAN INDIKATOR PROGRAM
01
KUALITAS
PELAYANAN
03
JUMLAH
KEBUTUHAN
05
PENEMUAN
BARU
04
PREVALANSI
02
ANGKA
KESEMBUHAN
Untuk menetapkan besarnya masalah
dan transmisi yang sedang
berlangsung. Selain itu juga
dipergunakan untuk menghitung
jumlah kebutuhan obat serta
menunjukkan aktifitas program.
Angka kesembuhan
Angka ini sangat
penting dalam penilaian
kualitas tatalaksana
penderita dan kepatuhan
penderita dalam minum
obat.
Prevalensi dan angka prevalensi
Angka ini menunjukkan besarnya
masalah di suatu daerah,
menentukan beban kerja dan
sebagai alat evaluasi.
Jumlah penemuan
penderita baru dan
angka penemuan
penderita
.
Untuk menilai kualitas pelayanan program
(MDT) untuk pasien kusta. Sesuai dengan
kualitas pelayanan pengobatan, maka rasio
P/D dapat bernilai < 1 atau > 1
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
(INDIKATOR UTAMA)
Jumlah penderita terdaftar pada suatu saat tertentu
--------------------------------------------------- X 10.000
Jumlah penduduk pada tahun yang sama
1. Prevalence Rate:
Merupakan jumlah Penderita Kusta PB dan MB terdaftar atau yang
mendapatkan pengobatan pada saat tertentu per 10.000 penduduk.
Angka ini menunjukkan besarnya masalah di suatu daerah,
menentukan beban kerja, dan sebagai alat evaluasi. Target nasional
program Penanggulangan Kusta adalah angka Penderita Kusta
terdaftar < 1 per 10.000 penduduk.
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
Case Detection Rate
Jumlah kasus yang baru ditemukan pada periode 1 tahun
--------------------------------------------------------- X 100.000
Jumlah penduduk pada tahun yang sama.
2. (Case Detection Rate = CDR) . Angka Penemuan Penderita Kusta Baru,
Adalah jumlah Penderita Kusta yang baru ditemukan pada periode 1 (satu) tahun per
100.000 penduduk, dengan target program CDR <5 per 100.000 penduduk. Merupakan
indikator yang bermanfaat dalammenetapkan besarnya masalah dan transmisi yang sedang
berlangsung. Selain itu, juga dipergunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan obat serta
menunjukkan aktivitas program.
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
3. Tidak Ada Kebijakan yang Memperbolehkan Adanya Diskriminasi
Terhadap OYPMK dan Keluarganya:
Indikator ini menunjukkan ada tidaknya diskriminasi dalam
masyarakat dengan melihat kesenjangan akses atau kesempatan bagi
OYPMK mendapatkan pelayanan kesehatan. Indikator tersebut dinilai
dengan melihat ada tidaknya kebijakan, peraturan perundang-
undangan, atau produk hukum lainnya yang menimbulkan
diskriminasi terhadap OYPMK dan keluarganya.
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
4. Angka cacat tingkat 2 (Grade 2 Disability Rate)
Adalah angka Penderita Kusta baru yang telah mengalami cacat
tingkat 2 per 1.000.000 penduduk. Angka ini merefleksikan perubahan dalam deteksi Penderita
Kusta baru dengan penekanan pada penemuan Penderita Kusta secara dini. Target yang
ditetapkan untuk indikator tersebut adalah < 1 per 1.000.000 penduduk.
Case Detection Rate
Jumlah kasus kusta baru dengan cacat tk 2
dlm periode 1 tahun
-------------------------------------------------------- X 1000.000
Jumlah penduduk
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
5. Proporsi Penderita Kusta Baru Tanpa Cacat
Jumlah Penderita Kusta baru tanpa cacat (cacat tingkat 0) di antara
total Penderita Kusta baru yang ditemukan di suatu wilayah dalam
periode waktu satu tahun. Indikator tersebut merefleksikan upaya
penemuan Penderita Kusta secara dini.
Jumlah kasus kusta baru tanpa cacat yang ditemukan
(cacat tk 0)
-------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode 1 tahun
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
6. Proporsi Penderita Kusta Baru Pada Anak
Merupakan proporsi Penderita Kusta baru pada anak usia <15 tahun,
dengan target <5%. Indikator tersebut dapat digunakan untuk
melihat keadaan penularan saat ini dan memperkirakan kebutuhan
obat.
Jumlah kasus kusta baru anak (, 15 tahun) yang ditemukan dalam
periode 1 tahun
-------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode yang sama
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
7. Jumlah Penderita Kusta Baru Pada Anak dengan Cacat Tingkat 2
Merupakan jumlah Penderita Kusta baru pada anak (< 15 tahun) yang mengalami cacat tingkat
2. Indikator tersebut mengindikasikan kualitas penemuan Penderita Kusta, kualitas pelayanan
Kusta, serta merefleksikan kesadaran komunitas. Adanya Penderita Kusta baru pada anak
dengan cacat tingkat 2 mengindikasikan keterlambatan penemuan Penderita Kusta dan
transmisi infeksi yang masih berlangsung di masyarakat. Target yang diharapkan adalah tidak
ada Penderita Kusta baru pada anak dengan cacat tingkat 2 pada tahun 2020.
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
8. Proporsi Perempuan di antara Penderita Kusta Baru
Merupakan jumlah Penderita Kusta perempuan di antara Penderita Kusta Kusta baru
yang ditemukan pada periode 1 (satu) tahun. Indikator tersebut menggambarkan akses
pelayanan kesehatan terhadap perempuan di antara Penderita Kusta baru.
Jumlah kasus kusta baru perempuan dalam periode 1 tahun
-------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode yang sama
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
9. Proporsi Penderita Kusta MB di antara Penderita Baru
Jumlah Penderita Kusta MB yang ditemukan di antara Penderita Kusta baru pada
periode 1 (satu) tahun. Angka tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan sumber
penyebaran infeksi dan untuk menghitung kebutuhan obat.
Jumlah kasus kusta baru MB yang ditemukan dalam periode 1 tahun
-------------------------------------------------------- X 100%
Jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode yang sama
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
10. Proporsi Kontak Penderita Kusta yang Diperiksa
Merupakan proporsi kontak dari penderita indeks yang diperiksa di antara kontak yang
terdaftar (kontak termasuk di antaranya kontak serumah dan kontak sosial). Indikator
tersebut mengindikasikan intensitas upaya penemuan Penderita Kusta dan kualitas
penemuan Penderita Kusta. Target yang ditentukan adalah 85% kontak Penderita Kusta
diperiksa.
Jumlah kontak kasus kusta baru yang diperiksa
-------------------------------------------------------- X 100%
Total Jumlah kontak kasus yang terdaftar
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
Jumlah kasus baru PB dari periode kohort 1 tahun yang sama yang menyelesaikan pengobatan tepat
waktu (6 dosis dalam 6-9 bulan) dinyatakan dalam persentase.
Jumlah kasus baru PB yang menyelesaikan 6 dosis dalam 6 – 9 bulan)
------------------------------------------------------------ X 100 %
Jumlah seluruh kasus baru PB yang memulai MDT pada periode kohort tahun
yang sama
11. Angka Kesembuhan atau Release From Treatment (RFT) Rate
Angka ini sangat penting dalam menilai kualitas tata laksana penderita dan kepatuhan Penderita Kusta
dalam minum obat. a. RFT Rate MB Jumlah Penderita Kusta baru MB dari periode kohort 1 (satu)
tahun yang sama yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu (12 dosis dalam 12-18 bulan)
dinyatakan dalam persentase.
Jumlah kasus baru MB yang menyelesaikan 12 dosis dalam 12 - 18 bulan
--------------------------------------------------------------- X 100 %
Jumlah seluruh kasus baru MB yang memulai MDT periode kohort tahun yang
sama
INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA
INDIKATOR PENUNJANG
1. Proporsi penderita kusta baru dg cacat tk 2
2. Proporsi penderita defaulter
3. Proporsi penderita kambuh atau relapse
4. Proporsi penderita impor diantara penderita baru kusta
5. Jumlah penderita kusta yang mengalami rekasi berat
6. Jumlah penderita kusta yang mengalami rekasi berat berulang
7. Jumlah penderita kusta yg mengalami reaksi ENL setelah RFT
8. Proporsi penderita kusta baru yg diperiksa fungsi saraf selama pengobatan
9. Proporsi penderita kusta yg dievaluasi nilai kecacatan pada awal dan akhir pengobatan
10.Proporsi penderita kusta yg bertambah kecacatannya selama pengobatan
11.Proporsi penderita kusta baru yg didiagnosis dg benar
12.Proporsi penderita kusta dan OYPMK yg mendapatkan informasi perawatan diri
13.Proporsi penderita kusta resisten obat kusta MDT dianata penderita kusta relaps
14.Proporsi cakupan pemberian obat rifampisin pada kemoprofilaksis dengan pendekatan
blanket
15.Proporsi cakupan pemberian obat rifampisin pada kemoprofilaksis dengan pendekatan
partisipasi masyarakat
16.Proporsi cakupan pemberian obat rifampisin pada kemoprofilaksis dengan pendekatan
kontak
17.Rerata jumlah kontak yang menerima kemoprofilaksis kusta untuk setiap penderita kusta
indeks (khusus metode partisipasi masyarakat dan kontak)
18.Proporsi kontak yg mendapat kemoprofilaksis kusta menjadi penderita kusta baru
Jumlah kasus kusta baru dengan cacat tingkat 2 dalam periode 1tahun
----------------------------------------------------------------------------------------------X 100%
Jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode yang sama
1. Proporsi Penderita Kusta Baru dengan Cacat Tingkat 2
Adalah jumlah Penderita Kusta cacat tingkat 2 yang ditemukan di antara Penderita Kusta
baru pada periode 1 (satu) tahun. Angka ini bermanfaat untuk menunjukkan
keterlambatan antara kejadian penyakit dan penegakkan diagnosa (keterlambatan
Penderita Kusta mencari pengobatan atau keterlambatan petugas dalam penemuan
Penderita Kusta). Target proporsi Penderita Kusta baru dengan cacat tingkat 2 adalah <
5%.
Jumlah kasus PB atau MB yang tidak menyelesaikan pengobatan
tepat waktu
----------------------------------------------------------------------------------------------X 100%
Jumlah kasus baru PB atau MB yang mendapat pengobatan pada periode
kohort tahun yang sama
2. Proposi Penderita Defaulter
Jumlah Penderita Kusta yang tidak menyelesaikan pengobatan tepat waktu (PB tidak
mengambil obat lebih dari 3 bulan, MB tidak mengambil obat lebih dari 6 bulan) di antara
Penderita Kusta baru yang mendapat pengobatan pada periode 1 (satu) tahun. Indikator ini
bermanfaat untuk melihat kualitas kegiatan pembinaan pengobatan/keteraturan berobat.
Jumlah kasus relaps
---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100%
Jumlah kasus terdaftar dalam periode yang sama
3. Proporsi Penderita Kambuh atau Relaps
Merupakan jumlah Penderita Kusta kambuh atau relaps yang ditemukan. Indikator ini
digunakan untuk melihat efektivitas pengobatan MDT. Peningkatan jumlah Penderita Kusta
relaps yang ditemukan di suatu wilayah dapat mengindikasikan peningkatan kualitas
pelaporan ataupun adanya resistensi obat.
Jumlah kasus kusta baru impor dalam periode 1 tahun
---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100%
Jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode yang sama
4. Proporsi penderita impor (foreign born) di antara penderita baru Kusta
Merupakan jumlah penderita impor di antara penderita baru Kusta yang ditemukan pada
periode 1 (satu) tahun. Indikator tersebut mengindikasikan besaran transmisi lokal di suatu
wilayah dan aksesibilitas penderita impor terhadap pelayanan Kusta, serta mengindikasikan
secara tidak langsung tentang kualitas pelayanan yang tersedia. Proporsi yang tinggi dapat
disebabkan migrasi yang signifikan dari negara beban tinggi Kusta.
5. Jumlah Penderita Kusta yang Mengalami Reaksi Berat
Indikator ini berguna untuk perhitungan kebutuhan prednison atauobat anti reaksi lainnya.
6. Jumlah Penderita Kusta yang Mengalami Reaksi Berat Berulang
Indikator ini berguna untuk perhitungan kebutuhan prednison dan lampren atau obat anti
reaksi lainnya.
7. Jumlah Penderita Kusta yang Mengalami Reaksi ENL Setelah RFT
Indikator ini berguna untuk perhitungan kebutuhan prednison dan lampren atau obat anti
reaksi lainnya.
Jumlah kasus baru yang diperiksa fungsi saraf selama dalam pengobatan
---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100%
Jumlah kasus baru pada periode kohort tahun yang sama
8. Proporsi Penderita Kusta Baru yang Diperiksa Fungsi Saraf Selama
Pengobatan
Indikator tersebut mengindikasikan kinerja petugas dalam pencegahan kecacatan.
Jumlah kasus baru yang diperiksa fungsi saraf selama dalam pengobatan
---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100%
Jumlah kasus baru pada periode kohort tahun yang sama
9. Proporsi Penderita Kusta yang dievaluasi Nilai Kecacatannya,
Minimal Dilaksanakan Pada Awal dan Akhir Pengobatan Indikator tersebut penting untuk
menjamin seluruh Penderita Kusta baru dipantau secara adekuat selama pengobatan. Hal
tersebut merefleksikan kualitas dari manajemen tata laksana Penderita Kusta. Target yang
ditentukan adalah >85% Penderita Kusta dievaluasi nilai kecacatannya.
Jumlah kasus baru yang yg dievaluasi bertambah nilai kecacatannya
selama pengobatan
---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100%
Jumlah seluruh kasus baru yang memulai MDT pada periode kohort tahun
yg sama
10. Proporsi Penderita Kusta yang bertambah kecacatannya selama
pengobatan
Indikator tersebut merefleksikan kualitas dari manajemen tata laksana Penderita Kusta
secara keseluruhan, khususnya penanganan Penderita Kusta reaksi. Target yang diharapkan
adalah 1% dari keseluruhan Penderita Kusta.
Jumlah kasus baru yang yg didiagnosis dengan benar pada periode 1 tahun
---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100%
Jumlah kasus yang baru ditemukan pada periode yang sama
11. Proporsi Penderita Kusta Baru yang didiagnosis Dengan Benar
Jumlah Penderita Kusta baru yang didiagnosis dengan benar (setelah dikonfirmasi) di antara
Penderita Kusta yang baru ditemukan pada periode satu tahun. Indikator ini bermanfaat
untuk melihat kualitas diagnosis.
Jumlah pasien dengan cacat tk 1 dan 2 yg mendapatkan informasi
perawatan diri
---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100%
Jumlah seluruh pasien dengan cacat tk 1 dan 2 pada periode pelaporan yg
sama
12. Proporsi Penderita Kusta dan OYPMK yang Mendapatkan informasi
Perawatan Diri
Indikator tersebut mengukur intensitas partisipasi fasilitas pelayanan kesehatan dalam
bidang rehabilitasi dan pencegahan kecacatan, dengan target 100%.
Jumlah kasus resisten MDT
---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100%
Jumlah kasus baru dan relaps pada periode kohort tahun yang sama
13. Proporsi Penderita Kusta resisten obat Kusta (MDT ) di antara Penderita
Kusta relaps
Indikator tersebut penting untuk memantau trend resistensi obat.
Jumlah penduduk yang menerima kemoprofilaksis
---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100%
Jumlah seluruh penduduk di wilayah tersebut
14. Proporsi Cakupan Pemberian Obat Rifampisin Pada Kemopropilaksis
Kusta dengan Pendekatan Blanket
Target dari indikator tersebut adalah 80% dari seluruh penduduk di wilayah tersebut
mendapatkan rifampisin pada saat dilaksanakan Kemoprofilaksis dengan pendekatan
blanket.
Jumlah penduduk yang menerima kemoprofilaksis
---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100%
50 kontak di kali jumlah kasus
15. Proporsi Cakupan Pemberian Obat Rifampisin Pada Kemopropilaksis
dengan Pendekatan Partisipasi Masyarakat
Target dari indikator tersebut adalah 90% dari jumlah sasaran yang sudah ditentukan.
Jumlah penduduk yang menerima kemoprofilaksis
---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100%
20 kontak di kali jumlah kasus
16. Proporsi Cakupan Pemberian Obat Rifampisin Pada Kemopropilaksis
dengan Pendekatan Kontak
Target dari indikator tersebut adalah 80% dari jumlah sasaran yang sudah ditentukan.
18. Proporsi Kontak yang Mendapat Kemoprofiaksis Kusta Menjadi Penderita
Kusta Baru
Target yang ditetapkan untuk indikator tersebut adalah <5%.
Jumlah kontak yang menerima kemoprofilaksis menjadi kasus kusta baru
---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100%
Jumlah kontak yang diberikan kemoprofilaksis
17. Rerata jumlah kontak yang menerima Kemoprofilaksis Kusta untuk
setiap Penderita Kusta indeks (khusus bagi wilayah yang
melaksanakan Kemoprofilaksis Kusta dengan metode partisipasi
masyarakat dan kontak.
Target rata-rata jumlah kontak yang menerima Rifampisin pada Kemoprofilaksis Kusta dengan
pendekatan partisipasi masyarakat adalah sebanyak 35 orang, sedangkan rata-rata jumlah kontak
yang menerima rifampisin pada Kemoprofilaksis dengan pendekatan kontak adalah 22 orang.
Analisis indikator
Terhadap indikator program kusta dilakukan analisis untuk
mendapatkan hasil: pencapaian keberhasilan program
berdasarkan jumla kab kota dan provinsi yang mencapai eliminasi
kusta dan jumlah provinsi yang masih memiliki beban tinggi
(endemis) shg dapat di susun rekomendasi untuk perbaikan
program
INDIKATOR TATA LAKSANA PENDERITA
untuk melihat kualitas tatalaksana penderita
Setelah menganalisis indikator
Tindak lanjut tersebut tentunya akan berbeda-beda sesuai dengan situasi yang ditemukan dari
analisis pada masing-masing kegiatan.
lakukan umpan balik dari hasil analisis
tersebut ke petugas yang bersangkutan
untuk ditindaklanjuti dan dikerjakan sesuai
sumber daya manusia dan sumber daya lain
yang dimiliki.
Di tingkat kabupaten analisis indikator-indikator tersebut dilakukan untuk mencari akar penyebab
masalah untuk dipecahkan sesuai dengan situasi setempat. Hasil analisis harus diumpan balik kepada
petugas penanggung jawab program yang bersangkutan
SELAMAT BELAJAR
“Kesungguhan dalam
berikhtiar pasti akan
mengalahkan penolakan”
MONITORING
PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN KUSTA.
EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
1. Managing programmes for leprosy control. Modular
training course. WHO, Geneva.
2. The supervision of health personnel at the district
level. D. Flahault, M. Piot, A. Franklin. WHO,
Geneva, 1988.
3. How to develop a supervision programme for leprosy
and tuberculosis control activities at the district
level. Modular training. ALERT, Addis Ababa.
Thank You
INDONESIA SEHAT

