SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Yasmine Amalia Rusnandha
8H
27
PPKn – Disiplin itu Indah
Pengertian Peraturan Perundang-
undangan Nasional
 UU No. 12 Tahun 2011 “Peraturan perundang-
undangan adalah peraturan tertulis yang memuat
norma hukum yang mengikat secara umum dan
dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara
atau pejabat yang berwewenang melalui
prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan
Perundang-undangan.”
Tata Urutan Peraturan Perundang-
undangan di Indonesia
 Dasar peraturan perundang-undangan selalu
peraturan perundang-undangan.
 Hanya peraturan perundang-undangan tertentu
saja yang dapat dijadikan landasan yudiris.
 Peraturan perundang-undangan yang masih
berlaku hanya dapat dihapus atau dicabut oleh
peraturan perundang-undangan yang sederajat
atau lebih tinggi,
 Peratuan perundang undangan yang baru
mengesampingkan yang lama.
 Peratuan perundang-undangan yang lebih tinggi
mengeyampingkan peraturan perundang-
undangan yang lebih rendah.
 Peraturan perundang-undangan yang bersifat
khusus mengenyampingakan peraturan
perundang-undangan yang bersifat umum.
 Setiap jenis peraturan perundang-undangan
memiliki materi yang berbeda.
Sesuai pasal 7 UU No. 12 Tahun 2011
peraturan perundang-undangan terdiri
atas
 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Ketetapan MPR
 UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UU
 Peraturan Pemerintah (PP)
 Peraturan Presiden (Perpres)
 Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi)
 Peraturan Daerah Kota/Kabupaten (Perda
Kota/Kabupaten)
Asas-asas Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan menurut pasal
5
 Kejelasan Tujuan harus mempunyai tujuan
yang jelas yang hendak dicapai.
 Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat
setiap jenis peraturan perundang-undangan
harus dibuat oleh lembaga negara atau pejabat
pembentuk yang berwewenang. Jika tidak,
peraturan perundang-undangan tersebut
dibatalkan.
 Kesesuaian antar jenis, hirarki dan materi muatan
harus benar-benar memperhatikan materi muatan
yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki
peraturan perundang-undangan
 Dapat dilaksanakan harus memperhitungkan
efektivitas peraturan perundang-undangan
tersebut di dalam masyarakat secara filosofis,
sosiologis, dan yudiris.
 Kejelasan rumusan harus memenuhi
persyaratan teknis penyusunan peraturan
perundang-undangan sistematikan, pilihan kata
atau istilah serta bahasa hukum yang jelas dan
mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan
makna ganda.
 Keterbukaan dalam pembentukan mulai dari
perencanaan, penyusunan, pembahasan,
pengesahan atau penetapanm dan
pengundangan bersifat transparan dan terbuka.
Asas-asas Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan menurut pasal
6
 Pengayoman harus berfungsi memberikan
perlindungan untuk menciptakan ketentraman
masyarakat.
 Kemanusiaan harus mencerminkan perlindungan
dan penghormatan HAM serta harkat dan martabat
warga Indonesia secara proposional.
 Kekeluargaan harus mencerminkan musyawarah
untuk mencapai mufakat daam pengambilan
keputusan.
 Kenusantaraan senantiasa memperhatikan
kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan Materi
Muatan Peraturan Perundang-undangan yang dibuat
di daerah merupakan bagian dari sistem hukum
nasional yang berdasar pada UUD 1945 dan
 Bhinneka Tunggal Ika harus memperhatikan
keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi
khusus daerah serta serta budaya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
 Keadilan harus mencerminkan keadilan secara
proposional bagi setiap warga negara.
 Kesamaan kedudukan tidak boleh memuat hal yang
bersifat membedakab berdasarkan latar belakang antara
lain, SARA, gender, atau status sosial.
 Ketertiban dan kepastian hukum harus dapat
mewujudkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan
kepastian hukum.
 Keseimbangan, keselarasan, dan keserasian harus
mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan
keselarasan, antara kepentingan individum masyarakat,
dan kepentingan bangsa dan negara.
Proses Pembuatan Peraturan
Perundang-undangan di Inodnesia
 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
secara historis UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 disusun oleh BPUPKI dan
ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945.
MPR berwewenang mengubah dan
menetapkan UUD sesuai pasal 3 ayat (1). Sudah
dilakukan perubahan sebanyak 4x.
Tata cara perubahan UUD 1945, antara lain
a. Usul perubahan pasal-pasal diajukan oleh
sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota
MPR dan disampaikan secara tertulis serta
alasannya.
b. Sidang MPR untuk mengubah pasal-pasal
dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 anggota MPR.
c. Putusan untuk mengubah disetujui oleh
sekurang-kurangnya 50%+1 anggota MPR.
d. Khusus mengenai bentuk NKRI tidak dapat
dilakukan perubahan
Kesepakatan dasar dalam mengubah UUD Negara
Repbulik Indonesia Tahun 1945:
a. Tidak mengubah Pembukaan UUD Negara
Repbulik Tahun 1945.
b. Tetap mempertahankan Negara Republik Kesatuan
Indonesia.
c. Mempertegas sistem pemerintah presidensial.
d. Penjelasan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang memuat hal-ha bersifat normatif (bukan)
akan dimasukkan ke pasal-pasal.
e. Melakukan perubahan dengan cara adendum,
menambah pasal perubahan tanpa menghilangkan
pasal sebelumnya. Tujuannya untuk kepentingan
bukti sejarah.
 Ketetapan MPR
Tingkat I: Pembahasan oleh badan pekerja Majelis(BP
MPR) menghasilkan Rancangan
Ketetapan/keputusan majelis sebagai bahan
pembicaraan Tingkat II.
Tingkat II:pembahasan olehRapat paripurna majelis yg
didahului oleh penjelasan pimpinan dan dilanjutkan
dgn pemandangan umun fraksi-fraksi.
Tingkat III: Pembahasan oleh komisi/panitia Ad Hoc
Majelis terhadap semua hasil pembicaraan Tingkat I
& II,Pembahasan tingkat III merupakan Rancanan
Ketetapan /keputusan Majelis.
Tingkat IV: Pengambilan putusan oleh rapat paripurna
Majelis setelah mendengar Laporan Pimpinan
Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis dan bilamana perlu dgn
kata terakhir dari fraksi.
 UU dam Peraturan Pemerintah Pengganti UU
usulan oleh DPR
DPR mengajukan RUU secara tertulis kepada Presiden
Presiden menugasi mentri terkai untuk membahas RUU bersama
DPR.
RUU disetujui DPR dan Presiden. Presiden mengesahkan menjadi
Undang-undang.
diusulkan oleh Presiden
Presiden mengajukan RUU kepada Pimipinan DPR, memuat
mentri terkait untuk membahas bersama DPR.
DPR bersama Pemerintah membahas RUU dari Presiden.
RUU disetujui DRP dan Presiden. Presiden mengesahkan menjadi
UU.
diusulkan DPD
DPD mengajukan RRU kepada DPR secara tertulis.
DPD membahas RRU dari DPD melalui alat kelengkapan DPR.
DPR mengajukan RUU secara tertulis kepada Presiden.
Presiden menugasi mentri terkait untuk mebahas RUU bersama
DPR.
RUU distujui DPR dan Presdien. Presiden mengesahkan menjadi
UU.
 Peraturan Pemerintah
Tahap perencanaan rancangan PP disiapkan oleh
kementiran/lembaga nonkementrian sesuai dengan bidang
tugasnya.
Tahap penyusunan rancangan PP, dengan membentuk panitia
antakementrian/lembaga nonkementrian.
Taha[ penetapan dan pengundangan, PP ditetapkan Presiden
kemudian diundangkan oleh Sekretaris Negara.
 Peraturan Presiden
Pemebentuk panitia antarkementrian/lembaga nonkementrian oleh
pengusul.
Pengharmonisan, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
Rancangan pemerintahan di bidang hukum.
Pengesahan dan penetapan oleh Presdien.
 Peraturan Daerah Provinsi
diusulkan oleh DPRD Provinsi
DPRD Provinsi mengajukan rancangan Perda kepada Gubernur
secara tertulis.
DPRD Provinsi membahas rancangan Perda Provinsi bersama
Gubernur.
Disetujui bersama. Gubernur mengesahkan menjadi Perda
Provinsi.
diusulkan oleh Gubernur
Gubernur mengajukan rancangan Perda kepada DPRD Provinsi
secara tertulis.
DPRD Provinsi membahas rancangan Perda bersama Gubernur.
Rancangan Perda disetujui bersama, kemudian disahkan
Gubernur menjadi Perda Provinsi.
 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
diusulkan oleh DPRD Kabupaten/Kota
DPRD Kabupaten/Kota mengajukan rancangan perda kepada
Walikota/Bupati.
DPRD Kabupaten/Kota membahan rancangan Perda bersama
Walikota/Bupati.
Disetujui bersama, kemudia disahkan Walikota/Bupati sebagai Perda
Kabupaten/Kota.
diusulkan oleh Walikota/Bupati
Bupati/Walikota mengajukan rancangan Perda secara tertulis kepada
DPRD Kota/Provinsi.
DPRD Kota/Kabupaten membahas rancangan Perda bersama
Walikota/Bupati.
Disetujui bersama, lalu disahkan oleh Walikota/Bupati.

