SlideShare a Scribd company logo
1 of 74
OKSIGENASI

By
Hilman Mulyana, S.Kep., Ners
PENGERTIAN OKSIGENASI
• Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen

•

dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran
masuknya oksigen atau memberikan aliran gas
oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen
meningkat dalam tubuh.
Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat
dilakukan dengan pemberian oksigen dengan
menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada,
dan cara penghisapan lendir (suction).
TUJUAN PEMBERIAN
OKSIGENASI..1
1. Untuk mempertahankan oksigen yang
adekuat pada jaringan
2. Untuk menurunkan kerja paru paru
3. Untuk menurunkan kerja jantung
TUJUAN PEMBERIAN
OKSIGENASI..2
Secara klinis tujuan utama pemberian oksigen
adalah :
1. Untuk mengatasi keadaan Hipoksemia
sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah,
2. Untuk menurunkan kerja nafas dan
menurunkan kerja miokard.
Syarat-syarat Pemberian
Oksigen Meliputi :
1. Tidak dpt mengontrol konsentrasi oksigen
udara inspirasi (menghirup),
Tahanan jalan nafas yang rendah,
Tidak terjadi penumpukan CO2,

2.
3.
4. Efisien,
5. Nyaman untuk pasien.
Indikasi Pemberian Oksigen

Indikasi Utama

1. Klien dengan kadar oksigen arteri rendah dari

hasil analisa gas darah,
2.Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana
tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia
melalui peningkatan laju dan dalamnya
pernafasan serta adanya kerja otot-otot
tambahan pernafasan,
3.Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana
jantung berusaha untuk mengatasi gangguan
oksigen melalui peningkatan laju pompa jantung
Berdasarkan indikasi utama maka
dindikasikan kepada klien dengan gejala :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Klien dengan keadaan tidak sadar,
Sianosis,
Hipovolemia,
Perdarahan,
Anemia berat,
Keracunan gas karbondioksida,
Selama dan sesudah pembedahan.
Metode Pemberian Oksigen..1
A.Sistem Aliran Rendah

Ditujukan untuk klien yang memerlukan
oksigen, namun masih mampu bernafas
dengan pola pernafasan normal.
Contoh sistem aliran rendah adalah :
1. Kateter nasal
2. Kanula nasal
3. Sungkup muka sederhana,
4. Sungkup muka dengan kantong rebreathing,
5. Sungkup muka dengan kantong non
rebreathing.
1. Kateter Nasal
• Merupakan suatu alat sederhana yang dapat

memberikan oksigen secara kontinyu dengan
aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi 24% 44%.

Keuntungan

• Pemberian oksigen stabil,
• Klien bebas bergerak, makan dan berbicara,
murah dan nyaman serta dapat juga dipakai
sebagai kateter penghisap.
Kerugian

• Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen
•
•
•
•
•

yang lebih dari 45%,
Tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit
dari pada kanula nasal,
Dapat terjadi distensi lambung,
Dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring,
Aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat
menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan
mukosa hidung,
Kateter mudah tersumbat.
2. Kanul Nasal
• Merupakan suatu alat sederhana yang dapat

memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1 –
6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama
dengan kateter nasal.

Keuntungan

• Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal
•
•

dan laju pernafasan teratur,
Pemasangannya mudah dibandingkan kateter
nasal,
Klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih
mudah ditolerir klien dan terasa nyaman.
Kerugian

• Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen
•
•
•

lebih dari 44%,
Suplai oksigen berkurang bila klien bernafas
melalui mulut,
Mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1
cm,
Dapat mengiritasi selaput lendir.
Kanul Nasal
3. Sungkup Muka Sederhana
• Merupakan alat pemberian oksigen kontinu
atau selang seling 5 – 8 liter/mnt dengan
konsentrasi oksigen 40 – 60%.

Keuntungan

• Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi
•
•

dari kateter atau kanula nasal,
Sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui
pemilihan sungkup berlobang besar,
Dapat digunakan dalam pemberian terapi
aerosol.
Kerugian

• Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen
•

kurang dari 40%,
Dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika
aliran rendah.
Sungkup Muka Sederhana
3. Sungkup Muka dengan Kantong
Rebreathing :
• Suatu teknik pemberian oksigen dengan

konsentrasi tinggi yaitu 60 – 80% dengan
aliran 8 – 12 liter/mnt

Keuntungan

• Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup
•

muka sederhana,
Tidak mengeringkan selaput lendir
Kerugian

• Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi
•

rendah,
Jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan
penumpukan CO2,

• Kantong oksigen bisa terlipat.
Rebreathing
4. Sungkup Muka dengan Kantong
Non Rebreathing
• Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi
oksigen mencapai 99% dengan aliran 8 – 12
liter/mnt dimana udara inspirasi tidak
bercampur dengan udara ekspirasi

Keuntungan :

• Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat
mencapi 100%,
Tidak mengeringkan selaput lendir.

