Dokumen tersebut membahas pengujian audit dalam siklus akuisisi dan pembayaran untuk beberapa akun terkait seperti aset tetap, beban dibayar di muka, utang akrual, dan pendapatan serta beban. Secara khusus membahas metodologi pengujian untuk memastikan keberadaan, kelengkapan, akurasi, klasifikasi, dan hak dan kewajiban untuk saldo akun-akun tersebut pada akhir periode.
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
1. MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN
PEMBAYARAN : VERIFIKASI AKUN TERTENTU
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengauditan II
Yang Dibina Oleh Ibu Yuli Widiastuti
Disusun Oleh :
Bramanto Kristiawan 120422425823
Fauzi Meganandar 120422425ads
Rudiah Dwi Purnami 120422403210
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
September 2014
2. 1. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.1. Mengenali akun-akun dalam siklus akuisisi dan pembayaran
1.2. Mendesain dan melakukan pengujian audit untuk aset tetap (properti dan
peralatan) dan akun terkait.
1.3. Mendesain dan melakukan pengujian audit untuk beban dibayar di muka.
1.4. Mendesain dan melakukan pengujian audit untuk utang akrual
1.5. Mendesain dan melakukan pengujian untuk akun pebdapatan dan beban.
2. MATERI
2.1. Jenis Akun dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran mempengaruhi banyak
akun, salah satunya adalah akun aset, yang termasuk didalamnya terdapat
persedian, aset tetap dan akun beban dibayar di muka. Pembayaran jasa juga
mempengaruhi banyak akun beban.
Pada tabel 2.1.1 menyebutkan jenis-jenis akun yang berhubungan dengan
transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran. Jenis aset, beban dan utang
berbeda untuk masing-masing perusahaan terutama untuk industri yang bukan
ritel, grosir dan manufaktur.
Tabel 2.1.1 Akun-akun Terkait dengan Transaksi Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Aset Beban Utang
Kas Harga pokok penjualan Utang dagang
Persediaan Beban sewa Utang sewa
Perlengkapan Pajak properti Jasa profesional akrual
Aset Tetap Beban pajak properti Pajak properti akrul
Paten, merk dan hak cipta Beban asuransi Beban akrual lainnya
Sewa dibayar di muka Jasa profesional Utang pajak penghasilan
Pajak dibayar di muka Dana pensiun
Asuransi dibayar di muka Utilitas
3. Figur 2.1.1 Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo untuk Akun Siklus
Akuisisi dan Pembayaran Lainnya
Mengidentifikasi risiko bisnis
klien yang memengaruhi akun
lainnya
Menentukan salah saji yang dapat
diterima dan menilai risiko
bawaan untuk akun lainnya
Menilai risiko pengendalian untuk
siklus akuisisi dan pembayaran
Mendesain dan melakukan
pengujian pengendalian dan
substantif atas transaksi untuk
siklus akuisisi dan pembayaran
Mendesain dan melakukan
prosedur analitis terhadap akun
lainnya
Mendesain pengujian perincian
akun lain untuk memenuhi tujuan-tujuan
audit terkait saldo
Tahap 1
Tahap 1
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Prosedur audit
Jumlah sampel
Sampel yang dipilih
Penetapan waktu
Tahap 3
2.1.1 AUDIT ATAS ASET TETAP (PROPERTI DAN PERALATAN)
Aset tetap (properti dan peralatan) adalah aset yang diharapkan memiliki
unsur lebih dari satu tahun digunakan dalam bisnis, dan tidak ditujukan untuk
dijual kembali. Penggunaan aset tetap diekspektasi berumur ekonomis lebih dari
satu tahun sehingga berbeda dengan persediaan, beban dibayar di muka, dan
4. investasi. Oleh karena itu, audit atas akun aset tetap (properti dan persediaan)
adalah sama.
Telaah atas Peralatan Akun Terkait
Akun yang biasanya dalam peralatan manufaktur, misalnya tanah dan
pengembangan tanah, gedung dan perluasan gedung, peralatan manufaktur,
perabotan, kendaraan, perluasan sewa guna usaha, proses konstruksi untuk aset
tetap. Pencatatan akuntansi utama dalam akun peralatan manufaktur dan akun aset
tetap lainnya umumnya merupakan berkas utama aset tetap. Berkas utama
meliputi catatan terperinci atas setiap bagian peralatan dan jenis properti lainnya.
