Manajemen Operasi dan Produktivitas dalam Organisasi
1. Dr. SATYA PRANATA ASMARA, MBA
DOSEN PENGAMPU
MANAJEMEN OPERASI DAN
PRODUKTIFITAS DALAM ORGANISASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
Mata Kuliah Pengantar Manajemen
2. MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKTIFITAS DALAM
ORGANISASI
BAB XV
1. Mengetahui konsep dasar mengenai manajemen operasi
2. Mengetahui konsep dasar mengenai sistem produksi dan elemen dasar dalam
desain sistem produksi
3. Mengetahui berbagai topik mengenai manajemen operasi, terutama yang
terkait dengan perencanaan dan pengawasan proses produksi.
4. Mengetahui beberapa teknik dan metode dalam manajemen operasi,
terutama untuk peningkatan produktifitas perusahaan
5. Mengetahui konsep dasar mengenai manajemen jasa dan manajemen
perubahan.
T U J U A N
3. Pengertian Manajemen Operasi
Rangkaian proses pengelolaan keseluruhan sumber
daya perusahaan yang dibutuhkan dalam
menghasilkan barang atau jasa yang akan ditawarkan
kepada konsumen. Operations Management is the
process of managing the resources that are needed to
produce organization’s goods and services
(Dessler,2004)
4. Fokus Manajemen Operasi
• People: Orang-orang dalam
perusahaan mencakup tenaga kerja
langsung maupun tidak langsung
yang terlibat dalam operasi
perusahaan.
• Plants: Mencakup pabrik atau
rumah produksi yang menghasilkan
barang atau jasa yang ditawarkan
kepada konsumen.
• Parts: Faktor input yang berupa
bahan baku, skill yang diinginkan
dalam perusahaan.
• Processes: Hal-hal yang mencakup
teknologi, perlengkapan dalam
proses produksi dalam
menghasilkan barang dan jasa.
• Planning and control system:
Prosedur, proses pengolahan
produksi yang memenuhi standar
yang ditetapkan.
5. Sistem Produksi
MASUKAN KELUARAN
KONVERSI
• Bahan Baku
• Tenaga Kerja
• Informasi Pasar
• Kebutuhan
Konsumen
• Kebutuhan
Pemilik
Perusahaan
• Modal
• Mesin
• Transportasi
• Prosedur
• Teknologi
• Sistem
Produksi
• Proses
Produksi
• Pengelolaan
Mesin
• Monitoring
Pegawai
Keluaran Langsung
• Barang
• Jasa
Keluaran Tidak Langsung
• Upah atau Gaji
• Dampak Lingkungan
• Dampak Sosial
6. Empat Elemen dalam Desain Sistem Produksi
Lokasi kegiatan produksi
Rancangan rumah produksi
Tipe proses produksi yang akan dijalankan ?
Rancangan sistem produksi yang akan dijalankan
7. Kriteria Lokasi Produksi
• Kriteria Subyektif, keputusan lokasi produksi berdasarkan
pertimbangan subyektif pemilik perusahaan dimana keputusan
subyektif ini akan sangat membantu tercapainya keberhasilan
dalam bisnis sekiranya keputusan subyektif ini didukung oleh
berbagai faktor yang memperkuat keputusan subjektif.
• Kriteria Obyektif, mempertimbangkan berbagai faktor yang
akan mendukung tercapainya keberhasilan. Seperti regulasi
pemerintah seputar bisnis yang dijalankan, budaya
masyarakat, akses terhadap pasar dan pemasok, tingkat
persaingan, akses transportasi dan lain-lain.
8. Tipe Proses Produksi
• Sistem produksi intermiten
(intermittent production
system) adalah suatu proses
produksi dimana arus proses yang ada
dalam perusahaan tidak selalu sama.
• Sistem produksi yang
berkelanjutan (continuous
production system) adalah Proses
produksi terus-menerus (continuous
processes) adalah suatu proses
produksi yang mempunyai pola atau
urutan yang selalu sama dalam
pelaksanaan proses produksi di dalam
perusahaan.
