2. HOSPITALISASI
ā¢ Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu
alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak
untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah
(Wong, 2009).
ā¢ Hospitalisasi menurut Parini (1999) yaitu kebutuhan klien
untuk dirawat karena adanya perubahan atau ganggaun
fifik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan.
3. Reaksi Anak Yang
Mengalami Hospitalisasi
INFANT
ā¢ Cemas akibat perpisahan dengan ortu akan menyebabkan
gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih sayang
ā¢ Pada usia lebih 6 bulan akan menyebabkan Stranger
Anxiety dimana anak akan menangis, marah, gerakan yang
berlebihan
ā¢ Pada usia 6 bulan akan memperlihatkan Separation Anxieta
dimana bayi menenagis keras jika ditinggal ibunya. Pada bayi
yang mengalami perlukaan dan rasa sakit : ekspresi wajah tidak
menyenangkan, pergerakan tubuh yg berlebihan dan menangis
kuat.
4. TODDLER
ā¢ Respon perilaku anak sesuai dgn tahapannya yaitu :
ļ± Tahap protes
Nangis kuat, menjerit memanggil orangtua, menolak perhatian orang lain.
ļ± Tahap putus asa
Nangis berkurang, tidak aktif, kurang minat bermain dan makan, menarik
diri, sedih dan apatis
ļ± Tahap denial
Ragu menerima, membina hubungan dangkal, dan anak akan mulai
menyukai lingkungan
ā¢ Kehilangan kontrol : setiap pembatasan yang dilakukan anak akan merasa tidak
aman dan mengancam, terganggu aktivitas rutin.
ā¢ Reaksi perlukaan dan sakit: meringis menggingit , memggigit danmemukul,
dapat mengkomunikasikan rasa nyeri dan menunjjukkan lokasi.
Lanjutan Reaksi Anak Yang Mengalami Hospitalisasiā¦.
5. PRASEKOLAH
ā¢ Reaksi terhadap perpisahan : menolak makan , sering
bertanya, menangis pelan-pelan dan tidak kooperatif.
ā¢ Kehilangan kontrol : pembatasan aktivitas sehari-hari
dan kehlangan kekuatan diri.
ā¢ Reaksi terhadap perlukaaan dan sakit : mengganggap
tindakan dan prosedur mengancam integritas tubuh.
Reaksi yang timbul seperti : anak agresif, ekspresi
verbal, regresi.
Lanjutan Reaksi Anak Yang Mengalami Hospitalisasiā¦.
6. USIA SEKOLAH
ā¢ Perpisahan : berpisah dengan teman ā teman sebaya.
ā¢ Kehilangan kontrol : kelemahan fisik dan takut mati.
ā¢ Reaksi terhadap perlukaan dan sakit :
mengkomunikasikan rasa sakit, dan mampu mengotrol
rasa sakit (gigit bibir dan menggenggam)
Lanjutan Reaksi Anak Yang Mengalami Hospitalisasiā¦.
7. USIA REMAJA
ā¢ Perpisahan : pisah dgn teman-teman sebaya.
ā¢ Kehilangan kontrol : menolak, tidak kooperatif dan menarik
diri.
ā¢ Reaksi perlukaan dan sakit : perasaan tidak aman sehingga
menimbulkan respon banyak bertanya, menarik diri, dan
menolak orla.
Lanjutan Reaksi Anak Yang Mengalami Hospitalisasiā¦.
8. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hospitalisasi
pada anak
ā¢ Fantasi-fantasi dan unrealistic anxietas tentang kegelapan,
monster, pembunuhan diawali oleh situasi asing, binatang
buas.
ā¢ Gangguan kontak sosial jika pengunjung tidak diijinkan
ā¢ Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau penyakit
ā¢ Prosedur yang menyakitkan
ā¢ Takut cacat atau mati
ā¢ Berpisahan dengan orangtua
9. Stresor pada anak yang di
rawat di Rumah Sakit
Stressor dan reaksi hospitalisasi sesuai dengan tumbuh
kembang pada anak (Novianto dkk, 2009):
1) Masa bayi (0-1 tahun)
ā¢ Dampak perpisahan, usia anak > 6 bulan terjadi
stanger anxiety (cemas)
ā¢ Menangis keras
ā¢ Pergerakan tubuh yang banyak
ā¢ Ekspresi wajah yang tidak menyenangkan
10. 2) Masa toddler (2-3 tahun)
Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan. Disini respon
perilaku anak dengan tahapnya.
ā¢ Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang
lain
ā¢ Putus asa menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang
menunjukkan minat bermain, sedih, apatis
ā¢ Pengingkaran / denial
ā¢ Mulai menerima perpisahan
ā¢ Membina hubungan secara dangkal
ā¢ Anak mulai menyukai lingkungannya
Lanjutan stresor pada anak yang di rawat di Rumah Sakitā¦.
11. 3) Masa prasekolah (3-6 tahun)
Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman, sehingga
menimbulkanreaksi agresif.
ā¢ Menolak makan
ā¢ Sering bertanya
ā¢ Menangis perlahan
ā¢ Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
4) Masa sekolah (6-12 tahun)
Perawatan di rumah sakit memaksakan ;
ā¢ Meninggalkan lingkungan yang dicintai
ā¢ Meninggalkan keluarga
ā¢ Kehilangan kelompok sosial, sehingga menimbulkan kecemasan
Lanjutan stresor pada anak yang di rawat di Rumah Sakitā¦.
12. 5) Masa remaja (12-18 tahun)
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok
sebayanya. Reaksi yang muncul ;
ā¢ Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
ā¢ Tidak kooperatif dengan petugas
ā¢ Bertanya-tanya
ā¢ Menarik diri
ā¢ Menolak kehadiran orang lain
Lanjutan stresor pada anak yang di rawat di Rumah Sakitā¦.
13. Reaksi Orang Tua Terhadap Anaknya
yang Sakit dan di Rawat Di Rumah sakit
1. Perasaan cemas dan takut
ļ® Perasaan cemas dan takut : mendapat prosedur menyakitkan
ļ® Cemas paling tinggi : menunggu informasi tentang diagnosa penyakit anaknya
ļ® Takut muncul : takut kehilangan anak pada kondisi sakit terminal
ļ® Perilaku : sering bertanya / bertanya tentang hal yang sama secara berulang-ulang pada
orang yang berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang dan marah
2. Perasaan sedih
ļ® Muncul pada saat anak dalam kondisi terminal
ļ® Perilaku : isolasi, tidak mau didekati orang lain, tidak kooperatif terhadap petugas
kesehatan
3. Perasaan frustasi
ļ® Putus asa dan frustasi : anak yang telah dirawat cukup lama dan tidak mengalami
perubahan, tidak adekuatnya dukungan psikologis
ļ® Perilaku : tidak kooperatif, putus asa, menolak tindakan, menginginkan pulang paksa