1. Pengukuran Antropometri
Pengukuran Tinggi Badan Pada Usia Lanjut/ Kelainan Kaki pengukuran tinggi badan usila tidak
dapat diukur dengan tepat sehingga untuk mengetahui tinggi badan usila dapat dilakukan dari
prediksi tinggi lutut (knee height). Tinggi lutut dapat digunakan untuk melakukan estimasi TB
usila dan orang cacat. Teknik pengukuran tinggi lutut sangat erat hubungannya dengan tinggi
badan sehingga sering digunakan untuk mengestimasi tinggi badan dengan gangguan lekukan
spinal atau tidak dapat berdiri. Tinggi lutut diukur dengan caliper berisi mistar pengukuran
dengan mata pisau menempel pada sudut 90o. Alat yang digunakan adalah alat ukur tinggi lutut
terbuat dari kayu. Subyek yang diukur dalam posisi duduk atau berbaring/tidur. Pengukuran
dilakukan pada kaki kiri subyek antara tulang tibia dengan tulang paha membentuk sudut 90o.
Alat ditempatkan di antara tumit sampai bagian proksimal dari tulang platela. Pembacaan skala
dilakukan pada alat ukur dengan ketelitian 0,1 cm (Gambar 1). Hasil penguluran dalam cm
dikonversikan menjadi tinggi badan menggunakan rumus Chumlea7,8: TB pria = 64,19 – (0,04 x
usia dalam tahun) + (2,02 x tinggi lutut dlm cm) TB wanita = 84,88 – (0,24 x usia dalam tahun)
+ (1,83 x tinggi lutut dlm cm) Berat Badan 1. Merupakan ukuran antropometri terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus) 2. Digunakan untuk mendiagnosa bayi
normal atau BBLR 3. Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema,
atau adanya tumor). Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan 4.
Menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang 5. Pada remaja, lemak
cenderung meningkat dan protein otot menurun 6. Pada klien edema dan asites, terjadi
penambahan cairan dalam tubuh 7. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan
otot,khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi Alasan mengapa pengukuran berat badan
merupakan pilihan utama: 1. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu
singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan 2. Memberikan gambaran status gizi
sekarang, jika dilakukan periodik memberikan gambaran pertumbuhan 3. Umum dan luas
dipakai di Indonesia 4. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan
pengukur 5. Digunakan dalam KMS 6. BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur 7.
Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi: dacin Lingkar Lengan Atas 1.
Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah, murah dan cepat. Tidak
memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh 2. Memberikan gambaran tentang
keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit 3. Lila mencerminkan cadangan energi,
sehingga dapat mencerminkan: Status KEP pada balita KEK pada ibu WUS dan ibu hamil:
risiko bayi BBLR Lingkar Lengan Atas Kelemahan: Baku LLA yang sekarang digunakan
belum mendapat pengujian yang memadai untuk digunakan diIndonesia Kesalahan pengukuran
relatif lebih besar dibandingkan pada TB Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah),
tetapi kurang sensitif untuk golongan dewasa Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam
ilmu kedokteran anak secara praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya
kepala atau peningkatan ukuran kepala Contoh: hidrosefalus dan mikrosefalus Lingkar kepala
dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak Lingkar Kepala 1. Ukuran otak
meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan
keadaan kesehatan dan gizi 2. Bagaimanapun ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan
tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi. 3. Dalam antropometri gizi rasio Lika
dan Lida cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lika juga digunakan sebagai informasi
tambahan daam pengukuran umur Lingkar Dada 1. Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun,
2. karena pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. 2. Rasio lingkar dada dan
kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita. 3. Pada umur 6 bulan lingkar dada
dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. 4.
Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat → rasio lingkar dada dan
kepala < 1 Tinggi Lutut 1. Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi
badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. 2. Pada lansia
digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi penurunan masa tulang >> bungkuk>> sukar
untuk mendapatkan data tinggi badan akurat Data tinggi badan lansia dapat menggunakan
formula atau nomogram bagi orang yang berusia >59 tahun dan Formula (Gibson, RS; 1993)
Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur (tahun)) + 64.19 Wanita : (1.83 x tinggi lutut
(cm)) – (0.24 x umur (tahun)) + 84.88