1. Rangkuman rencana tata ruang Pulau Sumatera yang mencakup tujuan-tujuan pengembangan wilayah secara berkelanjutan seperti pusat ekonomi perkebunan, pangan, energi dan pariwisata, serta pelestarian lingkungan.
1. PERPRES No. 13 Tahun 2012 Ttg RTR Pulau Sumatera
Ir. Imam S. Ernawi, MCM, M.Sc.
Direktur Jenderal Penataan Ruang, Departemen Pekerjaan Umum
2. LATAR BELAKANG
RTR PULAU adalah Rencana Rinci (UUPR Pasal 14 ayat 3) yang disusun sebagai
penjabaran dan perangkat operasional (UUPR Pasal 14 ayat 4) RTRWN (yaitu:
Sistem Nasional) untuk mewujudkan Struktur Ruang dan Pola Ruang Wilayah
Nasional.
Sistem Nasional dalam RTR Pulau meliputi:
Sistem perkotaan nasional
Sistem transportasi nasional
Sistem infrastruktur wilayah lainnya (Energi, Telekomunikasi, Sumber daya Air)
Kawasan Lindung Nasional
Kawasan Budidaya bernilai strategis nasional (Kawasan Andalan)
Sebagai Penjabaran RTRWN, RTR Pulau menjabarkan struktur dan pola ruang
nasional (sistem nasional) ke dalam perspektif ruang pulau (tujuan nasional
pembangunan wilayah Pulau berdasarkan isu/tantangan strategik)
Sebagai Perangkat Operasional, RTR Pulau merupakan acuan pelaksanaan RTRWN
di tingkat Pulau/Kepulauan oleh K/L sektoral.
LANDASAN HUKUM
3. KONDISI EKONOMI:
19.2 % ekonomi Nas, Laju Pertumbuhan 6,35% >
Laju Nas 5,86%
Konsentrasi ekonomi ada di Provinsi Sumatera Utara
(29,8%)
Sektor unggulan: Pertanian Pertambangan Industri,
dan Perdagangan-Restoran-Hotel
23,79% ekspor nasional,terutama komoditas CPO,
Karet, hasil industri, Migas
Sumatera
19,2
Jawa Bali
65,4%
Sulawesi
5%
Kalimantan
6,9%
Nusatenggara
1,6%
Maluku
0,4%
Papua
1,5%
Sumbangan Ekonomi Pulau Thd
Nasional
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
Laju(%)
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
PULAU SUMATERA
ACEH
7%
SUMUT
29,8%
SUMBAR
10%
RIAU
12%
JAMBI
4%
SUMSEL
13%
BENGKULU
2%
LAMPUNG
9%
KEP RIAU
10%
BABEL
3%
SUMBANGAN EKONOMI
PROVINSI
Isu Strategik di Pulau Sumatera:
4. ACEH SUMUT SUMBAR RIAU KEPRI BABEL JAMBI BENGKULU SUMSEL LAMPUNG
Pertanian V VVV V VV v V V V V
Pertambangan V VV VV
Industri VV V VV V V
Utilitas V V
Bangunan V VV V V V
Perdag, Hotel, Res
V V v v v v
Transportasi V V
Jasa Keuangan V V
Jasa Lainnya V V v V
SEKTOR UNGGULAN:
PERTANIAN
PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LISTRIK DAN AIR MINUM
BANGUNAN/ KONTRUKSI
PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN
PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN
JASA PERUSAHAAN
JASA-JASA
24,6%
17,5%
18,8%
1,1%
4,4%
14,5%
7,3%
4,4%
7,4%
Pertanian
Pertambangan
Industri
5. Lanjutan …
1. Produsen utama Kelapa Sawit Nasional
(78 %)-Indonesia produsen no.1 Dunia;
Karet Nasional (73 %), dan Kopi Nasional
(72 %) (Kem. Pertanian, 2008).
2. Kaya potensi Perikanan (Perikanan
Tangkap 28 % produksi nasional,
Perikanan Budidaya 16 % produksi
nasional), namun masih mentah (Kem.
Kelautan 2007).
6. Lanjutan …
3. Kaya potensi Pertambangan Mineral.
Batubara, Panas Bumi dan Migas,
namun belum didukung industri
pengolahan yg memberi nilai tambah
lebih (ekspor mentah).
4. Tingkat elekterifikasi masih rendah
(±60%),, kebutuhan energi listrik 20
tahun kedepan diprediksi sebesar
21.769 MW (RUKN, 2008).
Isu Strategik di Pulau Sumatera:
7. Lanjutan …
5. Produksi pertanian pangan (padi) terhadap nasional (23 %, thn 2009) Produksi
Padi Sawah pada Tahun 2009 sebesar 14,696,457.00 Ton.
