SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah dab aparatur pemerintah yang menjaga kredabilitas dan
kewibawaannya yang tinggi akan dihormati oleh masyarakat yang dilayaninya.
Aparatur Pemerintah yang memiliki etika dan moralitas yang tinggi dalam
menjalankan tugasnya, tentu memiliki akuntabilitas dan penghormatan yang
tinggi pula terhadap tuntutan aspirasi dan kepentingan masyarakat yang dilayani
itu.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pemahaman mengenai etika dan moralitas
dalam pemerintahan merupakan kompetensi dasar yang penting dan strategis
yang harus dimiliki dan dipraktekkan secara konsisten oleh setiap individu
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsure aparatur Negara, abdi Negara dan
abdi masyarakat dalam praktek penyelenggaraan pemerintah.
Etika dalam kehidupan berbangsa merupakan satu wahana dalam rangka
kelancaran penyelenggaraan Sistem Administrasi Negara dimana dengan
adanya etika yang dipahami menjadi dasar pola perilaku dalam berbangsa dan
bernegara akan mengarah pada satu tatanan kenegaraan yang stabil, karena
persepsi akan perilaku yang diharapkan oleh masing-masing individu sebagai
warga negara dapat teramalkan dengan baik.
1
Pokok-pokok etika dalam kehidupan berbangsa mengedepankan
kejujuran, amanah, keteladanan, sportivitas, disiplin, etos kerja, kemandirian,
sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan, serta
martabat diri sebagai warga negara. Etika kehidupan berbangsa ini meliputi
etika social budaya, etika politik dan pemerintahan, etika ekonomi dan bisnis,
etika penegakan hokum yang berkeadilan, etika keilmuan, dan etika lingkungan.
Pegawai negeri sipil berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang
bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional,
jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan
pembangunan.
Dalam kedudukan dan tugas tersebut, pegawai negeri sipil harus netral
dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak diskriminatif dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk menjamin netralitas,
pegawai negeri sipil dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
Untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan
pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna, diperlukan adanya
manajemen pegawai negeri sipil yang didukung oleh pegawai negeri sipil yang
professional, bertanggungjawab, jujur, dan adil melalui pembinaan yang
dilaksanakan berdasarkan system prestasi kerja dan system karier yang
2
dititikberatkan pada system prestasi kerja. Untuk mencapai daya-guna dan
hasilguna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil yang bertujuan untuk
meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan dan keterampilan.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan etika profesi PNS
2) Apa yang menjadi larangan dan kewajiban bagi PNS
3) Bagaimana proses pengangkatan PNS dalam jabatan dan karateristik PNS
yang professional
4) Apa yang dimaksud dengan standar kompetensi jabatan, tujuan, serta
manfaatnya bagi PNS.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui apa
yang dimaksud dengan etika profesi PNS, larangan dan kewajiban bagi PNS,
proses pengangkatan, dan standar kompetensi jabatan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika Profesi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk, ilmu tentang hak dan kewajiban moral (ahlak). Sifat
dasar dari etika adalah bersifat kritis, sedangkan etika untuk mempersoalkan
norma-norma yang dianggap berlaku. Dengan demikian etika dapat mengantar
orang kepada kemampuan untuk bersikap kritis dan rasional untuk membentuk
pendapatnya sendiri. Objek dari etika adalah pernyataan moral tentang
4
tindakan manusia dan pernyataan tentang manusia sendiri atau tentang unsur
pribadi manusia. Demikian juga halnya dalam rangka upaya menjamin
kesempurnaan pegawai negeri diatur dalam etika profesi PNS.
Etika profesi PNS adalah norma dan nilai moral yang mengatur hak dan
kewajiban serta larangan yang harus dilakukan PNS dalam menjalankan
tugasnya. Untuk mewujudkan pegawai negeri yang memenuhi kualitas yaitu
pembinaan pegawai negeri harus direalisasaikan melalui mekanisme yang
benar-benar tepat dan dengan pola pembinaan yang sebaik-baiknya.
Pembinaan dan pemgembangan profesionalitas sumber daya manusia
menjadi salah satu upaya yang tepat untuk menghadapi dan merespon segala
tantangan yang berkaitan dengan perubahan lingkungan strategis. Sebagai
upaya untuk mewujudkan tuntutan profesionalitas pegawai negri sipil, undang-
undang Nomor 43 Tahun 1999 telah menetapkan beberapa perubahan dalam
manajemen Pegawai Negri Sipil.Perubahan tsb membawa konsekuensi bahwa
setiap organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah harus memiliki sumber
daya manusia pegawai negeri sipil (SDM – PNS) yang memenuhi persyaratan
baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya secara professional.
