MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
1. MATERI INTI 4
PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM
PENGENDALIAN PENYAKIT KUSTA
Pelaporan adalah penyampaian hasil-hasil kegiatan pelaksanaan Program P2
Kusta di suatu wilayah kerja pada jangka waktu tertentu dengan benar dan
tepat waktu.
1. FORMULIR LAPORAN
A. LAPORAN PUSKESMAS, RS, DAN FASYANKES LAIN
Puskesmas, RS dan fasyankes lainnya mengirimkan laporan kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap bulan. Laporan berupa
Register Kohort Monitoring Penderita Kusta Tipe PB dan MB (lampiran
5 dan 6) yang merupakan rekapitulasi dari Kartu Penderita.
POKOK BAHASAN 2. PELAPORAN
Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan materi ini peserta mampu melakukan
pencacatan dan pelaporan program pengendalian kusta.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menyelesaikan materi ini, peserta akan dapat:
Setelah menyelesaikan materi ini peserta mampu:
1. Melaksanakan pencatatan untuk pengarsipan kondisi pasien
kusta.
2. Melaksanakan pelaporan untuk kepentingan Program
Pencegahan dan Pengendalian Kusta
2. B. LAPORAN TRIBULANAN KABUPATEN/KOTA
(LAMPIRAN PELAPORAN 1)
Dinas Kesehatan Kab/kota melakukan pemantauan, pengecekan dan
validasi data puskesmas. Dinas Kesehatan kemudian merekap dan
menginput Register Kohort Monitoring Penderita Kusta Tipe PB dan MB
dari Puskesmas atau fasyankes lainnya ke dalam Sistem Informasi
Pencatatan dan Pelaporan Program P2 Kusta (SIPK) untuk dilaporkan
ke Dinas Kesehatan Provinsi per tribulan. Selain SIPK, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota juga melaporkan Laporan Tribulanan Kabupaten/Kota
bertanda tangan pejabat setempat. Laporan Tribulanan Kabupaten/Kota
ini dapat dicetak dari SIPK. Pelaporan dilakukan maksimal tanggal 10
pada bulan berikut setelah periode pelaporan yang dilaporkan selesai.
Penjelasan lebih lanjut mengenai SIPK tercantum dalam Petunjuk
Pengisian SIPK.
Laporan Tribulanan merupakan gambaran mengenai penemuan
penderita baru, evaluasi pengobatan MDT, penderita dengan reaksi dan
stok obat pada tribulan tersebut. Adapun tujuan dari pelaporan Laporan
Tribulanan adalah sebagai berikut:
1) Untuk mendapatkan informasi hasil kegiatan program
2) Untuk mengidentifikasi masalah
3) Untuk membuat perencanaan monitoring dan evaluasi program,
4) Untuk membuat data pokok program eliminasi kusta
Cara Pengisian :
1) Penemuan Penderita Baru
- Masukkan jumlah penderita baru berdasarkan cara
penemuan, menurut klasifikasi, jenis kelamin, dan umur.
- isi jumlah penderita baru berdasarkan tingkat cacat
3. 2) Pengobatan MDT
- Isi jumlah penderita yang masih MDT akhir periode tribulan lalu
- Isi jumlah penderita yang berobat kembali karena relaps, ganti
klasifikasi, dan masuk kembali setelah default atau pindahan
menurut klasifikasi dan umur.
- Jumlah pengurangan penderita (RFT, Default, dan lain-lain :
pindah, meninggal)
- Jumlah penderita yang masih MDT akhir tribulan (merupakan
hasil pengurangan penderita yang masih mendapat
pengobatan MDT periode lalu ditambah jumlah penderita
yang masuk, dikurangi total jumlah pengurangan selama
periode pelaporan).
3) Jumlah penderita yang mengalami reaksi tribulan ini
Jumlah penderita yang mengalami reaksi berat, ENL Berat
berulang dan ENL setelah RFT, baik penderita yang masih
dalam register atau sudah selesai berobat, baik tahun ini
maupun tahun lalu.
4) Stok Obat
Diisi stok obat yang ada di Puskesmas dan kabupaten. Isi
berdasarkan jumlah blister dan tipe, berupa jumlah persediaan
obat dalam blister, jumlah blister yang kadaluarsa serta yang
kadaluarsa dalam tahun berjalan. Penjelasan lebih lengkap
tercantum dalam Modul Pengelolaan Logistik.