Setiap pencatatan dalam berkas mencakup deskripsi aset, tanggal akuisisi, biaya
perolehan, depresiasi tahun berjalan, dan akumulasi depresiasi.
Auditor melakukan verifikasi atas peralatan manufaktur berbeda dengan
akun aset lancar karena tiga alasan, yaitu:
1. Biasanya terdapat akuisisi peralatan dalam jumlah sedikit pada peiode tahun
berjalan.
2. Nilai akuisisi biasanya material.
3. Peralatan biasanya disimpan dan dicatat dalam pencatatan akuntansi selama
beberapa tahun.
Oleh karena perbedaan tersebut, maka audit peralatan manufaktur
menekankan pada verifikasi atas akuisisi periode berjalan, dibandingkan pada
saldo akun lanjutan periode tahun sebelumnya. Dalam audit peralatan manufaktur
dan akun terkait, pengujian dimudahkan jika dipisah menjadi beberapa kategori:
a. Melakukan prosedur analitis
Hampir seluruh prosedur analitis menilai kemungkinan terjadinya salah
saji yang material dalam beban depresiasi dan akumulasi depresiasi.
Berikut adalah beberapa prosedur analitis dan salah saji yang mungkin
ditemukan dalam melakukan prosedur tersebut.
5. Prosedur Analitis Salah Saji yang Mungkin Terjadi
Membandingkan rasio beban depresiasi dibagi
biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun
sebelumnya
Salah saji pada beban depresiasi dan
akumulasi depresiasi
Membandingkan akumulasi depresiasi dengan
biaya peralatan manfaktur kotor dengan tahun
sebelumnya
Salah saji pada akumulasi depresiasi
Membandingkan beban perbaikan dan
pemeliharaan bulanan atau tahunan beban
persediaan, beban peralatan, dan akun sejenis
dengan tahun sebelumnya
Jumlah beban yang harus
dikapitalisasi
Membandingkan beban manufaktur kotor dibagi
dengan beberapa jumlah produksi dengan tahun
sebelumnya
Perlengkapan yang tidak dipakai atau
dibuang tetapi belum dihapusbukukan
b. Melakukan verifikasi akuisisi tahun berjalan
Titik awal verifikasi untuk akuisisi tahun berjalan merupakan skedul
yang diperoleh dari klien atas seluruh catatan akuisisi dalam buku besar untuk
aset tetap selama tahun tersebut, yang mencakup tanggal akuisisi, vendor,
deskripsi dan catatan apakah barang tersebut baru atau bekas, dan umur aset
untuk penentuan depresiasi, metode dan biayanya.
Akuisisi aset periode tahun berjalan dalam audit peralatan manufaktur,
maka auditor menggunakan tujuh dari delapan tujuan audit terkait saldo
sebagai referensi, yaitu keberadaan, kelengkapan, akurasi, klasifikasi, pisah
batas, kecocokan perincian, dan hak dan kewajiban.
Luasnya pengujian bergantung pada penilaian auditor atas resiko
pengendalian untuk akuisisi dan materialitas penambahan aset tersebut. dan
merupakan lazim bagi auditor untuk melakukan verifikasi transaksi yang
tidak wajar atau bernilai besar sepanjang tahun tersebut. dalam pengujian
penambahan aset, auditr harus memahami GAAP untuk memastikan klien
memenuhi persyaratan standar akuntansi.
