1. 1
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI HASIL BELAJAR IPS
MATERI GLOBALISASI MELALUI PEMBERIAN KUIS PADA
AWAL KEGIATAN PEMBELAJARAN SISWA KELAS VI SDN 01
JOSENAN KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
OLEH :
SARTIKA TRI WARDANI
NPM. 09141194
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI MADIUN
2012
2. 2
KATA PENGANTAR
Rasa syukur alhamdulilah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kekuatan dan hidayah-NYA sehingga tugas proposal penelitian ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah Penelitian Tindakan Kelas
yang merupakan salah satu mata kuliah di semester VII ini.
Besar harapan, semoga proposal penelitian yang berjudul “ Upaya
Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar IPS Materi Globalisasi Melalui Pemberian Kuis
Pada Awal Kegiatan Pembelajaran Siswa Kelas VI SDN 01 Josenan Kecamatan
Taman Kota Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013“ dapat memberikan pengetahuan
yang baru bagi orang yang membacanya khususnya mahasiswa PGSD dan bagi
mahasiswa lain secara umum dan juga bagi setiap orang yang membacanya.
Keterbatasan dan ketidaksempurnaanlah yang membuat kurang sempurnanya
proposal penelitian ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan penelitian selanjutnya.
Madiun, Desember 2012
Penyusun
3. 3
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... 1
Kata Pengantar ............................................................................................... 2
Daftar Isi ........................................................................................................ 3
Bab 1 Pendahuluan ........................................................................................ 4
A. Latar Belakang ................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 8
E. Manfaat Hasil Penelitian .................................................................... 8
Bab II Kajian Teori ........................................................................................ 10
Bab III Metodologi Penelitian ....................................................................... 15
A. Rancangan Penelitian ......................................................................... 15
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 15
C. Indikator Keberhasilan ....................................................................... 16
D. Prosedur Penelitian ............................................................................ 17
E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 20
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 21
G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 21
Daftar Pustaka
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak
perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha
pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin
mengalami kemajuan.
Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di
sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga
di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru
yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara
keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang
mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan di bidang pendidikan
barulah ada artinya apabila dalam pendidiakan dapat dimanfaatkan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi
atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran.
Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan
pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai
materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan
nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri,
5. 5
cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu
menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal
semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu
pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan
dan rnembangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa. Depdikbud (1999).
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di
antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena
guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan
kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan
guna mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan
diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih
model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran
yang akan disampaikan. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan
memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh
peningkatan prestasi belajar siswa
Barr dan Tagg (1995) menyatakan bahwa puluhan tahun belakangan ini,
pendekatan dalam pembelajaran mulai dialihkan dari pendidikan yang bersifat
teacher centered atau berpusat pada guru, menjadi pendidikan yang berpusat pada
siswa (students centered). Perubahan pendekatan ini tentunya menuntut peranan
para pendidik (guru) untuk berpikir ulang tentang pembelajaran yang sifatnya
tradisional, menjadi pembelajaran yang modern, yang menggunakan pendekatan
pedagogis sehingga dapat membuat siswa lebih terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. Walaupun pembelajaran berpusat pada siswa, namun guru harus
6. 6
tetap menjadi moivator dan pembimbing dalam kelas, yang dapat memfasilitasi
proses belajar siswa.
Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar pada
dasarnya mencangkup dua sasaran, yaitu sasaran yang bersifat kognitif dan sasaran
yang bersifat praktis. Sasaran pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial secara kognitif
adalah untuk memberikan pengetahuan dasar sosial agar siswa mampu memahami
dan menelaah secara rasional komponen-komponen dari individu, kebudayaan dan
masyarakat sebagai suatu sistem. Sementara itu sasaran yang bersifat praktis
adalah untuk mengembangkan ketrampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional
dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial
serta berbagai masalah sosial yang ditemukan. Dilihat dari tujuan diatas tentunya
Ilmu Pengetahuan Sosial sangatlah penting bagi siswa, tetapi pada kenyataanya
pembelajaran IPS selama ini cenderung terpusat pada guru (teacher centered) yang
didominasi oleh metode tradisional (ceramah). Guru dianggap sebagai gudang ilmu
yang mendominasi kegiatan belajar sehingga apa yang disampaikan guru didengar
siswa tanpa ada komentar dan tugas siswa adalah mencatat apa saja yang
diterangkan guru dan mengerjakan tugas-tugas. Metode pembelajaran yang seperti
itu menyebabkan siswa cepat bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Penggunaan metode yang lain sangat membantu siswa lebih aktif dalam
pembelajaran. Upan balik seperti guru menerangkan dan siswa bertanya adalah
harapan dari pembelajaran yang aktif dan kondusif.