•
Kerugian
Non Rebreathing
Metode Pemberian Oksigen..2
B.Sistem Aliran Tinggi

• Teknik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih

stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe
pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat
menambahkan konsentrasi oksigen yang lebih
tepat dan teratur.
• Contoh tehnik sistem aliran tinggi adalah
sungkup muka dengan ventury mask.

• Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu
gas yang dialirkan dari tabung akan
menuju ke sungkup yang kemudian akan
dihimpit untuk mengatur suplai oksigen
sehingga tercipta tekanan negatif,
akibatnya udara luar dapat diisap dan
aliran udara yang dihasilkan lebih
banyak.
• Aliran udara pada alat ini sekitas 4 – 14
liter/mnt dengan konsentrasi 30 – 55%.
Keuntungan

• Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan

sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak
dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap
FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol
serta tidak terjadi penumpukan CO2

Kerugian

• Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi
rendah, jika aliran lebih rendah dapat
menyebabkan penumpukan CO2, kantong
oksigen bisa terlipat.
Ventury Mask
Bahaya Pemberian Oksigen..1
• Pemberian oksigen bukan hanya memberikan
efek terapi tetapi juga dapat menimbulkan
efek merugikan, antara lain :

1.Kebakaran

• Oksigen bukan zat pembakar tetapi dapat

memudahkan terjadinya kebakaran, oleh karena
itu klein dengan terapi pemberian oksigen harus
menghindari : Merokok, membuka alat listrik
dalam area sumber oksigen, menghindari
penggunaan listrik tanpa “Ground”.
2.Depresi Ventilasi

• Pemberian oksigen yang tidak dimonitor

dengan konsentrasi dan aliran yang tepat
pada klien dengan retensi CO2 dapat menekan
ventilasi

3.Keracunan Oksigen

• Dapat terjadi bila terapi oksigen yang

diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam
waktu relatif lama. Keadaan ini dapat
merusak struktur jaringan paru seperti
atelektasis dan kerusakan surfaktan.
Akibatnya proses difusi di paru akan
terganggu.
TABUNG OKSIGEN
FLOW METER
HUMIDIFIER
KANULA NASAL

MASKER OKSIGEN
KANULA NASAL

SELANG OKSIGEN
Langkah Pemberian Oksigen
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci Tangan
3. Hubungkan humidifier serta flow meter pada
tabung oksigen, kemudian kanul/masker ke selang
oksigen/humidifier.
4. Cek aliran oksigen (humidifier akan ber
gelembung)
5. Atur aliran oksigen sesuai advis atau indikasi
6. Pasang kanul/masker pada klien dan atur pengikat
untuk kenyamanan klien.
7. Kaji setiap 6-8 jam.
8. Dokumentasikan.
Coba Praktekan….
Nebulizer
• Memberikan campuran zat aerosol dalam
partikel udara dengan tekanan udara.

Tujuan

• Untuk memberikan obat melalui nafas spontan
klien.
Persiapan

Alat dan obat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Oksigen set
Nebulizer set
Cairan normal saline dan obat yang akan dipakai
Spuit 5 atau 10 cc.
Mouth piece bila perlu
Bengkok
Tisu

Lingkungan :

• Bersih dan tenang
Petugas :
• 1 orang
Prosedur :

1. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pengobatan khususnya pada klien yang
menggunakan bronkodilator.
2. Jelaskan prosedur pada klien.
3. Atur posisi klien senyaman mungkin paling
sering dalam posisi semifowler, jaga
privasi.
4. Petugas mencuci tangan.
5. Nebulizes diisi obat (sesuai program
pengobatan) dan cairan normal salin ± 46cc.
6. Hidupkan nebulizer kemudian hubungkan

nebulizer dan selangnya ke flow meter oksigen
dan set aliran pada 4-5 liter/menit, atau ke
kompresor udara.
7. Instruksikan klien untuk buang nafas.
8. Minta klien untuk mengambil nafas dalam
melalui mouth piece, tahan nafas beberapa
saat kemudian buang nafas melalui hidung.
9. Observasi pengembangan paru / dada klien.
10.Minta klien untuk bernafas perlahan-lahan dan
dalam setelah seluruh obat diuapkan.
6. Selesai tindakan, anjurkan klien untuk batuk
setelah tarik nafas dalam beberapa kali
(teknik batuk efektif).
7. Klien dirapikan.
8. Alat dirapikan.
9. Petugas mencuci tangan.
10.Catat respon klien dan tindakan yang telah
dilakukan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
• Perlakukan klien secara hati-hati.
• Saat awal tindakan klien perlu didampingi
FISIOTERAPI DADA
FISIOTERAPI DADA
1. Fisioterapi dada merupakan tindakan yang

dilakukan pada klien yang mengalami retensi
sekresi dan gangguan oksigenasi yang
memerlukan bantuan untuk mengencerkan atau
mengeluarkan sekresi.
2. Fisioterapi dada mencakup tiga teknik:
• Drainase postural,
• Perkusi dada, dan
• vibrasi.
Tujuan
1. Meningkatkan efisiensi pernapasan dan
2.
3.
4.

