SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
PEDOMAN PENGHITUNGAN
BEBAN KERJA GURU
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN
2008
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru i
KATA PENGANTAR
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional
dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
menyatakan bahwa guru sebagai pendidik merupakan tenaga profesional.
Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan
sertifikat profesi pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi dan bagi guru yang
telah mendapat sertifikat pendidik akan diberikan tunjangan profesi yang
besarnya setara dengan satu kali gaji pokok.
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal
35 ayat (2) dinyatakan bahwa beban kerja guru mengajar sekurang-kurangnya
24 jam dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka per minggu. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Bagi
Guru Dalam Jabatan mengamanatkan bahwa guru yang telah memperoleh
sertifikat pendidik, nomor registrasi, dan telah memenuhi beban kerja
mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu memperoleh tunjangan
profesi sebesar satu kali gaji pokok. Tidak semua guru berada pada kondisi
ideal dengan beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu . Oleh
karena itu diperlukan suatu panduan bagi guru dalam pemenuhan wajib
mengajar minimal 24 jam per minggu agar guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik memperoleh haknya, yaitu tunjangan profesi.
Semoga buku pedoman ini bermanfaat dan dapat digunakan oleh semua
pihak, terutama guru dalam memenuhi wajib mengajar 24 jam tatap muka per
minggu.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
tim penulis dan pihak lain yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi
dalam mewujudkan pedoman ini. Mudah-mudahan sertifikasi guru dalam
jabatan dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan secara efektif dan
efisien.
Jakarta, Maret 2008
Direktur Jenderal,
Dr. Baedhowi
NIP 130803888
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................2
BAB II. TUGAS GURU .......................................................................................3
A. Ruang Lingkup .........................................................................................3
B. Jam Kerja .................................................................................................3
C. Uraian Tugas Guru...................................................................................4
1 Merencanakan Pembelajaran............................................................4
2 Melaksanakan Pembelajaran ............................................................4
3 Menilai Hasil Pembelajaran ...............................................................5
4 Membimbing dan Melatih Peserta Didik ............................................6
5 Melaksanakan Tugas Tambahan ......................................................7
D. Beban Tatap Muka ...................................................................................8
E. Kondisi Penyebab Kekurangan Jam Mengajar........................................9
BAB III. PEMENUHAN BEBAN KERJA ...........................................................11
A. Alternatif Pemenuhan.............................................................................11
B. Kondisi Khusus dengan Persetujuan Menteri ........................................13
BAB IV. PERHITUNGAN BEBAN KERJA GURU............................................15
A. Acuan Beban Kerja ................................................................................15
B. Analisis Perhitungan...............................................................................16
1 Prinsip Perhitungan..........................................................................16
2 Format Perhitungan .........................................................................17
3 SK Kepala Sekolah Tentang Beban Mengajar Guru.......................17
BAB V. PENUTUP ...........................................................................................18
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru profesional dan bermartabat akan melahirkan anak-anak bangsa
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Beban kerja guru secara
eksplisit telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, namun demikian, masih diperlukan penjelasan
tentang rincian penghitungan beban kerja guru dengan
mempertimbangkan beberapa tugas-tugas guru di sekolah selain tugas
utamanya sebagai pendidik.
Guru adalah bagian yang tak terpisahkan dari komponen pendidikan
lainnya yaitu peserta didik, kurikulum/program pendidikan, fasilitas, dan
manajemen. Perencanaan guru harus berbasis pada jenis jurusan atau
program keahlian, dan jumlah rombongan belajar yang dibuka di sekolah.
Terpenuhi atau tidaknya beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu
bagi jenis guru tertentu sebenarnya sudah dapat dideteksi pada saat
jumlah guru yang dibutuhkan sudah dihitung. Sebagai contoh, apabila
jumlah guru menurut hitungan dibutuhkan 2,25 orang dan disediakan
sebanyak 2 orang saja, maka beban mengajar kedua guru tersebut
masing-masing sudah 28 jam per minggu. Apabila dibutuhkan 2.5 orang
guru dan tersedia 3 orang, maka salah satu guru tersebut tidak memenuhi
jam tatap muka minimal 24 jam.
Data tahun 2003 menunjukkan bahwa rasio guru terhadap siswa sudah
ideal, sebagai contoh pada jenjang SD 1:21, SMP 1:17, dan SMA 1:14.
Namun apabila dilihat secara detail pada jenis guru tertentu di beberapa
daerah dilaporkan terdapat kekurangan guru atau kelebihan guru. Kondisi
sekolah yang memiliki kelebihan guru akan menyebabkan guru tidak dapat
memenuhi kewajiban mengajar 24 jam per minggu. Sementara sekolah
yang kekurangan guru akan menyebabkan beban kerja guru menjadi lebih
tinggi dan proses pembelajaran menjadi tidak efektif. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa perencanaan guru di sekolah belum baik.
Untuk itu disusunlah pedoman penghitungan beban kerja guru yang
berisikan rumusan perhitungan beban kerja/tatap muka dan ekuivalensi
tugas tambahan guru dengan jam tatap muka.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 2
B. Tujuan
Pedoman ini menjadi acuan bagi guru, kepala sekolah, penyelenggara
pendidikan, dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/ kota,
dan warga sekolah serta pihak terkait lainnya untuk:
1. penghitungan beban kerja guru
2. mengoptimalkan tugas guru di sekolah
3. distribusi guru
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 3
BAB II
TUGAS GURU
A. Ruang Lingkup
Kewajiban guru sesuai Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen Pasal 35 ayat (1) mencakup kegiatan pokok yaitu
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta
melaksanakan tugas tambahan. Pasal 35 ayat (2) Undang-undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa
beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyak-
banyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
Dalam melaksanakan tugas pokok yang terkait langsung dengan proses
pembelajaran, guru hanya melaksanakan tugas mengampu 1 (satu) jenis
mata pelajaran saja, sesuai dengan kewenangan yang tercantum dalam
sertifikat pendidiknya.
Disamping itu, guru sebagai bagian dari manajemen sekolah, akan terlibat
langsung dalam kegiatan manajerial tahunan sekolah, yang terdiri dari
siklus kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Rincian kegiatan
tersebut antara lain penerimaan siswa baru, penyusunan kurikulum dan
perangkat lainnya, pelaksanaan pembelajaran termasuk tes/ulangan,
Ujian Nasional (UN), ujian sekolah, dan kegiatan lain. Tugas tiap guru
dalam siklus tahunan tersebut secara spesifik ditentukan oleh manajemen
sekolah tempat guru bekerja.
B. Jam Kerja
Sebagai tenaga profesional, guru baik PNS maupun bukan PNS dalam
melaksanakan tugasnya berkewajiban memenuhi jam kerja yang setara
dengan beban kerja pegawai lainnya yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma
lima) jam kerja (@ 60 menit) per minggu. Dalam melaksanakan tugas,
guru mengacu pada jadwal tahunan atau kalender akademik dan jadwal
pelajaran.
Kegiatan tatap muka dalam satu tahun dilakukan kurang lebih 38 minggu
atau 19 minggu per semester. Kegiatan tatap muka guru dialokasikan
dalam jadwal pelajaran yang disusun secara mingguan. Khusus Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) ada kalanya jadwal pelajaran tidak disusun
secara mingguan, tapi mengunakan sistim blok atau perpaduan antara
sistim mingguan dan blok. Pada kondisi ini, maka jadwal pelajaran disusun
berbasis semester, tahunan, atau bahkan per tiga tahunan. Diluar
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 4
kegiatan tatap muka, guru akan terlibat dalam aktifitas persiapan
tahunan/semester , ujian sekolah maupun Ujian Nasional (UN), dan
kegiatan lain akhir tahun/semester.
C. Uraian Tugas Guru
1 Merencanakan Pembelajaran
Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pada awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja
sekolah. Kegiatan penyusunan RPP ini diperkirakan berlangsung
selama 2 (dua) minggu atau 12 hari kerja. Kegiatan ini dapat
diperhitungkan sebagai kegiatan tatap muka.
2 Melaksanakan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan dimana terjadi interaksi
edukatif antara peserta didik dengan guru, kegiatan ini adalah
kegiatan tatap muka yang sebenarnya. Guru melaksanakan tatap
muka atau pembelajaran dengan tahapan kegiatan berikut.
a. Kegiatan awal tatap muka
Kegiatan awal tatap muka antara lain mencakup kegiatan
pengecekan dan atau penyiapan fisik kelas, bahan pelajaran,
modul, media, dan perangkat administrasi.
Kegiatan awal tatap muka dilakukan sebelum jadwal pelajaran
yang ditentukan, bisa sesaat sebelum jadwal waktu atau
beberapa waktu sebelumnya tergantung masalah yang perlu
disiapkan,
Kegiatan awal tatap muka diperhitungan setara dengan 1 jam
pelajaran.
b. Kegiatan tatap muka
Dalam kegiatan tatap muka terjadi interaksi edukatif antara
peserta didik dengan guru dapat dilakukan secara face to face
atau menggunakan media lain seperti video, modul mandiri,
kegiatan observasi/ekplorasi.
Kegiatan tatap muka atau pelaksanaan pembelajaran yang
dimaksud dapat dilaksanakan antara lain di ruang teori/kelas,
laboratorium, studio, bengkel atau di luar ruangan.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 5
Waktu pelaksanaan atau beban kegiatan pelaksanaan
pembelajaran atau tatap muka sesuai dengan durasi waktu
yang tercantum dalam struktur kurikulum sekolah.
c. Membuat resume proses tatap muka
Resume merupakan catatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan tatap muka yang telah dilaksanakan. Catatan
tersebut dapat merupakan refleksi, rangkuman, dan rencana
tindak lanjut.
Penyusunan resume dapat dilaksanakan di ruang guru atau
ruang lain yang disediakan di sekolah dan dilaksanakan setelah
kegiatan tatap muka,
Kegiatan resume proses tatap muka diperhitungan setara
dengan 1 jam pelajaran.
3 Menilai Hasil Pembelajaran
Menilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan
hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna untuk
menilai peserta didik maupun dalam pengambilan keputusan lainnya.
Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non
tes. Penilaian non tes dapat dibagi menjadi pengamatan dan