9. Rancangan Sistem Produksi
• Rancangan produk (product layout), Apabila proses produksinya
telah distandarisasikan dan berproduksi dalam jumlah yang besar.
Setiap produk akan melalui tahapan operasi yang sama sejak dari
awal sampai akhir
• Rancangan proses (process layout), penyusunan tata letak
dimana alat yang sejenis atau mempunyai fungsi yang sama
ditempatkan dalam bagian yang sama.
• Rancangan posisi tetap (fixed-position layout), dipilih karena
ukuran, bentuk ataupun karakteristik lain menyebabkan
produknya tidak mungkin atau sukar untuk dipindahkan.
• Rancangan model selular (cellular manufacturing layout)
,metoda pelaksanaan pembangunan dengan memanfaatkan
material atau komponen pabrikasi yang dibuat di luar lokasi
proyek atau di dalam lokasi proyek namun perlu disatukan lebih
dahulu antar komponennya (erection) ditempat yang
seharusnya/posisi dari komponen tersebut
10. Rancangan Produk
Mulai
Bahan Baku
berupa kapas
disiapkan
Kapas dipintal
menjadi Kain
dalam Mesin
Pintal
Kain yang telah
jadi melalui
pembersihan
Kain yang telah
dibersihkan
kemudian
mengalami
pewarnaan
Kain yang telah
diwarnai
kemudian
dibersihkan dan
dikeringkan
Kain melalui
proses
penggulungan
Kain yang
telah digulung
digudangkan
Selesai
11. Rancangan Proses
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Anak Penyakit Dalam Gigi
Test Laboratorium
Pemeriksaan
Umum
Ruang Tunggu
Apotik
Resepsionis dan
Kasir
Toilet
Pasien Datang
14. Teknik Perencanaan dan Pengawasan
Produksi
Penjadualan dan Bagan Gantt
Diagram perencanaan yang
digunakan untuk penjadwalan
sumber daya dan alokasi waktu
(Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006)
Perencanaan Jaringan dengan
menggunakan PERT
Suatu model jaringan yang
mampu memetakan waktu
penyelesaian kegiatan yang acak.
15. Manajemen Persediaan
•Pengertian Persediaan
Persediaan adalah berbagai produk yang diperlukan
perusahaan untuk melakukan proses produksi.
•Terdapat 5 jenis konsep persediaan :
• Bahan baku (raw-materials)
• Komponen (components)
• Produk dalam proses pengerjaan (work in process)
• Barang jadi (final goods)
• Barang pasokan (supplies)
16. Beberapa Teknik Manajemen Persediaan
• Manajemen Persediaan ABC merupakan metode dalam
manajemen persediaan (inventory management) untuk
mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai nilai
investasi yang tinggi.
• Manajemen Persediaan EOQ merupakan sumber daya yang harus
disimpan oleh organisasi dalam antisipasinya terhadap
pemenuhan permintaan, sumber daya yang dimaksud ini dapat
berupa Material (bahan), Mesin, Uang maupun Tenaga kerja.
MONEY
18. Manajemen Persediaan berdasarkan EOQ
Jumlah
Biaya
Biaya
Pemeliharaan
Biaya
Pemesanan
Jumlah Pesanan
yang paling
ekonomis
Jumlah Biaya
yang paling
minimum
Biaya
Jumlah Pesanan
Persediaan
0
19. Pendekatan dalam Pengawasan dan
Pengendalian Produksi
• Pendekatan Total Quality Management (TQM)
Suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat
pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan
untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta
memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta
masyarakat
• Pendekatan Malcolm Balridge Award (MBA)
Suatu framework yang dapat digunakan organisasi dalam
meningkatkan kualitas, melalui 7 (tujuh) kategori, yaitu 1) Leadership ,
2) Strategic Planning , 3) Customer and Market Focus, 4) Measurement,
analysis, and knowledge management, 5) Human Resource Focus , 6)
Process Management , dan 7) Business Results.