More Related Content

Similar to Review pb2 supervisi

Pb2 monitoring evaluasi
Pb2 monitoring evaluasiPb2 monitoring evaluasi
Pb2 monitoring evaluasirickygunawan84
 
Meningkatkan_keselamatan_pasien_melalui.ppt
Meningkatkan_keselamatan_pasien_melalui.pptMeningkatkan_keselamatan_pasien_melalui.ppt
Meningkatkan_keselamatan_pasien_melalui.pptkomitemutu5
 
1#MONITORING DAN SURVEILANS PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI
1#MONITORING DAN SURVEILANS PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI1#MONITORING DAN SURVEILANS PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI
1#MONITORING DAN SURVEILANS PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSItsablala
 
Audit Program PPImateripelatihanlakespri
Audit Program PPImateripelatihanlakespriAudit Program PPImateripelatihanlakespri
Audit Program PPImateripelatihanlakespriMediaSehatSulsel
 
2-tkm_inm-update-3-des-2020_update.docx
2-tkm_inm-update-3-des-2020_update.docx2-tkm_inm-update-3-des-2020_update.docx
2-tkm_inm-update-3-des-2020_update.docxMadediahsukmaMahatri
 
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptxRsudKualaPembuang
 
Kel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptx
Kel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptxKel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptx
Kel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptxJansenFernando1
 
3. . program ppi
3. . program ppi3. . program ppi
3. . program ppiadearafah
 
PENERAPAN_BAB_5_DRAFT_SIAP_REVISI_PASCA_UJI_PUBLIK.pptx
PENERAPAN_BAB_5_DRAFT_SIAP_REVISI_PASCA_UJI_PUBLIK.pptxPENERAPAN_BAB_5_DRAFT_SIAP_REVISI_PASCA_UJI_PUBLIK.pptx
PENERAPAN_BAB_5_DRAFT_SIAP_REVISI_PASCA_UJI_PUBLIK.pptxMYusufFikri
 