ekspansi paru
Memperkuat otot pernapasan
Mengeluarkan secret dari saluran
pernapasan
Klien dapat bernapas dengan bebas dan
tubuh mendapatkan oksigen yang
cukup.
Anatomi..1
Percabangan Trakheobronkhial
Anatomi..2
1.Lobus Kanan Atas : 3. Lobus Kanan Bawah :
Segmen apical
Segmen posterior
Segmen anterior
1.Lobus Kanan
Tengah :
Segmen lateral
Segmen medial

Segmen
Segmen
Segmen
Segmen
Segmen

superior
basal anterior
basal lateral
basal posterior
basal medial
Anatomi..3
1. Drainase Postural
 Merupakan cara klasik untuk mengeluarkan





secret dari paru dengan mempergunakan
gaya berat (gravitasi) dari secret.
Pembersihan dengan cara ini dicapai dengan
melakukan salah satu atau lebih dari 11
posisi tubuh yang berbeda.
Setiap posisi mengalirkan secret dari pohon
trakheobronkhial ke dalam trachea.
Batuk penghisapan kemudian dapat
membuang secret dari trachea.
Pada penderita dengan produksi sputum
yang banyak drainase postural lebih efektif
bila disertai dengan perkusi dan vibrasi
dada.
Indikasi
A. Mencegah penumpukan secret yaitu

pada:
 Pasien yang memakai ventilasi
 Pasien yang melakukan tirah baring
yang lama
 Pasien yang produksi sputum
meningkat
B. Mobilisasi secret yang tertahan :

 Pasien dengan atelektasis yang disebabkan
oleh secret
 Pasien dengan abses paru
 Pasien dengan pneumonia
 Pasien pre dan post operatif
 Pasien neurology dengan kelemahan umum
dan gangguan menelan atau batuk
Kontra Indikasi
1.
2.
3.

Tension pneumothoraks
Hemoptisis
Gangguan system kardiovaskuler
seperti hipotensi, hipertensi, infark
miokard, aritmia
Edema paru
Efusi pleura

4.
5.
6. Tekanan tinggi intrakranial
Persiapan Pasien
1. Longgarkan seluruh pakaian terutama
2.
3.
4.

daerah leher dan pnggang
Terangkan cara pelaksanaan kepada
klien secara ringkas tetapi lengkap
Periksa nadi dan tekanan darah
Apakah pasien mempunyai refleks
batuk atau memerlukan suction untuk
mengeluarkan secret.
Cara Melakukan
1. Dilakukan sebelum makan untuk mencegah

mual muntah dan menjelang tidur malam untuk
meningkatkan kenyamanan tidur.
2. Dapat dilakukan dua kali sehari, bila dilakukan
pada beberapa posisi tidak lebih dari 40 -60
menit, tiap satu posisi 3-10 menit
3. Posisi drainase postural dilihat pada gambar
Evaluasi
1. Auskultasi : suara pernapasan meningkat dan
2.
3.
4.
5.

sama kiri dan kanan
Inspeksi : dada kanan dan kiri bergerak
bersama-sama
Batuk produktif (secret kental/encer)
Perasaan klien mengenai darinase postural
(sakit, lelah, lebih nyaman)
Efek drainase postural terhadap tanda vital
(Tekanan darah, nadi, respirasi,
temperature)

6. Rontgen thorax
Dihentikan bila:
1. Suara pernapasan normal atau tidak
2.
3.

terdengar ronchi
Klien mampu bernapas secara efektif
Hasil roentgen tidak terdapat penumpukan
sekret
2. Perkusi Dada/Clapping
• Perkusi dilakukan pada dinding dada

dengan tujuan melepaskan atau
melonggarkan secret yang tertahan.

Indikasi

• Perkusi secara rutin dilakukan pada

pasien yang mendapat drainase postural,
jadi semua indikasi drainase postural
secara umum adalah indikasi perkusi.
Cara Melakukan
• Perkusi dilakukan dengan kedua telapak tangan

•

•

perawat membentuk “setengah bulan” atau
“mangkuk” dengan jari-jari tangan rapat, secara
bergantian tepukan telapak tangan di atas dada
klien selama 1-2 menit.
Kecepatan dari perkusi masih kontroversi,
sebagian mengatakan bahwa teknik yang cepat
lebih efektif, tetapi ada yang mengatakan
bahwa teknik yang lambat lebih santai sehingga
klien lebih suka yang lambat.
Hindari daerah-daerah klavikula, sternum,
scapula, vertebra, ginjal, limpa.
3. Vibrasi..1
• Vibrasi merupakan kompresi dan getaran manual
pada dinding dada dengan tujuan menggerakkan
secret ke jalan napas yang besar.

