SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Pengamatan kualitas dengan standar BULOG

     Pengamatan               Kelompok A                                              Kelompok B
                             Kel 1   Kel 2         Kel 3      Kel 4    Rata     -    Kel 5   Kel 6      Kel 7    Kel 8     Rata     -
                                                                       Rata                                                Rata
Kadar air                    13.4       13.06      13.47      12.76      13.173       13.47    13.37     13.46    13.16      13.365
% menir                       5.8       12.61        1.5       0.69        5.15        6.74     12.3      8.87      6.6       8.628
% b. pecah                   27.4       15.28       28.4       23.6       23.67       20.74     17.5      24.3      26       22.135
%b. utuh                     76.8       62.89       69.2       67.7       69.15         72      68.2     65.55     65.4       67.79
Alasan TMS                 % menir    % menir      % b.       % b.                  % menir % menir % menir % menir
                          dan % b.    > standar   pecah >    pecah >                dan % b. > standar dan % b. dan % b.
                          pecah >     BULOG       standar    standar                pecah > BULOG pecah > pecah >
                          standar                 BULOG      BULOG                   standar            standar  standar
                          BULOG                                                     BULOG              BULOG BULOG


  Berdasarkan data yang diperoleh maka didapat nilai rata-rata sebagai berikut :

     1. Kadar air       : 13.269 %
     2. % menir         : 6.889 %
     3. % b. pecah      : 22.9025 %
     4. % b. utuh       : 68.47 %

  Menurut Inpres Nomor 7 tahun 2009 persyaratan kualitas beras yang diterima BULOG adalah beras dengan kadar air maksimal 14%,
  butir patah maksimum 20%, butir menir maksimum 2% dan derajat sosoh minimal 95%

  Dari data rata-rata tersebut di atas, maka beras yang digunakan sesuai kadar airnya dengan standar BULOG , namun untuk % menir
  dan % beras pecah tidak sesuai karena melebihi standar yang telah ditentukan.
Pembahasan

Masalah utama dalam penanganan pasca panen padi yang sering dialami oleh petani adalah
tingginya kehilangan hasil selama pasca panen. Kegiatan pasca panen meliputi proses
pemanenan padi, penyimpanan padi, pengeringan gabah, dan penggilingan gabah hingga menjadi
beras. BPS (1996) menyebutkan kehilangan hasil panen dan pasca panen akibat dari
ketidaksempurnaan penanganan pasca panen mencapai 20,51%, dimana kehilangan saat
pemanenan 9,52%, perontokan 4,78 %, pengeringan 2,13% dan penggilingan 2,19%. Besarnya
kehilangan pasca panen terjadi kemungkinan dikarenakan sebagian besar petani masih
menggunakan cara-cara tradisional atau meskipun sudah menggunakan peralatan mekanis tetapi
proses penanganan pasca panennya masih belum baik dan benar.

Penggilingan padi mempunyai peranan yang sangat vital dalam mengkonversi padi menjadi
beras yang siap diolah untuk dikonsumsi maupun untuk disimpan sebagai cadangan. Dalam
kaitan dengan proses penggilingan padi, karakteristik fisik padi sangat perlu diketahui karena
proses penggilingan padi sebenarnya mengolah bentuk fisik dari butiran padi menjadi beras putih.
Butiran padi yang memiliki bagian-bagian yang tidak dapat dimakan atau tidak enak dimakan,
sehingga perlu dipisahkan. Selama proses penggilingan, bagian-bagian tersebut dilepaskan
sampai akhirnya didapatkan beras yang enak dimakan yang disebut dengan beras sosoh (beras
putih).

Dari bentuk gabah kering giling sampai menjadi beras sosoh, berat biji padi akan berkurang
sedikit demi sedikit selama proses penggilingan akibat dari pengupasan dan penyosohan. Bagian-
bagian yang tidak berguna akan dipisahkan sedangkan bagian utama yang berupa beras
dipertahankan. Namun tidak dapat dihindarkan sebagian butiran beras akan patah selama proses
penggilingan.