pengukuran sikap serta penilaian hasil karya dalam bentuk tugas,
proyek fisik, atau produk jasa.
a. Penilaian dengan tes.
Tes dilakukan secara tertulis atau lisan, dalam bentuk ujian
akhir semester, tengah semester atau ulangan harian,
dilaksanakan sesuai kalender akademik atau jadwal yang telah
ditentukan,
Tes tertulis dan lisan dilakukan di dalam kelas,
Penilaian hasil test, dilakukan diluar jadwal pelaksanaan test,
dilakukan di ruang guru atau ruang lain.
Penilaian test tidak dihitung sebagai kegiatan tatap muka karena
waktu pelaksanaan tes dan penilaiannya menggunakan waktu
tatap muka.
b. Penilaian non tes berupa pengamatan dan pengukuran sikap.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 6
Pengamatan dan pengukuran sikap dilaksanakan oleh semua
guru sebagai bagian tidak terpisahkan dari proses pendidikan,
untuk melihat hasil pendidikan yang tidak dapat diukur lewat test
tertulis atau lisan,
Pengamatan dan pengukuran sikap dapat dilakukan di dalam
kelas menyatu dalam proses tatapmuka pada jadwal yang
ditentukan, dan atau di luar kelas,
Pengamatan dan pengukuran sikap, dilaksanakan diluar jadual
pembelajaran atau tatap muka yang resmi, dikategorikan
sebagai kegiatan tatap muka.
c. Penilaian non tes berupa penilaian hasil karya.
Hasil karya siswa dalam bentuk tugas, proyek dan atau produk,
portofolio, atau bentuk lain dilakukan di ruang guru atau ruang
lain dengan jadwal tersendiri,
Penilaian ada kalanya harus menghadirkan peserta didik agar
tidak terjadi kesalahan pemahanan dari guru mengingat cara
penyampaian informasi dari siswa yang belum sempurna,
Penilaian hasil karya ini dapat dikategorikan sebagai kegiatan
tatap muka, dengan beban yang berbeda antara satu mata
pelajaran dengan yang lain. Tidak tertutup kemungkinan ada
mata pelajaran yang nilai beban non tesnya sama dengan nol.
4 Membimbing dan Melatih Peserta Didik
Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga yaitu
membimbing atau melatih peserta didik dalam pembelajaran,
intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
a. Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran
Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah
bimbingan dan latihan yang dilakukan menyatu dengan proses
pembelajaran atau tatap muka di kelas,
b. Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler
Bimbingan kegiatan intrakurikuler terdiri dari remedial dan
pengayaan pada mata pelajaran yang diampu guru.
Kegiatan remedial merupakan kegiatan bimbingan dan latihan
kepada peserta didik yang belum menguasai kompetensi yang
harus dicapai,
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 7
Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan
kepada peserta didik yang telah mencapai kompetensi,
Pelaksanaan bimbingan dan latihan intrakurikuler dilakukan
dalam kelas pada jadwal khusus, disesuaikan kebutuhan, tidak
harus dilaksanakan dengan jadwal tetap setiap minggu,
Beban kerja intrakurikuler sudah masuk dalam beban kerja tatap
muka.
c. Bimbingan dan latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler bersifat pilihan dan wajib diikuti peserta didik,
Dapat disetarakan dengan mata pelajaran wajib lainnya,
Pelaksanaan ekstrakurikuler dilakukan dalam kelas dan atau
ruang/tempat lain sesuai jadwal mingguan yang telah ditentukan
dan biasanya dilakukan pada sore hari,
Jenis kegiatan ekstrakurikuler antara lain adalah.
- Pramuka
- Olimpiade/Lomba Kompetensi Siswa
- Olahraga
- Kesenian
- Karya Ilmiah Remaja
- Kerohanian
- Paskibra
- Pecinta Alam
- PMR
- Jurnalistik/Fotografi
- UKS
- dan sebagainya
Kegiatan ekstrakurikuler dapat disebut sebagai kegiatan tatap
muka
5 Melaksanakan Tugas Tambahan
Tugas-tugas tambahan guru dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua)
kategori yaitu tugas struktural, dan tugas khusus.
a. Tugas tambahan struktural
Tugas tambahan struktural sesuai dengan ketentuan tentang
struktur organisasi sekolah,
Jenis tugas tambahan sruktural dan wajib tatap muka guru
seperti tercantum dalam Tabel 1.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 8
b. Tugas tambahan khusus
Tugas tambahan khusus hanya berlaku pada jenis sekolah
tertentu, untuk menangani masalah khusus yang belum diatur
dalam peraturan yang mengatur organisasi sekolah.
Jenis tugas tambahan khusus dan ekuivalensi beban tatap
muka seperti tercantum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Jenis Tugas Tambahan Guru.
Catatan:
1. * nilai minimal
2. ** tergantung jenis sekolah
D. Beban Tatap Muka
Jenis kegiatan guru yang dikategorikan tatap muka dan bukan tatap muka
dicantumkan dalam Tabel 2. Dalam tabel tersebut juga dicantumkan
ekuivalensi jam untuk kegiatan tatap muka selain kegiatan tatap muka di
kelas.
No Kategori Jenis Tugas
Tambahan
Wajib
mengajar *
ekuivalensi
jabatan
I Struktural 1. Kepala Sekolah 6 18
2.
Wakil Kepala
Sekolah
12 12
3.
Kepala
Perpustakaan
12 12
4.
Kepala
Laboratorium
12 12
5.
Ketua Jurusan
Program Keahlian
12 12
6. Kepala Bengkel 12 12
7. Dll ** 12 12
II Khusus 1.
Pembimbing
Praktek Kerja
Industri
12 12
2.
Kepala Unit
Produksi
12 12
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 9
Tabel 2 Jenis Guru dan Beban Tatap Muka
Kategori
No Jenis Kegiatan Guru
TM BTM
Ekuivalensi
jam/
minggu*
Keterangan
1 Merencanakan pembelajaran v 2
2. Melaksanakan pembelajaran:
a. Kegiatan awal tatap muka v 2
b. Kegiatan tatap muka di kelas v
c. Membuat resume tatap muka v 2
3. Menilai hasil pembelajaran
a. Penilaian tes v 0
b. Penilaian sikap v 2 Semua guru
c. Penilaian karya v 2 Mata pelajaran tertentu
4. Membimbing dan melatih
a. Bimbingan pada tatap muka v 0
b. Bimbingan intrakurikuler v 0
c. Bimbingan ekstrakurikuler v 2
5.
Melaksanakan tugas
tambahan
a. Kepala sekolah 18
b. Wakil kepala sekolah 12
c. Kepala perpustakaan 12
d. Kepala laboratorium 12
e. Ketua jurusan/program 12
f. Kepala bengkel 12
g.
Pembimbing praktek kerja
industri
12 Hanya di SMK
h. Kepala unit produksi 12 Hanya di SMK
i. Tugas lain 6
Seuai kebutuhan
sekolah
Catatan:
TM = Tatap Muka
BTM = Bukan Tatap Muka
* = beban kerja tidak dikalikan jumlah rombongan belajar
E. Kondisi Penyebab Kekurangan Jam Mengajar.
Seorang guru tidak dapat memenuhi jumlah jam mengajar sebanyak 24
(dua puluh empat) jam tatap muka per minggu disebabkan salah satu atau
beberapa kondisi sebagai berikut.
1. Jumlah peserta didik dan rombongan belajar terlalu sedikit
Jumlah peserta didik terlalu sedikit atau jumlah rombongan belajar
juga sedikit, akan mengakibatkan jumlah jam tatap muka untuk mata
pelajaran tertentu belum mencapai angka 24 jam per minggu. Agar
jumlah beban mengajar mencapai 24 jam atau kelipatannya,
dibutuhkan jumlah rombongan belajar yang memadai.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 10
2. Jam pelajaran dalam kurikulum sedikit
Jumlah jam pelajaran mata pelajaran tertentu dalam struktur kurikulum
ada yang hanya 2 jam per minggu antara lain Bahasa asing lain,
Sejarah, Agama, Penjas, Kesenian, Kewirausahaan, Muatan Lokal,
Keterampilan, dan Pengembangan Diri mengakibatkan guru yang
mengajar pelajaran tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban minimal
24 jam tatap muka per minggu.
3. Jumlah guru di satu sekolah untuk mata pelajaran tertentu terlalu
banyak
Kondisi ini biasanya terjadi kerena kesalahan dalam proses
rekruitmen atau karena perubahan beban mengajar guru dari 18 jam
menjadi 24 jam pelajaran per minggu. Jumlah guru yang melebihi dari
kebutuhan yang direncanakan, mengakibatkan ada guru yang tidak
dapat mengajar 24 jam per minggu.
4. Sekolah pada daerah terpencil atau sekolah khusus
Sekolah yang berlokasi di daerah terpencil biasanya memiliki jumlah
peserta didik yang sedikit. Kondisi ini terjadi karena populasi
penduduk juga sedikit
Sekolah khusus yang karena kekhususan programnya, jumlah peserta
didiknya sangat sedikit. Karena rombongan belajarnya sedikit,
mengakibatkan guru mengajar tidak sampai 24 jam per minggu. Salah
satu contoh adalah sekolah luar biasa, dimana jumlah muridnya
memang sedikit. Contoh lain pada Program Keahlian Pedalangan di
SMK. Animo terhadap program keahlian ini sangat sedikit, tapi
memiliki nilai strategis melestarikan budaya seni tradisi. Animo pada
program keahlian yang terkait dengan sektor pertanian pada daerah
tertentu juga rendah.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 11
BAB III
PEMENUHAN BEBAN KERJA
A. Alternatif Pemenuhan
Guru yang tidak memenuhi kewajiban mengajar 24 jam tatap muka per
minggu dapat memilih alternatif pemenuhan kewajiban mengajar seperti
berikut ini.
1. Mengajar pada sekolah lain, pendidikan terbuka, dan kelompok
belajar.
a. Mengajar pada sekolah atau madrasah lain
Wajib mengajar 24 jam tatap muka per minggu dapat dipenuhi
seorang guru dengan mengajar di sekolah atau madrasah lain
baik negeri maupun swasta pada kabupaten/kota yang sama
sesuai mata pelajaran yang diampu. Sebagai contoh, misalnya
(1) guru bahasa Inggris di suatu SMK mengajar bahasa Inggris di
SMP/MTs, SMA/MA atau SMK/MAK lainnya, (2) Guru Kejuruan
SMK mengajar keterampilan di SMP/MTs atau SMA/MA.
b. Menjadi Guru Bina/Pamong pada SMP Terbuka
SMP Terbuka merupakan salah satu pola layanan pendidikan
yang diperuntukkan bagi peserta didik yang pada pagi hari bekerja
membantu orangtua sehingga tidak mempunyai waktu untuk
mengikuti pembelajaran di sekolah reguler. Pola pelaksanaan
SMP Terbuka mensyaratkan adanya Guru Pamong dan Guru Bina
yang membantu dan membimbing peserta didik dalam
melaksanakan pembelajaran. Guru Pamong menuntun peserta
didik di Tempat Kegiatan Belajar (TKB). Guru Bina membimbing
dan melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah induk.
Guru Pamong merupakan anggota masyarakat yang ditugasi
untuk membimbing kegiatan belajar siswa di TKB. Namun, tidak
menutup kemungkinan guru yang mengajar di sekolah juga
menjadi guru pamong di TKB dan bertugas sebagai fasilitaor.
c. Menjadi Tutor pada program kelompok belajar Paket A, Paket B,
dan Paket C
Seorang guru dapat memenuhi kewajiban mengajar 24 jam per
minggu dengan mengajar di Kelompok belajar Paket A, Paket B,
dan Paket C pada kabupaten/kota yang sama sesuai mata
pelajaran yang diampu.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 12
Pemenuhan beban kerja minimal 24 jam tatap muka per minggu
dengan mengajar di sekolah lain atau pada pendidikan nonformal
dapat dilaksanakan dengan ketentuan minimal mengajar 12 (dua
belas) jam tatap muka per minggu pada satuan pendidikan di mana
guru diangkat sebagai guru tetap. Bagi guru yang mengajar atau
bertugas di sekolah lain, harus memenuhi persyaratan beban kerja
maksimum seperti tercantum dalam Tabel .3 .
Tabel 3. Beban Kerja Maksimum Mengajar di Sekolah Lain.
No Tugas
Beban
Kerja
maksimum
Keterangan
1 Mengajar di sekolah lain (dgn
mata pelajaran yang sama)
12 Sesuai tugas beban jam
pelajaran
2 Guru Bina SMP Terbuka (sesuai
mata pelajaran)
2 Khusus untuk kunjungan ke
TKB.
Bimbingan belajar siswa SMP
Terbuka di sekolah induk
dihitung sebagai beban jam
pelajaran reguler
3 Guru Pamong SMP Terbuka 2 Tugasnya lebih banyak pada
administrasi pembelajaran
sesuai dengan jadwal belajar
di TKB
4 Tutor pada pendidikan non formal
(sesuai mata pelajaran)
2 Jumlah jam pelajaran sesuai
dengan jadwal
2. Melaksanakan Team Teaching
Guru tetap yang tidak dapat memenuhi beban kerja minimal 24 (dua
puluh empat) jam tatap muka dan maksimal 40 (empat puluh) jam
tatap muka per minggu pada satuan pendidikan di mana dia diangkat