6. c. Melakukan verifikasi penghentian aset tahun berjalan
Transaksi yang mencakup penghentian peralatan manufaktur biasanya
mengalami salah saji bila pengendalian perusahaan lemah dalam menjalankan
metode formal untuk menginfrmasikan manajemen untuk transaksi
penjaualan, tukar tambah, pembatalan atau pencurian peralatan. Tujuan utama
auditor memverifikasi transaksi tersebut adalah mendapatkan bukti memadai
baha seluruh penghentian dicatat dalam jumlah yang benar. Prosedur yang
dapat digunakan dalam melakukan verifikasi penghentian:
Menelaah apakah terdapat akuisisi aset baru yang menggantikan aset
lama
Menganalisis laba dan rugi penghentian aset dan pendapatan lain-lain
sebagai penerimaan kas dari penghentian aset
Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan dalam lini produk, pajak
properti, atau asuransi yang merupakan indikasi penghapusan aset
Melakukan tanya jawab dengan manajemen dan persnel bagian
produksi tentang kemungkinan penghentian aset.
Saat aset dijual atau dihentikan pemakaiannya tanpa ditukar dengan aset
pengganti, akurasi transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur
penjualan terkait dan berkas utama aset tetap. Saat tukar tambah aset terjadi
untuk menggantikan aset, auditor harus memastikan baha aset baru
dikapitalisasi dan aset yang digantikan langsung dihapus dari catatan dengan
mempertimbangkan nilai buku dari aset yang ditukarkan dan tambahan biaya
untuk aset baru penggantinya.
d. Melakukan verifikasi saldo akhir pada akun aset
Langkah audit yang pertama berfokus pada tujuan kecocokan perincian
peralatan manufaktur sebagiamana terdapat dalam berkas utama telah sesuai
dengan buku besar. Setelah menilai resiko pengendalian untuk tujuan
keberadaan, auditor memutuskan apakah perlu melakukan verifikasi
keberadaan bagian peralatan manufaktur dalam berkas utama. Jika dalam
7. berkas utama terdapat kemungkinan hilangnya aset dalam jumlah besar maka
auditor dapat memilih sampel dari berkas utama dan memeriksa aset aktual.
Auditor tidak perlu menguji akurasi aset tetap yang tercatat pada peride
sebelumnya, hanya saja auditr perlu menyadari baha perusahaan kadang
memiliki peralatan manufaktur yang tidak lagi digunakan. Jika jumlahnya
material, maka perlu dievaluasi apakah pencatatan harus dihapuskan ke nilai
realisasi atau diklasifikasikan terpisah sebagai “perlengakapan yang tidak
digunakan”.
e. Melakukan verifikasi beban depresiasi
Beban depresiasi adalah salah satu dari sedikit akun yang tidak
diverifikasi sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi. Bila beban depresiasi itu material, maka pengujian
perincian beban depresiasi diperlukan. Auditor berfokus pada penentuan
apakah klien telah mengikuti kebijakan depresiasi yang konsisten dari periode
ke periode, apakah perhitungannya sudah benar.
Metode yang berguna untuk mengaudit depresiasi adalah pengujian
prosedur analitis atas kewajaran yang dibuat dengan mengalikan aset tetap
yang kurang di depresiasi dengan tingkat depresiasi untuk tahun tersebut.
Bila pengujian kewajaran tidak dapat dilakukan maka pengujian
perincian dapat dilakukan yaitu dengan menghitung kembali beban depresiasi
beberapa aset untuk menentukan apakah klien mengikuti kebijakan depresiasi
yang benar dan konsisten.
f. Melakukan verifikasi saldo akhir dalam akumulasi depresiasi.
Debet atas akumulasi depresiasi secara normal diuji sebagai bagian dari
audit penghentikan aset dan kreditnya diverifikasi sebagai bagian dari beban
depresiasi. Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam pengujian saldo akhir
dalam akumulasi depresiasi adalah:
Akumulasi depresiasi yang dinyatakan dalam berkas utama aset
sesuai dengan dalam buku besar.
Akumulasi depresiasi dalam berkas utama adalah akurat.
8. 2.2.2 AUDIT BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Beban dibarar di muka, tagihan di muka, dan aset tak berwujud adalah aset
yang umurnya bervariasi. Dalam beberapa kasus, akun tersebut dapat bernilai
sangat material.
a. Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan biaya
asuransi dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pengendalian akuisisi dan
pencatatan asuransi, pengendalian register asuransi dan pengendalian
pencatatan beban asuransi.