Berdasarkan penelitian dan arsip guru kelas VI SD Negeri 01 Josenan Tahun
Pelajaran 2010/2011 dan 2011/2012, dari 32 jumlah siswa ternyata nilai rata-rata
pelajaran IPS masaih sangat rendah pada Standar Kompetensi (SK) Memahami
peranan bangsa Indonesia di Era global, Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan
7. 7
peranan Indonesia pada era global dan dampak positif serta negatif terhadap
kehidupan bangsa Indonesia. Padahal di sekolah tersebut mematok Kriteria
ketuntasan Minimal (KKM) 60 ditahun ajaran 2010/2011, dan 61 ditahun ajaran
2011/2012. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:Tabel 1 : Daftar Nilai
KKM Kelas VI SDN 01 Josenan
Tabel 1 :
Daftar Nilai KKM SDN 01 Josenan
No Mata KKM Nilai Rata-rata
Pelajaran 2010/2011 2011/2012 Semester Semester
1 2 1 2
IPS 60 61 55,85 56 57 -
Sumber Data : Data arsip guru dan Kepala Sekolah Kelas VI SD Negeri 01
Josenan Kecamatan Taman Kota Madiun Tahun pelajaran 2010/2011 dan
2012/2013.
Dari analisis yang penulis lakukan ternyata hal tersebut ditimbulkan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya semangat belajar siswa, kurangnya
dorongan atau motivasi dari orang tua, kurangnya minat dan konsentrasi siswa
untuk belajar IPS bahkan tidak peduli terhadap mata pelajaran tersebut, kurang
tersedianya media yang dapat menarik perhatian siswa, pendekatan pembelajaran
yang kurang tepat, kurangnya persiapan guru dalam memilih metode pembelajaran
yang sesuai dengan materi, situasi dan kondisi siswa di di dalam kelas, sarana dan
prasarana yang kurang. Untuk mengatasi permasalahan yang telah disebutkan di
8. 8
atas maka metode pemberian kuis untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa
dan dihrapkan dapat lebih aktif menemukan hal yang baru dalam pembelajaran.
Maka dari pokok permasalahan yang sudah ada di atas peneliti berniat untuk
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah ini adalah
sebagai berikut “Apakah dengan adanya pemberian kuis (pre test) sebelum
kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kls IV
SDN 01 Josenan Kecamatan Taman Kota Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013?“
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk
Meningkatkan prestasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan materi
globalisasi melalui pemberian kuis sebelum kegiatan pembelajaran pada siswa
kelas IV SDN 01 Josenan Kecamatan Taman Kota Madiun Tahun Pelajaran
2012/2013.
D. Hipotesis
Berdasarkan tujuan penelitian, hipotesis dari penelitian ini adalah
Pembelajaran dengan menggunakan media pemberian kuis dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa SDN 01 Josenan Madiun dalam materi Globalisasi Tahun
Pelajaran 2012/2013.
E. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
9. 9
1. Bagi Siswa
Dengan pemberian kuis sebelum KBM siswa menjadi lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran
2. Bagi Guru
Memberikan informasi tentang metode pembelajaran, menambah wawasan
dan pengalaman serta memperkaya alternatif pilihan agar dapat memilih atau
mengkombinasikan dengan model lain untuk kepentingan peningkatan
kualitas proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas sekolah
4. Bagi Peneliti
Menerapkan ilmu pengetahuan berdasarkan kemampuan yang dimiliki
10. 10
BAB II
KAJIAN TEORI
1.1. Pengertian, fungsi, tujuan dan ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
Seperti tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata
pelajaran pengetahuan soaial SD dan MI Departemen Pendidikan Nasional
(2006 : 1-7) menyebutkan:
Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial dan kewarganegaraan.
Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Pengetahuan sosial SD dan MI berfungsi untuk mengembangkan
pengetahuan, sikap, nilai dan ketrampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan
negara Indonesia.
Ilmu Pengetahuan Sosial mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah
dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.
b. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inquiri,
memecahkan masalah dan ketrampilan soaial.
c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.
Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial meliputi:
11. 11
a. Sistem Sosial dan Budaya
b. Manusia, tempat dan lingkungan
c. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
d. Waktu keberlanjutan dan perubahan
e. Sistem berbangsa dan bernegara.
1.2. Pengertian Metode Pemberian Kuis
Pemberian tugas kuis adalah sebagian bagian dari usaha untuk menambah
wawasan dan meningkatkan kemampuan mereka tentang materi pelajaran yang
saat itu sedang dipelajarinya
Bambang Purnama (2008:1) bagi kalangan pendidik, pemberian kuis
(pretest) mempunyai arti dan tujuan sendiri bagi murid-muridnya. Pretest
sering kali dijadikan andalan untuk mengukur dalam menguasai suatu materi
pelajaran. Dengan kata lain, guru memberikan pretest sebagai bagian dari
assesment terhadap siswanya.
Jadi, metode pemberian kuis digunakan untuk mengukur kesiapan dari
siswa untuk mengikuti pembelajaran yang akan diterima. Kuis merangsang
siswa belajar dan juga pembelajaran dua arah bukan hanya satu arah yaitu
ceramah. Pada umumnya IPS sering menggunakan metode ceramah bervariasi
yang membuat siswa bosan dalam menerima pembelajaran dengan metode
pemberian kuis diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran juga
membantu nilai lebih dari KKM.
1.3. Kelemahan dan Kelebihan Metode Tugas Pemberian Kuis
Dalam pelaksanaanya, pemberian tugas ini juga memiiliki kelebihan dan
kelemahan. Kelebihan pemberian tugas kuis yakni : 1) Pengetahuan yang
diperoleh siswa dari hasil belajar akan dapat lebih lama, 2) Siswa
12. 12
berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif,
bertanggung jawab, tekun, giat, rajin belajar, dan berdiri sendiri, 3) Siswa
terbiasa mengisi waktu senggang dengan hal-hal yang konstruktif. Sedangkan
kelemahan dari pemberian tugas adalah : 1) seringkali siswa hanya menirukan
pekerjaan orang lain tanpa mau berusaha, 2) Terkadang tugas dikerjakan oleh
orang lain, 3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
1.4. Pengertian Kegiatan Pembelajaran
Salah satu tugas utama dari guru adalah meneyelenggarakan kegiatan
pembelajaran. Untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang efektif,
seorang guru membutuhkan pengetahuan tentang hakikat kegiatan pembelajaran
dan strategi belajar mengajar (SBM). Kegiatan pembelajaran merupakan satu
kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer
dari kegiatan pembelajaran tersebut. Sedangkan kegiatan mengajar merupakan
kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi kegiatan belajar yang
optimal
Menurut Agusnawar (2008) banyak kegagalan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran di sekolah menengah disebabkan guru tidak memberikan
reinforcement/penguat kepada siswa-siswanya. Satu anggapan yang menyatakan
bahwa guru dalam kegiatan pembelajaran berperan sebagai satu-satunya sumber
ilmu/pengetahuan, tampaknya sudah terlampau kadaluarsa. Sebab ternyata
belakangan disadari bahwa esensi dan hakikat kegiatan pembelajaran adalah
transaksi, interaksi berstruktur dan kajian secara nalar berbagai persoalan.
Bertolak dari hakikat Kegiatan Pembelajaran di atas, semestinya guru di
depan kelas tidak menjadi diklator, akan tetapi lebih memerankan diri sebagai
moderator, fasilitator, inovator, dan problem solver. Atas dasar itu maka yang
13. 13
dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran tidak lagi mengecerkan
pengetahuannya kepada siswa, tetapi harus berusaha membentuk satu iklim
yang menjadikan siswa pada kebiasaan learn how to learn.