5
Pentingnya pembinaan bagi pegawai Negeri Sipil secara normatife telah
tertuang dalam undang-undang nomor 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok
kepegawaian penjelasana undang-undang tersebut disebutkan bahwa sebagian
dari pembinaan pegawai negeri sipil, pembinaan PNS perlu dilakukan dengan
sebaik-baiknya bedasarkan pada perpaduan system prestasi kerja dan system
karir yang di titik beratkan pada sistim prestasi kerja. Hal ini dimaksudkan untuk
memberi peluang bagi PNS yang berprestasi tinggi untuk meningkatkan
kemampuannya secara professional dan berkompetisi secara sehat.
B. Kewajiban dan Larangan yang Harus Dilakukan oleh Seorang PNS Menurut
Peraturan Pemeritah
Peraturan pemerintah no.30 tahun 1980 tentang peraturan disiplin
pegawai negeri sipil. Dalam meningkatkan disiplin PNS, telah diatur kewajiban
dan larangan bagi PNS mengenai kewajiban PNS sebagai berikut:
a. Setia dan taat sepenuhnya pada pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah
b. Mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan golongan atau diri
sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak
kepentingan negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri/pihak lain.
6
c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat negara, pemerintah dan
pegawai negari sipil.
d. Mengangkat dan mentaati sumpah/janji pegawai negeri sipil dan
sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
e. Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya;
f. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan pemerintah baik yang
langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku umum;
g. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab;
h. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara;
i. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan persatuan, dan
kesatuan korps pegawai negeri sipil.
j. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara/pemerintah, terutama di
bidang keamanan keuangan, dan materiil;
k. Mentaati ketentuan jam kerja;
l. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
7
m. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya;
n. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut
bidang tugasnya masing-masing.
o. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksan terhadap bawahannya;
p. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya;
q. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap
bawahannya.
r. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya;
s. Memberikan kesempatan bawahannya untuk mengembangkan kariernya;
t. Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perpajakan;
u. Berpakaian rapi dan sopan seta bersikap dan bertingkah laku sopan santun
terhadap masyarakat, sesama pegawai negeri sipil, dan terhadap atasannya.
v. Hormat-menghormati antara sesama warga negara yang memeluk
agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang berlainan;
w. Menjadi teladan sebagai warga negara yang baik dalam masyarakat;
x. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan
yang berlaku;
y. Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang ber-wenang;
8
z. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan
yang diterima mengenai pelanggaran disiplin.
Di samping itu, pegawai negeri sipil dilarang melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat
negara, pemerintah atau pegawai negeri sipil
b. Menyalahgunakan wewenangnya
c. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara asing;
d. Menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik
negara;
e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang, dokumen, atau surat-surat berharga miliki
negara secara tidak sah;
f. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman, sejawat, atau orang lain
di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau
tidak langsung merugikan negara.
g. Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas
dendam terhadap bawahannya atau orang lain didalam maupun di luar
lingkungan kerjanya;
9
h. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun
juga yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu
bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan
pegawai negeri sipil yang bersangkutan;
i. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau
martabat pegawai negeri sipil kecuali untuk kepentingan jabatan.
j. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
k. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang
dapat berkibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani
sehingga mengakibatkan karugian bagi pihak yang dilayani;
l. Menghalangi jalannya tugas kedinasan;
m. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia negara yang diketahui
karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak
lain.
n. Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha golongan untuk
mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor/instansi pemerintah;
o. Memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada
dalam ruang lingkup kekuasaannya;
p. Memiliki saham suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak berada
dalam ruang lingkup kekuasaannya yang jumlah dan sifat pemilikan itu
10
sedemikian rupa sehingga melalui pemilikan saham tersebut dapat langsung
atau tidak langsung menentukan penyelenggaraan atau jalannya
perusahaan;
q. Melakukan kegiatan usaha dagang baik sacara resmi maupun sambilan,
menjadi direksi, pimpinan atau komisaris perusahaan swasta bagi yang
berpangkat pembina golongan ruang IV/a ke atas atau yang memangku
jabatan eselon I;
r. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam
melaksanakan tugasnya untk kepentingan pribadi,golongan, atau pihak lain.
Dalam peraturan yang dimaksud dengan peraturan disiplin PNS adalah
peraturan yang mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban
tidak di taati atau larangan di langgar oleh PNS. Pelanggaran disiplin dimaksud
adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan PNS yang melanggar ketentuan
peraturan disiplin PNS, baik yang dilakukan didalam maupun diluar jam kerja.
Dalam peraturan disiplin PNS tahun 1980 ini, pada pokoknya mengatur :
1. Hal–hal yang harus dilakukan oleh seorang PNS (kewajiban)
2. Hal–hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang PNS (larangan)
3. Hukuman–hukuman yang dijatuhkan kepada PNS yang tidak mematuhi atau
melanggar hukum tersebut.
11
4. Tata cara pemeriksaan, penjatuhan dan penyampaian keputusan hukuman
disiplin.
C. Pengangkatan PNS dalam Jabatan
Pengangkatan PNS dalam jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip
profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, jenjang pangkat yang
ditetapkan untuk jabatan itu, serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan
jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan. Kemampuan dan karakteristik
yang dimiliki oleh seorang PNS berupa pengetahuan keterampilan dan sikap
perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya sehingga PNS
tersebut dapat melaksanakan tugasnya secra profesional efektif dan efisien.
D. Karakteristik PNS Yang Profesional
1. Memiliki wawasan yang luas dan dapat memandang masa depan
2. memiliki kompetensi di bidangnya
3. Memiliki jiwa kompetisi secara jujur dan sportif
4. Menjujung tinggi etika profesi
E. Kebijakan Pokok Pembinaan PNS :
1. Pembinaan dan pengembangan PNS berdasarkan sistem karir dan sistem
prestasi kerja dengan titik berat lingkup pembinaan adalah nasional
2. Pada sistem prestasi kerja
3. Standar kompetensi jabatan PNS berlaku nasional dan berorientasi global
12
4. Pembentukan perilaku – perilaku dan etos kerja yang peka terhadap pelayanan
dan pemberdayaan masyarakat
F. Standar Kompetensi Jabatan struktural (SKJ)
Standar kompetensi jabatan adalah persyaratan kompetensi minimal yang
harus dimilki seorang PNS dalam pelaksanaan tugas dan jabatan struktural.
G. Tujuan Utama Standar Kompetensi Jabatan
1. Sebagai persyaratan dalam penyusunan pola karir PNS
2. Menjamin obyektifitas, keadilan dan transparansi dalam pengangkatan PNS
dalam jabatan
3. Menjamin keberhasilan pelaksanaan tugas jabatan secara profesional, efektif
dan efisien
4. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan beribawa
H. Manfaat Kompetensi dalam Sistem Manajemen PNS sebagai Dasar dalam
Proses:
1. Rekrutmen dan seleksi
2. persyaratan mutasi dan promosi
3. perencanaan pengembangan karir
4. penilaian kinerja
5. pendidikan dan pelatihan
13
6. penentuan kompensasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Etika profesi PNS adalah norma dan nilai moral yang mengatur hak dan
kewajiban serta larangan yang harus dilakukan PNS dalam menjalankan
tugasnya.
2. Kewajiban dan larangan PNS diatur dalam Peraturan pemerintah no.30 tahun
1980 tentang peraturan disiplin pegawai negeri sipil.
14
3. Pengangkatan PNS dalam jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip
profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, jenjang pangkat
yang ditetapkan untuk jabatan itu, serta syarat obyektif lainnya tanpa
membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan.
4. Standar kompetensi jabatan adalah persyaratan kompetensi minimal yang
harus dimilki seorang PNS dalam pelaksanaan tugas dan jabatan struktural
yang memiliki manfaat dan tujuan tersendiri bagi PNS.
B. Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan melalui penulisan makalah ini yaitu
hendaknya para PNS merealisasikan semua apa yang menjadi aturan dan norma
dalam etika etika profesi agar tercapai lingkungan kerja yang harmonis.
15
DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi, Gering. Dkk. 2006. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah. Lembaga
Administrasi Negara: Jakarta.
http://www.bkan.go.id.penelitian pengaruh pembinaan.htm.
http://one .indoskripsi.com/category/jurusan/hukum-perdata
16