More Related Content

What's hot

Sitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaSitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaAmran Jaya
 
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...Nugroho Ariwibowo
 
Lembaga lembaga Negara pdf
Lembaga lembaga Negara pdfLembaga lembaga Negara pdf
Lembaga lembaga Negara pdfIdris Miaus
 
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAIda Suryaningsih
 
8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negaranurul khaiva
 
Lembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnya
Lembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnyaLembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnya
Lembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnyaOperator Warnet Vast Raha
 
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Belum Kerja
 
Makalah pancasila tentang struktur pemerintahan di indonesia berdasarkan uud ...
Makalah pancasila tentang struktur pemerintahan di indonesia berdasarkan uud ...Makalah pancasila tentang struktur pemerintahan di indonesia berdasarkan uud ...
Makalah pancasila tentang struktur pemerintahan di indonesia berdasarkan uud ...rudi romo
 
Lembaga negara legislatif
Lembaga negara legislatifLembaga negara legislatif
Lembaga negara legislatifrizqialfadly
 
Tugas PKN - Struktur Pemerintahan
Tugas PKN - Struktur PemerintahanTugas PKN - Struktur Pemerintahan
Tugas PKN - Struktur Pemerintahanwylson123
 
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahannurul khaiva
 
Lembaga-Lembaga Negara Republik Indonesia
Lembaga-Lembaga Negara Republik IndonesiaLembaga-Lembaga Negara Republik Indonesia
Lembaga-Lembaga Negara Republik IndonesiaAriq Ridhwan Arya Putra
 
Sistem pemerintahan pusat
Sistem pemerintahan pusatSistem pemerintahan pusat
Sistem pemerintahan pusatciciliaintan
 

What's hot (20)

Sitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaSitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesia
 
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
 
Pkn broh
Pkn brohPkn broh
Pkn broh
 
Lembaga lembaga Negara pdf
Lembaga lembaga Negara pdfLembaga lembaga Negara pdf
Lembaga lembaga Negara pdf
 
Makalah dpr
Makalah dprMakalah dpr
Makalah dpr
 
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
 
Sistem pemerintahan pusat
Sistem pemerintahan pusatSistem pemerintahan pusat
Sistem pemerintahan pusat
 
8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara
 
Lembaga independen
Lembaga independenLembaga independen
Lembaga independen
 
Lembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnya
Lembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnyaLembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnya
Lembaga – lembaga negara, fungsi dan tugasnya
 
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
 
Makalah pancasila tentang struktur pemerintahan di indonesia berdasarkan uud ...
Makalah pancasila tentang struktur pemerintahan di indonesia berdasarkan uud ...Makalah pancasila tentang struktur pemerintahan di indonesia berdasarkan uud ...
Makalah pancasila tentang struktur pemerintahan di indonesia berdasarkan uud ...
 
Lembaga negara legislatif
Lembaga negara legislatifLembaga negara legislatif
Lembaga negara legislatif
 
Badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif
Badan eksekutif, legislatif, dan yudikatifBadan eksekutif, legislatif, dan yudikatif
Badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif
 
Tugas pokok dan fungsi eksekutif
Tugas pokok dan fungsi eksekutifTugas pokok dan fungsi eksekutif
Tugas pokok dan fungsi eksekutif
 
Tugas PKN - Struktur Pemerintahan
Tugas PKN - Struktur PemerintahanTugas PKN - Struktur Pemerintahan
Tugas PKN - Struktur Pemerintahan
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
 