Kualitas fisik gabah terutama ditentukan oleh kadar air dan kemurnian gabah. Yang dimaksud
dengan kadar air gabah adalah jumlah kandungan air dalam butiran gabah. Sedangkan tingkat
kemurnian gabah merupakan persentase berat gabah bernas terhadap berat keseluruhan campuran
gabah. Makin banyak benda asing atau gabah hampa atau rusak dalam campuran gabah maka
tingkat kemurnian gabah makin menurun.
Kualitas gabah akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas beras yang dihasilkan. Kualitas gabah
yang baik akan berpengaruh pada tingginya rendemen giling. Hasil rendemen yang diperoleh
kelompok kami dalam praktikum kali ini sebesar 61%. Nilai ini belum mancapai kriteria
rendemen yang baik karena menurut literatur, proses penyosohan berjalan baik bila rendemen
beras yang dihasilkan sama atau lebih dari 65% dan derajat sosoh sama atau lebih dari 95%.

Menurut Nugraha et al. (1998), nilai rendemen giling dipengaruhi oleh banyak faktor yang
terbagi ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama adalah faktor yang mempengaruhi rendemen
melalui pengaruhnya terhadap mutu gabah sebagai bahan baku dalam proses penggilingan, yang
meliputi varietas, teknik budidaya, cekaman lingkungan, agroekosistem, dan iklim. Kelompok
kedua merupakan faktor penentu rendemen yang terlibat dalam proses koversi gabah menjadi
beras, yaitu teknik penggilingan dan alat/mesin penggilingan. Kelompok ketiga menunjukkan
kualitas beras terutama derajar sosoh yang diinginkan, karena semakin tinggi derajat sosoh, maka
rendemen akan semakin rendah.

Beras sosoh dipisahkan menjadi beberapa ukuran, yaitu beras kepala, beras patah, dan menir.
Mutu beras giling dikatakan baik apabila hasil dari proses penggilingan diperoleh beras kepala
yang banyak dengan beras patah dan menir minimal. Dari hasil percobaan yang kami peroleh,
didapat persentase beras kepala adalah sebesar 41.2%, beras patah 16.6%, dan menir 42.2%.
Besarnya persentase menir paling tinggi dibandingkan dengan persentase beras kepala dan beras
patah. Hal ini menunjukkan mutu beras masih rendah.

Pada proses penggilingan, beras patah dan menir tidak dikehendaki. Yang dikehendaki adalah
sebanyak mungkin beras kepala. Namun timbulnya beras patah dan menir tidak dapat dihindari.
Timbulnya beras patah dan menir terutama terjadi pada proses penyosohan, yaitu pada saat
menggosok permukaan beras untuk melepaskan bagian bekatul.

Selain kinerja mesin penggiling, terjadinya beras patah juga ditentukan oleh kualitas gabah
sebelum digiling. Dengan penanganan yang kurang tepat, gabah dapat menjadi mudah patah atau
retak, atau bahkan telah patah sebelum digiling. Gabah dapat patah atau retak selama
penanganan pasca panen sebagia kaibat dari adanya perubahan cuaca, terutama fluktuasi suhu
dan kelembaban relatif udara. Ini bisa terjadi apabila perubahan hari panas dan hujan terjadi
berkali-kali dalam jangka waktu yang lama. Fluktuasi ini menyebabkan butiran gabah mengkerut
dan mengembang dengan interval tidak teratur sehingga terjadi keretakan. Keretakan serupa juga
dapat terjadi apabila dilakukan metode pengeringan yang tidak tepat.

Sumber :

Alur Pengadaan. http://www.bulog.co.id/alurada_v2.php

Anonim. 2011. Penggilingan Padi. Diakses melaui http://jai.staff.ipb.ac.id/tag/beras-menir/

More Related Content

What's hot

Buku praktikum Ilmu Pangan Dasar
Buku praktikum Ilmu Pangan DasarBuku praktikum Ilmu Pangan Dasar
Buku praktikum Ilmu Pangan DasarAgnescia Sera
 
Perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa dengan metode god
Perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa dengan metode godPerbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa dengan metode god
Perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa dengan metode godMohamad A
 
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaLaporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaswiradiputri
 
04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak LengkapIr. Zakaria, M.M
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananAgnescia Sera
 
Rancangan acak kelompok faktorial (rakf)1
Rancangan acak kelompok faktorial (rakf)1Rancangan acak kelompok faktorial (rakf)1
Rancangan acak kelompok faktorial (rakf)1Muhammad Luthfan
 
Metabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for PoultryMetabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for PoultryEmi Suhaemi
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananEmi Suhaemi
 
Rancangan petak terbagi
Rancangan petak terbagiRancangan petak terbagi
Rancangan petak terbagiMuhammad Eko
 