More Related Content

What's hot

Profil Dompet Dhuafa & Fiqih Zakat
Profil Dompet Dhuafa & Fiqih ZakatProfil Dompet Dhuafa & Fiqih Zakat
Profil Dompet Dhuafa & Fiqih ZakatImam Baihaqi
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatNakano
 
Draf surat kuasa berperkara di arbitrase
Draf surat kuasa berperkara di arbitraseDraf surat kuasa berperkara di arbitrase
Draf surat kuasa berperkara di arbitraseLegal Akses
 
Mengenal Sejarah KUHP
Mengenal Sejarah KUHPMengenal Sejarah KUHP
Mengenal Sejarah KUHPRatri nia
 
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprdAdelfios Andyka Fatra
 
Replik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataReplik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataTopan Erlando
 
Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2villa kuta indah
 
Surat gugatan wanprestasi
Surat gugatan wanprestasiSurat gugatan wanprestasi
Surat gugatan wanprestasiLegal Akses
 
Conferencia Derecho Disciplinario FundacióN
Conferencia Derecho Disciplinario FundacióNConferencia Derecho Disciplinario FundacióN
Conferencia Derecho Disciplinario FundacióNalvalcai
 
Public domain &ombudsman
Public domain &ombudsmanPublic domain &ombudsman
Public domain &ombudsmanIsaka Yoga
 
Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiNasria Ika
 
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPIAsas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPIswirawan
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiNandya Guvita
 
Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Rizki Gumilar
 

What's hot (20)

Profil Dompet Dhuafa & Fiqih Zakat
Profil Dompet Dhuafa & Fiqih ZakatProfil Dompet Dhuafa & Fiqih Zakat
Profil Dompet Dhuafa & Fiqih Zakat
 
Keputusan Tata Usaha Negara
Keputusan Tata Usaha NegaraKeputusan Tata Usaha Negara
Keputusan Tata Usaha Negara
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugat
 
Draf surat kuasa berperkara di arbitrase
Draf surat kuasa berperkara di arbitraseDraf surat kuasa berperkara di arbitrase
Draf surat kuasa berperkara di arbitrase
 
Surat kuasa khusus
Surat kuasa khususSurat kuasa khusus
Surat kuasa khusus
 
Teori hukum
Teori hukumTeori hukum
Teori hukum
 
Mengenal Sejarah KUHP
Mengenal Sejarah KUHPMengenal Sejarah KUHP
Mengenal Sejarah KUHP
 
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
15 revisi naskah akademik perda desa 02 juli 2015 dengan dprd
 
Replik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataReplik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdata
 
Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2
 
Surat gugatan wanprestasi
Surat gugatan wanprestasiSurat gugatan wanprestasi
Surat gugatan wanprestasi
 
Conferencia Derecho Disciplinario FundacióN
Conferencia Derecho Disciplinario FundacióNConferencia Derecho Disciplinario FundacióN
Conferencia Derecho Disciplinario FundacióN
 
Public domain &ombudsman
Public domain &ombudsmanPublic domain &ombudsman
Public domain &ombudsman
 
pernyataan dan jaminan
pernyataan dan jaminanpernyataan dan jaminan
pernyataan dan jaminan
 
Contoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasiContoh surat gugatan wanprestasi
Contoh surat gugatan wanprestasi
 
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPIAsas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
 
Jenis dakwaaan
Jenis dakwaaanJenis dakwaaan
Jenis dakwaaan
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu ii
 
HAK TANGGUNGAN
HAK TANGGUNGANHAK TANGGUNGAN
HAK TANGGUNGAN
 
Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1
 

Viewers also liked

Bahan ajar etika pemerintahan
Bahan ajar etika pemerintahanBahan ajar etika pemerintahan
Bahan ajar etika pemerintahanSadam Jatnika
 