Lembaga-Lembaga Negara Republik Indonesia
Lembaga-Lembaga Negara Republik IndonesiaLembaga-Lembaga Negara Republik Indonesia
Lembaga-Lembaga Negara Republik Indonesia
 
Sistem pemerintahan pusat
Sistem pemerintahan pusatSistem pemerintahan pusat
Sistem pemerintahan pusat
 

Viewers also liked

Presentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusiPresentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusitri wulandari
 
Pola Hidup Sederhana Yang Berkualitas
Pola Hidup Sederhana  Yang BerkualitasPola Hidup Sederhana  Yang Berkualitas
Pola Hidup Sederhana Yang Berkualitaselisustiar
 
PPT Perilaku Menyimpang Dikalangan Remaja
PPT Perilaku Menyimpang Dikalangan RemajaPPT Perilaku Menyimpang Dikalangan Remaja
PPT Perilaku Menyimpang Dikalangan Remajakaika93
 
06 rendah hati, hemat dan sederhana
06 rendah hati, hemat dan sederhana06 rendah hati, hemat dan sederhana
06 rendah hati, hemat dan sederhanaFasta Qoirita
 
POLAHIDUP SEDERHANA PPT
POLAHIDUP SEDERHANA PPTPOLAHIDUP SEDERHANA PPT
POLAHIDUP SEDERHANA PPTyulianaika61
 
Materi rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih mulia
Materi rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih muliaMateri rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih mulia
Materi rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih muliayukbelajar
 
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk MI/SD Kelas 5
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk MI/SD Kelas 5Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk MI/SD Kelas 5
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk MI/SD Kelas 5Amphie Yuurisman
 
Pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai wujud disiplin
Pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai wujud disiplinPelaksanaan tata tertib sekolah sebagai wujud disiplin
Pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai wujud disiplinMaftukah Ara
 
Masalah Disiplin dan Masalah Tingkah Laku Pelajar
Masalah Disiplin dan Masalah Tingkah Laku PelajarMasalah Disiplin dan Masalah Tingkah Laku Pelajar
Masalah Disiplin dan Masalah Tingkah Laku PelajarSyuhada Opandi
 
Power point (tugas individu) Disiplin....... untuk kelas 2 sekolah dasar....
Power point (tugas individu) Disiplin....... untuk kelas 2 sekolah dasar....Power point (tugas individu) Disiplin....... untuk kelas 2 sekolah dasar....
Power point (tugas individu) Disiplin....... untuk kelas 2 sekolah dasar....uswaroy
 

Viewers also liked (20)

Kedisiplinan pkn
Kedisiplinan pknKedisiplinan pkn
Kedisiplinan pkn
 
Presentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusiPresentation .membina kesadaran berkonstitusi
Presentation .membina kesadaran berkonstitusi
 
Pola Hidup Sederhana Yang Berkualitas
Pola Hidup Sederhana  Yang BerkualitasPola Hidup Sederhana  Yang Berkualitas
Pola Hidup Sederhana Yang Berkualitas
 
islam disiplin ilmu
islam disiplin ilmuislam disiplin ilmu
islam disiplin ilmu
 
ISLAM DAN DISIPLIN ILMU EKONOMI
ISLAM DAN DISIPLIN ILMU EKONOMI ISLAM DAN DISIPLIN ILMU EKONOMI
ISLAM DAN DISIPLIN ILMU EKONOMI
 
PPT Perilaku Menyimpang Dikalangan Remaja
PPT Perilaku Menyimpang Dikalangan RemajaPPT Perilaku Menyimpang Dikalangan Remaja
PPT Perilaku Menyimpang Dikalangan Remaja
 
Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpangPerilaku menyimpang
Perilaku menyimpang
 
06 rendah hati, hemat dan sederhana
06 rendah hati, hemat dan sederhana06 rendah hati, hemat dan sederhana
06 rendah hati, hemat dan sederhana
 
POLAHIDUP SEDERHANA PPT
POLAHIDUP SEDERHANA PPTPOLAHIDUP SEDERHANA PPT
POLAHIDUP SEDERHANA PPT
 
01. agama islam sd mi
01. agama islam sd mi01. agama islam sd mi
01. agama islam sd mi
 
Materi rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih mulia
Materi rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih muliaMateri rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih mulia
Materi rendah hati, hemat, sederhana membuat hidup menjadi lebih mulia
 
