3. Pengertian
Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat
diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara
untuk mendekati sesuatu”.
Wina
Sanjaya
(2006:127)
dalam
bukunya
“Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan” mengungkapkan pengertian
pendekatan pembelajaran sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran.
4. Menurut Suharno, Sukardi, Chodijah dan
Suwalni (1998: 25) bahwa, “pendekatan
pembelajaran diartikan model
pembelajaran”.
H.J. Gino dkk. (1998:32) bahwa,
“pembelajaran atau intruction merupakan
usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk
membuat siswa belajar dengan tujuan
mengaktifkan faktor intern dan faktor
ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”.
5. Berdasarkan pengertian pendekatan
dan pembelajaran tersebut dapat
disimpulkan bahwa, pendekatan
pembelajaran merupakan cara kerja
mempunyai sistem untuk
memudahkan pelaksanaan proses
pembelajaran dan membelajarkan
siswa guna membantu dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
6. Fungsi
1. Sebagai pedoman umum dalam menyusun
langkah-langkah metode pembelajaran yang
akan digunakan.
2. Memberikan garis-garis rujukan untuk
perancangan pembelajaran.
3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah
dicapai.
4. Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang
timbul, dan
5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan
yang telah dilaksanakan.
8. Indvidual
Pendekatan individual adalah suatu
pendekatan
yang
melayani
perbedaan
perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa,
sehingga dengan penerapan pendekatan
individual
memungkinkan
berkembangnya
potensi masing-masing siswa secara optimal.
Dasar pemikiran dari pendekatan individual ini
ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan
individual masing-masing siswa.
9. Guru melakukan pendekatan secara
pribadi kepada setiap siswa di kelas dan
memberikan kesempatan kepada anak
didik
sebagai
individu
untuk
akatif, kreatif, dan mandiri dalam belajar.
Guru harus peka melihat perbedaan sifatsifat dari semua anak didik secara
individual.
10. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing di kelas. Para peserta didik dapat
lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan apa
yang mereka pelajari.
Guru harus mampu mennyajikan pelajaran yang
menarik di depan kelas. Menarik dalam
pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan
dipahami serta tidak membosankan siswa.
Pengajaran individual dilakukan untuk membantu
siswa dalam menuntaskan belajar mereka.
11. Kelompok/ cooperatif
Pendekatan kelompok memang suatu waktu
diperlukan dan pelu digunakan untuk membina dan
mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini
disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk
homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan
untuk hidup bersama.
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat
ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri
setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan
rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing,
sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas.
12. Ketika guru akan menggunakan pendekatan
kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan
bahwa
hal
itu
tidak
bertentangan
dengan
tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan
dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akn diberikan
kepada anak didik memang cocok didekati dengan
pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan
kelompok
tidak
bisa
dilakukan
secara
sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hahhal yang ikut mempengaruhi penggunaannya.
Dalam pengolahan kelas, terutama yang
berhubungan
dengan
penempatan
anak
didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan .
Perbedaan individual anak didik, pada aspek
biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan sebagai
pijakan dalam melakukan pendekatan kelompok.
13. Problem Solving
Merupakan pendekatan yang mengarahkan
atau melatih anak didik untuk mampu memecahkan
masalah dalam bidang ilmu atau bidang studi yang
dipelajari.
Contohnya guru memberikan sebuah masalah yang
akan diselesaikan, lalu siswa diminta untuk
memahami masalah terlebih dahulu, setelah
dipahami masalah itu dirumuskan, mengajukan
beberapa alternative pemecahan atau solusi,
terakhir siswa memilih solusi yang lebih tepat
sehingga masalah dapat diselesaikan.
14. suatu
pendekatan
pembelajaran
yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai
suatu konteks bagi siswa untuk belajar
tentang cara berfikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi pelajaran.
Contohnya: seorang guru meorientasikan anak
didik
kepada
masalah,
setelah
itu
mengorganisasikan anak didik untuk belajar,
membimbing penyelidikan individual atau
kelompok, mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah tersebut.
15. Kreatif
Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk
menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan
melakukan hal-hal yang artistik lainnya. Dikarakterkan
dengan adanya keaslian dan hal yang baru. Dibentuk
melalui suatu proses yang baru. Memiliki kemampuan
untuk menciptakan. Dirancang untuk mensimulasikan
imajinasi. Kreatifitas adalah sebagai kemampuan
(berdasarkan data dan informasi yang tersedia) untuk
memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan
banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah,
yang menekankan pada segi kuantitas, ketergantungan
dan keragaman jawaban dan menerapkannya dalam
pemecahan masalah.