sebagai guru tetap, dapat memenuhi beban kerjanya melalui sistem
tim pengajaran bersama (team teaching).
Team teaching memiliki prinsip bahwa dalam satu kelompok belajar
untuk satu mata pelajaran diampu oleh lebih dari satu orang guru.
Akan ada dua atau tiga orang guru yang menangani satu jam
pelajaran dalam satu rombongan belajar, di mana satu di antaranya
mengajar dan menyampaikan pelajaran serta yang lainnya bertindak
sebagai observer atau fasilitator. Melalui team teaching selain
terakomodasi aspek metode pembelajarannya, juga akan dapat
diawasi aspek lain untuk mengetahui tingkat pemahaman murid.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 13
Team teaching dapat dilakukan oleh guru-guru dalam satu sekolah
yang sama atau oleh guru-guru dari sekolah yang berbeda.
Team teaching bisa dilaksanakan apabila tuntutan kurikulum
membutuhkan lebih dari satu orang guru untuk menangani satu
rombongan belajar yang proses pembelajarannya merupakan satu
kesatuan (tidak bisa dipisahkan tempatnya). Masing-masing guru
dalam satu proses pembelajaran memiliki tugas masing-masing yang
dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan dalam satu rombongan
belajar.
3. Melaksanakan Pengayaan dan Remedial khusus
Guru tetap yang tidak dapat memenuhi beban kerja minimal 24 (dua
puluh empat) jam tatap muka dan maksimal 40 (empat puluh) jam
tatap muka per minggu pada satuan pendidikan di mana dia diangkat
sebagai guru tetap, dapat diberi tugas melaksanakan pengayaan dan
remedial khusus.
Pengayaan dan remedial khusus memiliki prinsip bahwa penugasan
secara khusus bagi satu orang guru untuk kelompok peserta didik
yang memerlukan bimbingan secara khusus. Guru yang medapat
tugas tersebut disetarakan dengan beban mengajar 2 jam perminggu.
B. Kondisi Khusus dengan Persetujuan Menteri
Ada kondisi bagi guru yang secara konstektual tidak mungkin memiliki
beban mengajar 24 jam. Kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. bertugas pada satuan pendidikan layanan khusus;
b. berkeahlian khusus dan/atau;
c. dibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan nasional
Kondisi khusus yang dimintakan persetujuan Menteri Pendidikan Nasional
sebagaimana tabel 4 berikut ini.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 14
Tabel 4. Kondisi Khusus
No Kondisi Alternatif Keterangan
1 Lokasi di daerah
terpencil/kepulauan
/perbatasan
dengan negara lain
Dapat dipenuhi dengan
mengajar multisubject dan
multigrade
Jumlah siswa/rombel sedikit,
tidak ada sekolah lain yang
bisa dijangkau
2 Bidang keahlian
langka
Pedalangan, kelautan,
mekatronika
3 Sekolah Indonesia
di Luar Negeri
Dapat dipenuhi dengan
mengajar multisubject dan
multigrade
Jumlah siswa/rombel sedikit,
tidak ada sekolah lain yang
bisa dijangkau
4 Dalam keadaan
darurat
bencana/konflik
Dapat dipenuhi dengan
mengajar multisubject dan
multigrade
Tidak selamanya (sementara)
5 Jumlah Jam
Pelajaran dalam
Struktur Kurikulum
Sedikit dan
rombelnya sedikit
Dapat dipenuhi dengan
ekstra kurikuler
Mata pelajaran: Bahasa asing
lain
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 15
BAB IV
PERHITUNGAN BEBAN KERJA GURU
A. Acuan Beban Kerja
Satuan waktu kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-
masing satuan pendidikan dicantumkan dalam tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5. Alokasi Waktu Satu Jam Tatap Muka.
No Jenis Sekolah
Alokasi waktu
satu jam tatap
muka (menit)
Jumlah jam tatap muka
per minggu
1. SD/SDLB:
- Kelas I s.d III 35 29 s.d 32
- kelas IV s.d VI 35 34
2. SMP, MTs, SMPLB 40 34
3. SMA, MA, SMALB 45 38 s.d 39
4. SMK, MAK 45 38 s.d 39
Sumber Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi
Dari angka dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa beban tatap muka
dalam satu minggu kerja untuk tiap jenjang pendidikan berbeda.
Beban kerja guru yang dapat dihitung sebagai pemenuhan kewajiban
mengajar 24 jam tatap muka per minggu adalah jumlah jam kerja guru
apabila mengajar pada mata pelajaran sesuai dengan bidang keahliannya.
Misalnya guru yang memiliki sertifikat pendidik sebagai guru mata
pelajaran Matematika, maka jam kerja yang dapat dihitung adalah jumlah
jam mengajar guru tersebut pada mata pelajaran Matematika saja.
Perhitungan beban kerja guru adalah bagian tak terpisahkan dari
perencanaan kebutuhan guru dalam perencanaan sekolah seutuhnya.
Terpenuhi atau tidaknya beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu
bagi jenis guru tertentu sebenarnya sudah dapat dideteksi pada saat
jumlah guru yang dibutuhkan sudah dihitung. Sebagai contoh, jumlah guru
menurut hitungan dibutuhkan 2,25 orang dan disediakan sebanyak 2
orang saja, maka beban mengajar kedua guru tersebut masing-masing
sudah 28 jam per minggu. Apabila menurut perhitungan dibutuhkan 2,8
orang guru dan disediakan 3 orang, maka masing-masing guru akan
mendapat beban tatap muka 22,4 jam per minggu. Apabila disediakan 2
orang, masing-masing akan mengajar 33,6 jam per minggu.
Perhitungan beban guru mengacu pada jumlah kebutuhan guru yang
dihasilkan dalam proses perencanaan guru pada tingkat sekolah. Dengan
mempertimbangkan tugas tambahan bagi guru tertentu, maka jam tatap
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 16
muka didistribusikan kepada guru yang ada. Dari analisis ini akan
didapatkan guru yang mengajar minimal 24 jam dan kurang dari 24 jam.
Bagi guru yang tidak memenuhi 24 jam mengajar dicarikan penyelesaian
masalahnya sesuai dengan kondisi dan kewenangan fihak yang berhak
mengambil keputusan. Bagi guru yang memenuhi mengajar minimal 24
jam, dibuatkan Surat Keputusan mengajar oleh kepala sekolah.
Alur pemikiran distribusi beban tatap muka guru seperti tercantum dalam
Diagram 1 di bawah ini.
Diagram 1 Alur Distribusi Beban Mengajar.
B. Analisis Perhitungan
1 Prinsip Perhitungan
Penghitungan beban guru dilakukan dengan prinsip coba-coba,
dengan mendistribusikan semua beban kerja sekolah pada guru yang
ada di sekolah. Jumlah jam mata pelajaran tertentu didistribusikan
kepada guru pengampu yang ada, berturut-turut sesuai urutan
PERENCANAAN
GURU
JUMLAH
KEBUTUHAN
GURU
GURU
MEMENUHI 24
JAM
ANALISIS
PENDISTRIBUSIAN JAM
TATAP MUKA
GURU TIDAK
MEMENUHI 24
JAM
TUGAS
TAMBAHAN
KONDISI
KHUSUS
PERSETUJUAN
MENDIKNAS
SOLUSI
LAINSK
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 17
prioritasnya. Guru yang mendapat tugas tambahan diberi beban tatap
muka sesuai ketentuan dalam tabel 1, sehingga jam tatap muka yang
seharusnya dimiliki dapat didistribusikan kepada guru lain yang
sejenis.
2 Format Perhitungan
Format perhitungan pada prinsipnya tidak ditentukan bentuknya.
Analisis perhitungan coba-coba dapat menggunakan jadwal mingguan
yang dimiliki sekolah atau menggunakan format lain. Hasil akhir
kemudian dicantumkan dalam Surat Keputusan (SK) tugas mengajar
yang diterbitkan oleh kepala sekolah.
3 SK Kepala Sekolah Tentang Tugas Mengajar Guru
SK Tugas Guru yang diterbitkan oleh kepala sekolah pada awal tahun
pelajaran, dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah
dan kabupaten/kota dimana sekolah berada. Dalam SK harus
mencantumkan jenis dan jam tatap muka dan tugas tambahan apabila
ada.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 18
BAB V
PENUTUP
Pemenuhan kewajiban mengajar selama 24 jam tatap muka per minggu
merupakan sebuah konsekuensi yang harus dilakukan oleh seorang guru
untuk memperoleh tunjangan guru. Pemenuhan kewajiban 24 jam juga bisa
merupakan solusi dari pemerataan guru. Langkah ini juga dilakukan sebagai
upaya agar tidak terjadi ketimpangan jam mengajar antara guru di sekolah
yang satu dan sekolah yang lain. Di samping itu untuk mengantisipasi tidak
optimalnya pemberdayaan guru, maka diperlukan perhitungan dan pemetaan
guru di setiap kabupaten/kota dengan lebih baik.
Program mutasi bagi guru-guru di semua sekolah yang ada di dalam satu
Kabupaten/Kota sudah seharusnya dilakukan, karena dapat menjadi salah
satu solusi pemenuhan beban kerja guru dan menumpuknya guru di sekolah
perkotaan. Sekolah yang kekurangan guru akan mendapat tambahan guru
dari sekolah lain. Begitu pun sekolah yang kelebihan guru, nanti akan dilihat
guru mata pelajaran mana saja yang kira-kira bisa dikurangi untuk
dipindahkan ke sekolah yang kekurangan. Guru-guru yang menjelang
pensiun dalam jangka dua atau tiga tahun ke depan perlu mendapat
perhatian, karena jika di satu sekolah ada guru yang pensiun, maka akan ada
guru yang dirotasi karena akan menggantikan guru yang pensiun.
Berhasilnya implementasi pemenuhan beban kerja guru sangat bergantung
pada pemahaman, kesadaran, keterlibatan dan upaya sungguh-sungguh dari
segenap unsur yang terkait, serta dukungan pemerintah dan masyarakat.
Keberhasilan pelaksanaan pemenuhan beban kerja guru juga menjadi
harapan nyata bagi pembangunan pendidikan, pembangunan guru profesional
yang mampu menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif
secara adil, bermutu, dan relevan untuk kebutuhan masyarakat Indonesia dan
global.
Penyebaran guru yang tidak merata menimbulkan terjadinya pendayagunaan
guru yang tidak efisien di beberapa tempat. Guru yang tidak dapat memenuhi
kewajiban mengajar 24 jam tatap muka per minggu disarankan untuk
mutasi/pindah ke sekolah lain yang kekurangan guru. Pengaturan tentang
pemindahan guru mengikuti kebijakan masing-masing pemerintah daerah
melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat.
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 19
Lampiran 1: Contoh SK Kepala Sekolah tentang Beban Mengajar Guru.
Surat Keputusan Kepala Sekolah .....................
Nomor: ..........................
Tentang
Beban Kerja Guru Tahun Pelajaran ..........................
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Kepala Sekolah .................................., Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
........................................... Provinsi .....................................................
Menimbang : a. Bahwa proses belajar mengajar merupakan inti
proses penyelenggaraan pendidikan pada satuan
pendidikan;
b. Bahwa untuk menjamin kelancaran proses belajar
perlu ditetapkan pembagian tugas mengajar dan
tugas tambahan bagi guru;
d. ..............................................
e. ..............................................
Mengingat : a. UU Nomor 20 Tahun 2003
b. PP Nomor 19 Tahun 2005
d. ..............................................
e. ..............................................
MEMUTUSKAN
Menetapkan: BEBAN KERJA GURU TAHUN PELAJARAN ....................
Pertama : Beban kerja guru tahun pelajaran ..... - ...... meliputi
kewajiban tatap muka/mengajar dan tugas tambahan
lainnya.
Kop surat resmi yang digunakan oleh sekolah
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 20
Kedua : Beban kerja guru tersebut tertuang dalam daftar
terlampir.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada saat ditetapkan.
Ditetapkan di : ...........................
Tanggal : ...........................
Kepala Sekolah,
.......................................
NIP ................................
Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 21
Lampiran: SK Kepala Sekolah Nomor ..........................
Tanggal ..................................
No. Nama Guru Mata Pelajaran/ Tugas
Tambahan
Jml
Kelas
Jam per
Minggur
Beban
Kerja
Kepala Sekolah,
.......................................
NIP ................................