C. LAPORAN TRIBULAN P2 KUSTA PROVINSI
(LAMPIRAN PELAPORAN 2)
Dinas Kesehatan Provinsi melakukan pemantauan, pengecekan dan
validasi data kabupaten/kota sebelum merekap dan menginput Laporan
Tribulanan Kabupaten/Kota ke dalam SIPK Provinsi. Laporan tersebut
dilaporkan ke Subdit PTML, Ditjen P2P setiap tribulan. Laporan Provinsi
merupakan pelaporan kondisi program P2 Kusta Provinsi ke pusat per
tribulan. Selain SIPK, Dinas Kesehatan Provinsi juga melaporkan
4. Laporan Tribulanan Provinsi bertanda tangan pejabat setempat.
Laporan Tribulanan ini dapat dicetak dari SIPK. Pelaporan dilakukan
maksimal tanggal 20 pada bulan berikut setelah periode pelaporan yang
dilaporkan selesai.
Cara Pengisian :
1) Penemuan Penderita Baru
- Masukkan jumlah penderita baru berdasarkan cara
penemuan, menurut klasifikasi, jenis kelamin, dan umur.
- isi jumlah penderita baru berdasarkan tingkat cacat
2) Pengobatan MDT
- Isi jumlah penderita yang masih MDT akhir periode tribulan
lalu
- Isi jumlah penderita yang berobat kembali karena relaps,
ganti klasifikasi, dan masuk kembali setelah default atau
pindahan pada bulan pelaporan menurut klasifikasi dan
umur.
- Jumlah pengurangan penderita (RFT, Default, dan lain-lain:
pindah, meninggal)
- Jumlah penderita yang masih MDT akhir tribulan
(merupakan hasil pengurangan penderita yang masih
mendapat pengobatan MDT periode lalu ditambah jumlah
penderita yang masuk, dikurangi total jumlah pengurangan
selama periode pelaporan).
3) Jumlah penderita yang mengalami reaksi tribulan ini
Jumlah penderita yang mengalami reaksi berat, ENL Berat
berulang dan ENL setelah RFT, baik penderita yang masih
dalam register atau sudah selesai berobat, baik tahun ini
maupun tahun lalu.
4) Stok Obat
Diisi stok obat yang ada di Puskesmas, kabupaten dan jumlah
persediaan obat di tingkat provinsi. Isi berdasarkan jumlah
blister dan tipe, berupa jumlah persediaan obat dalam blister,
5. jumlah blister yang kadaluarsa serta yang kadaluarsa dalam
tahun berjalan. Penjelasan lebih lanjut tercantum dalam Modul
Pengelolaan Logistik.
D. FORMULIR PERMINTAAN MDT TRIBULAN
Formulir Permintaan MDT Tribulan dibuat oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota/Provinsi untuk menggambarkan kecukupan MDT di
daerah tersebut. Formulir ini juga berguna agar pusat dapat membuat
perencanaan kebutuhan dan permintaan MDT ke WHO selanjutnya.
Pelaporan permintaan MDT tersebut wajib disertai dengan surat
pengantar yang ditandatangani oleh pejabat terkait disertai Register
Kohort Monitoring Penderita Kusta Tipe PB dan MB bagi Puskesmas,
dan
Laporan Tribulanan bagi Dinkes Kabupaten/kota dan Provinsi.
Penjelasan lebih lanjut tercantum dalam Modul Pengelolaan Logistik.
6. 1. ALUR PELAPORAN PROGRAM P2 KUSTA
Gambar 1. Alur Pelaporan Program P2 Kusta
Keterangan:
Jalur laporan Program P2 Kusta
Jalur umpan balik pusat ke provinsi, provinsi ke kabupaten
dan kabupaten ke PKM, RS atau fasyankes lain.
Puskesmas/RS/fasyankes lain melaporkan data program P2 Kusta ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinkes Kabupaten/Kota merekap laporan tersebut
dan melaporkannya berjenjang ke Dinkes Provinsi dan Pusat. Pusat dapat
memberikan umpan balik kepada Dinkes Provinsi, Dinkes Provinsi kemudian
memberikan umpan balik secara berjenjang ke Dinkes Kabupaten/kota dan
puskesmas.