Isu Strategik di Pulau Sumatera:
PROVINSI (2009)
LUAS PANEN
(HA)
PRODUKSI(Ton)/thn
(2009)
Aceh 359 375 1 556 858
Sumatera Utara 768 407 3 527 899
Sumatera barat 439 542 2 105 790
Riau 149 423 531 429
Jambi 155 802 644 947
Sumatera Selatan 746 465 3 125 236
Bengkulu 132 975 510 160
Lampung 570 417 2 673 844
Bangka Belitung 8 063 19 864
Kepulauan Riau 144 430
8. Lanjutan …
6. Potensi wisata Alam (Danau Toba, Maninjau, Pantai Babel, Kep Riau) dan cagar
budaya bersejarah, (Istana Maimoon, permukiman tradisionil Tomok, Candi
Muara Takus, Candi Muaro Jambi, Benteng Marlboruogh)
Isu Strategik di Pulau Sumatera:
Potensi wisata Alam
cagar budaya bersejarah
Danau Toba
Pantai Babel
Candi Muara Takus
Benteng Marlboruogh
9. Lanjutan …
8. Laju Deforestasi mengancam Luas Tutupan Hutan Pulau Sumatera saat ini yg
tinggal hanya ± 13 juta ha (30 %), tapi yg rusak 48%, akibat perubahan menjadi
perkebunan (terus menuju kritis).
9. Ancaman degradasi ekosistem unik Sumatera, antara lain: ekosistem hutan
tropis dan keanekaragaman hayati Sumatera akibat pengembangan
perkebunan dan permukiman.
Isu Strategik di Pulau Sumatera:
10. Lanjutan …
10. Merupakan kawasan rawan bencana “Ring of fire”: Bagian Tengah (dari Utara
ke Selatan), Pantai Barat dan Pulau-pulau kecil rawan gempa bumi/tsunami, dan
Pantai Timur Bencana Banjir.
Isu Strategik di Pulau Sumatera:
tsunami Gunung api
Longsor
Banjir
11. Lanjutan …
11. Kesenjangan perkembangan wilayah (79%:21 % ) antara Pantai Timur dengan
Pantai Barat
Isu Strategik di Pulau Sumatera:
12. 1. pusat pengembangan ekonomi perkebunan, perikanan, serta pertambangan yang
berkelanjutan;
2. swasembada pangan dan lumbung pangan nasional;
3. kemandirian energi dan lumbung energi nasional untuk ketenagalistrikan;
4. pusat industri yang berdaya saing;
5. pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis ekowisata, bahari, cagar budaya
dan ilmu pengetahuan, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,
konferensi, dan MICE
6. kelestarian kawasan berfungsi lindung bervegetasi hutan tetap paling sedikit 40%
(empat puluh persen) dari luas Pulau Sumatera sesuai dengan kondisi ekosistemnya;
7. kelestarian kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati hutan tropis basah;
8. kawasan perkotaan nasional yang kompak dan berbasis mitigasi dan adaptasi
bencana
9. pusat pertumbuhan baru di wilayah pesisir barat dan wilayah pesisir timur Pulau
Sumatera;
10. jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan antarwilayah,
efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah; dan
11. kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara yang
berbatasan dengan Negara India, Negara Thailand, Negara Malaysia, Negara
Singapura, dan Negara Vietnam dengan memperhatikan keharmonisan aspek
kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan masyarakat, dan
kelestarian lingkungan hidup.
13. TUJUAN 1
PUSAT PENGEMBANGAN EKONOMI PERKEBUNAN, PERIKANAN, SERTA PERTAMBANGAN YANG BERKELANJUTAN
Produksi Kelapa Sawit
Nasional (78 %),
Karet Nasional (73 %), dan
Kopi Nasional (72 %)
KAWASAN ANDALAN PERKEBUNAN
0.00
1,000,000.00
2,000,000.00
3,000,000.00
4,000,000.00
5,000,000.00
6,000,000.00
Aceh
SumateraUtara
SumateraBarat
Riau
Jambi
SumateraSelatan
Bengkulu
Lampung
BangkaBelitung
KepulauanRiau
Sawit
Karet
Kopi
14. TUJUAN 1
PUSAT PENGEMBANGAN EKONOMI PERKEBUNAN, PERIKANAN, SERTA PERTAMBANGAN YANG BERKELANJUTAN
Perikanan Tangkap 28 %