16. Contohnya: guru kreatif dalam
variasi metode mengajar dan
membuat alat peraga, siswa juga
diajak dan diberi kesempatan
untuk merancang/membuat sesuatu
serta menuliskan ide atau gagasan.
17. Keagamaan
Mata pelajaran umum sangat penting
dengan pendekatan keagamaan. Hal ini
dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak
sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama.
Tentu sajaguru harus menguasai ajaran-ajaran
agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang
dipegang.
Mata
pelajaran
biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah
agama,tetapi ada hubunganya. Persoalan nya
sekarng terletak mau atau tidaknya guru mata
pelajaran tersebut.
18. Pendekatan agama dapat membantu guru
untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama
didalam diri siswa, agar nilai-nilai
agamanya tidak dicemoohkan dan
dilecehkan, tetapi diyakini,
dipahami,dihayati dan diamalkan secara
hayat siswa dikandung badan.
19. Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan
memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan,
secara lisan atau tulisan. Bahasa merupakan alat
untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui
struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan
demikian
struktur
berperan
sebagai
alat
pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat dan
perasaan). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah
pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting
yaitu pada bahasa dan makna.
20. Kontekstual
atau Contextual
Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dalam konteks ini
siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya,
dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya.
Pendekatan
Kontekstual
21. 1. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan
merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan
strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan
sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan
demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa
dengan informasi baru.
2. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana
mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru
dengan pengalaman maupun pengetahui sebelumnya.
Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat
memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan
bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
3. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia
malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet
memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang
realistic dan relevan.
22.
23. Konstruktif
Pendekatan
Constructivisme
merupakan pendekatan yang menekankan
pentingnya siswa membangaun sendiri
pengetahuan mereka lewat keterlibatan
aktif
dalam
proses
pembelajaran.
Kegiatan berfokus pada pembelajaran
secara mendalam dengan pengalaman yang
relevan,
materi
pembelajaran
terintegrasi, dan disusun sendiri oleh
siswa.
24. Contohnya: Guru memberikan data
mentah
dan
materi-materi
yang
interaktif, setelah itu mengajukan
pertanyaan terbuka dan memberikan
kesempatan beberapa waktu kepada
siswa untuk merespon, sehingga siswa
terdorong berpikir tingkat tinggi dan
terlibat secara aktif dalam dialog atau
diskusi dengan guru dan siswa
25. Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach)
adalah pendekatan yang menggunakan logika
untuk menarik satu atau lebih kesimpulan
(conclusion) berdasarkan seperangkat premis
yang diberikan. Pendekatan deduktif merupakan
proses penalaran yang bermula dari keadaan
umum ke keadaan khusus, sebagai pendekatan
pengajaran yang bermula dengan menyajikan
aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contohcontoh khusus atau penerapan aturan, prinsip
umum ke dalam keadaan khusus.
26. Induktif
pendekatan
induktif
(inductif
approach)
menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat
khusus.. Metode induktif sering digambarkan sebagai
pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke
sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan
dahulu,
lalu
menarik
kesimpulan
berdasarkan
pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut
sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari
khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan
proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus
menuju keadaan umum.
28. STS
Pendekatan Science, Technology and Society (STS)
atau pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM)
merupakan gabungan antara pendekatan konsep, keterampilan
proses, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan pendekatan
terpadu antara sains, teknologi, dan isu yang ada di
masyarakat. Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah
menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal
pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan penting
tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil
tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya.
Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan
konstruktivisme, yaitu peserta didik menyusun sendiri konsepkonsep di dalam struktur kognitifnya berdasarkan apa yang
telah mereka ketahui.
29. penerapan pendekatan scientific (meliputi: mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata
pelajaran)
Komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan
scientific (McCollum : 2009)
Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan
(Foster a sense of wonder),
Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation),
Melakukan analisis ( Push for analysis) dan
Berkomunikasi (Require communication)
Aspek-aspek pada pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan
keterampilan proses dan metode ilmiah
Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang
digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah
Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman
langsung sebagai pengalaman pembelajaran