SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
BAB I

                                      PENDAHULUAN




      Osteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan degenerasi
tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut.

      Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis degeneratif,
osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling
sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut maupun setengah baya.
Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab
tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari
sepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang
bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan
dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya
dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi.

      Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering
pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana
pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia.




                                               1
BAB II

                              TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi.

           Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi yang karakteristik dengan
   menipisnya rawan sendi secara progresif, disertai dengan pembentukan tulang baru
   pada trabekula subkondral dan terbentuknya rawan sendi dan tulang baru pada tepi
   sendi (osteofit).

B. Etiologi.

          Osteoartritis seringkali terjadi tanpa diketahui sebabnya, yang disebut dengan
   osteoartritis idiopatik. Pada kasus yang lebih jarang, osteoartritis dapat terjadi akibat
   trauma pada sendi, infeksi, atau variasi herediter, perkembangan, kelainan metabolik
   dan neurologik., yang disebut dengan osteoartritis sekunder. Onset usia pada
   osteoartritis sekunder tergantung pada penyebabnya; maka dari itu, penyakit ini dapat
   berkembang pada dewasa muda, dan bahkan anak-anak, seperti halnya pada orang
   tua. Sebaliknya, terdapat hubungan yang kuat antara osteoartritis primer dengan umur.
   Presentasi orang yang memiliki osteoartritis pada 1 atau beberapa sendi meningkat
   dari dibawah 5% dari orang-orang dengan usia antara 15-44 tahun menjadi 25%-30%
   pada orang-orang dengan usia 45-64 tahun, dan 60%-90% pada usia diatas 65 tahun.
   Selain hubungan erat ini dan pandangan yang luas bahwa osteoartritis terjadi akibat
   proses wear & tear yang normal dan kekakuan sendi pada orang-orang dengan usia
   diatas 65 tahun, hubungan antara penggunaan sendi, penuaan, dan degenerasi sendi
   masih sulit dijelaskan. Terlebih lagi, penggunaan sendi selama hidup tidak terbukti
   menyebabkan degenerasi. Sehingga, osteoartritis bukan merupakan akibat sederhana
   dari penggunaan sendi.

          Meskipun akhiran –itis menunjukkan bahwa osteoartritis merupakan suatu
   penyakit inflamasi dan ada beberapa bukti sering terjadi sinovitis, inflamasi bukan
   merupakan komponen utama dari kelainan yang terjadi pada pasien. Tidak seperti
   kerusakan sendi yang disebabkam oleh inflamasi sinovial, osteoartritis merupakan
   sekuen retrogresif dari perubahan sel dan matrik yang berakibat kerusakan struktur
   dan fungsi kartilago artikuler, diikuti dengan reaksi perbaikan dan remodeling tulang.
   Karena reaksi perbaikan dan remodeling tulang ini, degenerasi permukaan artikuler

                                           2
pada osteoartritis tidak bersifat progresif, dan kecepatan degenerasi sendi bervariasi
pada tiap individu dan sendi. Osteoartritis sering terjadi, tapi pada sebagian besar
kasus osteoartritis berkembang lambat selama bertahun-tahun, meskipun dapat
menjadi stabil atau bahkan membaik dengan spontan dengan restorasi parsial yang
minimal dari permukaan sendi dan pengurangan gejala.

       Osteoartritis biasanya melibatkan semua jaringan yang membentuk sendi
sinovial, termasuk rawan sendi, tulang subchondral, tulang metafise, synovium,
ligamen, kapsul sendi, dan otot – otot yang bekerja melalui sendi; tetapi perubahan
primer meliputi kerusakan rawan sendi, remodeling tulang subchondral, dan
pembentukan osteofit.

      Perubahan struktur tulang rawan sendiyang paling dini terlihat pada
osteoartritis adalah kerusakan atau fibrilasi zona superfisial sampai ke zona
transisional dan violasi oleh pembuluh darah tulang subchondral. Berberapa peneliti
memperkirakan bahwa kekakuan tulang subchondral menyebabkan dan mempercepat
degenerasi rawan sendi, dan progresi degenerasi kartilago mengakibatkan kekakuan
tulang subchondral, tapi beberapa peneliti lain mengatakan bahwa kerusakan tulang
rawan sendimeningkatkan stress pada tulang subchondral yang menyebabkan
remodeling tulang.

      Degenerasi kartilago artikuler dan remodeling tulang subchondral muncul pada
pasien yang mengeluhkan gejala, dan kerusakan rawan sendilah yang mengakibatkan
kerusakan fungsi sendi.

      Walaupun insidens OA meningkat dengan bertambahnya usia, ternyata proses
OA bukan sekedar suatu proses wear and tear yang terjadi pada sendi di sepanjang
kehidupan. Dikatakan demikian karena beberapa hal.

    1) Perubahan biokimiawi rawan sendi pada tingkat molekuler yang terjadi akibat
    proses menua berbeda dengan yang terjadi pada rawan sendi akibat OA.

    2) Perubahan menyerupai OA dapat terjadi pada rawan sendi percobaan berusia
    muda yang dirangsang dengan berbagai trauma seperti tekanan mekanik dan zat
    kimia.




                                      3
Penyebab OA bukan tunggal, OA merupakan gangguan yang disebabkan oleh
   multifaktor, antara lain usia, mekanik, genetik, humoral dan faktor kebudayaan.
   Menipisnya rawan sendi diawali dengan retak dan terbelahnya permukaan sendi di
   beberapa tempat yang kemudian menyatu dan disebut sebagai fibrilasi. Di lain pihak
   pada tulang akan terjadi pula perubahan sebagai reaksi tubuh untuk memperbaiki
   kerusakan. Perubahan itu adalah penebalan tulang subkondral dan          pembentukan
   osteofit marginal, disusul kemudian dengan perubahan komposisi molekular dan
   struktur tulang




C. Patogenesis

   C.1. Tulang rawan sendi

                 Stage I   : Gangguan atau perubahan matriks kartilago. Berhubungan
        dengan peningkatan konsentrasi air yang mungkin disebabkan gangguan
        mekanik, degradasi makromolekul matriks, atau perubahan metabolisme
        kondrosit. Awalnya konsentrasi kolagen tipe II tidak berubah, tapi jaring-jaring
        kolagen dapat rusak dan konsentrasi aggrecan dan derajat agregasi proteoglikan
        menurun.

                 Stage II : Respon kondrosit terhadap gangguan atau perubahan matriks.
        Ketika kondrosit mendeteksi gangguan atau perubahan matriks, kondrosit
        berespon dengan meningkatkan sintesis dan degradasi matriks, serta
        berproliferasi.    Respon   ini   dapat   menggantikan   jaringan   yang   rusak,
        mempertahankan jaringan, atau meningkatkan volume kartilago. Respon ini
        dapat berlangsung selama bertahun-tahun.

                                           4
Stage III :   Penurunan respon kondrosit. Kegagalan respon kondrosit
     untuk menggantikan atau mempertahankan jaringan mengakibatkan kerusakan
     tulang rawan sendidisertai dan diperparah oleh penurunan respon kondrosit.
     Penyebab penurunan respon ini belum diketahui, namun diperkirakan akibat
     kerusakan mekanis pada jaringan, dengan kerusakan kondrosit dan downregulasi
     respon kondrosit terhadap sitokin anabolik.

C.2. Perubahan Tulang.

           Perubahan tulang subchondral yang mengikuti degenerasi tulang rawan
     sendi meliputi peningkatan densitas tulang subchondral, pembentukan rongga-
     rongga yang menyerupai kista yang mengandung jaringan myxoid, fibrous, atau
     kartilago. Respon ini muncul paling sering pada tepi sendi tempat pertemuan
     tulang dan tulang rawan yang berbentuk bulan sabit (crescent).Peningkatan
     densitas tulang merupakan akibat dari pembentukan lapisan tulang baru pada
     trabekula biasanya merupakan tanda awal dari penyakit degenerasi sendi pada
     tulang subchondral, tapi pada beberapa sendi rongga – rongga terbentuk
     sebelum peningkatan densitas tulang secara keseluruhan. Pada stadium akhir
     dari penyakit, tulang rawan sendi telah rusak seluruhnya, sehingga tulang
     subchondral yang tebal dan padat kini berartikulasi dengan permukaan tulang
     "denuded" dari sendi lawan. Remodeling tulang disertai dengan kerusakan
     tulang sendi rawan mengubah bentuk sendi dan dapat mengakibatkan shortening
     dan ketidakstabilan tungkai yang terlibat.