Cara Melakukan Vibrasi

a. Vibrasi dilakukan hanya pada waktu klien
ekspirasi.
b. Letakkan tangan, telapak tangan menghadap
ke bawah di area yang didrainase, satu tangan
di atas tangan yang lain.
Vibrasi..2
c. Instruksikan klien untuk napas lambat
dan dalam melalui hidung hembuskan
melalui mulut dengan bibir
dimonyongkan selama proses vibrasi,
tujuannya memperpanjang fase
ekspirasi.
d. Ketika klien menghembuskan napas
getarkan telapak tangan, hentikan
saat klien inspirasi. Lakukan vibrasi 5
kali ekspirasi
FISIOTERAPI DADA :
DRAINASE POSTURAL, PERKUSI
DAN VIBRASI
A. Persiapan Alat :
Baki berisi :
1. Handuk
2. Bantal ( 2 – 3 buah )
3. Segelas air
4. Tissue
5. Sputum pot, berisi cairan desinfektan
6. Buku catatan
B. Persiapan Klien
1. Informasikan klien mengenai : tujuan
pemeriksaan, waktu dan prosedur
2. Pasang sampiran / jaga privacy pasien
3. Atur posisi yang nyaman

C. Persiapan Perawat :

1. Cuci tangan
2. Perhatikan universal precaution
D. Prosedur

1. Lakukan auskultasi bunyi napas klien
2. Instruksikan klien untuk mengatakan
3.
4.

bila mengalami mual, nyeri dada,
dispneu.
Berikan medikasi yang dapat membantu
mengencerkan sekresi.
Kendurkan pakaian klien
A. Postural Drainase
1. Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase
2. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area
3.
4.
5.
6.
7.

yang tersumbat. Letakkan bantal sebagai penyangga
Minta klien untuk mempertahankan posisi selama 10 – 15
menit
Selama dalam posisi ini, lakukan perkusi dan vibrasi dada
di atas area yang didrainase
Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien duduk
dan batuk efektif. Tampung sekresi dalam sputum pot.
Istirahatkan pasien, minta klien minum sedikit air
Ulangi untuk area tersumbat lainnya. Tindakan tidak
lebih dari 30 – 60 menit.
B. Perkusi
1. Tutup area yang akan diperkusi dengan
2.
3.
4.
5.

menggunkan handuk
Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan
lambat untuk meningkatkan relaksasi
Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi
membentuk mangkuk
Secara bergantian, lakukan fleksi dan
ekstensi pergelangan tangan secara cepat
menepuk dada
Perkusi pada setiap segmen paru selama 1 -2
menit, jangan pada area yang mudah cedera
C. Vibrasi
1. Letakkan tangan, telapak tangan menghadap

ke bawah di area yang didrainase, satu tangan
di atas tangan yang lain dengan jari-jari
menempel bersama dan ekstensi.
2. Anjurkan klien inspirasi dalam dan ekspirasi
secara lambat lewat mulut ( pursed lip
breathing )
3. Selama ekspirasi, tegangkan seluruh otot
tangan dan lengan, dan gunakan hampir semua
tumit tangan, getarkan tangan, gerakkan ke
arah bawah. Hentikan getaran saat klien
inspirasi
4. Lakukan vibrasi selama 5 kali ekspirasi pada
segmen paru yang terserang.
Kembalikan klien ke posisi yang nyaman
Evaluasi respon klien : subyektif dan

obyektif
Rapikan kembali alat-alat
Dokumentasikan hasil pemeriksaan fisik
Right Upper Lobe
Apical Segment (1)
Posterior Segment (2)
Anterior Segment (3)
Right Middle Lobe
Lateral segment (4)
Medial Segment (5)
Daftar Pustaka :
Black, Joyce M. Medical Surgical Nursing ; Clinical Management For Continuity
Of Care, W.B Sunders Company, 1999
Brunner & Suddarth. Buku Ajar Medikal Bedah, edisi bahasa Indonesia, vol. 8,
Jakarta, 2001
Carpenito, LYnda Juall. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,
EGC, Jakarta, 1999
Doengoes, Merilin E. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi ketiga, Jakarta,
EGC, 1999
Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, EGC,
Jakarta, 1999
Long, Barbara C. Perawatan Medikal Bedah, YIAPK, Bandung, 1996
Potter, Patricia A. Perry, Anne G. Fundamental of Nursing ; Concepts, Process
and Practice, Mosby Year Book, St. Louis, 1997
Taylor, Calor. Et al. Fundamentals of Nursing ; The Art and Science of Nursing
Care, Lipincott, Philadelphia, 1997
OKSIGENASI UNTUK KESEHATAN

More Related Content

What's hot (20)

Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutikkonsep komunikasi efektif dan terapeutik
konsep komunikasi efektif dan terapeutik
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Huknah tinggi & rendah
Huknah tinggi & rendahHuknah tinggi & rendah
Huknah tinggi & rendah
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
 
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
9 AIRWAY & BREATHING MANAJEMEN
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Lp karu-dan-katim
Lp karu-dan-katimLp karu-dan-katim
Lp karu-dan-katim
 
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah PernapasanPenatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
 

