2. Daftar Isi
• ADAB BERPAKAIAN
• Adab berpakaian bagi seorang laki-laki
• Tata Cara Barpakaian Bagi Wanita
• Tentang Mendahulukan yang Kanan
• ADAB DALAM BERHIAS
• Pengertian Adab dalam Berhias
• Contoh-contoh Adab dalam Berhias
3. ADAB BERPAKAIAN
Pakaian merupakan salah satu nikmat sangat besar yang
Allah berikan kepada para hambanya, Islam mengajarkan
agar seorang muslim berpakain dengan pakaian islami
dengan tuntunan yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan.
Pakaian yang Islami adalah pakaian yang dapat menutup
aurat, bagi laki-laki harus dapat menutup bagian
tubuhnya antara pusar dan lutut, sedangkan bagi wanita
harus dapat menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan
telapak tangan.
4. Adab berpakaian bagi seorang laki-laki
• Adab berpakaian bagi seorang laki-laki dengan demikian,
adalah:
• Pertama, tidak boleh memakai pakaian sutra. Hal ini mengandung
sebuah didikan moral yang tinggi. Cincin dan sutra dua benda
yang identik dengan ”kehalusan dan keindahan” yang menjadi ciri
khasnya seorang perempuan. Cincin dan pakaian sutra
mengisyaratkan kemewahan dan kelemahgemulaian. Padahal
seorang laki-laki diharapkan untuk menjadi pelindung bagi
keluarganya, masyarakatnya, dan negaranya. Untuk menjadi
seorang pelindung yang baik tentulah harus mempunyai kondisi fisik
dan penampilan yang menggambarkan sebuah kekuatan sehingga
orang yakin terhadap kemampuannya untuk memberikan
perlindungan.
5. Tata Cara Barpakaian Bagi Wanita
• Adab berpakaian bagi seorang perempuan dalam Islam tergambar dalam
firman Allah QS. an-Nur (24): 31,
6. • “Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka,
atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putra-putra saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang
mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung.”
7. Tentang Mendahulukan yang Kanan
• Di antara sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
mendahulukan yang kanan ketika memakai pakaian dan
semacamnya. Dalil pokok dalam masalah ini, dari Aisyah Ummul
Mukminin beliau mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
suka mendahulukan yang kanan ketika bersuci, bersisir dan
memakai sandal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
• Dalam redaksi muslim dikatakan, “Rasulullah menyukai
mendahulukan yang kanan dalam segala urusan, ketika memakai
sandal, bersisir dan bersuci.”
8. • Mengomentari hadits di atas, Imam Nawawi mengatakan, “Hadits ini
mengandung kaidah baku dalam syariat, yaitu segala sesuatu yang
mulia dan bernilai maka dianjurkan untuk mendahulukan yang kanan
pada saat itu semisal memakai baju, celana panjang, sepatu, masuk
ke dalam masjid, bersiwak, bercelak, memotong kuku, menggunting
kumis, menyisir rambut, mencabut bulu ketiak, menggundul kepala,
mengucapkan salam sebagai tanda selesai shalat, membasuh anggota
wudhu, keluar dari WC, makan dan minum, berjabat tangan,
menyentuh hajar aswad dan lain-lain. Sedangkan hal-hal yang
berkebalikan dari hal yang diatas dianjurkan untuk menggunakan sisi
kiri semisal masuk WC, keluar dari masjid, membuang ingus, istinjak,
mencopot baju, celana panjang dan sepatu. Ini semua dikarenakan
sisi kanan itu memiliki kelebihan dan kemuliaan.” (Syarah Muslim,
3/131)
9. ADAB DALAM BERHIAS
• Adab dalam berhias hampir sejalan dengan adab dalam berpakaian.
Berhias, asal dilakukan dengan wajar dan tidak berlebihan pada
dasarnya dibolehkan dalam ajaran Islam, bahkan dianjurkan asal
menaati aturan-aturan yang telah digariskan. Karena, seperti kata
Rasulullah dalam sabdanya yang juga telah disebutkan sebelumnya,
Allah sendiri adalah penyuka keindahan,
“Sesungguhnya Allah itu Indah dan Dia mencintai keindahan, Dia
mencintai akhlak yang mulia dan membenci perilaku yang tercela.”
(HR. at-°abran³ dalam kitabnya Mu’jam al-Aus±¯ dengan sanad dari
Jabir r.a.)
10. Contoh-contoh Adab dalam Berhias
• Islam memberikan aturan-aturan dalam hal berhias, antara lain
sebagai berikut:
• 1). Laki-laki dilarang memakai cincin emas, sebagaimana sabda
Nabi yang telah dijelaskan sebelumnya.
• 2). Dilarang bertato dan mengikir gigi.
• Pada zaman Jahiliah, bertato banyak dilakukan oleh wanita-wanita
Arab dalam bentuk ukiran-ukiran dengan warna biru di hampir
semua bagian tubuhnya, termasuk muka dan tangan. Zaman
sekarang, bertato lebih banyak dilakukan oleh laki-laki. Bagi sebagian
besar laki-laki dan dalam pandangan masyarakat pada umumnya tato
adalah perlambang ke-”macho”-an. Pertanda kehebatan bahkan
kepremanan seorang laki-laki.
11. Contoh-contoh Adab dalam Berhias
• 3). Dilarang menyambung rambut
• “Seorang perempuan bertanya kepada nabi SAW: ‘Ya Rasulullah,
sesungguhnya anak saya tertimpa suatu penyakit sehingga rontok
rambutnya, dan saya ingin menikahkan dia. Apakah boleh saya
menyambung rambutnya?’ Jawab Nabi SAW: ‘Allah melaknat
perempuan yang menyambung rambutnya dan meminta
disambungkan rambutnya.” (HR. Bukhori)
• 4). Jangan berhias secara berlebihan
• Islam membolehkan berhias, tapi kalau dilakukan dengan
berlebihan dan tidak wajar, itu adalah perbuatan yang melampau
batas (tabzir). Perbuatan melampaui batas akan menyeret kepada
sikap sombong dan suka bermegah-megahan.
12. Terima Kasih
SMK Bina Rahayu Kelompok 1
- Rinaldi Adam
- Reza Ibnu Baihaqi
Belajar – Berakkhlak - Berhasil - Itsni Elna. Hidayati