Peneliti Heny Ekowati dari Universitas Jenderal Soedirman telah menemukan bahwa ekstrak etanol rimpang jahe merah dan buah cabai jawa memiliki potensi sebagai obat kanker berdasarkan uji coba pada tikus putih. Temuan ini dapat menjadi fitofarmaka atau obat herbal standar jika terbukti aman dan efektif dalam uji klinis pada pasien kanker.
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
13.0601.0039 dekry anisa wulandari
1. Nama : Dekry Anisa Wulandri
NPM : 13.0601.0039
D3 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah
Magelang
2. Heny Ekowati
Penemu Obat Kanker dari Cabai & Jahe
Merah
• peneliti dan dosen farmasi Universitas
Jenderal Soedirman (Unsoed) berusaha
meneliti untuk menemukan tanaman obat
untuk kanker. Akhirnya, penelitian yang
dilakukan sejak 2009 tersebut mulai
membuahkan hasil.
3. • Kanker adalah jenis penyakit yang sangat ditakuti oleh
banyak orang karena mematikan dan hingga kini masih sulit
ditemukan obat untuk menyebuhkannya. Proses
pengobatan yang ada masih sangat mahal, dan rasa sakit
pasien yang luar biasa menyebabkan penderitaan pasien
kanker terus bertambah.
• Berawal dari keprihatinan terhadap kondisi tersebut, Heny
Ekowati, peneliti dan dosen farmasi Universitas Jenderal
Soedirman (Unsoed) berusaha meneliti untuk menemukan
tanaman obat untuk kanker. Akhirnya, penelitian yang
dilakukan sejak 2009 tersebut mulai membuahkan hasil.
• Heny menuturkan bahwa fokus penelitian yang
dilakukannya meliputi dua hal, yaitu menemukan tanaman
obat untuk menyembuhkan kanker dan obat untuk
menekan efek samping dari pengobatan kanker yang
dijalani pasien kanker
4. • “Kanker itu penyakit yang menimbulkan rasa sakit yang luar biasa
bagi penderitanya. Saat pasien kanker menjalani pengobatan
seperti yang selama ini dilakukan, obat dan proses pengobatan itu
juga menambah rasa sakit yang diderita pasien,” kata Heny.
• Sejauh ini penelitian Heny yang cukup membuahkan hasil adalah
jintan hitam (Nigella sativa) sebagai anti kanker. Penemuan
terbarunya, yakni Campuran Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah
(Zingiber officinale cv Rubrum) sebagai anti kanker payudara dan
Buah Cabai Jawa (Piper retrofractum) sebagai anti kanker serviks.
• Keputusan Heny memilih Rimpang Jahe Merah dan Cabai Jawa
sebagai objek penelitiannya adalah karena kedua tanaman tersebut
asli tanaman Indonesia. “Saya ingin menemukan obat kanker dari
tanaman asli Indonesia dan yang bisa di tanam dengan mudah oleh
siapa saja, bahkan di halaman rumah. Lagipula, tanaman ini juga
direkomendasikan oleh Badan POM karena dapat berfungsi
kemopreventif dan kemoterapi,” ujarnya.
5. • Penelitian Rimpang Jahe Merah dan Cabai Jawa tersebut telah
sampai tahap uji coba terhadap binatang, yaitu tikus putih.
Hasilnya, kedua tanaman ini sangat potensial sebagai tanaman obat
untuk mengobati kanker maupun untuk mengurangi efek samping
pengobatan kanker.
• Dengan keberhasilan uji coba terhadap binatang ini maka kedua
tanaman tersebut bukan lagi sekadar jamu, akan tetapi sebagai
herbal terstandar. Kemudian, kedua tanaman tersebut dapat
menjadi fitofarmaka (herbal telah dilakukan standarisasi terhadap
bahan baku yang dipergunakan, dan memenuhi persyaratan mutu
yang berlaku) jika sudah diujikan secara klinis terhadap pasien
kanker.
• Untuk mengembangkan terus penelitiannya dalam menemukan
obat untuk kanker ini, Heny turut tergabung dalam Indonesian
Society for Cancer Chemoprevention (ISCC). Heny juga membentuk
Center of Excellence for Translational Research in Oncology
(CENTRO) pada Desember 2011 yang beranggotakan 31 orang, di
antaranya mahasiswa S-2 dan S-1.