20. Metode Pengawasan dan Pengendalian Kualitas
• Bagan pengendalian kualitas (quality
control chart) adalah sebuah grafik yang
memberi gambaran tentang perilaku
sebuah proses. Diagram kontrol ini
digunakan untuk memahami apakah
sebuah proses manufakturing atau proses
bisnes berjalan dalam kondisi yang
terkontrol atau tidak
• Analisis pareto (pareto analysis) adalah
teknik statistik dalam pengambilan
keputusan yang digunakan untuk
pemilihan sejumlah tugas yang
menghasilkan efek keseluruhan yang
signifikan
• Diagram sebab-akibat (lebih dikenal
dengan diagram fish-bone) adalah salah
satu metode / tool di dalam meningkatkan
kualitas
21. Bagan Pengendalian Kualitas
195 gr
205 gr
Batas atas
Batas bawah
Standar
kualitas
yang
diterima
Berat Susu
Bubuk
Proses Pengerjaan
berdasarkan waktu
A
B
C
D
E
F
G
22. Analisis pareto (pareto analysis)
70
60
50
40
30
20
10
0
72
83
93
100
% Kumulatif
dari kerusakan
Jumlah
Kerusakan
Tergores Salah
Ukur
Salah
Warna
Salah
Bentuk
Lain
lain
54
12
4
3 2
Jenis Kerusakan dan persentase dari setiap jenis kerusakan
72 % 16 % 5 % 4% 2 %
23. Bagan Sebab Akibat (Fishbone)
Pelanggan yang
datang
menurun
MaterialManpower
Metode/Pelayanan Fasilitas
Kemungkinan Penyebab :
menu yang kurang variatif,
makanan yang tidak enak,
ketidaksesuaian menu
Kemungkinan Penyebab :
Pelayan kurang ahli, Pelayan
tidak puas atas gaji, motivasi
pegawai rendah
Kemungkinan Penyebab : kursi
tidak nyaman, tidak ada toilet,
tidak ada tempat bermain bagi
anak-anak
Kemungkinan Penyebab :
pelayanan kurang sigap,
lambat, tidak ramah, dll
25. Beberapa Metode bagi Peningkatan Produktifitas
• Metode Just in Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan pada waktu yang
tepat sesuai dengan jumlah yang dikehendaki oleh pelanggan
tersebut.
• Metode Desain dan Pengerjaan dengan Bantuan Komputer
(CAD & CAM) adalah sebuah sistem yang secara otomatis mampu
menghasilkan produk/ benda kerja (finish product) melalui
penggunaan perangkat permesinan yang dikendalikan oleh
komputer.
• Manajemen berbasis Supply Chain adalah pengelolaan rantai
siklus yang lengkap mulai bahan mentah dari para supplier, ke
kegiatan operasional di perusahaan, berlanjut ke distribusi sampai
kepada konsumen.
26. 7 Faktor Penyebab Inefisiensi menurut metode JIT
• Over Production, yaitu fenomena dimana perusahaan memproduksi terlalu banyak
unit produk padahal belum tentu sesuai dengan jumlah permintaan konsumen.
• Waiting, yaitu fenomena ketidak sesuaian alur kerja di perusahaan, sehingga
seringkali proses pengerjaan terhambat atau terlambat dikarenakan proses yang lain
belum di selesaikan,sehingga pengerjaan yang terhambat tersebut harus menunggu
terlebih dahulu sebelum akhirnya di kerjakan.
• Transportation, yaitu fenomena dimana proses pengerjaan dari satu tempat ke
tempat yang lain, atau dari satu bagian ke bagian yang lain, berjalan secara tidak
efesien.
• Processing, yaitu fenomena dimana kadangkala
dalam sebuah proses produksi dari suatu perusahaan
terdapat kegiatan yang tidak di perlukan.