           Pada sebagian besar sendi sinovial, pertumbuhan osteofit diikuti dengan
     perubahan tulang rawan sendi serta tulang subchondral dan metafiseal.
     Permukaan yang keras, fibrous, dan kartilaginis ini biasanya muncul di tepi-tepi
     sendi. Osteofit marginal biasanya muncul pada permukaan tulang rawan, tapi
     dapat muncul juga di sepanjang insersi kapsul sendi (osteofit kapsuler).
     Tonjolan tulang intraartikuler yang menonjol dari permukaan sendi yang
     mengalami degenerasi disebut osteofit sentral. Sebagian besar osteofit marginal
     memiliki pernukaan kartilaginis yang menyerupai tulang rawan sendi yang
     normal dan dapat tampak sebagai perluasan dari permukaan sendi. Pada sendi
     superfisial, osteofit ini dapat diraba, nyeri jika ditekan, membatasi ruang gerak,
     dan terasa sakit jika sendi digerakkan. Tiap sendi memiliki pola karakter yang

                                      5
khas akan pembentukan osteofit di sendi panggul, osteoarthritis biasanya
        membentuk cincin di sekitar tepi acetabulum dan tulang rawan femur.
        Penonjolan osteofit sepanjang tepi inferior dari permukaan artikuler os humerus
        biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit degenartif sendi glenohumeral.
        Osteofit merupakan respon terhadap proses degerasi tulang rawan sendi dan
        remodelling tulang sudkhondral, termasuk pelepasan sitokin anabolik yang
        menstimulasi proliferasi dan pembentukan sel tulang dan matrik kartilageneus.

   C.3. Jaringan Periartikuler.

               Kerusakan tulang rawan sendi mengakibatkan perubahan sekunder dari
        synovium, ligamen, kapsul, serta otot yang menggerakan sendi yang terlibat.
        Membran sinovial sering mengalami reaksi inflamasi ringan serta sedang dan
        dapat berisi fragmen-fragmen dari tulang rawan sendi.Semakin lama ligamen,
        kapsul dan otot menjadi contracted. Kurangnya penggunaan sendi dan
        penurunan ROM mengakibatkan atropi otot. Perubahan sekunder ini sering
        mengakibatkan kekakuan sendi dan kelemahan tungkai.

D. Faktor Resiko.

               Predisposisi genetik dan kelemahan sendiri merupakan faktor resiko
        osteoartritis sedangkan usia merupakan faktor resiko yang paling penting.
        Bebannya mekanik yang mempengaruhi kemampuan sendi memperbaiki atau
        mempertahankan dirinya juga merupakan faktor bentuk sendi post trauma,
        instabilitas, atau alignment dan displasia sendi dapat menghasilkan tekanan
        mekanik yang merusak permukaan sendi tulang rawan.
D .1. Usia

                  Fungsi kondrosit menurun dengan bertambahnya usia. Sel-sel ini
          mensintesis aggrecans yang lebih kecil dan protein penghubung yang kurang
          fungsional sehingga mengakibatkan pembentukan agregat proteoglikan yang
          ireguler dan lebih kecil. Aktivitas mitotik dan sintesis menurun dengan
          bertambahnya usia, dan mereka kurang responsif terhadap sitokin anabolik dan
          rangsang mekanik.

     D.2. Beban Sendi yang Berlebihan dan Berulang-ulang.

                  Pemeliharaan struktur dan fungsi sendi synovial yang normal dilakukan
          melalui penggunaan sendi yanng teratur dalam aktivitas sehari-hari. Namun,
          beban berlebihan dan berulang-ulang dari sendi yang normal dapat
          meningkatkan resiko kerusakan degeneratif pada sendi.

     D.3. Riwayat Penyakit

                  Penelitian longitudinal meninjukkan bahwa selama beberapa puluh tahun,
          pemeriksaan radiologi pasien dengan osteoartritis sendi panggul dan lutut, tidak
          berkembang pada 1/3 sampai 2/3 pasien. Tidak terdapat hubungan kuat antara
          perubahan radiografik dan klinis. Faktor lain yang sukar dinilai adalah hubungan
          antara derajat degenerasi sendi dengan gejala yang ditimbulkannya. Meskipun
          gejala osteoartritis utama yaitu nyeri dan kekakuan sendi, muncul dari
          degenerasi sendi, tingkat keparahan kerusakan tulang rawan tidak memiliki
          korelasi kuat dengan tingkat keparahan gejala. Pasien dengan degenerasi sendi
          yang berat dapat merasakan nyeri yang minimal dan ruang gerak yang luas, dan
          sebaliknya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk membedakan riwayat klinis
          dan riwayat penyakit.

E.     Diagnosis

             Sindrom klinis osteoartritis muncul akibat degenerasi sendi synovial; berupa
       kerusakan keseluruhan yang progresif dari tulang rawan sendi diikuti oleh
       perbaikan, remodelling, dan sklerosis dari tulang subchondral, dan pada banyak
       kasus terjadi kista subchondral dan osteofit submarginal. Selain perubahan sendi
       synovial, yang biasanya dapat dibuktikan melalui foto rontgen, diagnosis sindrom

                                           7
klinis osteoartritis harus disertai adanya nyeri sendi yang kronik. Banyak pasien
dengan osteoartritis juga mengalami keterbatasan gerakan, krepitasi dengan
gerakan, dan efusi sendi. Pada kondisi yang berat dapat terjadi deformitas tulang
dan subluksasi.

      Sebagian besar pasien dengan osteoartritis datang dengan keluhan nyeri
sendi. Pasien sering menggambarkan nyeri yang dalam, ketidaknyamanan yang
sukar dilokalisasikan, yang telah dirasakan selama bertahun-tahun. Nyeri dapat
bertambah dengan perubahan cuaca, khususnya dalam cuaca dengan suhu yang
dingin, dan aktivitas. Nyeri yang berhubungan dengan aktivitas biasanya terasa
segera setelah penggunaan sendi dan nyeri dapat menetap selama berjam-jam
setelah aktivitas. Beberapa pasien pada awalnya memperhatikan adanya gejala
penyakit degeneratif sendi ini setelah trauma ringan sendi atau aktivitas fisik yang
berat, pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan perubahan degenerasi sendi.
Pada tahap lanjut, nyeri menjadi konstan hingga dapat membangunkan pasien dari
tidurnya. Selama degenerasi sendi berlanjut, pasien dapat mengeluhkan nyeri yang
tajam yang dipicu dengan gerakan. Pembesaran sendi karena pembentukan osteofit
dan deformitas muncul pada tahap akhir dari penyakit.

      Tanda awal osteoartritis meliputi penurunan kecepatan dan ruang gerak aktif
sendi. Keterbatasan gerakan dapat muncul akibat rusaknya kartilaggo artikularis,
kontraktur ligamen & kapsul sendi, kontraktur & spasme otot, osteofit, atau adanya
fragmen kartilago, tulang, atau meniskus intraartikuler. Pada palpasi dapat
ditemukan krepitasi, efusi, dan nyeri sendi.

      Osteofit dapat menyebabkan tonjolan tulang yang dapat diraba dan dilihat,
kerusakan    progresif   kartilago   artikuler   dan   tulang   subchondral   dapat
mengakibatkan luksasi sendi dan deformitas. Atrofi otot dapat terjadi pada kasus
osteoartritis yang sudah lama.