AUDIT PROGRAM PPI, Novita Simbolon.pptx
AUDIT PROGRAM PPI, Novita Simbolon.pptxAUDIT PROGRAM PPI, Novita Simbolon.pptx
AUDIT PROGRAM PPI, Novita Simbolon.pptxAlmunawarArt
 
laporan tribulan 1 plus fmea.docx
laporan tribulan 1 plus fmea.docxlaporan tribulan 1 plus fmea.docx
laporan tribulan 1 plus fmea.docxCahyoInsanMedika
 
Indikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptx
Indikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptxIndikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptx
Indikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptxGalih Endradita M
 
Standar dan standard operating procedure
Standar dan standard operating procedureStandar dan standard operating procedure
Standar dan standard operating procedureCome Bali
 
identifikasi indikator ukp.pptx
identifikasi indikator ukp.pptxidentifikasi indikator ukp.pptx
identifikasi indikator ukp.pptxMarlindaZulita
 
Presentation snars Sunnex
Presentation snars SunnexPresentation snars Sunnex
Presentation snars SunnexSun Siregar
 

Similar to Review pb2 supervisi (20)

Pb2 monitoring evaluasi
Pb2 monitoring evaluasiPb2 monitoring evaluasi
Pb2 monitoring evaluasi
 
Pdf mi 6 pb 2 monev
Pdf mi 6 pb 2 monevPdf mi 6 pb 2 monev
Pdf mi 6 pb 2 monev
 
Meningkatkan_keselamatan_pasien_melalui.ppt
Meningkatkan_keselamatan_pasien_melalui.pptMeningkatkan_keselamatan_pasien_melalui.ppt
Meningkatkan_keselamatan_pasien_melalui.ppt
 
1#MONITORING DAN SURVEILANS PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI
1#MONITORING DAN SURVEILANS PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI1#MONITORING DAN SURVEILANS PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI
1#MONITORING DAN SURVEILANS PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI
 
PENYUSUNAN INDIKATOR MUTU UNIT
PENYUSUNAN INDIKATOR MUTU UNITPENYUSUNAN INDIKATOR MUTU UNIT
PENYUSUNAN INDIKATOR MUTU UNIT
 
Audit Program PPImateripelatihanlakespri
Audit Program PPImateripelatihanlakespriAudit Program PPImateripelatihanlakespri
Audit Program PPImateripelatihanlakespri
 
2-tkm_inm-update-3-des-2020_update.docx
2-tkm_inm-update-3-des-2020_update.docx2-tkm_inm-update-3-des-2020_update.docx
2-tkm_inm-update-3-des-2020_update.docx
 
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
 
INM_Ed 270323_Papay.pptx
INM_Ed 270323_Papay.pptxINM_Ed 270323_Papay.pptx
INM_Ed 270323_Papay.pptx
 
Kel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptx
Kel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptxKel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptx
Kel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptx
 
3. . program ppi
3. . program ppi3. . program ppi
3. . program ppi
 
PENERAPAN_BAB_5_DRAFT_SIAP_REVISI_PASCA_UJI_PUBLIK.pptx
PENERAPAN_BAB_5_DRAFT_SIAP_REVISI_PASCA_UJI_PUBLIK.pptxPENERAPAN_BAB_5_DRAFT_SIAP_REVISI_PASCA_UJI_PUBLIK.pptx
PENERAPAN_BAB_5_DRAFT_SIAP_REVISI_PASCA_UJI_PUBLIK.pptx
 
01 Bahan Moneva Palu V0
01 Bahan Moneva Palu V001 Bahan Moneva Palu V0
01 Bahan Moneva Palu V0
 
AUDIT PROGRAM PPI, Novita Simbolon.pptx
AUDIT PROGRAM PPI, Novita Simbolon.pptxAUDIT PROGRAM PPI, Novita Simbolon.pptx
AUDIT PROGRAM PPI, Novita Simbolon.pptx
 
laporan tribulan 1 plus fmea.docx
laporan tribulan 1 plus fmea.docxlaporan tribulan 1 plus fmea.docx
laporan tribulan 1 plus fmea.docx
 
Indikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptx
Indikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptxIndikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptx
Indikator Mutu Praktek Dokter dan Dokter Gigi Mandiri.pptx
 
Standar dan standard operating procedure
Standar dan standard operating procedureStandar dan standard operating procedure
Standar dan standard operating procedure
 
5.1 Mutu akre
 5.1 Mutu akre 5.1 Mutu akre
5.1 Mutu akre
 
identifikasi indikator ukp.pptx
identifikasi indikator ukp.pptxidentifikasi indikator ukp.pptx
identifikasi indikator ukp.pptx
 
Presentation snars Sunnex
Presentation snars SunnexPresentation snars Sunnex
Presentation snars Sunnex
 

More from rickygunawan84

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiahrickygunawan84
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kustarickygunawan84
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkrickygunawan84
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh rickygunawan84
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadarrickygunawan84
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessmentrickygunawan84
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisirickygunawan84
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)rickygunawan84
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyarickygunawan84
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingrickygunawan84
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanrickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)rickygunawan84
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)rickygunawan84
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)rickygunawan84
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)rickygunawan84
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...rickygunawan84
 
7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)
7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)
7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)rickygunawan84
 

More from rickygunawan84 (20)

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
 
Lo ko mpor
Lo ko mporLo ko mpor
Lo ko mpor
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmk
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessment
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnya
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
 
7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)
7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)
7. formulir pemantauan fungsi saraf (lampiran pencatatan 7)
 

Recently uploaded

Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxJalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxPutriSoniaAyu
 
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Shoffan shoffa
 
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfDOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfssuserb45274
 
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptxSasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptxFidelaNiam
 
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smpmateri PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smpAanSutrisno
 
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docxaljabarkoho
 
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxagunk4
 
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxNasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxSuGito15
 
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdfProgram Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdfrizalrulloh1992
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIwanalifhikmi
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024ssuser82320b
 
LEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdf
LEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdfLEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdf
LEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdfAdelaWintarsana2
 
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamKELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamabdulhamidalyFKIP
 
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daMenyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daWijaya Kusumah
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahkrisdanarahmatullah7
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxRestiana8
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIsyedharis59
 
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxTanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxMMuminSholih
 

Recently uploaded (20)

Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptxJalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
Jalur Rempah Pada Masa Hindu Buddha.pptx
 
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
Implementasi Model pembelajaran STEAM Holistik-Integratif Berbasis Digital Me...
 