Peran Pendidikan dan Pelatihan dalam Jabatan PNS
Peran Pendidikan dan Pelatihan dalam Jabatan PNSPeran Pendidikan dan Pelatihan dalam Jabatan PNS
Peran Pendidikan dan Pelatihan dalam Jabatan PNSDeddy Supriady Bratakusumah
 
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraReview UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraW. Riany
 
UU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPT
UU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPTUU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPT
UU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPTBayu Wahyudi
 

Viewers also liked (6)

Bahan ajar etika pemerintahan
Bahan ajar etika pemerintahanBahan ajar etika pemerintahan
Bahan ajar etika pemerintahan
 
Peran Pendidikan dan Pelatihan dalam Jabatan PNS
Peran Pendidikan dan Pelatihan dalam Jabatan PNSPeran Pendidikan dan Pelatihan dalam Jabatan PNS
Peran Pendidikan dan Pelatihan dalam Jabatan PNS
 
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraReview UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
 
UU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPT
UU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPTUU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPT
UU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPT
 
Bahan ajar etika publik
Bahan ajar  etika publikBahan ajar  etika publik
Bahan ajar etika publik
 
Kajian Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN)
Kajian Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN)Kajian Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN)
Kajian Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN)
 

Similar to ETIKA PNS

UU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASN
UU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASNUU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASN
UU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASNKacung Abdullah
 
Ruu asn-yang-disahkan
Ruu asn-yang-disahkanRuu asn-yang-disahkan
Ruu asn-yang-disahkanJimmy Gaeck
 
UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraUU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraZulfikri Armada
 
Uu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negara
Uu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negaraUu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negara
Uu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negaraWinarto Winartoap
 
Undang-Undang tentang Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang tentang Aparatur Sipil NegaraUndang-Undang tentang Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang tentang Aparatur Sipil NegaraKetut Artayasa
 
Undang undang no 5 tahun 2014 tentang ASN
Undang undang no 5 tahun 2014 tentang ASNUndang undang no 5 tahun 2014 tentang ASN
Undang undang no 5 tahun 2014 tentang ASNid_tribudi
 
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
UU  No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)UU  No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)Alma'Arif Pangulu
 
UU ASN no 5 tahun 2014
UU ASN no 5 tahun 2014UU ASN no 5 tahun 2014
UU ASN no 5 tahun 2014Irman Gapur
 

Similar to ETIKA PNS (20)

Makalah etika provesi...pa jabbar
Makalah etika provesi...pa jabbarMakalah etika provesi...pa jabbar
Makalah etika provesi...pa jabbar
 
Makalah etika provesi...pa jabbar
Makalah etika provesi...pa jabbarMakalah etika provesi...pa jabbar
Makalah etika provesi...pa jabbar
 
Makalah etika provesi...
Makalah etika provesi...Makalah etika provesi...
Makalah etika provesi...
 
Makalah etika provesi...
Makalah etika provesi...Makalah etika provesi...
Makalah etika provesi...
 
Undang-Undang
Undang-UndangUndang-Undang
Undang-Undang
 
UU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASN
UU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASNUU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASN
UU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASN
 
Kepegawaian
KepegawaianKepegawaian
Kepegawaian
 
Uu5 2014 aparatursipilnegara
Uu5 2014 aparatursipilnegaraUu5 2014 aparatursipilnegara
Uu5 2014 aparatursipilnegara
 
Ruu asn-yang-disahkan
Ruu asn-yang-disahkanRuu asn-yang-disahkan
Ruu asn-yang-disahkan
 
UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraUU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
 
Uu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negara
Uu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negaraUu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negara
Uu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negara
 
UU Nomor 05 Tahun 2014 tentang ASN
UU Nomor 05 Tahun 2014 tentang ASN UU Nomor 05 Tahun 2014 tentang ASN
UU Nomor 05 Tahun 2014 tentang ASN
 
Undang-Undang tentang Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang tentang Aparatur Sipil NegaraUndang-Undang tentang Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang tentang Aparatur Sipil Negara
 
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 (ASN)
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014  (ASN)Undang-Undang No. 5 Tahun 2014  (ASN)
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 (ASN)
 