      Dokter sering mendiagnosis osteoartritis berdasar riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik. Perubahan – perubahan yang nampak pada rontgen foto dapat
digunakan penunjang, namun hubungan antara klinis dan perubahan radiografis
bervariasi diantara pasien. Beberapa pasien dengan rontgen foto yang
menunjukkan kerusakan sendi berat mengeluhkan gejala yang ringan, sedangkan
pasien dengan rontgen foto yang menunjukkan kerusakan sendi minimal dapat

                                     8
mengeluhkan nyeri yang hebat. Perubahan radiografis yang tampak pada
     osteoartritis adalah adanya penyempitan spatium kartilago, peningkatan densitas
     tulang subchondral, dan adanya osteofit. Meskipun 3 marker radiografis dari
     degenerasi sendi ini sering muncul bersamaan, pada beberapa sendi hanya 1 atau 2
     dari marker tersebut yang tampak di rontgen standar. Kista subchondral yang
     muncul pada osteoartritis memiliki ukuran yang berbeda-beda dan khas memiliki
     batas dengan densitas tulang. Benda-benda osteochondral yang lepas, tampak pada
     rontgen foto sebagai fragmen-fragmen tulang intra artikuler yang berasal dari
     pecahan permukaan sendi. Subluksasi, deformitas, dan malalignment sendi muncul
     pada tahap lanjut. Ankylosis tulang jarang terjadi. Pencitraan diagnostik tambahan,
     termasuk scanning tulang, CT, dan MRI akan sangat mambantu menilai stadium
     awal penyakit degeneratif sendi, tapi pemeriksaan ini jarang diperlukan untuk
     menegakkan diagnosis.

F. Terapi
   F.1. Medikamentosa
       a. Lini Pertama
            Pengobatan OA yang ada saat ini barulah bersifat simptomatik dengan obat
   anti inflamasi non steroid (OAINS) dikombinasi dengan program rehabilitasi dan
   proteksi sendi. Pada stadium lanjut dapat dipikirkan berbagai tindakan operatif.
   Pengetahuan tentang patogenesis OA mendorong para peneliti untuk mengembangkan
   obat-obatan yang dapat menghambat perjalanan/progresivitas penyakit yang disebut
   sebagai Disease-Modifying Osteoarthritis Drugs (DMOA), sayang hingga saat ini
   obat tersebut masih dalam taraf penelitian.
            Tabel . Obat-obatan pada Penatalaksanaan OA

  Pengobatan simptomatik (* dalam penelitian)

  Short acting
  Obat antiinflamasi non steroid
  Analgetik non-antiinflamasi (opioid, non-opioid)
  Antispasmodik
  Long acting
  Depokortikosteroid infra-artikuler
  Asam hialuronat infra-artikuler*

                                         9
S-adenosilmetionin (SAM)*
Kondroitin-sulfat oral*
Glukosamin-sulfat (Dona)*
Orgotein intra-artikuler*
Diacerhein*
Avocado/soy nonsaponifiables*


        Disease Modifying Osteoarthritis Drugs (* dalam penelitian)

Tetrasiklin*
Glycosaminoglycan polysulfuric acid (GAPS)*
Glycosaminoglycan peptide complexes*
Pentosan polysulfate*
Growth factors dan sitokin (TGF-()*
Tetapi genetik*
Transplantasi stem cell den Osteochondral Graft*



    b. Lini Kedua
        Penggunaan nutrisi seperti glukosamin dan chondroitin sulfat msih
controversial, pada penelitian masih belum menunjukkan hasil yang bagus.
Injesi articular :

- Dengan kortikosteroid, dapat menurunkan rasa sakit pada jangka waktu yang pendek

- Dengan asam hialuronat dapat menurunkan sedikit rasa sakit
Pemberian opioid dapat digunakan pada pasien dengan rasa sakit yang sangat berat
dan pasien yang tidak kooperatif.




                                      10
F.2 Pembedahan
      Ada 2 tipe terapi pembedahan : Realignment osteotomi dan replacement joint
             1. Realignment osteotomi
                 Permukaan sendi direposisikan dengan cara memotong tulang dan
                 merubah sudut dari weightbearing.
                 Tujuan : Membuat karilago sendi yang sehat menopang sebagian
                 besar berat tubuh.
                 Dapat pula dikombinasikan dengan ligamen atau meniscus repair
2. Arthroplasty

       Permukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan permukaan sendi
       yang baru ditanam.

       Permukaan penunjang biasanya terbuat dari logam yang berada
       dalam high-density polyethylene.

Macam-macam operasi sendi lutut untuk osteoarthritis :
   a) Partial replacement/unicompartemental
   b) High tibial osteotmy : orang muda
   c) Patella &condyle resurfacing
   d) Minimally constrained total replacement : stabilitas sendi
       dilakukan sebagian oleh ligament asli dan sebagian oelh sendi
       buatan.
   e) Cinstrained joint : fixed hinges : dipakai bila ada tulang
       hilang&severe instability.
Indikasi total knee replacement :

1. Nyeri
2. Deformitas
3. Instability
4. Akibat dari Rheumatoid atau osteoarthritis

Kontraindikasi :

1. Non fungsi otot ektensor
2. Neuromuscular dysfunction
3. Infection
4. Neuropathic Joint
5. Prior Surgical fusion

Komplikasi :

1. Deep vein thrombosis
2. Infeksi
3. Loosening
4. Problem patella ; rekuren sublukssasi/dislokasi, loosening prostetic
   component, fraktur, catching soft tissue.
5. Tibial tray wear
6. Peroneal palsy
7. Fraktur supracondyl femur

Keuntungan total knee replacement ;

1. Mengurangi nyeri
2. Meningkatkan mobilitas dan gerakan
3. Koreksi deformitas
4. Menambah kekuatan kaki (dengan latihan)
5. Meningkatkan kualitas hidup




                               13
BAB III
                                      RANGKUMAN


        Etiopatogenesis osteoartritis sampai saat ini belum dapat dijelaskan melalui satu teori
yang pasti. Telah diketahui bahwa tidak ada satupun pemeriksaan tunggal yang dapat
menjelaskan proses kerusakan rawan sendi pada OA. OA diduga merupakan interaksi antara
faktor intrinsik dan ekstrinsik dan OA merupakan keseimbangan di antara faktor.Diagnosis
dan terapi yang tepat, termasuk edukasi pasien, dapat meminimalkan gejala dan membantu
pasien memperthankan kualitas hidup. Untuk mencapai tujuan ini dokter harus mengerti
patofisiologi degenerasi sendi dan hubungan antara degenerasi sendi dan sindron klinis
osteoarthritis. Kerusakan yulang rawan sendi disebabkan oleh gangguan intregitas struktur
kartilago sendi disertai ketidakseimbangan aktivitas anabolik dan katabolik jaringan. Proses
degenerasi sendi bervariasi pada tiap pasien; pada beberapa pasien degenerasi berlangsung
cepat dan ada juga yang berlangsung lambat, tetapi ada juga yang stabil.

        Pada kasus yang jarang perubahan sendi membaik dengan spontan. Meskipun
degenerasi sendi adalah dasar penyebab gejala osteoartritis, termasuk nyeri dan kerusakan
fungsi sendi. Tidak semua pasien dengan degenerasi sendi merasakan gejala osteoarthritis.
Tatalakasana meliputi Disease Modifying Drugs dan prosedur bedah untuk menkoreksi
abnormalitas mekanik, debridement sendi, dan menggantikan kartilago artikuler yang rusak
dengan implant yang menstimulasi restorasi permukaan tulang rawan sendi. Artrithis
inflamantorik terjadi bilateral. Pemeriksaan laboratorium bervariasi. Terapi awal arthritis
inflamantori biasanya meliputi fisioterapi dan obat-obat anti inflamasi. DMARDs
mempunnyai peran penting dalam jangka panjang dari penyakit ini. Penelitian tentang
efektivitas TNF-α bloker dalam inflamantori sendi, menurut penelitian, penggunaan ini
bermanfaat untuk menghambat kerusakan tulang yang dimediasi TNF-α melalui aksi
mengurangi jumlah osteoclast dalam jaringan peradang.




                                              14
DAFTAR PUSTAKA




       Barrack L, Booth E, et all. 2006. OKU : Orthopaedic Knowledge Update 3. Hip and
Knee Reconstruction Chapter 16 : Osteoarthritis dan Arthritis Inflamatoric.