More Related Content

What's hot

Kurikulum\Berita acara Penyelarasan Kurikulum.docx
Kurikulum\Berita acara Penyelarasan Kurikulum.docxKurikulum\Berita acara Penyelarasan Kurikulum.docx
Kurikulum\Berita acara Penyelarasan Kurikulum.docxAlfiKhan2
 
Program kerja gugus 1
Program kerja gugus 1Program kerja gugus 1
Program kerja gugus 1Jamaludin ..
 
Sk panitia jam belajar tambahan kelas ix semester genap 2015 2016
Sk panitia jam belajar tambahan kelas ix semester genap 2015 2016Sk panitia jam belajar tambahan kelas ix semester genap 2015 2016
Sk panitia jam belajar tambahan kelas ix semester genap 2015 2016Adhim Albantani
 
Materi keadministarasian IPM
Materi keadministarasian IPM Materi keadministarasian IPM
Materi keadministarasian IPM FarhanFauzan27
 
Isi laporan magang yulis
Isi laporan magang yulisIsi laporan magang yulis
Isi laporan magang yulisDewiwarda29
 
Surat permohonan tambah ptk dapodik
Surat permohonan tambah ptk dapodikSurat permohonan tambah ptk dapodik
Surat permohonan tambah ptk dapodikDennyPutra16
 
Progra kerja tata usaha pinal
Progra kerja tata usaha pinalProgra kerja tata usaha pinal
Progra kerja tata usaha pinalNandang Sukmara
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarwunarko
 
Materi Rapat Awal Pembelajaran.pptx
Materi Rapat Awal Pembelajaran.pptxMateri Rapat Awal Pembelajaran.pptx
Materi Rapat Awal Pembelajaran.pptxSuparmanBoy
 
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdfNO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdfMarutdinSidabungke1
 
Contoh anjab jfu
Contoh anjab jfuContoh anjab jfu
Contoh anjab jfuRaden Ilham
 
program PKB wado 1.docx
program PKB wado 1.docxprogram PKB wado 1.docx
program PKB wado 1.docxTatiHandayani5
 
Sk mengajar 20122013
Sk mengajar 20122013Sk mengajar 20122013
Sk mengajar 20122013Gus Andy
 
PROPOSAL PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY.docx
PROPOSAL PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY.docxPROPOSAL PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY.docx
PROPOSAL PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY.docxAmru Khan
 
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2Endin Salahudin
 
Dina-Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKA
Dina-Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKADina-Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKA
Dina-Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKADina575992
 
Buku panduan kerja tenaga administrasi sekolah
Buku panduan kerja tenaga administrasi sekolahBuku panduan kerja tenaga administrasi sekolah
Buku panduan kerja tenaga administrasi sekolahUjang Lukman
 

What's hot (20)

Kurikulum\Berita acara Penyelarasan Kurikulum.docx
Kurikulum\Berita acara Penyelarasan Kurikulum.docxKurikulum\Berita acara Penyelarasan Kurikulum.docx
Kurikulum\Berita acara Penyelarasan Kurikulum.docx
 
Program kerja gugus 1
Program kerja gugus 1Program kerja gugus 1
Program kerja gugus 1
 
Surat balasan pkl
Surat balasan pklSurat balasan pkl
Surat balasan pkl
 
Sk panitia jam belajar tambahan kelas ix semester genap 2015 2016
Sk panitia jam belajar tambahan kelas ix semester genap 2015 2016Sk panitia jam belajar tambahan kelas ix semester genap 2015 2016
Sk panitia jam belajar tambahan kelas ix semester genap 2015 2016
 
TATA TERTIB SMK N 31 JAKARTA 2022
TATA TERTIB SMK N 31 JAKARTA  2022 TATA TERTIB SMK N 31 JAKARTA  2022
TATA TERTIB SMK N 31 JAKARTA 2022
 
Materi keadministarasian IPM
Materi keadministarasian IPM Materi keadministarasian IPM
Materi keadministarasian IPM
 
Isi laporan magang yulis
Isi laporan magang yulisIsi laporan magang yulis
Isi laporan magang yulis
 
Surat permohonan tambah ptk dapodik
Surat permohonan tambah ptk dapodikSurat permohonan tambah ptk dapodik
Surat permohonan tambah ptk dapodik
 
Progra kerja tata usaha pinal
Progra kerja tata usaha pinalProgra kerja tata usaha pinal
Progra kerja tata usaha pinal
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Materi Rapat Awal Pembelajaran.pptx
Materi Rapat Awal Pembelajaran.pptxMateri Rapat Awal Pembelajaran.pptx
Materi Rapat Awal Pembelajaran.pptx
 
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdfNO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
 
Sk bendahara
Sk bendaharaSk bendahara
Sk bendahara
 
Contoh anjab jfu
Contoh anjab jfuContoh anjab jfu
Contoh anjab jfu
 
program PKB wado 1.docx
program PKB wado 1.docxprogram PKB wado 1.docx
program PKB wado 1.docx
 
Sk mengajar 20122013
Sk mengajar 20122013Sk mengajar 20122013
Sk mengajar 20122013
 
PROPOSAL PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY.docx
PROPOSAL PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY.docxPROPOSAL PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY.docx
PROPOSAL PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY.docx
 
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2
Lampiran 2 c. instrumen monev siklus 1 & 2
 
Dina-Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKA
Dina-Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKADina-Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKA
Dina-Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKA
 
Buku panduan kerja tenaga administrasi sekolah
Buku panduan kerja tenaga administrasi sekolahBuku panduan kerja tenaga administrasi sekolah
Buku panduan kerja tenaga administrasi sekolah
 

Viewers also liked

Beban kerja guru 24 jam
Beban kerja guru 24 jamBeban kerja guru 24 jam
Beban kerja guru 24 jamSuaidin -Dompu
 
Sk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 new
Sk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 newSk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 new
Sk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 newSri Budi Sukiyanto
 
Beban kerja guru 24 jam
Beban kerja guru 24 jamBeban kerja guru 24 jam
Beban kerja guru 24 jamStia Adi
 
Struktur kurikulum smk dan perhitungan jam produktif
Struktur kurikulum smk dan perhitungan jam produktifStruktur kurikulum smk dan perhitungan jam produktif
Struktur kurikulum smk dan perhitungan jam produktifWan Yogaswara
 
Juknis peraturan 5 menteri tetang tentang penataan dan pemerataan guru pegawa...
Juknis peraturan 5 menteri tetang tentang penataan dan pemerataan guru pegawa...Juknis peraturan 5 menteri tetang tentang penataan dan pemerataan guru pegawa...
Juknis peraturan 5 menteri tetang tentang penataan dan pemerataan guru pegawa...benipurnama
 
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipilPeraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipilNandang Sukmara
 
Permendiknas no39 tahun 2009 pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan p...
Permendiknas no39 tahun 2009 pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan p...Permendiknas no39 tahun 2009 pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan p...
Permendiknas no39 tahun 2009 pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan p...Noa Noach
 
Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusiAbk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusiRatna Widiastuti
 
Menghitung jam-tatap-muka-20122
Menghitung jam-tatap-muka-20122Menghitung jam-tatap-muka-20122
Menghitung jam-tatap-muka-20122Sri Budi Sukiyanto
 
PMA No. 45 Tahun 2015 tentang disiplin kehadiran PNS Kemenag
PMA No. 45 Tahun 2015 tentang disiplin kehadiran PNS KemenagPMA No. 45 Tahun 2015 tentang disiplin kehadiran PNS Kemenag
PMA No. 45 Tahun 2015 tentang disiplin kehadiran PNS KemenagMI Al Falah Bulaksari
 
Psikologi Belajar & Mengajar
Psikologi Belajar & MengajarPsikologi Belajar & Mengajar
Psikologi Belajar & Mengajardewiratnasari18
 
Penataan guru pns peber 5 mentri
Penataan guru pns peber 5 mentriPenataan guru pns peber 5 mentri
Penataan guru pns peber 5 mentriSuaidin -Dompu
 
Juknis peraturan 5 menteri tentang penataan dan pemerataan guru pns
Juknis peraturan 5 menteri tentang penataan dan pemerataan guru pnsJuknis peraturan 5 menteri tentang penataan dan pemerataan guru pns
Juknis peraturan 5 menteri tentang penataan dan pemerataan guru pnsHj.Dini Indriani,M.Pd
 
Panduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbuka
Panduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbukaPanduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbuka
Panduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbukaNandang Sukmara
 
Pedoman pelaksanaan beban tugas guru dan pengawas
Pedoman pelaksanaan beban tugas guru dan pengawasPedoman pelaksanaan beban tugas guru dan pengawas
Pedoman pelaksanaan beban tugas guru dan pengawaskiemfull
 
Surat kepsek inpassing
Surat kepsek inpassingSurat kepsek inpassing
Surat kepsek inpassingAhmadi Ar
 
Perhitungan Alokasi Waktu
Perhitungan Alokasi Waktu Perhitungan Alokasi Waktu
Perhitungan Alokasi Waktu Kristalina Dewi
 
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & PengawasPedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawasguestd42ec9a
 
Lampiran 1 jumlah jam mengajar
Lampiran 1 jumlah jam mengajarLampiran 1 jumlah jam mengajar
Lampiran 1 jumlah jam mengajarAhmed Asrofi
 

Viewers also liked (20)

Beban kerja guru 24 jam
Beban kerja guru 24 jamBeban kerja guru 24 jam
Beban kerja guru 24 jam
 
Contoh pengisian anjab
Contoh pengisian anjabContoh pengisian anjab
Contoh pengisian anjab
 
Sk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 new
Sk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 newSk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 new
Sk dirjen-pedoman-beban-kerja-guru-madrasah-no-166-th-2012 new
 
Beban kerja guru 24 jam
Beban kerja guru 24 jamBeban kerja guru 24 jam
Beban kerja guru 24 jam
 
Struktur kurikulum smk dan perhitungan jam produktif
Struktur kurikulum smk dan perhitungan jam produktifStruktur kurikulum smk dan perhitungan jam produktif
Struktur kurikulum smk dan perhitungan jam produktif
 
Juknis peraturan 5 menteri tetang tentang penataan dan pemerataan guru pegawa...
Juknis peraturan 5 menteri tetang tentang penataan dan pemerataan guru pegawa...Juknis peraturan 5 menteri tetang tentang penataan dan pemerataan guru pegawa...
Juknis peraturan 5 menteri tetang tentang penataan dan pemerataan guru pegawa...
 
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipilPeraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
Peraturan bersama 5 menteri, penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
 
Permendiknas no39 tahun 2009 pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan p...
Permendiknas no39 tahun 2009 pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan p...Permendiknas no39 tahun 2009 pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan p...
Permendiknas no39 tahun 2009 pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan p...
 
Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusiAbk dan penangannya di sekolah inklusi
Abk dan penangannya di sekolah inklusi
 
Menghitung jam-tatap-muka-20122
Menghitung jam-tatap-muka-20122Menghitung jam-tatap-muka-20122
Menghitung jam-tatap-muka-20122
 
PMA No. 45 Tahun 2015 tentang disiplin kehadiran PNS Kemenag
PMA No. 45 Tahun 2015 tentang disiplin kehadiran PNS KemenagPMA No. 45 Tahun 2015 tentang disiplin kehadiran PNS Kemenag
PMA No. 45 Tahun 2015 tentang disiplin kehadiran PNS Kemenag
 
Psikologi Belajar & Mengajar
Psikologi Belajar & MengajarPsikologi Belajar & Mengajar
Psikologi Belajar & Mengajar
 
Penataan guru pns peber 5 mentri
Penataan guru pns peber 5 mentriPenataan guru pns peber 5 mentri
Penataan guru pns peber 5 mentri
 
Juknis peraturan 5 menteri tentang penataan dan pemerataan guru pns
Juknis peraturan 5 menteri tentang penataan dan pemerataan guru pnsJuknis peraturan 5 menteri tentang penataan dan pemerataan guru pns
Juknis peraturan 5 menteri tentang penataan dan pemerataan guru pns
 
Panduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbuka
Panduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbukaPanduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbuka
Panduan penyelenggaraan pelaksanaan smp terbuka
 
Pedoman pelaksanaan beban tugas guru dan pengawas
Pedoman pelaksanaan beban tugas guru dan pengawasPedoman pelaksanaan beban tugas guru dan pengawas
Pedoman pelaksanaan beban tugas guru dan pengawas
 
Surat kepsek inpassing
Surat kepsek inpassingSurat kepsek inpassing
Surat kepsek inpassing
 
Perhitungan Alokasi Waktu
Perhitungan Alokasi Waktu Perhitungan Alokasi Waktu
Perhitungan Alokasi Waktu
 
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & PengawasPedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
 
Lampiran 1 jumlah jam mengajar
Lampiran 1 jumlah jam mengajarLampiran 1 jumlah jam mengajar
Lampiran 1 jumlah jam mengajar
 

Similar to Pedoman penghitungan-beban-kerja-guru

Paparan pergub kalimantan barat. Mmmmmmm
Paparan pergub kalimantan barat. MmmmmmmPaparan pergub kalimantan barat. Mmmmmmm
Paparan pergub kalimantan barat. MmmmmmmJumadil Hakim
 
Pedoman Pelaksanaan Tugas Giru Dan Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Giru Dan PengawasPedoman Pelaksanaan Tugas Giru Dan Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Giru Dan Pengawastatang budi nugroho
 
Pedoman pelaksanaan-tugas-guru-dan-pengawas
Pedoman pelaksanaan-tugas-guru-dan-pengawasPedoman pelaksanaan-tugas-guru-dan-pengawas
Pedoman pelaksanaan-tugas-guru-dan-pengawasFacebook in Education
 
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & PengawasPedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & PengawasWARGA SALAPAN
 
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3TPedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3TAdy Setiawan
 
Penelitian Sosial Pengaruh Kinerja Guru yang Bersertifikat dan Belum Berserti...
Penelitian Sosial Pengaruh Kinerja Guru yang Bersertifikat dan Belum Berserti...Penelitian Sosial Pengaruh Kinerja Guru yang Bersertifikat dan Belum Berserti...
Penelitian Sosial Pengaruh Kinerja Guru yang Bersertifikat dan Belum Berserti...Non Formal Education
 
Program Guru Indukisi
Program Guru IndukisiProgram Guru Indukisi
Program Guru Indukisiistana walet
 
04 e statistik dan peluang mgmp smk
04 e statistik dan peluang mgmp smk04 e statistik dan peluang mgmp smk
04 e statistik dan peluang mgmp smktri cahyani
 
04 e statistik dan peluang mgmp smk
04 e statistik dan peluang mgmp smk04 e statistik dan peluang mgmp smk
04 e statistik dan peluang mgmp smktri cahyani
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruata bik
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruSuaidin -Dompu
 
Pedoman Sertifikasi Guru 2007
Pedoman Sertifikasi Guru 2007Pedoman Sertifikasi Guru 2007
Pedoman Sertifikasi Guru 2007sekolah maya
 
006 kelebihan-jam-mengajar
006 kelebihan-jam-mengajar006 kelebihan-jam-mengajar
006 kelebihan-jam-mengajarZainal Abidin
 
PANDUAN 2023 LURING.pdf
PANDUAN 2023 LURING.pdfPANDUAN 2023 LURING.pdf
PANDUAN 2023 LURING.pdfRidwanEspede
 
Panduan penilaian prestasi kerja guru
Panduan penilaian prestasi kerja guruPanduan penilaian prestasi kerja guru
Panduan penilaian prestasi kerja guruHadi Wuryanto
 
Ptk matematika sd kelas 2
Ptk matematika sd kelas 2Ptk matematika sd kelas 2
Ptk matematika sd kelas 2Zaiful Saputra
 
Buku ttg ekuivalensi kegiatan pembelajaran
Buku ttg ekuivalensi kegiatan pembelajaran Buku ttg ekuivalensi kegiatan pembelajaran
Buku ttg ekuivalensi kegiatan pembelajaran Mohamad Nur Fauzi
 
Buku tanya jawab permen no 4 thn 2015
Buku tanya jawab permen no 4 thn 2015Buku tanya jawab permen no 4 thn 2015
Buku tanya jawab permen no 4 thn 2015Parna Sitanggang
 

Similar to Pedoman penghitungan-beban-kerja-guru (20)

Paparan pergub kalimantan barat. Mmmmmmm
Paparan pergub kalimantan barat. MmmmmmmPaparan pergub kalimantan barat. Mmmmmmm
Paparan pergub kalimantan barat. Mmmmmmm
 
Pedoman Pelaksanaan Tugas Giru Dan Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Giru Dan PengawasPedoman Pelaksanaan Tugas Giru Dan Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Giru Dan Pengawas
 
Pedoman pelaksanaan-tugas-guru-dan-pengawas
Pedoman pelaksanaan-tugas-guru-dan-pengawasPedoman pelaksanaan-tugas-guru-dan-pengawas
Pedoman pelaksanaan-tugas-guru-dan-pengawas
 
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & PengawasPedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru & Pengawas
 
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3TPedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
 
Penelitian Sosial Pengaruh Kinerja Guru yang Bersertifikat dan Belum Berserti...
Penelitian Sosial Pengaruh Kinerja Guru yang Bersertifikat dan Belum Berserti...Penelitian Sosial Pengaruh Kinerja Guru yang Bersertifikat dan Belum Berserti...
Penelitian Sosial Pengaruh Kinerja Guru yang Bersertifikat dan Belum Berserti...
 
Program Guru Indukisi
Program Guru IndukisiProgram Guru Indukisi
Program Guru Indukisi
 
04 e statistik dan peluang mgmp smk
04 e statistik dan peluang mgmp smk04 e statistik dan peluang mgmp smk
04 e statistik dan peluang mgmp smk
 
04 e statistik dan peluang mgmp smk
04 e statistik dan peluang mgmp smk04 e statistik dan peluang mgmp smk
04 e statistik dan peluang mgmp smk
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guru
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guru
 
Buku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guruBuku 2 pedoman pk guru
Buku 2 pedoman pk guru
 
Pedoman Sertifikasi Guru 2007
Pedoman Sertifikasi Guru 2007Pedoman Sertifikasi Guru 2007
Pedoman Sertifikasi Guru 2007
 
006 kelebihan-jam-mengajar
006 kelebihan-jam-mengajar006 kelebihan-jam-mengajar
006 kelebihan-jam-mengajar
 
PANDUAN 2023 LURING.pdf
PANDUAN 2023 LURING.pdfPANDUAN 2023 LURING.pdf
PANDUAN 2023 LURING.pdf
 
Panduan penilaian prestasi kerja guru
Panduan penilaian prestasi kerja guruPanduan penilaian prestasi kerja guru
Panduan penilaian prestasi kerja guru
 
Ptk matematika sd kelas 2
Ptk matematika sd kelas 2Ptk matematika sd kelas 2
Ptk matematika sd kelas 2
 
Buku ttg ekuivalensi kegiatan pembelajaran
Buku ttg ekuivalensi kegiatan pembelajaran Buku ttg ekuivalensi kegiatan pembelajaran
Buku ttg ekuivalensi kegiatan pembelajaran
 
Buku tanya jawab
Buku tanya jawabBuku tanya jawab
Buku tanya jawab
 
Buku tanya jawab permen no 4 thn 2015
Buku tanya jawab permen no 4 thn 2015Buku tanya jawab permen no 4 thn 2015
Buku tanya jawab permen no 4 thn 2015
 

More from Suaidin -Dompu

Format 2. surat kesanggupan
Format 2. surat kesanggupanFormat 2. surat kesanggupan
Format 2. surat kesanggupanSuaidin -Dompu
 
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)
Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)Suaidin -Dompu
 
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)
Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)Suaidin -Dompu
 
Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01
Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01
Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01Suaidin -Dompu
 
Panduan penilaian cetakan ketiga-1
Panduan penilaian   cetakan ketiga-1Panduan penilaian   cetakan ketiga-1
Panduan penilaian cetakan ketiga-1Suaidin -Dompu
 
Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01
Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01
Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01Suaidin -Dompu
 
Panduan penilaian 2016_a4 with cover
Panduan penilaian 2016_a4 with coverPanduan penilaian 2016_a4 with cover
Panduan penilaian 2016_a4 with coverSuaidin -Dompu
 
Prosedur pengajuan dupak pengawas
Prosedur pengajuan dupak pengawas Prosedur pengajuan dupak pengawas
Prosedur pengajuan dupak pengawas Suaidin -Dompu
 
Paparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pak
Paparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pakPaparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pak
Paparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pakSuaidin -Dompu
 
Kegiatan pengembangan profesi pengawas sekolah
Kegiatan pengembangan profesi pengawas sekolahKegiatan pengembangan profesi pengawas sekolah
Kegiatan pengembangan profesi pengawas sekolahSuaidin -Dompu
 
Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena (revisi-maharani)
Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena  (revisi-maharani)Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena  (revisi-maharani)
Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena (revisi-maharani)Suaidin -Dompu
 
Materi paparan kti pengawas
Materi paparan kti pengawasMateri paparan kti pengawas
Materi paparan kti pengawasSuaidin -Dompu
 
Tita panduan tata cara menilai bukti fisik
Tita panduan tata cara menilai bukti fisikTita panduan tata cara menilai bukti fisik
Tita panduan tata cara menilai bukti fisikSuaidin -Dompu
 
Surat gtk linierita akdemik (1)
Surat gtk linierita akdemik (1)Surat gtk linierita akdemik (1)
Surat gtk linierita akdemik (1)Suaidin -Dompu
 
Lampiran xvii inst pemant 8 snp k13
Lampiran xvii inst pemant 8 snp  k13Lampiran xvii inst pemant 8 snp  k13
Lampiran xvii inst pemant 8 snp k13Suaidin -Dompu
 
Kepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja berada
Kepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja beradaKepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja berada
Kepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja beradaSuaidin -Dompu
 

More from Suaidin -Dompu (20)

Format 2. surat kesanggupan
Format 2. surat kesanggupanFormat 2. surat kesanggupan
Format 2. surat kesanggupan
 
Juknis pkb 2017
Juknis pkb 2017Juknis pkb 2017
Juknis pkb 2017
 
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)
Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)
 
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)
Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)
 
Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01
Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01
Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01
 
Panduan penilaian cetakan ketiga-1
Panduan penilaian   cetakan ketiga-1Panduan penilaian   cetakan ketiga-1
Panduan penilaian cetakan ketiga-1
 
Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01
Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01
Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01
 
Panduan penilaian 2016_a4 with cover
Panduan penilaian 2016_a4 with coverPanduan penilaian 2016_a4 with cover
Panduan penilaian 2016_a4 with cover
 
Juknis pkb 2017
Juknis pkb 2017Juknis pkb 2017
Juknis pkb 2017
 
Prosedur pengajuan dupak pengawas
Prosedur pengajuan dupak pengawas Prosedur pengajuan dupak pengawas
Prosedur pengajuan dupak pengawas
 
Paparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pak
Paparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pakPaparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pak
Paparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pak
 