• Motion, yaitu fenomena pergerakan dari pegawai
yang tidak perlu dan tidak terkait dengan pekerjaan.
• Stock, yaitu terkait dengan adanya persediaan yang
berlebih di perusahaan, bahkan mungkin diluar
kebutuhan perusahaan, padahal banyaknya
persediaan juga berarti tingginya biaya pemeliharaan
terhadap persediaan tersebut.
• Defective Products, yaitu fenomena terjadinya
kerusakan atau ketidak sesuaian produk akhir dari
standar yang telah di tentukan.
27. Alur Supply Chain
Perusahaan
/ Pabrik
Distributor
Konsumen
Konsumen
KonsumenPersediaan
PersediaanPersediaan
Pemasok
Pemasok
Pemasok
Persediaan
• Data riset pemasaran
• Informasi Penjadualan
• Data desain dan proses produksi
• Alur pemesanan dan arus kas
• Ide dan desain untuk
kepuasan
• konsumen
• Arus barang
• Arus kredit
28. Manajemen Jasa
Manajemen Jasa adalah
pendekatan keseluruhan dari
perusahaan dalam mewujudkan
tercapainya kualitas pelayanan
atau jasa sebagaimana yang
diinginkan oleh konsumen, dan
merupakan faktor pendorong
utama dalam operasi bisnis.
Karl Albrecht dalam Dessler
(2004)
Karl Albrecht
29. 2 Konsep dalam Memahami Jasa
Kejujuran dari konsumen
(moment of truth)
Kesempatan calon pelanggan
berinteraksi dengan suatu
perusahaan dan menilai
layanannya
Siklus jasa (the cycle of
service)
Proses pelayanan itu sendiri
dimulai dengan usaha menarik
perhatian pelanggan, kemudian
memberikan service selama
pelanggan berbelanja.
30. Segitiga Jasa menurut Albrecht
• Strategi pelayanan yang
baik (well-conceived
service strategy)
• Penempatan orang-orang
yang berorientasi
pelanggan untuk
berhadapan dengan
pelanggan (customer-
oriented front-line people)
• Penerapan sistem
pelayanan yang bersahabat
(customer-friendly
systems).
31. 6 Langkah dalam Manajemen Perubahan
• Envisioning, merupakan langkah pertama di mana manajer memberikan inspirasi
dan ide mengenai perubahan kepada staf manajemen di perusahaan. Termasuk di
dalamnya mengenai dampak perubahan terhadap masa depan perusahaan dan
pentingnya perusahaan untuk berubah.
• Activating, proses sosialisasi dari inspirasi dan ide mengenai perubahan yang harus
dilakukan kepada seluruh bagian dalam organisasi sehingga seluruh anggota
organisasi perusahaan menyadari penuh perlunya perubahan dilakukan untuk
memastikan masa depan perusahaan.
• Supporting, melakukan identifikasi akan berbagai sumber daya yang diperlukan
untuk perubahan yang akan dilakukan dalam manajemen perusahaan. Sumber daya
ini dapat berupa sumber daya fisik, sumber daya manusia, ataupun metode
mutakhir untuk melakukan perubahan. Dalam melakukan identifikasi ini pastikan
bahwa seluruh bagian dalam organisasi semaksimal mungkin dilibatkan.
• Installing, setelah ide dan rencana perubahan diidentifikasika, maka langkah
berikutnya adalah pengambilan keputusan mengenai perubahan yang akan
dilakukan untuk kemudian disosialisasikan untuk dijalankan di seluruh bagian
perusahaan.
• Ensuring, setelah rencana disosialisasikan kepada seluruh bagian perusahaan,
langkah berikutnya adalah memastikan bahwa seluruh kegiatan ataua rencana
berjalan dengan lancar.
• Recognizing, langkah terakhir dari Manajemen Perubahan adalah melakukan
identifikasi atas segala hal yang belum dilakukan dan menentukan apa saja yang
belum tercapai oleh perusahaan sehubungan dengan perubahan yang terjadi.