       Chapman, Michael W et al. 2001. Chapman’s Orthopaedic Surgery 3rd edition.
Chapter 107: Osteotomies of The Knee For Osteoarthritis. Lippincott Williams & Wilkins.
USA

       Fransisca, Frank J et al. 2007. 5-Minutes Orthopaedic Consult 2nd edition. Lippincott
Williams & Wilkins.USA

       Isbagio, Harry. 2000. CDK: Struktur Rawan Sendi dan Perubahannya pada
Osteoartritis. Cermin Dunia Kedokteran.




                                             15
REFRAT



                   OSTEOARTRITIS




                     Disusun Oleh :
          Boby Harul P, S.Ked         G0003067
          Penggalih M H, S.Ked        G0003152


                     Pembimbing :
               dr. Ismail M, Sp. OT, FICS




               KEPANITERAAN KLINIK
            SMF ILMU BEDAH ORTHOPEDI
 FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSO PROF. DR. SOEHARSO
                   SURAKARTA
                          2008
LEMBAR PENGESAHAN


Refrat Bedah Ortopaedi dengan judul " OSTEOARTRITIS " yang disusun sebagai salah
   satu syarat Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Orthopaedi di Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta selama menjalani stase di RS Orthopaedi Prof. Dr.
  R. Soeharso Surakarta ini telah disetujui, disahkan, dan dipresentasikan di hadapan
                                    pembimbing.




                                                 Hari
                                               Tanggal




                                                 dr. Ismail M, Sp. OT, FICS.




                                          ii
KATA PENGANTAR
           Syukur Alhamdulillaah penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmatNya, sehingga dapat menyelesaikan refrat yang berjudul
"Osteoartritis”.
           Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :
           1. Direktur RS Orthopaedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

           2. Dr. Ismail M, Sp. OT selaku staff ahli bedah orthopaedi dan pembimbing
               pada pembuatan refrat ini.

           3. Seluruh staff ahli bedah orthopaedi RS Orthopaedi Prof. Dr. R. Soeharso
               Surakarta.

           4. Seluruh dokter, perawat, dan karyawan RS Orthopaedi Prof. Dr. R.
               Soeharso Surakarta.

       Penyusun menyadari bahwa di dalam presentasi kasus ini masih jauh dari
sempurna, karena keterbatasan pengetahuan serta pengalaman, walaupun demikiab
penyusun telah berusaha sebaik mungkin. Oleh karena itu, kritik dan saran yanng
membangun sangat kami harapkan.
                                                  Surakarta, November 2008




                                                         Penyusun




                                            iii
DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................iii

DAFTAR ISI .................................................................................................iv

BAB I          PENDAHULUAN............................................................................1

BAB II         TINJAUAN PUSTAKA..................................................................2

                     A. Definisi................................................................................2

                     B. Etiologi................................................................................2

                     C. Patogenesis..........................................................................4

                     D. Faktor Resiko......................................................................6

                     E. Diagnosis............................................................................7

                     F. Terapi..................................................................................9

BAB III        RANGKUMAN.............................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................13




                                                              iv

More Related Content

What's hot

7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitisPradasary
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusAris Rahmanda
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-pptdini dimas
 
Tenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratifTenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratifvonysafitri
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungVerar Oka
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.Bkoerniaso
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasusaauyahilda
 
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem MuskuloskeletalPemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem MuskuloskeletalFransiska Oktafiani
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxAditAditya19
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalKharima SD
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2cokordawahyu
 

What's hot (20)

7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi KasusOrkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
Orkitis (Orchitis) - Presentasi Kasus
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
Tenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratifTenosynovitis supuratif
Tenosynovitis supuratif
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
portofolio.pptx
portofolio.pptxportofolio.pptx
portofolio.pptx
 
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem MuskuloskeletalPemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
Ileus obstruksi final
Ileus obstruksi finalIleus obstruksi final
Ileus obstruksi final
 
Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2Check list pemeriksaan neurologi 2
Check list pemeriksaan neurologi 2
 

Viewers also liked

Seminar Awam: Rehabilitasi Medik pada Osteoarthritis Genu
Seminar Awam: Rehabilitasi Medik pada Osteoarthritis Genu Seminar Awam: Rehabilitasi Medik pada Osteoarthritis Genu
Seminar Awam: Rehabilitasi Medik pada Osteoarthritis Genu Raymond Setyadharma
 
Osteoarthritis ppt
Osteoarthritis pptOsteoarthritis ppt
Osteoarthritis pptRupika Sodhi
 
Osteoarthritis
OsteoarthritisOsteoarthritis
Osteoarthritisdrake0766
 
perubahan muskuluskeletal pada usila
perubahan muskuluskeletal pada usilaperubahan muskuluskeletal pada usila
perubahan muskuluskeletal pada usilayephina ayu
 
Artikel tulang dan sendi
Artikel tulang dan sendiArtikel tulang dan sendi
Artikel tulang dan sendirudi1964
 
Presentasi referat geriatri
Presentasi referat geriatriPresentasi referat geriatri
Presentasi referat geriatriAihara Tsukiyama
 
Modul nyeri-sendi
Modul nyeri-sendiModul nyeri-sendi
Modul nyeri-sendihyoki
 
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)gusti dani
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
 
Kepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotikKepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotikSyarifah Ulfa
 
Penggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalPenggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalSelvia Agueda
 

Viewers also liked (20)

Osteoarthritis Refrat
Osteoarthritis RefratOsteoarthritis Refrat
Osteoarthritis Refrat
 
Seminar Awam: Rehabilitasi Medik pada Osteoarthritis Genu
Seminar Awam: Rehabilitasi Medik pada Osteoarthritis Genu Seminar Awam: Rehabilitasi Medik pada Osteoarthritis Genu
Seminar Awam: Rehabilitasi Medik pada Osteoarthritis Genu
 
Osteoarthritis ppt
Osteoarthritis pptOsteoarthritis ppt
Osteoarthritis ppt
 
Osteoarthritis
OsteoarthritisOsteoarthritis
Osteoarthritis
 
Osteoarthritis
OsteoarthritisOsteoarthritis
Osteoarthritis
 
PENYULUHAN OA GENU untuk awam
PENYULUHAN OA GENU untuk awamPENYULUHAN OA GENU untuk awam
PENYULUHAN OA GENU untuk awam
 
perubahan muskuluskeletal pada usila
perubahan muskuluskeletal pada usilaperubahan muskuluskeletal pada usila
perubahan muskuluskeletal pada usila
 
Artikel tulang dan sendi
Artikel tulang dan sendiArtikel tulang dan sendi
Artikel tulang dan sendi
 
Osteoartritis
OsteoartritisOsteoartritis
Osteoartritis
 
Presentasi referat geriatri
Presentasi referat geriatriPresentasi referat geriatri
Presentasi referat geriatri
 
Modul nyeri-sendi
Modul nyeri-sendiModul nyeri-sendi
Modul nyeri-sendi
 
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)
Cara penggunaan antibiotik (antimikroba)
 
Antibiotik
AntibiotikAntibiotik
Antibiotik
 
Ppt resistensi mikroorganisme
Ppt resistensi mikroorganismePpt resistensi mikroorganisme
Ppt resistensi mikroorganisme
 
Arthiritis gout
Arthiritis goutArthiritis gout
Arthiritis gout
 
Bab ii uap artritis gout.pdf
Bab ii uap artritis gout.pdfBab ii uap artritis gout.pdf
Bab ii uap artritis gout.pdf
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Kepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotikKepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotik
 
Penggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasionalPenggunaan obat rasional
Penggunaan obat rasional
 
Patologi muskuloskeletal
Patologi muskuloskeletalPatologi muskuloskeletal
Patologi muskuloskeletal
 

Similar to Osteoartritis

Osteo artritis
Osteo artritisOsteo artritis
Osteo artritisSujana Pkm
 
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaPenyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaSeptian Muna Barakati
 
Askep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapiAskep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapipotterkumaidi
 
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Fariz Fadhly
 
Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid ArthritisLaporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid ArthritisWidya Pratiwi
 