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptxELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
 
Persiapandalam Negosiasi dan Loby .pptx
Persiapandalam  Negosiasi dan Loby .pptxPersiapandalam  Negosiasi dan Loby .pptx
Persiapandalam Negosiasi dan Loby .pptx
 
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfDOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
 
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptxSasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
Sasaran dan Pengembangan Sikap Profesional Guru.pptx
 
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smpmateri PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
 
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
2024 - PSAJ PAI SMK Kisi-kisi Utama.docx
 
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
 
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi IbrahimpptxNasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
Nasab Nabi Muhammad SAW. dari Nabi Ibrahimpptx
 
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdfProgram Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
 
LEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdf
LEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdfLEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdf
LEMBAR-LOKAKARYA ORIENTASI-Kelompok 1.pdf
 
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama IslamKELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
KELOMPOK 2 PUTARAN 2 Mata kuliah Agama Islam
 
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daMenyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxTanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
 

Review pb2 supervisi

  • 3. SUPERVISIMONEV TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum Setelah menyelesaikan materi ini peserta mampu melakukan melakukan supervisi dan monitoring evaluasi program P2 kusta Tujuan Instruksional Khusus Setelah menyelesaikan materi ini, peserta akan dapat: 1. Melakukan Supervisi • Menjelaskankan pengertian supervisi (bimbingan teknis) • Menjelaskan tujuan supervisi • Menjelaskan gaya supervisi • Menjelaskan tingkatan supervisi • Menjelaskan tahapan supervisi 2. Melakukan monitoring dan evaluasi • Monitoring • Evaluasi
  • 4. Suatu cara untuk menilai penampilan kerja (performance) petugas melalui penilaian pekerjaan mereka baik secara langsung maupun tidak langsung. 1.Pengertian Supervisi
  • 5. TUJUAN SUPERVISI MOTIVASI Bagi petugas MENGETAHUI KESULITAN KESULITAN YANG DIHADAPI PERBAIKAN KINERJA PETUGAS MOTIVASI KESULITAN PERBAIKAN Bertujuan untuk meningkatkan kinerja. Ada 4 faktor utama yang menentukan kinerja petugas yaitu: SASARAN yang sesuai SASARAN
  • 6. GAYA SUPERVISI SUPERVISI OTOKRATIS SUPERVISI ANARKIS SUPERVISI DEMOKRATIS Supervisor otokratis berkata : “Lakukan sesuai apa yang saya katakan” tipe supervisor ini adalah orang yang selalu mencoba segalanya, mengetahui segalanya, berada di mana saja dan tidak bisa mewakilkan tanggung jawab. Supervisor demokratis mengatakan “Mari kita sepakati dulu apa yang akan kita kerjakan” serta senantiasa mencari keseimbangan antara kebutuhan petugas, program dan orang-orang yang dilayani. Supervisi Anarkis ungkapan “Lakukan sesukamu”. Supervisor mempercayai bawahannya secara penuh.
  • 7. SUPERVISI OTOKRASI Tipe seperti ini dapat menimbulkan hilangnya keefektivan & efisiensi saat ditinggalkan oleh supervisor dan menimbulkan kesulitan psikologis alami dalam bentuk ketakutan, keengganan, kurangnya rasa percaya diri atau perasaan yang tidak aman. Baiknya pada Kondisi :  Tugas yang membutuhkan koordinasi dan kekonsistenan, terutama jika dalam satu program dipekerjakan banyak petugas.  Tugas-tugas yang membutuhkan aksi segera, seperti keadaan kedaruratan (epidemi, wabah, dsb).  Petugas yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang terbatas.  Petugas yang tidak dapat dipercaya atau tidak dapat diandalkan. model otokratis hanya bisa berjalan bila supervisi dilakukan dengan ketat
  • 8. SUPERVISI ANARKIS pada kasus ekstrim berkonsekuensi minimnya koordinasi kegiatan hingga tugas-tugas bisa terlantarkan. model otokratis hanya bisa berjalan bila supervisi dilakukan dengan ketat
  • 9. SUPERVISI DEMOKRATIS Tipe supervisi demokratis sesuai untuk :  Pekerjaan yang membutuhkan kreativitas, misalnya riset  Orang-orang yang kompeten dan memiliki pengalaman  Orang-orang yang dikenal dapat diandalkan  Orang-orang yang bersedia menerima tanggung jawab dan bisa mengambil keputusan. Tidak selalu berarti bahwa gaya demokratis merupakan cara yang terbaik
  • 11. 1. DAFTAR URAIAN TUGAS. Observasi/mengamati petugas, Interview dengan petugas, Pemeriksaan pasien. Interview dengan pasien/anggota masyarakat, Melihat dokumentasi, pencatatan/pelaporan, Periksa persediaan Obat dan logistik lainnya: (jumlah, tanggal kadaluarsa). 2. METODE SUPERVISI TAHAPAN SUPERVISI TAHAPAN PERSIAPAN 3. DAFTAR TILIK SUPERVISI 4. JADWAL SUPERVISI 5. FORMAT TERKAIT HASIL OBSERVASI DAN REKOMENDASI
  • 12. TAHAPAN SUPERVISI SUPERVISI YANG EFISIEN terkait kelebihan dan kekurangan petugas OBSERVASI DAN ANALISA dalam hal menemukan solusi MEMFASILITASI DOKUMENTASI TAHAPAN PELAKSANAAN
  • 14. MONEV MELIHAT SAAT PELAKSANAAN KEGIATAN MONITORING01 MELIHAT HASIL PELAKSANAAN PROGRAM SECARA PRIODIK DENGAN INTERVAL WAKTU TERTENTU EVALUASI02
  • 15. MONITORING MONITORING  salah satu kegiatan manajemen yang bertujuan mengidentifikasi & memecahkan masalah program segera setelah diketahui adanya masalah.  suatu cara untuk melihat penampilan program, apakah semua kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
  • 16. MONITORING MONITORING  Dilakukan secara langsung, yaitu melalui kontak langsung dengan petugas  Dilakukan secara tidak langsung melalui laporan yang ada  Memantau tentang penampilan program  Memantau informasi tentang penampilan petugas
  • 17. O K U S M O N I T O R I N GF PERENCANAAN MONITORING: Penetapan kegiatan APA yang dimonitor & BAGAIMANA CARA memonitornya. FOKUS pada KEGIATAN UTAMA PROGRAM namun Aspek yang berbeda dari setiap kegiatan dapat dimonitor Penampilan Kerja KUALITAS Output dan Outcome (dampak) KUANTITAS Dalam Menyelesaikan Kegiatan KETEPATAN WAKTU Dari beberapa kegiatan yang telah direncanakan dapat membuat PRIORITAS KEGIATAN yang perlu dimonitor.
  • 18. Pencapaian target dan tujuan pada waktu tertentu & Diperlukan penetapan definisi pengukuran (Indikator epidemiologi dan operasional) yang jelas PROSES PENILAIAN 01 02 03 04JUMLAH PROPORSI RATIO RATE EVALUASI (proses penilaian) Indikator yang dinilai:
  • 19. Sederhana Simpel Dapat dicapai Achievable Ketepatan Waktu Timebond Mudah diukur Measurable Dapat dipercaya Reliable SIMPEL ACHIEVABLE TIMEBOND MEASURABLE RELIABLE INDIKATOR YANG BAIK (disetiap jenjang administrasi biasanya dipergunakan indikator yang berbeda)