Rancangan Petak-petak Terbagi
Rancangan Petak-petak TerbagiRancangan Petak-petak Terbagi
Rancangan Petak-petak TerbagiAde Setiawan
 
Budidaya tanaman gandum
Budidaya tanaman gandumBudidaya tanaman gandum
Budidaya tanaman gandumFitriHastuti2
 

What's hot (20)

Buku praktikum Ilmu Pangan Dasar
Buku praktikum Ilmu Pangan DasarBuku praktikum Ilmu Pangan Dasar
Buku praktikum Ilmu Pangan Dasar
 
07. rak
07. rak07. rak
07. rak
 
Perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa dengan metode god
Perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa dengan metode godPerbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa dengan metode god
Perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa dengan metode god
 
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansiaLaporan manajemen pemberian pakan ruminansia
Laporan manajemen pemberian pakan ruminansia
 
Perbandingan ortogonal kontras
Perbandingan ortogonal kontrasPerbandingan ortogonal kontras
Perbandingan ortogonal kontras
 
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap
 
Sampling contoh tanah
Sampling contoh tanahSampling contoh tanah
Sampling contoh tanah
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
 
Rancangan acak kelompok faktorial (rakf)1
Rancangan acak kelompok faktorial (rakf)1Rancangan acak kelompok faktorial (rakf)1
Rancangan acak kelompok faktorial (rakf)1
 
Ayam unggul balitbangtan dan perbibitan 31 juli 2018
Ayam  unggul balitbangtan dan  perbibitan 31 juli 2018Ayam  unggul balitbangtan dan  perbibitan 31 juli 2018
Ayam unggul balitbangtan dan perbibitan 31 juli 2018
 
Metabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for PoultryMetabolizable Energi for Poultry
Metabolizable Energi for Poultry
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
 
Rancangan petak terbagi
Rancangan petak terbagiRancangan petak terbagi
Rancangan petak terbagi
 
Rancangan Petak-petak Terbagi
Rancangan Petak-petak TerbagiRancangan Petak-petak Terbagi
Rancangan Petak-petak Terbagi
 
Sni 01 3545-2004 madu
Sni 01 3545-2004 maduSni 01 3545-2004 madu
Sni 01 3545-2004 madu
 
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK KELOMPOKRANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
 
Pascapanen kedelai 2015-bag i
Pascapanen kedelai 2015-bag iPascapanen kedelai 2015-bag i
Pascapanen kedelai 2015-bag i
 
Budidaya tanaman gandum
Budidaya tanaman gandumBudidaya tanaman gandum
Budidaya tanaman gandum
 
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi PotongStrategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
 

More from rizky hadi

Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisPengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisrizky hadi
 
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...rizky hadi
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikumrizky hadi
 
Profil desa.cileles
Profil desa.cilelesProfil desa.cileles
Profil desa.cilelesrizky hadi
 
Rizky hadi rahmannia
Rizky hadi rahmanniaRizky hadi rahmannia
Rizky hadi rahmanniarizky hadi
 
Rizky hadi rahmannia perwil
Rizky hadi rahmannia perwilRizky hadi rahmannia perwil
Rizky hadi rahmannia perwilrizky hadi
 
Tugas individu perwil
Tugas individu perwilTugas individu perwil
Tugas individu perwilrizky hadi
 
Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)rizky hadi
 
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasPeran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasrizky hadi
 
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisPengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisrizky hadi
 
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...rizky hadi
 
Bahan poster jagung(2)
Bahan poster jagung(2)Bahan poster jagung(2)
Bahan poster jagung(2)rizky hadi
 
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...rizky hadi
 
Praktikum paspan mentimun
Praktikum paspan mentimunPraktikum paspan mentimun
Praktikum paspan mentimunrizky hadi
 
Tgs mklh pbl residu pestisida
Tgs mklh pbl residu pestisidaTgs mklh pbl residu pestisida
Tgs mklh pbl residu pestisidarizky hadi
 
Pengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskular
Pengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskularPengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskular
Pengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskularrizky hadi
 

More from rizky hadi (20)

Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisPengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
 
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Profil desa.cileles
Profil desa.cilelesProfil desa.cileles
Profil desa.cileles
 
Rizky hadi rahmannia
Rizky hadi rahmanniaRizky hadi rahmannia
Rizky hadi rahmannia
 
Rizky hadi rahmannia perwil
Rizky hadi rahmannia perwilRizky hadi rahmannia perwil
Rizky hadi rahmannia perwil
 
Pisaaang
PisaaangPisaaang
Pisaaang
 
Agroforestri
AgroforestriAgroforestri
Agroforestri
 
Tugas individu perwil
Tugas individu perwilTugas individu perwil
Tugas individu perwil
 
Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)
 
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasPeran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
 
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologisPengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
Pengamatan kualitas tanah dari aspek biologis
 
Pasca
PascaPasca
Pasca
 
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
Multiple cropping dalam koridor sistem pertanian terpadu berkelanjutan pada l...
 