Patologi anatomi slide_osteoarthritis
Patologi anatomi slide_osteoarthritisPatologi anatomi slide_osteoarthritis
Patologi anatomi slide_osteoarthritisDheni Subenk
 
Gangguan dan kelainan pada tulang
Gangguan dan kelainan pada tulangGangguan dan kelainan pada tulang
Gangguan dan kelainan pada tulangWelly Andrei
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidawangsw
 
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptx
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptxNon Inflammatory Osteoarthritis.pptx
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptxaditya romadhon
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9ermawijaya
 
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docxLAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docxYusindrawati
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis gustians
 
Kelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cordKelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cordSiLvi Fata
 

Similar to Osteoartritis (20)

Osteo artritis
Osteo artritisOsteo artritis
Osteo artritis
 
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaPenyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
 
Catatan pbl 2
Catatan pbl 2Catatan pbl 2
Catatan pbl 2
 
Askep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapiAskep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapi
 
Pp muskulo
Pp muskuloPp muskulo
Pp muskulo
 
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
 
Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid ArthritisLaporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
 
Patologi anatomi slide_osteoarthritis
Patologi anatomi slide_osteoarthritisPatologi anatomi slide_osteoarthritis
Patologi anatomi slide_osteoarthritis
 
Gangguan dan kelainan pada tulang
Gangguan dan kelainan pada tulangGangguan dan kelainan pada tulang
Gangguan dan kelainan pada tulang
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoid
 
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptx
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptxNon Inflammatory Osteoarthritis.pptx
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptx
 
MUSKULOSKELETAL
MUSKULOSKELETALMUSKULOSKELETAL
MUSKULOSKELETAL
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9
 
7 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-737 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-73
 
264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx
 
264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx
 
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docxLAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
 
dr.M.Fadlan Hamzah
dr.M.Fadlan Hamzahdr.M.Fadlan Hamzah
dr.M.Fadlan Hamzah
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
 
Kelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cordKelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cord
 

More from Penggalih Herlambang

Manajemen Informasi bagi Mahasiswa Kedokteran 2015
Manajemen Informasi bagi Mahasiswa Kedokteran 2015Manajemen Informasi bagi Mahasiswa Kedokteran 2015
Manajemen Informasi bagi Mahasiswa Kedokteran 2015Penggalih Herlambang
 
Aplikasi RME berbasis OpenSource untuk Praktek Dokter Pribadi
Aplikasi RME berbasis OpenSource untuk Praktek Dokter PribadiAplikasi RME berbasis OpenSource untuk Praktek Dokter Pribadi
Aplikasi RME berbasis OpenSource untuk Praktek Dokter PribadiPenggalih Herlambang
 
Implementasi Open Source untuk Praktek Dokter Pribadi
Implementasi Open Source untuk Praktek Dokter PribadiImplementasi Open Source untuk Praktek Dokter Pribadi
Implementasi Open Source untuk Praktek Dokter PribadiPenggalih Herlambang
 
Sharing Implementasi EMR berbasis Open Source
Sharing Implementasi EMR berbasis Open SourceSharing Implementasi EMR berbasis Open Source
Sharing Implementasi EMR berbasis Open SourcePenggalih Herlambang
 
Disaster management based on medical free open source
Disaster management based on medical free open sourceDisaster management based on medical free open source
Disaster management based on medical free open sourcePenggalih Herlambang
 
R]evolusi media jurnalistik kedokteran
R]evolusi media jurnalistik kedokteranR]evolusi media jurnalistik kedokteran
R]evolusi media jurnalistik kedokteranPenggalih Herlambang
 
Health Informatics In Asia (Gunadarma U)Joko
Health Informatics In Asia (Gunadarma U)JokoHealth Informatics In Asia (Gunadarma U)Joko
Health Informatics In Asia (Gunadarma U)JokoPenggalih Herlambang
 
Dasar Dasar Implementasi Telemedicine
Dasar Dasar Implementasi TelemedicineDasar Dasar Implementasi Telemedicine
Dasar Dasar Implementasi TelemedicinePenggalih Herlambang
 

More from Penggalih Herlambang (20)

Methodology Documentation
Methodology DocumentationMethodology Documentation
Methodology Documentation
 
Smartoscope paper
Smartoscope paperSmartoscope paper
Smartoscope paper
 
Smartoscope m health
Smartoscope m healthSmartoscope m health
Smartoscope m health
 
Manajemen Informasi bagi Mahasiswa Kedokteran 2015
Manajemen Informasi bagi Mahasiswa Kedokteran 2015Manajemen Informasi bagi Mahasiswa Kedokteran 2015
Manajemen Informasi bagi Mahasiswa Kedokteran 2015
 
Kuliah manajemen informasi
Kuliah manajemen informasi Kuliah manajemen informasi
Kuliah manajemen informasi
 
Pelatihan OpenMRS
Pelatihan OpenMRSPelatihan OpenMRS
Pelatihan OpenMRS
 
Manual RekanSejawat dotcom
Manual RekanSejawat dotcomManual RekanSejawat dotcom
Manual RekanSejawat dotcom
 
Aplikasi RME berbasis OpenSource untuk Praktek Dokter Pribadi
Aplikasi RME berbasis OpenSource untuk Praktek Dokter PribadiAplikasi RME berbasis OpenSource untuk Praktek Dokter Pribadi
Aplikasi RME berbasis OpenSource untuk Praktek Dokter Pribadi
 
Manual Simulasi UKDI Online
Manual Simulasi UKDI OnlineManual Simulasi UKDI Online
Manual Simulasi UKDI Online
 
Implementasi Open Source untuk Praktek Dokter Pribadi
Implementasi Open Source untuk Praktek Dokter PribadiImplementasi Open Source untuk Praktek Dokter Pribadi
Implementasi Open Source untuk Praktek Dokter Pribadi
 
Sharing Implementasi EMR berbasis Open Source
Sharing Implementasi EMR berbasis Open SourceSharing Implementasi EMR berbasis Open Source
Sharing Implementasi EMR berbasis Open Source
 
Open Source for Medical
Open Source for MedicalOpen Source for Medical
Open Source for Medical
 
Disaster management based on medical free open source
Disaster management based on medical free open sourceDisaster management based on medical free open source
Disaster management based on medical free open source
 
Telehealthinthe developingworld
Telehealthinthe developingworldTelehealthinthe developingworld
Telehealthinthe developingworld
 
R]evolusi media jurnalistik kedokteran
R]evolusi media jurnalistik kedokteranR]evolusi media jurnalistik kedokteran
R]evolusi media jurnalistik kedokteran
 
Health Informatics In Asia (Gunadarma U)Joko
Health Informatics In Asia (Gunadarma U)JokoHealth Informatics In Asia (Gunadarma U)Joko
Health Informatics In Asia (Gunadarma U)Joko
 
Dasar Dasar Implementasi Telemedicine
Dasar Dasar Implementasi TelemedicineDasar Dasar Implementasi Telemedicine
Dasar Dasar Implementasi Telemedicine
 
Membuat Website Itu Gampang
Membuat Website Itu GampangMembuat Website Itu Gampang
Membuat Website Itu Gampang
 
Mbuat Presentasi Itu Gampang
Mbuat Presentasi Itu GampangMbuat Presentasi Itu Gampang
Mbuat Presentasi Itu Gampang
 
Disaster Manage
Disaster ManageDisaster Manage
Disaster Manage
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewanintan588925
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESINeliHusniawati2
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 