DISIPLIN KEILMUANDALAM ISLAM
DISIPLIN KEILMUANDALAM ISLAMDISIPLIN KEILMUANDALAM ISLAM
DISIPLIN KEILMUANDALAM ISLAM
 
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk MI/SD Kelas 5
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk MI/SD Kelas 5Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk MI/SD Kelas 5
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk MI/SD Kelas 5
 
Pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai wujud disiplin
Pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai wujud disiplinPelaksanaan tata tertib sekolah sebagai wujud disiplin
Pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai wujud disiplin
 
Masalah Disiplin dan Masalah Tingkah Laku Pelajar
Masalah Disiplin dan Masalah Tingkah Laku PelajarMasalah Disiplin dan Masalah Tingkah Laku Pelajar
Masalah Disiplin dan Masalah Tingkah Laku Pelajar
 
penyimpangan sosial
penyimpangan sosialpenyimpangan sosial
penyimpangan sosial
 
Penyimpangan sosial
Penyimpangan sosialPenyimpangan sosial
Penyimpangan sosial
 
Power point (tugas individu) Disiplin....... untuk kelas 2 sekolah dasar....
Power point (tugas individu) Disiplin....... untuk kelas 2 sekolah dasar....Power point (tugas individu) Disiplin....... untuk kelas 2 sekolah dasar....
Power point (tugas individu) Disiplin....... untuk kelas 2 sekolah dasar....
 
Kedisiplinan
KedisiplinanKedisiplinan
Kedisiplinan
 
Disiplin Rohani
Disiplin RohaniDisiplin Rohani
Disiplin Rohani
 

Similar to PPKn – disiplin itu indah

Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slideSomewhere
 
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docxSoal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docxRezaOktaviaPutra
 
Filosofis pendidikan
Filosofis pendidikanFilosofis pendidikan
Filosofis pendidikannovianafarida
 
Ppt tentang Eksekutif Legislatif dan Yudikatif - ppkn
Ppt tentang Eksekutif Legislatif dan Yudikatif - ppknPpt tentang Eksekutif Legislatif dan Yudikatif - ppkn
Ppt tentang Eksekutif Legislatif dan Yudikatif - ppknIrfanHakim54
 
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAKONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAar00927
 
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1AlImamIslamicSchool
 
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptxPPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptxYanuar Pamungkas
 
HTN_Andi Reza.pptx
HTN_Andi Reza.pptxHTN_Andi Reza.pptx
HTN_Andi Reza.pptxAndiReza15
 
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfVyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfodisyahputra1
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)sunnysidemochi
 
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Izzatul Ulya
 
Sitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaSitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaAmran Jaya
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiNandya Guvita
 
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptxPPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptxFaturrohmanNurhabibi
 
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxKULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxprimakarya2
 

Similar to PPKn – disiplin itu indah (20)

Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slide
 
Power point p kn 5 sd 1
Power point p kn 5 sd 1Power point p kn 5 sd 1
Power point p kn 5 sd 1
 
Power point p kn 5 sd 1
Power point p kn 5 sd 1Power point p kn 5 sd 1
Power point p kn 5 sd 1
 
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docxSoal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
Soal Latihan Bab 3--M.Rava.M..8B.docx
 
Filosofis pendidikan
Filosofis pendidikanFilosofis pendidikan
Filosofis pendidikan
 
Ppt tentang Eksekutif Legislatif dan Yudikatif - ppkn
Ppt tentang Eksekutif Legislatif dan Yudikatif - ppknPpt tentang Eksekutif Legislatif dan Yudikatif - ppkn
Ppt tentang Eksekutif Legislatif dan Yudikatif - ppkn
 
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAKONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
 
Ipu
IpuIpu
Ipu
 
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptxPPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
 
Undang-Undang
Undang-UndangUndang-Undang
Undang-Undang
 
HTN_Andi Reza.pptx
HTN_Andi Reza.pptxHTN_Andi Reza.pptx
HTN_Andi Reza.pptx
 
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdfVyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
Vyra Maharani Kamase-D10119479.pdf
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan i (6)
 
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
 
Tugas dan wewenang lembaga negara
Tugas dan wewenang lembaga negaraTugas dan wewenang lembaga negara
Tugas dan wewenang lembaga negara
 
Sitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesiaSitem pemerintahan indonesia
Sitem pemerintahan indonesia
 