UUASN 2014
UUASN 2014UUASN 2014
UUASN 2014
 
UU ASN 2014
UU ASN 2014UU ASN 2014
UU ASN 2014
 
Undang undang no 5 tahun 2014 tentang ASN
Undang undang no 5 tahun 2014 tentang ASNUndang undang no 5 tahun 2014 tentang ASN
Undang undang no 5 tahun 2014 tentang ASN
 
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
UU  No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)UU  No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
UU ASN no 5 tahun 2014
UU ASN no 5 tahun 2014UU ASN no 5 tahun 2014
UU ASN no 5 tahun 2014
 
UU nomor 5 tahun 2014
UU nomor 5 tahun 2014UU nomor 5 tahun 2014
UU nomor 5 tahun 2014
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

ETIKA PNS

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dab aparatur pemerintah yang menjaga kredabilitas dan kewibawaannya yang tinggi akan dihormati oleh masyarakat yang dilayaninya. Aparatur Pemerintah yang memiliki etika dan moralitas yang tinggi dalam menjalankan tugasnya, tentu memiliki akuntabilitas dan penghormatan yang tinggi pula terhadap tuntutan aspirasi dan kepentingan masyarakat yang dilayani itu. Berdasarkan latar belakang tersebut, pemahaman mengenai etika dan moralitas dalam pemerintahan merupakan kompetensi dasar yang penting dan strategis yang harus dimiliki dan dipraktekkan secara konsisten oleh setiap individu Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsure aparatur Negara, abdi Negara dan abdi masyarakat dalam praktek penyelenggaraan pemerintah. Etika dalam kehidupan berbangsa merupakan satu wahana dalam rangka kelancaran penyelenggaraan Sistem Administrasi Negara dimana dengan adanya etika yang dipahami menjadi dasar pola perilaku dalam berbangsa dan bernegara akan mengarah pada satu tatanan kenegaraan yang stabil, karena persepsi akan perilaku yang diharapkan oleh masing-masing individu sebagai warga negara dapat teramalkan dengan baik. 1
  • 2. Pokok-pokok etika dalam kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sportivitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan, serta martabat diri sebagai warga negara. Etika kehidupan berbangsa ini meliputi etika social budaya, etika politik dan pemerintahan, etika ekonomi dan bisnis, etika penegakan hokum yang berkeadilan, etika keilmuan, dan etika lingkungan. Pegawai negeri sipil berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan. Dalam kedudukan dan tugas tersebut, pegawai negeri sipil harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk menjamin netralitas, pegawai negeri sipil dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna, diperlukan adanya manajemen pegawai negeri sipil yang didukung oleh pegawai negeri sipil yang professional, bertanggungjawab, jujur, dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan system prestasi kerja dan system karier yang 2
  • 3. dititikberatkan pada system prestasi kerja. Untuk mencapai daya-guna dan hasilguna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan dan keterampilan. B. Rumusan Masalah 1) Apa yang dimaksud dengan etika profesi PNS 2) Apa yang menjadi larangan dan kewajiban bagi PNS 3) Bagaimana proses pengangkatan PNS dalam jabatan dan karateristik PNS yang professional 4) Apa yang dimaksud dengan standar kompetensi jabatan, tujuan, serta manfaatnya bagi PNS. C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika profesi PNS, larangan dan kewajiban bagi PNS, proses pengangkatan, dan standar kompetensi jabatan. 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Etika Profesi Dalam kamus besar bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, ilmu tentang hak dan kewajiban moral (ahlak). Sifat dasar dari etika adalah bersifat kritis, sedangkan etika untuk mempersoalkan norma-norma yang dianggap berlaku. Dengan demikian etika dapat mengantar orang kepada kemampuan untuk bersikap kritis dan rasional untuk membentuk pendapatnya sendiri. Objek dari etika adalah pernyataan moral tentang 4
  • 5. tindakan manusia dan pernyataan tentang manusia sendiri atau tentang unsur pribadi manusia. Demikian juga halnya dalam rangka upaya menjamin kesempurnaan pegawai negeri diatur dalam etika profesi PNS. Etika profesi PNS adalah norma dan nilai moral yang mengatur hak dan kewajiban serta larangan yang harus dilakukan PNS dalam menjalankan tugasnya. Untuk mewujudkan pegawai negeri yang memenuhi kualitas yaitu pembinaan pegawai negeri harus direalisasaikan melalui mekanisme yang benar-benar tepat dan dengan pola pembinaan yang sebaik-baiknya. Pembinaan dan pemgembangan profesionalitas sumber daya manusia menjadi salah satu upaya yang tepat untuk menghadapi dan merespon segala tantangan yang berkaitan dengan perubahan lingkungan strategis. Sebagai upaya untuk mewujudkan tuntutan profesionalitas pegawai negri sipil, undang- undang Nomor 43 Tahun 1999 telah menetapkan beberapa perubahan dalam manajemen Pegawai Negri Sipil.Perubahan tsb membawa konsekuensi bahwa setiap organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah harus memiliki sumber daya manusia pegawai negeri sipil (SDM – PNS) yang memenuhi persyaratan baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara professional. 5