Similar to OKSIGENASI UNTUK KESEHATAN

THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.pptTHERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.pptawaldarmawan3
 
Terapi sistem pernafasan fix
Terapi sistem pernafasan fixTerapi sistem pernafasan fix
Terapi sistem pernafasan fixArmelia Putry
 
49177297-terapi-oksigen.pptx
49177297-terapi-oksigen.pptx49177297-terapi-oksigen.pptx
49177297-terapi-oksigen.pptxErik Efendi
 
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptmPemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptmIrene Rangin
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenconesti08com
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenconesti08com
 
Keperawatan ikhsanuddin2
Keperawatan ikhsanuddin2Keperawatan ikhsanuddin2
Keperawatan ikhsanuddin2Dody Arisandi
 
Terapi Oksigen nori.pptx
Terapi Oksigen nori.pptxTerapi Oksigen nori.pptx
Terapi Oksigen nori.pptxKianiLaras2
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxeko adi purnomo
 
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptxTugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptxCintaMeilika1
 
Asuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptx
Asuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptxAsuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptx
Asuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptxSetianaalirusi28
 

Similar to OKSIGENASI UNTUK KESEHATAN (20)

DRK KAK NIAA (1).pptx
DRK KAK NIAA (1).pptxDRK KAK NIAA (1).pptx
DRK KAK NIAA (1).pptx
 
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.pptTHERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
 
Terapi sistem pernafasan fix
Terapi sistem pernafasan fixTerapi sistem pernafasan fix
Terapi sistem pernafasan fix
 
Terapi Oksigenasi
Terapi OksigenasiTerapi Oksigenasi
Terapi Oksigenasi
 
49177297-terapi-oksigen.pptx
49177297-terapi-oksigen.pptx49177297-terapi-oksigen.pptx
49177297-terapi-oksigen.pptx
 
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptmPemenuhan kebutuhan dasar o2   tanpa video.pptm
Pemenuhan kebutuhan dasar o2 tanpa video.pptm
 
Definisi nasal kanul
Definisi nasal kanulDefinisi nasal kanul
Definisi nasal kanul
 
Askep oksigenasi 2011
Askep oksigenasi 2011Askep oksigenasi 2011
Askep oksigenasi 2011
 
penggunaan teraphy oksigen
penggunaan teraphy oksigenpenggunaan teraphy oksigen
penggunaan teraphy oksigen
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigen
 
Makalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigenMakalah macam2 pemberian oksigen
Makalah macam2 pemberian oksigen
 
OKSIGENASI (2).ppt
OKSIGENASI (2).pptOKSIGENASI (2).ppt
OKSIGENASI (2).ppt
 
Keperawatan ikhsanuddin2
Keperawatan ikhsanuddin2Keperawatan ikhsanuddin2
Keperawatan ikhsanuddin2
 
Terapi Oksigen nori.pptx
Terapi Oksigen nori.pptxTerapi Oksigen nori.pptx
Terapi Oksigen nori.pptx
 
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptxPPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
PPT ASKEP PASIEN PPOK,Kel 1.pptx
 
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptxTugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
 
Askep ventilasi mekanik
Askep  ventilasi mekanikAskep  ventilasi mekanik
Askep ventilasi mekanik
 
Terapi oksigen 2 AKPER PEMKAB MUNA
Terapi oksigen 2 AKPER PEMKAB MUNA Terapi oksigen 2 AKPER PEMKAB MUNA
Terapi oksigen 2 AKPER PEMKAB MUNA
 
Oksigenasi
OksigenasiOksigenasi
Oksigenasi
 
Asuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptx
Asuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptxAsuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptx
Asuhan Keperawatan pasien dengan Emboli Paru.pptx
 

More from Tina Novianty S

More from Tina Novianty S (10)

Psikopat
PsikopatPsikopat
Psikopat
 
Dispepsia
DispepsiaDispepsia
Dispepsia
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Diagnostik helminth
Diagnostik helminthDiagnostik helminth
Diagnostik helminth
 
pemeriksaan penunjang Diagnostik pada perawatan dasar langsung
pemeriksaan penunjang Diagnostik pada perawatan dasar langsungpemeriksaan penunjang Diagnostik pada perawatan dasar langsung
pemeriksaan penunjang Diagnostik pada perawatan dasar langsung
 
Kimia koloid
Kimia koloidKimia koloid
Kimia koloid
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Ulkus peptik
Ulkus peptikUlkus peptik
Ulkus peptik
 