Prinsip dasar kegiatan pembelajaran lainnya yaitu : Berpusat pada siswa,
menegembangkan kreatifitas siswa, menciptakan kondisi yang menyenangkan
dan menantang, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai,
menyediakan pengalaman belajar yang beragam dan belajar melalui berbuat.
1.5. Pengertian Hasil belajar
Suhaenah Suparno (1997) menyatakan bahwa perubahan sebagai hasil
belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif
permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukan. Perubahan-
perubahan tersebut tidak disebabkan oleh faktor kelelahan, kematangan atau
karena konsumsi obat.
Klien (1998) menegemukakan perubahan yang merupakan hasil belajar
adalah sebagai proses dari pengalaman yang menghasilkan perubahan perilaku
yang bersifat tetap, dalam pengertian tidak termsuk perubahan perilaku akibat
proses kematanagan. Perubahan perilaku akibat proses pematangan fungsi tubuh
bukan merupakan hasil dari proses belajar, karena perubahan tersebut
merupakan akibat langsung dari perkembangan dan pertumbuhan fisik yang
bersifat alamiah.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan kemampuan aktual yang meliputi kognitif, afektif dan
psikomotor yang dapat diukur dan dilakukan secara sadar. Dari ketiga aspek
tersebut peneliti lebih memfokuskan pencapaian kompetensi pada aspek
kognitif sehingga hasil belajar tersebut dapat diukur dengan tes.
14. 14
1.6. Hasil Belajar dan Metode Pemberian Tugas Kuis Sebelum Kegiatan
Pembelajaran
Pemeberian tugas kuis bagi siswa sebelum kegiatan pembelajaran pada
hakikatnya adalah mengajak siswa untuk belajar mandiri. Ketika proses
menemukan hal-hal baru atau materi baru pada siswa telah terjadi maka
tentunya materi baru tersebu akan menjadi sangat berkesan bagi siswa.
Pemberian tugas kuis bagi siswa sebelum kegiatan pembelajaran membuat
siswa lebih siap menerima materi baru yang akan diajarkan guru. Ketika siswa
sudah mempunyai bekal materi maka siswa akan lebih percaya diri dan kegiatan
pembelajaran akan berjaln lebih lancar sehingga imbasnya adalah peningkatan
hasil belajar.
15. 15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif karena analisis data akan
diuraikan secara verbal yang menggambarkan perncanaan, pelaksanaan dan hasil
tindakan pada siklus I dan siklus II yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam materi Globalisasi dengan metode pemberian kuis pada
awal kegiatan pembelajaran. penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan gejala
secar menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistik dan kontekstual) melalui
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai
instrumen kunci.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas, karena tindakan yang akan dilakukan diterapkan pada pembelajaran
dalam kelas. Penelitian ini dimulai dari identifikasi masalah mengenai pelaksanaan
pembelajaran IPS untuk berbagai kompetensi dasar dan analisis penyebab
munculnya masalah. Tindakan penelitian menggunakan siklus, yang terdiri atas
tahap (1) perencanaan yang merupakan upaya untuk memperbaiki kelemahan
dalam proses pembelajaran, (2) pelaksanaan tindakan yaitu melaksanaan proses
pembelajaran, (3) pengamatan atau observasi untuk mengetahui kemampuan siswa
dan untuk mengetahui sikap positif dan negatif siswa dalam kegiatan pembelajaran,
dan (4) tahap refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi) di setiap siklusnya
(siklus I dan siklus II) untuk mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan (Kemmis and Toggart, 1998).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
16. 16
Penelitian ini dilakuakan di kelas VI SDN 01 Josenan Kecamatan Taman
Kota Madiun, dengan subyek siswa kelas VI sebanyak 32 siswa yang terdiri dari
18 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Peneliian ini dilakukan selama 3
(tiga) bulan pada semester 1 yaitu pada bulan oktober, november dan desember.