Pembentuka per uu ii
Pembentuka per uu iiPembentuka per uu ii
Pembentuka per uu ii
 
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptxPPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
PPT 2 BAB 3 PROSES PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.pptx
 
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptxKULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
KULIAH-HUKUM-TATA-NEGARA2-M.-Yusrizal.pptx
 

Recently uploaded

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 

Recently uploaded (20)

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

PPKn – disiplin itu indah

  • 1. Yasmine Amalia Rusnandha 8H 27 PPKn – Disiplin itu Indah
  • 2. Pengertian Peraturan Perundang- undangan Nasional  UU No. 12 Tahun 2011 “Peraturan perundang- undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwewenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.”
  • 3. Tata Urutan Peraturan Perundang- undangan di Indonesia  Dasar peraturan perundang-undangan selalu peraturan perundang-undangan.  Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat dijadikan landasan yudiris.  Peraturan perundang-undangan yang masih berlaku hanya dapat dihapus atau dicabut oleh peraturan perundang-undangan yang sederajat atau lebih tinggi,  Peratuan perundang undangan yang baru mengesampingkan yang lama.
  • 4.  Peratuan perundang-undangan yang lebih tinggi mengeyampingkan peraturan perundang- undangan yang lebih rendah.  Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus mengenyampingakan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum.  Setiap jenis peraturan perundang-undangan memiliki materi yang berbeda.
  • 5. Sesuai pasal 7 UU No. 12 Tahun 2011 peraturan perundang-undangan terdiri atas  UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945  Ketetapan MPR  UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UU  Peraturan Pemerintah (PP)  Peraturan Presiden (Perpres)  Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi)  Peraturan Daerah Kota/Kabupaten (Perda Kota/Kabupaten)
  • 6. Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan menurut pasal 5  Kejelasan Tujuan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.  Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga negara atau pejabat pembentuk yang berwewenang. Jika tidak, peraturan perundang-undangan tersebut dibatalkan.  Kesesuaian antar jenis, hirarki dan materi muatan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan
  • 7.  Dapat dilaksanakan harus memperhitungkan efektivitas peraturan perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat secara filosofis, sosiologis, dan yudiris.  Kejelasan rumusan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan sistematikan, pilihan kata atau istilah serta bahasa hukum yang jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan makna ganda.  Keterbukaan dalam pembentukan mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapanm dan pengundangan bersifat transparan dan terbuka.
  • 8. Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan menurut pasal 6  Pengayoman harus berfungsi memberikan perlindungan untuk menciptakan ketentraman masyarakat.  Kemanusiaan harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan HAM serta harkat dan martabat warga Indonesia secara proposional.  Kekeluargaan harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat daam pengambilan keputusan.  Kenusantaraan senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasar pada UUD 1945 dan
  • 9.  Bhinneka Tunggal Ika harus memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah serta serta budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.  Keadilan harus mencerminkan keadilan secara proposional bagi setiap warga negara.  Kesamaan kedudukan tidak boleh memuat hal yang bersifat membedakab berdasarkan latar belakang antara lain, SARA, gender, atau status sosial.  Ketertiban dan kepastian hukum harus dapat mewujudkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan kepastian hukum.  Keseimbangan, keselarasan, dan keserasian harus mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan individum masyarakat, dan kepentingan bangsa dan negara.