Batuk berdarah by tina n
Batuk berdarah by tina nBatuk berdarah by tina n
Batuk berdarah by tina n
 
gelombang bunyi
gelombang bunyigelombang bunyi
gelombang bunyi
 

OKSIGENASI UNTUK KESEHATAN

  • 2. PENGERTIAN OKSIGENASI • Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen • dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan lendir (suction).
  • 3. TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI..1 1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan 2. Untuk menurunkan kerja paru paru 3. Untuk menurunkan kerja jantung
  • 4. TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI..2 Secara klinis tujuan utama pemberian oksigen adalah : 1. Untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah, 2. Untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard.
  • 5. Syarat-syarat Pemberian Oksigen Meliputi : 1. Tidak dpt mengontrol konsentrasi oksigen udara inspirasi (menghirup), Tahanan jalan nafas yang rendah, Tidak terjadi penumpukan CO2, 2. 3. 4. Efisien, 5. Nyaman untuk pasien.
  • 6. Indikasi Pemberian Oksigen Indikasi Utama 1. Klien dengan kadar oksigen arteri rendah dari hasil analisa gas darah, 2.Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan, 3.Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan oksigen melalui peningkatan laju pompa jantung
  • 7. Berdasarkan indikasi utama maka dindikasikan kepada klien dengan gejala : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Klien dengan keadaan tidak sadar, Sianosis, Hipovolemia, Perdarahan, Anemia berat, Keracunan gas karbondioksida, Selama dan sesudah pembedahan.
  • 8. Metode Pemberian Oksigen..1 A.Sistem Aliran Rendah Ditujukan untuk klien yang memerlukan oksigen, namun masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal. Contoh sistem aliran rendah adalah : 1. Kateter nasal 2. Kanula nasal 3. Sungkup muka sederhana, 4. Sungkup muka dengan kantong rebreathing, 5. Sungkup muka dengan kantong non rebreathing.
  • 9. 1. Kateter Nasal • Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen secara kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi 24% 44%. Keuntungan • Pemberian oksigen stabil, • Klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.
  • 10. Kerugian • Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen • • • • • yang lebih dari 45%, Tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, Dapat terjadi distensi lambung, Dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, Aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, Kateter mudah tersumbat.
  • 11.
  • 12. 2. Kanul Nasal • Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal. Keuntungan • Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal • • dan laju pernafasan teratur, Pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, Klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan terasa nyaman.
  • 13. Kerugian • Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen • • • lebih dari 44%, Suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, Mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1 cm, Dapat mengiritasi selaput lendir.
  • 15. 3. Sungkup Muka Sederhana • Merupakan alat pemberian oksigen kontinu atau selang seling 5 – 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 – 60%. Keuntungan • Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi • • dari kateter atau kanula nasal, Sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, Dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.
  • 16. Kerugian • Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen • kurang dari 40%, Dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.
  • 18. 3. Sungkup Muka dengan Kantong Rebreathing : • Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 – 80% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt Keuntungan • Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup • muka sederhana, Tidak mengeringkan selaput lendir
  • 19. Kerugian • Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi • rendah, Jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, • Kantong oksigen bisa terlipat.
  • 21. 4. Sungkup Muka dengan Kantong Non Rebreathing • Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai 99% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi Keuntungan : • Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 100%, Tidak mengeringkan selaput lendir. • Kerugian
  • 23. Metode Pemberian Oksigen..2 B.Sistem Aliran Tinggi • Teknik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur.
  • 24. • Contoh tehnik sistem aliran tinggi adalah sungkup muka dengan ventury mask. • Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai oksigen sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. • Aliran udara pada alat ini sekitas 4 – 14 liter/mnt dengan konsentrasi 30 – 55%.
  • 25. Keuntungan • Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO2 Kerugian • Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.