produksi nasional
Perikanan Budidaya 16
% produksi nasional
KAWASAN ANDALAN PERIKANAN
0 200,000 400,000
Aceh
Sumut
Sumbar
Riau
Jambi
Sumsel
Bengkulu
Lampung
BaBel
KepRi
Perikanan (Ton/Tahun) 2007
15. TUJUAN 1
PUSAT PENGEMBANGAN EKONOMI PERKEBUNAN, PERIKANAN, SERTA PERTAMBANGAN YANG BERKELANJUTAN
Ket
Kaw. Peruntukan
Pertambangan Migas
Kaw. Peruntukan
Pertambangan Panas Bumi
Kaw. Peruntukan
Pertambangan Mineral
dan/atau Batubara
Pipa MIGAS
16. TUJUAN 2
SWASEMBADA PANGAN DAN LUMBUNG PANGAN NASIONAL
PROVINSI
(2009)
LUAS PANEN
(HA)
PRODUKSI
(Ton)/thn
(2009)
Aceh 359 375 1 556 858
Sumut 768 407 3 527 899
Sumbar 439 542 2 105 790
Riau 149 423 531 429
Jambi 155 802 644 947
Sumsel 746 465 3 125 236
Bengkulu 132 975 510 160
Lampung 570 417 2 673 844
BaBel 8 063 19 864
Kepri 144 430
17. TUJUAN 3
KEMANDIRIAN ENERGI DAN LUMBUNG ENERGI NASIONAL UNTUK KETENAGALISTRIKAN
Ket :
PKN
PKW
SUTET
SUTT
Pembangkit
Kebutuhan energi listrik sebesar 10.029 MW, kebutuhan energi
listrik 20 tahun kedepan diprediksi sebesar 21.769 MW
19. TUJUAN 5
PUSAT PARIWISATA BERDAYA SAING INTERNASIONAL
SABANG
BUKITTINGGI
DANAU TOBA
LAGOI BINTAN
BELITUNG
20. TUJUAN 6
KELESTARIAN KAWASAN BERFUNGSI LINDUNG BERVEGETASI HUTAN TETAP
PALING SEDIKIT 40% (EMPAT PULUH PERSEN) DARI LUAS PULAU SUMATERA
21. TUJUAN 7
KELESTARIAN KAWASAN YANG MEMILIKI KEANEKARAGAMAN HAYATI
HUTAN TROPIS BASAH
Koridor Aceh-Sumatera Utara yang menghubungkan Taman
Nasional Gunung Leuser-Taman Hutan Raya Bukit Barisan
sebagai koridor satwa badak, gajah, orang utan, harimau, dan
burung
Koridor RIMBA yg menghubungkan SM
Bukit Rimbang-Bukit Baling, CA Batang
Pangean I- CA Batang Pangean II, TN Kerinci
Seblat, SM Bukit Tiga Puluh, TN Berbak, CA
Maninjau Utara, CA Bukit Bungkuk, CA
Cempaka, TWA Sungai Bengkal, dan Tahura
Thaha Saifuddin sebagai koridor satwa
gajah, harimau, dan burung
Koridor Jambi-Bengkulu-
Sumatera Selatan yang
menghubungkan Taman
Nasional Kerinci Seblat dan
Cagar Alam Bukit Kaba
sebagai koridor satwa
burung, gajah, dan harimau
Koridor Jambi-Sumatera
Selatan yang
menghubungkan Taman
Nasional Berbak-Taman
Nasional Sembilang sebagai
koridor satwa burung dan
harimau
Koridor Bengkulu-Sumatera Selatan-
Lampung yang menghubungkan Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan-Suaka
Margasatwa Gunung Raya sebagai
koridor satwa harimau, badak, dan
burung
22. TUJUAN 8
KAWASAN PERKOTAAN NASIONAL YANG KOMPAK DAN BERBASIS MITIGASI DAN
ADAPTASI BENCANA
22
Kawasan Rawan Bencana Tsunami
Kawasan Rawan Bencana Gunung
Api
Kawasan Rawan Bencana Longsor Kawasan Rawan Bencana Banjir
24. TUJUAN 10
JARINGAN TRANSPORTASI ANTARMODA
24
Ket:
Jaringan Jalan Lintas Barat
Jaringan Jalan Lintas Tengah
Jaringan Jalan Lintas Timur
PKN / PKSN
PKW
Lintas Penyeberangan
Lintas Penyeberangan Antar Negara
Lintas Penyeberangan Antar Provinsi
Bandara Udara
Pelabuhan
25. Batas Laut Teritorial
Batas Landas Kontinen
Batas ZEE
TUJUAN 11
KAWASAN PERBATASAN NEGARA SEBAGAI BERANDA DEPAN DAN PINTU GERBANG
NEGARA
Pulau Kecil Terluar
Aceh P. Rondo, Simeulucut, Salaut
Besar, Raya, Rusa,
Benggala.
Sumut P. Berhala, Simuk, Wunga,
Sumbar P. Sibarubaru, Sinyaunyau
Riau P. Batu Mandi,
Bengkulu P. Enggano, P. Mega
Lampung P. Batu Kecil
Kepri Pulau Sentut, Tokong
Malang Biru, Damar,
Mangkai, Tokong Nanas,
Tokong Belayar, Tokong
Boro, Semiun, Sebetul,
Sekatung, Senua, Subi Kecil,
KepalaIyu Kecil, Karimun
Kecil, Nipa, Pelampong, Batu
Berhanti, dan Nongsa