  • 20. KEGUNAAN INDIKATOR PROGRAM 01 05 PENEMUAN BARU INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA . Indikator program kusta merupakan alat ukur kinerja dan kemajuan program serta untuk mempermudah analisis data I. INDIKATOR UTAMA : indikator yang mengukur secara Global dan Nasional keberhasilan dari pencapaian program terkait tujuan dan sasaran strategispada RPJMN yang digunakan untuk perbaikan dan peningkatan program II. INDIKATOR PENDUKUNG : Indikator bertujuan untuk mendukung pencapaian indikator utama
  • 21. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA INDIKATOR UTAMA 1. Prevalence Rate 2. Case Detection Rate 3. Tidak adanya kebijakan yang memperbolehkan adanya diskriminasi terhadap OYPMK dan keluarganya 4. Angka cacat tingkat 2 5. Proporsi penderita kusta baru tanpa cacat 6. Proporsi penderita kusta baru pada anak 7. Jumlah penderita kusta baru pada anak(15 th) dgan cacat tk 2 8. Proporsi perempuan di antara penderita kusta baru 9. Proporsi penderita kusta MB diantara penderita baru 10. Proporsi kontak penderita kusta yang diperiksa 11. Angka kesembuhan (RFT)
  • 22. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA INDIKATOR PENUNJANG 1. Proporsi penderita kusta baru dg cacat tk 2 2. Proporsi penderita defaulter 3. Proporsi penderita kambuh atau relapse 4. Proporsi penderita impor diantara penderita baru kusta 5. Jumlah penderita kusta yang mengalami rekasi berat berulang 6. Jumlah penderita kusta yg mengalami reaksi ENL setelah RFT 7. Proporsi penderita kusta baru yg diperiksa fungsi saraf selama pengobtan 8. Proporsi penderita kusta yg dievaluasi nilai kecacatan pada awal dan akhir pengobatan 9. Proporsi penderita kusta yg bertambah kecacatannya selama pengobatan 10.Proporsi penderita kusta baru yg didiagnosis dg benar 11.Proporsi penderita kusta dan OYPMK yg mendapatkan informasi perawatan diri 12.Proporsi penderita kusta resisten obat kusta MDT dianata penderita kusta relaps 13.Proporsi cakupan pemberian obat rifampisin pada kemoprofilaksis dengan pendekatan blanket 14.Proporsi cakupan pemberian obat rifampisin pada kemoprofilaksis dengan pendekatan partisipasi masyarakat 15.Proporsi cakupan pemberian obat rifampisin pada kemoprofilaksis dengan pendekatan kontak 16.Rerata jumlah kontak yang menerima kemoprofilaksis kusta untuk setiap penderita kusta indeks (khusus metode partisipasi masyarakat dan kontak) 17.Proporsi kontak yg mendapat kemoprofilaksis kusta menjadi penderita kusta baru
  • 23. KEGUNAAN INDIKATOR PROGRAM 01 KUALITAS PELAYANAN 03 JUMLAH KEBUTUHAN 05 PENEMUAN BARU 04 PREVALANSI 02 ANGKA KESEMBUHAN Untuk menetapkan besarnya masalah dan transmisi yang sedang berlangsung. Selain itu juga dipergunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan obat serta menunjukkan aktifitas program. Angka kesembuhan Angka ini sangat penting dalam penilaian kualitas tatalaksana penderita dan kepatuhan penderita dalam minum obat. Prevalensi dan angka prevalensi Angka ini menunjukkan besarnya masalah di suatu daerah, menentukan beban kerja dan sebagai alat evaluasi. Jumlah penemuan penderita baru dan angka penemuan penderita . Untuk menilai kualitas pelayanan program (MDT) untuk pasien kusta. Sesuai dengan kualitas pelayanan pengobatan, maka rasio P/D dapat bernilai < 1 atau > 1
  • 24. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA (INDIKATOR UTAMA) Jumlah penderita terdaftar pada suatu saat tertentu --------------------------------------------------- X 10.000 Jumlah penduduk pada tahun yang sama 1. Prevalence Rate: Merupakan jumlah Penderita Kusta PB dan MB terdaftar atau yang mendapatkan pengobatan pada saat tertentu per 10.000 penduduk. Angka ini menunjukkan besarnya masalah di suatu daerah, menentukan beban kerja, dan sebagai alat evaluasi. Target nasional program Penanggulangan Kusta adalah angka Penderita Kusta terdaftar < 1 per 10.000 penduduk.
  • 25. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA Case Detection Rate Jumlah kasus yang baru ditemukan pada periode 1 tahun --------------------------------------------------------- X 100.000 Jumlah penduduk pada tahun yang sama. 2. (Case Detection Rate = CDR) . Angka Penemuan Penderita Kusta Baru, Adalah jumlah Penderita Kusta yang baru ditemukan pada periode 1 (satu) tahun per 100.000 penduduk, dengan target program CDR <5 per 100.000 penduduk. Merupakan indikator yang bermanfaat dalammenetapkan besarnya masalah dan transmisi yang sedang berlangsung. Selain itu, juga dipergunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan obat serta menunjukkan aktivitas program.
  • 26. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA 3. Tidak Ada Kebijakan yang Memperbolehkan Adanya Diskriminasi Terhadap OYPMK dan Keluarganya: Indikator ini menunjukkan ada tidaknya diskriminasi dalam masyarakat dengan melihat kesenjangan akses atau kesempatan bagi OYPMK mendapatkan pelayanan kesehatan. Indikator tersebut dinilai dengan melihat ada tidaknya kebijakan, peraturan perundang- undangan, atau produk hukum lainnya yang menimbulkan diskriminasi terhadap OYPMK dan keluarganya.
  • 27. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA 4. Angka cacat tingkat 2 (Grade 2 Disability Rate) Adalah angka Penderita Kusta baru yang telah mengalami cacat tingkat 2 per 1.000.000 penduduk. Angka ini merefleksikan perubahan dalam deteksi Penderita Kusta baru dengan penekanan pada penemuan Penderita Kusta secara dini. Target yang ditetapkan untuk indikator tersebut adalah < 1 per 1.000.000 penduduk. Case Detection Rate Jumlah kasus kusta baru dengan cacat tk 2 dlm periode 1 tahun -------------------------------------------------------- X 1000.000 Jumlah penduduk
  • 28. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA 5. Proporsi Penderita Kusta Baru Tanpa Cacat Jumlah Penderita Kusta baru tanpa cacat (cacat tingkat 0) di antara total Penderita Kusta baru yang ditemukan di suatu wilayah dalam periode waktu satu tahun. Indikator tersebut merefleksikan upaya penemuan Penderita Kusta secara dini. Jumlah kasus kusta baru tanpa cacat yang ditemukan (cacat tk 0) -------------------------------------------------------- X 100% Jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode 1 tahun
  • 29. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA 6. Proporsi Penderita Kusta Baru Pada Anak Merupakan proporsi Penderita Kusta baru pada anak usia <15 tahun, dengan target <5%. Indikator tersebut dapat digunakan untuk melihat keadaan penularan saat ini dan memperkirakan kebutuhan obat. Jumlah kasus kusta baru anak (, 15 tahun) yang ditemukan dalam periode 1 tahun -------------------------------------------------------- X 100% Jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode yang sama