  • 27. Bahaya Pemberian Oksigen..1 • Pemberian oksigen bukan hanya memberikan efek terapi tetapi juga dapat menimbulkan efek merugikan, antara lain : 1.Kebakaran • Oksigen bukan zat pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh karena itu klein dengan terapi pemberian oksigen harus menghindari : Merokok, membuka alat listrik dalam area sumber oksigen, menghindari penggunaan listrik tanpa “Ground”.
  • 28. 2.Depresi Ventilasi • Pemberian oksigen yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada klien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi 3.Keracunan Oksigen • Dapat terjadi bila terapi oksigen yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasis dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu.
  • 34. Langkah Pemberian Oksigen 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. Cuci Tangan 3. Hubungkan humidifier serta flow meter pada tabung oksigen, kemudian kanul/masker ke selang oksigen/humidifier. 4. Cek aliran oksigen (humidifier akan ber gelembung) 5. Atur aliran oksigen sesuai advis atau indikasi 6. Pasang kanul/masker pada klien dan atur pengikat untuk kenyamanan klien. 7. Kaji setiap 6-8 jam. 8. Dokumentasikan.
  • 35.
  • 36.
  • 38. Nebulizer • Memberikan campuran zat aerosol dalam partikel udara dengan tekanan udara. Tujuan • Untuk memberikan obat melalui nafas spontan klien.
  • 39. Persiapan Alat dan obat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Oksigen set Nebulizer set Cairan normal saline dan obat yang akan dipakai Spuit 5 atau 10 cc. Mouth piece bila perlu Bengkok Tisu Lingkungan : • Bersih dan tenang Petugas : • 1 orang
  • 40. Prosedur : 1. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pengobatan khususnya pada klien yang menggunakan bronkodilator. 2. Jelaskan prosedur pada klien. 3. Atur posisi klien senyaman mungkin paling sering dalam posisi semifowler, jaga privasi. 4. Petugas mencuci tangan. 5. Nebulizes diisi obat (sesuai program pengobatan) dan cairan normal salin ± 46cc.
  • 41. 6. Hidupkan nebulizer kemudian hubungkan nebulizer dan selangnya ke flow meter oksigen dan set aliran pada 4-5 liter/menit, atau ke kompresor udara. 7. Instruksikan klien untuk buang nafas. 8. Minta klien untuk mengambil nafas dalam melalui mouth piece, tahan nafas beberapa saat kemudian buang nafas melalui hidung. 9. Observasi pengembangan paru / dada klien. 10.Minta klien untuk bernafas perlahan-lahan dan dalam setelah seluruh obat diuapkan.
  • 42. 6. Selesai tindakan, anjurkan klien untuk batuk setelah tarik nafas dalam beberapa kali (teknik batuk efektif). 7. Klien dirapikan. 8. Alat dirapikan. 9. Petugas mencuci tangan. 10.Catat respon klien dan tindakan yang telah dilakukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan : • Perlakukan klien secara hati-hati. • Saat awal tindakan klien perlu didampingi
  • 44. FISIOTERAPI DADA 1. Fisioterapi dada merupakan tindakan yang dilakukan pada klien yang mengalami retensi sekresi dan gangguan oksigenasi yang memerlukan bantuan untuk mengencerkan atau mengeluarkan sekresi. 2. Fisioterapi dada mencakup tiga teknik: • Drainase postural, • Perkusi dada, dan • vibrasi.
  • 45. Tujuan 1. Meningkatkan efisiensi pernapasan dan 2. 3. 4. ekspansi paru Memperkuat otot pernapasan Mengeluarkan secret dari saluran pernapasan Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup.
  • 47. Anatomi..2 1.Lobus Kanan Atas : 3. Lobus Kanan Bawah : Segmen apical Segmen posterior Segmen anterior 1.Lobus Kanan Tengah : Segmen lateral Segmen medial Segmen Segmen Segmen Segmen Segmen superior basal anterior basal lateral basal posterior basal medial
  • 49. 1. Drainase Postural  Merupakan cara klasik untuk mengeluarkan     secret dari paru dengan mempergunakan gaya berat (gravitasi) dari secret. Pembersihan dengan cara ini dicapai dengan melakukan salah satu atau lebih dari 11 posisi tubuh yang berbeda. Setiap posisi mengalirkan secret dari pohon trakheobronkhial ke dalam trachea. Batuk penghisapan kemudian dapat membuang secret dari trachea. Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak drainase postural lebih efektif bila disertai dengan perkusi dan vibrasi dada.
  • 50. Indikasi A. Mencegah penumpukan secret yaitu pada:  Pasien yang memakai ventilasi  Pasien yang melakukan tirah baring yang lama  Pasien yang produksi sputum meningkat
  • 51. B. Mobilisasi secret yang tertahan :  Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh secret  Pasien dengan abses paru  Pasien dengan pneumonia  Pasien pre dan post operatif  Pasien neurology dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk
  • 52. Kontra Indikasi 1. 2. 3. Tension pneumothoraks Hemoptisis Gangguan system kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard, aritmia Edema paru Efusi pleura 4. 5. 6. Tekanan tinggi intrakranial
  • 53. Persiapan Pasien 1. Longgarkan seluruh pakaian terutama 2. 3. 4. daerah leher dan pnggang Terangkan cara pelaksanaan kepada klien secara ringkas tetapi lengkap Periksa nadi dan tekanan darah Apakah pasien mempunyai refleks batuk atau memerlukan suction untuk mengeluarkan secret.
  • 54. Cara Melakukan 1. Dilakukan sebelum makan untuk mencegah mual muntah dan menjelang tidur malam untuk meningkatkan kenyamanan tidur. 2. Dapat dilakukan dua kali sehari, bila dilakukan pada beberapa posisi tidak lebih dari 40 -60 menit, tiap satu posisi 3-10 menit 3. Posisi drainase postural dilihat pada gambar