Kegiatan pengembangan profesi pengawas sekolah
Kegiatan pengembangan profesi pengawas sekolahKegiatan pengembangan profesi pengawas sekolah
Kegiatan pengembangan profesi pengawas sekolah
 
Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena (revisi-maharani)
Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena  (revisi-maharani)Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena  (revisi-maharani)
Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena (revisi-maharani)
 
Materi paparan kti pengawas
Materi paparan kti pengawasMateri paparan kti pengawas
Materi paparan kti pengawas
 
Tita panduan tata cara menilai bukti fisik
Tita panduan tata cara menilai bukti fisikTita panduan tata cara menilai bukti fisik
Tita panduan tata cara menilai bukti fisik
 
Paparan
PaparanPaparan
Paparan
 
Materi
MateriMateri
Materi
 
Surat gtk linierita akdemik (1)
Surat gtk linierita akdemik (1)Surat gtk linierita akdemik (1)
Surat gtk linierita akdemik (1)
 
Lampiran xvii inst pemant 8 snp k13
Lampiran xvii inst pemant 8 snp  k13Lampiran xvii inst pemant 8 snp  k13
Lampiran xvii inst pemant 8 snp k13
 
Kepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja berada
Kepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja beradaKepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja berada
Kepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja berada
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Pedoman penghitungan-beban-kerja-guru