  • 30. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA 7. Jumlah Penderita Kusta Baru Pada Anak dengan Cacat Tingkat 2 Merupakan jumlah Penderita Kusta baru pada anak (< 15 tahun) yang mengalami cacat tingkat 2. Indikator tersebut mengindikasikan kualitas penemuan Penderita Kusta, kualitas pelayanan Kusta, serta merefleksikan kesadaran komunitas. Adanya Penderita Kusta baru pada anak dengan cacat tingkat 2 mengindikasikan keterlambatan penemuan Penderita Kusta dan transmisi infeksi yang masih berlangsung di masyarakat. Target yang diharapkan adalah tidak ada Penderita Kusta baru pada anak dengan cacat tingkat 2 pada tahun 2020.
  • 31. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA 8. Proporsi Perempuan di antara Penderita Kusta Baru Merupakan jumlah Penderita Kusta perempuan di antara Penderita Kusta Kusta baru yang ditemukan pada periode 1 (satu) tahun. Indikator tersebut menggambarkan akses pelayanan kesehatan terhadap perempuan di antara Penderita Kusta baru. Jumlah kasus kusta baru perempuan dalam periode 1 tahun -------------------------------------------------------- X 100% Jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode yang sama
  • 32. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA 9. Proporsi Penderita Kusta MB di antara Penderita Baru Jumlah Penderita Kusta MB yang ditemukan di antara Penderita Kusta baru pada periode 1 (satu) tahun. Angka tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan sumber penyebaran infeksi dan untuk menghitung kebutuhan obat. Jumlah kasus kusta baru MB yang ditemukan dalam periode 1 tahun -------------------------------------------------------- X 100% Jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode yang sama
  • 33. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA 10. Proporsi Kontak Penderita Kusta yang Diperiksa Merupakan proporsi kontak dari penderita indeks yang diperiksa di antara kontak yang terdaftar (kontak termasuk di antaranya kontak serumah dan kontak sosial). Indikator tersebut mengindikasikan intensitas upaya penemuan Penderita Kusta dan kualitas penemuan Penderita Kusta. Target yang ditentukan adalah 85% kontak Penderita Kusta diperiksa. Jumlah kontak kasus kusta baru yang diperiksa -------------------------------------------------------- X 100% Total Jumlah kontak kasus yang terdaftar
  • 34. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA Jumlah kasus baru PB dari periode kohort 1 tahun yang sama yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu (6 dosis dalam 6-9 bulan) dinyatakan dalam persentase. Jumlah kasus baru PB yang menyelesaikan 6 dosis dalam 6 – 9 bulan) ------------------------------------------------------------ X 100 % Jumlah seluruh kasus baru PB yang memulai MDT pada periode kohort tahun yang sama 11. Angka Kesembuhan atau Release From Treatment (RFT) Rate Angka ini sangat penting dalam menilai kualitas tata laksana penderita dan kepatuhan Penderita Kusta dalam minum obat. a. RFT Rate MB Jumlah Penderita Kusta baru MB dari periode kohort 1 (satu) tahun yang sama yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu (12 dosis dalam 12-18 bulan) dinyatakan dalam persentase. Jumlah kasus baru MB yang menyelesaikan 12 dosis dalam 12 - 18 bulan --------------------------------------------------------------- X 100 % Jumlah seluruh kasus baru MB yang memulai MDT periode kohort tahun yang sama
  • 35. INDIKATOR PROGRAM P2 KUSTA INDIKATOR PENUNJANG 1. Proporsi penderita kusta baru dg cacat tk 2 2. Proporsi penderita defaulter 3. Proporsi penderita kambuh atau relapse 4. Proporsi penderita impor diantara penderita baru kusta 5. Jumlah penderita kusta yang mengalami rekasi berat 6. Jumlah penderita kusta yang mengalami rekasi berat berulang 7. Jumlah penderita kusta yg mengalami reaksi ENL setelah RFT 8. Proporsi penderita kusta baru yg diperiksa fungsi saraf selama pengobatan 9. Proporsi penderita kusta yg dievaluasi nilai kecacatan pada awal dan akhir pengobatan 10.Proporsi penderita kusta yg bertambah kecacatannya selama pengobatan 11.Proporsi penderita kusta baru yg didiagnosis dg benar 12.Proporsi penderita kusta dan OYPMK yg mendapatkan informasi perawatan diri 13.Proporsi penderita kusta resisten obat kusta MDT dianata penderita kusta relaps 14.Proporsi cakupan pemberian obat rifampisin pada kemoprofilaksis dengan pendekatan blanket 15.Proporsi cakupan pemberian obat rifampisin pada kemoprofilaksis dengan pendekatan partisipasi masyarakat 16.Proporsi cakupan pemberian obat rifampisin pada kemoprofilaksis dengan pendekatan kontak 17.Rerata jumlah kontak yang menerima kemoprofilaksis kusta untuk setiap penderita kusta indeks (khusus metode partisipasi masyarakat dan kontak) 18.Proporsi kontak yg mendapat kemoprofilaksis kusta menjadi penderita kusta baru
  • 36. Jumlah kasus kusta baru dengan cacat tingkat 2 dalam periode 1tahun ----------------------------------------------------------------------------------------------X 100% Jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode yang sama 1. Proporsi Penderita Kusta Baru dengan Cacat Tingkat 2 Adalah jumlah Penderita Kusta cacat tingkat 2 yang ditemukan di antara Penderita Kusta baru pada periode 1 (satu) tahun. Angka ini bermanfaat untuk menunjukkan keterlambatan antara kejadian penyakit dan penegakkan diagnosa (keterlambatan Penderita Kusta mencari pengobatan atau keterlambatan petugas dalam penemuan Penderita Kusta). Target proporsi Penderita Kusta baru dengan cacat tingkat 2 adalah < 5%.
  • 37. Jumlah kasus PB atau MB yang tidak menyelesaikan pengobatan tepat waktu ----------------------------------------------------------------------------------------------X 100% Jumlah kasus baru PB atau MB yang mendapat pengobatan pada periode kohort tahun yang sama 2. Proposi Penderita Defaulter Jumlah Penderita Kusta yang tidak menyelesaikan pengobatan tepat waktu (PB tidak mengambil obat lebih dari 3 bulan, MB tidak mengambil obat lebih dari 6 bulan) di antara Penderita Kusta baru yang mendapat pengobatan pada periode 1 (satu) tahun. Indikator ini bermanfaat untuk melihat kualitas kegiatan pembinaan pengobatan/keteraturan berobat.
  • 38. Jumlah kasus relaps ---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100% Jumlah kasus terdaftar dalam periode yang sama 3. Proporsi Penderita Kambuh atau Relaps Merupakan jumlah Penderita Kusta kambuh atau relaps yang ditemukan. Indikator ini digunakan untuk melihat efektivitas pengobatan MDT. Peningkatan jumlah Penderita Kusta relaps yang ditemukan di suatu wilayah dapat mengindikasikan peningkatan kualitas pelaporan ataupun adanya resistensi obat.
  • 39. Jumlah kasus kusta baru impor dalam periode 1 tahun ---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100% Jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode yang sama 4. Proporsi penderita impor (foreign born) di antara penderita baru Kusta Merupakan jumlah penderita impor di antara penderita baru Kusta yang ditemukan pada periode 1 (satu) tahun. Indikator tersebut mengindikasikan besaran transmisi lokal di suatu wilayah dan aksesibilitas penderita impor terhadap pelayanan Kusta, serta mengindikasikan secara tidak langsung tentang kualitas pelayanan yang tersedia. Proporsi yang tinggi dapat disebabkan migrasi yang signifikan dari negara beban tinggi Kusta.