Recently uploaded (20)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 

Osteoartritis

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Osteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan degenerasi tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut. Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis degeneratif, osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi. Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia. 1
  • 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi. Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi yang karakteristik dengan menipisnya rawan sendi secara progresif, disertai dengan pembentukan tulang baru pada trabekula subkondral dan terbentuknya rawan sendi dan tulang baru pada tepi sendi (osteofit). B. Etiologi. Osteoartritis seringkali terjadi tanpa diketahui sebabnya, yang disebut dengan osteoartritis idiopatik. Pada kasus yang lebih jarang, osteoartritis dapat terjadi akibat trauma pada sendi, infeksi, atau variasi herediter, perkembangan, kelainan metabolik dan neurologik., yang disebut dengan osteoartritis sekunder. Onset usia pada osteoartritis sekunder tergantung pada penyebabnya; maka dari itu, penyakit ini dapat berkembang pada dewasa muda, dan bahkan anak-anak, seperti halnya pada orang tua. Sebaliknya, terdapat hubungan yang kuat antara osteoartritis primer dengan umur. Presentasi orang yang memiliki osteoartritis pada 1 atau beberapa sendi meningkat dari dibawah 5% dari orang-orang dengan usia antara 15-44 tahun menjadi 25%-30% pada orang-orang dengan usia 45-64 tahun, dan 60%-90% pada usia diatas 65 tahun. Selain hubungan erat ini dan pandangan yang luas bahwa osteoartritis terjadi akibat proses wear & tear yang normal dan kekakuan sendi pada orang-orang dengan usia diatas 65 tahun, hubungan antara penggunaan sendi, penuaan, dan degenerasi sendi masih sulit dijelaskan. Terlebih lagi, penggunaan sendi selama hidup tidak terbukti menyebabkan degenerasi. Sehingga, osteoartritis bukan merupakan akibat sederhana dari penggunaan sendi. Meskipun akhiran –itis menunjukkan bahwa osteoartritis merupakan suatu penyakit inflamasi dan ada beberapa bukti sering terjadi sinovitis, inflamasi bukan merupakan komponen utama dari kelainan yang terjadi pada pasien. Tidak seperti kerusakan sendi yang disebabkam oleh inflamasi sinovial, osteoartritis merupakan sekuen retrogresif dari perubahan sel dan matrik yang berakibat kerusakan struktur dan fungsi kartilago artikuler, diikuti dengan reaksi perbaikan dan remodeling tulang. Karena reaksi perbaikan dan remodeling tulang ini, degenerasi permukaan artikuler 2
  • 3. pada osteoartritis tidak bersifat progresif, dan kecepatan degenerasi sendi bervariasi pada tiap individu dan sendi. Osteoartritis sering terjadi, tapi pada sebagian besar kasus osteoartritis berkembang lambat selama bertahun-tahun, meskipun dapat menjadi stabil atau bahkan membaik dengan spontan dengan restorasi parsial yang minimal dari permukaan sendi dan pengurangan gejala. Osteoartritis biasanya melibatkan semua jaringan yang membentuk sendi sinovial, termasuk rawan sendi, tulang subchondral, tulang metafise, synovium, ligamen, kapsul sendi, dan otot – otot yang bekerja melalui sendi; tetapi perubahan primer meliputi kerusakan rawan sendi, remodeling tulang subchondral, dan pembentukan osteofit. Perubahan struktur tulang rawan sendiyang paling dini terlihat pada osteoartritis adalah kerusakan atau fibrilasi zona superfisial sampai ke zona transisional dan violasi oleh pembuluh darah tulang subchondral. Berberapa peneliti memperkirakan bahwa kekakuan tulang subchondral menyebabkan dan mempercepat degenerasi rawan sendi, dan progresi degenerasi kartilago mengakibatkan kekakuan tulang subchondral, tapi beberapa peneliti lain mengatakan bahwa kerusakan tulang rawan sendimeningkatkan stress pada tulang subchondral yang menyebabkan remodeling tulang. Degenerasi kartilago artikuler dan remodeling tulang subchondral muncul pada pasien yang mengeluhkan gejala, dan kerusakan rawan sendilah yang mengakibatkan kerusakan fungsi sendi. Walaupun insidens OA meningkat dengan bertambahnya usia, ternyata proses OA bukan sekedar suatu proses wear and tear yang terjadi pada sendi di sepanjang kehidupan. Dikatakan demikian karena beberapa hal. 1) Perubahan biokimiawi rawan sendi pada tingkat molekuler yang terjadi akibat proses menua berbeda dengan yang terjadi pada rawan sendi akibat OA. 2) Perubahan menyerupai OA dapat terjadi pada rawan sendi percobaan berusia muda yang dirangsang dengan berbagai trauma seperti tekanan mekanik dan zat kimia. 3
  • 4. Penyebab OA bukan tunggal, OA merupakan gangguan yang disebabkan oleh multifaktor, antara lain usia, mekanik, genetik, humoral dan faktor kebudayaan. Menipisnya rawan sendi diawali dengan retak dan terbelahnya permukaan sendi di beberapa tempat yang kemudian menyatu dan disebut sebagai fibrilasi. Di lain pihak pada tulang akan terjadi pula perubahan sebagai reaksi tubuh untuk memperbaiki kerusakan. Perubahan itu adalah penebalan tulang subkondral dan pembentukan osteofit marginal, disusul kemudian dengan perubahan komposisi molekular dan struktur tulang C. Patogenesis C.1. Tulang rawan sendi Stage I : Gangguan atau perubahan matriks kartilago. Berhubungan dengan peningkatan konsentrasi air yang mungkin disebabkan gangguan mekanik, degradasi makromolekul matriks, atau perubahan metabolisme kondrosit. Awalnya konsentrasi kolagen tipe II tidak berubah, tapi jaring-jaring kolagen dapat rusak dan konsentrasi aggrecan dan derajat agregasi proteoglikan menurun. Stage II : Respon kondrosit terhadap gangguan atau perubahan matriks. Ketika kondrosit mendeteksi gangguan atau perubahan matriks, kondrosit berespon dengan meningkatkan sintesis dan degradasi matriks, serta berproliferasi. Respon ini dapat menggantikan jaringan yang rusak, mempertahankan jaringan, atau meningkatkan volume kartilago. Respon ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun. 4
  • 5. Stage III : Penurunan respon kondrosit. Kegagalan respon kondrosit untuk menggantikan atau mempertahankan jaringan mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendidisertai dan diperparah oleh penurunan respon kondrosit. Penyebab penurunan respon ini belum diketahui, namun diperkirakan akibat kerusakan mekanis pada jaringan, dengan kerusakan kondrosit dan downregulasi respon kondrosit terhadap sitokin anabolik. C.2. Perubahan Tulang. Perubahan tulang subchondral yang mengikuti degenerasi tulang rawan sendi meliputi peningkatan densitas tulang subchondral, pembentukan rongga- rongga yang menyerupai kista yang mengandung jaringan myxoid, fibrous, atau kartilago. Respon ini muncul paling sering pada tepi sendi tempat pertemuan tulang dan tulang rawan yang berbentuk bulan sabit (crescent).Peningkatan densitas tulang merupakan akibat dari pembentukan lapisan tulang baru pada trabekula biasanya merupakan tanda awal dari penyakit degenerasi sendi pada tulang subchondral, tapi pada beberapa sendi rongga – rongga terbentuk sebelum peningkatan densitas tulang secara keseluruhan. Pada stadium akhir dari penyakit, tulang rawan sendi telah rusak seluruhnya, sehingga tulang subchondral yang tebal dan padat kini berartikulasi dengan permukaan tulang "denuded" dari sendi lawan. Remodeling tulang disertai dengan kerusakan tulang sendi rawan mengubah bentuk sendi dan dapat mengakibatkan shortening dan ketidakstabilan tungkai yang terlibat. Pada sebagian besar sendi sinovial, pertumbuhan osteofit diikuti dengan perubahan tulang rawan sendi serta tulang subchondral dan metafiseal. Permukaan yang keras, fibrous, dan kartilaginis ini biasanya muncul di tepi-tepi sendi. Osteofit marginal biasanya muncul pada permukaan tulang rawan, tapi dapat muncul juga di sepanjang insersi kapsul sendi (osteofit kapsuler). Tonjolan tulang intraartikuler yang menonjol dari permukaan sendi yang mengalami degenerasi disebut osteofit sentral. Sebagian besar osteofit marginal memiliki pernukaan kartilaginis yang menyerupai tulang rawan sendi yang normal dan dapat tampak sebagai perluasan dari permukaan sendi. Pada sendi superfisial, osteofit ini dapat diraba, nyeri jika ditekan, membatasi ruang gerak, dan terasa sakit jika sendi digerakkan. Tiap sendi memiliki pola karakter yang 5