  • 55. Evaluasi 1. Auskultasi : suara pernapasan meningkat dan 2. 3. 4. 5. sama kiri dan kanan Inspeksi : dada kanan dan kiri bergerak bersama-sama Batuk produktif (secret kental/encer) Perasaan klien mengenai darinase postural (sakit, lelah, lebih nyaman) Efek drainase postural terhadap tanda vital (Tekanan darah, nadi, respirasi, temperature) 6. Rontgen thorax
  • 56. Dihentikan bila: 1. Suara pernapasan normal atau tidak 2. 3. terdengar ronchi Klien mampu bernapas secara efektif Hasil roentgen tidak terdapat penumpukan sekret
  • 57. 2. Perkusi Dada/Clapping • Perkusi dilakukan pada dinding dada dengan tujuan melepaskan atau melonggarkan secret yang tertahan. Indikasi • Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat drainase postural, jadi semua indikasi drainase postural secara umum adalah indikasi perkusi.
  • 58. Cara Melakukan • Perkusi dilakukan dengan kedua telapak tangan • • perawat membentuk “setengah bulan” atau “mangkuk” dengan jari-jari tangan rapat, secara bergantian tepukan telapak tangan di atas dada klien selama 1-2 menit. Kecepatan dari perkusi masih kontroversi, sebagian mengatakan bahwa teknik yang cepat lebih efektif, tetapi ada yang mengatakan bahwa teknik yang lambat lebih santai sehingga klien lebih suka yang lambat. Hindari daerah-daerah klavikula, sternum, scapula, vertebra, ginjal, limpa.
  • 59. 3. Vibrasi..1 • Vibrasi merupakan kompresi dan getaran manual pada dinding dada dengan tujuan menggerakkan secret ke jalan napas yang besar. Cara Melakukan Vibrasi a. Vibrasi dilakukan hanya pada waktu klien ekspirasi. b. Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area yang didrainase, satu tangan di atas tangan yang lain.
  • 60. Vibrasi..2 c. Instruksikan klien untuk napas lambat dan dalam melalui hidung hembuskan melalui mulut dengan bibir dimonyongkan selama proses vibrasi, tujuannya memperpanjang fase ekspirasi. d. Ketika klien menghembuskan napas getarkan telapak tangan, hentikan saat klien inspirasi. Lakukan vibrasi 5 kali ekspirasi
  • 61. FISIOTERAPI DADA : DRAINASE POSTURAL, PERKUSI DAN VIBRASI A. Persiapan Alat : Baki berisi : 1. Handuk 2. Bantal ( 2 – 3 buah ) 3. Segelas air 4. Tissue 5. Sputum pot, berisi cairan desinfektan 6. Buku catatan
  • 62. B. Persiapan Klien 1. Informasikan klien mengenai : tujuan pemeriksaan, waktu dan prosedur 2. Pasang sampiran / jaga privacy pasien 3. Atur posisi yang nyaman C. Persiapan Perawat : 1. Cuci tangan 2. Perhatikan universal precaution
  • 63. D. Prosedur 1. Lakukan auskultasi bunyi napas klien 2. Instruksikan klien untuk mengatakan 3. 4. bila mengalami mual, nyeri dada, dispneu. Berikan medikasi yang dapat membantu mengencerkan sekresi. Kendurkan pakaian klien
  • 64. A. Postural Drainase 1. Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase 2. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area 3. 4. 5. 6. 7. yang tersumbat. Letakkan bantal sebagai penyangga Minta klien untuk mempertahankan posisi selama 10 – 15 menit Selama dalam posisi ini, lakukan perkusi dan vibrasi dada di atas area yang didrainase Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk efektif. Tampung sekresi dalam sputum pot. Istirahatkan pasien, minta klien minum sedikit air Ulangi untuk area tersumbat lainnya. Tindakan tidak lebih dari 30 – 60 menit.
  • 65. B. Perkusi 1. Tutup area yang akan diperkusi dengan 2. 3. 4. 5. menggunkan handuk Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara cepat menepuk dada Perkusi pada setiap segmen paru selama 1 -2 menit, jangan pada area yang mudah cedera
  • 66. C. Vibrasi 1. Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area yang didrainase, satu tangan di atas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi. 2. Anjurkan klien inspirasi dalam dan ekspirasi secara lambat lewat mulut ( pursed lip breathing ) 3. Selama ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan, dan gunakan hampir semua tumit tangan, getarkan tangan, gerakkan ke arah bawah. Hentikan getaran saat klien inspirasi 4. Lakukan vibrasi selama 5 kali ekspirasi pada segmen paru yang terserang.
  • 67. Kembalikan klien ke posisi yang nyaman Evaluasi respon klien : subyektif dan obyektif Rapikan kembali alat-alat Dokumentasikan hasil pemeriksaan fisik
  • 68. Right Upper Lobe Apical Segment (1)
  • 73. Daftar Pustaka : Black, Joyce M. Medical Surgical Nursing ; Clinical Management For Continuity Of Care, W.B Sunders Company, 1999 Brunner & Suddarth. Buku Ajar Medikal Bedah, edisi bahasa Indonesia, vol. 8, Jakarta, 2001 Carpenito, LYnda Juall. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta, 1999 Doengoes, Merilin E. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi ketiga, Jakarta, EGC, 1999 Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta, 1999 Long, Barbara C. Perawatan Medikal Bedah, YIAPK, Bandung, 1996 Potter, Patricia A. Perry, Anne G. Fundamental of Nursing ; Concepts, Process and Practice, Mosby Year Book, St. Louis, 1997 Taylor, Calor. Et al. Fundamentals of Nursing ; The Art and Science of Nursing Care, Lipincott, Philadelphia, 1997