  • 1. PEDOMAN PENGHITUNGAN BEBAN KERJA GURU DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2008
  • 2. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru i KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru sebagai pendidik merupakan tenaga profesional. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat profesi pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi dan bagi guru yang telah mendapat sertifikat pendidik akan diberikan tunjangan profesi yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 35 ayat (2) dinyatakan bahwa beban kerja guru mengajar sekurang-kurangnya 24 jam dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka per minggu. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan mengamanatkan bahwa guru yang telah memperoleh sertifikat pendidik, nomor registrasi, dan telah memenuhi beban kerja mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok. Tidak semua guru berada pada kondisi ideal dengan beban mengajar minimal 24 jam tatap muka per minggu . Oleh karena itu diperlukan suatu panduan bagi guru dalam pemenuhan wajib mengajar minimal 24 jam per minggu agar guru yang telah memiliki sertifikat pendidik memperoleh haknya, yaitu tunjangan profesi. Semoga buku pedoman ini bermanfaat dan dapat digunakan oleh semua pihak, terutama guru dalam memenuhi wajib mengajar 24 jam tatap muka per minggu. Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada tim penulis dan pihak lain yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi dalam mewujudkan pedoman ini. Mudah-mudahan sertifikasi guru dalam jabatan dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan secara efektif dan efisien. Jakarta, Maret 2008 Direktur Jenderal, Dr. Baedhowi NIP 130803888
  • 3. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...........................................................................................i DAFTAR ISI........................................................................................................ ii BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................1 A. Latar Belakang .........................................................................................1 B. Tujuan.......................................................................................................2 BAB II. TUGAS GURU .......................................................................................3 A. Ruang Lingkup .........................................................................................3 B. Jam Kerja .................................................................................................3 C. Uraian Tugas Guru...................................................................................4 1 Merencanakan Pembelajaran............................................................4 2 Melaksanakan Pembelajaran ............................................................4 3 Menilai Hasil Pembelajaran ...............................................................5 4 Membimbing dan Melatih Peserta Didik ............................................6 5 Melaksanakan Tugas Tambahan ......................................................7 D. Beban Tatap Muka ...................................................................................8 E. Kondisi Penyebab Kekurangan Jam Mengajar........................................9 BAB III. PEMENUHAN BEBAN KERJA ...........................................................11 A. Alternatif Pemenuhan.............................................................................11 B. Kondisi Khusus dengan Persetujuan Menteri ........................................13 BAB IV. PERHITUNGAN BEBAN KERJA GURU............................................15 A. Acuan Beban Kerja ................................................................................15 B. Analisis Perhitungan...............................................................................16 1 Prinsip Perhitungan..........................................................................16 2 Format Perhitungan .........................................................................17 3 SK Kepala Sekolah Tentang Beban Mengajar Guru.......................17 BAB V. PENUTUP ...........................................................................................18 Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru profesional dan bermartabat akan melahirkan anak-anak bangsa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Beban kerja guru secara eksplisit telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, namun demikian, masih diperlukan penjelasan tentang rincian penghitungan beban kerja guru dengan mempertimbangkan beberapa tugas-tugas guru di sekolah selain tugas utamanya sebagai pendidik. Guru adalah bagian yang tak terpisahkan dari komponen pendidikan lainnya yaitu peserta didik, kurikulum/program pendidikan, fasilitas, dan manajemen. Perencanaan guru harus berbasis pada jenis jurusan atau program keahlian, dan jumlah rombongan belajar yang dibuka di sekolah. Terpenuhi atau tidaknya beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu bagi jenis guru tertentu sebenarnya sudah dapat dideteksi pada saat jumlah guru yang dibutuhkan sudah dihitung. Sebagai contoh, apabila jumlah guru menurut hitungan dibutuhkan 2,25 orang dan disediakan sebanyak 2 orang saja, maka beban mengajar kedua guru tersebut masing-masing sudah 28 jam per minggu. Apabila dibutuhkan 2.5 orang guru dan tersedia 3 orang, maka salah satu guru tersebut tidak memenuhi jam tatap muka minimal 24 jam. Data tahun 2003 menunjukkan bahwa rasio guru terhadap siswa sudah ideal, sebagai contoh pada jenjang SD 1:21, SMP 1:17, dan SMA 1:14. Namun apabila dilihat secara detail pada jenis guru tertentu di beberapa daerah dilaporkan terdapat kekurangan guru atau kelebihan guru. Kondisi sekolah yang memiliki kelebihan guru akan menyebabkan guru tidak dapat memenuhi kewajiban mengajar 24 jam per minggu. Sementara sekolah yang kekurangan guru akan menyebabkan beban kerja guru menjadi lebih tinggi dan proses pembelajaran menjadi tidak efektif. Kenyataan ini menunjukkan bahwa perencanaan guru di sekolah belum baik. Untuk itu disusunlah pedoman penghitungan beban kerja guru yang berisikan rumusan perhitungan beban kerja/tatap muka dan ekuivalensi tugas tambahan guru dengan jam tatap muka.
  • 4. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 2 B. Tujuan Pedoman ini menjadi acuan bagi guru, kepala sekolah, penyelenggara pendidikan, dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/ kota, dan warga sekolah serta pihak terkait lainnya untuk: 1. penghitungan beban kerja guru 2. mengoptimalkan tugas guru di sekolah 3. distribusi guru Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 3 BAB II TUGAS GURU A. Ruang Lingkup Kewajiban guru sesuai Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 35 ayat (1) mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. Pasal 35 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyak- banyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Dalam melaksanakan tugas pokok yang terkait langsung dengan proses pembelajaran, guru hanya melaksanakan tugas mengampu 1 (satu) jenis mata pelajaran saja, sesuai dengan kewenangan yang tercantum dalam sertifikat pendidiknya. Disamping itu, guru sebagai bagian dari manajemen sekolah, akan terlibat langsung dalam kegiatan manajerial tahunan sekolah, yang terdiri dari siklus kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Rincian kegiatan tersebut antara lain penerimaan siswa baru, penyusunan kurikulum dan perangkat lainnya, pelaksanaan pembelajaran termasuk tes/ulangan, Ujian Nasional (UN), ujian sekolah, dan kegiatan lain. Tugas tiap guru dalam siklus tahunan tersebut secara spesifik ditentukan oleh manajemen sekolah tempat guru bekerja. B. Jam Kerja Sebagai tenaga profesional, guru baik PNS maupun bukan PNS dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban memenuhi jam kerja yang setara dengan beban kerja pegawai lainnya yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja (@ 60 menit) per minggu. Dalam melaksanakan tugas, guru mengacu pada jadwal tahunan atau kalender akademik dan jadwal pelajaran. Kegiatan tatap muka dalam satu tahun dilakukan kurang lebih 38 minggu atau 19 minggu per semester. Kegiatan tatap muka guru dialokasikan dalam jadwal pelajaran yang disusun secara mingguan. Khusus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada kalanya jadwal pelajaran tidak disusun secara mingguan, tapi mengunakan sistim blok atau perpaduan antara sistim mingguan dan blok. Pada kondisi ini, maka jadwal pelajaran disusun berbasis semester, tahunan, atau bahkan per tiga tahunan. Diluar
  • 5. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 4 kegiatan tatap muka, guru akan terlibat dalam aktifitas persiapan tahunan/semester , ujian sekolah maupun Ujian Nasional (UN), dan kegiatan lain akhir tahun/semester. C. Uraian Tugas Guru 1 Merencanakan Pembelajaran Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah. Kegiatan penyusunan RPP ini diperkirakan berlangsung selama 2 (dua) minggu atau 12 hari kerja. Kegiatan ini dapat diperhitungkan sebagai kegiatan tatap muka. 2 Melaksanakan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan dimana terjadi interaksi edukatif antara peserta didik dengan guru, kegiatan ini adalah kegiatan tatap muka yang sebenarnya. Guru melaksanakan tatap muka atau pembelajaran dengan tahapan kegiatan berikut. a. Kegiatan awal tatap muka Kegiatan awal tatap muka antara lain mencakup kegiatan pengecekan dan atau penyiapan fisik kelas, bahan pelajaran, modul, media, dan perangkat administrasi. Kegiatan awal tatap muka dilakukan sebelum jadwal pelajaran yang ditentukan, bisa sesaat sebelum jadwal waktu atau beberapa waktu sebelumnya tergantung masalah yang perlu disiapkan, Kegiatan awal tatap muka diperhitungan setara dengan 1 jam pelajaran. b. Kegiatan tatap muka Dalam kegiatan tatap muka terjadi interaksi edukatif antara peserta didik dengan guru dapat dilakukan secara face to face atau menggunakan media lain seperti video, modul mandiri, kegiatan observasi/ekplorasi. Kegiatan tatap muka atau pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud dapat dilaksanakan antara lain di ruang teori/kelas, laboratorium, studio, bengkel atau di luar ruangan. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 5 Waktu pelaksanaan atau beban kegiatan pelaksanaan pembelajaran atau tatap muka sesuai dengan durasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum sekolah. c. Membuat resume proses tatap muka Resume merupakan catatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tatap muka yang telah dilaksanakan. Catatan tersebut dapat merupakan refleksi, rangkuman, dan rencana tindak lanjut. Penyusunan resume dapat dilaksanakan di ruang guru atau ruang lain yang disediakan di sekolah dan dilaksanakan setelah kegiatan tatap muka, Kegiatan resume proses tatap muka diperhitungan setara dengan 1 jam pelajaran. 3 Menilai Hasil Pembelajaran Menilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna untuk menilai peserta didik maupun dalam pengambilan keputusan lainnya. Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes. Penilaian non tes dapat dibagi menjadi pengamatan dan pengukuran sikap serta penilaian hasil karya dalam bentuk tugas, proyek fisik, atau produk jasa. a. Penilaian dengan tes. Tes dilakukan secara tertulis atau lisan, dalam bentuk ujian akhir semester, tengah semester atau ulangan harian, dilaksanakan sesuai kalender akademik atau jadwal yang telah ditentukan, Tes tertulis dan lisan dilakukan di dalam kelas, Penilaian hasil test, dilakukan diluar jadwal pelaksanaan test, dilakukan di ruang guru atau ruang lain. Penilaian test tidak dihitung sebagai kegiatan tatap muka karena waktu pelaksanaan tes dan penilaiannya menggunakan waktu tatap muka. b. Penilaian non tes berupa pengamatan dan pengukuran sikap.
  • 6. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 6 Pengamatan dan pengukuran sikap dilaksanakan oleh semua guru sebagai bagian tidak terpisahkan dari proses pendidikan, untuk melihat hasil pendidikan yang tidak dapat diukur lewat test tertulis atau lisan, Pengamatan dan pengukuran sikap dapat dilakukan di dalam kelas menyatu dalam proses tatapmuka pada jadwal yang ditentukan, dan atau di luar kelas, Pengamatan dan pengukuran sikap, dilaksanakan diluar jadual pembelajaran atau tatap muka yang resmi, dikategorikan sebagai kegiatan tatap muka. c. Penilaian non tes berupa penilaian hasil karya. Hasil karya siswa dalam bentuk tugas, proyek dan atau produk, portofolio, atau bentuk lain dilakukan di ruang guru atau ruang lain dengan jadwal tersendiri, Penilaian ada kalanya harus menghadirkan peserta didik agar tidak terjadi kesalahan pemahanan dari guru mengingat cara penyampaian informasi dari siswa yang belum sempurna, Penilaian hasil karya ini dapat dikategorikan sebagai kegiatan tatap muka, dengan beban yang berbeda antara satu mata pelajaran dengan yang lain. Tidak tertutup kemungkinan ada mata pelajaran yang nilai beban non tesnya sama dengan nol. 4 Membimbing dan Melatih Peserta Didik Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga yaitu membimbing atau melatih peserta didik dalam pembelajaran, intrakurikuler dan ekstrakurikuler. a. Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah bimbingan dan latihan yang dilakukan menyatu dengan proses pembelajaran atau tatap muka di kelas, b. Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler Bimbingan kegiatan intrakurikuler terdiri dari remedial dan pengayaan pada mata pelajaran yang diampu guru. Kegiatan remedial merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik yang belum menguasai kompetensi yang harus dicapai, Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 7 Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik yang telah mencapai kompetensi, Pelaksanaan bimbingan dan latihan intrakurikuler dilakukan dalam kelas pada jadwal khusus, disesuaikan kebutuhan, tidak harus dilaksanakan dengan jadwal tetap setiap minggu, Beban kerja intrakurikuler sudah masuk dalam beban kerja tatap muka. c. Bimbingan dan latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler bersifat pilihan dan wajib diikuti peserta didik, Dapat disetarakan dengan mata pelajaran wajib lainnya, Pelaksanaan ekstrakurikuler dilakukan dalam kelas dan atau ruang/tempat lain sesuai jadwal mingguan yang telah ditentukan dan biasanya dilakukan pada sore hari, Jenis kegiatan ekstrakurikuler antara lain adalah. - Pramuka - Olimpiade/Lomba Kompetensi Siswa - Olahraga - Kesenian - Karya Ilmiah Remaja - Kerohanian - Paskibra - Pecinta Alam - PMR - Jurnalistik/Fotografi - UKS - dan sebagainya Kegiatan ekstrakurikuler dapat disebut sebagai kegiatan tatap muka 5 Melaksanakan Tugas Tambahan Tugas-tugas tambahan guru dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori yaitu tugas struktural, dan tugas khusus. a. Tugas tambahan struktural Tugas tambahan struktural sesuai dengan ketentuan tentang struktur organisasi sekolah, Jenis tugas tambahan sruktural dan wajib tatap muka guru seperti tercantum dalam Tabel 1.
  • 7. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 8 b. Tugas tambahan khusus Tugas tambahan khusus hanya berlaku pada jenis sekolah tertentu, untuk menangani masalah khusus yang belum diatur dalam peraturan yang mengatur organisasi sekolah. Jenis tugas tambahan khusus dan ekuivalensi beban tatap muka seperti tercantum dalam Tabel 1. Tabel 1. Jenis Tugas Tambahan Guru. Catatan: 1. * nilai minimal 2. ** tergantung jenis sekolah D. Beban Tatap Muka Jenis kegiatan guru yang dikategorikan tatap muka dan bukan tatap muka dicantumkan dalam Tabel 2. Dalam tabel tersebut juga dicantumkan ekuivalensi jam untuk kegiatan tatap muka selain kegiatan tatap muka di kelas. No Kategori Jenis Tugas Tambahan Wajib mengajar * ekuivalensi jabatan I Struktural 1. Kepala Sekolah 6 18 2. Wakil Kepala Sekolah 12 12 3. Kepala Perpustakaan 12 12 4. Kepala Laboratorium 12 12 5. Ketua Jurusan Program Keahlian 12 12 6. Kepala Bengkel 12 12 7. Dll ** 12 12 II Khusus 1. Pembimbing Praktek Kerja Industri 12 12 2. Kepala Unit Produksi 12 12 Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 9 Tabel 2 Jenis Guru dan Beban Tatap Muka Kategori No Jenis Kegiatan Guru TM BTM Ekuivalensi jam/ minggu* Keterangan 1 Merencanakan pembelajaran v 2 2. Melaksanakan pembelajaran: a. Kegiatan awal tatap muka v 2 b. Kegiatan tatap muka di kelas v c. Membuat resume tatap muka v 2 3. Menilai hasil pembelajaran a. Penilaian tes v 0 b. Penilaian sikap v 2 Semua guru c. Penilaian karya v 2 Mata pelajaran tertentu 4. Membimbing dan melatih a. Bimbingan pada tatap muka v 0 b. Bimbingan intrakurikuler v 0 c. Bimbingan ekstrakurikuler v 2 5. Melaksanakan tugas tambahan a. Kepala sekolah 18 b. Wakil kepala sekolah 12 c. Kepala perpustakaan 12 d. Kepala laboratorium 12 e. Ketua jurusan/program 12 f. Kepala bengkel 12 g. Pembimbing praktek kerja industri 12 Hanya di SMK h. Kepala unit produksi 12 Hanya di SMK i. Tugas lain 6 Seuai kebutuhan sekolah Catatan: TM = Tatap Muka BTM = Bukan Tatap Muka * = beban kerja tidak dikalikan jumlah rombongan belajar E. Kondisi Penyebab Kekurangan Jam Mengajar. Seorang guru tidak dapat memenuhi jumlah jam mengajar sebanyak 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu disebabkan salah satu atau beberapa kondisi sebagai berikut. 1. Jumlah peserta didik dan rombongan belajar terlalu sedikit Jumlah peserta didik terlalu sedikit atau jumlah rombongan belajar juga sedikit, akan mengakibatkan jumlah jam tatap muka untuk mata pelajaran tertentu belum mencapai angka 24 jam per minggu. Agar jumlah beban mengajar mencapai 24 jam atau kelipatannya, dibutuhkan jumlah rombongan belajar yang memadai.