  • 6. khas akan pembentukan osteofit di sendi panggul, osteoarthritis biasanya membentuk cincin di sekitar tepi acetabulum dan tulang rawan femur. Penonjolan osteofit sepanjang tepi inferior dari permukaan artikuler os humerus biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit degenartif sendi glenohumeral. Osteofit merupakan respon terhadap proses degerasi tulang rawan sendi dan remodelling tulang sudkhondral, termasuk pelepasan sitokin anabolik yang menstimulasi proliferasi dan pembentukan sel tulang dan matrik kartilageneus. C.3. Jaringan Periartikuler. Kerusakan tulang rawan sendi mengakibatkan perubahan sekunder dari synovium, ligamen, kapsul, serta otot yang menggerakan sendi yang terlibat. Membran sinovial sering mengalami reaksi inflamasi ringan serta sedang dan dapat berisi fragmen-fragmen dari tulang rawan sendi.Semakin lama ligamen, kapsul dan otot menjadi contracted. Kurangnya penggunaan sendi dan penurunan ROM mengakibatkan atropi otot. Perubahan sekunder ini sering mengakibatkan kekakuan sendi dan kelemahan tungkai. D. Faktor Resiko. Predisposisi genetik dan kelemahan sendiri merupakan faktor resiko osteoartritis sedangkan usia merupakan faktor resiko yang paling penting. Bebannya mekanik yang mempengaruhi kemampuan sendi memperbaiki atau mempertahankan dirinya juga merupakan faktor bentuk sendi post trauma, instabilitas, atau alignment dan displasia sendi dapat menghasilkan tekanan mekanik yang merusak permukaan sendi tulang rawan.
  • 7. D .1. Usia Fungsi kondrosit menurun dengan bertambahnya usia. Sel-sel ini mensintesis aggrecans yang lebih kecil dan protein penghubung yang kurang fungsional sehingga mengakibatkan pembentukan agregat proteoglikan yang ireguler dan lebih kecil. Aktivitas mitotik dan sintesis menurun dengan bertambahnya usia, dan mereka kurang responsif terhadap sitokin anabolik dan rangsang mekanik. D.2. Beban Sendi yang Berlebihan dan Berulang-ulang. Pemeliharaan struktur dan fungsi sendi synovial yang normal dilakukan melalui penggunaan sendi yanng teratur dalam aktivitas sehari-hari. Namun, beban berlebihan dan berulang-ulang dari sendi yang normal dapat meningkatkan resiko kerusakan degeneratif pada sendi. D.3. Riwayat Penyakit Penelitian longitudinal meninjukkan bahwa selama beberapa puluh tahun, pemeriksaan radiologi pasien dengan osteoartritis sendi panggul dan lutut, tidak berkembang pada 1/3 sampai 2/3 pasien. Tidak terdapat hubungan kuat antara perubahan radiografik dan klinis. Faktor lain yang sukar dinilai adalah hubungan antara derajat degenerasi sendi dengan gejala yang ditimbulkannya. Meskipun gejala osteoartritis utama yaitu nyeri dan kekakuan sendi, muncul dari degenerasi sendi, tingkat keparahan kerusakan tulang rawan tidak memiliki korelasi kuat dengan tingkat keparahan gejala. Pasien dengan degenerasi sendi yang berat dapat merasakan nyeri yang minimal dan ruang gerak yang luas, dan sebaliknya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk membedakan riwayat klinis dan riwayat penyakit. E. Diagnosis Sindrom klinis osteoartritis muncul akibat degenerasi sendi synovial; berupa kerusakan keseluruhan yang progresif dari tulang rawan sendi diikuti oleh perbaikan, remodelling, dan sklerosis dari tulang subchondral, dan pada banyak kasus terjadi kista subchondral dan osteofit submarginal. Selain perubahan sendi synovial, yang biasanya dapat dibuktikan melalui foto rontgen, diagnosis sindrom 7
  • 8. klinis osteoartritis harus disertai adanya nyeri sendi yang kronik. Banyak pasien dengan osteoartritis juga mengalami keterbatasan gerakan, krepitasi dengan gerakan, dan efusi sendi. Pada kondisi yang berat dapat terjadi deformitas tulang dan subluksasi. Sebagian besar pasien dengan osteoartritis datang dengan keluhan nyeri sendi. Pasien sering menggambarkan nyeri yang dalam, ketidaknyamanan yang sukar dilokalisasikan, yang telah dirasakan selama bertahun-tahun. Nyeri dapat bertambah dengan perubahan cuaca, khususnya dalam cuaca dengan suhu yang dingin, dan aktivitas. Nyeri yang berhubungan dengan aktivitas biasanya terasa segera setelah penggunaan sendi dan nyeri dapat menetap selama berjam-jam setelah aktivitas. Beberapa pasien pada awalnya memperhatikan adanya gejala penyakit degeneratif sendi ini setelah trauma ringan sendi atau aktivitas fisik yang berat, pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan perubahan degenerasi sendi. Pada tahap lanjut, nyeri menjadi konstan hingga dapat membangunkan pasien dari tidurnya. Selama degenerasi sendi berlanjut, pasien dapat mengeluhkan nyeri yang tajam yang dipicu dengan gerakan. Pembesaran sendi karena pembentukan osteofit dan deformitas muncul pada tahap akhir dari penyakit. Tanda awal osteoartritis meliputi penurunan kecepatan dan ruang gerak aktif sendi. Keterbatasan gerakan dapat muncul akibat rusaknya kartilaggo artikularis, kontraktur ligamen & kapsul sendi, kontraktur & spasme otot, osteofit, atau adanya fragmen kartilago, tulang, atau meniskus intraartikuler. Pada palpasi dapat ditemukan krepitasi, efusi, dan nyeri sendi. Osteofit dapat menyebabkan tonjolan tulang yang dapat diraba dan dilihat, kerusakan progresif kartilago artikuler dan tulang subchondral dapat mengakibatkan luksasi sendi dan deformitas. Atrofi otot dapat terjadi pada kasus osteoartritis yang sudah lama. Dokter sering mendiagnosis osteoartritis berdasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Perubahan – perubahan yang nampak pada rontgen foto dapat digunakan penunjang, namun hubungan antara klinis dan perubahan radiografis bervariasi diantara pasien. Beberapa pasien dengan rontgen foto yang menunjukkan kerusakan sendi berat mengeluhkan gejala yang ringan, sedangkan pasien dengan rontgen foto yang menunjukkan kerusakan sendi minimal dapat 8
  • 9. mengeluhkan nyeri yang hebat. Perubahan radiografis yang tampak pada osteoartritis adalah adanya penyempitan spatium kartilago, peningkatan densitas tulang subchondral, dan adanya osteofit. Meskipun 3 marker radiografis dari degenerasi sendi ini sering muncul bersamaan, pada beberapa sendi hanya 1 atau 2 dari marker tersebut yang tampak di rontgen standar. Kista subchondral yang muncul pada osteoartritis memiliki ukuran yang berbeda-beda dan khas memiliki batas dengan densitas tulang. Benda-benda osteochondral yang lepas, tampak pada rontgen foto sebagai fragmen-fragmen tulang intra artikuler yang berasal dari pecahan permukaan sendi. Subluksasi, deformitas, dan malalignment sendi muncul pada tahap lanjut. Ankylosis tulang jarang terjadi. Pencitraan diagnostik tambahan, termasuk scanning tulang, CT, dan MRI akan sangat mambantu menilai stadium awal penyakit degeneratif sendi, tapi pemeriksaan ini jarang diperlukan untuk menegakkan diagnosis. F. Terapi F.1. Medikamentosa a. Lini Pertama Pengobatan OA yang ada saat ini barulah bersifat simptomatik dengan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) dikombinasi dengan program rehabilitasi dan proteksi sendi. Pada stadium lanjut dapat dipikirkan berbagai tindakan operatif. Pengetahuan tentang patogenesis OA mendorong para peneliti untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat menghambat perjalanan/progresivitas penyakit yang disebut sebagai Disease-Modifying Osteoarthritis Drugs (DMOA), sayang hingga saat ini obat tersebut masih dalam taraf penelitian. Tabel . Obat-obatan pada Penatalaksanaan OA Pengobatan simptomatik (* dalam penelitian) Short acting Obat antiinflamasi non steroid Analgetik non-antiinflamasi (opioid, non-opioid) Antispasmodik Long acting Depokortikosteroid infra-artikuler Asam hialuronat infra-artikuler* 9
