1. Manajemen Data danManajemen Data dan
Pendekatan CPendekatan C..OO..DD..EE..
Melangkah ke Depan:Melangkah ke Depan:
Lokakarya Kepenulisan
Bala Keselamatan Bandung, 20-23 Mei 2015
ยฉ 2015 Yayasan Lembaga SABDA
2. Konten Digital =Konten Digital = TeksTeks
FotoFoto
AudioAudio
VideoVideo
DataData
ยฉ 2015 Yayasan Lembaga SABDA
3. Perpustakaan Digital =Perpustakaan Digital =
e-Teks, dll.e-Teks, dll.
FotoFoto
AudioAudio
VideoVideo
DataData
ยฉ 2015 Yayasan Lembaga SABDA
4. Content StrategyContent Strategy
The right content,The right content,
to the right person,to the right person,
in the right place,in the right place,
at the right time.at the right time.
ยฉ 2015 Yayasan Lembaga SABDA
6. Manajemen Data โManajemen Data โ
Jalur-Jalur-Jalur DistribusiJalur Distribusi
Studi KasusStudi Kasus
โข Konten dibuatKonten dibuat
โข DistribusiDistribusi โข Konten dikonsumsiKonten dikonsumsi
KontenKonten
dimodifikasidimodifikasi
ยฉ 2015 Yayasan Lembaga SABDA
7. Jalur DistribusiJalur Distribusi
Studi KasusStudi Kasus
โข Konten dibuatKonten dibuat
โข Jalur Distribu-Jalur Distribu-
โข sisi 22: Situs: Situs ArsipArsip
โข Jalur distribusi 1: EmailJalur distribusi 1: Email
โข Jalur DistribusiJalur Distribusi 33: FB: FB/Twitter/Twitter
โข Jalur DistribusiJalur Distribusi 44:: AppsApps
โข Konten dikonsumsiKonten dikonsumsi
KontenKonten
dimodifikasidimodifikasi
KontenKonten
dimodifikasidimodifikasi
KontenKonten
dimodifikasidimodifikasi
KontenKonten
dimodifikasidimodifikasi
ยฉ 2015 Yayasan Lembaga SABDA
10. Jalur DistribusiJalur Distribusi
Studi KasusStudi Kasus
Konten (Artikel) dibuatKonten (Artikel) dibuat
EmailEmail SitusSitus FB/TwitterFB/Twitter AplikasiAplikasi
Sudah memilikiSudah memiliki
โข GambarGambar
โข Abstrak (1Abstrak (12200
karakter)karakter)
ManajemenManajemen
KontenKonten
ยฉ 2015 Yayasan Lembaga SABDA
Kata-kata kunci:
Data/Konten digital
Content Strategy
Manajemen Data
Digital Strategy
CODE
(Cloud) โ penyimpanan di โawan-awanโ (di tempat penyimpanan khusus data di internet)
(Repository) โ kumpulan data yang terorganisasi dengan rapi
Integrated solution โ solusi yang berkesinambungan demi meningkatkan efisiensi penulis dan pengelola data
Konten, Data, Bahan
Sistem
Konten, Data, Bahan
Digital content: Informasi yang dibuat oleh seseorang dan disimpan dalam format digital dengan kemampuan untuk dibagikan (atau tidak) pada masa depan.
Building blocks:
-e-Teks
-Foto
-Audio
-Video
Contoh video, audio, foto: acara seminar ini, ++ desain banner, dll, dibuat secara digital
Perbedaan dengan non-digital: data memiliki daur hidup yang lebih lama (internet tidak pernah lupa) -> seringi menyebabkan orang takut terhadap teknologi
Contoh teks konvensional: renungan Oasis versi cetak
Dimulai dengan versi digital. Ditulis dengan komputer, dikirim lewat email, dimasukkan ke software untuk desain layout renungan
Daur hidup I: Dicetak dengan oplah +/- 3.000 eksemplar, maksimal menjangkau tidak sampai 10.000 orang, sementara penulis renungan ingin renungannya menjangkau sebanyak mungkin orang
Sekali cetak, tidak akan naik cetak lagi, sedangkan penulis ingin tulisannya dicetak ulang dan terus menjadi berkat.