Benih tugas
Benih tugasBenih tugas
Benih tugas
 
Bahan poster jagung(2)
Bahan poster jagung(2)Bahan poster jagung(2)
Bahan poster jagung(2)
 
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
Dalam pembangunan tempat penyimpanan hasil panen terdapat beberapa syarat ata...
 
Praktikum paspan mentimun
Praktikum paspan mentimunPraktikum paspan mentimun
Praktikum paspan mentimun
 
Tgs mklh pbl residu pestisida
Tgs mklh pbl residu pestisidaTgs mklh pbl residu pestisida
Tgs mklh pbl residu pestisida
 
Pengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskular
Pengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskularPengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskular
Pengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskular
 

OPTIMASI KUALITAS BERAS DENGAN STANDAR BULOG

  • 1. Pengamatan kualitas dengan standar BULOG Pengamatan Kelompok A Kelompok B Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Rata - Kel 5 Kel 6 Kel 7 Kel 8 Rata - Rata Rata Kadar air 13.4 13.06 13.47 12.76 13.173 13.47 13.37 13.46 13.16 13.365 % menir 5.8 12.61 1.5 0.69 5.15 6.74 12.3 8.87 6.6 8.628 % b. pecah 27.4 15.28 28.4 23.6 23.67 20.74 17.5 24.3 26 22.135 %b. utuh 76.8 62.89 69.2 67.7 69.15 72 68.2 65.55 65.4 67.79 Alasan TMS % menir % menir % b. % b. % menir % menir % menir % menir dan % b. > standar pecah > pecah > dan % b. > standar dan % b. dan % b. pecah > BULOG standar standar pecah > BULOG pecah > pecah > standar BULOG BULOG standar standar standar BULOG BULOG BULOG BULOG Berdasarkan data yang diperoleh maka didapat nilai rata-rata sebagai berikut : 1. Kadar air : 13.269 % 2. % menir : 6.889 % 3. % b. pecah : 22.9025 % 4. % b. utuh : 68.47 % Menurut Inpres Nomor 7 tahun 2009 persyaratan kualitas beras yang diterima BULOG adalah beras dengan kadar air maksimal 14%, butir patah maksimum 20%, butir menir maksimum 2% dan derajat sosoh minimal 95% Dari data rata-rata tersebut di atas, maka beras yang digunakan sesuai kadar airnya dengan standar BULOG , namun untuk % menir dan % beras pecah tidak sesuai karena melebihi standar yang telah ditentukan.
  • 2. Pembahasan Masalah utama dalam penanganan pasca panen padi yang sering dialami oleh petani adalah tingginya kehilangan hasil selama pasca panen. Kegiatan pasca panen meliputi proses pemanenan padi, penyimpanan padi, pengeringan gabah, dan penggilingan gabah hingga menjadi beras. BPS (1996) menyebutkan kehilangan hasil panen dan pasca panen akibat dari ketidaksempurnaan penanganan pasca panen mencapai 20,51%, dimana kehilangan saat pemanenan 9,52%, perontokan 4,78 %, pengeringan 2,13% dan penggilingan 2,19%. Besarnya kehilangan pasca panen terjadi kemungkinan dikarenakan sebagian besar petani masih menggunakan cara-cara tradisional atau meskipun sudah menggunakan peralatan mekanis tetapi proses penanganan pasca panennya masih belum baik dan benar. Penggilingan padi mempunyai peranan yang sangat vital dalam mengkonversi padi menjadi beras yang siap diolah untuk dikonsumsi maupun untuk disimpan sebagai cadangan. Dalam kaitan dengan proses penggilingan padi, karakteristik fisik padi sangat perlu diketahui karena proses penggilingan padi sebenarnya mengolah bentuk fisik dari butiran padi menjadi beras putih. Butiran padi yang memiliki bagian-bagian yang tidak dapat dimakan atau tidak enak dimakan, sehingga perlu dipisahkan. Selama proses penggilingan, bagian-bagian tersebut dilepaskan sampai akhirnya didapatkan beras yang enak dimakan yang disebut dengan beras sosoh (beras putih). Dari bentuk gabah kering giling sampai menjadi beras sosoh, berat biji