  • 10. S-adenosilmetionin (SAM)* Kondroitin-sulfat oral* Glukosamin-sulfat (Dona)* Orgotein intra-artikuler* Diacerhein* Avocado/soy nonsaponifiables* Disease Modifying Osteoarthritis Drugs (* dalam penelitian) Tetrasiklin* Glycosaminoglycan polysulfuric acid (GAPS)* Glycosaminoglycan peptide complexes* Pentosan polysulfate* Growth factors dan sitokin (TGF-()* Tetapi genetik* Transplantasi stem cell den Osteochondral Graft* b. Lini Kedua Penggunaan nutrisi seperti glukosamin dan chondroitin sulfat msih controversial, pada penelitian masih belum menunjukkan hasil yang bagus. Injesi articular : - Dengan kortikosteroid, dapat menurunkan rasa sakit pada jangka waktu yang pendek - Dengan asam hialuronat dapat menurunkan sedikit rasa sakit Pemberian opioid dapat digunakan pada pasien dengan rasa sakit yang sangat berat dan pasien yang tidak kooperatif. 10
  • 11. F.2 Pembedahan Ada 2 tipe terapi pembedahan : Realignment osteotomi dan replacement joint 1. Realignment osteotomi Permukaan sendi direposisikan dengan cara memotong tulang dan merubah sudut dari weightbearing. Tujuan : Membuat karilago sendi yang sehat menopang sebagian besar berat tubuh. Dapat pula dikombinasikan dengan ligamen atau meniscus repair
  • 12. 2. Arthroplasty Permukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan permukaan sendi yang baru ditanam. Permukaan penunjang biasanya terbuat dari logam yang berada dalam high-density polyethylene. Macam-macam operasi sendi lutut untuk osteoarthritis : a) Partial replacement/unicompartemental b) High tibial osteotmy : orang muda c) Patella &condyle resurfacing d) Minimally constrained total replacement : stabilitas sendi dilakukan sebagian oleh ligament asli dan sebagian oelh sendi buatan. e) Cinstrained joint : fixed hinges : dipakai bila ada tulang hilang&severe instability.
  • 13. Indikasi total knee replacement : 1. Nyeri 2. Deformitas 3. Instability 4. Akibat dari Rheumatoid atau osteoarthritis Kontraindikasi : 1. Non fungsi otot ektensor 2. Neuromuscular dysfunction 3. Infection 4. Neuropathic Joint 5. Prior Surgical fusion Komplikasi : 1. Deep vein thrombosis 2. Infeksi 3. Loosening 4. Problem patella ; rekuren sublukssasi/dislokasi, loosening prostetic component, fraktur, catching soft tissue. 5. Tibial tray wear 6. Peroneal palsy 7. Fraktur supracondyl femur Keuntungan total knee replacement ; 1. Mengurangi nyeri 2. Meningkatkan mobilitas dan gerakan 3. Koreksi deformitas 4. Menambah kekuatan kaki (dengan latihan) 5. Meningkatkan kualitas hidup 13
  • 14. BAB III RANGKUMAN Etiopatogenesis osteoartritis sampai saat ini belum dapat dijelaskan melalui satu teori yang pasti. Telah diketahui bahwa tidak ada satupun pemeriksaan tunggal yang dapat menjelaskan proses kerusakan rawan sendi pada OA. OA diduga merupakan interaksi antara faktor intrinsik dan ekstrinsik dan OA merupakan keseimbangan di antara faktor.Diagnosis dan terapi yang tepat, termasuk edukasi pasien, dapat meminimalkan gejala dan membantu pasien memperthankan kualitas hidup. Untuk mencapai tujuan ini dokter harus mengerti patofisiologi degenerasi sendi dan hubungan antara degenerasi sendi dan sindron klinis osteoarthritis. Kerusakan yulang rawan sendi disebabkan oleh gangguan intregitas struktur kartilago sendi disertai ketidakseimbangan aktivitas anabolik dan katabolik jaringan. Proses degenerasi sendi bervariasi pada tiap pasien; pada beberapa pasien degenerasi berlangsung cepat dan ada juga yang berlangsung lambat, tetapi ada juga yang stabil. Pada kasus yang jarang perubahan sendi membaik dengan spontan. Meskipun degenerasi sendi adalah dasar penyebab gejala osteoartritis, termasuk nyeri dan kerusakan fungsi sendi. Tidak semua pasien dengan degenerasi sendi merasakan gejala osteoarthritis. Tatalakasana meliputi Disease Modifying Drugs dan prosedur bedah untuk menkoreksi abnormalitas mekanik, debridement sendi, dan menggantikan kartilago artikuler yang rusak dengan implant yang menstimulasi restorasi permukaan tulang rawan sendi. Artrithis inflamantorik terjadi bilateral. Pemeriksaan laboratorium bervariasi. Terapi awal arthritis inflamantori biasanya meliputi fisioterapi dan obat-obat anti inflamasi. DMARDs mempunnyai peran penting dalam jangka panjang dari penyakit ini. Penelitian tentang efektivitas TNF-α bloker dalam inflamantori sendi, menurut penelitian, penggunaan ini bermanfaat untuk menghambat kerusakan tulang yang dimediasi TNF-α melalui aksi mengurangi jumlah osteoclast dalam jaringan peradang. 14
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Barrack L, Booth E, et all. 2006. OKU : Orthopaedic Knowledge Update 3. Hip and Knee Reconstruction Chapter 16 : Osteoarthritis dan Arthritis Inflamatoric. Chapman, Michael W et al. 2001. Chapman’s Orthopaedic Surgery 3rd edition. Chapter 107: Osteotomies of The Knee For Osteoarthritis. Lippincott Williams & Wilkins. USA Fransisca, Frank J et al. 2007. 5-Minutes Orthopaedic Consult 2nd edition. Lippincott Williams & Wilkins.USA Isbagio, Harry. 2000. CDK: Struktur Rawan Sendi dan Perubahannya pada Osteoartritis. Cermin Dunia Kedokteran. 15
  • 16. REFRAT OSTEOARTRITIS Disusun Oleh : Boby Harul P, S.Ked G0003067 Penggalih M H, S.Ked G0003152 Pembimbing : dr. Ismail M, Sp. OT, FICS KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH ORTHOPEDI FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA 2008
  • 17. LEMBAR PENGESAHAN Refrat Bedah Ortopaedi dengan judul " OSTEOARTRITIS " yang disusun sebagai salah satu syarat Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Orthopaedi di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta selama menjalani stase di RS Orthopaedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta ini telah disetujui, disahkan, dan dipresentasikan di hadapan pembimbing. Hari Tanggal dr. Ismail M, Sp. OT, FICS. ii
  • 18. KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillaah penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatNya, sehingga dapat menyelesaikan refrat yang berjudul "Osteoartritis”. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada : 1. Direktur RS Orthopaedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta 2. Dr. Ismail M, Sp. OT selaku staff ahli bedah orthopaedi dan pembimbing pada pembuatan refrat ini. 3. Seluruh staff ahli bedah orthopaedi RS Orthopaedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. 4. Seluruh dokter, perawat, dan karyawan RS Orthopaedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Penyusun menyadari bahwa di dalam presentasi kasus ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan serta pengalaman, walaupun demikiab penyusun telah berusaha sebaik mungkin. Oleh karena itu, kritik dan saran yanng membangun sangat kami harapkan. Surakarta, November 2008 Penyusun iii
  • 19. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.....................................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN............................................................................iii DAFTAR ISI .................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN............................................................................1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................2 A. Definisi................................................................................2 B. Etiologi................................................................................2 C. Patogenesis..........................................................................4 D. Faktor Resiko......................................................................6 E. Diagnosis............................................................................7 F. Terapi..................................................................................9 BAB III RANGKUMAN.............................................................................12 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................13 iv