Daur hidup II:
Renungan dikumpulkan menjadi suatu kumpulan renungan dari Kejadian sampai Wahyu (6 tahun), dibukukan: โฆ eksemplar. Sekali cetak
Daur hidup III: digital?
Diskusikan: (kalau ada orang) bagaimana pendapat Anda apabila pelatihan ini direkam dengan video, lalu dengan foto-foto kegiatan, bahan-bahan pemateri, dan kumpulan tulisan peserta direkam ke DVD/SD-Card dan dibagikan? Kalau ya, berarti sudah berpikir digital.
Digital Library โ kumpulan data yang dapat dibawa, dicari isinya, dibagikan dengan mudah
Konten yang sudah ada, konten yang akan dibuat di masa depan
Asumsi dasar: memiliki bahan berkualitas yang ingin dibagikan, dan tidak ingin hilang ditelan waktu.
Tentang efektivitas. Workflow.
Konten, Data, Bahan
Digital content: Informasi yang dibuat oleh seseorang dan disimpan dalam format digital dengan kemampuan untuk dibagikan (atau tidak) pada masa depan.
Building blocks:
-e-Teks
-Foto
-Audio
-Video
Contoh video, audio, foto: acara seminar ini, ++ desain banner, dll, dibuat secara digital
Perbedaan dengan non-digital: data memiliki daur hidup yang lebih lama (internet tidak pernah lupa) -> seringi menyebabkan orang takut terhadap teknologi
Contoh teks konvensional: renungan Oasis versi cetak
Dimulai dengan versi digital. Ditulis dengan komputer, dikirim lewat email, dimasukkan ke software untuk desain layout renungan
Daur hidup I: Dicetak dengan oplah +/- 3.000 eksemplar, maksimal menjangkau tidak sampai 10.000 orang, sementara penulis renungan ingin renungannya menjangkau sebanyak mungkin orang
Sekali cetak, tidak akan naik cetak lagi, sedangkan penulis ingin tulisannya dicetak ulang dan terus menjadi berkat.
Daur hidup II:
Renungan dikumpulkan menjadi suatu kumpulan renungan dari Kejadian sampai Wahyu (6 tahun), dibukukan: โฆ eksemplar. Sekali cetak
Daur hidup III: digital?
Diskusikan: (kalau ada orang) bagaimana pendapat Anda apabila pelatihan ini direkam dengan video, lalu dengan foto-foto kegiatan, bahan-bahan pemateri, dan kumpulan tulisan peserta direkam ke DVD/SD-Card dan dibagikan? Kalau ya, berarti sudah berpikir digital.
Digital Library โ kumpulan data yang dapat dibawa, dicari isinya, dibagikan dengan mudah
Konten yang sudah ada, konten yang akan dibuat di masa depan
Asumsi dasar: memiliki bahan berkualitas yang ingin dibagikan, dan tidak ingin hilang ditelan waktu.
Tentang efektivitas. Workflow.
Perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan konten untuk memaksimalkan dampak penggunaannya terhadap pengguna.
Sama-sama menulis sebuah renungan, ada perbedaan antara menulis di selembar kertas, di Facebook / blog, di majalah, atau di buku renungan.
The right content: renungan. Apakah bisa dicari isinya? Perikopnya? Topiknya? Tanggalnya? (saya mau baca lagi renungan tanggal x, atau topik y, atau dari kitab-pasal z, atau kata kunci abc)
The right person: orangnya membaca atau tidak? Apakah bisa diakses siapa pun?
The right place: Apakah bisa diakses di mana pun?
The right time: Apakah bisa diakses kapan pun?