padi akan berkurang sedikit demi sedikit selama proses penggilingan akibat dari pengupasan dan penyosohan. Bagian- bagian yang tidak berguna akan dipisahkan sedangkan bagian utama yang berupa beras dipertahankan. Namun tidak dapat dihindarkan sebagian butiran beras akan patah selama proses penggilingan. Kualitas fisik gabah terutama ditentukan oleh kadar air dan kemurnian gabah. Yang dimaksud dengan kadar air gabah adalah jumlah kandungan air dalam butiran gabah. Sedangkan tingkat kemurnian gabah merupakan persentase berat gabah bernas terhadap berat keseluruhan campuran gabah. Makin banyak benda asing atau gabah hampa atau rusak dalam campuran gabah maka tingkat kemurnian gabah makin menurun.
  • 3. Kualitas gabah akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas beras yang dihasilkan. Kualitas gabah yang baik akan berpengaruh pada tingginya rendemen giling. Hasil rendemen yang diperoleh kelompok kami dalam praktikum kali ini sebesar 61%. Nilai ini belum mancapai kriteria rendemen yang baik karena menurut literatur, proses penyosohan berjalan baik bila rendemen beras yang dihasilkan sama atau lebih dari 65% dan derajat sosoh sama atau lebih dari 95%. Menurut Nugraha et al. (1998), nilai rendemen giling dipengaruhi oleh banyak faktor yang terbagi ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama adalah faktor yang mempengaruhi rendemen melalui pengaruhnya terhadap mutu gabah sebagai bahan baku dalam proses penggilingan, yang meliputi varietas, teknik budidaya, cekaman lingkungan, agroekosistem, dan iklim. Kelompok kedua merupakan faktor penentu rendemen yang terlibat dalam proses koversi gabah menjadi beras, yaitu teknik penggilingan dan alat/mesin penggilingan. Kelompok ketiga menunjukkan kualitas beras terutama derajar sosoh yang diinginkan, karena semakin tinggi derajat sosoh, maka rendemen akan semakin rendah. Beras sosoh dipisahkan menjadi beberapa ukuran, yaitu beras kepala, beras patah, dan menir. Mutu beras giling dikatakan baik apabila hasil dari proses penggilingan diperoleh beras kepala yang banyak dengan beras patah dan menir minimal. Dari hasil percobaan yang kami peroleh, didapat persentase beras kepala adalah sebesar 41.2%, beras patah 16.6%, dan menir 42.2%. Besarnya persentase menir paling tinggi dibandingkan dengan persentase beras kepala dan beras patah. Hal ini menunjukkan mutu beras masih rendah. Pada proses penggilingan, beras patah dan menir tidak dikehendaki. Yang dikehendaki adalah sebanyak mungkin beras kepala. Namun timbulnya beras patah dan menir tidak dapat dihindari. Timbulnya beras patah dan menir terutama terjadi pada proses penyosohan, yaitu pada saat menggosok permukaan beras untuk melepaskan bagian bekatul. Selain kinerja mesin penggiling, terjadinya beras patah juga ditentukan oleh kualitas gabah sebelum digiling. Dengan penanganan yang kurang tepat, gabah dapat menjadi mudah patah atau retak, atau bahkan telah patah sebelum digiling. Gabah dapat patah atau retak selama penanganan pasca panen sebagia kaibat dari adanya perubahan cuaca, terutama fluktuasi suhu dan kelembaban relatif udara. Ini bisa terjadi apabila perubahan hari panas dan hujan terjadi
  • 4. berkali-kali dalam jangka waktu yang lama. Fluktuasi ini menyebabkan butiran gabah mengkerut dan mengembang dengan interval tidak teratur sehingga terjadi keretakan. Keretakan serupa juga dapat terjadi apabila dilakukan metode pengeringan yang tidak tepat. Sumber : Alur Pengadaan. http://www.bulog.co.id/alurada_v2.php Anonim. 2011. Penggilingan Padi. Diakses melaui http://jai.staff.ipb.ac.id/tag/beras-menir/