  • 6. Pentingnya pembinaan bagi pegawai Negeri Sipil secara normatife telah tertuang dalam undang-undang nomor 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian penjelasana undang-undang tersebut disebutkan bahwa sebagian dari pembinaan pegawai negeri sipil, pembinaan PNS perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya bedasarkan pada perpaduan system prestasi kerja dan system karir yang di titik beratkan pada sistim prestasi kerja. Hal ini dimaksudkan untuk memberi peluang bagi PNS yang berprestasi tinggi untuk meningkatkan kemampuannya secara professional dan berkompetisi secara sehat. B. Kewajiban dan Larangan yang Harus Dilakukan oleh Seorang PNS Menurut Peraturan Pemeritah Peraturan pemerintah no.30 tahun 1980 tentang peraturan disiplin pegawai negeri sipil. Dalam meningkatkan disiplin PNS, telah diatur kewajiban dan larangan bagi PNS mengenai kewajiban PNS sebagai berikut: a. Setia dan taat sepenuhnya pada pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah b. Mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan golongan atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri/pihak lain. 6
  • 7. c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat negara, pemerintah dan pegawai negari sipil. d. Mengangkat dan mentaati sumpah/janji pegawai negeri sipil dan sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya; f. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan pemerintah baik yang langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku umum; g. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab; h. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara; i. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan persatuan, dan kesatuan korps pegawai negeri sipil. j. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara/pemerintah, terutama di bidang keamanan keuangan, dan materiil; k. Mentaati ketentuan jam kerja; l. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik; 7
  • 8. m. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik- baiknya; n. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing. o. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksan terhadap bawahannya; p. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya; q. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya. r. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya; s. Memberikan kesempatan bawahannya untuk mengembangkan kariernya; t. Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perpajakan; u. Berpakaian rapi dan sopan seta bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesama pegawai negeri sipil, dan terhadap atasannya. v. Hormat-menghormati antara sesama warga negara yang memeluk agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang berlainan; w. Menjadi teladan sebagai warga negara yang baik dalam masyarakat; x. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku; y. Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang ber-wenang; 8
  • 9. z. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin. Di samping itu, pegawai negeri sipil dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat negara, pemerintah atau pegawai negeri sipil b. Menyalahgunakan wewenangnya c. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara asing; d. Menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik negara; e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang, dokumen, atau surat-surat berharga miliki negara secara tidak sah; f. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman, sejawat, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara. g. Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam terhadap bawahannya atau orang lain didalam maupun di luar lingkungan kerjanya; 9
  • 10. h. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan pegawai negeri sipil yang bersangkutan; i. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat pegawai negeri sipil kecuali untuk kepentingan jabatan. j. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya; k. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang dapat berkibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan karugian bagi pihak yang dilayani; l. Menghalangi jalannya tugas kedinasan; m. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia negara yang diketahui karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain. n. Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha golongan untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor/instansi pemerintah; o. Memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam ruang lingkup kekuasaannya; p. Memiliki saham suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak berada dalam ruang lingkup kekuasaannya yang jumlah dan sifat pemilikan itu 10