Contoh teks digital: renungan SH versi digital
Dimulai dengan versi digital. Ditulis dengan komputer, dikirim lewat email ke YLSA
Daur hidup I: Dikirim ke email 10.000 pelanggan (bebas biaya cetak dan kirim), bisa diteruskan lewat berbagai media online/offline
Sekali dikirim, akan terus ada di kotak email, bisa diakses dan dicari isinya kapan pun dan di mana pun
Daur hidup II: Diarsipkan di situs. Dibaca oleh puluhan ribu pengunjung, bisa diteruskan
Sekali diarsip, akan diindeks oleh Google, bisa diakses oleh siapa pun, kapan pun dan di mana pun
Daur hidup III: Facebook dan Twitter
Daur hidup IV: Software SABDA, modul ilustrasi khotbah
Daur hidup V: Aplikasi e-PSM dan Alkitab SABDA. Diunduh oleh ratusan ribu pengguna, bisa dibaca secara rutin, membuat orang terbiasa saat teduh secara mendalam dan sistematis.
Daur hidup selanjutnya: offline, cetak, dll.
Diskusi: Sebagai penulis, inginkah menjadi berkat seperti itu? Ingat, melangkah ke depan.
Masalah: data (apa pun) perlu di-manage dengan baik, supaya dapat berguna di kemudian hari (tidak hanya sekali pakai saja). Cetak hanya sekali, tapi data dapat dipergunakan berulang-ulang kali.
Data yang tidak di-manage dengan baik akan terbuang sia-sia
Point of action: Sebagai penulis, menulis renungan sekaligus abstrak/ringkasan 120 karakter untuk Twitter
Dari Content Creation hingga Content Distribution perlu Content Management
Manajemen data berhubungan erat dengan teknologi dan mensyaratkan penguasaan teknologi.
Tidak serumit yang dibayangkan. Kita selama ini sudah melakukannya
Manajemen arsip foto, video (atau film-film dan musik)
Manajemen dokumen word, excel, powerpoint
Manajemen tugas kuliah murid
Manajemen email
Manajemen tulisan
Kebanyakan data yang kita manage, bukan kita yang menciptakan.
Orang yang manajemen data tidak otomatis yang menciptakan data.
Orang yang me-manage tulisan artikel, renungan, tidak yang menuliskannya. Perlu disuplai oleh tulisan-tulisan (data) yang baik. Di pihak lain. Data yang baik perlu dihargai dengan di-manage dengan baik
Manage:
-Categorize
-Sort
-Backup
-Distribute effectively and efficiently
-Reuse
Diskusi: Apa selama ini kesulitan atau hambatan dalam kita masing-masing me-manage data kita?
(space terbatas, data terlalu banyak, tidak ada waktu)
Sekarang kita lihat apa yang dihadapi oleh seorang data manager (selain deadline penerbitan):
-Format yang tidak standar
-Tulisan yang tidak disunting sendiri
-Tulisan yang tidak dilengkapi untuk daur hidup berikutnya
Kasus: renungan SH
-Email: plain text, format standar
-Untuk dikirimkan ke email pelanggan: perlu diganti formatnya: ditambahi bacaan ayat, pemformatan ayat Alkitab,
-Untuk diarsipkan di situs website: perlu diganti formatnya lagi:
Penulis mengirimkannya lewat email/milis para prajurit, lewat FB group, ringkasannya lewat Twitter, diposting juga di situs dan ditambahi gambar
Mulai dari konten dibuat hingga konten dikonsumsi
Dikonsumsi oleh siapa?
Petugas di Daerah
Anggota
Non-Anggota
Tujuan konten dibuat: disebarluaskan/dikomunikasikan ke sebanyak mungkin orang
Konten:
Info Bidang Pelayanan
Info Korps
Pokok-pokok Doa
Bahan-bahan pelatihan
Kalender kegiatan
Jalur baru, pembuatan konten perlu menyesuaikan
Kasus: renungan SH
-Email: plain text, format standar
-Untuk dikirimkan ke email pelanggan: perlu diganti formatnya: ditambahi bacaan ayat, pemformatan ayat Alkitab,
-Untuk diarsipkan di situs website: perlu diganti formatnya lagi:
Diperlukan suatu cara untuk dapat menyangga ekosistem yang semakin membesar
-Biaya riil majalah/renungan cetak = (biaya cetak + biaya distribusi) * oplah
-Dengan bertambahnya jemaat, pengeluaran literatur membengkak
Bandingkan dengan strategi digital
-Jemaat yang memilih berlangganan lewat digital semakin banyak, yang cetak semakin sedikit
-Biaya majalah/renungan digital = biaya overhead dan server * 1 (tidak peduli berapa pun jumlah pelanggan)
-Multiplatform, multiformat, multfunction, integrated solution, technology-driven
Diskusi: Apakah Anda dapat melihat hal tersebut di masa yang akan datang dalam waktu dekat ini?