  • 40. 5. Jumlah Penderita Kusta yang Mengalami Reaksi Berat Indikator ini berguna untuk perhitungan kebutuhan prednison atauobat anti reaksi lainnya. 6. Jumlah Penderita Kusta yang Mengalami Reaksi Berat Berulang Indikator ini berguna untuk perhitungan kebutuhan prednison dan lampren atau obat anti reaksi lainnya. 7. Jumlah Penderita Kusta yang Mengalami Reaksi ENL Setelah RFT Indikator ini berguna untuk perhitungan kebutuhan prednison dan lampren atau obat anti reaksi lainnya.
  • 41. Jumlah kasus baru yang diperiksa fungsi saraf selama dalam pengobatan ---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100% Jumlah kasus baru pada periode kohort tahun yang sama 8. Proporsi Penderita Kusta Baru yang Diperiksa Fungsi Saraf Selama Pengobatan Indikator tersebut mengindikasikan kinerja petugas dalam pencegahan kecacatan.
  • 42. Jumlah kasus baru yang diperiksa fungsi saraf selama dalam pengobatan ---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100% Jumlah kasus baru pada periode kohort tahun yang sama 9. Proporsi Penderita Kusta yang dievaluasi Nilai Kecacatannya, Minimal Dilaksanakan Pada Awal dan Akhir Pengobatan Indikator tersebut penting untuk menjamin seluruh Penderita Kusta baru dipantau secara adekuat selama pengobatan. Hal tersebut merefleksikan kualitas dari manajemen tata laksana Penderita Kusta. Target yang ditentukan adalah >85% Penderita Kusta dievaluasi nilai kecacatannya.
  • 43. Jumlah kasus baru yang yg dievaluasi bertambah nilai kecacatannya selama pengobatan ---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100% Jumlah seluruh kasus baru yang memulai MDT pada periode kohort tahun yg sama 10. Proporsi Penderita Kusta yang bertambah kecacatannya selama pengobatan Indikator tersebut merefleksikan kualitas dari manajemen tata laksana Penderita Kusta secara keseluruhan, khususnya penanganan Penderita Kusta reaksi. Target yang diharapkan adalah 1% dari keseluruhan Penderita Kusta.
  • 44. Jumlah kasus baru yang yg didiagnosis dengan benar pada periode 1 tahun ---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100% Jumlah kasus yang baru ditemukan pada periode yang sama 11. Proporsi Penderita Kusta Baru yang didiagnosis Dengan Benar Jumlah Penderita Kusta baru yang didiagnosis dengan benar (setelah dikonfirmasi) di antara Penderita Kusta yang baru ditemukan pada periode satu tahun. Indikator ini bermanfaat untuk melihat kualitas diagnosis.
  • 45. Jumlah pasien dengan cacat tk 1 dan 2 yg mendapatkan informasi perawatan diri ---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100% Jumlah seluruh pasien dengan cacat tk 1 dan 2 pada periode pelaporan yg sama 12. Proporsi Penderita Kusta dan OYPMK yang Mendapatkan informasi Perawatan Diri Indikator tersebut mengukur intensitas partisipasi fasilitas pelayanan kesehatan dalam bidang rehabilitasi dan pencegahan kecacatan, dengan target 100%.
  • 46. Jumlah kasus resisten MDT ---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100% Jumlah kasus baru dan relaps pada periode kohort tahun yang sama 13. Proporsi Penderita Kusta resisten obat Kusta (MDT ) di antara Penderita Kusta relaps Indikator tersebut penting untuk memantau trend resistensi obat.
  • 47. Jumlah penduduk yang menerima kemoprofilaksis ---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100% Jumlah seluruh penduduk di wilayah tersebut 14. Proporsi Cakupan Pemberian Obat Rifampisin Pada Kemopropilaksis Kusta dengan Pendekatan Blanket Target dari indikator tersebut adalah 80% dari seluruh penduduk di wilayah tersebut mendapatkan rifampisin pada saat dilaksanakan Kemoprofilaksis dengan pendekatan blanket.
  • 48. Jumlah penduduk yang menerima kemoprofilaksis ---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100% 50 kontak di kali jumlah kasus 15. Proporsi Cakupan Pemberian Obat Rifampisin Pada Kemopropilaksis dengan Pendekatan Partisipasi Masyarakat Target dari indikator tersebut adalah 90% dari jumlah sasaran yang sudah ditentukan.
  • 49. Jumlah penduduk yang menerima kemoprofilaksis ---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100% 20 kontak di kali jumlah kasus 16. Proporsi Cakupan Pemberian Obat Rifampisin Pada Kemopropilaksis dengan Pendekatan Kontak Target dari indikator tersebut adalah 80% dari jumlah sasaran yang sudah ditentukan.
  • 50. 18. Proporsi Kontak yang Mendapat Kemoprofiaksis Kusta Menjadi Penderita Kusta Baru Target yang ditetapkan untuk indikator tersebut adalah <5%. Jumlah kontak yang menerima kemoprofilaksis menjadi kasus kusta baru ---------------------------------------------------------------------------------------------------X 100% Jumlah kontak yang diberikan kemoprofilaksis 17. Rerata jumlah kontak yang menerima Kemoprofilaksis Kusta untuk setiap Penderita Kusta indeks (khusus bagi wilayah yang melaksanakan Kemoprofilaksis Kusta dengan metode partisipasi masyarakat dan kontak. Target rata-rata jumlah kontak yang menerima Rifampisin pada Kemoprofilaksis Kusta dengan pendekatan partisipasi masyarakat adalah sebanyak 35 orang, sedangkan rata-rata jumlah kontak yang menerima rifampisin pada Kemoprofilaksis dengan pendekatan kontak adalah 22 orang.
  • 51. Analisis indikator Terhadap indikator program kusta dilakukan analisis untuk mendapatkan hasil: pencapaian keberhasilan program berdasarkan jumla kab kota dan provinsi yang mencapai eliminasi kusta dan jumlah provinsi yang masih memiliki beban tinggi (endemis) shg dapat di susun rekomendasi untuk perbaikan program
  • 52. INDIKATOR TATA LAKSANA PENDERITA untuk melihat kualitas tatalaksana penderita Setelah menganalisis indikator Tindak lanjut tersebut tentunya akan berbeda-beda sesuai dengan situasi yang ditemukan dari analisis pada masing-masing kegiatan. lakukan umpan balik dari hasil analisis tersebut ke petugas yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dan dikerjakan sesuai sumber daya manusia dan sumber daya lain yang dimiliki. Di tingkat kabupaten analisis indikator-indikator tersebut dilakukan untuk mencari akar penyebab masalah untuk dipecahkan sesuai dengan situasi setempat. Hasil analisis harus diumpan balik kepada petugas penanggung jawab program yang bersangkutan
  • 53. SELAMAT BELAJAR “Kesungguhan dalam berikhtiar pasti akan mengalahkan penolakan”
  • 54. MONITORING PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KUSTA. EVALUASI DAFTAR PUSTAKA 1. Managing programmes for leprosy control. Modular training course. WHO, Geneva. 2. The supervision of health personnel at the district level. D. Flahault, M. Piot, A. Franklin. WHO, Geneva, 1988. 3. How to develop a supervision programme for leprosy and tuberculosis control activities at the district level. Modular training. ALERT, Addis Ababa.