C. Indikator Keberhasilan
Indikator Keberhasilan Siklus I
Aspek Pencapaian Cara mengukur
siklus I
Ketepatan waktu 50% Jumlah Siswa yang dapat menyelesaikan tugas tepat
melakukan kegiatan waktu. Dibuat jurnal setiap pertemuan
mengerjakan tugas
berupa kuis
Keaktifan siswa 20% Diamati saat pembelajaran berlangsung, lembar
mengajukan pertanyaan pengamatan, oleh peneliti. Dihitung dari jumlah siswa
bertanya per jumlah keseluruhan siswa
Interaksi antar siswa 25% Diamati ketika siswa melakukan diskusi, dicatat
pada kegiatan kooperatif keterlibatan masing-masing siswa dalam kelompok
Ketuntasan hasil belajar 65% Dihitung dari nilai rata-rata kuiz dan tes blok. Siswa
yang memperoleh nilai lebih besar/sama dengan 70
dinyatakan tuntas.
Indikator Keberhasilan Siklus II
Aspek Pencapaian Pencapaian siklus II
siklus I
Ketepatan waktu mengerjakan tugas berupa kuis 50% 65%
17. 17
Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan 20% 25%
Interaksi antar siswa pada kegiatan diskusi 25% 50%
Ketuntasan hasil belajar 65% 85%
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan rancangan
penelitian kualitatif-interaktif, yakni PTK. PTK adalah penelitian yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pemblajaran di kelas, ata
memecahkan masalah pembelajaran di kelas/di latar penelitian yang dilakukan
secara bersiklus.
Model pelaksanaan PTK ini menggunakan model PTK “guru sebagai
peneliti” dengan aacuan model siklus PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart (1990), yang meliputi penyusun rencana tindakan, bertindak, melakukan
refleksi dan merancang tindakan selanjutnya. Desain penelitian tersebut bila
digambarkan adalah sebagai berikut:
Planning
Siklus-1
Revise
Action and
Reflection
Siklus-2
18. 18
...........................................................................................................................
Planning
Siklus dst
Revise Action and
Reflection
...........................................................................................................................
dst
Siklus 1
Siklus 1 terdiri atas perencanan, pelaksanaan tindakan, oservasi dan
refleksi, dan perbaikan rencana.
1. Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan studi pendahuluan dengan
melakuakan refleksi terhadap praktik pembelajaran IPS tentang materi Era
Globalisasi di kelas VI SDN 01 Josenan Madiun. Peneliti berupaya mengingat
kembali berbagai peristiwa pemebelajaran yang telah berlangsung selama ini,
mewawancarai siswa kelas VI SDN 01 Josenan Madiun untuk mengungkapkan
kesulitan-kesulitan apa yang dialami dan dirasakan mereka ketika belajar IPS,
mengungkap perasaan-perasaan siswa ayng berkaitan dengan suasana
pembelajaran yang dialami dan dirasakan siswa. Di samping itu, peneliti juga
melakuakan telaah terhadap dokumen-dokumen tentang kemampuan siswa dalam
pembelajaran IPS berupa dokumen latiahan dan penugasan, dokumen hasil tes
formatif. Peneliti juga mendeskripsikan kembali hasil pengamatan terhadap
proses pembelajaran yang berlangsung selama ini, merefleksi model-model
19. 19
pembelajarannya, keaktifan ketika belajar, kemampuan kreatifitas siswa dan lain-
lain.
Studi pendahuluan tersebut menghasilkan masalah-masalah proses dan
hasil tentang pembelajaran IPS di kelas VI SDN 01 Josenan Madiun. Dalam
proses pembelajaran, peneliti merasakan adanya masalah dalam hal : penerapan
model pembelajaran yang kurang tepat, keaktifan siswa yang rendah, kurangnya
kreatifitas siswa dan suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan.