Persyaratan:
-Dedicated IT team
-Learning attitude
-Siap menyambut kesempatan yang diberikan Tuhan
Strategi Situs Web (rumah/alamat maya)
salvationarmy.co.id
korps2jakarta.salvationarmy.co.id ๏ http://wartakorps.zz.mu/
dst.
Case study: situs-situs publikasi YLSA
Strategi Media Sosial
Identitas (nama, logo, dll.) seragam di berbagai akun korps, satu pemilik tetap, banyak administrator / officer
https://www.facebook.com/BalaKeselamatanINS
https://www.facebook.com/SM.GBK.KorpsIIJakarta
https://www.facebook.com/humas.keselamatan
https://www.facebook.com/balakeselamatan.korpsmalang?ref=br_rs
Menerbitkan panduan dan alur dalam membuat dan mengelola akun media sosial
Kesalahan umum
Yang tahu password hanya admin/seorang staf/tidak tahu siapa, ketika tidak bisa dihubungi lagi, akun medsos menjadi โmatiโ
Masing-masing divisi memiliki akses yang terpisah-pisah, tidak tersentralisasi
Tidak terhubung satu dengan yang lain, tidak terhubung ke mana pun (ke situs resmi, akun anggota, dll.) -> official tidaknya ditentukan oleh keterhubungan
Buat daftar official accounts dan non-official/abandoned/dead/unaffiliated accounts
Tidak dimoderasi
Tidak terarsip
Kurang dimanfaatkan secara efektif: kurang dikomunikasikan/dipublikasikan
Strategi Dokumentasi dan Arsip
Arsip dilakukan dengan rutin
Backup
The symptoms of the silo effect are easy to recognize: lack of cooperation, internal competition and breakdown in communication. The result is that one division gets pitted against another - head office against operations, one depart-ment against another.
Generally, silos are an offshoot of decentralized management.
Silos reduce efficiency. Knocking down those barriers can be an important contributor to value creation; and it will make way for sharing services, skills and systems across units and will encourage best practices.
Studi kasus: Surat kabar nasional vs. Daerah
Studi kasus 2: Silos Donโt Work in Emergency Communications
using a single platform system to manage your emergency communications is just as important in maximizing effectiveness.
Many organizations have different departments that are working separately when it comes to getting the word out in urgent situations. For example, emergency notification systems have typically been managed separately from the communications department within an organization. Although this may have been fairly efficient in the past, this structure is no longer effective in todayโs highly mobile culture.
Mendistribusikan konten dengan baik pada perangkat apa pun tanpa harus mengerjakan ulang konten untuk setiap perangkat tersebut atau menduplikasikan setiap konten yang ada untuk masing-masing platform.
======Misalnya, konten yang berupa artikel yang sering kali ditampilkan di website atau blog bisa ditarik ke email newsletter, dipromosikan di media sosial, diadaptasikan ke media lain seperti media cetak, dan banyak platform lain sesuai dengan kebutuhan.
Email
Web
Social media
Offline
Tidak meliputi: Berbagai bahasa daerah
Alat yang tepat
Menghemat waktu, tenaga yang tidak dibuang sia-sia untuk hal-hal yang dapat dilakukan dengan cepat menggunakan teknologi, dan menghemat uang banyak sekali
Dapat menggunakan waktu untuk membuat lebih banyak konten lagi daripada me-manage
Dapat menjangkau lebih banyak orang lagi, berpotensi meningkatkan awareness terhadap pelayanan BK
Konsistensi dalam hal format dan
Perlu investasi anak-anak muda yang menguasai hal-hal di atas. Bila perlu opsir terbaik disekolahkan lagi
Perlu investasi anak-anak muda yang menguasai hal-hal di atas. Bila perlu opsir terbaik disekolahkan lagi