  • 8. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 10 2. Jam pelajaran dalam kurikulum sedikit Jumlah jam pelajaran mata pelajaran tertentu dalam struktur kurikulum ada yang hanya 2 jam per minggu antara lain Bahasa asing lain, Sejarah, Agama, Penjas, Kesenian, Kewirausahaan, Muatan Lokal, Keterampilan, dan Pengembangan Diri mengakibatkan guru yang mengajar pelajaran tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban minimal 24 jam tatap muka per minggu. 3. Jumlah guru di satu sekolah untuk mata pelajaran tertentu terlalu banyak Kondisi ini biasanya terjadi kerena kesalahan dalam proses rekruitmen atau karena perubahan beban mengajar guru dari 18 jam menjadi 24 jam pelajaran per minggu. Jumlah guru yang melebihi dari kebutuhan yang direncanakan, mengakibatkan ada guru yang tidak dapat mengajar 24 jam per minggu. 4. Sekolah pada daerah terpencil atau sekolah khusus Sekolah yang berlokasi di daerah terpencil biasanya memiliki jumlah peserta didik yang sedikit. Kondisi ini terjadi karena populasi penduduk juga sedikit Sekolah khusus yang karena kekhususan programnya, jumlah peserta didiknya sangat sedikit. Karena rombongan belajarnya sedikit, mengakibatkan guru mengajar tidak sampai 24 jam per minggu. Salah satu contoh adalah sekolah luar biasa, dimana jumlah muridnya memang sedikit. Contoh lain pada Program Keahlian Pedalangan di SMK. Animo terhadap program keahlian ini sangat sedikit, tapi memiliki nilai strategis melestarikan budaya seni tradisi. Animo pada program keahlian yang terkait dengan sektor pertanian pada daerah tertentu juga rendah. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 11 BAB III PEMENUHAN BEBAN KERJA A. Alternatif Pemenuhan Guru yang tidak memenuhi kewajiban mengajar 24 jam tatap muka per minggu dapat memilih alternatif pemenuhan kewajiban mengajar seperti berikut ini. 1. Mengajar pada sekolah lain, pendidikan terbuka, dan kelompok belajar. a. Mengajar pada sekolah atau madrasah lain Wajib mengajar 24 jam tatap muka per minggu dapat dipenuhi seorang guru dengan mengajar di sekolah atau madrasah lain baik negeri maupun swasta pada kabupaten/kota yang sama sesuai mata pelajaran yang diampu. Sebagai contoh, misalnya (1) guru bahasa Inggris di suatu SMK mengajar bahasa Inggris di SMP/MTs, SMA/MA atau SMK/MAK lainnya, (2) Guru Kejuruan SMK mengajar keterampilan di SMP/MTs atau SMA/MA. b. Menjadi Guru Bina/Pamong pada SMP Terbuka SMP Terbuka merupakan salah satu pola layanan pendidikan yang diperuntukkan bagi peserta didik yang pada pagi hari bekerja membantu orangtua sehingga tidak mempunyai waktu untuk mengikuti pembelajaran di sekolah reguler. Pola pelaksanaan SMP Terbuka mensyaratkan adanya Guru Pamong dan Guru Bina yang membantu dan membimbing peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. Guru Pamong menuntun peserta didik di Tempat Kegiatan Belajar (TKB). Guru Bina membimbing dan melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah induk. Guru Pamong merupakan anggota masyarakat yang ditugasi untuk membimbing kegiatan belajar siswa di TKB. Namun, tidak menutup kemungkinan guru yang mengajar di sekolah juga menjadi guru pamong di TKB dan bertugas sebagai fasilitaor. c. Menjadi Tutor pada program kelompok belajar Paket A, Paket B, dan Paket C Seorang guru dapat memenuhi kewajiban mengajar 24 jam per minggu dengan mengajar di Kelompok belajar Paket A, Paket B, dan Paket C pada kabupaten/kota yang sama sesuai mata pelajaran yang diampu.
  • 9. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 12 Pemenuhan beban kerja minimal 24 jam tatap muka per minggu dengan mengajar di sekolah lain atau pada pendidikan nonformal dapat dilaksanakan dengan ketentuan minimal mengajar 12 (dua belas) jam tatap muka per minggu pada satuan pendidikan di mana guru diangkat sebagai guru tetap. Bagi guru yang mengajar atau bertugas di sekolah lain, harus memenuhi persyaratan beban kerja maksimum seperti tercantum dalam Tabel .3 . Tabel 3. Beban Kerja Maksimum Mengajar di Sekolah Lain. No Tugas Beban Kerja maksimum Keterangan 1 Mengajar di sekolah lain (dgn mata pelajaran yang sama) 12 Sesuai tugas beban jam pelajaran 2 Guru Bina SMP Terbuka (sesuai mata pelajaran) 2 Khusus untuk kunjungan ke TKB. Bimbingan belajar siswa SMP Terbuka di sekolah induk dihitung sebagai beban jam pelajaran reguler 3 Guru Pamong SMP Terbuka 2 Tugasnya lebih banyak pada administrasi pembelajaran sesuai dengan jadwal belajar di TKB 4 Tutor pada pendidikan non formal (sesuai mata pelajaran) 2 Jumlah jam pelajaran sesuai dengan jadwal 2. Melaksanakan Team Teaching Guru tetap yang tidak dapat memenuhi beban kerja minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan maksimal 40 (empat puluh) jam tatap muka per minggu pada satuan pendidikan di mana dia diangkat sebagai guru tetap, dapat memenuhi beban kerjanya melalui sistem tim pengajaran bersama (team teaching). Team teaching memiliki prinsip bahwa dalam satu kelompok belajar untuk satu mata pelajaran diampu oleh lebih dari satu orang guru. Akan ada dua atau tiga orang guru yang menangani satu jam pelajaran dalam satu rombongan belajar, di mana satu di antaranya mengajar dan menyampaikan pelajaran serta yang lainnya bertindak sebagai observer atau fasilitator. Melalui team teaching selain terakomodasi aspek metode pembelajarannya, juga akan dapat diawasi aspek lain untuk mengetahui tingkat pemahaman murid. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 13 Team teaching dapat dilakukan oleh guru-guru dalam satu sekolah yang sama atau oleh guru-guru dari sekolah yang berbeda. Team teaching bisa dilaksanakan apabila tuntutan kurikulum membutuhkan lebih dari satu orang guru untuk menangani satu rombongan belajar yang proses pembelajarannya merupakan satu kesatuan (tidak bisa dipisahkan tempatnya). Masing-masing guru dalam satu proses pembelajaran memiliki tugas masing-masing yang dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan dalam satu rombongan belajar. 3. Melaksanakan Pengayaan dan Remedial khusus Guru tetap yang tidak dapat memenuhi beban kerja minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan maksimal 40 (empat puluh) jam tatap muka per minggu pada satuan pendidikan di mana dia diangkat sebagai guru tetap, dapat diberi tugas melaksanakan pengayaan dan remedial khusus. Pengayaan dan remedial khusus memiliki prinsip bahwa penugasan secara khusus bagi satu orang guru untuk kelompok peserta didik yang memerlukan bimbingan secara khusus. Guru yang medapat tugas tersebut disetarakan dengan beban mengajar 2 jam perminggu. B. Kondisi Khusus dengan Persetujuan Menteri Ada kondisi bagi guru yang secara konstektual tidak mungkin memiliki beban mengajar 24 jam. Kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. bertugas pada satuan pendidikan layanan khusus; b. berkeahlian khusus dan/atau; c. dibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan nasional Kondisi khusus yang dimintakan persetujuan Menteri Pendidikan Nasional sebagaimana tabel 4 berikut ini.
  • 10. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 14 Tabel 4. Kondisi Khusus No Kondisi Alternatif Keterangan 1 Lokasi di daerah terpencil/kepulauan /perbatasan dengan negara lain Dapat dipenuhi dengan mengajar multisubject dan multigrade Jumlah siswa/rombel sedikit, tidak ada sekolah lain yang bisa dijangkau 2 Bidang keahlian langka Pedalangan, kelautan, mekatronika 3 Sekolah Indonesia di Luar Negeri Dapat dipenuhi dengan mengajar multisubject dan multigrade Jumlah siswa/rombel sedikit, tidak ada sekolah lain yang bisa dijangkau 4 Dalam keadaan darurat bencana/konflik Dapat dipenuhi dengan mengajar multisubject dan multigrade Tidak selamanya (sementara) 5 Jumlah Jam Pelajaran dalam Struktur Kurikulum Sedikit dan rombelnya sedikit Dapat dipenuhi dengan ekstra kurikuler Mata pelajaran: Bahasa asing lain Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 15 BAB IV PERHITUNGAN BEBAN KERJA GURU A. Acuan Beban Kerja Satuan waktu kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing- masing satuan pendidikan dicantumkan dalam tabel 5 sebagai berikut. Tabel 5. Alokasi Waktu Satu Jam Tatap Muka. No Jenis Sekolah Alokasi waktu satu jam tatap muka (menit) Jumlah jam tatap muka per minggu 1. SD/SDLB: - Kelas I s.d III 35 29 s.d 32 - kelas IV s.d VI 35 34 2. SMP, MTs, SMPLB 40 34 3. SMA, MA, SMALB 45 38 s.d 39 4. SMK, MAK 45 38 s.d 39 Sumber Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Dari angka dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa beban tatap muka dalam satu minggu kerja untuk tiap jenjang pendidikan berbeda. Beban kerja guru yang dapat dihitung sebagai pemenuhan kewajiban mengajar 24 jam tatap muka per minggu adalah jumlah jam kerja guru apabila mengajar pada mata pelajaran sesuai dengan bidang keahliannya. Misalnya guru yang memiliki sertifikat pendidik sebagai guru mata pelajaran Matematika, maka jam kerja yang dapat dihitung adalah jumlah jam mengajar guru tersebut pada mata pelajaran Matematika saja. Perhitungan beban kerja guru adalah bagian tak terpisahkan dari perencanaan kebutuhan guru dalam perencanaan sekolah seutuhnya. Terpenuhi atau tidaknya beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu bagi jenis guru tertentu sebenarnya sudah dapat dideteksi pada saat jumlah guru yang dibutuhkan sudah dihitung. Sebagai contoh, jumlah guru menurut hitungan dibutuhkan 2,25 orang dan disediakan sebanyak 2 orang saja, maka beban mengajar kedua guru tersebut masing-masing sudah 28 jam per minggu. Apabila menurut perhitungan dibutuhkan 2,8 orang guru dan disediakan 3 orang, maka masing-masing guru akan mendapat beban tatap muka 22,4 jam per minggu. Apabila disediakan 2 orang, masing-masing akan mengajar 33,6 jam per minggu. Perhitungan beban guru mengacu pada jumlah kebutuhan guru yang dihasilkan dalam proses perencanaan guru pada tingkat sekolah. Dengan mempertimbangkan tugas tambahan bagi guru tertentu, maka jam tatap
  • 11. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 16 muka didistribusikan kepada guru yang ada. Dari analisis ini akan didapatkan guru yang mengajar minimal 24 jam dan kurang dari 24 jam. Bagi guru yang tidak memenuhi 24 jam mengajar dicarikan penyelesaian masalahnya sesuai dengan kondisi dan kewenangan fihak yang berhak mengambil keputusan. Bagi guru yang memenuhi mengajar minimal 24 jam, dibuatkan Surat Keputusan mengajar oleh kepala sekolah. Alur pemikiran distribusi beban tatap muka guru seperti tercantum dalam Diagram 1 di bawah ini. Diagram 1 Alur Distribusi Beban Mengajar. B. Analisis Perhitungan 1 Prinsip Perhitungan Penghitungan beban guru dilakukan dengan prinsip coba-coba, dengan mendistribusikan semua beban kerja sekolah pada guru yang ada di sekolah. Jumlah jam mata pelajaran tertentu didistribusikan kepada guru pengampu yang ada, berturut-turut sesuai urutan PERENCANAAN GURU JUMLAH KEBUTUHAN GURU GURU MEMENUHI 24 JAM ANALISIS PENDISTRIBUSIAN JAM TATAP MUKA GURU TIDAK MEMENUHI 24 JAM TUGAS TAMBAHAN KONDISI KHUSUS PERSETUJUAN MENDIKNAS SOLUSI LAINSK Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 17 prioritasnya. Guru yang mendapat tugas tambahan diberi beban tatap muka sesuai ketentuan dalam tabel 1, sehingga jam tatap muka yang seharusnya dimiliki dapat didistribusikan kepada guru lain yang sejenis. 2 Format Perhitungan Format perhitungan pada prinsipnya tidak ditentukan bentuknya. Analisis perhitungan coba-coba dapat menggunakan jadwal mingguan yang dimiliki sekolah atau menggunakan format lain. Hasil akhir kemudian dicantumkan dalam Surat Keputusan (SK) tugas mengajar yang diterbitkan oleh kepala sekolah. 3 SK Kepala Sekolah Tentang Tugas Mengajar Guru SK Tugas Guru yang diterbitkan oleh kepala sekolah pada awal tahun pelajaran, dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah dan kabupaten/kota dimana sekolah berada. Dalam SK harus mencantumkan jenis dan jam tatap muka dan tugas tambahan apabila ada.
  • 12. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 18 BAB V PENUTUP Pemenuhan kewajiban mengajar selama 24 jam tatap muka per minggu merupakan sebuah konsekuensi yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk memperoleh tunjangan guru. Pemenuhan kewajiban 24 jam juga bisa merupakan solusi dari pemerataan guru. Langkah ini juga dilakukan sebagai upaya agar tidak terjadi ketimpangan jam mengajar antara guru di sekolah yang satu dan sekolah yang lain. Di samping itu untuk mengantisipasi tidak optimalnya pemberdayaan guru, maka diperlukan perhitungan dan pemetaan guru di setiap kabupaten/kota dengan lebih baik. Program mutasi bagi guru-guru di semua sekolah yang ada di dalam satu Kabupaten/Kota sudah seharusnya dilakukan, karena dapat menjadi salah satu solusi pemenuhan beban kerja guru dan menumpuknya guru di sekolah perkotaan. Sekolah yang kekurangan guru akan mendapat tambahan guru dari sekolah lain. Begitu pun sekolah yang kelebihan guru, nanti akan dilihat guru mata pelajaran mana saja yang kira-kira bisa dikurangi untuk dipindahkan ke sekolah yang kekurangan. Guru-guru yang menjelang pensiun dalam jangka dua atau tiga tahun ke depan perlu mendapat perhatian, karena jika di satu sekolah ada guru yang pensiun, maka akan ada guru yang dirotasi karena akan menggantikan guru yang pensiun. Berhasilnya implementasi pemenuhan beban kerja guru sangat bergantung pada pemahaman, kesadaran, keterlibatan dan upaya sungguh-sungguh dari segenap unsur yang terkait, serta dukungan pemerintah dan masyarakat. Keberhasilan pelaksanaan pemenuhan beban kerja guru juga menjadi harapan nyata bagi pembangunan pendidikan, pembangunan guru profesional yang mampu menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara adil, bermutu, dan relevan untuk kebutuhan masyarakat Indonesia dan global. Penyebaran guru yang tidak merata menimbulkan terjadinya pendayagunaan guru yang tidak efisien di beberapa tempat. Guru yang tidak dapat memenuhi kewajiban mengajar 24 jam tatap muka per minggu disarankan untuk mutasi/pindah ke sekolah lain yang kekurangan guru. Pengaturan tentang pemindahan guru mengikuti kebijakan masing-masing pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 19 Lampiran 1: Contoh SK Kepala Sekolah tentang Beban Mengajar Guru. Surat Keputusan Kepala Sekolah ..................... Nomor: .......................... Tentang Beban Kerja Guru Tahun Pelajaran .......................... Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Kepala Sekolah .................................., Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota ........................................... Provinsi ..................................................... Menimbang : a. Bahwa proses belajar mengajar merupakan inti proses penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan; b. Bahwa untuk menjamin kelancaran proses belajar perlu ditetapkan pembagian tugas mengajar dan tugas tambahan bagi guru; d. .............................................. e. .............................................. Mengingat : a. UU Nomor 20 Tahun 2003 b. PP Nomor 19 Tahun 2005 d. .............................................. e. .............................................. MEMUTUSKAN Menetapkan: BEBAN KERJA GURU TAHUN PELAJARAN .................... Pertama : Beban kerja guru tahun pelajaran ..... - ...... meliputi kewajiban tatap muka/mengajar dan tugas tambahan lainnya. Kop surat resmi yang digunakan oleh sekolah
  • 13. Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 20 Kedua : Beban kerja guru tersebut tertuang dalam daftar terlampir. Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada saat ditetapkan. Ditetapkan di : ........................... Tanggal : ........................... Kepala Sekolah, ....................................... NIP ................................ Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru 21 Lampiran: SK Kepala Sekolah Nomor .......................... Tanggal .................................. No. Nama Guru Mata Pelajaran/ Tugas Tambahan Jml Kelas Jam per Minggur Beban Kerja Kepala Sekolah, ....................................... NIP ................................