Register asuransi adalah pencatatan kebijakan asuransi dan masa
berlaku masing-masing kebijakan. Auditor menggunakan ini untuk
mengidentifikasi kebijakan sehubungan dengan akun asuransi dibayar di
muka yaitu memverifikasi jangka waktu dan umlah asuransi dibayar di muka.
b. Pengujian Audit
Satu-satunya pengujian dalam akun beban yang harus dilakukan adalah
prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa seluruh tagihan
untuk beban asuransi muncul dari kredit atas asuransi dibayar di muka. Saldo
awal dan akhir asuransi dibayar di muka biasanya tidak material dan biasanya
auditor tidak melakukan verifikasi terhadap kesalahan ini. Salah satu prosedur
analitis yang dilakukan auditor adalah membandingkan total asuransi dibayar
di muka dan beban asuransi dibandingkan tahun sebelumnya.
2.2.3 AUDIT UTANG AKRUAL
Audit utang akrual adalah estimasi kewajiban yang belum dibayarkan atas
jasa atau keuntungan yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Utang jenis
lainnya adalah utang gaji, pajak atas utang gaji, bonus karyawan akrual, komisi
akrual, honor profesional akrual, sewa akrual dan utang bunga. Verifikasi beban
akrual bervariasi bergantung pada sifat akrual dan kondisi klien.
9. a. Audit atas Pajak Properti Akrual
Akun-akun khusus yang digunakan dalam perusahaan untuk pajak
properti akrual menunjukkan hubungan antara pajak properti akrual dan
siklus akuisisi dan pembayaran melalui pendebetan akun utang. Auditor
melakukan verifikasi akrual bersamaan dengan audit pembayaran pada
properti tahun berjalan.
Auditor memulai pekerjaannya dengan membuat skedul pembayaran
pajak properti dari klien dan membandingkan setiap pembayaran dengan
skedul tahun sebelumnya untuk menentukan apakah seluruh pembayaran
dimasukkan dalam skedul klien. Setelah itu, auditor akan mengevaluasi
kewajaran pajak properti pada setiap properti yang digunakan klien untuk
mengestimasi akrualnya.
Audtor dapat melakukan verifikasi pajak properti akrual dengan
menghitung kembali porsi total pajak yang diaplikasikan pada tahun berjalan.
2.2.4 AUDIT AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN
Prosedur audit ini digunakan untuk menentukan apakah akun pendapatan
dan beban dalam laporan keuangan sudah disajikan dengan wajar sesuai GAAP.
Auditor ahrus mengecek apakah masing-masing dari total pendapatan dan beban
sudah dimasukkan dalam laporan laba rugi dan laba bersih tanpa salah saji
material.
Dua konsep berikut dalam audit akun pendapatan dan beban merupakan
hal penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi:
1) Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk
menentukan hasil yang benar.
2) Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam beberapa periode
penting untuk perbandingan.
Pendekatan Audit atas Akun Pendapatan dan Beban
Audit akun pendapatan dan beban langsung terkait dengan neraca dan
bukan bagian terpisah dari proses audit. Bagian audit yang langsung
mempengaruhi akun-akun ini adalah:
10. a. Prosedur analitis
Prosedur analitis seharusnya dianggap sebagai bagian dari pengujian
atas kewajaran penyajian. Berikut adalah posedur analitis dan kemungkinan
salah saji yang dapat ditemukan dala audit akun pendapatan dan beban.
Prosedur Analitis Salah Saji yang mungkin terjadi
Membandingkan beban individual
dengan tahun sebelumnya
Lebih atau kurang saji pada saldo
akun beban
Membandingkan aset individual dan
saldo utang tahun sebelumnya
Lebih atau kurang saji pada akun
neraca yang akan mempengaruhi
laporan laba rugi
Membandingkan beban individual
dengan angggaran
Salah saji akun bban dan neraca
terkait
Membandingkan persentase laba
kotor dengan tahun sebelumnya
Salah saji harga pokok penjualan dan
persediaan
Membandingkan rasio perputaran
persediaan dengan tahun sebelumnya
Salah saji harga pokok penjualan dan
persediaan
b. Pengujian pengendalian dan pengujian substanif atas transaksi
Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas
transaksi berdampak simultan terhadap verifikasi akun neraca dan laporan
laba rugi. Jika auditor melalui pengujian yang memadai menyimpulkan baha
risiko pengendalian telah dinilai memadai dan hasilnya rendah untuk
transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran maka satu-satunya verifikasi
tambahan untuk akun terkait dengan laporan laba rigi akan terjadi melalui
prosedur analitis dan pengujian pisah batas.