Berangkat dari masalah di atas, maka pada tahap perencanaan ini peneliti
melakuakan:
1) Pembuatan desain pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
2) Penyiapan alat peraga berupa benda-benda konkrit, penyiapan soal-soal
untuk pemberian kuis pada awal kegiatan pembelajaran
3) Penyiapan Lembar Kerja Siswa (LKS)
4) Penyusunan perangkat uji kompetensi siswa
5) Menyiapkan instrumen untuk pengumpulan data berupa pedoman
pengamatan-rubrik pengamatan, pedoman observasi untuk siswa, pedoman
wawancara dan pedoman dokumentasi.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pada tahap ini peneliti mempraktikkan pembelajaran sesuai dengan dsain
pembelajaran (RPP) yang telah disusun seperti di atas dan sebagaimana
terlampir, merekam: berbagai peristiwa pembelajaran yang sesuai dengan
fokus masalah yaitu: membuat catatan hasil pengamatan terhadap proses dan
hasil pembelajaran, keaktifan dan kreatifitas siswa yang tampak dan
menndokumentasikan hasil-hasil latiahan dan penugasan siswa,
20. 20
mendokumentasikan hasil-hasil tes formatif dan memfoto berbagai peristiwa
yang terjadi fokus penelitian ini
3. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, kemudian peneliti melakukan
refleksi atau proses dan hasil pemebelajaran yang dicapa pada proses
tindakan ini. Refleksi yang dimaksud adalah melakukan berfikir ulang
terhadap apa yang sudah dilakuakan, apa yang belum dilakuakan, apa yang
sudah dicapai, apa yang belum dicapai, masalah apa saja yang belum
terpecahkan, dan menentukan tindakan apa lagi yang perlu dilakuakan untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang akan dilakukan
(diimplementasikan) pada siklus ke-2.
Siklus 2
Seperti halnya pada siklus 1. Pada siklus 2 ini mencangkup kegiatan
perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, refleksi dan perbaikan
rencana. Kegiatan pada setiap tahapan pada siklus 2 ini akan disesuaikan
dengan maslah-masalah proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada
siklus 1, apa yang belum dicapai pada siklus 1 akan dilanjutkan dan diatasi
pada siklus 2, sehingga pada rancangan penelitian ini peneliti belum bisa
mendiskripsikan kegiatan-kegiatan dan perbaikan-perbaikan apa saja yang
akan dilakukan pada siklus ke 2 ini.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: RPP, lembar
observasi, kuesioner terbuka, kuis atau tes prestasi belajar, dan catatan
guru/jurnal. RPP digunakan untuk pelaksanaan parktik pembelajaran (tindakan).
21. 21
Instrumen observasi disusun berdasarkan komponen dasar pembelajaran
kooperatif. Kuesioner terbuka digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap proses pembelajaran, dan kuis atau tes prestasi belajar digunakan untuk
mengetahui kualitas hasil belajar. Instrumen penelitian ini disajikan pada
lampiran.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi dan
tes. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan masing-
masing siswa sebagai dasar pembagian kelompok. Teknik observasi dilakukan
untuk merekam kualitas proses belajar mengajar berdasarkan instrumen
observasi. Sedangkan tes digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar.
G. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara deskriptif, baik
kuantitatif maupun kualitatif. Data yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif
adalah data tentang: data kualitas hasil belajar yang dilakukan dengan cara
membandingkan skor individu dan kelompok dengan tes sebelumnya.
Data kualitatif berupa hasil wawancara akan dianalisis dengan analisis
kualitatif dengan tahapan: pemaparan data, penyederhanaan data,
pengelompokan data sesuai fokus masalah dan pemaknaan. Dalam proses
analisis data, untuk memperoleh data yang benar-benar dapat dipercaya
kebenarannya maka peneliti akan melakukan pengecekan anggota/ subjek,
sumber data dan metode, perpanjangan pengamatan, dan pelacakan data secara
mendalam, dsb.
22. 22
DAFTAR PUSTAKA
IKIP PGRI Madiun. 2011. Premiere Educandum JURNAL PENDIDIKAN DASAR
DAN PEMBELAJARAN. Madiun : IKIP PGRI Madiun
Kasihani K. E Suyanto. 2007. Model Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri
Malang
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada
(http://bambangpurnama.blogspot.com.2008.archive.html)
diakses pada tanggal 5 januari 2013 pukul 20.30 WIB
Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima
blog.elearning.unesa.ac.id/waspodo.../pembelajaran-ips-di-sd.html
diakses pada tanggal 5 januari 2012 pukul 20. 00 WIB