  • 11. sedemikian rupa sehingga melalui pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung menentukan penyelenggaraan atau jalannya perusahaan; q. Melakukan kegiatan usaha dagang baik sacara resmi maupun sambilan, menjadi direksi, pimpinan atau komisaris perusahaan swasta bagi yang berpangkat pembina golongan ruang IV/a ke atas atau yang memangku jabatan eselon I; r. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya untk kepentingan pribadi,golongan, atau pihak lain. Dalam peraturan yang dimaksud dengan peraturan disiplin PNS adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak di taati atau larangan di langgar oleh PNS. Pelanggaran disiplin dimaksud adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan PNS yang melanggar ketentuan peraturan disiplin PNS, baik yang dilakukan didalam maupun diluar jam kerja. Dalam peraturan disiplin PNS tahun 1980 ini, pada pokoknya mengatur : 1. Hal–hal yang harus dilakukan oleh seorang PNS (kewajiban) 2. Hal–hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang PNS (larangan) 3. Hukuman–hukuman yang dijatuhkan kepada PNS yang tidak mematuhi atau melanggar hukum tersebut. 11
  • 12. 4. Tata cara pemeriksaan, penjatuhan dan penyampaian keputusan hukuman disiplin. C. Pengangkatan PNS dalam Jabatan Pengangkatan PNS dalam jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu, serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan. Kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang PNS berupa pengetahuan keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya sehingga PNS tersebut dapat melaksanakan tugasnya secra profesional efektif dan efisien. D. Karakteristik PNS Yang Profesional 1. Memiliki wawasan yang luas dan dapat memandang masa depan 2. memiliki kompetensi di bidangnya 3. Memiliki jiwa kompetisi secara jujur dan sportif 4. Menjujung tinggi etika profesi E. Kebijakan Pokok Pembinaan PNS : 1. Pembinaan dan pengembangan PNS berdasarkan sistem karir dan sistem prestasi kerja dengan titik berat lingkup pembinaan adalah nasional 2. Pada sistem prestasi kerja 3. Standar kompetensi jabatan PNS berlaku nasional dan berorientasi global 12
  • 13. 4. Pembentukan perilaku – perilaku dan etos kerja yang peka terhadap pelayanan dan pemberdayaan masyarakat F. Standar Kompetensi Jabatan struktural (SKJ) Standar kompetensi jabatan adalah persyaratan kompetensi minimal yang harus dimilki seorang PNS dalam pelaksanaan tugas dan jabatan struktural. G. Tujuan Utama Standar Kompetensi Jabatan 1. Sebagai persyaratan dalam penyusunan pola karir PNS 2. Menjamin obyektifitas, keadilan dan transparansi dalam pengangkatan PNS dalam jabatan 3. Menjamin keberhasilan pelaksanaan tugas jabatan secara profesional, efektif dan efisien 4. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan beribawa H. Manfaat Kompetensi dalam Sistem Manajemen PNS sebagai Dasar dalam Proses: 1. Rekrutmen dan seleksi 2. persyaratan mutasi dan promosi 3. perencanaan pengembangan karir 4. penilaian kinerja 5. pendidikan dan pelatihan 13
  • 14. 6. penentuan kompensasi BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Etika profesi PNS adalah norma dan nilai moral yang mengatur hak dan kewajiban serta larangan yang harus dilakukan PNS dalam menjalankan tugasnya. 2. Kewajiban dan larangan PNS diatur dalam Peraturan pemerintah no.30 tahun 1980 tentang peraturan disiplin pegawai negeri sipil. 14
  • 15. 3. Pengangkatan PNS dalam jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu, serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, atau golongan. 4. Standar kompetensi jabatan adalah persyaratan kompetensi minimal yang harus dimilki seorang PNS dalam pelaksanaan tugas dan jabatan struktural yang memiliki manfaat dan tujuan tersendiri bagi PNS. B. Saran Adapun saran yang ingin disampaikan melalui penulisan makalah ini yaitu hendaknya para PNS merealisasikan semua apa yang menjadi aturan dan norma dalam etika etika profesi agar tercapai lingkungan kerja yang harmonis. 15
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Supriyadi, Gering. Dkk. 2006. Budaya Kerja Organisasi Pemerintah. Lembaga Administrasi Negara: Jakarta. http://www.bkan.go.id.penelitian pengaruh pembinaan.htm. http://one .indoskripsi.com/category/jurusan/hukum-perdata 16