  • 10. Proses Pembuatan Peraturan Perundang-undangan di Inodnesia  UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara historis UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disusun oleh BPUPKI dan ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. MPR berwewenang mengubah dan menetapkan UUD sesuai pasal 3 ayat (1). Sudah dilakukan perubahan sebanyak 4x.
  • 11. Tata cara perubahan UUD 1945, antara lain a. Usul perubahan pasal-pasal diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR dan disampaikan secara tertulis serta alasannya. b. Sidang MPR untuk mengubah pasal-pasal dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 anggota MPR. c. Putusan untuk mengubah disetujui oleh sekurang-kurangnya 50%+1 anggota MPR. d. Khusus mengenai bentuk NKRI tidak dapat dilakukan perubahan
  • 12. Kesepakatan dasar dalam mengubah UUD Negara Repbulik Indonesia Tahun 1945: a. Tidak mengubah Pembukaan UUD Negara Repbulik Tahun 1945. b. Tetap mempertahankan Negara Republik Kesatuan Indonesia. c. Mempertegas sistem pemerintah presidensial. d. Penjelasan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memuat hal-ha bersifat normatif (bukan) akan dimasukkan ke pasal-pasal. e. Melakukan perubahan dengan cara adendum, menambah pasal perubahan tanpa menghilangkan pasal sebelumnya. Tujuannya untuk kepentingan bukti sejarah.
  • 13.  Ketetapan MPR Tingkat I: Pembahasan oleh badan pekerja Majelis(BP MPR) menghasilkan Rancangan Ketetapan/keputusan majelis sebagai bahan pembicaraan Tingkat II. Tingkat II:pembahasan olehRapat paripurna majelis yg didahului oleh penjelasan pimpinan dan dilanjutkan dgn pemandangan umun fraksi-fraksi. Tingkat III: Pembahasan oleh komisi/panitia Ad Hoc Majelis terhadap semua hasil pembicaraan Tingkat I & II,Pembahasan tingkat III merupakan Rancanan Ketetapan /keputusan Majelis. Tingkat IV: Pengambilan putusan oleh rapat paripurna Majelis setelah mendengar Laporan Pimpinan Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis dan bilamana perlu dgn kata terakhir dari fraksi.
  • 14.  UU dam Peraturan Pemerintah Pengganti UU usulan oleh DPR DPR mengajukan RUU secara tertulis kepada Presiden Presiden menugasi mentri terkai untuk membahas RUU bersama DPR. RUU disetujui DPR dan Presiden. Presiden mengesahkan menjadi Undang-undang.
  • 15. diusulkan oleh Presiden Presiden mengajukan RUU kepada Pimipinan DPR, memuat mentri terkait untuk membahas bersama DPR. DPR bersama Pemerintah membahas RUU dari Presiden. RUU disetujui DRP dan Presiden. Presiden mengesahkan menjadi UU.
  • 16. diusulkan DPD DPD mengajukan RRU kepada DPR secara tertulis. DPD membahas RRU dari DPD melalui alat kelengkapan DPR. DPR mengajukan RUU secara tertulis kepada Presiden. Presiden menugasi mentri terkait untuk mebahas RUU bersama DPR. RUU distujui DPR dan Presdien. Presiden mengesahkan menjadi UU.
  • 17.  Peraturan Pemerintah Tahap perencanaan rancangan PP disiapkan oleh kementiran/lembaga nonkementrian sesuai dengan bidang tugasnya. Tahap penyusunan rancangan PP, dengan membentuk panitia antakementrian/lembaga nonkementrian. Taha[ penetapan dan pengundangan, PP ditetapkan Presiden kemudian diundangkan oleh Sekretaris Negara.
  • 18.  Peraturan Presiden Pemebentuk panitia antarkementrian/lembaga nonkementrian oleh pengusul. Pengharmonisan, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan pemerintahan di bidang hukum. Pengesahan dan penetapan oleh Presdien.
  • 19.  Peraturan Daerah Provinsi diusulkan oleh DPRD Provinsi DPRD Provinsi mengajukan rancangan Perda kepada Gubernur secara tertulis. DPRD Provinsi membahas rancangan Perda Provinsi bersama Gubernur. Disetujui bersama. Gubernur mengesahkan menjadi Perda Provinsi.
  • 20. diusulkan oleh Gubernur Gubernur mengajukan rancangan Perda kepada DPRD Provinsi secara tertulis. DPRD Provinsi membahas rancangan Perda bersama Gubernur. Rancangan Perda disetujui bersama, kemudian disahkan Gubernur menjadi Perda Provinsi.
  • 21.  Peraturan Daerah Kabupaten/Kota diusulkan oleh DPRD Kabupaten/Kota DPRD Kabupaten/Kota mengajukan rancangan perda kepada Walikota/Bupati. DPRD Kabupaten/Kota membahan rancangan Perda bersama Walikota/Bupati. Disetujui bersama, kemudia disahkan Walikota/Bupati sebagai Perda Kabupaten/Kota.
  • 22. diusulkan oleh Walikota/Bupati Bupati/Walikota mengajukan rancangan Perda secara tertulis kepada DPRD Kota/Provinsi. DPRD Kota/Kabupaten membahas rancangan Perda bersama Walikota/Bupati. Disetujui bersama, lalu disahkan oleh Walikota/Bupati.