c. Pengujian perincian saldo – analisis beban
Analisis akun beban melibatkan penyelidikan auditor terhadap
dokumen pendukung untuk transaksi dan perincian atas total akun beban.
Dalam analisis beban dan akun laporan laba rugi lainnya auditor melakukan
verifikasi transaksi dalam akun yang spesifik untuk menentukan apakah
transaksi tersebut diklasifikasikan dengan benar dan dicatat secara akurat.
11. Sebagai contoh, auditor biasanya melakukan analisis akun beban
perbaikan dan pemeliharaan untuk menentukan apakah sudah benar
dimasukkan dalam akun aset tetap, beban sewa dan sewa guna usaha untuk
menentukan perlu tidaknya mengapitalisasi sewa guna usaha.
d. Pengujian perincian saldo – alokasi
Alokasi dianggap penting karena menentukan apakah pengeluaran kas
menjadi aset atau beban periode brerjalan. Jenis alkasi langsung yang
mempengaruhi laporan keuangan muncul karena umur aset yang tidak
berjangka panjang, namun masa ekonomisnya berakhir pada saat tanggal
neraca. Contohnya sewa dibayar di muka dan asuransi dibayar di muka.
Dalam audit alokasi pengeluaran, dua pertimbangan utamanya adalah
kepatuhan pada GAAP dan konsistensi dengan periode sebelumnya. Dua
prosedur audit terpenting dalam audit alokasi adalah pengujian untuk
keseluruhan kewajaran dengan prosedur analitis dan perhitungan kembali atas
hasil perhitungan klien.
12. 3. KESIMPULAN
Dari penjelasan mengenai akun dan transaksi dalam siklus akuisisi dan
pembayaran diatas dapat disimpulkan antara lain:
1. Untuk melakukan audit yang memadai atas banyaknya akun dalam siklus
ini, auditor perlu memahami:
akun-akun kunci yang ada,
klasifikasi transaksi,
fungsi- fungsi bisnis, dan
dokumen pencatatan terkait transaksi pada siklus akuisisi dan
pembayaran.
2. Akun seperti utang dagang, aset tetap, beban depresiasi, dan beban dibayar
di muka yang memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi cara auditor
mendapatkan bukti memadai untuk saldo akun terkait.
3. Keterkaitan antara pengujian audit dalam siklus akuisisi dan pembayaran
dapat menjadi dasar verifikasi auditor atas akun-akun laporan keuangan.
13. 4. GLOSARIUM
Alokasi (Allocation)—pembagian atas beban tertentu, seperti depresiasi dan
overhead manufaktur dalam beberapa akun beban.
Analisis akun beban (Expense account analysis)—pemeriksaan dokumen
pendukung untuk masing-masing transaksi dan perincian atas total akun
beban.
Berkas utama aset tetap (Fixed asset master file)—berkas komputer yang
terdiri atas pencatatan untuk setiap peralatan dan jenis properti lain yang
dimiliki, pencatatan akuntansi utama untuk peralatan manufaktur dan akun
aset tetap lainnya.
Register asuransi (Insurance register)—catatan polis asuransi yang berlaku dan
tanggal jatuh tempo untuk setiap polis asuransi.
Utang akrual (Accrued liabilities)—estimasi kewajiban yang belum dibayar atas
jasa dan manfaat yang telah dinikmati di masa lampau sebelum tanggal
neraca; utang akrual biasa terdiri komisi akrual , pajak penghasilan akrual,
utang gaji, dan sewa akrual.
DAFTAR PUSTAKA
Elder, J, Randal, dkk. 2008. Jasa Audit dan Assurance (Adaptasi Indonesia) Buku 2.
Jakarta : Salemba Empat